You are on page 1of 10

TUGAS MINGGUAN KE 15

(Searching of Journal)
Nama/NIM : Bayu Arya Wiezaksana HariPertemuan : Rabu 16.20-18.00
Email : bayuarya027@gmail.com
Hp : 082250325583
Alamat Sumber Searching :
https://doi.org/10.24832/jpnk.v20i2.140
A MATERI KULIAH Kebugaran Jasmani
JudulArtikelJurnal KEBUGARAN JASMANI SISWA PENDIDIKAN
(Asli) DASAR DAN MENENGAHDI JAWA BARAT
This research is intended to assess the physical fitness
of primary school, juniorsecondary school and senior
secondary school students based on gender and class level.
Datacollection was conducted by cross-sectional in
Bandung and Majalengka, with a sample of 721students,
were taken by purposive cluster sampling. Processing and
analysis of data in the formof descriptions and inferential
statistics.The result of research shown that: 1) The level of
physicalfitness of primary school students still have low
physical fitness were 42.27 percent, while thejunior
B secondary school students were 36.87,and senior secondary
Abstract school student were 46.11percent. physical Fitness of
primary school students, for both male and female students,
thehigher the class the higher their level of physical fitness,
while at the junior secondary schoollevel, for male students
the higher theclass the higher its physical fitness, for
female studentthe physical fitness stays the same regardless
of their class. For senior secondary school students,both
boys and female student, their physical fitness remain same
regardless of their class. Itcan be concluded that the
higher the education level of students the more
diminished theirphysical activity,the implication is the
declining of their physical fitness.
C Ringkasan Jurnal Kondisi ke bugaran jasm ani sese orang yangmampu
mengadaptasi segala beban fisik maupunpsikis yang
diterima merupakan dasar untukmencapai prod uktiv
itas/p restasi ke rja y angoptimal. Kualitas kemampuan
jasmani untuk dapatmengadaptasi be ban yang dit erim a
dapatter cerm in d ari ting kat kebugaran
jasmani.Menurut Suharto (1997b), kebugaran
jasmanimerupakan ukuran potensi kemampuan
kerjamanusia yang sangat berperan dalam
menunjangunjuk kerja fisik (antara lain prestasi
kerja,prestasi olah raga, dan prestasi
belajar).Peningkatan dan pemeliharaan kebugaranjasmani
perlu terus dilakukan. Upaya peningkatandan pe
meliharaan k ebugaran jasmani yangteratur dan terarah
pada dasarnya merupakanbagian dari pola hidup (life
style) yang ber-kembang karena proses pendidikan dan
pem-budayaan. Oleh karena itu, pentingnya
upayapeningk atan dan pem eliharaan ke
bugaranjasmani sebagai bagian integral dar i
upayapeningkatan kualitas hidup manusia
Indonesia,dapat dilakukan melalui proses pendidikan
danpembudayaan bagi seluruh masyarakat Indo-nesia.
Melalui proses p endidikan dan pe m-budayaan,
diharapkan akan timbul sikap dankesadaran dari setiap
individu untuk mening-katkan dan memelihara
kebugaran jasmaninya,yang se lanj utny a me njad i ke
biasaan dankebutuhan hidupnya. Salah satu strategi pe-
ningkatan kebugaran jasmani dapat dilakukanmelalui
hidup aktif dan sehat. Implementasi jeniskegiatan yang
tepat dalam program hidup aktifdan sehat disesuaikan
dengan tingkat kebugaranjasmani. Beberapa daerah di
Jawa Barat menjadilokasi rintisan pengembangan model
sekolahsehat. Salah satu program yang
dikembangkandalam model sekolah sehat adalah
program hidupaktif dan sehat, namun di Jawa Barat
belummemiliki data dan informasi tentang
kebugaranjasmani siswa, sehingga perlu dilakukanpeng-
kajian keb ugar an j asmani siswa. Data d aninform asi
tentang kebugaran jasmani siswatersebut sangat penting
sebagai rujukan dandasar untuk memberikan berbagai
intervensidalam merencanakan maupun mengimplemen-
tasikan program hidup aktif dan sehat pada modelsekolah
sehat. Tanpa data dan informasi tersebuttentu akan
mengalami kesulitan dalam menen-tukan prioritas dan
pilihan dalam melaksanakanprogram hidup aktif dan
sehat. Oleh karenanyapenggalian data dan informasi
melalui studi inidiperlukan untuk menjamin ketepatan
prioritasdan pilihan langkah dalam mengintervensi
upayapeningkatan kebugaran siswa.Berdasarkan latar
belakang di atas, makarumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:Bagaimana kondisi tingkat
kebugaran jasmanisiswa sekolah dasar ( SD), siswa
sekolahmenengah pertama (SMP), dan siswa
sekolahmenengah atas (SMA) di Jawa Barat? Lebih
spesifikrumusan masalah yang menjadi fokus
penelitian,yaitu: 1) Bagaimana tingkat kebugaran
jasmanisiswa SD, SMP, dan SMA? dan 2) Bagaimana
tingkatkesegaran jasmani siswa SD, SMP, dan
SMAberdasarkan jenis kelamin?Mengacu pada rumusan
masalah tersebut,tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk
mengkaji:1) tingkat kebugaran jasmani siswa SD, SMP,
danSMA di Jawa Barat; dan; 2) tingkat
kebugaranjasmani siswa SD, SMP, dan SMA
berdasarkanjenis kelamin.
a. Abstrak (Bahasa Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kondisi tingkat
Indonesia) kebugaran jasmani siswa sekolahdasar, sekolah menengah
pertama, dan sekolah menengah atas berdasarkan jenis
kelamin(gender) dan jenjang kelas. Pengumpulan data
dilakukan secara cross-sectional di Kota Bandungdan
Kabupaten Majalengka, dengan jumlah sampel 721 siswa
yang diambil secara purposivecluster sampling. Pengolahan
dan analisis data berupa deskripsi dan inferensial statistik.
Hasilpenelitian menunjukkan bahwa: tingkat kebugaran
siswa belum seluruhnya berada dalam kondisiyang baik.
Masih ditemukan 42,27 persen siswa sekolah dasar dengan
tingkat kebugaran jasmanirendah, siswa sekolah menengah
pertama sebanyak 36,87 persen, dan siswa sekolah
menengahatas sebanyak 46,11 persen. Siswa putra
memiliki kebugaran jasmani yang lebih
baikdibandingkan dengan kebugaran jasmani siswa
putri. Di sekolah dasar semakin tinggi kelassemakin
tinggi tingkat kebugaran jasmaninya, sedangkan pada
jenjang sekolah menengahpertama, kebugaran jasmani
siswa putra semakin tinggi kelas, semakin tinggi
kebugaranjasmaninya, sedangkan untuk siswa putri
kebugaran jasmaninya sama di semua tingkatankelas.
Kebugaran jasmani siswa sekolah menengah atas, baik
siswa putra maupun siswa putri,semakin tinggi kelas
kebugaran jasmaninya tetap sama. Diketahui bahwa
semakin tinggi jenjangpendidikan siswa semakin berkurang
aktivitas fisik siswa. Dengan demikian, dapat
disimpulkanbahwa tingkat kebugaran siswa di semua
jenjang pendidikan belum berada dalam kondisi baik,dan
semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin berkurang
aktivitas fisik siswa, sehinggaberdampak pada penurunan
kebugaran jasmaninya.
b. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifdengan
teknik cross-sectional dengan sekalipengambilan data
melalui tes lapangan. Populasipenelitian mencakup
siswa SD, SMP, dan SMA diJawa Barat dengan
rentang usia 6-19 tahun.Sampel yang dipilih sebanyak
721 orang siswa,putra dan putri diambil secara
purposive clustersampling dari 2 daerah yaitu Kota
Bandung danKabupaten Majalengka. Sampel sekolah di
kotaBandung meliputi: SDN Banjarsari dan SDN
Soka,SMPN 14, SMAN 2 dan SMKN 1, sedangkan
sampelsekolah di Majalengka meliputi: SDN Rajagalur
LorIII, SDN Patuanan I, SMPN 1 Rajagaluh, SMAN
IRajagaluh. Pelaksanaan pe ngum pulan datadilakukan
pada tanggal 10-16 Oktober 2010.Untuk mengetahui
tingkat kebugaran jasmanisiswa sekolah dasar, sekolah
menengah pertamadan sekolah menengah umum atas
dilakukanmelalui tes dan evaluasi. Menurut Arikunto
(2002)tes merupakan suatu alat atau prosedur
yangdigunakan untuk mengetahui atau mengukursesuatu
dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang
sudah ditentukan. Berdasarkan hasiltes, biasanya
diperoleh tentang atribut, sifat, ataukarakteristik yang
terdapat pada individu atauobjek yang bersangkutan,
sedangkan evaluasimerupakan kegiatan untuk
mengumpulkan datadan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yangselanjutnya data dan informasi tersebut di-
gunakan untuk menentukan alternatif yang tepatdalam
mengambil keputusan. Instrumen teskebugaran jasmani
harus mencakup komponenkebugaran jasmani yaitu
daya tahan erobik,komposisi tubuh, kelenturan,
kekuatan otot, dayatahan otot, kelincahan,
keseimbangan, koordinasi,kecepatan, power, dan waktu
reaksi (Ismaryati,200 6). Menurut Bomp a (1 994) tes
adalahinstrum en unjuk ker ja indiv idu, sed angk
anpenilaian merupakan proses untuk menentukanstatus
seseorang sesuai patokan yang dipakai.Instrumen untuk
mengukur kebugaran jasmaniantara lain instrumen tes
lari keliling lapanganselama 12 menit dari tes Cooper
(1980), TesKesegaran Jasmani Ind onesia (TKJI)
(PusatPengembangan Kualitas Jasmani, 2003).Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan datadilakukan melalui
tes dan pengukuran lapangandengan menggunakan
Instrumen Tes KebugaranJasmani Indonesa (TKJI).
TKJI terdiri atas5 itemtes, yaitu: 1) lari cepat; 2)
gantung siku tekuk/gantung angkat tubuh; 3) baring
duduk; 4) lompattegak; dan 5) lari sedang. Tes
dilakukan secaraberurutan karena TKJI merupakan
battery test,yaitu mulai dari item tes satu, kemudian
item tesdua, selanjutnya item tes 3, lalu item tes 4
danterakhir item tes lima, karena TKJI
merupakanbattery test.
c. Hasil Penelitian Kondisi tingkat kebugaran siswa menunjukkanbelum
seluruhnya baik, bahkan cenderung kurangbugar. Secara
rinci, tingkat kebugaran jasmanisiswa SD, SMP, dan
SMA di Jawa Barat dapatdigamb arkan se pert i d alam
Grafik 1 yangmenunjukkan bahwa pada jenjang SD,
hanyasedikit siswa yang memiliki kebugaran
jasmanibaik dan baik sekali (sebanyak 11,88 persen),se
dang kan siswa yang memiliki keb ugar anjasmani
sedang sebanyak 42,27 persen, dansiswa yang memiliki
kebugaran jasmani rendah(tingkat kebugaran jasmani
kurang dan kurangsekali) sebanyak 41,89 persen. Pada
jenjang SMPsiswa yang memiliki kebugaran jasmani
baik danbaik sekali sebanyak 9,50 persen,
sedangkansiswa yang memiliki ke-bugaran jasmani
sedangsebanyak 53,63 persen, dan siswa yang
memilikikebugaran jasmani rendah (tingkat
kebugaranjasmani kurang dan kurang sekali)
sebanyak36,87 persen. Pada jenjang SMA siswa
yangmemiliki kebugaran jasmani baik dan baik
sekalisebanyak 10,56 persen, sedangkan siswa
yangmemiliki kebugaran jasmani sedang sebanyak43,33
persen, dan siswa yang memiliki kebugaranjasmani
rendah (tingkat kebugaran jasmanikurang dan kur ang
sekali) sebanyak 46,11persen.Siswa yang memiliki
kebugaran jasmani baikdan baik sekali masih sangat
sedikit, yaitusebanyak 10,96 persen, sedangkan siswa
yangmemiliki kebugaran jasmani sedang sebanyak47,16
persen, dan siswa yang memiliki kebugaranjasmani
rendah (tingkat kebugaran jasmanikurang dan kur ang
sekali) sebanyak 41,89persen.Hasil hitung nilai
kebugaran jasmani siswa SD,SMP, dan SMA terdapat
pada Tabel 1 yang meng-gambarkan bahwa kebugaran
jasmani siswa SD,SMP, dan SMA pada taraf signifikansi
5 persen tidakterjadi perbedaan yang nyata.Artinya
kebugaranjasmani siswa SMP tidak lebih baik dari
siswa SDdan kebugaran jasmani siswa SMA tidak lebih
baikdari siswa SD maupun SMP.Tingkat kebugaran
jasmani siswa SD secararinci dapat digambarkan
seperti dalam Tabel 2.Berdasarkan Tabel 2 diperoleh
gambaran bahwakeb ugar an j asmani siswa SD pada
tar afsignifikansi 5 persen terjadi perbedaan,
semakintinggi kelas semakin tinggi juga tingkat
kebugaranjasmaninya, tetapi pada kelas enam terjadipe
nurunan lebih re ndah jik a diband ingk andengan kelas
lima. Terjadinya kondisi ini karenakebiasaan bermain
sudah mulai berkurang padakelas enam, mereka
dituntut untuk belajar lebihbanyak dalam rangka
menghadapi ujian danpersiapan masuk SMP.Apabila
dilihat jenjang SMP Tingkat kebugaranjasmani siswa SMP
secara rinci dapat digambarkanseperti dalam Tabel 3,
diperoleh gambaran bahwake bugaran jasm ani siswa
SMP, pada tarafsignifikansi 5 persen tidak terjadi
perbedaan,semakin tinggi kelas tidak semakin tinggi
tingkatGrafik 1 Persentase tingkat kebugaran jasmani
siswa kebugaran jasmaninya. Pada kondisi ini siswa
SMPsudah lebih banyak menghadapi ulangan danujian
agar bisa mendapat nilai bagus dan melan-jutkan di
sekolah selanjutnya yang menjadiharapannya.Jenjang
SMA tingkat kebugaran jasmanisiswa secara rinci dapat
dilihat Tabel 4 yangmenggambarkan bahwa kebugaran
jasmani siswaSMA, pada taraf signifikansi 5 persen
tidak terjadiperbedaan, semakin tinggi kelas tidak
semakintinggi tingkat kebugaran jasmaninya. Seperti
padakondisi SMP, aktivitas fisik siswa SMA
sangatkurang , juga k arena p ara siswanya leb
ihdisibukkan dengan belajar dan mengikutibimbingan
belajar agar bisa lulus dan diterima diperguruan tinggi
yang menjadi harapannya.
d. Kesimpulan dan Tingkat ke bugaran siswa be lum seluruhnyaberada
Saran dalam kondisi yang baik. Hanya11,88persen siswa SD
yang memiliki kebugaran jasmaniyang baik, sedangkan
42,27 persen rendah, dan45,86 persen pada level
Sedang. Siswa SMPhanya 9,50 persen siswa memiliki
kebugaranjasmani baik, sedangkan 36,87 persen
masihmemiliki tingkat kebugaran jasmani rendah
dan53,63 persen memiliki kebugaran jasmani padalevel
Sedang. Siswa SMU sebanyak 46,11 persenmasih
memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah,10,56 persen
siswa memiliki kebugaran jasmani sesuai harapan, dan
43,33 perse n memiliki kebugaran jasmani pada level
sedang.Dari segi jender (jenis kelamin) diketahui bahwa
siswa putra memiliki kebugaran jasmaniyang lebih baik
dibandingkan dengan kebugaran jasmani siswa putri.
Dari segi jenjang kelas,ditemukan bahwa kebugaran
jasmani siswa padajenjang SD semakin tinggi kelas,
semakin tinggi juga kebugaran jasmaninya, dan pada
jenjang SMP semakin tinggi kelas, kebugaran
jasmaninya tidak berubah, demikian juga pada jenjang
SMU semakin tinggi kelas, kebugaran jasmaninya tidak
berubah. Hal ini menunjukkan, bahwa pada jenjang
SMP dan SMA terjadi penurunan aktivitas fisik. Pada
jenjang SD, siswa putra sebanyak 38,04persen masih
memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah, 13,04
persen memiliki kebugaran jasmani sesuai harapan,
48,91 persen memiliki kebugaran jasmani pada level
sedang, dan siswa putri sebanyak 46,63 persen masih
memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah, 10,67
persen memiliki kebugaran jasmani sesuai harapan,
42,70 persen memiliki kebugaran jasmani pada level
sedang. Pada siswa putra semakin tinggi kelas, semakin
tinggi juga kebugaran jasmaninya, demikian jugapada
siswa putri semakin tinggi kelas, semakin tinggi juga
kebugaran jasmaninya. Hal ini menunjukkan bahwa
pada jenjang SD, semakintinggi kelas aktivitas fisiknya
semakin baik dengan indikator gemar bergerak/bermain.
Saran Mempertimbangkan kondisi tingkat kebugaran
siswa yang sebagian besar masih rendah, maka
diperlukan upaya peningkatan kebugaran jasmani.
Pertama, implementasi program hidup aktif dansehat
melalui kegiatan gemar bergerak, peduli kesehatan diri,
peduli kesehatan bersama, danpeduli lingkungan perlu
dilakukan di sekolah-sekolah dengan melibatkan seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan pada seluruh jenjang
pendidikan. Demikian juga dengan sarana penunjang
program hidup aktif dan sehat perlu dilakukan
penambahan dengan lebih mengutamakan peningkatan
kreativitas pendidikan aktivitas fisik. Kedua, perhatian dan
motivasi yanglebih tinggi perlu diberikan kepada siswa
SMP putridan siswa SMU putra maupun putri oleh
pendidikan aktivitas fisik untuk melakukan program
hidup aktif, agar ada keseimbangan olah pikir dan
olahjasmaninya. Ketiga, pemerintah pusat maupundaerah
perlu mengeluarkan kebijakan untuk melakukan
gerakan-gerakan masal selama sepekan berkaitan dengan
hidup aktif dan sehat antara lain melalui gerakan
nasional hidup aktif dan sehat, membuat model-model
sekolah sehat.

You might also like