Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2 - A4 KND - Pertemuan 11
Kelompok 2 - A4 KND - Pertemuan 11
Kelompok 2:
- Fina Adelia (2010532030)
- Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
- Amalia Imanda (2010533003)
Unsur-unsur pokok anggaran berbasis kinerja menurut Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan
1. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan suatu proses objektif dan sistematis dalam
mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan informasi untuk menentukan seberapa
efektivitas dan efisien pelayanan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Konsekuensi anggaran berbasis kinerja tersebut
menghubungkan antara renstra dengan penganggaran.
a. Menentukan program dan kegiatan dengan jelas
b. Sistem informasi yang memadai
c. Pihak eksternal
d. Mengukur kinerja yang strategis
2. Penghargaan dan Hukuman
Penghargaan dan hukuman tersebut sebagai berikut:
a. Penerapan insentif atas kinerja yang dicapai dan hukuman atas kegagalannya.
Penerapan sistem insentif di organisasi sektor publik bukan hal yang mudah untuk
dilaksanakan karena penerapan sistem insentif perlu didukung oleh mekanisme bukan
keuangan, terutama keinginan dan kebutuhan atas pencapaian kinerja. Hal ini dapat
dijalankan jika ada aturan bahwa unit kerja yang mencapai kinerja dengan baik dapat
memperoleh prioritas atas anggaran berikutnya walaupun alokasi anggaran telah
ditentukan oleh program prioritas dan kebijakannya.
b. Penerapan efisiensi
Penerapan efisiensi bisa dilakukan untuk program dan kegiatan yang bersofat
pelayanan publik.
c. Penahanan atas penerimaan yang diperoleh oleh suatu lembaga
Penahanan atas penerimaan yang diperoleh oleh suatu lembaga dapat dilakukan
dengan membuat suatu bentuk perjanjian antara lembaga pusat dengan lembaga
bersangkutan dalam pembagian atas hasil yang diterima.
3. Kontrak Kinerja
Departemen keuangan dapat melaksanakan kontrak atas pencapaian suatu kinerja
dengan kementrian/lembaga lainnya dan juga antara Menteri dengan unit organisasi yang
ada di bawahnya.
4. Kontrol Eksternal dan Internal
Kontrol eksternal terhadap penggunaan anggaran harus dilakukan oleh lembaga
yang berada di luar pengguna anggaran. Pengguna anggaran harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu sebelum mereka menggunakan anggarannya.
5. Pertanggungjawaban Manajemen
Jika sistem penganggaran tradisional menekankan pada kontrol input, maka sistem
anggaran berbasis kinerja ditekankan pada output. Pada sistem ini, pengguna anggaran
mendapat wewenang penuh dalam merencanakan dan mengelola anggarannya.
Budgeting
Kelompok 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)
1
Keterkaitan Antara Perencanaan Dan
Penganggaran Dalam Proses
Pengelolaan Keuangan Negara.
Ruang lingkup perencanaan pembangunan nasional
Rencana pembangunan jangka panjang (RPJP): 20 tahun, terdiri dari
- Rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN)
- Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD)
Rencana pembangunan jangka menengah: 5 tahun, terdiri dari:
- Rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN)
- Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)
- Rencana strategis kementrian/lembaga (Renstra KL)
- Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah (Renstra SKPD)
Rencana pembangunan tahunan: 1 tahun, terdiri dari:
- Rencana kerja pemerintah (RKP)
- Rencana kerja pemerintah daerah (RKPD)
- Rencana kerja kementerian/ lembaga (Renja KL)
- Rencana kerja satuan kerja perangkat daerah ( Renja SKPD)
Keterkaitan perencanaan dan penganggaran
Dapat dilihat ppada ketentuan UU 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan UU 17 tahun
2003 tentang keuangan negara.
Dari sisi perencanaan, rencana pemerintah menjadi pedoman dalam penyusunan anggaran. Pada pasal 25 UU 25 tahun
2004, disebutkan bahwa:
- RKP menjadi pedoman penyusunan RAPBN
- RKPD menjadi [edoman penyusunan RAPBD
Sebaliknya, penyusunan anggaran berpedoman pada rencana kerja pemerintah. Pada pasal 12 dan 17 UU 17 tahun 2003,
disebutkan bahwa
- Penyusunan RAPBN berpedoman kepada RKP
- Penyusunan RAPBD berpedoman kepada RKPD
Keterkaitan perencanaan dan
penganggaran
Perencanaan, Penggaran, Dan Pencapaian Tujuan Bernegara
- Untuk mencapai tujuan negara, disusun RPJP (berisi visi, misi, arah pembangunan nasional).
- Dari RPJ disusun RPJM (visi, misi, prpgram presiden)
- RKP (berisi prioritas pembangunan nasional, rencana kerangka ekonomi makro, arah kebijakan fiskal,
program kementrian, lintas kementerian dan kewilayahan)
- RKP setiap tahun menjadi pedoman dalam APBN
Hubungan Rencana Strategis, Rencana Operasional, Dan Rencana Kerja Dan Anggaran
Rencana strategis diwujudkann dalam RPJM dan Renstra. Dijabarkan menjadi rencana operasional dalam
RKP dan Renja dan gambaran pendanaan berdasarkan Pagu Indikatif. Dari rencana operasional disusun
aspek pendanaan secara detail dalam bentuk RKA-KL berdasarkan Pagu Anggaran, sehingga menghasilkan
APBN. APBN ditetapkan beserta rinciannya dan menghasilkan pagu alokasi.
2
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
(Medium Term Expenditure Framework)
Pengertian Medium Term Expenditure Framework
Medium Term Expenditure Framework adalah skema penganggaran yang berdasar pada kebijakan,
dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu
tahun anggaran, dan dengan mempertimbangkan keterkaitan biaya keputusan yang bersangkutan pada
tahun-tahun berikutnya yang digunakan dalam perkiraan maju (forward estimate)
Dasar Hukum Medium Term Expenditure Framework
- UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
- UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
Latar Belakang Medium Term Expenditure Framework
Latar belakangnya terjadi karena ketidakjelasan hubungan/keterkaitan anatar kebijakan, perancanaan
dan penganggaran, kemudian kurangnya kualitas penyediaan pelayanan kepada masyarakat (kualitas
kinerj yang rendah), dan kurangnya disiplin fiskal.
Konsep Medium Term Expenditure Framework
- Skema penganggaran berdasar kepada kebijakan,
- Kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran,
- Mempertimbangkan keterkaitan biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun-tahun berikutnya
yang digunakan dalam perkiraan maju (forward estimate).
Tujuan Penerapan Medium Term Expenditure Framework
- Meningkatkan keseimbangan ekonomi makro dengan mengembangkan kerangka ketersedin dana yang
konsisten dan realistis,
- Memperbagus alokasi pendanaan seuai dengan prioritas yang hendak dicapai,
- Meningkatkan kepastian alokasi dana untuk kebutuhan yang bersifat multiyears,
-memberi hard budget constraint untuk belanja.
Keunggulan Medium Term Expenditure Framework
- Memberikan kerangkan yang menyeluruh yang memungkinkan fleksibilitas dalam penentuan kebijakan
dan prioritas, dan di saat yang bersamaan dapat meyakinkan bahwa segala sesuatu yang dianggarkan
berada dalam batas-batas sumber daya yang tersedia,
- Dapat mengetahui biaya di masa depan yang berasal dari kebijakan yang diambil saat ini diketahui
dengan tingkat kepastian yang tinggi,
Manfaat Dari Medium Term Expenditure Framework
- Berperan dalam menjaga/mempertahankan kelanjutan fiskal dan meningkatkan disiplin fiskal,
- Menigkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dengan proses penganggaran,
- Mengarahkan alokasi sumberdaya agar lebih rasional dan strategis,
- Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan pemberian pelayanan yang
optimal
Tahapan Proses Penyusunan Medium Term Expenditure Framework
- Pertama yaitu penyusunan proyeksi yang memuat kerangka ekonomi makro untuk jangka menengah,
- Kedua yaitu penyusunan proyeksi yang memuat kerangka target-target fiskal jangka menengah,
- Ketiga yaitu pembuatan kerangka anggaran jangka menengah, yang menghasilkan pagu total belanja
pemerintah,
- Keempat yaitu pendistribusian total pagu belanja jangka menengah ke masing-masing Kementrian atau
Lembaga sebagai indikasi pagu Kementrian/Lembaga dan merupakan perkiraan pagu belanja
Kementrian/Lembaga dalam jangka menengah,
- Kelima yaitu menjabarkan pengeluaran jangka menengah masing-masing Kementrian/Lembaga ke program
dan kegiatannya masing-masing berdasarkan indikasi pagu jangka menengah yang telah ditentukan.
Penyusunan Anggaran dan Medium Term
Expenditure Framework
Metode Penyusunan Proyeksi MTEF
- Metode Teknis, yaitu memprediksi pengeluaran di masa depan dengan dasar kebijakan dan program
yang dilaksanakan hingga saat ini,
- Metode Ketat, yaitu proyeksi pengeluaran yang memperhitungkan :
Biaya dari kebijakan yang sudah ada sampai sekarang ini (on going program),
Penghematan dari program yang tidak prioritas.
- Metode komprehensif, yaitu proyeksi yang dikerjakan dengan meletakkan semua kebijakan dan program
yang baru serta baiaya yang diperlukan semasa jangka menengah.
Peran Pemerintah Daerah
Dalam hal pelayanan, dibedakan menjadi 3 tipe pelayanan yaitu :
1. Pelayanan Primer
Ciri-ciri : Output yag dikeluarkan pemda tidak dikeluarkan oleh pihak lain seperti swasta.
2. Pelayanan Sekunder
Ciri-ciri : Output yang dikeluarkan oleh pemda dapat juga dihasilkan oleh swasta,
3. Pelayanan Tersier
Ciri-ciri : Pemda dan swasta sama sama bisa menghasilkan output yang sama dan terjadi persaingan.
3