You are on page 1of 17

MINI RISET

(Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia yang tepat pada Artikel Ilmiah


mengenai Penanganan Covid-19 )
(Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Bahasa Indonesia)

Dosen Pengampu : Hera Chairunnisa, S.Sos., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 1:

Baho Kristanti Hutagalung 4181121001

Leonardo Silalahi 4182121017

Leonardo Sinaga 4183121041

Magdalena Simbolon 4183321012

Rado Simarmata 4183121042

Septi Sinaga 4183121029

FISIKA DIK A 2018

JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena
berkat dan limpahan-Nya kami dapat menyelesaikan Mini Riset yang dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.Kami juga ingin berterima kasih kepada Ibu Dosen
Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, karena telah membimbing dan mengajar kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset ini.

Kami yakin bahwa Mini Riset ini masih memiliki kekurangan dan belum sempurna
dikarenakan keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu ,kami berharap atas kritik dan
saran dari ibu Dosen dan teman teman semuanya yang bersifat membangun dan mendukung
kami agar lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari . kami juga
berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua .

Medan, 11 Mei 2020

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan dan
kerja sama. Bahasa muncul dan diperlukan dalam segala kegiatan seperti pada bidang
pendidikan, keagamaan, perdagangan, politik, militer, kebudayaan, sosial dan sebagainya.
Berdasarkan dalam kajian, bahasa dapat dibagi menjadi dua komponen penting, yaitu bahasa
sebagai aktivitas lisan dan bahasa sebagai aktivitas tulisan. Bahasa tulisan juga menjadi suatu
pengkajian tersendiri dalam lembaga-lembaga pendidikan, terkhusus dalam kajian
kebahasaan seperti jenis tulisannya, paragraf, kalimat, frase dan sebagainya. Keseluruhan hal
ini bagian penting dalam kajian bahasa tulisan, misalnya saja pada pengkajian kalimat.
Namun dalam berbahasa terdapat dua jenis kesalahan yakni kesalahan terbuka dan kesalahan
tertutup. Kesalahan terbuka adalah kesalahan berbahasa pada tingkat ketatabahasaan yang terlihat
dalam kalimat-kalimat yang dihasilkan pembelajar. Kesalahan tertutup merupakan kesalahan yang
tersembunyi dibalik kalimat yang tersusun secara benar menurut tata bahasa; secara benar menurut
kaidah ketatabahasaan tetapi tidak benar dari sudut semantiknya.
Menurut Hastuti (2003:143-144), kesalahan-kesalahan terjadi karena adanya kesulitan dari
pembelajar mempunyai arti penting bagi peneliti yaitu mereka mempunyai bukti tentang cara bahasa
itu dipelajari dan dapat mengetahui strategi atau metode yang tepat untuk pembelajarannya. Kalimat
hendaknya mendukung suatu gagasan atau ide. Gagasan atau ide itu juga perlu dipahami dengan
mudah oleh pembaca sehingga fungsi sintaksis yaitu subyek, predikat, objek, pelengkap dan
keterangan harus tampak jelas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem kebahasaan yang dipakai pada artikel ilmiah?
2. Apa saran yang dapat memperbaiki dalam bahasa artikel ilmiah?
3. Apakah banyak kata yang jarang dipakai pada artikel ilmiah tersebut ?
4. Apakah banyak kalimat yang rancu pada artikel ilmiah ?
5. Media yang bagaimana cocok untuk mempromosikan artikel ilmiah ?
1.3 Tujuan
1. Memahami sistem kebahasaan yang dipakai artikel ilmiah.
2. Memberikan saran yang dapat memperbaiki dalam bahasa artikel ilmiah.
3. Mengetahui kata yang jarang dipakai pada artikel ilmiah tersebut
4. Mengetahui kalimat yang rancu pada artikel ilmiah.
5. Memberikan cara mempromosikan artikel ilmiah agar lebih dikenal masyarakat.
1.4 Manfaat
1. Memberikan manfaat kepada pembaca mengenai pembahasan atau pengetahuan yang
terdapat didalam artikel
2. Memberikan pengetahuan tentang tata kebahasaan yang dipakai dalam artikel ilmiah.
Bab II

LANDASAN TEORI

2.1 Penggunaan Bahasa dalam Artikel Ilmiah


Satu diantara penggunaan bahasa indonesia baku adalah ragam ilmiah atau bahasa
ilmiah. Bahasa ilmiah biasanya digunakan untuk karangan ilmiah. Adapun ciri-cirinya
menurut Chaer (2011: 4) yaitu, 1) bersifat lugas. Artinya, apa yang diutarakan, dikatakan saja
secara langsung, apa adanya, tidak berbelit-belit, atau bertele-tele, atau tanpa kalimat yang
berbunga-bunga. 2) Mematuhi kaidah-kaidah grmatika. Artinya, kalimat-kalimat dan
paragraph-paragraf sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa. 3) Efektivitas kalimat-
kalimatnya terpenuhi. Maksudnya, pesan-pesan yang dikandung kalimat-kalimat itu dapat
diterima pembaca persis seperti yang diinginkan penulis. 4) Kosa kata yang digunakan, selain
kosa kata baku, juga sesuai dengan kaidah pemilihan kata (diksi); dan istilah-istilah yang
digunakan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni. 5) kalimat-kalimtanya bebas dari
ketaksaan (ambiguity). Maksudnya kalimat-kalimatnya, atau paragraf-paragrafnya tidak
menimbulkan tafsir ganda. 6) Bebas dari makna kias dan figura bahasa. Artinya kata-kata
atau kalimat-kalimat yang digunakan harus bermakna lugas. Misalnya kata buaya dalam
ucapan buaya darat adalah bermakna kias; tetapi dalam ucapan buaya yang ada di darat
tidak bermakna kias, melainkan bermakna sebenarnya, yang disebut makna leksikal. 7)
Mematuhi persyaratan penalaran. Maksudnya, secara semantik kalimat-kalimat bersifat logis
dan dapat diterima oleh akal sehat. 8) mematuhi atau menerapkan kaidah-kaidah ejaan yang
berlaku. (saat ini adalah Pedoaman Umum Bahasa Indonesia, disingkat PUEBI). Semua ciri
itu harus tampak terjalin pada setiap kalimat, setip paragraf atau pada karangan ilmiah itu
seutuhnya.
Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai dampak
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Penggunaannya pun semakin luas dalam
berbagai ranah pemakaian, baik secara lisan muapun tulis. Oleh karena itu Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia sangat diperlukan sebagai acuan standar penggunaan bahasa
Indonesia terutama dalam pemakaian bahasa tulis, secara baik dan benar. Secara garis besar
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia memuat empat bab pokok bahasan; 1. Pemakaian
huruf, 2. Penulisan kata, 3. Pemakaian tanda baca, 4. Penulisan unsur serapan.
Barnawi dan Arifin (2015: 140) menyampaikan bahwa artikel ilmiah karangan
nonfiksi yang menjelaskan fenomena sosial dan/atau alam, berdasarkan laporan kegiatan
lapangan dan/atau kajian pustaka untuk mencari kebenaran, ditulis sesuai dengan aturan
media yang menerbitkannya. Menurut Soeharso (2009: 8-9) menyatakan bahwa artikel
ilmiah, sesuai namanya adalah artikel yang memiliki nilai atau memenuhi kaidah (syarat
keilmuan). Artinya, artikel ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas
permasalahan, menyajikan kajian dengan dengan ragam bahasa dan tata tulis ilmiah, dan
menggunakan prinsip-prinsip keilmuan pada umumnya, seperti obyektif, logis, empiris,
sistematis. Fatihudin dan Holisin (2011: 10) menegaskan artikel ilmiah adalah karya tulis
yang mengkaji atau membahas suatu topik/masalah dengan mengkuti kaidah-kaidah ilmiah.
Artikel ilmiah adalah tulisan ilmiah yang akan dimuat di jurnal ilmiah atau jurnal lainnya
yang ber-ISSN, terakreditasi, jurnal Nasional, atau bahkan jurnal Internasional. Sejalan
dengan apa yang diungkapkan Barnawi dan Arifin, Apandi, (2015: 56) juga menjelaskan
beberapa ciri dari artikel ilmiah yaitu, 1) Singkat, padat, jelas, fokus pada suatu topik atau
masalah tertentu, 2) Menggunakan bahasa yang lugas dan tidak berbelit-belit, 3) Sistematika
yang sederhana, 4) Objektif dan proporsional, 5) Tidak mengandung unsur SARA, fitnah,
atau kebencian kepada pihak lain.
2.2 Kesalahan dalam Teks Artikel Ilmiah
Corder dalam Fisiak (1981) menyatakan bahwa kesalahan berbahasa terdiri atas tiga
istilah, yakni (1) lapses, (2) error, (3) mistake. Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat
penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum tuturan (kalimat) selesai dinyatakan
secara lengkap. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh
penuturnya. Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan
tata bahasa (breach of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan atau
kaidah tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain sehingga berdampak pada
ketidaksempurnaan tuturan. Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat
dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada
kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan
karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2).
kesalahan kalimat berdasarkan bentuk kesalahan berikut ini.
1. Kalimat tidak bersubjek. disebabkan oleh pada awal kalimat terdapat preposisi
sehingga subjeknya tidak jelas. Berikut contoh kesalahan dalam kalimat: Dengan
Bahasa memungkinkan manusia dapat berkembang dan mengabstraksikan berbagai
gejala yang muncul di sekitarnya. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dan diubah
menjadi pasif maupun aktif. Jika diubah menjadi pasif maka proposisi depan subjek
tetap dipertahankan dan predikat diubah menjadi: Dengan bahasa dimungkinkan
manusia dapat berkembang dan mengabstraksikan berbagai gejala yang muncul di
sekitarnya.
2. Kalimat tidak Berpredikat. Kalimat yang tidak memiliki predikat disebabkan oleh
adanya keterangan subjek yang beruntun atau terlalu panjang, keterangan itu diberi
keterangan lagi sehingga penulis atau pembacanya terlenan dan lupa bahwa kalimat
yang dibuatnya itu belum lengkap predikatnya. Berikut kesalahan dalam kalimat:
Bentuk register medis anak yang berupa idiom yang perlu pemaknaan lebih
mendalam karena bentuk idiom merupakan gabungan kata yang membentuk makna
baru. Perbaikan kalimat tersebut dilakukan dengan menghilangkan kata yang sehingga
menghasilkan kalimat yang lengkap sebagai berikut: Bentuk register medis anak
yang berupa idiom perlu pemaknaan lebih mendalam karena bentuk idiom merupakan
gabungan kata yang membentuk makna baru.
3. Kalimat Buntung (Kalimat tidak Bersubjek dan Berpredikat) Perhatikan
kesalahan dalam kalimat berikut:
a. Seperti contoh pada zaman dahulu kala. Misalnya bahasa surat kabar, bahasa lelang,
komentator olah-raga, bahasa pilot penerbangan, penjahat, politisi, dan discjockey,
bahasa ruang siding dan kelas, semua bisa dianggap contoh register.
b. Misalnya, register dokter, register petani, dan sebagainya. Sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh diawali dengan kata-kata seperti,
misalnya, karena, sehingga, apabila dan konjungsi yang lain. Kalimat tersebut
seharusnya merupakan lanjutan kalimat sebelumnya.
4. Kalimat yang Tersisipi antara Predikat dan Objek Berikut contoh kesalahan
dalam kalimat: Untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan akan kesehatan, bisa
didapatkan melalui informasi kesehatan. Kalimat tersebut tidak perlu disisipi kata
atas dan akan karena dalam kalimat aktif transitif, yaitu kalimat yang memiliki objek;
verba transitif tidak perlu diikuti ileh preposisi sebagai pengantar objek.
5. Konjungsi Berlebihan Kesalahan kalimat berikut ini adalah penggunaan konjungsi
berlebihan Meskipun jika hanya mengambil komplek tanaman saja akan sangat
minim data yang diperoleh tetapi penelitian menjadi kurang akurat. Kalimat di atas
menggunakan konjungsi berlebihan yaitu bentuk-bentuk penggunaan padanan yang
tidak serasi artinya penggunaan dua konjungsi sekaligus. Seharusnya konjungsi yang
digunakan salah satunya saja.
6. Urutan Tidak Paralel Berikut contoh kesalahan dalam kalimat: Hal ini dapat
dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat- kalimat yang menyatakan
perintah, permohonan, himbauan, permintaan, pemberian perhatian. Kalimat di atas
kesalahannya adalah jika dalam sebuah kalimat terdapat unsur yang dirinci,
rinciannya itu harus diusahakan paralel. Unsur pertama per-…-an maka berikutnya
juga per-...-an, begitu juga jika unsur pertama di-…-kan, maka unsur yang selanjutnya
juga berbentuk di-…-kan.
7. Penggunaan Istilah Asing Berikut contoh kesalahan dalam kalimat: Tabloid juga
dapat diartikan sebagai barang cetakan yang bentuknya setengah dari surat kabar
harian dan umumnya full color. Seharusnya kata full color diganti dengan kata “penuh
warna” atau “berwarna-warni”.
8. Penggunaan Kata Tanya yang Tidak Perlu Berikut contoh kesalahan dalam
kalimat: Hubungan syarat terdapat dalam kalimat yang klausa subordinatifnya
menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebut dalam klausa utama. Penggunaan
kata yang dicetak miring di atas, dalam bahasa Indonesia digunakan sebagai
penghubung atau terdapat dalam kalimat berita (bukan kalimat tanya). Kata apa
diganti sesuatu, kata di mana diganti dengan tempat, kata siapa diganti dengan orang
atau seseorang, dan kata bagaimana diganti dengan keadaan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Sebagaimana keadaan yang kita ketahui saat ini, dimana seluruh mahasiswa
dirumahkan (belajar di rumah secara online menggunakan sistem daring), kami membuat
kuisioner lewat internet yaitu dengan Google Form pada tanggal 08 Mei 2020.

2.2. Metode Penelitian


Kami menggunakan metode penelitian deskriptif. Dimana kami akan membuat
deskriptisi yang sistematis, faktual, serta akurat berdasarkan fakta berupa kajian dari
kuisioner yang kami buat melalui google form dan kami bagikan secara online aplikasi
whatsApp. Hal ini tidak bisa kami lakukan secara langsung karena adanya aturan untuk tetap
dirumah, belajar dan bekerja dari rumah. Untuk itu kami mencapai satu solusi yaitu angket
online. Pada angket ini subjek dianjurkan untuk mengisi data e-mail, kemudian mengisi form
pertanyaan sebanyak 5 pertanyaan dengan jenis pertanyaan yang berbeda. Setelah menjawab
dan dikirim, form tersebut akan terekam, dan hasilnya dapat dilihat oleh kelompok kami
(kelompok satu) sebagai pemilik akun form. Kemudian, kami akan menganalisisnya dalam
bentuk tabel,serta kalimat paragraf berdasarkan analisis serta menarik kesimpulan.

2.3. Subjek Penelitian


Sebagai subjek dalam penelitian kami mengambil sampel yaitu mahasiswa.Kami
mengambil 10 orang sebagai sampel dengan jawaban permasalahan kesulitan yang berbeda-
beda. Dimana kami memberikan angket ini pada kontak yang berkaitan pada android kami
via whatsApp. Dan sampel ini pada dasarnya tidak kami tetapkan, tetapi berdasarkan jumlah
mahasiswa yang berinisiatif untuk mengisinya.
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.I.TABEL

Nama Pertanyaan Jawaban


Responden
1. 1.Sebutkan kata-kata Sinergi,konten,spasial
yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Integrase,lawan


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan BLC dan Mobile apps


masih rancu atau
membingungkan pada
artikel tersebut !
4. sinergi=kerja sama
4.Berdasarkan pertanyaan Koonten=media
no 1,berikan defenisi Spacial=ruamg dan waktu
kata-kata yang sudah
dianalisis tadi !

5.Apakah Media yang Tv


cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?

2. 1.Sebutkan kata-kata Telekonsultasi,kerentanan,epidemologi


yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Ibarat


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan Ini seperti ibarat peta navigasi dala


masih rancu atau menghhadapi COVID-19
membingungkan pada
artikel tersebut !

4.Berdasarkan pertanyaan Kerentenan=mudah


no 1,berikan defenisi Epidemologi=pola kesehatan dan penyakit
kata-kata yang sudah Telekonsultasi=konsultasi melalui suatu
dianalisis tadi ! media elektronik

5.Apakah Media yang Iklan di media sosial


cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?

3. 1.Sebutkan kata-kata Integrase,rapid, dan gawai


yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Risiko dan sebaran


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan Sebaran COVID – 19 dapat dilihat dengan


masih rancu atau mudah
membingungkan pada
artikel tersebut !

4.Berdasarkan pertanyaan Integrasi=system yang mengalami


no 1,berikan defenisi pembauran
kata-kata yang sudah Gawai=memiliki tujuan dan fungsi praktis
dianalisis tadi !

5.Apakah Media yang Koran dan majalah


cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?

4. 1.Sebutkan kata-kata Spasial,integrase,telekonsultasi,epidemologi


yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Spasial dan ibarat


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan Ini seperti ibarat peta navigasi dalam


masih rancu atau menghadapi COVID-19
membingungkan pada
artikel tersebut !

4.Berdasarkan pertanyaan Spasial=ruang dan tempat


no 1,berikan defenisi Epidemologi=pola kesehatan dan penyakit
kata-
kata yang sudah
dianalisis tadi !

5.Apakah Media yang Facebook,instagram dan youtube


cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?

5. 1.Sebutkan kata-kata Gawai,integrase,dan gugus


yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Integrase dan risiko


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan 1. Aplikasi BLC mempermudah


masih rancu atau masyarakat untuk menyikapi dan
membingungkan pada merespons covid 19
artikel tersebut ! 2. Dengan tampilan secara spasial

4.Berdasarkan pertanyaan Gawai=ponsel pintar


no 1,berikan defenisi Integrase=integrasi
kata-kata yang sudah Gugus=kelompok
dianalisis tadi !

5.Apakah Media yang Media online


cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?

6. 1.Sebutkan kata-kata Telekonsultasi,kerentanan,epidemologi


yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Ibarat


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan Ini seperti ibarat peta navigasi dala


masih rancu atau menghhadapi COVID-19
membingungkan pada
artikel tersebut !

4.Berdasarkan pertanyaan Kerentenan=mudah


no 1,berikan defenisi Epidemologi=pola kesehatan dan penyakit
kata-kata yang sudah Telekonsultasi=konsultasi melalui suatu
dianalisis tadi ! media elektronik

5.Apakah Media yang Iklan di media sosial


cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?

7. 1.Sebutkan kata-kata Spasial,integrase,telekonsultasi,epidemologi


yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Spasial dan ibarat


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan Ini seperti ibarat peta navigasi dalam


masih rancu atau menghadapi COVID-19
membingungkan pada
artikel tersebut !

4.Berdasarkan pertanyaan Spasial=ruang dan tempat


no 1,berikan defenisi Epidemologi=pola kesehatan dan penyakit
kata-kata yang sudah
dianalisis tadi !
5.Apakah Media yang Facebook,instagram dan youtube
cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?

8. 1.Sebutkan kata-kata Gawai,integrase,dan gugus


yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Integrase dan risiko


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan 3. Aplikasi BLC mempermudah


masih rancu atau masyarakat untuk menyikapi dan
membingungkan pada merespons covid 19
artikel tersebut ! 4. Dengan tampilan secara spasial

4.Berdasarkan pertanyaan Gawai=ponsel pintar


no 1,berikan defenisi Integrase=integrasi
kata-kata yang sudah Gugus=kelompok
dianalisis tadi !
Media online
5.Apakah Media yang
cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?

9. 1.Sebutkan kata-kata Spasial,integrase,telekonsultasi,epidemologi


yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Spasial dan ibarat


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan Ini seperti ibarat peta navigasi dalam


masih rancu atau menghadapi COVID-19
membingungkan pada
artikel tersebut !

4.Berdasarkan pertanyaan Spasial=ruang dan tempat


no 1,berikan defenisi Epidemologi=pola kesehatan dan penyakit
kata-kata yang sudah
dianalisis tadi !

5.Apakah Media yang Facebook,instagram dan youtube


cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?

10. 1.Sebutkan kata-kata Telekonsultasi,kerentanan,epidemologi


yang jarang
dipakai/didengar pada
artikel tersebut (minimal
3) !

2.Sebutkan 2 kata yang Ibarat


memiliki
kesalahan/ketidaksesuain
dalam artikel tersebut !

3.Sebutkan 2 kalimat yan Ini seperti ibarat peta navigasi dala


masih rancu atau menghhadapi COVID-19
membingungkan pada
artikel tersebut !

4.Berdasarkan pertanyaan Kerentenan=mudah


no 1,berikan defenisi Epidemologi=pola kesehatan dan penyakit
kata-kata yang sudah Telekonsultasi=konsultasi melalui suatu
dianalisis tadi ! media elektronik

5.Apakah Media yang Iklan di media sosial


cocok untuk
mempromosikan artikel
tersebut ?
BAB V
PENUTUP

V.I.Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa instrumen tes analisis
penggunaan bahasa indonesia yang tepat pada artikel ilmiah mengenai penanganan covid-19
dapat mengukur baik buruknya suatu artikel ilmiah, penggunaan bahasa indonesia yang baik
dan penulisan bahasa yang benar akan membuat artikel tersebut mudah untuk dipahami dan
rating dari artikel itu bagus, begitu pula sebaliknya.

Jumlah butir soal pada instrument terdiri dari 5 pertanyaan yang berkaitan dengan isi
artikel ilmiah tersebut. Hampir seluruh sampel (responden) memiliki masalah yang sama
yaitu kurang mengerti sebagian dari bahasa yang ditampilkan, lalu artikel ilmiah yang
ditampilkan juga tak luput dari kata salah, ada juga penggunaan kata yang kurang tepat.

V.II.Saran

Pada saat melulis artikel ilmiah perlu diperhatikan akan pentingnya penulisan bahasa
yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman pembaca terhadap artikel ilmiah tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Ilmiawan. 2017. ANALISIS KESALAHAN KALIMAT KARYA ILMIAH MAHASISWA


THAILAND DI UNISMUH MAKASSAR. Jurnal Penelitian dan Penalaran.
Makassar. Vol 4 (1). Hal. 636-644. 2355-3766
Nurwicaksono, Bayu Dwi, dll. 2018. ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
INDONESIA PADA TEKS ILMIAH MAHASISWA. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. A. JakartVol 2(2). Hal. 138-153. 2580-9040
Ramaniyar, Eti,dkk. 2019. PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jurnal Pendidikan Bahasa. Pontianak. Vol 8(1).
Hal. 34-48.
https://covid19.go.id/p/berita/bersatu-lawan-covid-aplikasi-berbasis-gawai-permudah-
masyarakat-antisipasi-covid-19, dikases pada senin, 4 Mei 2020

You might also like