Professional Documents
Culture Documents
Tugas 3 - Kelompok 2 - A4 KND 1
Tugas 3 - Kelompok 2 - A4 KND 1
Kelompok 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)
3. Penerimaan Hibah
Keuangan Negara dan Daerah
Kelompok 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)
Pendapatan hibah adalah pungutan yang dibayar individu atau badan tertentu dengan
memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung atas layanan atau pemanfaatan
sumber daya. Adanya tujuan dari penerimaan hibah adalah penanggulangan bencana alam,
pemberian dukungan terhadap program pembangunan nasional, dan pemberian bantuan
kemanusiaan.
- Hibah Terencana: Hibah melalui mekanisme perencanaan dan dicatat dalam Daftar
Rencana Kegiatan Hibah (DRKH).
- Hibah Langsung: Hibah tanpa melalui mekanisme perencanaan.
- Hibah melalui KPPN: Hibah yang proses penarikan dananya dilaksanakan di
Bendahara Umum Negara (BUN) atau Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).
- Hibah tanpa melalui KPPN: Hibah yang proses penarikan dananya tidak dilaksanakan
di BUN ataupun KPPN.
- Hibah Dalam Negeri: Hibah yang berasal dari lembaga keuangan dan non-keuangan
dalam negeri, pemerintah daerah, perusahaan asing yang domisili dan beroperasi di
Indonesia, dan lembaga lain ataupun perorangan
- Hibah Luar Negeri: Hibah yang berasal dari negara lain, lemba perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), lembaga keuangan asing, lembaga multilateral, lembaga non keuangan
asing, lembaga keuangan berdomisili dan beroperasi luar negeri, dan perorangan.
4. Bea Materai
Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat
perjanjian, kwitansi pembayaran, akta notaris, surat berharga, dan efek, yang memuat
jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentusesuai dengan ketentuan.
pribadi atau badan yang mempunyai ha katas tanah dan bangunan atas memperoleh
manfaat atas tanah dan bangunan yang menjadi haknya.
Semenjak dikeluarkan UU No 28 Tahun 2007 Tentang Pajak dan Retribusi Daserah,
yang menjadi hak pemerintah pusat atas PBB adalah PBB sektor pertambangan,
perhutanan, dan perkebunan,
Sama seperti periode sebelmunya, pada tahun 2009, APBN ditetapkan dengan
dikeluarkannya UU No 41 Tahun 2008 Tentang APBN Tahun 2009. Salah satu unsur yang
termuat dalam APBN adalah anngaran pendapatan negara dan hibab yang diperoleh dari
penrimaan pajak, penerimaan negara bukan bapak (PNBP), dan penerimaan hibah dari dalam
dan luar negeri.
Oleh Karena PNBP sangat penting, maka pemerintah mengeluarkan peraturan
perundang-undangan, antara lain:
5. Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda
administrasi.
6. Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak pemerintah.
7. Penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri.
Pengelompokan PNBP ini kemudian ditetapkan dalam PP No. 22 Tahun 1997 yang
telah diubah dengan PP No. 52 Tahun 1998 dengan menjabarkan jenis-jenis PNBP yang
berlaku umum di semua Kementerian / Lembaga, sebagai berikut:
Penerimaan kembali anggaran (sisa anggaran rutin dan sisa anggaran pembangunan).
Penerimaan hasil penjualan barang/kekayaan Negara.
Penerimaan hasil penyewaan barang/kekayaan Negara.
Penerimaan hasil penyimpanan uang negara (jasa giro).
Penerimaan ganti rugi atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi dan tuntutan
perbendaharaan).
Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah.
Penerimaan dari hasil penjualan dokumen lelang.
Jika ada Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang belum termuat di dalam jenis-jenis
yang sudah ditetapkan, maka Pemerintah dapat menetapkannya.
Perencanaan penerimaan negara tahun 2021 telahh diatur dalam rancangan anggaran
pendapatan dan belanja negara yang berfokus pada percepatan pemulihan ekonomi dan
penguatan reformasi. Rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara tersebut terdapat
perencanaan pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan anggaran, sebagai berikut:
1. Perencanaan pendapatan negara
Mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui pemberian insentif pajak secara
selektif dan terukur.
Melakukan relaksasi prosedur untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Meningkatkan pelayanan PNBP kepada masyarakat.
2. Perencanaan belanja negara
Keuangan Negara dan Daerah
Kelompok 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)
1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
tertentu (seperti Dana Cadangan, Dana Penjaminan Deposito), dan untuk mengadministrasikan
penerimaan dan pengeluaran lainnya yang dianggap perlu untuk dipisahkan dari rekening
BUN, dimana suatu penerimaan harus digunakan untuk tujuan tertentu.
Terkait dengan pengelolaan APBN, semua penerimaan dan pengeluaran harus tercakup
dalam APBN. Dengan kata lain pada saat pertanggungjawaban APBN, semua realisasi
penerimaan dan pengeluaran dalam rekening-rekening khusus harus dikonsolidasikan ke dalam
rekening BUN. Semua penerimaan dan pengeluaran yang telah dimasukkan dalam rekening
BUN adalah merupakan penerimaan dan pengeluaran yang on-budget.
Siklus APBN