You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330798763

PENGARUH AKTIVITAS BADMINTON PADA MALAM HARI TERHADAP STRES


OKSIDATIF (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Negeri Malang)

Article · June 2017

CITATIONS READS

3 323

1 author:

Moch Yunus
State University of Malang
26 PUBLICATIONS   33 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Exercise Physiology View project

All content following this page was uploaded by Moch Yunus on 01 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH AKTIVITAS BADMINTON PADA MALAM HARI
TERHADAP STRES OKSIDATIF
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Negeri Malang)
Moch.Yunus
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
e-mail: moch.yunus.fik@um.ac.id

Abstract: The aimed of this study was to determine the effect the activity of badminton
at night against MDA levels as an indicator of oxidative stress in the Student University
of Malang. This study is an experimental research group posttest design method. The
research sample as many as 14 students, divided into groups of students trained and
untrained student groups. Blood sampling performed after 12 hours after treatment
baminton activity last night. The results showed a group of students are not trained
MDA was 0.0901 ± 0'0241 (ng / 200μl) and a group of students trained MDA levels are
0.0326 ± 0'0108 (ng / 200μl). MDA skilled group is much lower than the untrained
group MDA levels. The t-test showed that there were significant differences of MDA in
the group of trained and untrained. Conclusions (1) There are significant differences
between the groups of students MDA trained and untrained student groups. (2) The
student group trained MDA levels are much lower, it indicates the group has been
trained to adapt to oxidative stress.

Keywords: malondialdehyde (MDA), oxidative stress, badminton, night

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas
bulutangkis pada malam hari terhadap tingkat MDA sebagai indikator stres oksidatif
pada Mahasiswa Universitas Negeri Malang. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan kelompok metode posttest desain. Sampel penelitian sebanyak
14 mahasiswa, terbagi atas kelompok mahasiswa terlatih dan kelompok mahasiswa
tidak terlatih. Pengambilan sampel darah dilakukan setelah 12 jam setelah perlakuan
aktivitas baminton ada malam hari. Hasil penelitian menunjukkan kelompok
mahasiswa tidak terlatih kadar MDA adalah 0,0901 ± 0'0241 (ng / 200μl) dan
kelompok mahasiswa terlatih kadar MDA adalah 0,0326 ± 0'0108 (ng / 200μl). Kadar
MDA kelompok terlatih jauh lebih rendah dibandingkan dengan kadar MDA kelompok
tidak terlatih. Uji t menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari kadar
MDA pada kelompok terlatih dan tidak terlatih . Kesimpulan (1) Ada perbedaan yang
signifikan kadar MDA antara kelompok mahasiswa terlatih dan kelompok mahasiswa
tidak terlatih. (2) Kelompok mahasiswa terlatih kadar MDA jauh lebih rendah, hal ini
menunjukkan kelompok terlatih sudah beradaptasi stres oksidatif.

Kata kunci: malondialdehid (MDA), stres oksidatif, bulu tangkis, malam

Perkembangan zaman dan tuntutan kesehatan, salah satunya yaitu kekacauan


pekerjaan telah banyak mengubah gaya waktu tidur. Kekacauan waktu tidur yang
hidup seseorang dalam melakukan terjadi akibat melakukan aktivitas fisik di
aktivitas fisik. Salah satu bentuk malam hari salah satunya disebabkan
perubahan gaya hidup tersebut yaitu oleh adanya peningkatan produktivitas
melakukan aktivitas fisik di malam hari. hormon adrenalin yang berdampak pada
Belakangan ini banyak media yang peningkatan denyut jantung dan
membahas tentang efek melakukan temperatur tubuh, sehingga membuat
aktivitas fisik di malam hari terhadap seseorang mengalami kesulitan untuk
kesehatan. Mikail (2011) menyebutkan segera tidur setelah melakukan aktivitas
beberapa risiko beraktivitas fisik di fisik di malam hari (Nall, 2011).
malam hari yang menjadi ancaman bagi Kekacauan waktu tidur atau disebut

1
2 Jurnal Kepelatihan Olahraga, Vol 1 No 1 Oktober 2016

dengan istilah gangguan ritme sirkadian fertilisasi, dan sinyal seluler (Paravicini
juga memiliki dampak pada peningkatan dan Touyz, 2008: S170). Akan tetapi,
kadar radikal bebas di dalam tubuh. Salah meningkatnya kadar Reactive Oxygen
satu jenis radikal bebas yang terbentuk Species (ROS) di dalam tubuh jika tidak
akibat gangguan ritme sirkadian tersebut bisa ditanggulangi oleh antioksidan di
yaitu Reactive Oxygen Species (ROS) dalam sel akan dapat menyebabkan
(Sholihah dan Widodo, 2008: 97). kerusakan makromolekul seperti protein,
Peningkatan produksi Reactive Oxygen asam deoksiribonukleat (DNA), asam
Species (ROS) yang dikenal dengan ribonukleat (RNA), dan lipid pada sel
kondisi stres oksidatif memiliki implikasi maupun jaringan (Asni dkk, 2009: 596).
pada berbagai macam penyakit seperti Untuk membuktikan adanya indikasi
hipertensi, aterosklerosis, diabetes, gagal terjadinya stres oksidatif di dalam tubuh
jantung, stroke, dan penyakit kronis sebagai akibat dari melakukan aktivitas
lainnya (Paravicini dan Touyz, 2008: fisik berupa olahraga bulutangkis di
S170). Proses pembentukan Reactive malam hari, diperlukan adanya
Oxygen Species (ROS) akibat gangguan pemeriksaan terhadap kadar radikal
ritme sirkadian dipengaruhi oleh bebas di dalam tubuh. Salah satu
penurunan kadar melatonin dalam tubuh senyawa yang dapat digunakan untuk
dan aktivitasnya sebagai antioksidan. menunjukkan terjadinya stres oksidatif
Secara pasif, melatonin memiliki efek akibat aktivitas radikal bebas di dalam
potensial terhadap antioksidan lainnya tubuh yaitu Malondialdehyde (MDA).
dan berperan dalam produksi N1-acetyl- Asni dkk (2009: 596) menyatakan,
N2-formyl-5-methoxykynuramine Malondialdehyde (MDA) merupakan
(ANFK) dan N1-acetyl-5- metabolit hasil peroksidasi lipid oleh
methoxykynuramine (AMK) yang radikal bebas. Malondialdehyde (MDA)
berhubungan dengan aktivitas oksigen merupakan salah satu indikator yang
reaktif, spesies nitrogen, dan paling sering digunakan sebagai indikasi
siklooksigenase 2 (Sholihah dan Widodo, peroksidasi lipid (Nielsen dkk, 1997:
2008: 97). 1209).
Ditinjau dari sistem energi, olahraga
bulutangkis termasuk olahraga yang METODE
dominan menggunakan sistem energi Penelitian ini menggunakan
anaerobik. Fox dalam Sugiharto (2008: rancangan penelitian eksperimental
160) menyatakan bahwa 70% permainan dengan metode posstet group only
bulutangkis menggunakan sistem energi design. Populasi dalam penelitian ini
ATP-PC dan asam laktat. Kedua sistem yaitu keseluruhan mahasiswa penghobi
energi tersebut berlangsung secara olahraga bulutangkis malam hari di
anaerob atau tanpa memerlukan oksigen, Universitas Negeri Malang. Penentuan
sehingga memiliki risiko tinggi untuk jumlah sampel tersebut dilakukan dengan
mengakibatkan kondisi hipoksia. penghitungan menggunakan rumus Isaac
Hipoksia merupakan suatu keadaan dan Michael (dalam Sugiyono, 2011: 87)
dimana konsentrasi oksigen di dalam sel sebagai berikut:
sangatlah rendah (Zainuri dan Wanandi, s = λ2.N.P.Q
2012: 88). Keadaan hipoksia tersebut d2 (N-1) + λ2.P.Q
akan meningkatkan produktivitas
Reactive Oxygen Species (ROS) oleh Pengambilan sampel dalam
mitokondria sebagai akibat dari penelitian ini juga dilakukan dengan
kebocoran elektron yang terjadi di teknik sampling purposif (purposive
mitokondria (Asni dkk, 2009: 596). sampling). Penelitian ini menggunakan
Dalam jumlah normal, Reactive Oxygen sampel sebanyak 14 mahasiswa, yang
Spesies (ROS) berperan pada berbagai terbagi 7 sampel kelompok mahasiswa
proses fisiologis seperti sistem
pertahanan, biosintesis hormon,
Yunus, Pengaruh Aktivitas Badminton 3

penghobi / mahasiswa terlatih olahraga yang digunakan dalam penelitian ini


bulutangkis malam hari di Universitas yaitu analisis data statistik deskriptif
Negeri Malang dan 7 sampel kelompok mencakup penghitungan nilai rata-rata
mahasiswa normal atau kelompok (mean), nilai minimum (min), nilai
mahasiswa yang tidak terlatih maksimum (max), dan standar deviasi
bulutangkis malam hari di Universitas (standard deviation) selanjutnya
Negeri Malang. Instrumen yang dilakukan uji normalitas, uji homogenitas
digunakan dalam penelitian ini terdiri dan uji t. Analisis data tersebut dilakukan
dari instrumen tes menggunakan dengan menggunakan jasa program
peralatan medis dan peralatan Statistical Package of Special Science
laboratorium, serta instrumen non tes (SPSS) for Windows 16.0.
menggunakan kuesioner. Analisis data

HASIL
Tabel 1 Deskripsi Hasil Pemeriksaan Kadar MDA Kelompok Mahasiswa Tidak Terlatih
Olahraga Bulutangkis Malam Hari
No. Kode Sampel Jenis Kelamin Umur IMT Frekuensi MDA
(kg/m2) Latihan/Minggu (ng/200µl)
1. Mean 21,93 21,16 2,93 0,0901
2. Min 20 19,60 2 0,0554
3. Max 24 23,36 4 0,1311
4. Std. Deviation 1,439 1,32481 0,730 0,0241

Tabel 2 Deskripsi Hasil Pemeriksaan Kadar MDA Kelompok Mahasiswa Terlatih


No. Kode Sampel Jenis Kelamin Umur IMT (kg/m2) MDA (ng/200µl)
1. Mean 22,5 20,81 0,0326
2. Min 20 18,59 0,0220
3. Max 24 23,31 0,0465
4. Std. Deviation 1,732 2,31063 0,0108

Mahasiswa tidak terlatih olahraga rendah pula biomarker peroksidasi lemak


bulutangkis malam hari di Universitas yang dihasilkan.
Negeri Malang yang dijadikan sampel Adapun mekanisme peningkatan
dalam penelitian ini rata-rata memiliki kadar MDA pada plasma darah akibat
kadar MDA pada plasma darah sebesar olahraga bulutangkis pada malam hari hal
0,0901± 0,0241 (ng/200µl). Sedangkan ini disebabkan penggunaan sistem energi
pada kelompok mahasiswa terlatih kadar pada olahraga bulutangkis termasuk
MDA plasma darah sebesar olahraga yang dominan menggunakan
0,0326±0,0108 (ng/200µl). sistem energi anaerobik. Fox dalam
Hubungan antara IMT dengan Sugiharto (2008: 161) menyebutkan,
tingkat peroksidasi lemak secara 70% olahraga bulutangkis menggunakan
signifikan sudah pernah dibuktikan oleh sistem energi ATP-PC dan asam laktat.
para peneliti lain. Misalnya saja pada Kedua sistem energi tersebut sangat
penelitian yang dilakukan oleh Ohmori berisiko tinggi dapat menyebabkan
dkk (2005) yang meneliti tentang kondisi hipoksia karena berlangsung
hubungan antara IMT dengan tingkat secara anaerob atau tanpa memerlukan
biomarker peroksidasi lemak. Penelitian oksigen. Kondisi hipoksia tersebut akan
Ohmori dkk (2005) tersebut menyebabkan kebocoran elektron yang
menunjukkan hasil siginifikan dengan terjadi di mitokondria saat proses
hubungan “semakin tinggi IMT semakin reperfusi oksigen sehingga berdampak
tinggi pula biomarker peroksidasi lemak pada peningkatan Reactive Oxygen
yang dihasilkan”. Demikian sebaliknya, Species (ROS) di dalam sel (Asni dkk,
semakin rendah IMT maka semakin 2009: 596).
4 Jurnal Kepelatihan Olahraga, Vol 1 No 1 Oktober 2016

Peningkatan Reactive Oxygen sirkadian. Gangguan ritme sirkadian


Species (ROS) tersebut menyebabkan tersebut akan menyebabkan penurunan
terjadinya stres oksidatif. Reactive konsentrasi melatonin dan aktivitasnya
Oxygen Species (ROS) yang merupakan sebagai antioksidan. Penurunan
salah satu jenis radikal bebas hidroksil konsentrasi melatonin dan aktivitasnya
tersebut akan bereaksi dengan komponen sebagai antioksidan tersebut akan dapat
asam lemak pada membran sel sehingga menyebabkan peningkatan Reactive
terjadi reaksi berantai yang dikenal Oxygen Species (ROS) di dalam sel yang
dengan peroksidasi lipid atau peroksidasi berdampak pada peningkatan
lemak (Yunus, 2001: 11). Peroksidasi produktivitas Malondialdehyde (MDA)
lipid tersebut akan menyebabkan pada plasma darah.
terputusnya rantai asam lemak menjadi Secara sederhana, mekanisme olah-
berbagai senyawa toksik, salah satunya raga bulutangkis yang dilakukan di
yaitu Malondialdehyde (MDA). malam hari terhadap peningkatan kadar
Olahraga bulutangkis yang Malondialdehyde (MDA) pada plasma
dilakukan di malam hari juga akan darah dapat dicermati pada gambar 5.2
menyebabkan terjadinya gangguan ritme sebagai berikut:

Olahraga Bulutangkis

Sistem Energi Waktu Latihan

70% ATP PC dan Asam Laktat Malam Hari

Anaerobik Gangguan Sirkadian

Hipoksia (+) Melatonin (-)

ROS (+) ROS (+)

Stres Oksidatif

Peroksidasi Lipid

Malondialdehyde (MDA)

Gambar 1 Mekanisme Olahraga Bulutangkis yang Dilakukan di Malam Hari Terhadap


Peningkatan Kadar Malondialdehyde (MDA) pada Plasma Darah (sumber: Krisnawan,
2013: 48)

Pada kelompok mahasiswa terlatih mahasiswa terlatih dampak terhadap stres


didapatkan hasil kadar MDA jauh lebih oksidaif akibat latihan badminton di
rendah terhadap kadar MDA kelompok malam hari mampu ditangkal oleh zat
tidak terlatih. Hal ini disebakan pada antioksidan sehingga kadar MDA pada
kelompok mahasiwa terlatih akibat mahasiwa terlatih relatif jauh lebih
kenaikan kadar MDA hal ini memicu rendah dinadingkan kadar MDA
didalam tubuhnya untuk membentuk zat mahasiswa tidak terlatih.
penangkalnya atau zat antioksidan lebih
banyak lagi. Dengan demikian pada
Yunus, Pengaruh Aktivitas Badminton 5

PENUTUP Corbin, C.B., Welk, G., Corbin, W.R.,


Kesimpulan Welk, K.A. 2009. Concepts of
Rata-rata kadar MDA kelompok Fitness and
tidak terlatih sebesar 0,0901 (ng/200µl). Wellness. New York: McGraw-Hill
Sementara rata-rata kadar MDA Companies.
kelompok terlatih sebesar 0,0326 Jenkins, Alexis. 2013. Is It Bad to Work
(ng/200µl). Out at Night?, (Online),
Terdapat efek yang signifikans olahraga (http://www.livestrong.com/article/29250
bulutangkis pada malam hari terhadap 7-is-it-bad-to-work-out-at-night/,
terjadinya stres oksidatif yang diakses 13 Agustus 2013).
diindikatori oleh tingginya kadar MDA Mayasari, Linda. 2012. Akibat Kurang
pada plasma darah pada kelompok tidak Tidur, 6 Penyakit Seram Menanti,
terlatih, dengan perbandingan tiga kali (Online),
lipat lebih tinggi daripada rata-rata MDA (http://health.detik.com/read/2012/0
kelompok terlatih. 7/16/120001/1966175/766/
Akibat-kurang-tidur-6-penyakit-seram-
Saran menanti, diakses 16 Juli 2012).
Olahraga bulutangkis malam hari di Mikail, Bramirus. 2011. 5 Ancaman
Universitas Negeri Malang bisa Kesehatan bagi Pekerja “Shift”
dilanjutkan, namun harus dilakukan Malam, (Online),
secara kontinu hal ini untuk mencegah (http://health.kompas.com/read/2011
terjadinya stres oksidatif yang /12/14/10273463/
diindikatori oleh tingginya kadar MDA 5.Ancaman.Kesehatan.bagi.Pekerja.Shift.
pada plasma darah. Dengan latihan Malam, diakses 14 Desember 2011).
secara teratur maka tubuh akan Ohmori, K., dkk. 2005. The Relationship
beradaptasi terhadap stres oksidaf dengan Between Body Mass Index and A
membentuk zat antioksidan. Untuk Plasma Lipid Peroxidation Biomarker in
mengetahui peningkatan kapasitas zat An Older, Healthy Asian
antioksidan perlu dilakukan pemeriksaan Community. Journal of Ann
parameter zat antioksidan endogen Epidemiol, 15(1): 80-84.
misalnya Aktivitas SOD. Sugiharto. 2008. Pendidikan Gerak
Bulutangkis, Jurnal Lembaran Ilmu
DAFTAR RUJUKAN Kependidikan, 37(2): 160-166.
Asni, E., dkk. 2009. Pengaruh Hipoksia Yunus, Moch. 2001. Pengaruh
Berkelanjutan Terhadap Kadar Antioksidan Vitamin C Terhadap
Malondialdehid, Glutation MDA Eritrosit
Tereduksi, dan Aktivitas Katalase Tikus Wistar Akibat Latihan Anaerobik.
Ginjal Tikus, Maj Kedokt Indon, Jurnal Pendidikan Jasmani, (1): 9-
59(12): 595-600. 16.

View publication stats

You might also like