You are on page 1of 9

Dinamisasi dan Produktivitas Primer Sungai Citarum Provinsi Jawa Barat [Anggi Suprabawati,dkk.

DINAMISASI DAN PRODUKTIVITAS PRIMER SUNGAI CITARUM


PROVINSI JAWA BARAT
Anggi Suprabawati*), Arie Hardian, Ekki Al ghifari
Jurusan Kimia Universitas Jenderal Achmad Yani
*Email: anggi.suprabawati@lecture.unjani.ac.id

ABSTRACT

DYNAMISM AND PRIMARY PRODUCTIVITY OF CITARUM RIVER, WEST JAVA


PROVINCE

Monitoring the quality of the river is essentially to know the status of the periodic quality
of the river. Good assessment of river water quality should use a combination of physical,
chemical and biological parameters. One way that can be done to describe water quality in an
area is the primary productivity in the water.Primary productivity is the amount of organic
material produced by autotrophic organisms with the help of sunlight. Perifiton as a river
microorganism, will provide dissolved oxygen (DO) through photosynthesis to maintain most of
the life of the surrounding water, then Periphyton can respond quickly to environmental changes,
this is an indicator of changing conditions (Gaiser 2008 and Lakewatch, 2000) in Brown and
Wright (2016)Chemical reactions that occur in the aquatic environment also involve interactions
between ions and other phases. Some important interactions in the waters are the occurrence of
photosynthesis by algae and the exchange of dissolved solids with dissolved gases in water. The
same exchange occurs when bacteria degrade organic matter (often in the form of particles) in
water. Some important elements move around in aquatic systems as colloidal chemical
compounds or are absorbed into soil particles. The equilibrium of physical chemical reactions in
waters involves sediment, gas, and water.Sediment is a layer of material or material that covers
the bottom of small rivers, lakes, reservoirs, bays, and oceans. Sediments contain fine mixtures
and subtle minerals, including clay, silt, and sand, which mix with organic materials. These
materials may experience changes in composition from pure mineral ingredients to main organic
ingredients. Sediments contain biological ingredients, chemicals, and pollutants in water. This
research focuses on converting chemicals from sediments into food chains in water through
organisms that deplete important parts of their life cycle, or their dynamics in aquatic sediments.

Keywords: Primary Productivity, citarum river, sediment, water test parameter

oleh banyaknya permukiman dan industri


1. PENDAHULUAN
yang tumbuh di DAS Citarum (Cahyaningsih
Sungai dan danau (air permukaan) dan Harsoyo, 2010).
sering menjadi pusat perhatian, dikarenakan Monitoring kualitas sungai pada
semakin menipisnya persediaan air tanah hakikatnya adalah untuk mengetahui status
yang diakibatkan adanya alih fungsi untuk mutu sungai dalam periode waktu tertentu.
kawasan zona serap di beberapa wilayah di Penilaian kualitas air sungai yang baik
Indonesia. Salah satu daerah aliran sungai hendaknya menggunakan kombinasi
(DAS) di Indonesia yang potensinya sangat parameter fisika, kimia dan biologi. Menurut
besar yaitu DAS Citarum masih memiliki Wetzel (1983) dalam Telaumbanua dkk.
banyak kendala diantaranya mempunyai (2013) salah satu cara yang dapat dilakukan
masalah banjir dan penurunan kualitas air. untuk menggambarkan ualitas air pada suatu
Penurunan kualitas air diduga disebabkan wilayah dapat dilakukan dengan melihat dari
produktivitas primer pada perairan tersebut.
20 ECOTROPHIC  13(1) : 20– 28 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395
ECOTROPHIC  VOLUME 13 NOMOR 1 TAHUN 2019 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

Produktivitas primer adalah jumlah bahan berdasarkan analisis laboratorium berkisar


organik yang dihasilkan oleh organisme 0,0199 – 0,0796 mg/l. Produktivitas primer di
autotroph dengan bantuan cahaya matahari. perairan berdasarkan analisis di lokasi
Beberapa penelitian mengenai Produktivitas penelitian berkisar -0,4 – 5 mgC/m2/hari.
Primer telah banyak dilakukan dengan Hubungan antara turbiditas dengan
berbagai macam indikator pengukuran produktivitas primer, fitoplankton, nitrat dan
diantaranya dengan menggunakan fosfat masing-masing menunjukkan hubungan
Fitoplankton sebagai produsen utamanya. sangat lemah, hubungan sedang, hubungan
Sunarto dkk, (2004), Penelitian telah sedang dan hubungan lemah. 
dilakukan di Teluk Hurun Lampung, dengan Selain dengan indikator Fitoplankton,
metode survai dengan tujuan mengetahui Produktivitas Primer dapat dilakukan dengan
tingkat efisiensi pemanfaatan energi cahaya berbagai macam indikator pengukuran
matahari oleh fitoplankton dalam melakukan diantaranya dengan menggunakan Perifiton
produktivitas primer melalui proses sebagai produsen utamanya. 
fotosintesis. Pengambilan sample dilakukan Barus dkk, (2013), melakukan
pada kedalaman 0 m (pemukaan), 4 m, 7m, 11 identifikasi keragaman dan kelimpahan
m dan 14 m. Parameter yang diukur adalah Perifiton di perairan Sungai Deli Sumatera
produktivitas primer dan intensitas cahaya Utara diperoleh keanekaragaman Perifiton
selama waktu inkubasi. Pengukuran terdiri atas 18 genus yang terbagi dalam lima
produktivitas primer dilakukan dengan kelas dan didapat indeks keanekaragaman
metode oksigen dengan waktu inkubasi 4. 0,803 – 1,195 ind/cm2 dimana Sungai Deli
Terlihat ada kecenderungan meningkatnya tergolong perairan tercemat sedang – berat.
nilai efisiensi sejalan dengan peningkatan Purwani dkk, (2014), melakukan
kedalaman. analisis komunitas Bacillariophyta Perifiton
Irawati dkk, (2009), melakukan sebagai indicator kualitas air sungai brantas.
penelitian tentang hubungan produktivitas Pengujian dilakukan menggunakan substrat
primer fitoplankton dengan ketersediaan ubin dan ditemukan sebanyak 34 spesies
unsur hara dan intensitas cahaya di perairan perifiton. Berdasarkan analisis regresi ganda
Teluk Kendari. Hubungan produktivitas hubungan (H’) terhadap faktor fisika-kimia
primer dengan unsur hara dan ICM memiliki korelasi, semakin kecil nilai faktor
memperlihatkan keeratan hubungan yang kuat fisika-kimia dan biologi maka nilai H’ akan
pada ketiga stasiun penelitian sedang semakin besar begitu juga sebaliknya.
produktivitas primer dengan unsur hara dan Telaumbanua dkk, (2013), melakukan
ICM menunjukkan pola yang hamper sama penelitian Produktivitas Primer Perifiton di
pada ketiga stasiun penelitian. Pada stasiun Sungai Naborsahan Sumatera Utara dilakukan
luar teluk, unsur hara amonia dan nitrat dengan metode penanaman substrat buatan
Bersama ICM menjadi faktor yang dari bahan polypropylene yang ditanam
memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi diperairan sungai, Substrat buatan
rendahnya nilai NPP, sedang pada stasiun dimasukkan kedalam botol BOD dan di
tengah dan dalam teluk, unsur hara nitrat dan inkubasi selama 4 jam di dalam air dan diukur
ICM memberikan pengaruh yang nyata kandungan oksigen terlarutnya dengan
terhadap tinggi dan rendahnya nilai NPP di menggunakan metode modifikasi Winkler.
perairan Teluk Kendari. Fatmawati dkk, (2016), menganalisis
Heryanto dkk, (2017), melakukan produktivitas primer perifiton di Perairan Air
penelitian hubungan Turbiditas dengan Terjun Tinonggoli Kota Kendari Sulawesi
Produktivitas Primer dan Nutrient di kawasan Tenggara. Pemilihan lokasi pengambilan
pengairan sungai Tohor bagian Timur. Hasil sampel ini dilakukan berdasarkan
penelitian menunjukkan bahwa turbiditas di pertimbangan bahwa daerah hulu merupakan
perairan berkisar 32,07 – 190 NTU. daerah yang memiliki substrat sebagai tempat
Konsentrasi nitrat di perairan berdasarkan menempelnya perifiton utamanya pada daerah
analisis laboratorium berkisar 2,325 - 2,4291 berbatuan di perairan. Substrat buatan yang di
mg/l dan konsentrasi fosfat di perairan gunakan adalah batu batako yang berukuran
21
Dinamisasi dan Produktivitas Primer Sungai Citarum Provinsi Jawa Barat [Anggi Suprabawati,dkk.]

5x5 cm yang sudah dibersihkan terlebih 2. METODOLOGI


duhulu, lalu diletakkan selama 10 hari setelah
peletakkan selama 10 hari, substrat buatan Penelitian ini merupakan penelitian
diambil dan di masukan kedalam botol BOD eksperimental sungguhan (True
yang berisi air sungai yang masing-masing eksperimental) dengan beberapa tahapan kerja
satu botol inisial (BI), satu botol terang (BT), yaitu: Menentukan Titik sampling ,Memasang
dan satu botol gelap (BG) yang sudah di Jaring plankton sebanyak 9 titik sampling,
saring dengan plankton net agar tidak terdapat Mengambil sampling air dan sedimen
fitoplankton dan zooplankton. Hubungan sebanyak 6 (enam) sampel, Preparasi Sampel
produktivitas primer dengan analisis regresi Pengujian. Pengujian Parameter Lapangan,
linear sederhana di mana kecerahan Pengujian Laboratorium, Pengolahan Data
mempunyai hubungan yang lemah terhadap dan Evaluasi
produktivitas primer perifiton sedangkan
nitrat dan posfat mempunyai hubungan yang 2.1 Pembuatan Substrat
kuat terhadap produktivitas primer. Karpet plastik (polypropylene)
Perifiton sebagai bioindikator sangat berukuran 20x10cm diletakkan tegak lurus
efektif dan ekonomis karena mempunyai dengan arus sungai pada masing-masing titik
beberapa keunggulan dibandingkan dengan pantau. Dilakukan pengamatan sebanyak 3x
organisme lain, antara lain: Perifiton dalam 21 hari yaitu hari ke-7, ke-14, dan ke-
mempunyai distribusi yang luas dengan 21.
populasi yang bervariasi, mempunyai peran
penting di dalam rantai makanan, siklus hidup 2.2 Produktivitas Primer
pendek, cepat bereproduksi, dijumpai di
Sampel Perifiton diambil dari substrat
hampir semua substrat sehingga mampu
dengan cara pengerikan menggunakan kuas.
merekam sejarah habitatnya, banyak dari
Hasil kerikan (substrat buatan) dimasukkan
spesiesnya yang sensitif terhadap perubahan
kedalam botol sampel yang berisi aquabides.
lingkungan sehingga cepat merespon, mampu
(untuk pengamatan keanekaragaman
merefleksikan perubahan-perubahan kualitas
Perifiton dilakukan pengawetan dengan
air dalam jangka pendek maupun jangka
lugol 3-5 tetes). Substrat buatan dimasukkan
panjang, mudah dalam pengambilan sampel,
kedalam 3 botol BOD yaitu botol inisial,
analisis dan identifikasinya (Soeprobowati
botol terang, dan botol gelap yang telah berisi
dkk, 1999:3) dalam Purwani (2014).
air sungai yang sebelumnya telah disaring
Perifiton menyediakan oksigen terlarut
menggunakan plankton net. Botol ini
(DO) melalui proses fotosintesis untuk
langsung diukur kandungan oksigen
mempertahankan sebagian besar kehidupan
terlarutnya. Botol terang dan gelap diletakkan
air disekitarnya, selanjutnya Perifiton dapat
didalam air sungai pada kedalaman dimana
merespon dengan cepat terhadap perubahan
sampel air diambil untuk di inkubasi selama 4
lingkungan, ini merupakan indikator
jam.
perubahan kondisi (Gaiser 2008 dan
Diukur kandungan oksigen terlarut setelah
Lakewatch, 2000) dalam Brown dan Wright
dilakukan inkubasi terhadap botol terang dan
(2016)
botol gelap.
Berdasarkan latar belakang di atas
Nilai produktivitas Primer dihitung
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
berdasarkan rumus APHA (2005) yaitu:
mengenai Produktivitas Primer Perifiton serta
pengaruh zona Industri di wilayah Bandung (1)
Barat yang merupakan salahsatu pemasok NPP = produktivitas primer bersih
limbah cair ke badan sungai di sungai (mgO2/L/jam)
Citarum yang merupakan sumber utama air BT = kandungan oksigen terlarut dalam
baku dengan pemanfaatan yang sangat banyak botol terang (mg/L)
untuk daerah Jawa Barat. BI = kandungan oksigen terlarut dalam
botol inisial (mg/L)
t = lama inkubasi (4jam)
22
ECOTROPHIC  VOLUME 13 NOMOR 1 TAHUN 2019 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

Tabel 1. Acuan yang Digunakan untuk Analisa Air

Sampling Permukaan SNI 6989.57:2008 Metode pengambilan contoh air permukaan.


Derajat Keasaman (pH) Menggunakan Acuan : SNI 06 – 6989.11 – 2004 : Cara uji
derajat keasaman (pH) air dengan menggunakan alat pH meter.
Oksigen Terlarut (Dissolved Menggunakan Acuan : SNI 06-6989.14-2004 Cara uji oksigen
Oxygen) terlarut secara yodometri (modifikasi azida).
Total Suspended Solid (TSS) Menggunakan Acuan : APHA 22nd Ed. 2540.D Cara Uji Total
Secara Gravimetri Padatan Tersusupensi (Total Suspended Solid, TSS) Secara
Gravimetri.
Nitrat (NO3) Menggunakan Acuan : Standard Methods for Examination of Water
and Waste Water, 22nd,4500.NO3--N,2012. Pengujian Nitrat (NO3--N)
dengan Spektrofotometer Secara Reduksi Kadmium.

Nitrit (NO2) Menggunakan acuan Acuan : Standard Methods for Examination


of Water and Waste Water, 22nd, 4500.NO2--N, 2005. Pengujian
Nitrit (NO2--N) dengan Spektrofotometer.
Fosfat (PO4) Menggunakan Acuan : APHA 22nd Ed. 4500 – P.E. Acid
Ascorbic Methode

menurunkan kualitas air dan akan


3. HASIL DAN PEMBAHASAN menimbulkan masalah kesehatan jika air
tersebut digunakan oleh masyarakat
3.1 Kondisi Perairan Sungai Citarum (Sitanggang, 2017). Maka dari itu dilakukan
pemantauan di kedua titik pantau yang
Penelitian dilaksanakan di DAS Citarum mewakili dari pengaruh hasil buangan limbah
wilayah Bandung Barat dimana titik Industri tersebut.
pemantauan diambil berdasarkan aliran sungai Sungai Citarum menurut peruntukannya
Citarum yang melewati zona Industri di termasuk ke dalam golongan B, C
wilayah Bandung Barat. danD,dimana pemanfaatannya sebagai air
Titik kordinat Sample Point 1 (SP 1) baku air minum, perikanan, peternakan,
berada di 6⁰56.404’S dan 107⁰32.109’E yaitu perindustrian, dan lain-lain. Oleh karena baku
titik pantau setelah melewati zona Industri, mutu yang berlaku yaitu baku mutu golongan
sedangkan Sample Point 2 (SP2) pada kordinat B; C; D (Perda Prov Jabar, 2000).
6⁰58.305’S dan 107⁰32.749’Eyaitu titik pantau
sebelum memasuki zona Industri wilayah 3.2 Kelimpahan dan Produktifitas Primer
BandungBarat. Perifiton
Menurut data sekunder terdaftar 7 industri
yang membuang ke badan sungai Citarum Produktivitas primer pada dasarnya
wilayah Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung tergantung pada aktivitas fotosintesis dari
Barat dengan mayoritas Industri bidang tekstil. organisme autotrof yang mampu
Industri tekstil merupakan pemasok zat warna mentransformasikan karbondioksida menjadi
sintesis terbesar saat ini. Pada penggunaannya, bahan organik dengan bantuan sinar matahari.
zat pewarna ini hanya digunakan sedikit dan 6CO2 +12 H2O  C6H12O6 +6O2 (2)
sisanya akan dibuang sebagai limbah. Apabila
limbah terbuang ke sungai, limbah ini akan

23
Dinamisasi dan Produktivitas Primer Sungai Citarum Provinsi Jawa Barat [Anggi Suprabawati,dkk.]

Tabel. 2. Data Kelimpahan dan Produktifitas Primer Perifiton


Kelimpahan Perifiton
31 Desember 2017 7 Januari 2018 14 Januari 2018
Tanggal
SP 1 SP 2 SP 1 SP 2 SP 1 SP 2
Kelimpahan 206 156 633 1833 1972 3483
(ind/cm2)
Indeks 0,37 0,31 0,67 1,29 2,16 2,02
Keanekaragaman
DO (mg/L)
Tanggal 31 Desember 2017 7 Januari 2018 14 Januari 2018
Pengujian SP 1 SP 2 SP 1 SP 2 SP 1 SP 2
BI 0,794 1,190 0,893 1,190 0,992 1,389
BT 1,091 1,587 1,389 2,976 2,579 3,968
BG 0,595 0,595 0,496 0,794 0,595 0,992
Produktivitas Primer (mgO2/L/jam)
NPP 0,074 0,099 0,124 0,447 0,397 0,645
GPP 0,124 0,248 0,223 0,546 0,496 0,744
Respirasi 0,050 0,149 0,099 0,099 0,099 0,099
3
Kandungan Bahan Organik (mgC/m /hari)
C 1,115 1,490 1,862 6,704 5,957 9,681
Penurunan
25% 72% 38%
produktivitas
Primer

Lamanya pemantauan selama 21 hari penting dalam rantai makanan, siklus hidup
merupakan waktu yang ideal dibutuhkan pendek, cepat bereproduksi, dijumpai
untuk Perifiton berkembang. Perifiton sebagai disemua substrat sehingga mampu merekam
bioindikator sangat efektif dan ekonomis sejarah habitatnya, banyak dari spesiesnya
karena mempunyai beberapa keunggulan yang sensitive terhadap perubahan lingkungan
dibanding dengan organisme lain, diantaranya sehingga cepat merespon (Soeprobowati dkk,
mempunyai distribusi yang luas dengan 1993 dalam Purwani, 2014)
populasi yang bervariasi, mempunyai peran

Gambar.1.
Hubungan Antara Kelimpahan dengan Produktivitas Primer

24
ECOTROPHIC  VOLUME 13 NOMOR 1 TAHUN 2019 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

Kelimpahan perifiton berkisar antara yang terletah setelah melewati zona Industri.
156-3483 ind/cm2, dimana kelimpahan
3.4 Pengujian Parameter Insitu dan
perifiton tertinggi berada pada pemantauan
Unsur Hara
minggu ke-3 yaitu tanggal 14 Januari 2018
yaitu 1972 - 3483 ind/cm2 dan produktivitas Kelimpahan dan komposisi perifiton
tertinggi berada pada pemantaun minggu ke-3 diperairan di pengaruhi oleh kualitasair
dengan nilai 5,957 – 9,681. perairan tempat hidupnya. Sehingga aktivitas
lingkungan sekitar akan secara langsung atau
Adanya keterkaitan antara produktivitas
tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi
primer yang dihasilkan Perifiton dengan
perairan yang dapat mengakibatkan perubahan
kelimpahan dapat terlihat dengan berbanding
komposisi dan kelimpahan jenis organisme
lurus hasil dari produktivitas dengan
akuatik seperti perifiton. Pengujian parameter
kelimpahan.Semakin besar kelimpahan
in situ merupakan gambaran awal suatu
Perifiton di perairan maka semakin besar pula
perairan didalam ekosistem yang fluktuatif
nilai produktivitas primer yang dihasilkan
baik harian maupun tahunan. Berdasarkan
Perifiton.
tabel hasil pengujian menunjukan bahwa
Dari data yang didapat pada kedua titik kualitas sungai Citarum di wilayah Bandung
pantau terlihat adanya pengaruh zona Industri Barat dalam kondisi tercemar berat yang dapat
terhadap produktivitas primer Perifiton. Nilai dilihat dari kandungan parameter oksigen
dari produktivitas primer di SP1 selalu lebih terlarut (DO) pada kedua titik pantau berada
kecil dari nilai produktivitas di SP2. Adanya pada nilai sangat dibawah baku mutu yang
zona Industri yang membuang limbah ke sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah
perairan sungai mempengaruhi produktivitas Provinsi Jawa Barat No. 39 Th.2000.
primer Perifiton tersebut terlihat nyata dengan
adanya penurunan nilai produktivitas pada SP1

Tabel 3. Hasil Pengukuran Parameter Insitu dan Unsur Hara


Tanggal SP 1 SP 2 Baku Mutu
Pengambilan Parameter (Setelah Zona (Sebelum Zona SK.Gub.Jabar 2000
Sampel Industri) Industri)
Laju Alir (m/s) 0,7 0,7 -
pH 7,10 7,40 6-9
Suhu (⁰C) 29,2 29,2 -
31 DO (mg/L) 0,794 1,230 >3
Desember NO2 (mg/L) < 0,004 < 0,004 0,06
2017 NO3 (mg/L) 0,010 < 0,003 10
(Cuaca PO4 (mg/L) 1,015 0,947 1
Cerah) TSS (mg/L) 63 50 -
Laju Alir (m/s) 1 1 -
pH 7,05 7,17 6-9
Suhu (⁰C) 24,9 24,9 -
7 Januari DO (mg/L) 0,893 1,190 >3
2018 (Cuaca NO2 (mg/L) 0,262 0,303 0,06
Hujan) NO3 (mg/L) 0,557 0,503 10
PO4 (mg/L) 2,064 0,837 1
TSS (mg/L) 141 66 -
Laju Alir 1 1 -
pH 7,08 7,60 6-9
Suhu (⁰C) 25,2 25,4 -
14 Januari DO (mg/L) 0,992 1,389 >3
2018 NO2 (mg/L) 0,010 <0,004 0,06
(Cuaca NO3 (mg/L) 0,047 0,013 10
Cerah) PO4 (mg/L) 4,608 5,012 1
TSS (mg/L) 39 38 -

25
Dinamisasi dan Produktivitas Primer Sungai Citarum Provinsi Jawa Barat [Anggi Suprabawati,dkk.]

Dilihat dari hasil pengujian kandungan (Barus ,2004 dalam Barus, 2013). Kecerahan
DO yang rendah, perairan sungai Citarum adalah suatu ukuran untuk menentukan daya
wilayah Bandung Barat yang terlewati zona penetrasi cahaya matahari yang masuk
Industri sangat buruk. Hal ini bisa dilihat kedalam perairan. Kecerahan suatu perairan
dengan ketentuan baku mutu yang telah menentukan sejauh mana cahaya matahari
ditetapkan. dapat menembus suatu perairan dan sampai
Nitrat dan fosfat merupakan unsur kedalam proses fotosintesis.
penting bagi kehidupan Perifiton di perairan.
Effendi (2003) dalam Barus dkk. (2013), 4. SIMPULAN
menyatakan bahwa nitrat dan fosfat
merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan 1. Dinamisasi Fasa Sungai Citarum
tanaman dan alga, sehingga unsur ini menjadi diindikasikan dengan nilai kelimpahan
factor pembatas bagi tumbuhan dan alga perifiton sebelum memasuki zona industri
akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat yang berkisar antara 156-3483 ind/cm2
produktivitas perairan. Dapat dilihat pada dan setelah memasuki zona industri
nilai kelimpahan berkisar antara 206- 1972 ind/cm2 dengan
SP1 pada tanggal 31 Desember 2017 kelimpahan tertinggi pada SP2
lebih besar nilainya dibandingkan dengan SP pengamatan hari ke21.
2,kemungkinan dikarenakan kandungan nitrat 2. Zona industri mempengaruhi terhadap
(NO3) pada SP2 saat itu sangat kecil penurunan nilai produktivitas primer
sehingga pertumbuhan Perifiton mengalami perifiton di sungai citarum. Dilihat dari
pelambatan. data hasil pengukuran produktivitas
Berdasarkan indeks keanekaragaman primer selama 21 hari. Pengukuran
yang didapat dari hasil pemantauan selama mengalami penurunan berkisar 25% - 39%
21 hari di sungai Citarum diperoleh nilai 0,37 3. Terdapat hubungan antara produktivitas
– 2,02 berada pada 1≤H’≤3 menunjukan primer perifiton dengan kualitas air dilihat
keanekaragaman sedang, stabilitas komunitas dari unsur hara, yaitu semakin
biota sedang dan kualitas air tercemarsedang. meningkatnya unsur hara di perairan
berbanding lurus dengan kenaikan nilai
3.5 Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari produktivitas primer perifiton. Akan tetapi
Terhadap Produktivitas Primer produktivitas primer juga sangat
Menurut Graham dan Wilcox (2000) dipengaruhi oleh nilai TSS dimana nilai
dalam Telambanua (2013), peran perifiton di TSS akan berbanding terbalik dengan nilai
perairan tergenang lebih rendah dari produktivitas primer karena factor cahaya
fitoplankton, sedangkan di perairan matahari yang tertahan oleh partikel tidak
mengalir, peranan perifiton lebih besar, terlarut dalam air.
kecuali perairan yang keruh. Oleh karena itu
dilakukan pengukuran TSS sebagai DAFTAR PUSTAKA
parameter penunjang dalam produktivitas
primer yang dihasilkan. [APHA] American Public Health
Terjadi lonjakan nilai TSS pada Association. 1985. Standard Methods
tanggal 7 Januari 2018 di titik pantau setelah For The Examination of Water and
melewati zona industri (SP 1) kemungkinan Wastewater. United Book Press
di akibatkan oleh faktor cuaca hujan yang Inc,Maryland.
membuat air sungai mengalami turbulensi,
dimana sedimen yang ada dipermukaan [APHA] American Public Health
maupun padatan tersuspensi mengalami Association. 2005. Standard Methods
kondisi fluktuasi secara cepat. Nilai For The Examination of Water and
kecerahan sangat berpengaruh oleh zat-zat Wastewater. United Book Press
terlarut dalam air karena dapat mengurangi Inc,Maryland.
banyaknya cahaya yang masuk kedalam air
26
ECOTROPHIC  VOLUME 13 NOMOR 1 TAHUN 2019 p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

[APHA] American Public Health Environmental Chemistry. Boca Raton:


Association. 2012. 22nd Ed. 2540.D CRC Press LLC, 2000
Cara Uji Total Padatan Tersusupensi Marganingrum,D,Roosmini,D,Pradono,dan
(Total Suspended Solid, TSS) Secara Sabar,A.2013.Diferensiasi Sumber
Gravimetri
Pencemar Sungai Menggunakan
[APHA] American Public Health Association Pendekatan Metode Indeks
22nd Ed. 4500 – P.E. Acid Ascorbic Pencemaran (IP) (Studi Kasus: Hulu
Methode. DAS Citarum). Ris.Geo.Tam Vol. 23,
No.1, Juni 2013(41-52).
Barus, S.A, Yunasfi, dan Suryanti,A. 2013.
Keanekaragaman dan Kelimpahan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2007.
Perifiton di Perairan Sungai Deli Pedoman Pengkajian Teknis Untuk
Sumatera Utara. Sumatera Menetapkan Kelas Air. Jakarta,
Utara:Fakultas Pertanian Universitas Indonesia.
SumateraUtara Purwani, A, Surwono, H, dan Prabaningtyas,
Brown, P dan Wright, A, L. 2016. The Role S. 2014. Analisis Komunitas
of Periphyton in the Everglades. Bacillariophyta PerifitonSebagai
Florida: Soil and Water Science Indikator Kualitas Air Di Sungai
Department University of Florida IFAS Brantas Malang, Jawa Timur. Malang:
Extension. Universitas Negeri Malang
Cahyaningsih, A dan Harsoyo,B. Rukminasari, N, Nadiarti, dan Awaludin, K.
2010.Distribusi Spasial Tingkat 2014. Pengaruh Derajat Keasaman Air
Pencemaran Air di Das Citarum. Laut Terhadap Konsentrasi Kalsium
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi dan Laju Pertumbuhan HALIMEDA
Cuaca. 11 (2), 2010: 1-9 SP. Jurnal Ilmu Kelautan dan
Perikanan Vol 24, No 1, April 2014.
Fatmawati. 2016. Produktivitas Primer
Perifiton Di Perairan Air Terjun Simbolon,Camelina,Mulya,B.M,dan Desrita.
Tinonggoli (Nanga-Nanga) Kota 2015. Keanekaragaman Perifiton di
Kendari Sulawesi Tenggara. Kendari: Sungai Belawan Kecamatan Pancur
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi
Universitas Halu Oleo. Sumatera Utara.
Heryanto,S.2017.Hubungan Turbiditas Sitanggang, P.Y., 2017. Pengolahan Limbah
Dengan Produktivitas Primer dan Tekstil dan Batik di Indonesia.Bandung
Nutrien di Kawasan Perairan Desa Institute of Technology.
Sungaitohor Bagian Timur, Kecamatan Standard Methods for Examination of Water
Tebingtinggi Timur, Kabupaten and Waste Water, 22nd, 4500.NO2-- N,
Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.
2005. Pegujian Nitrit (NO2--N) dengan
Pekanbaru:Fakultas Perikanan dan
Spektrofotometer.
Kelautan Universitas Riau.
Standard Methods for Examination of Water
Irawati, N. 2013. Hubungan Produktivitas
and Waste Water, 22nd, 4500.NO3-- N,
Primer Fitoplankton Dengan
Ketersediaan Unsur Hara Dan 2012. Pegujian Nitrat (NO3--N) dengan
Intensitas Cahaya Di Perairan Teluk Spektrofotometer Secara Reduksi
Kendari Sulawesi Tenggara. Jurnal Kadmium.
Biologi Tropis. 13(2). [SNI] Standar Nasional Indonesia 06 –
Manahan,Stanley 6989.11 – 2004 .Cara uji derajat
E."ENVIRONMENTALSCIENCE,TEC keasaman (pH) air dengan
HNOLOGY,ANDCHEMISTRY" menggunakan alat pH meter

27
Dinamisasi dan Produktivitas Primer Sungai Citarum Provinsi Jawa Barat [Anggi Suprabawati,dkk.]

[SNI] Standar Nasioal Indonesia 06-6989.14- Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber,
2004 Air dan air limbah –Bagian14: Dampak dan Penanggulangannya.
Cara uji oksigen terlarut secara Bogor: Institut Pertanian Bogor
yodometri (modifikasi azida) Widdyastuti, R. 2010. Produktivitas Primer
[SNI] Standar Nasional Indonesia Perifiton di Sungai Ciampea, Desa
6989.57:2008 Metode pengambilan Ciampea Udik, Bogor Pada Musim
contoh air permukaan Kemarau 2010. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Sunarto, A, Sri., dan Hamdani, H. 2004.
Pertanian Bogor
Efisiensi Pemanfaatan Energi Cahaya
Matahari Oleh Fitoplankton dalam Yunianto, B. 2009. Kajian Pemanfaatan
Proses Fotosintesis. Jurnal Akuatika. 2 Ruang Kawasan Karst Citatah -
(2). Rajamandala Untuk Pertambangan
Telaumbanua, B,V. 2013. Produktivitas Dan Industri Pengolahan Kapur Di
Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Primer Perifiton di Sungai Naborsahan
Barat. Bandung: Pusat Penelitian dan
Sumatera Utara. Sumatera Utara:
Pengembangan Teknologi Mineral dan
Universitas Sumatera Utara.
Batubara.

28

You might also like