You are on page 1of 11

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI

MATA KULIAH : BIOLOGI UMUM


TEKNIK VERTIKULTUR

OLEH :
Nama : Winda S L Marpaung
Kelas : PSPK 22 E
Jurusan : Pendidikan Kimia
Kelompok : Kelompok 1
Tanggal pelaksana : 18 Oktober 2022

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN

2022
I. JUDUL PERCOBAAN : Teknik Vertikultur ( Sawi)
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Untuk mengetahui proses perkembangan tanaman (sawi) pada system budidaya
vertikultur .
2. Untuk mengetahui manfaat budidaya vertikultur.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan dari vertikultur tanaman.
III. TINJAUAN TEORITIS
Vertikultur berasal dari bahasa inggris, yaitu vertical dan culture . Vertikultur
merupakan teknik bercocok tanam dalam ruang/lahan sempit dengan memanfaatkan
bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat.
Tujuan vertikultur adalah untuk memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal .
Tujuan vertikultur adalah untuk memanfaatkan lahan yang sempit secara
optimal . Sistem bertanam secara vertikultur sekilas memang terlihat rumit, tetapi
sebenarnya sangat mudah dilakukan. Tingkat kesulitan bertanam secara vertikultur.
tergantung kepada model dan sistem tambahan yang dipergunakan. Dalam model
sederhana, struktur dasar yang digunakan mudah diikuti dan bahan pembuatannya
mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan di rumah-rumah. Sistem tambahan yang
memerlukan keterampilan dan pengetahuan khusus, contohnya penggunaan sistem
hidroponik atau irigasi tetes.
Vertikultur merupakan teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga
penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan
yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun.
Teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat
secara efisien. Salah satu solusi untuk masyarakat dapat mengembangkan pertanian
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan menanan tanaman secata vertikultur.
Secara estetika, taman vertikultur berguna sebagai latar belakang yang menyuguhkan
pemandangan yang indah dengan berbagai warna. Tujuan kegiatan pengabdian
masyarakat adalah agar masyarakat dapat memanfaatan lahan pekarangan yang sempit
sebagai penghasil sayur-sayuran yang sehat untuk keluarga dengan budidaya tanaman
teknik vertikultur.( Nurul,dkk 2018 )
Kelebihan sistem pertanian vertikultur: (1). Efisiensi dalam penggunaan
lahan. (2) Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida. (3) Dapat dipindahkan dengan
mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu. (4) Mudah dalam hal
monitoring/pemeliharaan tanaman. Sistem budidaya tanaman yang dilakukan secara
vertikal atau bertingkat dapat dilakukan di dalam ruangan maupun luar ruangan. Sistem
budidaya tanaman secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan
yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter
mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa
untuk 20 batang tanaman.
Metode vertikultur dengan model sederhana. Pembuatan model ini mudah
dilakukan dan cocok digunakan sebagai pembatas ruangan atau untuk menambah
semarak pekarangan rumah, sehingga dianjurkan untuk para ibu rumah tangga, hobiis,
atau kaum remaja. Bahan yang diperlukan adalah pipa paralon (PVC), bambu betung,
kawat ayam, atau gelas bekas air mineral, yang semuanya mudah didapatkan di sekitar
rumah. Sementara itu, alat-alat yang diperlukan adalah bor listrik dan gergaji.
Pembuatan vertikultur model ini dilakukan sebagai berikut model serderhana dari pia
paralon (PVC) :
⸺ Pipa paralon berdiameter 4 inci dipotong sepanjang 1,5 m
⸺ Pipa paralon dilubangi dengan diameter 1,5-2 cm menggunakan bor
listrik. Lubang-lubang tersebut dibuat di sisi pipa secara bertingkat dan
berselang seling sehingga tanaman tidak saling menutupi.
⸺ Lubang pertama dibuat dengan jarak 10 cm dari ujung paralon. Lubang
berikutnya dibuat dengan jarak 25 cm antara lubang satu dengan lubang
lainnya sehingga didapatkan dua belas lubang tanam di setiap pipa
⸺ Bagian bawah pipa paralon ditutup dengan dop PVC setebal 5 cm.
⸺ Pipa paralon yang sudah ditutup dop diletakkan di cincin alas yang
berkaki dua dan terbuat dari besi. Supaya dapat berdiri kokoh, kaki-kaki
besi tadi harus ditanam dalam alas semen yang berbentuk segi empat.
⸺ Setelah itu, paralon diberi media tanam yang telah disiapkan hingga
penuh.
⸺ Vertikultur sudah siap untuk ditanami. Model ini dapat diangkat dan
dipindah-pindah sesuai tempat yang diinginkan walaupun agak berat. (
Desiliyarni, Ir Temmy, et al. 2017 )
Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga
menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model, bahan, ukuran, wadah
vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada
umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga,
dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau
pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu
filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.
Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang
akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis
tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. ( Widarto. L. 2016 )
Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam mening-katkan kecukupan,
ketahanan, dan kemandirian pangan tersebut adalah melalui pemanfaatan lahan
pekarangan. Pekarangan dinilai memiliki fungsi dan manfaat yang penting bagi setiap
rumah tangga, oleh karena itu Kemen-trian Pertanian pada tahun 2011 mengembangkan
Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), yaitu sebuah konsep pengelolaan
lahan pekarangan dengan menerapkan prinsip ketahanan dan kemandirian pangan
keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal konservasi tanaman dan
peningkatan kesejahteraan keluarga. ( Kusumo, Y Sukayat, MA Heryant, 2020 )
Pertanian dengan teknologi vertikultur dapat menerapkan beberapa model,
tinggal disesuaikan dengan bahan yang tersedia, kondisi dan keinginan. Bahan yang
dapat digunakan seperti bambu, pipa paralon, pot, terpal, kaleng bekas, bahkan
lembaran pembungkus semen atau karung beras pun bisa. Intinya wadah yang bisa
ditempati menanam dengan baik dan juga memberikan nilai stetika.
Beberapa model teknologi vertikultur yang dapat diterapkan adalah :

A). Vertiminaponik yang merupakan kombinasi antara system budidaya


sayuran secara vertical berbasis pot talang plastik dengan aquaponik (budidaya ikan)
atau dengan kata lain integrasi antara budidaya sayuran dengan ternak ikan. Media
tanam yang digunakan adalah batu zeolit dan kompos.
B). Walkaponik yang merupakan system budidaya sayuran yang juga
diintegrasikan dengan ternak ikan. Prinsip dari walkaponik sama dengan
vertiminaponik, yang membedakan adalah system budidaya sayuran yang
menggunakan pot-pot dan disusun sedemikian rupa membentuk taman vertical,
sehingga disebut walkaponik yang berasal dari kata wall gardening dan aquaponik.
Media tanam yang digunakan adalah batu zeolit dan kompos.
C). Model Wall gardening yang merupakan sistem budidaya tanaman
memanfaatkan tembok atau dinding yang kosong. Beberapa model wall gardening
meliputi: (1). Wall gardening model terpal : bahan yang digunakan adalah terpal yang
dibentuk seperti tempat sepatu. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah,
sekam dan kompos/pupuk kandang; (2). Wall gardening model paralon : bahan yang
digunakan adalah paralon atau bambu yang dilubangi sebagai tempat tumbuhnya
tanaman. Media tanamnya adalah campuran tanah, sekam dan kompos/pupuk kandang;
(3) Wall gardening model pot plant : bahan yang digunakan adalah pot dengan rangka
besi atau balok sebagai penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah campuran
tanah, seam, dan kompos/pupuk kandang; (4). Wall gardening model partisi/modul:
bahan yang digunakan adalah agro pro dan besi sebagai penyangganya. Media tanam
yang digunakan adalah cocopeat dan pupuk kandang/kompos. ( A Sukma, 2021 )
IV. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
No. Nama Alat Jumlah
1. Tang 1 Buah
2. Palu 1 Buah
3. Gunting 1 Buah
4. Pisau Kater 1 Buah

B. BAHAN

No. Nama Bahan Jumlah


1. Botol bekas 2 ml 2 Buah
2. Kawat Secukupnya
3. Tanah Bakar Secukupnya
4. Bibit tanaman sawit Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA
• Pembuatan wadah veltikultur :
1. Dipotong botol bekas dengan bentuk persegi panjang dengan lebar 3-5 cm sesuai
panjang botol
2. Kemudian dilubangi kedua sisi botol dan dikaitkan dengan menggunakan kawat.
Diletakkan ditempat yang terkena cahahaya sinar matahari yang cukup
3. Wadah tanam media vertikultur siap untuk digunakan.

• Pembuatan media tanam :


1. Disiapkan tanah bakar secukupnya
2. Kemudian dimasukkan ke dalam wadah vertikultur dan siap untuk digunakan.

• Penyemaian :
1. Disediakan wadah untuk pembenihan, diisi dengan media tanam
2. Dibasahi media tanam menggunakan sprayer hingga menjadi lembab, tetapi jangan
terlalu basah
3. Disi setiap lubang dengan 2 benih tanaman sawi
4. Dilakukan penyiraman rutin dengan menggunakan sprayer setiap pagi dan sore,
usahakan media selalu lembab
5. Setelah benih berumur kurang lebih antara 10 – 14 hari dan daunnya menunjukkan daun
sejati minimal dua lembar, benih siap untuk dipindahkan
6. Jika kedua benih tanaman tumbuh, pilih salah satu benih yang terbaik untuk
dipindahkan ke wadah vertikultur

VI. HASIL PERCOBAAN


A. Tabel Hasil Pengamatan

No. Minggu ke- Jumlah Helai Daun Tinggi tanaman


1. Minggu ke-1 2 helai 1,5 cm
2. Minggu ke-2 3 helai 3,7 cm
3. Minggu ke-3 4 helai 4,5 cm
4. Minggu ke-4 6 helai 7 cm
Penjelasan :

1. Pada minggu pertama tanaman sawi setelah dilakukan penyiraman rutin dengan
menggunakan sprayer setiap pagi dan sore selama seminggu, tumbuh dan memiliki 2
helai daun namun belum daun sejati dan tinggi tanamannya 1,5 cm.

2. Pada minggu kedua tanaman sawi mulai berkembang setelah dilakukan penyiraman
rutin dengan menggunakan sprayer setiap pagi dan sore selama dua minggu memiliki
3 helai daun dan tinggi tanamannya 3,7 cm
3. Selanjutnya pada minggu ketiga setelah dilakukan penyiraman rutin dengan
menggunakan sprayer setiap pagi dan sore selama 3 minggu, tanaman sawi memiliki 4
helai daun dan tinggi tanaman sawi 4,5 cm

4. Pada minggu keempat setelah dilakukan penyiraman rutin dengan menggunakan


sprayer setiap pagi dan sore, tanaman sawi sudah memiliki 6 daun sejati dan tinggi
tanaman sawi 7 cm

B. Pembahasan
Menurut Damastuti, Anya P (1996), Sistem pertanian vertikultur adalah sistem
budi daya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok
diterapkan pada lahan sempit atau di pemukiman yang padat penduduknya. Sistem
ini dapat menjadi solusi kesulitan mencari lahan pertanian yang tergusur oleh
perumahan dan industri.

Kelebihan sistem pertanian vertikultur sebagai berikut:

1. Efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih


banyak dibandingkan sistem konvensional.
2. Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida.
3. Kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil.
4. Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam
wadah tertentu.
5. Mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman.
6. Adanya atap plastik memberikan keuntungan (a) mencegah kerusakan
karena hujan, (b) menghemat biaya penyiraman karena atap plastik
mengurangi penguapan.

Kekurangannya adalah :

 rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara yang


tinggi akibat tingginya populasi tanaman adanya atap plastik,
 investasi awal cukup tinggi,
 sistem penyiraman harus kontinyu, dan diperlukan beberapa
peralatan tambahan, misalnya tangga sebagai alat bantu
penyiraman.

Jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem ini sangat banyak, misalnya
a) tanaman sayur semusim (sawi,selada, kubis, wortel, tomat, terong, cabai dan lain-
lainnya), b) tanaman bunga seperti anggrek, mawar, melati, azalea, kembang sepatu,
dll; dan c) tanaman obat-obatan yang sekulen. Terdapat tiga aspek yang harus
dipersiapkan dalam budidaya tanaman organik secara vertikultur, yaitu:

 Pembuatan rak vertikultur


 Penyiapan dan penggunaan pupuk organic
 Penanaman dan pemeliharaan.
Penanaman bibit tanaman untuk sistem vertikultur ini sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan cara konvensional. Sebelum menanam, kita harus mengetahui
karakteristik tanaman yang akan ditanam. Apakah bibit tanaman itu mesti disemai dulu
atau langsung ditanam. Tujuan penyemaian ini diharapkan agar bibit tanaman seragam
dalam hal bentuk maupun umur dapat seragam satu sama lain.

Untuk mengelola bibit yang langsung ditanam serta bibit hasil persemaian yang
telah siap tanam, siapkan dahulu media tanam yang terdiri dari tanah, pasir halus dan
kompos dengan perbandingan 2:1:1. Media tanam kemudian dimasukkan ke dalam pot
atau wadah lain yang telah disiapkan. ( Sastro, Yudi, 2010 )

Manfaat dari dibuatnya vertikultur yaitu sebagai salah satu cara mengatasi
ketersediaan lahan, dengan penggunaan pola penanaman vertikultur lahan yang sempit
dapat berproduksi tinggi untuk berbagai jenis tanaman sayur yang akan ditanam. Selain
dapat memaksimalkan keterbatasan lahan.

VII. KESIMPULAN

1. Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budi daya pertanian yang dilakukan secara
vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok diterapkan pada lahan sempit atau di
pemukiman yang padat penduduknya. Sistem ini dapat menjadi solusi kesulitan
mencari lahan pertanian yang tergusur oleh perumahan dan industry.

2. Manfaat budidaya veltikultur yaitu :


a. Meningkatkan nilai estetika pada suatu area
b. Membantu melestarikan sumberdaya alam berupa tanah dengan mengelola dan
menggunakannya secara bijak dan tepat
c. Teknik budidaya dengan vertikultur juga dapat membantu melestarikan sumber daya
alam berupa air, dimana pasokan air untuk tanaman akan lebih terkontrol
d. Mempengaruhi dan merombak iklim mikro
e. Memaksimalkan pemanfaatan sampah baik organik maupun non-organik karena
digunakan sebagai bahan vertikultur.
f. Membantu mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari pada tingkat rumah
tangga dari hasil panen yang diperoleh dari budidaya vertikultur yang dapat dikonsumsi
apabila tanaman yang ditanam berupa tanaman pangan
g. Membantu meningkatkan kebutuhan gizi dan kesehatan bagi yang menanamnya

3. Kelebihan dan kekurangan budidaya veltikultur yaitu :


Kelebihan budidaya veltikultur
• Tidak membutuhkan lahan yang luas, sehingga bisa diaplikasikan di pekarangan
rumah.
• Tidak perlu melakukan penyiangan (membersihkan rumput liar atau gulma).
Penanaman secara vertikultur otomatis mengurangi tumbuhnya gulma.
• Hemat pupuk dan air, karena pemberiannya langsung tepat sasaran. Pupuk
diberikan melalui lubang-lubang wadah yang ukurannya terbatas, sehingga tidak
mudah tercuci oleh hujan
• Mempunyai segi keindahan dan nilai estetika
• Perawatannya mudah, karena tanaman mengelompok di satu lokasi
Kekurangan budidaya veltikultur
Pembuatannya harus melalui beberapa tahapan persiapan sebelum penanaman,
seperti membuat dan mempersiapkan wadah dan rak vertikultur.
Membutuhkan kesabaran saat membuat wadah dan rak vertikultur.
Mempersiapkan model dan ukuran agar penempatannya tidak mengganggu kegiatan
lain.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Desiliyarni, Ir Temmy, et al. Vertikultur; Teknik Bertanam di Lahan Sempit. AgroMedia,
2017
Hidayati, Nurul, et al. "Pemanfaatan Lahan Sempit Untuk Budidaya Sayuran Dengan
Sistem Vertikultur." PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 3.1
(2018): 40-46.
Kusumo, Rani Andriani Budi, et al. "Budidaya sayuran dengan teknik vertikultur untuk
meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga di perkotaan." Dharmakarya 9.2 (2020): 89-
92
Sastro, Yudi, 2010. Budidaya Tanaman Organik Secara Vertikultur. BP-TP Jakarta.
Sukma, Adenia. Vertikultur: Solusi Berkebun Di Lahan Sempit. DIVA PRESS, 2021.

MEDAN, 10 APRIL 2020

ASISTEN DOSEN PRAKTIKAN

MONICA BR. SITANGGANG WINDA S L MARPAUNG

NIM: 4183141059 NIM : 4223331026


LAMPIRAN PRATIKUM

 Minggu ke- 1

Keterangan : Setelah dilakukan penyiraman rutin dengan menggunakan sprayer


setiap pagi dan sore selama seminggu, tanaman tumbuh dan memiliki 2 helai
daun namun belum daun sejati dan tinggi tanamannya 1,5 cm.

 Minggu ke- 2

Keterangan : Setelah dilakukan penyiraman rutin dengan menggunakan sprayer


setiap pagi dan sore selama dua minggu, tanaman sawi tumbuh dan memiliki 3
helai daun namun belum daun sejati dan tinggi tanamannya 3,7 cm.
 Minggu ke- 3

Keterangan : Setelah dilakukan penyiraman rutin dengan menggunakan sprayer


setiap pagi dan sore selama dua minggu, tanaman sawi tumbuh dan memiliki 4
helai daun namun belum daun sejati dan tinggi tanamannya 4,5 cm

 Minggu ke- 4

Keterangan : Setelah dilakukan penyiraman rutin dengan menggunakan sprayer


setiap pagi dan sore selama dua minggu, tanaman sawi tumbuh dan memiliki 6
helai daun namun belum daun sejati dan tinggi tanamannya 7 cm.

You might also like