You are on page 1of 8

SINRILIK SEBAGAI WARISAN KOTA DAENG

Tugas ini disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi Indonesia

Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Dr. H. Abd. Rahim, S.E., M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 5 :


1. Ismiana (200501500015)
2. Fajrina Nurul Annisa. S (200501502026)
3. Musdalifah Baharuddin (200501502027)
4. Nauroh Nazifah (200501500017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESA, yang telah memberikan
hidayahnya sehingga tugas akhir ini bisa terselesaiakan dengan baik. Adapun tujuan penulisan
dari naskah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi Indonesia. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan serta pengetahuan menegenai Sinrilik
sebagai Warisan Kota Daeng
Dalam penulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
pengampuh yang telah memberikan kesempatan kepada kelompok 5 untuk memberikan sedikit
pemahaman kepada teman-teman setiap pertemuan pembelajaran.

Makassar, 22 Mei 2022

Kelompok 5
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makassar adalah nama daerah yang terletak dibagian selatan jazirah Sulawesi
selatan yang didiami oleh suku Makassar beserta semangat yang dimilikinya, termasuk
bahasa yang dipakai masyarakat dalam pergaulan sehari-hari. Daerah ini meliputi, antara
lain : Kabupaten Pangkajene – Kepulauan, Maros, Ujung Pandang (Makassar), Gowa,
Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, dan Selayar.
Makassar sebagai salah satu daerah budaya di Indonesia memiliki kekayaan sastra
yang beragam. Pada umumnya sastra daerah Makassar berbentuk sastra lisan. Karya sastra
daerah Makassar bermacam – macam, baik ditinjau dari segi bentuk maupun isinya. Karya
sastra prosa daerah Makassar meliputi Rupama (Dongeng), Pau-pau (Cerita),
dan Patturiolog(Silsilah). Karya sastra puisi daerah Makassar meliputi Doangang(Mantera)
Paruntuk Kana (Peribahasa), Kelong (Pantun), Pakkiok Bunting, Dondo, dan
Aru (Ikrar/Janji) termasuk pula dalam sastra daerah Makassar adalah bahasa berirama
(Royong dan Sinrilik) yang disampaikan atau dikomunikasikan dalam dendang/dilagukan
dengan iringan alat musik tertentu. Berikut akan kami bahas lebih lanjut mengenai Sinrilik
yang merupakan salah satu sastra daerah Makassar.

1. Pengertian Sinrilik
Karya Sastra Makassar cukup memiliki arti dalam kehidupan penutur Bahasa
Makassar. Salah satu karya sastra di antara sekian banyak karya satra adalah sinrilik.
Sinrilik adalah karya sastra Makassar yang berbentuk prosa yang cara penyampaiannya
dilagukan secara berirama baik dengan menggunakan alat musik maupun tanpa alat
musik. Hingga saat ini, masih dipelihara dan diminati oleh masyarakat Makassar.
Meskipun karya sastra ini masih diminati oleh masyarakat, namun orang yang dapat
melagukannya atau membacakannya sudah sangat terbatas. Oleh karena itu, karya satra
jenis ini perlu mendapat pembinaan agar tetap lestari.
Sinrilik sebagai salah satu bentuk sastra lisan, sangat terkait dengan hal-hal:
1) pencerita dan penceritaan
2) kesempatan bercerita
3) tujuan bercerita
4) hubungan cerita dengan lingkungannya
5) jenis cerita yang disampaikan, dan
6) pendengar.
Menurut Bantang seorang Pasinrilik harus menguasai beberapa hal, yaitu :
a. Pandai berbahasa Makassar
b. Kaya paruntuk kana
c. Kaya kelong
d. Menguasai dialek bahasa Makassar
e. Menguasai banyak rapang dan pappasang
f. Mampu mengaprsiasikan dan menyatu dengan alam.
Pada acara – acara tertentu, sinrilik dipentaskan oleh seorang seniman, yang selain
menguasai sastra sinrilik juga mampu menggesek kesok-kesok (sejenis instrument
musik gesek). Orang yang mementaskan sinrilik ini disebut orang pakesok – kesok.

2. Jenis-Jenis Sinrilik
Berdasarkan isi dan cara melagukannya, sinrilik dibagi atas dua macam, yaitu
sinrilik pakesok-kesok dan sinrilik bositimurung. Sinrilik pakesok-kesok adalah
sinrilik yang dilagukan dengan iringan kesok-kesok (rebab). Isinya melukiskan tentang
sejarah perjuangan dan kepahlawanan seorang tokoh. Bunyi kesok-kesok (sejenis alat
musik gesek) yang mengiringi pakesok-kesok/pasinrilik (orang yang memainkan
kesok-kesok atau melagukan sinrilik) harus selaras dengan lagu dan isi serta suasana
cerita yang dibawakan.
Adapun naskah sinrilik yang dapat diiringi dengan kesok-kesok, antara lain :
Sinrilik Kappalak Tallumbatua, Sinrilik I Makdik Daeng Rimakka, dll. Sinrilik ini
mengisahkan tentang perjuangan dan kepahlawanan di sela percintaan sang tokoh yang
ditampilkan dalam cerita itu. Jenis sastra ini sangat menarik apabila dikreasikan
menjadi sastra pertunjukan.
Sastra bositimurung adalah sinrilik yang dilagukan tanpa diiringi alat musik kesok-
kesok dan biasanya dilantungkan pada tempat yang sunyi di kala orang yang berada di
sekelilingnya sedang tidur nyenyak.
Sinrilik bositimurung pada dasarnya berisi hal – hal sebagai berikut.
a. Pujaan yang menggambarkan kecantikan seorang gadis dengan membandingkan
keadaan sekelilingnya.
b. Merindukan kekasih yang menggambarkan kerinduan seorang jejaka terhadap
gadis yang dicintainya.
c. Beriba hati yang menggambarkan seorang yang sial atas segala usahanya sehingga
menjadi sengsara.
d. Kesedihan yang menggambarkan kesedihan seorang istri yang ditinggal oleh
suaminya (Basang, 1997:72).

Selain itu, sinrilik bositimurung dapat pula dijadikan sebagai pelajaran atau nasihat
yang berharga bagi orang yang menyimaknya karena isinya menceritakan tentang
ganjaran perbuatan yang baik dan siksaan terhadap perbuatan jelek di akhirat kelak.
Sinrilik yang mengisahkan tentang hal – hal seperti ini biasanya dilantungkan pada saat
kedukaan atau kematian sehingga dapat pula dijadikan sebagai hiburan bagi orang yang
ditinggalkan. Acara tersebut biasa disebut Ammaca Kittak yang pelaksanaannya
dilakukan setelah tadarrus Alquran.

3. Contoh Sinrilik
a. Sinrilik Pakesok-kesok
Nampami sulengka rapak, natakbenrong binakbakku kesok-kesokna tampaselaki
matangku.
“Baru saja ia bersila, terpukullah jantungku, kesok – kesoknya membuatku tak dapat
tidur”.
Penampilan dan gesekan kesok-kesok tersebut sangat memikat penonton, sehingga
tahan untuk tak tertidur (Sirajuddin Bantang).
b. Sinrilik Bositimurung
Bositimurung, batu merah pandanganku, dingin menulang jamrud hatiku.
Semalam suntuk aku gelisah, aku tidak dapat tidur, mataku tidak pernah terlena.
Robek-robeklah selimut yang tidak pernah kubuka memikirkan raut mukamu,
menghitung-hitung kebaikanmu. Engkau bagaikan bulan yang tidak pernah tertutup
awan. Engkau seperti bintang yang tembus dipandang, berkedip-kedip tidak pernah
lepas dari mataku. Engkau tidak pernah lepas dari perhatianku, mutiara kamarku
yang selalu menerangi rumahku. Suluh di kegelapan penerangan di tengah malam.
Hatimu baik, tubuhmu langsing jarang menyamainya, tingkahmu bagus,
sopan tutur sapanya, si manis darah yang menawan dipandang mata. Sudah
kukatakan bahwa walau pattola (gadis pilihan) sudah berkumpul bermain, walau
cinde (gadis pilihan) sudah berkumpul di halaman, pilihanku tidak akan berpindah,
pusat pandanganku tidak akan bergeser ujian cintaku, memang kepadamulah
meraja rasa hatiku. Pada akhirnya dia berkata: bagaikan intan kusayangimu,
bagaikan jamrud kurindukanmu, bagai emas kusimpan di dalam hati.

Naskah Sinrilik Bositimurung

Nikellaiki manakkuk rikananna tupanritaya, dingingpalate, nisuroki manngukrangi


ripanngajarakna .Gurua, tani pabbianngaki ia takkaluppa rimatea.Pasayu ri padatari, nikana-
kanai anne niak teknena anjaya, nipuli-puli panraka ri padatari, tena bedeng gauk tasitungka-
tungka. Masarroki ia gauk tanigaukang masuliki ia kana ki pilanngeri pappasang lakigaukang,
kella-kellataji ia masarro kipakalompo, ki kaliangimi ia bori laki kajannangia. Barang mabajiki
ia makkutaknang ri Gurua, nakituntungi kananna tupanritaya, baji na passuroanga Allahu Taala.
Battupi sallang pamallokinna matea. Ala nisaremako pakrisik talomo-lomo, bussang taklalo-lalo,
nakale-kalennu mamo. Ia iannamo tau anngassengi kalenna naasseng tommi antu karaenna.
Kamappilajarakjako numaklalo tamanrapik kamannuntungijako numasirik makkutaknang tanu
gappami ikau agamana tumakrif billah. Nisuro bayarak ngasemmi sallang sikuntu gauk kodina
siagang gauk tamatappakna nampami nakana ilalang ri pakmaikna, okaraeng panrakjak paeng
matejak paleng ri gauk tamatappakku. Cinikmi anjo tuni nanroa matuwa niaka pare bajikna
namajai amalakna naniak passidakkana. Massare-sarea ritau kamase-masea riana-anak
makukanga mangamaseanga ritau kamase-masea nierang tommi nitesang nikira-kira nipanaik
ritimbangang nabattalanngammo gauk bajikna. Aulek anak cucunna adam sombalang mabella
dudu nanu sombali borik tanannulabbakki nukurang bokong nataena modalaknu. Ala nierang
mako mange.

Terjemahan Naskah Sinrilik Bositimurung

Kita diharapkan untuk merindukan nasihat-nasihat para cerdik cendekia, dingin yang sampai ke
tulang, kita diminta untuk mengingat ajaran para guru ulama, kita tidak dibiarkan untuk melupakan
kematian. Yang melalaikan di padang mahsyar, dikatakanlah bahwa ada kenikmatan di akhirat,
akan impaslah segala kerusakan di padang mahsyar, konon tak ada perbuatan yang tak terbalaskan.
Amat banyak perbuatan yang tak dilakukan, terdengar mahal perkataan, pesan yang didengar dan
akan dilakukan, hanya ambisi dan harapan yang selalu diutamakan, sementara tempat kekal kita
nanti kita kesampingkan. Semoga ada baiknya kita bertanya kepada para ulama, dan kita ikuti
pesan dan kata-kata para cerdik cendekia, kebaikan segala perintah Allah taala. Bila kelak datang
ajal menjemput. Maka akan diberikanlah engkau sakit tiada taranya, susah yang demikian
payahnya, dan tiada seorang pun menemanimu.Barang siapa yang mengenal dirinya maka ia akan
mengenal pula Tuhannya. Engkau belajar dengan sungguh-sungguh namun tapi tak mencapainya,
mencari tuntunan dan senantiasa bertanya namun tak engkau capai agama makrifat billah Akan
dibalas kelak segala perbuatan buruknya juga perbuatan ingkarnya maka barulah ia katakan dalam
hatinya, oh Tuhan ternyata celakalah saya mati dalam keingkaranku Maka lihatlah mereka dalam
keadaan baik sebaik perbuatan baiknya dan banyak pula amalannya serta ada sedekahnya yang
memberi pada orang miskin, anak-anak yatim dan mengasihani orang tak mampu. Dibawa juga
mereka pada timbangan lalu lebih berat perbuatan baiknya. Wahai anak cucu adam, pelayaran yang
teramat jauhnya kau arungi, negeri yang tak pernah kau datangi lalu engkau kurang bekal dan
modal. Maka dibawalah engkau ke sana.
PENUTUP

Kami selaku kelompok 5 yang telah menyusun tugas akhir ini sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun apabila terdapat ketidaksesuaian dengan naskah asli. Kami
juga mengharapkan naskah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada
umumnya.

You might also like