You are on page 1of 28

MINI RISET

PERSEPSI DOSEN DAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN


PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN
BIOLOGI MOLEKULER DENGAN MATERI “MOLEKUL PENYUSUN
JASAD HIDUP”

OLEH:

KELOMPOK 3

DINDA ARSITA (4192220003)

LIGUSTO TANTIO (4191220001)

MARISAH SITORUS (4192520009)

PRAMESTI PUTRI CAHYANI (4192520004)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan rahmatNya
sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Adapun judul makalah Mini
Riset ini yaitu “Persepsi Dosen Dan Mahasiswa Terhadap Penggunaan Project Based Learning
Untuk Mendukung Pembelajaran Biologi Molekuler Dengan Materi Molekul Penyusun Jasad
Hidup”.

Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah SAW, yang telah
membebaskan kita dari zaman yang penuh kezaliman dan kebodohan dan membawa kita menuju
zaman yang sarat dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Pada kesempatan
ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu apt. Endang Sulistyarini Gultom, S.
Si., M. Si. selaku dosen mata kuliah Biologi Molekuler, serta pihak-pihak lain yang terkait dalam
proses pembuatan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kami selaku penyusun, para
pembaca, dan semua pihak masyarakat. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih
terdapat banyak kekurangan sehingga hasil yang diperoleh jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Medan, 31 Mei 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
2.1 Modul Biologi Molekuler .................................................................................. 3
2.2 Model Project Based Learning ......................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 6
3.1 Waktu & Tempat Penelitian............................................................................. 6
3.2 Alat & Bahan .................................................................................................... 6
3.3 Prosedur Kerja .................................................................................................. 6
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN ................................................................................ 10
4.1 Hasil..................................................................................................................... 10
4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 11
BAB V PENUTUP............................................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 14
5.2 Saran ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metode Pembelajaran menjadi salah satu faktor penting dalam menjalani proses belajar
mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang banyak digunakan didunia perkuliahan ialah
Project Based Learning (PjBL) yaitu metode pembelajaran berbasis projek. Menurut Goodman
dan Stivers (2010) mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan
pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan
tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara
berkelompok.

Sedangkan Grant (2002) menyatakan pembelajaran berbasis proyek atau project-based


learning sebagai model pembelajaran yang berpusat pada pembelajar untuk melakukan studi
topik yang mendalam. Siswa menggunakan pendekatan berbasis inkuiri untuk pembelajaran
mendalam yang konstruktif dari masalah dan masalah yang serius, realistis dan relevan.

Jasad hidup sendiri adalah sekelompok jasad yang pada kondisi tertentu akan
menunjukkan tanda-tanda kehidupam seperti tumbuh, berkembang, bereproduksi, peka terhadap
rangsangan, berinteraksi, dan melakukan metabolisme. Jasad hidup yang berukuran sangat kecil
sering disebut dengan mikroba atau mikroorganisme. Jasad hidup memiliki 2 jenis komponen
yaitu makromolekul dan mikromolekul. Makromolekul terdiri atas karbohidrat, protein, asam
nukleat dan polisakarida. Sedangkan Mikromolekul terdiri atas asam amino, nukleotida, dan gula
pentosa (monosakarida).

Berdasarkan latar belakang diatas, kami kelompok 3 melakukan penelitian singkat


tentang persepsi mahasiswa dan dosen terhadap PjBL sebagai metode pembelajaran dalam
materi “komponen jasad hidup.
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang menjadi karakteristik metode pembelajaran berbasis projek (PbJL)?


2. Bagaimana efektivitas Project Based Learning sebagai metode pembelajaran dengan
materi komponen jasad hidup?
3. Bagaimana kesiapan mahasiswa dalam penguasaan materi komponen jasad hidup?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui karakteristik metode pembelajaran berbasis projek (PbJL).
2. Untuk mengetahui efekvitas Project Based Learning sebagai metode pembelajaran
dengan materi komponen jasad hidup.
3. Untuk mengetahui kesiapan mahasiswa dalam penguasaan materi komponen jasad hidup.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Modul Biologi Molekuler

Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan,
wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada individu guna menggali dan
mengembangkan bakat serta kepribadian. Pendidikan memiliki peran utama bagi bangsa untuk
maju dan memperbaiki keadaan masyarakatnya ke arah yang lebih baik.Penyelenggaraan
pendidikan tidak lepas dari pembelajaran yang berlangsung di dalamnya. Kualitas proses
pembelajaran yang baik menjadi salah satu penentu tercapainya tujuan pendidikan. Kualitas
pembelajaran dipengaruhi banyak faktor antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
strategi pembelajaran, subyek (pendidik dan peserta didik), media pembelajaran dan penunjang
proses pembelajaran (Sugandi dalam Praptiwi, Sarwi, & Handayani, 2012).

Penguasaan materi pembelajaran menjadi penting untuk mencapai tujuan pembelajaran.


Penguasaan materi yang rendah dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang
kurang maksimal. Penguasaan materi berkaitan erat dengan kemampuan berpikir mahasiswa.
Pada abad 21, terjadi perubahan besar terutama pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi yang berdampak pada orientasi pembelajaran di kelas. Pembelajaran harus
mengakomodasi pemberdayaan kemampuan abad 21 salah satunya kemampuan berpikir
(Moeloek, 2010).

Kemampuan berpikir memiliki arti bahwa berpikir dapat diajarkan dan memerlukan
latihan-latihan untuk dapat memilikinya. Kemampuan berpikir selalu berkembang dan dapat
dipelajari (Marzano, et al. 2008). Pada pendidikan tinggi, kemampuan berpikir menjadi
ungkapan yang telah menjadi inisiatif kebijakan dan tujuan pendidikan saat ini (Heinsen, 2016).
Sari (2014) menyatakan pembelajaran sains adalah subjek yang mengembangkan kemampuan
berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk memecahkan masalah yang terkait dengan
peristiwa alam. Sehingga proses pembelajaran khususnya biologi diharapkan mengarah pada
pembentukan manusia yang memiliki kemampuan berpikir yang baik. Salah satu mata kuliah
yang berperan dalam mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa adalah biologi molekuler
(Mundilarto, 2005).

3
Modul biologi molekuler berbasis learning menjadi solusi untuk memberdayakan
kemampuan berpikir (kognitif) mahasiswa. Modul biologi molekuler berbasis learning
merupakan modul berorientasi sains yang didalamnya terdapat langkah-langkah pembelajaran
learning. Pembelajaran learning yang terdapat pada modul merupakan pembelajaran yang
memusatkan kegiatan belajaran pada mahasiswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan
kognitif mahasiswa (Nugroho & Hanik, 2016).

Modul biologi molekuler berbasis learning berisi kegiatan pembelajaran yang


mengarahkan mahasiswa untuk menggali pengetahuan awal, melakukan penggalian informasi,
evaluasi dan perluasan konsep. Pembelajaran learning yang ada dalam modul juga memberikan
kesempatan mahasiswa untuk membangun konsepnya secara mandiri (Brown & Abell, 2013).
Modul yang berorientasi sains memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam menguasai
konsep materi dan menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah sains
(Toharudin, Hendrawati, & Rustaman, 2011) serta dapat membantu mengatasi permasalahan
hasil belajar mahasiswa (Suardana et al., 2010; Esmiyati, Haryati & Purwantoyo: 2013).
Pembelajaran menggunakan modul memungkinkan mahasiswa untuk meningkatkan aktivitas
belajar optimal sesuai dengan tingkat kemampuan dan kemajuan yang diperoleh selama proses
belajar (Lunenburg, 2011).

2.2 Model Project Based Learning

Menurut Blumenfeld et al., sebagaimana dikutip oleh Yalcin (2009: 81-105), Project
Based Learning is a comprehensive approach to instruction in which students of any age,
working individually or in groups, conducts an indepth investigation of a real world topic. When
teachers successfully implement PBL, students can be highly motivated, feel actively involved in
their own learning, and produce complex, high quality work. Artinya, pembelajaran berbasis
proyek adalah suatu pendekatan komprehensif, yang mengintruksikan semua kalangan siswa
agar bekerja secara individual atau kelompok, melakukan kegiatan investigasi terhadap masalah
di kehidupan nyata. Ketika guru berhasil melaksanakan model Project Based Learning, siswa
akan mendapatkan motivasi tinggi, siswa akan merasa aktif dalam setiap pembelajaran,
menciptakan kegiatan yang kompleks, dan menghasilkan kualitas kerja tinggi.

4
Metode pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang mengacu
pada filosofis konstruktivisme, yaitu pengetahuan merupakan hasil konstruksi kognitif melalui
suatu aktivitas siswa yang meliputi keterampilan maupun sikap ilmiah siswa sehingga siswa
dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan bermakna melalui pengalaman yang nyata.
Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (IB.Siwa et al.,2013)

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2022. Bertempat di rumah
masing-masing. Anggota kelompok melaksanakan tugas masing-masing yang telah disepakati
kelompok.

3.2 Alat dan Bahan

 Alat
1. 1 set alat tulis
2. HP atauu laptop
 Bahan
1. Sumber literatur yang berkaitan dengan topik Penggunaan Project Based Learning
dan Molekul Penyusun Komponen Jasad Hidup.
2. Angket
3.3 Prosedur Kerja

1. Dilakukan studi pustaka, dengan mempelajari buku-buku dan literatur-literatur yang


relevan untuk acuan penelitian.
2. Dibagikan angket, dengan cara menyebarkan agket kepada mahasiswa dan dosen yang
berisi pertanyaan tentang persepsi terhadap penggunaan project based learning untuk
mendukung pembelajaran biologi molekuler "Molekul penyusun jasad hidup".
 Angket untuk mahasiswa
Angket ini terdiri dari 4 bagian dengan masing-masing bagian berisi 5 soal. Adapun
bagian-bagian tersebut meliputi :
 Bagian pertama, berisi pertanyaan yang mengukur persepsi mahasiswa secara
umum tentang PjBL
1. Berdasarkan ukuran molekulnya, molekul penyusun komponen jasad hidup
terbagi menjadi makromolekul dan mikromolekul.
2. Mikromolekul memiliki berat molekul kurang dari 1000.
3. Mikromolekul memiliki berat antara Antara 10⁴ - 10¹².
4. Komponen yang tergolong ke dalam mikromolekul ialah asam amino,
nukleotida, dan monosakarida.
5. Komponen yang tergolong ke dalam makromolekul ialah protein, asam
nukleat, polisakarida.
 Bagian kedua, berisi pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan komunikasi.
1. Dosen memaparkan dengan jelas cara berpartisipasi selama pembelajaran.
2. Dosen menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran sebelum memulai
pembahasan.

6
3. Dosen memberikan situs link sumber belajar lain selain bahan ajar utama.
4. Mahasiswa memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di internet untuk
membantu pengerjaan tugas.
5. Mahasiswa dan dosen memberikan umpan balik yang cepat selama
pembelajaran.
 Bagian ketiga, berisi pertanyaan yang mengevaluasi persepsi tentang manajemen
proyek.
1. Strategi pembelajaran yang digunakan tidak hanya terpaku pada penugasan.
2. Penggunaan media pendukung pembelajaran oleh dosen memudahkan
pemahaman mahasiswa.
3. Mahasiswa mampu memahami setiap penjelasan mengenai tuntutan tugas
yang diberikan.
4. Mahasiswa mampu mengakses berbagai situs pembelajaran yang diberikan
oleh dosen.
5. Mahasiswa mendapatkan komentar pada setiap hasil penugasan yang
dilakukan.
 Bagian keempat, berisi pertanyaan tentang penggunaan aktivitas kerja tim selama
proses manajemen proyek.
1. Dosen memberikan instruksi pembentukan kelompok dalam rangka
penugasan.
2. Dosen melibatkan mahasiswa dalam pembuatan aturan di kelas.
3. Proses belajar dapat membangun komunikasi yang baik antar mahasiswa
melalui diskusi kelompok.
4. Mahasiswa diberikan kebebasan berpendapat dalam proses pembelajaran.
5. Mahasiswa diberi kesempatan mengembangkan gagasan-gagasan yang
ditemukan pada proses pembelajaran.

 Angket untuk dosen


Angket ini terdiri dari 4 bagian dengan masing-masing bagian berisi 5 soal. Adapun
bagian-bagian tersebut meliputi :
 Bagian pertama, berisi pertanyaan yang mengukur persepsi mahasiswa secara
umum tentang PjBL
1. Pembelajaran berbasis learning proyek merupakan model pembelajaran yang
akan memberikan pengalaman bermakna bagi mahasiswa.
2. Model pembelajaran Project Based Learning akan menuntun mahasiswa untuk
mengetahui permasalahan dalam suatu topik di mata kuliah yang dipelajari.
3. Project Based Learning akan menuntun mahasiswa untuk melakukan
investigasi mendalam terhadap permasalahan yang ditemukan dalam suatu
topik selama perkuliahan.

7
4. Melalui model Project Based Learning mahasiswa akan diberikan kesempatan
untuk mengelola pembelajaran dengan membangun pengetahuan mereka yang
didukung oleh dosen pengampu selaku fasilitator.
5. Lingkungan belajar konstruktivis akan terbentuk melalui model pembelajaran
Project Based Learning.
 Bagian kedua, berisi pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan komunikasi.
1. Pada awal pertemuan, dijelaskan mengenai rencana pembelian (RPS) selama
satu semester termasuk model pembelajaran yang akan digunakan.
2. Tujuan dan topik pembelajaran dipaparkan di awal jam perkuliahan.
3. Memberikan sumber belajar berupa buku atau artikel dari internet untuk
mendukung pemahaman mahasiswa mengenai molekul-molekul penyusun
komponen makhluk hidup.
4. Menggunakan media pendukung seperti Powerpoint atau Video untuk
menjelaskan molekul penyusun komponen jasad hidup guna memberikan
gambaran atau visualisasi.
5. Dilakukan evaluasi berupa kuis untuk mendapatkan umpan balik yang cepat
setelah pembahasan molekuler penyusun komponen jasad hidup.
 Bagian ketiga, berisi pertanyaan yang mengevaluasi persepsi tentang manajemen
proyek.
1. Project Based Learning digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran
untuk mendukung penugasan.
2. Penggunaan media pembelajaran akan memudahkan pemahaman mahasiswa
tentang makromolekul dan mikromolekul.
3. Pemaparan model pembelajaran sekaligus tuntutan tugas dipahami dengan
baik oleh mahasiswa.
4. Segala situs serta media pembelajaran terkait dengan molekul penyusun
komponen jasad hidup dapat diakses oleh mahasiswa.
5. Diberikan penilaian atas setiap hasil pengerjaan tugas telah dilakukan.
 Bagian keempat, berisi pertanyaan tentang penggunaan aktivitas kerja tim selama
proses manajemen proyek.
1. Pembentukan kelompok dilakukan untuk membangun kerjasama mahasiswa
dalam penyelesaian tugas.
2. Penentuan kesepakatan di dalam kelas dilakukan dengan melibatkan
keterkaitan mahasiswa.
3. Diskusi kelompok dimanfaatkan sebagai bentuk pengembangan komunikasi
antar mahasiswa selama proses pembelajaran.
4. Kebebasan berpendapat diterima sebagai antusias mahasiswa selama
pembelajaran.
5. Pengembangan gagasan-gagasan dijadikan sebagai kesempatan untuk melatih
kemampuan mahasiswa dalam memaknai topik pembelajaran.

8
3. Semua daftar pertanyaan wawancara, data angket yang berhasil dikumpulkan selanjutnya
diperiksa terlebih dahulu dan dikelompokkan.
4. Penyusunan dan perhitungan data dilakukan secara manual dengan menggunakan alat
bantu berupa handphone.
5. Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel.
6. Selanjutnya, hasil penelitian yang didapatkan disajikan kedalam bentuk laporan yang
dilengkapi dengan sistematika laporan mini riset, yaitu: Pendahuluan (meliputi: latar
belakang, rumusan masalah dan tujuan), Tinjauan Pustaka, Metode penelitian (meliputi:
waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan yang digunakan, serta prosedur kerja), Hasil
dan Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi dari dosen dan mahasiswa tentang model
pembelajaran berbasis project (Project Based Learning) yang digunakan dalam pembelajaran
biologi molekuler terkhusus pada topik molekul penyusun komponen jasad hidup, maka didapati
hasil yang tertera pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Persentase Respon Mahasiswa PSB A 2019

No Topik Pertanyaan Persentase (%)


Sangat Setuju Netral Tidak Sangat
Setuju Setuju Tidak
Setuju
1 Persepsi secara umum 26,94 53,04 13,4 2,63 3,48
tentang molekul penyusun
komponen jasad hidup
2 Keterampilan komunikasi 20 51,3 27,82 0,88 0
3 Evaluasi managemen 18,24 47,28 32,18 1,76 0
pembelajaran
4 Penggunaan aktivitas kerja 27,8 56,54 15,64 0 0
tim selama pembelajaran

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa pengetahuan umum mahasiswa PSB A 19 mengenai


Molekul penyusun komponen jasad hidup memiliki persentase 53, 04%, keterampilan
komunikasi yang terjalin sebesar 51,3%, keberhasilan managemen pembelajaran sebesar
47,28%, dan penggunaan aktivitas kerja tim selama pembelajaran sebesar 56,54%.

Tabel 2. Persentase Persetujuan Dosen Pengampu

N Topik Pertanyaan Persentase (%)


o Sangat Setuju Netral Tidak Sangat
Setuju Setuju Tidak
Setuju
1 Persepsi secara umum 100 0 0 0 0
tentang PjBL

10
2 Keterampilan komunikasi 100 0 0 0 0
3 Evaluasi managemen 100 0 0 0
proyek
4 Penggunaan aktivitas kerja 100 0 0 0 0
tim selama proses
managemen proyek

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa persepsi dosen pengampu mengenai moled PjBL
secara umum sebesar 100%, keterampilan komunikasi yang terjalin sebesar 100%, keberhasilan
evaluasi managemen proyek 100%, dan penggunaan aktivitas kerja tim selama proses
managemen proyek sebesar 100%.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan mengenai persepsi dosen dan
mahasiswa di kelas PSB A 19 tentang penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning) untuk mendukung pembelajaran biologi molekuler dengan topik “Molekul
Penyusun Komponen Jasad Hidup” ini didapatin bahwa adanya perbedaan persepsi antar
mahasiswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Hal ini terlihat daripada tabel
1 dimana persentase tertinggi terdapat pada persentase pilihan setuju, diikuti dengan sangat
setuju diurutan kedua, netral diurutan ketiga, tidak setuju diurutan keempat, dan sangat tidak
setuju diurutan terakhir. Perbedaan ini wajar terjadi karena setiap orang memiliki standar
penilaiannya sendiri terhadap suatu hal. Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Robbins
(2007), dimana dalam tulisannya disebutkan bahwa persepsi adalah suatu proses yang dilalui
setiap orang dengan tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, walaupun objek yang menjadi
perhatian sama untuk setiap orang yang terlibat (Sari dan Astuti, 2018).

Perbedaan persepsi ini disebabkan oleh adanya faktor turut serta memberikan pengaruh
terhadap persepsi seseorang. Adapun faktor-faktor tersebut ialah sebagai berikut (Robbins,
20017):

 Pelaku persepsi.
Faktor ini meliputi sikap, motif/kebutuhan, kepentingan/minat, pengalaman masa lalu,
serta pengharapan.
 Target persepsi.
Faktor ini meliputi faktor yang terdapat pada stimulus, seperti halnya gerakan, bunyi,
ukuran, latar belakang, serta kedekatan.
 Situasi persepsi
Faktor ini meliputi waktu, keadaan fisik, juga keadaan sosial di lingkungan seseorang
saat persepsi tersebut dibentuk..

11
Selain perbedaan persepsi antar mahasiswa didalam kelas PSB A 19, hal ini juga terjadi
antara persepsi dosen pengampu dengan mahasiswa yang di ampu. Dapat dilihat pada tabel 2
dimana dosen memiliki persentase sangat tinggi untuk keberlangsungan proses pembelajaran
dengan metode Project Based Learning (PjBL) ini, yaitu sebesar 100% sangat setuju untuk setiap
pertanyaan yang telah diberikan. Hal ini jelas menunjukkan bahwa dosen pengampu memiliki
pengharapan besar mengenai keberhasilan proses pembelajaran di kelas yang di ampu. Akan
tetapi sebagaimana disebut oleh Sari dan Astuti (2018), bahwa setiap metode pembelajaran
memiliki kelemahan dan kelebihan. Adanya penerapan model pembelajaran, haruslah dapat
menciptakan suasana yang nyaman bagi dosen serta mahasiswa. Sumiati (2008) menambahkan
bahwa dalam menggunakan model pembelajaran, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan
suasana dari kelas tersebut.

Pada bagian pertanyaan dengan topik pengetahuan umum mahasiswa, ditunjukkan


persentase terbesar yaitu 53,4% setuju yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
lainnya masih memiliki pengetahuan yang kurang terhadap materi molekul penyusun komponen
jasad hidup. Nilai ini berjarak sangat jauh dengan persepsi dosen pengampu tentang penggunaan
PjBL yang menunjukkan persentase sebesar 100% sangat setuju. Hal ini berarti penggunaan
Project Based Learning belum optimal dalam memberikan pemahaman konsep atau materi
terhadap mahasiswa tentang topik yang diajarkan. Maulina (2014) menyatakan bahwa
pemahaman konsep ialah ketercapaian seseorang dalam memahami materi pembelajaran, serta
memiliki kemampuan untuk dapat mengembangkan prinsip-prinsip keilmuannya. Dengan kata
lain, melalui model pembelajaran PjBL ini mahasiswa masih belum cukup dirangsang untuk
dapat mengembangkan kemampuannya dalam memahami konsep pembelajaran.

Pada bagian pertanyaan dengan topik keterampilan komunikasi, mahasiswa memiliki


persentase tertinggi yaitu setuju dengan nilai 51,3 %. Hal ini juga sama halnya dengan topik
sebelumnya, dimana terdapat kesenjangan nilai yang cukup jauh dimana persepsi dosen
menunjukkan 100% sangat setuju bahwa keterampilan komunikasi ini terjalin dengan baik
selama penggunaan model pembelajaran berbasis proyek tersebut. Dengan kata lain, meskipun
penggunaan model pembelajaran berbasis proyek ini telah dilakukan, nyatanya masih banyak
mahasiswa yang belum memiliki keterlibatan dalam proses diskusi yang menuntutnya untuk
berkomunikasi. Rizki., dkk (2019), menyebutkan bahwa terdapat beberapa alasan kenapa
keterampilan berkomunikasi tersebut tidak terbentuk, dimana diantaranya dialah karena beberapa
mahasiswa (peserta didik) masih belum berani menanyakan materi pembelajaran, belum adanya
pertanyaan-pertanyaan dasar yang diberikan oleh guru (dosen) untuk menggali pengetahuan
mahasiswa, dan belum adanya penguatan juga bimbingan yang diberikan kepada kelompok
secara merata.

Pada bagian pertanyaan mengenai evaluasi managemen, mahasiswa berpendapat bahwa


evaluasi managemen pembelajaran masih belum menunjukkan keberhasilan yang optimal
dimana nilai tertinggi ditunjukkan pada pilihan setuju dengan persentase sebesar 47,28%. Jelas
terlihat berbeda dengan respon yang diberikan oleh dosen pengampu, dimana persentase tertinggi
12
terdapat pada pilihan sangat setuju dengan nilai 100%. Dengan kata lain, dosen menganggap
bahwa penggunaan Project Based Learning ini akan memberikan hasil yang optimal pada
keberhasilan pembelajaran biologi molekuler terutama pada topik molekul penyusun komponen
jasad hidup. Akan tetapi berdasarkan respon yang diberikan oleh mahasiswa, maka masih
diperlukan adanya perbaikan kedepannya untuk menciptakan keberhasilan pembelajaran yang
lebih baik lagi. Dimana sesuai dengan yang disampaikan oleh Magdalena., dkk (2020) yang
menyebutkan bahwa evaluasi memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dalam
proses pembelajaran, sekaligus memahami sampai sejauh mana peserta didik dapat diberikan
bantuan terhadap kekurangan yang dimilikinya dengan maksud menempatkan mahasiswa
tersebut pada situasi pembelajaran yang lebih tepat.

Pada pertanyaan bagian keempat yang merupakan bagian terakhir, diberikan topik
mengenai penggunaan aktivitas kerja tim. Mahasiswa memberikan respon tertinggi dengan nilai
persentase sebesar 56,54% pada pilihan setuju, yang berarti masih ada sebagian besar mahasiswa
menganggap bahwa aktivitas kerja tim masih belum terlaksana secara optimal sebagaimana yang
dirasakan oleh sebagian mahasiswa lainnya. Hal ini cukup memiliki kesenjangan nilai yang jauh,
dimana dosen memberikan respon 100% sangat setuju untuk terlaksananya aktivitas kerja tim ini
selama penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL). Aktivitas kerja tim selama
pembelajaran ini dapat dilihat melalui karakteristik yang terdiri dari lima komponen yang
melekat pada program kerjasama tim tersebut. Adapun komponen tersebut meliputi (Wulandari.,
dkk, 2015):

1. Adanya saling ketergantungan bernilai positif diantara individu dalam kelompok tersebut.

2. Adanya interaksi tatap muka yang dapat meningkatkan kesuksesan satu sama lain diantara
anggota kelompok

3. Adanya akuntabilitas dan tanggung jawab personal individu.

4. Adanya keterampilan komunikasi interpersonal dan kelompok kecil

5. Adanya keterampilan bekerja dalam kelompok.

13
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Karakteristik dari Metode pembelajaran berbasis projek (PbJL) yaitu:


a) Adanya rasa saling ketergantungan yang bernilai positif diantara individu yang
bekerja sama dalam kelompok untuk pelaksanaan PbJL tersebut.
b) Adanya interaksi tatap muka yang dapat meningkatkan kesuksesan bagian
pengerjaan masing-masing anggota kelompok.
c) Adanya akuntabilitas dan tanggung jawab personal pada setiap anggota
kelompok.
d) Adanya keterampilan komunikasi interpersonal.
e) Adanya keterampilan bekerja dalam kelompok.
2. Efektivitas PbJL sebagai metode pembelajaran dengan materi komponen jasad hidup
terbilang kurang berhasil dimana ditunjukkan oleh angka manajemen pembelajaran oleh
mahasiswa yang bahkan tidak mencapai 50%, hanya 47,28% dan terjadi kesenjangan
dengan persentase dosen pengampu yaitu 100%.
3. Kesiapan mahasiswa dalam penguasaan materi komponen jasad hidup terbilang kurang
karena persentase dari hasil angket menunjukkan angka 53,4%. Sehingga PbJL menjadi
tidak optimal dalam memberikan pemahaman konsep komponen jasad hidup.

5.2. Saran
Diperlukan penelitian yang lebih lanjut dan kompleks dalam penerapan Project Based
Learning (PbJL) untuk materi Komponen Jasad Hidup.

14
DAFTAR PUSTAKA
Goodman, Brandon and Stivers, J. 2010. Project-Based Learning. Educational Psychology.
ESPY 505.
Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Project Based Learning : Theory, Cases and
Recomandation. North Carolina : Meredian A Middle School Computer Technologies.
Journal Vol. 5.

Magdalena, I., Ridwanita, A., Aulia, B. (2020). Evaluasi Belajar Peserta Didik. Pandawa :
Jurnal Pendidikan dan Dakwah, Vol 2(1): 117-127

Maulina, D. (2014). Pemahaman Konsep Belajar Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran


Inkuiri. Jurnal Pendidikan MIPA, Vol 15(1): 21-26.

Nugroho, Adi Anwari. 2018. Keefektifan Penggunaan Modul Biologi Molekuler Berbasis
Learning Cyce 7E untuk Memberdayakan Kemampuan Berpikir Mahasiswa. Jurnal
Proceeding Biology Education Conference. Vol 5 (1) : 620-626.

Rizki, S., Mawardi., dan Permata, H. K. I. (2019). Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi


Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar
(JBPD), Vol 3(2): 1-8.

Robbins, S.P. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta : Prenhallindo.

Sari, D. S dan Astuti, D. S. (2018). Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Pembelajaran Dosen.
Jurnal Pembelajaran Prospektif, Vol 3(1): 16-22.

Siwa, IB et al., 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia
Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Vol 3.

Sumiati, A. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Wulandari, B., Arifin, F., Irmawati, D. (2015). Peningkatan Kemampuan Kerjasama dalam Tim
Melalui Pembelajaran Berbasis Lesson Study. Jurnal Electronics, Informatics, and
Vocational Education (ELINVO), Vol 1(1): 9-16.

15
Yalcin, Sema A.2009. The Effect of Project Based Learning on Science Undergraduates
Learning of Electricity, Attitude towards Physics and Scientific Process Skills.
International Online Journal of Educational Sciences, 1 (1), 81-105

16
LAMPIRAN

1. Kalkulasi Respon Mahasiswa


Bagian I : Pertanyaan yang mengukur persepsi mahasiswa secara umum tentang molekul
penyusun komponen jasad hidup.

Bagian II : pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan komunikasi.

Bagian III : Pertanyaan yang mengevaluasi persepsi tentang managemen pembelajaran.

Bagian IV : Pertanyaan tentang penggunaan aktivitas kerja tim selama proses manajemen
pembelajaran.

Bagian Pertanyaan Persentase


Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Tidak
Setuju Setuju Setuju
I Berdasarkan 34.8% 52.2% 8,7% - 4,3%
ukuran
molekulnya,
molekul penyusun
komponen jasad
hidup terbagi
menjadi
makromolekul dan
mikromolekul.
Mikromolekul 21,7% 65,2% 4,4% - 8,7%
memiliki berat
molekul kurang
dari 1000.
Mikromolekul 21,7% 39,1% 30,4% 4,4% 4,4%
memiliki berat
antara Antara 10⁴ -
10¹².
Komponen yang 26,1% 52,2% 13% 4,35% 4,3%
tergolong ke dalam
mikromolekul
ialah asam amino,
nukleotida, dan
monosakarida.
Komponen yang 30,4% 56,5% 8,7% 4,4% -
tergolong ke dalam

17
makromolekul
ialah protein, asam
nukleat,
polisakarida
Rata-rata 26,94% 53,04% 13,4% 2,63% 3,48%
II Dosen 17,4% 56,5% 26,1% - -
memaparkan
dengan jelas cara
berpartisipasi
selama
pembelajaran.
Dosen 17,4% 47,8% 34,8% - -
menyampaikan
topik dan tujuan
pembelajaran
sebelum memulai
pembahasan.
Dosen 13% 43,5% 39,1% 4,4% -
memberikan situs
link sumber belajar
lain selain bahan
ajar utama.
Mahasiswa 34,8% 56,5% 8,7% - -
memanfaatkan
sumber belajar
yang tersedia di
internet untuk
membantu
pengerjaan tugas.
Mahasiswa dan 17,4% 52,2% 30,4% - -
dosen memberikan
umpan balik yang
cepat selama
pembelajaran.
Rata-rata 20% 51,3% 27,82% 0,88% 0%
III Strategi 17,4% 39,1% 39,1% 4,4% -
pembelajaran yang
digunakan tidak
hanya terpaku pada
penugasan.

18
Penggunaan media 21,7% 43,5% 34,8% - -
pendukung
pembelajaran oleh
dosen
memudahkan
pemahaman
mahasiswa.
Mahasiswa mampu 13% 56,5% 26,1% 4,4% -
memahami setiap
penjelasan
mengenai tuntutan
tugas yang
diberikan.
Mahasiswa mampu 26,1% 56,5% 17,4% - -
mengakses
berbagai situs
pembelajaran yang
diberikan oleh
dosen.
Mahasiswa 13% 43,5% 43,5% - +
mendapatkan
komentar pada
setiap hasil
penugasan yang
dilakukan.
Rata-rata 18,24% 47,82% 32,18% 1,76% 0%
IV Dosen 30,4% 60,9% 8,7% - -
memberikan
instruksi
pembentukan
kelompok dalam
rangka penugasan.
Dosen melibatkan 21,7% 65,2% 13% - -
mahasiswa dalam
pembuatan aturan
di kelas.
Proses belajar 26,1% 43,5% 30,4% - -
dapat membangun
komunikasi yang
baik antar

19
mahasiswa melalui
diskusi kelompok.
Mahasiswa 30,4% 60,9% 8,7% - -
diberikan
kebebasan
berpendapat dalam
proses
pembelajaran.
Mahasiswa diberi 30,4% 52,2% 17,4% - -
kesempatan
mengembangkan
gagasan-gagasan
yang ditemukan
pada proses
pembelajaran.
Rata-rata 27,8% 56,54% 15,64% 0% 0%

2. Kalkulasi Respon Dosen Pengampu


Bagian I : Pertanyaan yang mengukur persepsi dosen pengampu secara umum tentang PjBL.

Bagian II : Pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan komunikasi.

Bagian III : Pertanyaan yang mengevaluasi persepsi tentang manajemen proyek.

Bagian IV : Pertanyaan tentang penggunaan aktivitas kerja tim selama proses manajemen
proyek.

Bagian Pertanyaan Persentase


Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Tidak
Setuju Setuju Setuju
I Pembelajaran 100% - - - -
berbasis learning
proyek merupakan
model
pembelajaran yang
akan memberikan
pengalaman
bermakna bagi
mahasiswa.
Model 100% - - - -

20
pembelajaran
Project Based
Learning akan
menuntun
mahasiswa untuk
mengetahui
permasalahan
dalam suatu topik
di mata kuliah
yang dipelajari.
Project Based 100% - - - -
Learning akan
menuntun
mahasiswa untuk
melakukan
investigasi
mendalam
terhadap
permasalahan yang
ditemukan dalam
suatu topik selama
perkuliahan.
Melalui model 100% - - -
Project Based
Learning
mahasiswa akan
diberikan
kesempatan untuk
mengelola
pembelajaran
dengan
membangun
pengetahuan
mereka yang
didukung oleh
dosen pengampu
selaku fasilitator.
Lingkungan 100% - - - -
belajar
konstruktivis akan

21
terbentuk melalui
model
pembelajaran
Project Based
Learning.
Rata-rata 100% 0% 0% 0% 0%
II Pada awal 100% - - - -
pertemuan,
dijelaskan
mengenai rencana
pembelian (RPS)
selama satu
semester termasuk
model
pembelajaran yang
akan digunakan.
Tujuan dan topik 100% - - - -
pembelajaran
dipaparkan di awal
jam perkuliahan.
Memberikan 100% - - - -
sumber belajar
berupa buku atau
artikel dari internet
untuk mendukung
pemahaman
mahasiswa
mengenai molekul-
molekul penyusun
komponen
makhluk hidup.
Menggunakan 100% - - - -
media pendukung
seperti Powerpoint
atau Video untuk
menjelaskan
molekul penyusun
komponen jasad
hidup guna
memberikan

22
gambaran atau
visualisasi.
Dilakukan evaluasi 100% - - - -
berupa kuis untuk
mendapatkan
umpan balik yang
cepat setelah
pembahasan
molekuler
penyusun
komponen jasad
hidup.
Rata-rata 100% 0% 0% 0% 0%
III Project Based 100% - - - -
Learning
digunakan sebagai
salah satu strategi
pembelajaran
untuk mendukung
penugasan.
Penggunaan media 100% - - - -
pembelajaran akan
memudahkan
pemahaman
mahasiswa tentang
makromolekul dan
mikromolekul.
Pemaparan model 100% - - - -
pembelajaran
sekaligus tuntutan
tugas dipahami
dengan baik oleh
mahasiswa.
Segala situs serta 100% - - - -
media
pembelajaran
terkait dengan
molekul penyusun
komponen jasad
hidup dapat

23
diakses oleh
mahasiswa.
Diberikan 100% - - - +
penilaian atas
setiap hasil
pengerjaan tugas
telah dilakukan.
Rata-rata 100% 0% 0% 0% 0%
IV Pembentukan 100% - - - -
kelompok
dilakukan untuk
membangun
kerjasama
mahasiswa dalam
penyelesaian tugas.
Penentuan 100% - - - -
kesepakatan di
dalam kelas
dilakukan dengan
melibatkan
keterkaitan
mahasiswa.
Diskusi kelompok 100% - - - -
dimanfaatkan
sebagai bentuk
pengembangan
komunikasi antar
mahasiswa selama
proses
pembelajaran.
Kebebasan 100% - - - -
berpendapat
diterima sebagai
antusias
mahasiswa selama
pembelajaran.
Pengembangan 100% - - - -
gagasan-gagasan
dijadikan sebagai
kesempatan untuk

24
melatih
kemampuan
mahasiswa dalam
memaknai topik
pembelajaran.
Rata-rata 100% 0% 0% 0% 0%

25

You might also like