You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/335392517

KAJIAN PENCEMARAN AIRTANAH DI WILAYAH SEKITAR TPA PIYUNGAN,


BANTUL, YOGYAKARTA

Conference Paper · April 2019

CITATIONS READS

3 2,305

3 authors:

Fajri Ramadhan Farida Prasasti D.R


Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
19 PUBLICATIONS   34 CITATIONS    4 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Tjahyo Adji
Universitas Gadjah Mada
185 PUBLICATIONS   483 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Airtanah View project

BAGAIMANA MEMPREDIKSI KERUSAKAN SUMBERDAYA AIR KARST ? View project

All content following this page was uploaded by Fajri Ramadhan on 28 September 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROCEEDING, PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN KE-3
PERHIMPUNAN AHLI AIRTANAH INDONESIA (PIT-PAAI)
7-8 NOVEMBER 2018, JAKARTA

KAJIAN PENCEMARAN AIRTANAH DI WILAYAH SEKITAR


TPA PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

(Study of Groundwater Contamination near Piyungan Landfill,


Bantul, Yogyakarta)

Fajri Ramadhan1, Farida Prasasti D.R1, Tjahyo Nugroho Adji1


1
Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

*corresponding author: fajri.ramadhan@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk tiap ABSTRACT The increase in population every
tahunnya di Kecamatan Piyungan year at Piyungan District would affect the
mempengaruhi besar kebutuhan air, terutama needs of water, particularly groundwater. Even
airtanah. Meskipun demikian, pemenuhan akan so, the fulfillment of water needs should be both
kebutuhan air seharusnya tidak hanya pada in quantity and quality. Groundwater around a
kuantitas melainkan juga kualitas. Airtanah waste disposal site area has a susceptibility to
sekitar TPA memiliki kerentanan pencemaran contamination of leachate. The aim of this study
air lindi yang berasal dari sampah. Penelitian is to examine the condition of groundwater
ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kualitas quality concerning leachate from the Piyungan
airtanah terhadap pencemaran air lindi di sekitar landfill, Bantul. The methods used by this study
TPA Piyungan, Bantul. Metode yang digunakan are field survey and groundwater quality test
ialah metode survei dan pengujian kualitas comprise of chemical-biological properties in
airtanah meliputi sifat kimia-biologi di the laboratory. The results of groundwater
laboratorium. Hasil pengujian kualitas airtanah quality testing on Sulfide and COD located at a
meliputi parameter Sulfida dan COD pada radius of <1 km from the landfill are at 0.0043
radius < 1 km dari TPA diperoleh sebesar and 19.4 mg/l. Those values has exceeded the
0,0043 dan 19,4 mg/l. Nilai tersebut telah quality standard for drinking water. However,
melampaui baku mutu untuk air minum. based on the field survey conducted around the
Meskipun demikian, berdasarkan hasil survei Landfill it was found that 35% of the population
diketahui bahwa sebanyak 35% penduduk di in the area <1 km from the Piyungan landfill
wilayah < 1 km dari TPA Piyungan masih still using the groundwater for consumption.
menggunakan airtanah untuk konsumsi. Meanwhile, groundwater conditions at a radius
Sementara itu, kondisi airtanah pada radius > 3 of> 3 km in terms of the parameters of Sulfide,
km ditinjau dari parameter Sulfida, Nitrat, dan Nitrate, and Chrome, have not exceeded the
Krom, belum melebihi baku mutu. Oleh karena quality standard yet. Therefore, groundwater at
itu, airtanah di radius < 1 km dari TPA a radius of <1 km from the Piyungan landfill
Piyungan telah mengalami pencemaran akibat has been contaminated by leachate and can no
air lindi dan tidak dapat lagi dikonsumsi karena longer be consumed because it can adversely
dapat berdampak buruk pada kesehatan, affect health, while at a radius of> 3 km it can
sementara pada radius > 3 km masih dapat still be used for drinking water.
digunakan untuk air minum.
Keywords: Contamination, Groundwater,
Kata Kunci: Airtanah, Air Lindi, Kualitas Groundwater Quality, Landfill, Leachate
Airtanah, Pencemaran, TPA

1
PENDAHULUAN Penelitian mengenai pencemaran air lindi yang
berasal dari sampah telah banyak dilakukan di
Airtanah termasuk kebutuhan vital bagi
berbagai tempat. Penelitian tersebut dilakukan
manusia salah satunya yakni untuk air minum
diantaranya oleh Permatasari et al., (2016) di
(Morsy et al., 2018). Jumlah penduduk di
TPA Jatibarang, serta Bilgili et al., (2007) yang
sekitar TPA Piyungan (Desa Sitimulyo) dari
meneliti tentang dampak air lindi pada
2012 – 2016 terus meningkat (BPS, 2017),
lingkungan. Hasil dari penelitian tersebut
sehingga kebutuhan airtanah juga akan ikut
diketahui bahwa kondisi paling membahayakan
meningkat. Kualitas airtanah untuk air minum
ialah saat air lindi mencemari perairan karena
menjadi penting karena menyangkut terkait
dapat tercampur dengan cepat, sehingga dapat
kesehatan manusia (Brhane, 2018). Sementara
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
itu, perubahan penggunaan lahan dari hutan
Oleh karena itu, penelitian terkait pencemaran
menjadi TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
airtanah di lingkungan TPA penting untuk
merupakan penyebab potensial sumber
dilakukan.
pencemar, yang berdampak pada degradasi
kualitas airtanah (Fletcher et al., 2013). LOKASI PENELITIAN
Pengelolaan TPA Piyungan yakni menerapkan Airtanah di sekitar TPA lebih rentan untuk
sistem sanitary landfill. TPA dengan sistem tercemar oleh air lindi, sehingga untuk
pengelolaan berupa sanitary landfill merupakan mengatasi dampak yang semakin luas maka
sistem yang cukup banyak digunakan di perlu dilakukan kajian kualitas air. Penelitian
Indonesia. Sistem sanitary landfill merupakan dilakukan pada airtanah di wilayah sekitar TPA
cara pembuangan sampah yang dilakukan Piyungan, Desa Sitimulyo, Kecamatan
dengan meratakan dan memadatkan sampah Piyungan, Kabupaten Bantul. TPA Piyungan
yang dibuang, kemudian pada akhir jam operasi dipilih sebagai lokasi kajian karena menampung
ditutup dengan lapisan tanah diatasnya, sampah mencapai 550 ton/hari, sehingga
sehingga setelah jam operasi berakhir tidak potensi tercemarnya airtanah sekitar oleh air
terlihat lagi adanya timbunan sampah (Susanti lindi semakin besar. Sementara itu, pemilihan
et al., 2016). TPA Piyungan telah beroperasi airtanah sebagai unit kajian dikarenakan
sejak tahun 1995 dan memiliki masa operasi 10 airtanah lebih sulit untuk mengalami self-
tahun, namun hingga tahun 2018 TPA tersebut purification (kemampuan air untuk mengatasi
masih terus beroperasi dengan penambahan zat berbahaya yang tercampur didalamnya).
area seluas 1,5 Ha. Hal tersebut menyebabkan
Kondisi geologi pada TPA Piyungan dan
banyaknya sampah menjadi open dumping
sekitarnya tersusun oleh batuan berumur
(penimbunan sampah terbuka) yang berpotensi
Kuarter yaitu endapan vulkanik Gunung Merapi
menimbulkan air lindi.
Muda (Qmi) terdiri dari tuf, abu, dan batu
Air lindi merupakan penyebab utama yang breksi aglomerat. Lapisan lainnya di sekitar
memperburuk kualitas airtanah di sekitar TPA TPA Piyungan yaitu Formasi Semilir (Tmse)
(Cossu et al., 2018). Hal tersebut dikarenakan berusia Miosen Bawah-Tengah, yang terdiri
air lindi mengandung banyak senyawa organik dari perselingan antara batu apung, breksi tuf,
maupun anorganik yang bersifat toksik bagi tuf andesit dan tuf dasit, serta batu lempung
makhluk hidup (Mendoza et al., 2017). Oleh (Nugroho, 2011). Lapisan lempung pada
karena itu, airtanah di sekitar TPA lebih rentan kawasan Piyungan kemudian membentuk
terhadap pencemaran oleh air lindi. dataran aluvial yang menjadi lokasi TPA
Piyungan (Sismanto, 2004).
Kontaminasi pencemaran dapat diidentifikasi
melalui kandungan kimia organik, kation dan METODE
anion anorganik, biologi patogen, dan
Pengambilan sampel
hidrokarbon (Fetter, 1999). Kontaminasi
tersebut dapat diidentifikasi melalui uji kualitas Pengambilan sampel airtanah dilakukan dengan
air. Pencemaran maupun kontaminasi dari metode purposive sampling pada sumur warga
limbah sampah merupakan ancaman bagi yakni untuk mengidentifikasi pencemaran
kualitas airtanah, sehingga air menjadi tidak airtanah di sekitar TPA Piyungan. Sampel
layak untuk dikonsumsi (Islam et al., 2017). airtanah untuk identifikasi pencemaran diambil
2
PROCEEDING, PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN KE-3
PERHIMPUNAN AHLI AIRTANAH INDONESIA (PIT-PAAI)
7-8 NOVEMBER 2018, JAKARTA

pada sumur radius < 1 km dari TPA Piyungan HASIL DAN PEMBAHASAN
dan sumur radius > 3 km dari TPA Piyungan.
Sumber pencemar dapat berupa sumber tersebar
Tujuan pengambilan sampel pada 2 lokasi yang
(diffuse source), sumber terpusat (point source),
berbeda tersebut yakni untuk membandingkan
dan sumber memanjang (line source).
sifat kimia-biologi airtanah pada area yang
Pencemaran airtanah yang diakibatkan oleh
dekat dan jauh dari TPA Piyungan, sehingga
rembesan lindi dari TPA tergolong pencemaran
akan diketahui pengaruh TPA Piyungan
yang disebabkan oleh sumber terpusat (point
terhadap kualitas airtanah sekitarnya. Selain itu,
source). Penimbunan limbah sampah berasal
pengukuran sifat fisik airtanah juga dilakukan
dari sumber terpusat dapat menyebabkan
pada 29 sampel sumur warga di sekitar TPA
polutan atau zat pencemar masuk ke dalam
Piyungan dengan metode systematic random
aliran airtanah dan akan menyebar ke dalam
sampling melalui grid.
airtanah (Todd, 1980).
Analisis sampel
Identifikasi pengaruh TPA Piyungan terhadap
Parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas airtanah di sekitarnya dilakukan dengan
kontaminasi pencemaran airtanah di TPA membandingkan antara kandungan pencemar
Piyungan yakni sulfida (S2-), nitrat (NO3-), sampel air sumur koordinat 437337 mT,
COD (Chemcial Oxygen Demand), klorida (Cl), 9130752 mU (jarak > 3 km dari TPA Piyungan)
krom total, dan total coliform. Sulfida (S2-) dan sampel air sumur koordinat 436933 mT,
dianalisis melalui spektrofotometri berdasarkan 9130336 mU (jarak < 1 km dari TPA
SNI 6989.70, 2009. Nitrat (NO3-) dianalisis Piyungan). Persebaran sampel sumur tersebut
melalui spektrofotmetri berdasarkan APHA terlihat pada Gambar 1. Hasil uji kualitas air
Section 4500-NO3-B (APHA, 2012). COD diperoleh bahwa air sumur yang berada dekat
(Chemcial Oxygen Demand) dianalisis melalui dengan TPA (radius < 1 km) memiliki
spektrofotometri berdasarkan SNI 6989.2, kandungan pencemar yang lebih tinggi
2009. Klorida (Cl) dianalisis melalui metode dibandingkan dengan air sumur pada radius > 3
argentometri berdasarkan SNI 6989.19, 2009. km dari TPA (Tabel 1), terutama nitrat (NO3-)
Krom total dianalisis melalui metode SSA yang mencapai 9,1 mg/l. Kandungan nitrat
(Spektrofotometri Serapan Atom) berdasarkan (NO3-) yang tinggi diakibatkan oleh
SNI 6989.17, 2009. Total coliform dianalisis kontaminasi bahan pencemar dari air lindi
melalui spektrofotometri berdasarkan APHA (Kurakalva et al., 2016). Konsentrasi nitrat
Section 9221 B (APHA, 2012). Sementara itu, (NO3-) yang tinggi pada airtanah juga
parameter DHL (Daya Hantar Listrik), TDS disebabkan oleh pupuk pestisida akibat
(Total Dissolved Solids), dan salinitas juga pertanian maupun limbah domestik termasuk
diukur untuk mengetahui sifat fisik airtanah. sampah (Gardner and Vogel, 2005). Oleh
Pengukuran sifat fisik airtanah tersebut karena itu, jarak terhadap TPA mempengaruhi
dilakukan langsung di lapangan dengan kualitas air, yakni semakin dekat jarak sumur
menggunakan alat water quality checker. Hasil (airtanah) dengan TPA Piyungan maka
pengukuran uji kualitas air meliputi sifat fisik, kandungan zat pencemar semakin tinggi. Hal
kimia, dan biologi kemudian dibandingkan tersebut dikarenakan TPA merupakan ancaman
dengan baku mutu air kelas 1 (syarat air utama bagi sumberdaya airtanah di sekitarnya
minum) menurut Peraturan Gubernur DIY karena rentan tercemar oleh air lindi (Kurakalva
No.20 Tahun 2008 maupun baku mutu air et al., 2016).
normal dari berbagai ahli.

3
Gambar 1. Persebaran Titik Sampel Sumur Radius > 3 km dan Radius < 1 km dari TPA Piyungan

Tabel 1. Hasil Uji Kualitas Air Sampel Sumur Radius < 1 km dan Radius > 3 km dari TPA Piyungan

Hasil Uji Sumur Hasil Uji Sumur Radius


No Parameter
Radius < 1 km (mg/l) > 3 km (mg/l)
1 Sulfida (S2-) 0,0043 < 0,0043
2 Nitrat (NO3-) 9,1 1,43
3 Krom Total 0,0213 < 0,02

Hasil uji kualitas air disesuaikan berdasarkan untuk menentukan kekuatan atau daya cemar air
klasifikasi baku mutu kelas 1 (air minum) lindi. Hal tersebut dikarenakan sulfida (S2-)
menurut Peraturan Gubernur DIY Nomor 20 merupakan salah satu parameter yang
Tahun 2008 (Tabel 2). Hasil uji kualitas air menggambarkan kandungan senyawa-senyawa
pada sampel air sumur radius < 1 km dari TPA organik hasil dekomposisi bakteri pada airtanah
diperoleh bahwa kandungan pencemar berupa (Claret et al., 2011). Sementara itu, kandungan
sulfida (S2-), nitrat (NO3-), COD, klorida (Cl), sulfida (S2-) pada air sumur radius > 3 km dari
krom total, dan total coliform tergolong tinggi. TPA Piyungan masih belum melebihi baku
Kandungan sulfida (S2-) pada air sumur radius < mutu kelas 1, sehingga airtanah tersebut masih
1 km dari TPA yakni sebesar 0,0043 mg/l dan layak digunakan sebagai air minum.
telah melebihi nilai 0,002 mg/l yang merupakan
Nitrat (NO3-) merupakan ion minor yang
baku mutu kelas 1. Tingginya kandungan
terdapat di perairan dalam jumlah sedikit
sulfida (S2-) menunjukkan adanya pencemaran
(Moss, 1993). Nitrat (NO3-) merupakan bentuk
dan merupakan indikator yang paling penting

4
PROCEEDING, PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN KE-3
PERHIMPUNAN AHLI AIRTANAH INDONESIA (PIT-PAAI)
7-8 NOVEMBER 2018, JAKARTA

utama nitrogen di perairan alami dihasilkan dari oleh limbah domestik dan kotoran hewan
proses oksidasi oleh bakteri kemotrofik (Moss, (Davis and Cornwell, 1991). Hal tersebut
1993). Kandungan nitrat (NO3-) pada air sumur diperkuat pada kondisi di lapangan yang
radius < 1 km dari TPA yakni 9,1 mg/l dan menunjukkan banyaknya tumpukan sampah,
hampir mendekati nilai 10 mg/l (baku mutu potensi lindi, dan hewan sapi yang menjadi
kelas 1). Namun, kandungan nitrat (NO3-) penyebab tercemarnya airtanah sekitar (Gambar
sebesar 9,1 mg/l tergolong sangat tinggi untuk 2). Sementara itu, kandungan nitrat (NO3-) pada
airtanah karena kadar nitrat (NO3-) pada air sumur radius > 3 km dari TPA Piyungan
perairan alami umumnya hampir tidak lebih masih belum melebihi baku mutu kelas 1,
dari 0,1 mg/l (Davis and Cornwell, 1991). sehingga airtanah tersebut masih layak
Kadar nitrat (NO3-) lebih dari 5 mg/l digunakan sebagai air minum.
menunjukkan bahwa airtanah telah tercemar

Gambar 2. Kondisi TPA Piyungan saat ini yang Berpotensi Menghasilkan Lindi dan Berdampak pada Kondisi
Airtanah Sekitar

COD (Chemcial Oxygen Demand) klorida (Cl) sebesar 57 mg/l menunjukkan


menggambarkan jumlah total oksigen yang bahwa telah tercemarnya airtanah di TPA
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik Piyungan. Hal tersebut diperkuat oleh teori
secara kimiawi (Boyd, 1988). Kandungan COD yang menyebutkan bahwa kadar klorida (Cl)
air sumur radius < 1 km dari TPA diperoleh airtanah pada daerah beriklim basah yakni
sebesar 19,4 mg/l dan nilainya telah melebihi kurang dari 10 mg/l (McNeely et al., 1979).
baku mutu kelas 1 (10 mg/l). COD merupakan Kandungan klorida (Cl) yang tinggi juga
salah satu indikator kunci yang menunjukkan adanya pencemaran airtanah
menggambarkan kontaminasi airtanah oleh akibat proses pencucian (leaching) dari limbah
bahan organik akibat limbah TPA termasuk air sampah (Brhane, 2018). Airtanah dengan
lindi (Stefania et al., 2018). COD yang tinggi kandungan klorida (Cl) tinggi jika digunakan
menyebabkan menurunnya kualitas airtanah untuk keperluan konsumsi dapat menyebabkan
akibat bertambahnya bahan organik berasal dari gangguan kesehatan berupa tekanan darah
limbah (Kaur et al., 2016; Mor et al., 2018). tinggi hingga kanker jantung (Annapoorna dan
Oleh karena itu, nilai COD yang tinggi tersebut Janardhana, 2015).
menunjukkan bahwa airtanah sekitar TPA
Chromium (Cr) atau krom total merupakan
Piyungan telah terkontaminasi oleh air lindi.
salah satu logam yang menggambarkan adanya
pencemaran airtanah akibat air lindi (Abd El-
Klorida (Cl) merupakan anion yang dapat
Salam and I. Abu-Zuid, 2015). Krom total juga
menyebabkan air menjadi asin akibat tingginya
berisifat toksik bagi manusia (Han et al., 2014).
kandungan garam terlarut (Effendi, 2003).
Kadar krom total air sumur radius < 1 km dari
Kandungan klorida (Cl) air sumur radius < 1
TPA diperoleh sebesar 0,0213 mg/l dan
km dari TPA yakni 57 mg/l dan belum melebihi
mendekati nilai 0,05 mg/l sebagai baku mutu
baku mutu kelas 1. Namun, adanya kandungan
kelas 1. Kandungan krom total pada airtanah

5
seharusnya sangat sedikit bahkan mendekati 0 manusia seperti diare, mual, dan muntah
(tidak ditemukan pada airtanah) karena krom (Rusydi et al., 2015). Kandungan total coliform
total termasuk pada ion renik (Moss, 1993). pada air sumur radius < 1 km dari TPA yakni
Kadar krom pada airtanah umumnya juga 240 MPN/100 ml. Kandungan total coliform
kurang dari 0,001 mg/l (McNeely et al., 1979). tersebut tergolong cukup tinggi karena
Oleh karena itu, adanya kandungan krom total seharusnya kandungan total coliform pada
pada air sumur radius < 1 km dari TPA perairan normal yakni < 50 MPN/100 ml (Davis
menunjukkan airtanah tersebut telah tercemar and Cornwell, 1991). Air lindi juga dapat
akibat air lindi. Sementara itu, kandungan krom menyebabkan terjadinya peningkatan
total pada air sumur radius > 3 km dari TPA konsentrasi total coliform (Mor et al., 2006).
Piyungan masih belum melebihi baku mutu Hal tersebut dikarenakan bakteri coliform dapat
kelas 1, sehingga airtanah tersebut masih layak berkembang dengan baik pada air lindi. Oleh
digunakan sebagai air minum. karena itu, tingginya total coliform
menunjukkan bahwa airtanah di sekitar TPA
Konsentrasi total coliform menunjukkan adanya
Piyungan telah terkontaminasi oleh air lindi.
kandungan bakteri patogen, virus, dan parasit
dalam airtanah yang berdampak pada kesehatan
Tabel 2. Hasil Uji Kualitas Air Sampel yang Disesuaikan dengan Baku Mutu Kelas I (Air Minum) pada Sumur
Radius < 1 km dan Radius > 3 km dari TPA Piyungan
No Paramater Hasil Uji Kualitas Air Sumur Hasil Uji Kualitas Air Sumur Baku Mutu
Radius < 1 km (mg/l) Radius > 3 km (mg/l) Kelas I
(mg/l)

1 Sulfida 0,0043 < 0,0043 0,002


2 Nitrat 9,1 1,43 10
3 COD 19,4 - 10
4 Klorida 57 - 600
5 Krom Total 0,0213 < 0,02 0,05
6 Total Coliform 240 MPN/100 ml - 1000

Hasil pengukuran sifat fisik airtanah meliputi Hasil uji kualitas air sumur menunjukkan
DHL (Daya Hantar Listrik), TDS (Total bahwa kandungan pencemar pada sumur radius
Dissolved Solids), dan salinitas dari 29 sumur < 1 km dari TPA Piyungan lebih tinggi
sekitar TPA Piyungan diperoleh nilai yang dibandingkan sumur radius > 3 km dari TPA
bervariasi. Nilai DHL airtanah di sekitar TPA Piyungan. Tingginya kandungan pencemar pada
yakni 325 – 1030 mhos/cm. Nilai DHL yang air sumur radius < 1 km dari TPA disebabkan
tinggi (> 1000 mhos/cm) menunjukkan oleh adanya pengaruh kontaminasi air lindi.
airtanah telah tercemar (Tebbut, 1992). Nilai Oleh karena itu, berdasarkan analisis
TDS airtanah sekitar TPA yakni 350 – 789 kandungan pencemar diperoleh bahwa air
mg/l. TDS yang tinggi diakibatkan oleh proses sumur radius < 1 km dari TPA Piyungan tidak
pencucian polutan menjadi air lindi, sehingga layak digunakan untuk air minum karena telah
menyebabkan kualitas airtanah menjadi buruk tercemar oleh air lindi, sedangkan air sumur
(Mor, 2006). Nilai salinitas airtanah sekitar radius > 3 km dari TPA Piyungan masih layak
TPA yakni 186 – 855 ppm. Nilai salinitas digunakan untuk air minum. Namun,
paling tinggi berada pada sumur radius < 1 km berdasarkan hasil survei wawancara diketahui
dari TPA Piyungan. Tingginya nilai salinitas sebanyak 35 % masyarakat sekitar TPA masih
dikarenakan kandungan klorida (Cl) dalam menggunakan air sumur untuk keperluan
airtanah juga tinggi akibat adanya kontaminasi konsumsi, sehingga jika airtanah tersebut tetap
air lindi (Kurakalva et al., 2016). terus digunakan sebagai air minum maka
dikhawatirkan akan berdampak negatif pada
kesehatan.
6
PROCEEDING, PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN KE-3
PERHIMPUNAN AHLI AIRTANAH INDONESIA (PIT-PAAI)
7-8 NOVEMBER 2018, JAKARTA

KESIMPULAN Bilgili, S.M., Demir, A., and Ozkaya., 2007.


Hasil analisis kualitas air menunjukkan bahwa Influence of Leachate Recirculation on
airtanah pada radius < 1 km dari TPA Piyungan Aerobic and Anaerobic Decomposition
telah mengalami pencemaran oleh air lindi. of Solid Wastes. Journal of Hazardous
Hasil uji kualitas air sekitar TPA Piyungan Material, 143, 177-183.
(radius < 1 km) juga diperoleh bahwa
kandungan pencemar meliputi klorida (Cl), Boyd, C.E., 1988. Water Quality in Warmwater
nitrat (NO3-), krom total, dan total coliform Fish Pond. Forth Printing. Alabama,
telah melebihi batas normalnya. Airtanah yang USA : Agricultural Experiment Station,
tercemar juga ditinjau dari parameter sulfida Auburn University.
(S2-) sebesar 0,0043 mg/l dan COD (Chemcial
Oxygen Demand) sebesar 19,4 mg/l. Kedua BPS, 2017. Kecamatan Piyungan dalam Angka
nilai tersebut telah melampaui baku mutu kelas 2016. Bantul: Badan Pusat Statistik.
1 (standar air minum), sehingga airtanah tidak
layak lagi dikonsumsi karena dapat Brhane, G. K., 2018. Characterization of Hydro
menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan. chemistry and Groundwater Quality
Namun, sebanyak 35% dari warga sekitar masih Evaluation for Drinking Purpose in
mengunakan airtanah sebagai keperluan Adigrat Area, Tigray, Northern Ethiopia.
konsumsi. Sementara itu, airtanah pada radius > Water Science Journal, 87, 17.
3 km dari TPA Piyungan memiliki nilai kualitas
air yang belum melebihi baku mutu kelas 1, Claret, F., Tournassat, C., Crouzet, C., Gaucher,
sehingga masih layak untuk dikonsumsi. E. C., Schäfer, T., Braibant, G., and
Guyonnet, D., 2011. Metal Speciation In
UCAPAN TERIMAKASIH Landfill Leachates with a Focus on the
Influence of Organic Matter. Journal of
Penelitian ini dapat dilakukan atas bantuan dari
Kementrian Riset Dikti. Atas bantuan biaya Waste Management, 31(9-10), 2036–
yang telah diberikan oleh Dikti, maka penelitian 2045.
berhasil dilakukan pada tahun 2018. Bimbingan Cossu, R., Zuffianò, L. E., Limoni, P. P., De
berupa saran dan masukan juga telah diberikan
Giorgio, G., Pizzardini, P., Miano, T.,
oleh Bapak Tjahyo Nugroho Adji selaku
pembimbing. Mondelli, D., and Polemio, M., 2018.
How Can the Role of Leachate on Nitrate
Concentration and Groundwater Quality
DAFTAR PUSTAKA Be Clarified? an Approach for Landfills
Abd El-Salam, M. M., and I. Abu-Zuid, G., in Operation (Southern Italy). Journal of
2015. Impact of Landfill Leachate on the Waste Management, 77, 156–165.
Groundwater Quality: a Case Study in Davis, M.L., and Cornwell, D.A., 1991.
Egypt. Journal of Advanced Research, Introduction to Environmental
6(4), 579–586. Engineering. New York: MC-Graw Hill.
Annapoorna, H., and Janardhana, M. R., 2015. Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air.
Assessment of Groundwater Quality for Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Drinking Purpose in Rural Areas
Surrounding a Defunct Copper Mine. Fetter, C.W., 1999. Contaminant
Aquatic Procedia, 4, 685–692. Hydrogeology. USA: Prentice-Hall Inc.

APHA, 2012. Standard Methods for Fletcher, T., Andrieu, H., and Hamel, P., 2013.
Examination of Water and Wastewater. Understanding, Management and
Washington: American Public Health Modelling of Urban Hydrology and Its
Association. Consequences for Receiving Waters: a

7
State of the Art. Advance in Water Philippines. Chemical Engineering
Resources Journal, 51, 261–279. Transactions Journal, 56, 247–252.
Gardner, K.K., and Vogel, R.M., 2005. Morsy, K. M., Morsy, A. M., and Hassan, A.
Predicting Ground Water Nitrate E., 2018. Groundwater Sustainability:
Concentration from Land Use. Ground Opportunity Out of Threat. Groundwater
Water Journal, 43(3), 343–352. for Sustainable Development Journal, 7,
277–285.
Han, D., Tong, X., Currell, M. J., Cao, G., Jin,
M., and Tong, C., 2014. Evaluation of the Mor, S., Negi, P., and Khaiwal, R., 2018.
Impact of an Uncontrolled Landfill on Assessment of Groundwater Pollution by
Surrounding Groundwater Quality, Landfills in India using Leachate
Zhoukou, China. Journal of Geochemical Pollution Index and Estimation of Error.
Exploration, 136, 24–39. Environmental Nanotechnology,
Monitoring and Management Journal,
Islam, A.R.M.D., Ahmed, N., Bodrud-Doza,
10, 467-476.
and M. Chu R.H., 2017. Characterizing
Groundwater Quality Ranks for Drinking Mor, S., Ravindra, K., Dahiya, R. P., and
Purposes in Sylhet District, Bangladesh, Chandra, A., 2006. Leachate
Using Entropy Method, Spatial Characterization and Assessment of
Autocorrelation Index, and Geostatistics. Groundwater Pollution Near Municipal
Environmental Science Pollutan Solid Waste Landfill Site. Environmental
Research Journal, 24, 26350-26374. Monitoring and Assessment Journal, 118
(1-3), 435–456.
Kaur, K., Mor, S., and Ravindra, K., 2016.
Removal of Chemical Oxygen Demand Moss, B., 1993. Ecology of Freshwater.
from Landfill Leachate using Cow-Dung London: Blackwell Scientific
Ash as a Low-Cost Adsorbent. Journal of Publications.
Colloid and Interface Science, 469, 338–
Nugroho, A.T., 2011. Identifikasi Distribusi
343.
Spasial Rembesan Lindi Berdasarkan
Kurakalva, R. M., Aradhi, K. K., Mallela, K. Nilai Resistivitas Hasil Electrical
Y., and Venkatayogi, S., 2016. Resistivity Tomography (ERT) (Studi
Assessment of Groundwater Quality in Kasus: TPA Piyungan). Skripsi, Fakultas
and around the Jawaharnagar Municipal Geografi, Universitas Gadjah Mada.
Solid Waste Dumping Site at Greater
Peraturan Gubernur DIY, 2008. PERGUB DIY
Hyderabad, Southern India. Procedia
No. 20 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu
Environmental Sciences Journal, 35,
Air di Provinsi DIY. Yogyakarta:
328–336.
PERGUB.
McNeely, R.N., Nelmanis, V.P., and Dwyer, L.,
Permatasari, K., Setiani,O., dan Mursid, R.,
1979. Water Quality Source Book, A
2016. Perbedaan Efektivitas Konsentrasi
Guide to Water Quality Parameter.
Feri Klorida dan PAC dalam
Canada: Inland Waters Directorate,
Menurunkan Kadar COD pada Air Lindi
Water Ouality Branch.
di TPA Jatibarang Kota Semarang.
Mendoza, M.B., Ngilangil, L.E., and Vilar, Jurnal Kesehatan Masyarakat,4(1).
D.A., 2017. Groundwater and Leachate
Rusydi, A. F., Naily, W., dan Lestiana, H.,
Quality Assessment in Balaoan Sanitary
2015. Pencemaran Limbah Domestik
Landfill in La Union, Northern
Dan Pertanian Terhadap Airtanah Bebas
8
PROCEEDING, PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN KE-3
PERHIMPUNAN AHLI AIRTANAH INDONESIA (PIT-PAAI)
7-8 NOVEMBER 2018, JAKARTA

Di Kabupaten Bandung. Jurnal Riset Diponegoro Journal of Social and


Geologi dan Pertambangan, 25(2), 87- Political of Science, Edisi 2016, 1-13.
97.
Tebbut, T.H.Y., 1992. Principles of Water
Sismanto, 2004. Estimasi Distribusi Quality Control. Oxford: Pergamon
Pencemaran Leachate Pada Airtanah Press.
dengan Metode Geolistrik Dipole-Dipole
Todd, D.K., 1980. Ground Water Hidrology.
di Lokasi TPA Piyungan Yogyakarta.
New York: John Wiley and Sons.
Dalam: Prosiding Seminar Nasional
Penelitian Pendidikan dan Penerapan
MIPA: Yogyakarta.
SNI 6989.2, 2009. Air dan Air Limbah –
Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oksigen
Kimiawi (Chemical Oxygen
Demand/COD) dengan Refluks Tertutup
Secara Spektrofotometri. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
SNI 6989.17, 2009. Air dan air limbah - Bagian
17: Cara Uji Krom Total (Cr- T) dengan
Metode Spektrofotometeri Serapan Atom
(SSA)-Nyala. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
SNI 6989.19, 2009. Air dan air limbah - Bagian
19: Cara Klorida (Cl) dengan Metode
Argentometri (Mohr). Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
SNI 6989.70, 2009. Air dan Air Limbah –
Bagian 70: Cara Uji Sulfida dengan Biru
Metilen Secara Spektrofotometri. Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional.
Stefania, G. A., Zanotti, C., Bonomi, T.,
Fumagalli, L., and Rotiroti, M., 2018.
Determination of Trigger Levels for
Groundwater Quality in Landfills
Located in Historically Human-Impacted
Areas. Waste Management Journal, 75,
400–406.
Susanti, E.Y., Adhi, S., dan Manar, D.G., 2016.
Analisis Faktor Penghambat Penerapan
Kebijakan Sanitary Landfill di TPA
Jatibarang Semarang sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah.

View publication stats

You might also like