You are on page 1of 24

PROPOSAL PENELITIAN

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TWNTANG

PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KAMBANIRU KECAMATAN KAMBERA KABUPATEN

SUMBA TIMUR

Proposal Penelitian Ini Di Ajukan Untuk Melakukan Penelitian

OLEH

MARYENSI MAHELI EHA


NIM:PO530320318720

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Demam berdarah

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang di sebabka

oleh Virus Dengue,terutama yang menyerang anak anak yang bertendensi menimbul kan syok

dan kematian.(Putu nova helinayati 2015).

Menurut World Health Organization (WHO),Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan

penyakit yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat tipe

Virus Dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot atau nyeri sendi. Pada Demam

Berdarah Dengue terjadi perembesan plasma yang di tandai dengan

hemokonsentrasi(Peningkatan hematocrit)atau penumpukan cairan di rongga tubuh (Putu nova

helinayati,2015

World Health Organization (WHO), mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus

DBD ter tinggi di Asia Tenggara dengan urutan nomor dua di dunia setelah Thailand

(Masyarakat 2017).

Data Indonesia yang di laporkan Kemenkes RI menujukkan kasus di Indonesia 138

mencapai 49.563 kasus sehingga 27 April 2020 (Rizal,2020). Provinsi NTT merupakan salah

satu Provinsi dengan jumlah kasus DBD yang tinggi setiap tahunnya di bandingkan dengan

Provinsi lainnya di Indonesia.


Data NTT Laporan Dinkes Provinsi NTT 2020 menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD di

NTT hingga 01 April 2020 adalah 4.518 kasus dengan 48 orang diantaranya meninggal dan ini

menunjukan bahwa jumlaah penderita DBD di kota kupang pada tanggal 01 April 2020

mencapai 578 Penderita DBD dan 6 orang meninggal dan pada bulan Februari 2020 Kupang

berada di urutan ke dua dengan kasus DBD yang belum teratasi secara maksimal.

Puskesmas Kambaniru merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Sumba Timur dengan

angka DBD 39 kasus pada tahun 2020.

Kejadiaan DBD di sumba timur yang saya amati selama ini yaitu kurangnya sebuah

pengetahuan masyarakat yang mempengaruhi perilaku. Masyarakat yang berpengatahuan tidak

baik dapat meningkatkan angka kesakitan dan masyarakat yang memiliki pengetahuan baik

angka kesakita menurun. Dalam melakukan pecegahan DBD kita perlu berbagi pengatahuan

untuk mengurangi angka ksakitan dengan melakukan pecegahan menggunakan obat

nyamuk ,memakai kelambu, mengenakan pakian tertutup, memakai larvasida pada penampung

air, meletakkan pakian bekas dalam tempat yang tertutup, gotong royong, dan melakukan (3M)

yaitu menguras,menutup dan mengubur

Peran Pemerintah dalam masyarakat sangat penting untuk masyarakat yang kurang

pengetahuan dalam pencegahan DBD dan membangkit semangat buat masyarakat yang

berpengatahuan baik agar tetap melakukan pecegahan DBD. Penentuan dari kurangnya angka

kesakitan yaitu ada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, dengan cara memantau daan

membantu masyarakat untuk mewujudkan hidup sehat.

Studi Pendahuluan metode yang di lakukan survei dan wawancara di Wilayah Kerja

Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur ada beberapa masalah
yang dapat menyebabkan DBD. Kondisi lingkungan yang kurang bersih yaitu adanya sampah

berserakan, pakian di gantung,pakian tidak di simpan pada tempat yang tertutup, dan bak kamar

mandi kurang bersih dan ada jentik nyamuk.Hasil wawancara pertama di Wilayah Kerja

Puskesmas Kambaniru terhadap 25 masyarakat yang di dapat bahwa masyarakat yang memiliki

pengetahuan 10 orang dan hanya 4 orang yang melakukan pecegahan DBD dengan

menguras,menutup, mengubur(3M) menyimpan pakian pada tempat yang tertututp, tidak

mengantung pakian dan lingkungannya bersih dan 15 orang belum memiliki pengatahuan dalam

pencegahan DBD .

Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Studi Deskriptif

Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Demam Bedarah Dengue (DBD) di Wilayah

Kerja Puskesmas Kambaaniru Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan DBD Di Wilayah Kerja Puskesmass

Kambaniru Kecamataan Kambera Kabupaten Sumba Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan DBD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kambaniru
1.4 Keaslian Peneliti

N Nama Judul Desain Variabel Istrumen Analisis Hasil

1 Fathi.,Soedjajadi K., Peran Faktor Cross Dependen Kuisioner Uji Hasil penelitian
lingkungan dan sectional adalah Statistik menunjukkan
Dan Chatarina U.W. Perilaku terhadap Lingkungan chi square bahwa tindakan
Penularan DBD dan Perilaku 3M berperan
(Maret-Juni 2004) di kota malang Masyarakat positif terhadap
yang Berperan Pencegahan
terhadap terjadinya KLB
terjadinya penyakit DBD di
Penularan Kota Mataram,
Penyakit DBD Chi-squar, p<0,05
dengan RR=2,65.

2 Manalu,H,S,P., Pengetahuan dan Cross Dependen Kuisioner Deskriptif Hasil penelitian


Perilaku Sectional adalah menunjukkan
Munif,A. Masyarakat Pengetahuan 92,8% responden
Dalam dan Perilaku tidak perna
(19 Desember 2016) Pencegahan DBD Masyarakat mendengar
tentang DBD DBD,775
responden
memiliki
Pengetahuan DBD
sebagai penyakit
menular, 81,5%
responden
memiliki
Pengetahuan cara
Penularan DBD
dengan gigitan
nyamuk sebesar
63,7% responden
melakukan
tindakan
Pencegahan
melalu
Pemberantasan
Saran Nyamuk.
3 Linawati Novikasari Hubungan Case Dependen Kuisioner Uji Hasil Penelitian
Pengetahuan control adalah Statistik adalah bahwa
(Tahun 2014) Orang Tua Hubungan chi square distribusi
Tentang DBD antar Tingkat frekuensi
Dengan Kejadian Pengetahuan responden dengan
DBD Pada Anak orang tua kategori
Di Puskesmas tentang DBD pengetahuan baik
Iring Mulyo Kota dengan 47`respondenmda(
Metro Tahun Kejadian DBD 71,2%) dan
2014 Pada Anak kategori
pengetahuan
kurang baik
sejumlah 19
responden(28,8%)
.Kelompok kasus
memiliki proporsi
responden dengan
kategori
pengetahuan yang
sama yaitu 50%
untuk masing-
masing kategori,
sedang kelompok
control memiliki
responden
terbanyak padaa
kategori
pengetahuan baik
sejumlah 36%
responden(81,8)
4 Sulaemana Engkeng, Hubungan Antar Cross Dependen Kuisioner Uji Hasil Penelitian
Roy Max Dotulong Pengetahuan Dan sectional adalah Statistik menunjukkan
Mewengkaang (Tahun Sikap Kepala Hubungan chi square tindakan baik
2015) Dengan Tindakan antara Sikap pengetahuan baik
Pemberantasan dan Tindakan 28 responden
Sarang Nyamuk Pemberantasan (63,6%) dan
DBD Di Sarang tingkat
Kelurahan Paniki Nyamun DBD pengetahuan baik
Bawah menunjukkan
Kecamatan tindakan tidak
Mapanget Kota baik 16 responden
Manado (36,4%).
Responden dengan
pengetahuan tidak
baik menunjukkan
tindakan baik 19
responden
(36,5%) dan
pengetahuan tidak
baik menunjukkan
tindakan tidak
baik 33 responden
(63,5%).

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

2.1.1 Pengertian DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang di sebabka

oleh Virus Dengue,terutama yang menyerang anak anak yang bertendensi menimbul kan syok

dan kematian.(Putu nova helinayati 2015).

Menurut World Health Organization (WHO),Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan

penyakit yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat tipe

Virus Dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot atau nyeri sendi. Pada Demam

Berdarah Dengue terjadi perembesan plasma yang di tandai dengan

hemokonsentrasi(Peningkatan hematocrit)atau penumpukan cairan di rongga tubuh (Putu nova

helinayati,2015

2.1.2 Etiologi

Demam Berdarah Dengue di sebabkan oleh virus dengue yang di tularkan oleh nyamuk.

Virus dengue ini termasuk kelompok B Arthropod Virus (Arbovirus) yang sekarang di kenal

sebagai Genus Flaviviru,Famili Flaviviride,dan mempunyai 4 jenis serotipe DEN-1,DEN 2,DEN

-3,dan DEN-4.Infeksi dari salah satu serotipe. Menimbulkan antibodi terhadap virus yang

bersangkutan,sedangkan aantibodi yang terbentuk untuk serotipe lain sangat kurang, sehingga

dapat memberikan perlindungan terhadap serotipe lain.Seorang yang tinggal di daerah endemis

dengue dapat terinfeksi oleh ¾ serotipe yang berbeda selama hidupnya . Serotipe DEN-3
merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi

klinik yang berat.

Menurut WHO kriteria demam berdarah dengue ialah demam yang berlangsung 2-7 hari ,

terdapat manifestasi pendarahan , trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/mm3), dan

peningkatan permeabilitas pembuluh darah .(Putu nova helinayati ,2015)

2.1.3 Epidemiologi DBD

Demam berdarah dengue merupakan penyakit mosquito-borne viral dengan penyebaran tercepat

di dunia. Setiap tahun di perkirakan terjadi sekitar 50 juta infeksi virus (WHO,2011).Sebanyak

70% popolasi berisiko terdapat di wilayah regional Asia Tenggsrs, pasifik bagian barat.Negara-

negara di daerah tersebut adalah Indonesia,Thailand,Myanmar,Sri Lanka, dan 30% populasi

berisiko lainnya terdapat di benua Afrika serta Amerika.

2.1.4 Patogenesis dan Potofisiologis DBD

DBD untuk pertama kalinya, sebagaian besar kasus DBD terjadi pada pasien dengan

infeksi sekunder.Hubungan antara kejadian DBD/DSS dengan infeksi DB sekunder melibatkan

sistem imum pada patogenesisnya.Baik imunitas alamilah seperti sistem komplemen dan sel NK,

maupun imunitas adaptif termasuk humoral dan imunitas dimediasi sel terlibat dalam proses ini.

Kenaikan aktivitas imun, khususnya pada infeksi sekunder, menyebabkan respon sitokin yang

berlebihan sehingga merubah permeabilitas pembuluh darah. Selain itu, produk dari virus seperti

NSI juga berperan dalam mengatur aktivitas komplemen dan permeabilitas pembuluh darah.
Tanda penting dari DBD adalah meningkatkan permeabilitas vascular sehingga terjadi

kebocoran plasma volume intravascular berkurang, dan syok di kasus yang parah . kebocoran

plasma bersifat unik karena plasma yang bocor selektif, yaitu di pleura dan rongga abdomen

serta periodenya pendek (24-48 jam). pemulihan cepat dari syok tanpa sequele dan tidak adanya

inflamasi pada pleura dan peritoneum mengindikasikan mekanisme yang terjadi adalah

perubahan fungsi integritas vascular, bukan kerusakan struktural dari endotel.

Infeksi virus denguemengakibatkan munculnya respon imun baik humoral maupun

selular, mulai terbentuk pada infeksi primer dan akan meningkat (booster effect) pada infeksi

sekunder .Antibodi tersebut dapat ditemukan dalam darah pada demam hari ke-5, meningkatkan

pada minggu pertama-ketiga, dan menghilang setelah 60-90 hari.

2.1.5 Faktor Risiko DBD

Faktor resiko individu yang menentukan beratnya penyakit adalah infeksi

sekunder,usia,etnisitas dan penyakit kronis(asam bronkial,anemia,sel sabit dan diabetes melitus).

Pada anak-anak muda mungkin kurang mampu untuk mengkompensasi kebocoran kapiler dari

pada orang dewasa dan akibatnya berisiko lebih besar mengalami syok dengue.

Pada wanita lebih berisiko mendapatkan manifestasi berat setelah terinfeksi virus dengue

(DBD) karena secara teori di yakini waanita lebih cenderung dapat meningkat permeabilitas

kapiler di bandingkan dengan laki-laki. Selain itu,orang kulit putih infeksi virus dengue lebih

berat di bandingkan dengan orang kulit hitam (negro)karena virus lebih banyak berkembang biak

pada sel mononuklear orang kulit putih. Infeksi virus dengan lebih sering terjadi pada orang

yang memiliki status gizi yang baik di banding dengan orang malnutrisi.Pada orang yang
memiliki indeks massa tubuh tinggi,kapiler mereka secara intriksik lebih mungkin bocor

sehingga bias menjadi lebih buruk dalam infeksi dengue.

2.1.6 Manifestasi Klinis DBD

Manifestasi klinik untuk demam berdarah dengue (DBD) yaitu:

 Demam tinggi, timbul mendadak kontinua,kadang bifasik

 Berlangsung antara2-7 hari.

 Muka kemerahan

 Nyeri epigastric,muntah,nyeri abdomen difus.

 Disertai sakit tenggorok

 Faring dan kunjungtiva yang kemerahan

 Dapat di sertai kejang demam

Adapun tanda bahaya yaitu fase Efebris klinis tidak ada berbaikan atau memburuk,tidak

mau minum,muntah terus-terus, nyeri perut hebat,gelisah, perubahan perilaku,perdarahan

mimisan,muntah dan BAB hitam, menstruasi berlebihan, urin berwarna hitam/hemoglobinuria

ataau hematuria,pening,pucat (tangan kaki teraba dingin), diuresis berkurang dalam 4-6 jam.

Warning tersebut di gunakan untuk menilai syok pada penderita DBD.

Tanda atau gejala DBD yang muncul seperti bitnik-bintik merah pada kulit. Selain itu

suhu badan lebih dari 38oc badan terasalemas dan lesu,gelisah,ujung tangan dan kaki dingin

berkeringat,nyeri ulu hati, dan muntah.Dapat pula di sertai perdarahan seperti mimisan dan

buang air besar bercampur darah serta turunnnya jumlah trombosit hingga 100.00/mm.

2.1.6 Diagnosa
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosa DBD di tegakkan semua hal di bawah ini:

1. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya bifasik.

2. Trombositopenia(jumlah trombosit <100.000/uL).

3. Terdapat minimal satu atau tanda-tanda perembesan plasma sebagai berikut efusi

pleura,asites atau hipopro-teinemia(wowor,2013)

2.1.7 Pemeriksaan laboratorium DBD

Menegakkan diagnosa infeksi dengue dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium

sangat berperan penting pada perawatan pasien,surveillans epidemiologi, pemahaman

pathogenesis infeksi dengue dan riset formulasi vaksi. Diagnosa definitive infeksi virus dengue

hanya dapa di lakukan di laboratorium dengan cara isolasi virus, deteksi antigen virus atau RNA

dalam serum atau jaringan tubuh(PCR),dan deteksi spesifik dalam serum pasien. Pemeriksaan

laboratorium yang di lakukan adalah pemeriksaan darah rutin untuk menapis dan membantu

menegakkan diagnose passion demam berdarah dengue.

2.2 Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kampus Besar Bahasa Indonesia(2008)kata

tahu memiliki arti antara lain mengerti sesudah melihat (menyaksikan,mengalami,dan

sebagainya,)mengenal dan mengerti.Mubarak(2011), pengetahuan merupakan segala

sesuatuyang di ketahui berdasrkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan

bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang di alaminya.


Disimpulkan pengetahuan merupakan segala sesuatu yang di lihat, di kenal, di mengerti

terhadap suatu objek tertentuyang di tangkap melalui pancaindera yakni, indera

pendengaran,penglihatan,penciuman,perasaan dan perabaan.

2. Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoamodjo(2012)

mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a) Tahu(know) di artikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah di pelajari dan

di terima dari sebelumnya. Kata kerja mengukur bahwa orang taahu tentang apa yang

telah di pelajari antara lain mampu menyebutkan,menguraikan,mendefinisikan suatu

materi secara benar.

b) Memahami(comprehension)

Memahami merupakaan suatu kemampuan untuk menjelaskan dan menginterprestasikan

materi yang di ketahui secara benar.Orang yang telah paham terhadap suatu materi ataau

objek harus dapat menyebut,menjelaskan, dan menyimulkan.

c) Aplikasi(Application)

Aplikasi merupakan kamampuan seseorang yang teelah memahami suatu materi atau

objek dapat menggunakan ataau mengaplikasikan prinsip yang di ketahui tersebut pada

situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum,rumus,metode,prinsip, dan sebagainya dalam konteks

ataau situasi yang lain.

d) Analisis(Analysis)

Analisis merupakan kemampuan seseorang yang telah memahami suatu atau objek

tertentu ke dalam komponen -komponen yang terdapat dalam suatu masalah dan

berkaitan satu sama lain. Pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis,
apabila orang tersebut telah dapat membedakan,memisahkan,mengelompokkan dan

membuat diagram terhadap pengetahuan ataau objek tertentu.

e) Sintesis(Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian suatu objek tertentu ke dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata

lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang telah ada.

f) Evaluasi (Evalution)

Evaluasi merupakan suatu kemampuanseseorang untuk melakukan penilain terhadap

suatu materi atau objek tertentu. Penilain itu di dasarkan pada suatu kriteria yang di

tentukan sendiri,atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Tingkat pengetahuan dapat di ketahui dan di interprestasikan dengan skala yang bersifat

kualitatif sebagai berikut.

1. Baik: Hasil Presentase 76%-100%

2. Cukup: Hasil Presentase 56%-75%

3. Kurang: Hasil Presentase kurang dari 56%

2.3 Konsep Masyarakat

2.3.1 Pengertian Masyarakat

Community dalam Bahasa Yunani adalah “Persahabatan” sebagai refleksi dari arti kata tersebut,

Aristoteles mengemukakan bahwa manusia yang hidup Bersama dalam masyarakat karena

mereka menikmati ikatan yang saling bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka
dan untuk menemukan makna kehidupan. Masyarakat daalam konteks pemberdayaan masyarakat

adalah masyarakat atau community dalam Bahasa inggris atau juga komunitas. Seacara

etimologis “community” bearasal dari kommunitat yang berakar pada comunete atau

comman.Community mempunyai du aarti (Talizi,1990-49).

a. Sebagai kelompok social yang bertempat tinggal di lokasi tertentu, memiliki kebudayaan

dan sejarah yang sama.

b. Seabagai suatu pemukiman yang terkecil di atasnya ada kota kecil(town), dan di atas kota

kecil ada kota atau kota besar

Wilkinson (1986) berpendapat bahwa komunitas adalah manusia yang hidup bersama dalam

ekologi setempat dengan Batasan wilayah. Tetapi beliu menulis kebiasaan Batasan adalah tidaak

releven apabila di jadikan salah satu pencaharian karakteristik utama dari suatu komunitas atau

lingkungan.

Pendapat lain mendengar bahwa komunitas di identikan sebagai pemukiman kecil

penduduk,bersifat mandiri (Self contained) dan yang satu berbeda dengan yang lainnya:
BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan DBD

= Diteliti Pengetahuan
Pengetahuan
kurang baik
baik angka
angka kesakitan
kesakitan
meningkat
menurun
= Tidak di teliti

= Mempengaruhi
Tabel 3.2 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Parameter Alat Skala Hasil Ukur

Operasional Ukur Ukur

1 Variabel Segala Masyarakat dapat Kuisoner Ordinal a. Baik :Jika


melakukan tindakan
jika dapat
Independen sesuatu yang pencegahan DBD :
menjawab
Pengetahuan dilakukan 1. Menerapakan pertanyaan
3M dengan
masyarakat masyarakat
2. Mengunakan benar 76-
tentang tentang 100%.
Obat nyamuk
b. Cukup: Jika
pencegahaan pencegahan dan memakai
dapat
DBD DBD kelambu
menjawab
3. Mengenkan
pertanyaan
Pakian dengan
tertutup benar 56-
4. Menberikan 75%.
larvasida pada c. Kurang:
penampung Jika dapat
air menjawab
5. Meletakan pertanyaan
pakian bekas dengan
dalam wadah benar ≥
tertutup 55%.

6. Gotong Menurut

royong Arikunto(2013)

membersihka
n lingkunagn
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunkan metode deskriptif yaitu suatu metode untuk

mendapatkan Pengatahuan masyarakat tentang Pencegahaan Demam Berdarah Dengue

4.2. Rencana Penelitian

Rancana penelitian ini menggunkan desain penelitian deskriptif yaitu untuk meneliti

suatu masalah melalui suatu kelompok yang bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan

Masyarakat tentang Pencegahan DBD.

4.3. Populasi Dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari variable yang menyangkut masalah yang di teliti

(Nursalam ,2003). Populasi menurut Notoatmodjo(2010) adalah keseluruhan objek yang di

teliti.Populasi dalam penelitian ini adalah semua Masyarakat dalam Pecegahaan DBD di Wilaya

Kerja Puskesmas Kambaniru tahun 2020.


4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat di gunakan sebagai subjek

peneliatian melalui sampling (Nursalam ,2003).Sedang kan menurut( Notoatmodjo ,2010 ).

Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang di teliti yang di anggap

mewakili populasi .Sampel dalam penilitian ini adalah masyarakat dalam pencegahan DBD di

Wilaya Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera Kebupaten Sumba Timur .Jumlah

sampel yang di gunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 Masyarakat . Menurut Baley dalam

Mahmud (2010.hlm.159). Menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan analisis data

statistic, ukuran sampel paling minimum adalah 30. Teknik pengambilan sampel purposive

sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling di mana penelitian

menentukan pengambilan sampel dengan cara menyatakan ciri ciri kusus yang sesuai dengan

tujuan peneliti sehingga di harapkan dapat menjawab permasalahan penilitian .

Penilitian ini membutuhkan jawaban yang jujur tepat dan dapat di peroleh informasi yang akurat

maka sampel dalam penelitian ini di tambahkan dengan persyaratan sebagai berikut :

Kriteria Inklusi:

Kriteria Inklusi (Nurusalam, 2013)

1) Masyarakat yang berdomisili di Wilaya Kerja Puskesmas Kambaniru

2) Dapat berkomunikasi dengan baik

3) Bersedia diteliti dan menandatangani surat peryataan calon penelitian

4) Dapat membaca dan menulis

5) Masyarakat yang berumur 20 -30 tahun baik laki-laki maupun perempuan.

4.4 Variabel penilitian


4.4.1 Variabel independent (bebas)

Variabel independent adalah suatu kegiatan stimulus aktivitas yang di manipulasi oleh

peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel independent (Nursalam,2013).Variabel

independent dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan DBD.

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilaya Kerja Puskesmas Kambaniru.Penelitian akan

dilakukan pada bulan Mei 2021

4.6 Instrumen Penelitian

Instrument yang dilakukan berupa lembaran kuisioner dalam bentuk pilihan ganda

tentang Pencegahan DBD.

4.7 Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data.

4.7.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Data primer: data yang di peroleh melalui lembaran kuisioner.

b. Data sekunder: dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh dari kambaniru

4.7.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dengan menggunakan editing, decoding, skoring.

a. Editing:yaitu untuk melihat apakah data yang di peroleh sudah lengkap atau kurang

b. Decoding:mengklafikasikan jawaban respondent menurut dengan cara menberi kode pada

masing-masing jawaban menurut item kuisioner.


c. Skoring:yaitu pemberian nilai dari masing-masing respondent .

Pemberian skor

a. Bila jawaban benar nilai 1

b. Bila jawaban salah 0

4.7.3 Analisa Data

Data di kumpulkaan dan di kelompokan kemudian di olah secaraa univariat sesuai

dengan variabel penelitian. Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk tabel dan narasi sehingga

menggambarkan Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan DBD. Dalam penilaian

pengetahuan setelah hasil sudah dalam bentuk presentase kemudian di interprestasikan dengan

menggunakan 3 kriteria yaitu, baik 80-100% cukup 50-70% ,kurang <50%.

4.8 Etika Penelitian

a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya,jika subyek bersedia maka mereka harus mendatangani lembar

persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak

pasien (Hidayat,2009)

b. Anominity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan<peneliti tidak mencantumkan nama responden pada

format pengumpulan data,cukup dengan memberi nomor kode padaa masing-masing

lembar tersebut.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang di berikan oleh responden di jamin oleh penelit

4.1 JADWAL PENELITIAN

NO Kegiatan Jadwal Penelitian (Bulan)


Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst
1 Persiapan   
proposal
2 Seminar 
Proposal
3 Perbaikan 
Proposal
4 Pengambilan 
Data
5 Penyusun 
Laporan
6 Ujian KTI 

7 Pengumpulan 
KTI
LEMBAARAN KUISIONEER

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENCEGAHAN

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBANIRU KECAMATAN KAMBERA

KABUPATEN SUMBA TIMUR

TAHUN 2020

1.DATA UMUM

IDENTITAS RESPONDEN

1. No :.……………………(Diisi peneliti)

2. Umur :………………….

3. Jenis kelamin :………………….

4. Pendidikan :……………………

5. Status dalam peneliti :…………………..

II. DATA KHUSUS

Pentunjuk pengisian : jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar.

Berilah tanda chek list ( √) pada kotak yang telah di sediakan kotak yang telah di sediakan

sesuai dengan jawaban Bapak/Ibu.

NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah Bapak/Ibu memiliki pengetahuan


dalam pencegahan DBD
2 Apa Bapak/Ibu memakai obat nyamuk
dan kelambu
3 Apakah ibu dapat menerapkan 3M yaitu
menguras,menutup dan mengubur
4 Bapak/Ibu selalu menyimpan pakian
bekas di tempat yang tertutup
5 Apaakah Bapak/Ibu melakukan
pembersihan lingkungan
6 Apakah Bapak/Ibu memberikan larvasida
pada penampungan air
7 Apa Bapak/Ibu mengenakan pakaian
tertutup

You might also like