You are on page 1of 131

EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

NIKAH BERBASIS WEB (SIMKAH WEB) DI KANTOR


URUSAN AGAMA KECAMATAN KUTAWARINGIN
KABUPATEN BANDUNG
(Periode : Mei s.d. Oktober 2022)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menempuh Ujian Program Pendidikan Sarjana (S-1)
Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Disusun Oleh :
DHIYA AYU NINGRUM
NPM. 63201118017

UNIVERSITAS NURTANIO
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
BANDUNG
2022
EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
NIKAH BERBASIS WEB (SIMKAH WEB) DI KANTOR
URUSAN AGAMA KECAMATAN KUTAWARINGIN
KABUPATEN BANDUNG
(Periode :Maret s.d Agustus 2022)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menempuh Ujian Program Pendidikan Sarjana (S-1)
Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Disusun Oleh :

DHIYA AYU NINGRUM


NPM 63201118017

Mengetahui/Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Drs. H. Hidayat, M.Si Siti Nuraeni, S.Sos., M.AP


ABSTRACT

The purpose of the study entitled "The Effectiveness of WEB-Based


Marriage Management Information System (SIMKAH WEB) at the Office of
Religious Affairs, Kutawaringin District, Bandung Regency" is to find out the
extent to which the policies implemented in the field are carried out by the Office
of Religious Affairs, Kutawaringin District, Bandung Regency. Researchers use
the theory of 3 Indicators in measuring Organizational Effectiveness according to
Streers. While the data collection techniques that the author uses in this study are
Observations, Interviews, Field Notes and literature or documentation studies.
Based on the results of the research that researchers have done, the
effectiveness of the WEB-based Marriage Management Information System in the
Office of Religious Affairs, Kutawaringin District, Bandung Regency has not been
running well. This is due to seeing the problems that exist in the field, namely the
absence of socialization to the community as a whole so that people do not know
the existence of SIMKAH WEB in a straight line, the system or network of
SIMKAH WEB often experiences obstacles and also human resources that are
still not optimal related to technical than SIMKAH WEB.
Based on the problems above, the researcher provides the following
suggestions: There is a need for socialization from the KUA regarding the
SIMKAH WEB policy to the community, it is necessary to revamp the system so
that the network used is not constrained and there is also a need for detailed
technical guidance related to the implementation of SIMKAH WEB so that
operators who assigned to manage SIMKAH WEB not to be confused about this
new SIMKAH WEB policy.

Keywords: SIMKAH WEB, Effectiveness, Three Indicators.

i
ABSTRAKS

Tujuan dari penelitian yang berjudul “ Efektivitas Sistem Informasi


Manajemen Nikah Berbasis WEB (SIMKAH WEB) di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung” Yaitu untuk mengetahui sejauh
mana penerapan kebijakan yang di lakukan di lapangan yang di laksanakan oleh
Kantor Urusan agama Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Peneliti
menggunakan teori 3 Indikator dalam pengukuran Efektivitas Organisasi menurut
Streers. Sedangkan tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian ini yakni Pengamatan , Wawancara, Catatan Lapangan dan Studi
kepustakaan atau dokumentasi.
Berdasarkan Hasil penelitian yang telah peneliti lakukan bahwa Efektivitas
Sistem Informasi Manajemen Nikah berbasis WEB di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ini belum berjalan dengan baik .
Hal ini di kareakan melihat permasalahan yan ada di lapangan yakni belum
adanya sosialisasi terhadap masyarakat secara menyeluruh sehingga masyarakat
tidak mengetahui keberadaan SIMKAH WEB ini secara lurus, Sistem atau
jaringan dari pada SIMKAH WEB ini sering mengalami kendala dan juga
Sumber daya manusia yang masih belum optimal terkait teknis daripada SIMKAH
WEB ini.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti memberikan saran sebagai
berikut : Perlu adanya sosialisasi dari pihak KUA terkait kebijakan SIMKAH
WEB kepada masyarakat, perlu adanya pembenahan sistem agar jaringan yang di
gunakan tidak terkendala dan juga perlu adanya bimtek secara rinci terkait teknis
daripada pelaksanaan SIMKAH WEB agar operator yang di tugaskan mengelola
SIMKAH WEB tidak di bingungkan terkait kebijakan baru SIMKAH WEB ini .

Kata Kunci :SIMKAH WEB, Efektivitas, Tiga Indikator .

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Program

Sarjana (S-1) Program Studi Iimu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan

Itmu Politik Universitas Nurtanio Bandung yang berjudul “EFEKTIVITAS

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN NIKAH BERBASIS WEB (SIMKAH

WEB) DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KUTAWARINGIN

KABUPATEN BANDUNG”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya serta

kepada umatnya.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besamya kepada yang terhormat Bapak

Dr. Drs. H. Hidayat, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan ibu Siti Nuraeni,

S.Sos., M.AP selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia mengarahkan,

membimbing dan menuntun penulis dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan

serta bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat dan saran

yang sangat bermanfaat serta ilmu yang didapat dalam penulisan ailai manfaat

bagi penulis dan bagi yang membacanya serta meajadi nilai ibedah peauiis ingin

menyempaikan terima kasih kepada :

iii
1. Bapak Dr. Sukmo Gunardi, M.Si selaku Rektor Universitas Nurtanio

Bandung.

2. Bapak Dr. Drs Yayat Rukayat, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Illmu Politik Universitas Nurtanio Bandung.

3. Bapak Ami Priatna, S.Sos, M.Si selaku wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nurtanio Bandung.

4. Bapak R.M. Nurochman , S.E , M.Si selaku wakil Dekan II dan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Illmu Politik Universitas Nurtanio Bandung.

5. Bapak Wieky Rusmanto S.Sos M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi

Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Illmu Politik

Universitas Nurtanio Bandung.

6. Ibu Arini Permatasari S.Sos M.Si selaku Sekretaris Prodi Program Studi

Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Illmu Politik

Universitas Nurtanio Bandung.

7. Para dosen penguji atas kritik dan dan sarannya yang sangat membantu

untuk perbaikan skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Universitas Nurtanio Bandung.

9. Kedua Orang Tua yang sangat kucintai Ibu Musripah dan Bapak yang telah

meberikan seluruh doa dan dukunganya.

10. Kakak dan Adik tercinta Mas Alfin, Gita, Dadang, Faisal.

11. Keluargaku Mba Nur, Mba Sulis, Om iin, Om marno yang telah mensuport.

12. Sahabat ku Fauziah, Dini, Th Safitri yang telah berbagi suka maupun duka dalam

4 tahun ini.

13. Kakak Tingkat ( Alumni ) Th meyse, th Sri, .

iv
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menempuh pendidikan di

Program Sarjana Ilmu Administasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Illmu

Politik Universitas Nurtanio Bandung.

Semoga Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan

Bapak/Ibu/Saudara/I dan teman – teman sekalian serta penelitian ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandung, April 2022

Dhiya Ayu Ningrum


NPM 63201118017

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Keterangan Pribadi

1 Nama : Dhiya Ayu Ningrum


2 Tempat/Tanggal/Lahir : Bandung, 26 Juni 2001
3 Jenis Kelamin : Perempuan
4 Agama : Islam
5 Alamat : Komp. Sanggar Indah Lestari Blok A6
No.12 RT 05 RW 12 Desa Nagrak Kec.
Cangkuang Kabupaten Bandung.

B. Keterangan Keluarga

1 Nama Ayah : Talkin


2 Pekerjaan : Karyawan Swasta
3 Nama Ibu : Musripah
4 Pekerjaan : Karyawan Swasta
5 Alamat : Komp. Sanggar Indah Lestari Blok A6 No.12
RT 05 RW 12 Desa Nagrak Kec. Cangkuang
Kabupaten Bandung.

C. Riwayat Pendidikan

1 Lulusan SDN 2 Sukamenak Kab. Bandung 2012


2 Lulusan SMP Negeri 3 Margahayu Kab. Bandung 2015
3 Lulusan SMA ANGKASA Lanud Sulaiman Kab. Bandung 2018
4 Diterima menjadi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Nurtanio Bandung Program Studi Ilmu Administasi

vi
Publik, Pada tahun 2018 sampai sekarang
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. i

ABSTRAK........................................................................................................ ii

ABSTRACT....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian............................................................... 1

B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah........................................ 9

1. Fokus Penelitian........................................................................ 9

2. Rumusan Masalah..................................................................... 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................... 9

1. Tujuan Penelitian...................................................................... 9

2. Kegunaan Penelitian................................................................. 10

a. Kegunaan Teoritis............................................................... 10

b. Kegunaan Praktis................................................................ 11

vii
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PROPOSISI

A. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan....................................... 12

B. Relevansi Variabel Penelitian dengan Administrasi Negara.......... 20

C. Telaah Berbagai Pengertian dan Teori Variabel Penelitian............ 24

D. Kerangka Pemikiran dan Prosposisi............................................... 37

1. Kerangka Pemikiran................................................................. 37

2. Proposisi.................................................................................... 40

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian............................................................................. 42

B. Metode Penelitian........................................................................... 42

C. Operasional Parameter.................................................................... 45

D. Penentuan Informan........................................................................ 46

E. Teknik Pengumpulan Data Secara Kualitatif.................................. 47

F. Pemeriksaan Keabsahan Data Secara Kualitatif............................. 53

G. Analisa Data Secara Kualitatif........................................................ 60

H. Jadwal Penelitian............................................................................ 63

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................... 65

1. Gambaran Umun Objek Penelitian........................................... 65

2. Keabsahan Data........................................................................ 73

3. Deksripsi Hasil Penelitian......................................................... 76

B. Pembahasan ................................................................................... 85

1. Efektifitas Sistem Informasi Nikah Berbasis WEB................ 85

viii
2. Factor yang menjadi hambatan Sistem Informasi Manajemen

Nikah Berbasis WEB.............................................................. 86

3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Sistem Informasi

Manajemen Nikah Berbasis WEB.......................................... 87

4. Temuan Penelitian.................................................................... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 95

B. Saran............................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
II.01 PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN ................................ 17

III.01 OPERASIONAL PARAMETER........................................................... 45

III.02 DAFTAR INFORMAN.......................................................................... 46

111.03 JADWAL PENELITIAN...................................................................... 64

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
II.01 KERANGKA PEMIKIRAN.................................................................... 39

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan instansi pemerintahan

yang memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat, sebagai

lembaga paling bawah kepada masyarakat pada Kementrian Agama di

tingkat wilayah Kecamatan. KUA Kecamatan mempunyai peran dan

bertanggungjawab untuk mengerjakan beberapa tugas yang ada di

Kementrian Agama kabupaten khususnya pada bidang Agama Islam.

Kantor Urusan Agama merupakan lembaga yang berhadapan langsung

dengan masyarakat, dimana masyarakat membutuhkan pelayanan untuk

memenuhi kebutuhan mereka. Pengelolaan manajemen merupakan bagian

terpenting yang dapat menunjang majunya suatu lembaga. Upaya

peningkatan pengelolaan manajemen menjadi peran penting KUA tingkat

Kecamatan untuk menghadapi beberapa tantangan seperti semakin

banyaknya masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan untuk memperoleh

pelayanan prima sehingga secara keseluruhan menuntut tersedianya sarana

dan prasarana yang maksimal. Bertambahnya ilmu pengetahuan yang

semakin pesat menghendaki KUA Kecamatan Kutawaringin sebagai

lembaga pemerintahan agama yang berkewajiban dapat membina keluarga

yang harmonis.

1
2

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat harus

disikapi oleh KUA dan dipikirkan secara terbuka, maka untuk

meningkatkan mutu pelayanan publik dalam konteks teknologi informasi

tentu tidak bisa lagi dihindari. Ketika instansi-instansi pemerintahan lain

sudah memberikan pelayanan prima dengan berbasis online, tentu KUA

Kecamatan yang bertugas sebagai unit pelaksana teknis bimbingan

masyarakat Islam harus berbenah untuk melakukan pelayanan berbasis

online.

Perkembangan zaman yang mengikuti arus globalisasi

mengharuskan setiap orang untuk mengenal dan mengetahui teknologi.

Teknologi itu sendiri bahkan saat ini menjadi hal yang sangat penting

bahkan sangat dibutuhkan dalam segala aspek bidang kehidupan manusia.

Teknologi digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia dalam

bidangnya, memudahkan kita untuk memperoleh informasi. Kecanggihan

teknologi memberikan banyak dampak dalam kehidupan manusia baik

dampak positif dan dampak negatif. Teknologi tidak terlepas dari masa

depan. Kecanggihan penggunaan teknologi akan semakin pesat seiring

dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi berujung pada

revolusi komunikasi serta berpengaruh terhadap perkembangan

masyarakat.

Aktivitas masyarakat tidak terlepas dari teknologi yang digunakan

teknologi membawa perkembangan dalam masyarakat dan ditunjukan

dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek. Pada


3

aspek politik teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju

menjadikan media informasi. Dalam ranah sosial, teknologi membawa

perubahan cara berkomunikasi dalam masyarakat, organisasi atau

perusahaan hingga keluarga. Jika sebelumnya pentingnya berkomunikasi

secara langsung selalu digunakan oleh masyarakat dalam menyampaikan

informasi. Kini tanpa bertatap muka langsung, masyarakat bisa saling

bertukar informasi hanya menggunakan teknologi, Sistem informasi

merupakan salah satu teknologi informasi yang bisa memudahkan

pengguna untuk menerima, mengolah dan memberikan informasi yang

dibutuhkan. Dalam era milenial ini sistem informasi menjadi alat yang

paling penting untuk menjalankan tugas sebuah organisasi sehingga

tercapai tujuan yang diinginkan dengan kinerja yang efektif dan

memberikan pelayanan terbaik.

Penerapan sistem informasi sangat berkaitan dengan pelayanan

bagi masyarakat, khususnya bagi organisasi atau instansi pemerintah.

Pelayanan yang terbaik bagi masyakarat atau publik menjadi salah satu

kewajiban pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pelayanan

yang diselenggarakan oleh pemerintah berupa pemenuhan kebutuhan bagi

seluruh masyarakat, instansi pemerintah, organisasi masyarakat dan

sebagainya. Dalam mendukung program pemerintah khususnya

pembangunan dan perkembangan nasional maka harus didukung dengan

penggunaan IT (Technology Information). Penerapan sistem informasi

berbasis komputer menjadi opsi yang paling tepat untuk mendukung


4

kinerja para pekerja dalam melakukan palayanan kepada masyarakat.

Karena dengan diterapkannya sistem informasi maka tujuan yang telah

ditetapkan akan tercapai secara efektif dan efisien.

Pekembangan IT (Tecnology Information) tentunya sangat

berpengaruh pada pola dan gaya hidup warga negara Indonesia dalam

melaksanakan aktivitas sehari-harinya. Maka dari itu, lembaga dakwah

sekali pun telah mencoba menerapkan beberapan sistem teknologi untuk

mengimbangi era globalisasi ini. Salah satu nya dalam bidang bimbingan

masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia telah

mengimplementasikan sistem informasi berbasis teknologi informasi guna

memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Berlandaskan Keputusan

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam No : DJ.II/369 Tahun 2013 tentang

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah Pada Kantor Urusan

Agama Kecamatan Peraturan Menteri Agama No 20 tahun 2019 pada

BAB VII pasal 24 ayat 1 menejelakan bahwa “Administrasi Pencatatan

Nikah menggunakan aplikasi SIMKAH berbasis WEB”.

SIMKAH (Sistem Informasi Manajemen Nikah) merupakan

aplikasi komputer berbasis windows, yang berguna untuk mengumpulkan

data data nikah dari seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) di Wilayah

Republik Indonesia secara "on-line". Salah satu tujuan dari program ini

adalah dapat mengecek nomor seri yang kemungkinan ganda, sehingga

mengurangi kesalahan dan pemalsuan, serta dapat mengecek identitas


5

mempelai dari berbagai kemungkinan. Hal-hal yang diperlukan dalam

program ini adalah adanya sistem penyeragaman data.

Program SIMKAH ini adalah salah satu program aplikasi yang

dapat digunakan secara khusus, yang dibuat untuk kepentingan pencatatan

pernikahan di KUA kecamatan yang ada di seluruh Indonesia. Program ini

menggunakan fasilitas internet yang dipandang cara yang lebih tepat, cepat

dan aman. Pencatatan perkawinan bertujuan untuk mewujudkan ketertiban

administrasi perkawinan sehingga memiliki kekuatan hukum, baik

perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan hukum islam maupun

perkawinan yang dilaksanakan oleh masyarakat yang tidak berdasarkan

hukum islam. Pencatatan perkawinan merupakan upaya mewujudkan tertib

administrasi nikah, sehingga tidak terjadi nikah sirih atau nikah dibawah

tangan. Sebagai bukti pencatatan itu, melahirkan Akta Nikah sebagai akta

otentik yang masing masing dimiliki oleh suami dan istri. Akta tersebut

digunakan oleh masing masing pihak, apabila ada yang merasa dirugikan

dari adanya ikatan perkawinan itu, untuk mendapatkan haknya.

Aplikasi SIMKAH terus dikembangkan guna meningkatkan

kualitas sistem sehingga dapat digunakan secara nyaman oleh pengguna

SIMKAH serta dapat mempemudah dan memperlancar pencatatan nikah

yang harus dilaksanakan di KUA. Dalam mengoperasikan aplikasi

SIMKAH tentunya KUA Kecamatan Kutawaringin harus memiliki sumber

daya manusia yang cukup mumpuni dan ahli dalam melaksanakan

tugasnya terutama dalam mengoperasikan teknologi informasi yang


6

digunakan. Selain itu, pemerintah pun telah menyelenggarakan beberapa

agenda khusus bagi seluruh operator SIMKAH yang diselenggarakan di

setiap Kanwil Kemenag masing-masing daerah.

Pemberlakuan SIMKAH WEB tencantum dalam surat edaran

Dirjen Bimnas Islam Nomor : B.4079/DJ.III.II.2/HM.00/11/2018.

SIMKAH WEB ini, Terintregasi dengan data pada kementrian terkait

secara nasional seperti, Sistem Informasi Kependudukan, Sistem Informasi

PNBP Online, dan Sistem Informasi Penelusuran Perkara. Saat mencetak

buku nikah, akan keluar QR Code yang terkoneksi dengan aplikasi. Ini

merupakan fitur security (keamanan) untuk menjaga buku nikah tidak

mudah dipalsukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Dengan

QR Code ini juga bisa untuk mengecek keaslian buku nikah oleh siapapun

dengan mudah.

Data ini akan memudahkan perencanaan dan pengambilan

kebijakan dalam masalah pernikahan dan bimbingan pernikahan di seluruh

Indonesia Pendaftaran nikah dapat dilakukan secara online. Calon

pengantin dapat mengisi data awal dan booking jadwal nikah yang

diinginkan. Aplikasi ini juga menyajikan variabel data yang lebih banyak

dengan kategori tertentu, misalnya data pernikahan berdasarkan usia,

pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain,antar KUA terkoneksi secara realtime.

Saat masyarakat mengajukan surat rekomendasi nikah dan legalisasi buku

nikah, maka akan muncul notifikasi. Ini akan memudahkan masyarakat

dalam pengurusan dokumen nikah dengan mudah, praktis, dan aman.


7

Aplikasi ini juga mudah digunakan, sehingga meringankan bagi petugas

KUA untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

SIMKAH WEB ini menyediakan modul layanan yang bisa diakses

publik secara online. Pedoman tersebut merupakan pendaftaran nikah

online dan survey kepuasan masyarakat terhadap layanan Kantor Urusan

Agama (KUA), aplikasi SIMKAH dirancang untuk meningkatkan kualitas

pelayanan yang mudah di akses masyarakat. Meskipun kebijakan ini baru

dimulai tidak sedikit juga masyarakat yang belum mengetahui tentang

kebijakan ini. Adapun maksud dan tujuan kebijakan mengenai SIMKAH

ini sebagai berikut:

1. Mempermudah akses layanan KUA kepada masyarakat dengan bisa

pendaftaran online pernikahan.

2. Menjadikan Kantor Urusan Agama menjadi lembaga yang tertib

kependudukan karena SIMKAH ini akan tersambung kepada berbagai

kementrian yang terkait seperti KEMENDAGRI dan KEMENKEU.

3. Memperbaharui sistem lama, dengan mengupgrade SIMKAH

DEKSTOP ke SIMKAH WEB agar dapat lebih menyesuaikan dengan

perkembangan zaman.

Adannya perkawinan yang tidak di catatkan kepada pihak KUA

merupakan hambatan dan mengandung resiko terhadap pemenuhan hak-

hak di dalam keluarga, oleh karena itu KUA ingin menjadikan lembaga

yang tertib administrasi dengan menerbitkan SIMKAH WEB tersebut agar


8

lebih tertib dan pemenuhan terhadap keluarga dan kebutuhan data data

terpenuhi.

Fenomena yang penulis temukan berdasarkan pra penelitian adalah

pelaksanaan dari pada Sistem Informasi Manajemen Nikah WEB

(SIMKAH WEB) di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung belum

sepenuhnya berjalan, hal ini dapat dilihat dari indikasi-indikasi sebagai

berikut :

1. Kurangnya pemahaman dari masyarakat perihal teknis pendaftaran

secara online disebabkan sosialisasi yang kurang terhadap masyarakat.

Contohnya : Masih ada masyarakat yang belum mengetahui bahwa

pendaftaran nikah bisa diakses melalui online.

2. Masih terdapatnya kendala dalam aksesibilitas SIMKAH WEB

sehingga pekerjaan KUA terkait pelayanan menjadi terhambat

Contohnya : terjadinya website error pada saat penginputan

pendaftaran nikah karena diakses seluruh indonesia sehingga server

penuh

3. Masih terdapatnya NIK yang bermasalah dalam pendaftaran

pernikahan online.

Contohnya : Terdapatnya data hasil validasi NIK yang tidak sinkron

maka calon pengantin harus memperbaiki data terlebih dahulu ke

Disdukcapil yang mengakibatkan tidak dapat mengakses ke dalam

Barcode saat akan mendonwload kartu nikah.


9

Dari uraian diatas, peneliti perlu untuk melakukan penelitian

terhadap Sistem Informasi Manajemen Nikah di KUA Kecamatan

Kutawaringin. maka dari itu, Peneliti memutuskan untuk melakukan

sebuah penelitian dengan judul “ Efektivitas Sistem Informasi

Manajemen Nikah Web (SIMKAH WEB) di Kantor Urusan Agama

Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ”

B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah

1. Fokus Penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk mempermudah peneliti

dalam menganalisis hasil penelitian, maka penulisan difokuskan pada

Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Nikah WEB (SIMKAH

WEB) di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin Kabupaten

Bandung.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Efektivitas Program Sistem Informasi Manajemen

Nikah berbasis WEB di KUA Kutawaringin Kabupaten Bandung?

2. Apa faktor yang menjadi hambatan dalam mencapai efektivitas

Sistem Informasi Manajemen Nikah berbasis WEB di KUA

Kutawaringin Kabupaten Bandung?

3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang dialami

dalam mencapai Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Nikah

berbasis WEB di KUA Kutawaringin Kabupaten Bandung?


10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis Efektivitas Sistem Informasi

Manajemen Nikah berbasis WEB di KUA Kutawaringin

Kabupaten Bandung.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor apa saja yang menjadi

penghambat dalam mencapai Efektivitas Sistem Informasi

Manajemen Nikah berbasis WEB di KUA Kutawaringin

Kabupaten Bandung.

c. Untuk mengetahui dan menganalisi upaya apa yang di lakukan

untuk mengatasi hambatan dalam mencapai Efektivitas Sistem

Informasi Manajemen Nikah berbasis WEB di KUA Kutawaringin

Kabupaten Bandung.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

1) Menambah pengetahuan dan wawasan penulis, khususnya

mengenai teori dan konsep “Efektivitas Sistem Informasi

Manajemen Nikah ( SIMKAH WEB ) Di Kantor Urusan

Agama Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung”

2) Untuk memperoleh jawaban yang tepat dan benar terhadap

permasalahan yang akan di teliti dalam skripsi ini tentu peneliti


11

menggunakan kerangka teori yang di jadikan landasan berpijak

dalam pembahasan yakni Efektivitas Program Sistem Informasi

Manajemen Nikah Bebasis WEB (SIMKAH WEB) di

kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.

b. Kegunaan Praktis

1) Untuk memperoleh data dan informasi serta menganalisis,

kemudian dituangkan ke dalam bentuk karya ilmiah atau

skripsi.

2) Bagi peneliti, untuk memperoleh pengalaman dan

pembelajaran sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan

terutama dalam praktek Administrasi Negara saat ini dan

dimasa yang akan datang.

3) Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas

Nuratanio Bandung merupakan salah satu pelaksanaa Tri

Dharma Perguruan Tinggi di Bidang Penelitian, sehingga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat dan bernilai akademis untuk

dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PROPOSISI

A. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Manfaat dari penelitian terdahulu ini dapat membantu peneliti

dalam meluruskan niat penelitiannya, mempertajam arah penelitian,

menghemat tenaga dan biaya dengan cara menjadikan penelitian terdahulu

sebagai sumber penelitian, mengetahui apakah penelitian tersebut mampu

untuk dilaksanakan oleh peneliti ataukah justru akan menyulitkan,

mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti, mengetahui bagaimana

cara memperoleh data atau informasi, dapat menetukan cara yang tepat

untuk menganalisis data, serta akan memudahkan peneliti dalam membuat

proposisi dari penelitiannya. Penelitian terdahulu yang memiliki hubungan

dengan penelitian yang penulis lakukan saat ini merupakan bahan

perbandingan yang sangat menunjang baik dalam proses dalam

pelaksanaan penelitian maupun sebagai referensi untuk memperbanyak

masukan yang akan dijadikan sebagai acuan dalam penulisan skripsi

kearah yang lebih baik dari penulisan sebelumnya.

Studi pendahuluan itu sangat penting dilakukan oleh calon peneliti

sebelum peneliti benar benar melakukan penelitian yang sesungguhnya,

dalam hal ini peneliti mengambil skripsi sebelumnya sebagai penelitian

12
13

terdahulu yang relevan, hasil penelitian terdahulu penulis akan

mendeskripsikan relevansi penelitian terdahulu berikut dibawah ini :

1. Wardiman tahun 2020 “Administrasi Pernikahan Digital : Penerapan

SIMKAH Online di Kantor Urusan Agama di Kota Yogyakarta”

mengatakan bahwa hasil penelitian yang disampaikan bahwasannya

dilihat dari segi mekanisme SIMKAH, Efektivitas Program SIMKAH,

dan Evaluasi Program SIMKAH. Metode penelitian yang digunakan

yaitu penelitian lapangan yang bersifat deskriptif yaitu peneliti yang

berusaha mengungkapkan dan menginterpretasikan fenomena yang

tengah berkembang, dengan cara terjun langsung ke lapangan.

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif, jenis data

primer yang digunakan adalah hasil wawancara, sedangkan data

sekunder yang digunakan adalah literatur ataupun jurnal yang

membahas tentang SIMKAH.

2. Purnama tahun 2018 ”Efektivitas Penerapan SIMKAH di KUA Syiah

Kuala Kota Banda Aceh” Metode yang digunakan dalam artikel ini

yaitu deskriptif-analisis, yaitu sebuah metode atau cara menganalisa

data-data dari objek alami. Adapun temuan penelitian ini ada tiga.

Pertama, penerapan SIMKAH di Kantor Urusan Agama Syiah Kuala

Kota Banda Aceh berkenaan dengan sarana penerapan hukum

keluarga. Penerapan hukum keluarga yang dimaksud meliputi memberi

kemudahan bagi sebuah keluarga dalam mengakses data dan mengurus

pernikahan, mengindari pemalsuan buku nikah, serta mengihindari


14

terjadinya praktik poligami yang tidak sejalan dengan ketentuan

undang-undang. Kedua, penerapan SIMKAH di Kantor Urusan Agama

Syiah Kuala Kota Banda Aceh cenderung telah efektif dilaksanakan.

Ketiga, hambatan dan tantangan dalam penerapan SIMKAH yaitu

berkenaan dengan pola birokrasi yang terus berganti pimpinan

sehingga kebijakan SIMKAH dimungkinkan terjadi stagnan atau tidak

dikembangkan. Selain itu, server pusat juga terkadang tidak siap

menampung data yang banyak dari bawah sehingga pengiriman data

tidak bisa dilakukan.

3. Yullang tahun 2020 “Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah

(SIMKAH) dalam meningkatkan mutu pelayanan nikah di KUA

kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang” penelitian ini menggunakan

analisis SWOT yang dimana analisi SWOT merupakan cara yang

dilakukan agar mengetahui stategi yang di lakukan dalam menigkatkan

pelayanan di KUA kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Unsur

analis SWOT adalah

a. Kekuatan (strength)

Kekuatan merupakan sumber daya,keterampilan,serta

keunggulan-keunggulan lain yang berhubungan dengan

para instansi . kekuatan adalah kompetensi khusus yang

memberikan keunggulan kompetitif bagi instansi untuk

memudahakan dalam pencapaian tujuan.Dengan


15

kekuatan yang dimiliki oleh suatu instansi maka akan

memperoleh hasil yang maksimal.

b. Kelemahan (weakness)

Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan

sumber daya,keterampilan,serta kapasistas yang

dimiliki oleh instasi tidak efektif dalam melalukan

suatu pekerjaan.kurang kemampuan dalam manajemen

merupakan kelemahan dari instasi tersebut.

c. Peluang (Oportunity)

Peluang merupakan kondisi penting yang

menguntungkan pada lingkungan instansi.Teknologi

ang semakin meningkat merupakan peluang bagi

instansi sehingga teknologi itu dapat memudahkan serta

menggerkan semua pekerjaan yang hendak dilakukan

d. Ancaman (threat)

Ancaman merupakan kondisi yang harus diperhatikan

sebuah organisasi dalam melakukan pekerjaan .

Peraturan pemerintah yang di revisi bias saja menjadi

ancaman dalam kelancaran pelayanan.

4. Anggia Dahlia Lubis 2020 “ Implementasi system informasi

manajemen nikah (SIMKAH) online di kantor urusan agama

kecamatan medan kota” mengatakan bahwa hasil penelitian

yang disampaikan bahwasannya SIMKAH online banyak


16

memberi manfaat bagi pegawai di kantor urusan agama

kecamatan medan ,denga adanya SIMKAH Online tidak dapat

memanipulasi data akan tetapi di KUA kecamatan medan

belum terimplementasi dengan baik dimana pada proses

pelayanan administrasi masih kurang dan masih di lakukan

secara manual, oleh karena itu peneliti menganalisis

menggunakan teori George Edward III yang terdapat 4

indikator yaitu,komunikasi,sumber daya,disposisi dan struktur

birokrasi.

5. Iramsyah Noor tahun 2018 “implementasi sistem informasi

manajemen nikah dalam pelayanan pencatatan pernikahan di

kantor urusan agama pada Wilayah Kabupaten Malinau

Provinsi Kalimantan Utara” mengatakan bahwa hasil penelitian

dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya,

yang dapat diambil mengenai implementasi sistem informasi

manajemen nikah dalam pelayanan pencatatan pernikahan di

kantor urusan agama pada Wilayah Kabupaten Malinau

Provinsi Kalimantan Utara yaitu Implementasi sistem

iInformasi manajemen nikah di kantor urusan agama

Kecamatan yang ada di Kabupaten Malinau yaitu dengan

menggunakan aplikasi sistem informasi manajemen nikah

(SIMKAH) penggunaan aplikasi ini belum efektif dan efisien

serta belum optimal dan maksimal penerapannya dan dilakukan


17

masih manual. Hal ini dapat dilihat dari SIMKAH yang

digunakan di kantor urusan agama Kecamatan yang ada di

Kabupaten Malinau Kota, Malinau Utara Kecamatan

Mentarang, belum di manfaatkan secara maksimal, baik secara

ofline apalagi online”

TABEL II.01
PENELITAN TERDAHULU YANG RELEVAN

Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


(1) (2) (3) (4)
Wardiman tahun Hasil penelitian yang a. Metode a. Fokus
2020 dapat ditemukan bahwa Penelitian yang Penelitian
“Administrasi penerapan SIMKAH digunakan tentang
Pernikahan sesuai dengan peraturan adalah penerapan
Digital : yang telah ditetapkan Kualitatif SIMKAH
Penerapan oleh Kemenag dan b. Metode yang di sedangkan
SIMKAH Dirjen Islam Bimas gunakan penulis fokus
Online di serta mekanisme analisis penelitian
Kantor Urusan penerapannya sesuai deksriptif tentang
Agama di Kota dengan buku modul Efektivitas.
Yogyakarta” pedoman resmi
SIMKAH dari
Kemenag. Pelaksanaan
program SIMKAH
khususnya di beberapa
KUA Kota Yogyakarta
berjalan dengan efektif,
namun masih banyak
yang perlu
dimaksimalkan
terutama pada
peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia
(SDM) operator
SIMKAH serta sering
terjadi beberapa
masalah pada aplikasi
yang membuat pihak
KUA kewalahan seperti
Lanjutan….
18

jaringan internet yang


jelek maupun putusnya
aliran listrik yang
membuat komputer
tidak bisa digunakan.
Muhammad Salah satu dari sekian a. Metode a. Teori yang
Ilham Purnama banyak KUA yang telah Penelitian yang digunakan
tahun 2018 menerapkan SIMKAH digunakan adalah menurut
”Efektivitas adalah KUA Kualitatif kelsen
Penerapan Kecamatan Syaih Fokus Penelitian sedangkan
SIMKAH di Kuala. Adapun tentang Efektivitas penulis
KUA Syiah rumusan masalah yaitu b.Metode menggunakan
Kuala Kota bagaimana penerapan pengumpulan data teori Streers
Banda Aceh” SIMKAH sebagai yang digunakan
sarana penerapan adalah observasi,
hukum keluarga di wawancara dan
Kantor Urusan Agama dokumentasi
Syiah Kuala Kota
Banda Aceh,
bagaimana efektivitas
SIMKAH sebagai
sarana penerapan
hukum keluarga di
Kantor Urusan Agama
Syiah Kuala Kota
Banda Aceh, serta
bagaimana hambatan
dan tantangan dalam
penerapan SIMKAH.
Yullang tahun Hasil Penelitian a. Menggunakan a. Teori
2020 menunjukan bahwa metode Penelitian
“Penerapan masih ada problematika kualitatif menggunkan
Sistem program Sistem analisis
Informasi Informasi Manajemen b.Metode yang di SWOT
Manajemen Nikah (SIMKAH) pada gunakan sedangkan
Nikah kantor urusan agama menggunakan penulis
(SIMKAH) Kecamatan Lembang deksriptif analisis menurut
dalam Kabupaten Pinarang yaitu sebuah Streers
meningkatkan yang harus metode atau cara
mutu pelayanan diselesaikan, salah menganalisa data
nikah di KUA satunya yaitu dari objek alami
kecamatan kurangnya sarana dan
Lembang prasarana SIMKAH dan
Kabupaten kurangnya kemampuan
Pinrang staff dalam memahami Lanjutan….
Program Sistem

…Dilanjut
19

Informasi Manajemen
Nikah.
Anggi Dahlia
…Dilanjut hasil penelitian yang a. Metode a. Fokus
Lubis 2020 disampaikan penelitian tentang
Penelitian yang
berjudul “ bahwasannya SIMKAH implementasi
Implementasi online banyak memberi digunakan adalah b. Teori yang di
sistem manfaat bagi pegawai gunakan menurut
Kualitatif.
manajemen di kantor urusan agama George Edward
nikah kecamatan b.Metode yang di III sedangkan
(SIMKAH) medan ,denga adanya penulis
gunakan analisis
online di Kantor SIMKAH Online tidak menggunakan
Urusan Agama dapat memanipulasi deksriptif. Warwic
kecamatan data akan tetapi di KUA
Medan Kota” kecamatan medan
belum terimplementasi
dengan baik dimana
pada proses pelayanan
administrasi masih
kurang dan masih di
lakukan secara manual.
Iramsyah Noor hasil penelitian dan a.Metode a.Fokus
tahun 2018 pembahasan yang telah
Penelitian yang Penelitian tentang
“implementasi disampaikan pada bab
sistem informasi sebelumnya, yang dapat digunakan adalah Implementasi.
manajemen diambil mengenai
Kualitatif. b. Teori yang
nikah dalam implementasi sistem
pelayanan informasi manajemen b. Metode digunakan
pencatatan nikah dalam pelayanan
pengumpulan data menurut Van
pernikahan di pencatatan pernikahan
kantor urusan di kantor urusan agama yang digunakan meter van Horn
agama pada pada Wilayah
adalah sedangkan
Wilayah Kabupaten Malinau
Kabupaten Provinsi Kalimantan observasi,wawanca penulis
Malinau Utara yaitu
ra dan dokumentasi menggunakan
Provinsi Implementasi sistem
Kalimantan iInformasi manajemen teori Warwic
Utara” nikah di kantor urusan
agama Kecamatan yang
ada di Kabupaten
Malinau yaitu dengan
menggunakan aplikasi
sistem informasi
manajemen nikah
(SIMKAH) penggunaan
aplikasi ini belum Lanjutan….
efektif dan efisien serta
20

belum optimal dan


maksimal penerapannya
dan dilakukan masih
manual.

Sumber:Jurnal,Wardiman(2020),Ilham(2018),Yullang(2020),Dahlia(2
020),Noor(2018)

B. Relevansi Variabel Penelitian dengan Administrasi Negara

1. Relevansi Efektivitas dengan Administrasi Publik

Istilah administrasi yang popular diIndonesia berasal dari

Bahasa Belanda “Administratie”. Sedangkan manajemen berasal dari

Bahasa Inggris “Management”. Perlu diketahui administrasi secara

sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi

secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta

memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam

hubungannya satu sama lain. Ini merupakan salah satu alasan kalangan

lain yang menyebutkan bahwa administrasi bagian dari manajemen

karena memandang administrasi dari pengertian secara sempit.

Sedangkan administrasi secara luas ialah berhubungan dengan kegiatan

kerja sama yang dilakukan manusia atau sekelompok orang sehingga

tercapai tujuan yang diinginkan. Pengertian administrasi secara luas ini

yang menjadi alasan beberapa kalangan yang memandang manajemen

bagian dari administrasi.


21

Administrasi dan manajemen terdapat keterkaitan yang tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Administrasi menggambarkan sebuah

konsep secara garis besar, sedangkan untuk melaksanakan konsep

tersebut dibutuhkan pelaksanaan secara teknis manajeril yang disebut

manajemen. Inti dari administrasi adalah manajemen, inti dari

manajemen adalah organisasi, sedangkan inti dari organisasi adalah

kepemimpinan, dan inti dari kepemimpinan adalah human relation.

Kodrat bagi kehidupan manusia untuk saling membutuhkan

antara satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, baik bersifat materil (kebutuhan fisikologis) maupun non

materil (kebutuhan biologis dan psikologis). Akan tetapi di samping

kebutuhan-kebutuhan tersebut terbatas dan sulit diperoleh, serta setiap

individu tidak berdaya untuk memperoleh atau mewujudkan secara

sendiri-sendiri oleh keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki,

maka pada akhirnya manusia individu melakukan Kerjasama dengan

individu lainnya yang memiliki kebutuhan dan tujuan yang sama.

Kerja sama adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang secara bersama-sama, teratur dan terarah

berdasarkan pembagian tugas sesuai dengan kesepakatan bersama.

Kegiatan sekelompok orang berdasarkan kerja sama

sesungguhnya merupakan gejala yang bersifat universal (tidak

mengenal waktu dan tempat) yang telah berlangsung sejak zaman

primitif atau sejak timbulnya peradaban manusia hingga abad modern,


22

di negara maju atau terbelakang atau inter organisasi, dengan teknologi

tradisional maupun teknologi modern, dalam aspek kehidupan manusia

dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan

maupun diantara Lembaga atau organisasi negara, organisasi sosial,

maupun organisasi swasta. Dengan demikian hampir di semua

aktivitas kehidupan manusia, apalagi jika aktivitas itu memerlukan

bantuan orang lain, selalu dijumpai dengan sekelompok orang-orang

yang melakukan kerja sama yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Gie dalam Pasolong (2017:3) mengemukakan

bahwa : “Administrasi adalah rangkaian kegiatan terhadap pekerjaan

yang dilakukan oleh sekelompok orang di dalam Kerjasama mencapai

tujuan tertentu”.

Kesimpulan dari pengertian diatas administrasi adalah kegiatan

sekelompok orang yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu

secara efektif, efesien, dan rasional. Jadi, relevansi variabel efektivitas

dengan administrasi publik adalah ukuran pelaksanaan kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah untuk dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan

dilakukan secara efektif dimana dalam proses pelaksanaannya

senantiasa menampakan ketepatan antara harapan yang kita inginkan

dengan hasil yang dicapai. Oleh sebab itu untuk menentukan tingkat

efektivitas keberhasilan seseorang, kelompok, organisasi bahkan

sampai kepada negara pun kita harus melakukan perbandingan antara

kebenaran atau ketepatan dengan kekeliruan atau yang dilakukan.


23

Sebagaimana salah satu kriteria administrasi sebagai suatu ilmu

pengetahuan adalah efektivitas yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan

dengan kriteria lainnya, yaitu rasionalitas dan efisiensi. Ketiga kriteria

ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dalam rangka

kebehasilan dari berbagai rangkaian kegiatan manusia dalam sebuah

organisasi di pemerintahan. Keefektifan dapat dicapai dengan kegiatan

administrasi yang baik, salah satunya dari kegiatan catat mencatat, tulis

menulis dalam komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat.

2. Relevansi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis

WEB (SIMKAH WEB) dengan Administasi Publik

SIMKAH adalah singkatan dari “Sistem Informasi Manajemen

Nikah” sebuah program Aplikasi Komputer berbasis Windows yang

berguna untuk mengumpulkan data-data nikah dari seluruh kantor

urusan agama) di Wilayah Republik Indonesia secara “Online”, data

akan tersimpan dengan aman di kantor urusan agama setempat, di

Kabupaten/Kota di Kantor Wilayah Propinsi dan di Bimas Islam. Data-

data tersebut berguna untuk membuat berbagai analisa dan laporan

sesuai dengan berbagai keperluan Tujuan SIMKAH adanya 2 tujuan

utama, dalam penerapan SIMKAH di kantor urusan agama Kecamatan

yaitu diperlukan sistem penyeragaman data dan diperlukan backup

data yang terintegrasi. Kemudian tujuan lain SIMKAH adalah sistem

pencatatan pernikahan berbasis IT. Tujuannya adalah agar pelayanan

kantor urusan agama dan bisa dilayani dengan baik. Kantor Urusan
24

Agama ingin menjadikan organisasi pemerintahan yang tertib

administrasi. Keseluruhan tahap pencatatan perkawinan tidak luput

dari kegiatan administrasi di ranah publik, seperti proses pendaftaran

sampai proses percetakan.

C. Telaah Berbagai Pengertian dan Teori Variabel Penelitian

1. Pengertian Administrasi

Secara etimologi istilah administrasi berasal dari Bahasa

Inggris dari kata administrati fon yang bentuk infinitinya adalah to

administer diartikan sebagai to manage (mengelola) atau to direct

(menggerakan). Berikut beberapa pendapat para ahli tentang

administrasi yaitu :

a. Simon dalam Pasolong (2017:3), adalah sebagai berikut

“Kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai

tujuan-tujuan bersama.”

b. Dimock & Dimock dalam Pasolong (2017:3) mengemukakan

bahwa “Administrasi adalah ilmu yang mempelajari apa yang

dikehendaki rakyat melalui pemerintah, dan cara mereka

memperolehnya.”

c. Siagian dalam Silalahi (2017:9), adalah sebagai berikut

”Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam
25

suatu bentuk usaha kerja sama demi tercapainya tujuan yang

ditentukan sebelumnya.”

Kesimpulan dari beberapa para ahli di atas, Administrasi

adalah ilmu yang mempelajari proses kerja sama yang dilakukan

beberapa orang dalam mewujudkan tujuan yang sudah ditentukan

dengan rasional. Pengertian administrasi terdapat unsur-unsur

administrasi, menurut Pasolong (2017:5) adalah sebagai berikut :

“1. Adanya tujuan atau sasaran yang ditentukan


sebelum melaksanakan suatu pekerjaan.

2. Adanya kerja sama baik sekelompok orang atau


Lembaga pemerintah maupun swasta.

3. Adanya sarana yang digunakan oleh sekelompok


atau lembaga dalam melaksanakan tujuan yang
hendak dicapai.”

Berdasarkan pendapat di atas, penelitian menyimpulkan

bahwa admnistrasi memiliki unsur-unsur yang satu sama lainnya

memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi yaitu dilihat unsur

manusia sebagai sumber daya, adanya proses atau kegiatan, adanya

perpaduan antara individu dengan kelompok dengan individu,

adanya fasilitas yang digunakan sebagai penunjang, dan adanya

tujuan yang hendak dicapai.

2. Pengertian Administrasi Publik

Administrasi publik merupakan suatu bahasan ilmu sosial yang

mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara meliputi


26

Lembaga legislatif yang membuat aturan negara untuk kepentingan

masyarakat, yudikatif sebagai payung hukum, dan eksekutif yang

menjadi sarana untuk terlaksananya aturan tersebut, serta hal-hal yang

berkaitan dengan kebijakan publik. Adapun pengertian administrasi

publik menurut beberapa ahli diantaranya:

a. Clandler & Plano dalam Pasolong (2017:8) mengatakan bahwa

“Administrasi publik adalah proses dimana sumber daya dan

personal publik diorganisir dan dikoordinasikan, untuk

memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola

(manage) keputusan-keputusan dalam kebijakan publik.”

b. Tjokroamidjojo dalam Ridwan (2016:29) menyatakan bahwa

“Administrasi publik adalah manajemen dan organisasi dari

manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan-tujuan

pemerintah.”

c. E. Utrecht dalam Ridwan (2016:29) mengemukakan bahwa

“Administrasi publik adalah gabungan jabatan-jabatan, aparat

(alat) administrasi yang di bawah pimpinan pemerintah

melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah.”

Administrasi publik menjadi praktik-praktik manajemen agar

sesuai dengan nilai efektifitas, efisiensi dan pemenuhan kebutuhan

masyarakat secara lebih baik. Demikian dapat disimpulkan dari

beberapa definisi administrasi publik adalah Kerjasama yang


27

dilakukan seseorang atau suatu kelompok dalam sebuah

organisasi/Lembaga dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara efektif dan efisien.

Simon (2004:68) membagi empat prinsip-prinsip administrasi

yang lebih umum:

b. Efisiensi administrasi dapat ditingkatkan melalui


suatu spesialisasi tugas dikalangan kelompok.
c. Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan anggota
kelompok di dalam suatu hirarki yang pasti.
d. Efisiensi administrasi dapat ditingkatkan dengan
membatasi jarak pengawasan pada setiap sektor di
dalam organisasi sehingga jumlahnya menjadi
kecil.
e. Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan
mengkelompokkan pekerjaan, untuk maksud-
maksud pengawasan berdasarkan, tujuan, proses,
langganan, tempat.”

Gray dalam Pasolong (2016:18) menjelaskan peran

administrasi publik dalam masyarakat sebagai berikut :

a. Administrasi publik berperan menjamin


pemerataan distribusi pendapatan nasional kepada
kelompok masyarakat miskin secara berkeadilan.
b. Administrasi publik melindungi hak-hak
masyarakat atas pemilikan kekayaan, serta
menjamin kebebasan bagi masyarakat untuk
melaksanakan tanggung jawab atas diri mereka
sendiri dalam bidangKesehatan, Pendidikan dan
pelayanan bagi kelompok masyarakat lanjut usia.
c. Administrasi publik berperan melestarikan nilai-
nilai tradisi masyarakat yang sangat bervariasi itu
dari generasi berikutnya, serta memberikan
jaminan dan dukungan sumber-sumber sehingga
28

nilai-nilai tersebut mampu tumbuh dan


berkembang sesuai tuntunan perubahan zaman,
serasi dan selaras dengan budaya lain
dilingkungannya.”
Administrasi publik sementara itu dapat di pahami bahwa

aspek yang paling penting yaitu publik. Dimana publik menjadi

aspek paling penting dalam menjalankan tugasnya. Kesimpulan di

atas dapat dikatakan bahwa peran administrasi publik harus bisa

menjamin kehidupan masyarakat agar terjamin segala

kebutuhannya, dan dapat memberikan hak-hak masyarakat serta

menjamin kebebasan bagi masyarakat untuk melaksanakan

tanggung jawab atas diri mereka sendiri dalam segala bidang. Hal

tersebut menjadi bagian dari peran administrasi publik itu sendiri.

Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang menuntut sebuah keadilan

jika semua tugas berjalan dengan semestinya.

3. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata ”to manage” yang artinya

mengatur, Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Manajemen itu merupakan suatu

proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan, melalui manajemen

akan berlangsung pengaturan dan pengelolaan sumber daya yang

dimilik oleh organisasi, baik itu sumber daya manusia, sumber daya

alam, sumber daya buatan, dan sumber daya lainnya yang diarahkan

pada tercapainnya tujuan secara efektif dan efesien.


29

a. Hersey & Blanchard dalam Maksudi (2017:78)

mengemukakan definisi manajemen “ Sebagai proses

kerjasama dengan melalui orang-orang dan kelompok untuk

mencapai tujuan organisasi.”

b. Donnely dalam Maksudi (2017:79) “ Manajemen dipahami

sebagai proses yang dilakukan oleh satu atau beberapa individu

untuk mengkoordinasikan kegiatan orang lain untuk mencapai

hasil yang tidak dapat dicapai oleh satu individu.”

c. G.R Terry dalam Hasibuan (2017:2) “ Manajemen adalah

suatu proses yang khas yang terdiri dari Tindakan-tindakan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian

yang diakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-

sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya.”

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu proses kegiatan yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan

pengawasan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya, dengan melalui pemanfaatan sumber

daya manusia serta sumber-sumber lainnya. Sebagai suatu proses,

manajemen merupakan serangkaian kegiatan dari mulai

menentukan sasaran sampai tercapainnya suatu tujuan. Dalam


30

melaksanakan tuuan tersebut, terdapat tugas-tugas atau fungsi-

fungsi yang harus dilaksanakan.

Manajemen pada prinsipnya memiliki fungsi-fungsi pokok

tertentu seperti planning (perencanaan), Organizing

(pengorganisasian), coordinating (pengkoordinasian), actuating

(penggerakkan), dan controlling (pengawasan). Antara pendapat

yang satu dengan yang lainnya tidak selalu sama dalam

mengemukakan tugas fungsi tersebut sebagai fungsi manajemen.

Sebagai perbandingan, penulis kemukakan fungsi-fungsi

manajemen sebagai yang dikemukakanpara ahli. Gullick dalam

Hasibuan (2017:38), mengemukakan fungsi-fungsi manajemen

sebagai berikut:

“ a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Staffing (Personalia)
d. Directing (Pemberian Bimbingan)
e. Coordinating (Pengkoordinasian)
f. Reporting (Pelaporan)
g. Budgeting (Penganggaran).”

Siagian (2011:87), mengemukakan fungsi-fungsi

organik manajemen sebagai berikut:

“ a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberi motivasi
d. Pengawasan
e. Penilaian. ”
Dari beberapa penjelasan mengenai fungsi-fungsi

manajemen menurut para ahli di atas, dapat dilihat bahwa


31

perencanaan merupakan fungsi dasar dalam melaksanakan

suatu pekerjaan. Hal ini disebabkan perencanan berfungsi

untuk mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan

yang akan dilaksankan untuk mencapai tujuan. Manajemen

merupakan perpaduan ilmu dengan seni yang merupakan

proses yang sistematis, terkoordinasi, komperatif dan

terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsur manajemen,

unsur-unsur manajemen (6M) menurut Hasibuan (2017:20-

21), sebagai berikut :

“ a. Man (manusia)
b. Money (Dana atau Modal)
c. Materials (Bahan Buku)
d. Machines (Mesin)
e. Methods (Metoda)
f. Market (Pasar).”

Untuk lebih jelasnya, penulis akan memberikan

uraian unsur-unsur manajemen yang dikemukakan berikut

ini oleh Hasibuan (2017:20-21) :

a. Man (Manusia)
Pada hakekatnya dalam sebuah organisasi
besar maupun kecil memerlukan tenaga kerja
manusia sebagai unsur utama dalam organisasi,
baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja
operasional atau pelaksana, dimana diantara
keduanya diharapkan timbul suatu kerja sama yang
harmonis sehingga tujuan organisasi yang telah
ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. Money (Dana atau Modal)
Uang atau dana merupakan faktor
terpenting dalam pencapaian tujuan organisasi.
Tanpa ada uang atau dana jangan harap tujuan
32

organisasi akan tercapai dengan baik, bahkan


tujuan yang telah ditetapkan pun akan
terbengkalai, maka dengan demikian dalam
perencanaan suatu organisasi anggaran harus
benar-benar diperhitungkan supaya dalam
pelaksanaan pencapaian tujuan organisasi akan
berjalan sesuai yang kita harapkan.
c. Material (bahan-bahan)
Dalam pelaksanaannya untuk pencapaian
tujuan organisasi tentunya memerlukan bahan
baku sebagai penunjang, bahan baku tersebut
tergantung pada bidang usaha yang dijalani oleh
sebuah organisasi, bahan baku merupakan bahan-
bahan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan,
dengan demikian bahan baku merupakan faktor
terpenting dalam menunjang kelancaran
pelaksanaan tujuan.
d. Machines (alat-alat)
Seiring dengan pesatnya ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang menuntut
dinamika organisasi untuk lebih baik, hasil
teknologi yang kita kenal adalah mesin atau alat-
alat hasil inovasi, banyak organisasi yang
memanfaatkan hal tersebut untuk kelancaran
pencapaian tujuan. Maka dengan demikian mesin
atau alat-alat yang sangat diperlukan untuk
mencapai tujuan, bahkan dengan mesin atau alat
alat tersebut tujuan organisasi dalam prosesnya
akan cepat tercapai.
e. Methods (Metode)
Begitu banyak cara untuk ditempuh untuk
mencapai tujuan organisasi, cara yang bagaimana,
tentunya cara yang efektif, kreatif dan inovatif
untuk pencapaian tujuan, begitu pula dengan
metode atau cara merupakan teknik-teknik dasar
yang dikembangkan untuk mensiasati pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan, tanpa adanya metode
yang baik jangan harap tujuan akan tercapai
dengan baik. Dengan demikian metode sangat
diperlukan dalam pencapaian tujuan.
f. Market (Pasar)
33

Pemasaran merupakan penjualan barang


atau jasa sehingga konsumen tertarik untuk
mengkonsumsinya jadi pemasaran mengatur bagai
mana supaya barang atau jasa-jasa dapat terjual
seoptimal mungkin dan dengan mendapatkan laba
atau kepuasan pelanggan. Dengan demikian
pemasaran merupakan faktor yang terpenting
dalam organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan

manejemen dari suatu organisasi nampak adanya usaha dari orang-

orang di dalam suatu organisasi dengan menjalankan suatu metode

tertentu dengan memanfaatkan bahan-bahan, mesin, kemudian

pemasaran yang baik yang dimana semua itu ditujukan untuk

pencapaian suatu tujuan dari suatu organisasi.

4. Pengertian Efektivitas

Efektivitas pada umumnya selalu menunjukkan pada tercapainnya

hasil dari kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, dan sangat

erat dan seiring dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun

sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas lebih

menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat

pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan

membandingkan antara input dan output. Istilah efektif (effective) dan

efisien (efficient) merupakan dua istilah yang saling berkaitan dalam

upaya untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Efektivitas adalah

melakukan sesuatu dengan prosedur yang benar, sedangkan efisiensi


34

adalah melakukan sesuatu secara benar, atau efektivitas adalah sejauh

mana kita mencapai sasaran sedangkan efisiensi adalah bagaiamana

kita mencapur segala sumber daya secara cermat.

Adapun pengertian efektivitas menurut Handoko (2015:7), adalah

“Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat

atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan”. Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai efektivitas

tersebut terlihat bahwa pengertian dari efektivitas tersebut terlihat

bahwa pengertian dari efektivitas sangat menekankan pada pencapaian

tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Dengan demikian, pengukuran terhadap efektivitas harus

memperhatikan unsur waktu, biaya dan tenaga serta sumber daya yang

ada dibutuhkan untuk dipergunakan dalam upaya mencapai tujuan dari

organisasi sesuai dengan hasil pencapaian dari sebuah rencana yang

baik, melainkan seluruh rangkaian kegiatan yang sesuai prosedur

pembagian kerja serta minimnya penyimpangan yang terjadi dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Efektivitas merupakan salah satu kriteria dari administrasi sebagai

ilmu pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan dengan kriteria lainnya

yaitu rasionalitas dan efesiensi. Ketiga kriteria ini merupakan satu

kesatuan yang saling melengkapi dalam rangka keberhasilan dari

berbagai rangkaian kegiatan manusia dalam sebuah organisasi dengan

tidak terlepas dari beberapa unsur efektivitas.


35

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka peneliti

menyimpulkan bahwa efektivitas meupakan suatu pengukuran

terhadap capaian suatu organisasi yang ditugaskan kepada pimpinan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini mengindikasikan

bahwa efektif atau tidaknya suatu organisasi di dalam mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya dapat dilihat hasil yang didapat baik

secara kualitas maupun kuantitas, oleh karena itu seorang pimpinan

harus dapat memenuhi serta memberikan perhatian terhadap unsur-

unsur efektivitas tersebut dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Beberapa pendapat dan teori efektivitas yang telah diuraikan

tersebut, menurut Sutrisno (2007:125-126) dalam mengukur efektivitas

suatu kegiatan atau aktivitas perlu diperhatikan beberapa indikator,

yaitu :

“ a. Pemahaman Program
b. Tepat Sasaran
c. Tepat Waktu
d. Tercapainnya Tujuan
e. Perubahan Nyata.”

Sedangkan Duncan dalam Streers (2020:53) mengungkapkan ada 3

indikator dalam efektivitas:

a. Pencapaian Tujuan

Guna mencapai tujuan, semua usaha yang


dilakukan untuk mencapai tujuan harus dipandang
sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian
tujuan akhir semakin baik, diperlukan tahapan-
tahapan proses. Baik proses bagian-bagiannya
maupun proses periodesasinya. Pencapaian tujuan
36

memiliki 2 sub indikator yaitu : kurun waktu dan


sasaran sebagai target konkrit.

b. Integrasi

Integrasi adalah suatu pengukuran terhadap


seberapa baik kemampuan suatu organisasi dalam
mengadakan sosialisasi atau komunikasi dan
pengembangan konsesus atau kesepakatan bersama
antar anggota-anggota kelompok masyarakat
mengenai nilai-nilai tertentu. Integrasi sangat
berkaitan dengan proses sosialisasi.

c. Adaptasi

Adaptasi adalah pengukuran bagaimana sebuah


organisasi mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Kemampuan adaptasi merupakan
kemampuan organisasi untuk mengubah prosedur
standar operasinya jika lingkungannya berubah.
Organisasi yang baik adalah organisasi yang dinamis,
yang dapat berjalan sesuai dengan pekembangan
zaman. Adaptasi berkaitan dengan kesusuaian
pelaksanaan program dengan keadaan di lapangan”.

Efektivitas dapat dijelaskan bahwa sejauh mana suatu organisasi

dapat melakukan tingkat efektivitas dalam mencapai tujuan secara optimal

dan mengukur kemampuan efisien.

D. Kerangka Pemikiran dan Proposisi

1. Kerangka Pemikiran

Efektivitas pada umumnya selalu menunjukkan pada tercapainnya

hasil dari kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, dan sangat erat

sering dikaitkan dengan pengertian efesien, meskipun sebenarnya ada

perbedaan diantara keduanya. Efektivitas lebih menekankan pada hasil


37

yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara

mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan

output. Istilah efektif (effective) dan efisien (efficient) merupakan dua

istilah yang saling berkaitan dalam upaya untuk mencapai tujuan suatu

organisasi.

Efektivitas adalah melakukan sesuatu dengan prosedur yang benar,

sedangkan efesiensi adalah melakukan sesuatu secara benar, atau

efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran sedangkan efisiensi

adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat.

Daerah atau kota salah satunya terdapat suatu kebijakan untuk dapat

mengarahkan tindakan agar tujuan diharapkan dapat berhasil, tercapai,

terarah dan terlaksana dengan sangat baik.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa permasalahan yang ada

dilapangan seperti masyarakat yang belum optimal dalam mendaftrakan

SIMKAH WEB secara online oleh sendiri, kendala dalam akssibilitas

SIMKAH WEB sehingga pekerjaan KUA terkait pelayanan menjadi

terhambat, dan NIK yang bermasalah dalam pendaftaran pernikahan

online.

Model efektivitas kebijakan menurut Steers dapat dijelaskan bahwa

terdapat tiga indikator yang mempengaruhi efektivitas yaitu Pencapaian

Tujuan, Integrasi, dan Adaptasi. Masing-masing indikator tersebut saling

berhubungan satu sama lain, kemudian secara Bersama-sama


38

mempengaruhi terhadap efektivitas kebijakan. Keberhasilan suatu

kebijakan harus dapat menjabarkan semua kebijakan yang dihasilkan oleh

pembuatan kebijakan agar dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai

hasil sesuai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan definisi diatas maka mengacu pada uraian variable

tersebut, maka kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar II.02

KERANGKA PEMIKIRAN
Input

Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis WEB


( SIMKAH WEB ) Di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung belum optimal
1. Kurangnya pemahaman dari masyarakat perihal teknis
39

pendaftaran secara online disebabkan sosialisasi yang kurang


terhadap masyarakat.
2. Masih terdapatnya kendala dalam aksesibilitas SIMKAH WEB
sehingga pekerjaan KUA terkait pelayanan menjadi terhambat.
3. Masih terdapatnya NIK yang bermasalah dalam pendaftaran
pernikahan online.
Proses
a. Pencapai Tujuan
b. Integrasi
c. Adaptasi
Duncan dalam Streers (2020:53)
feedback output
1. Mempermudah layanan masyarakat
2. Masyarakat bisa mengakses layanan pencatatan pernikahan
secara online
3. NIK yang bermasalah tersebut bisa diakses sesudah dibenarkan
melalui CAPIL.
Outcome
1. Masyarakat lebih dipermudah dalam proses administrasi
2. SIMKAH WEB ini diharapkan KUA menjadi lembaga yang
dapat mempermudah masyarakat.
3. Dalam
Sumber: permasalahan
Steers (2020:53), NIK bisa diselesaikan
Dimodifikasi secara
Oleh Penulis ulang.
2022

2. Proposisi

Tujuan penelitian ilmiah secara umum adalah untuk memecahkan

masalah melalui metode ilmiah sehingga diperoleh pengetahuan baru yang

ilmiah (ilmu). Sebelum proses pemecahan masalah tersebut dilakukan,

seorang peneliti mempunyai berbagai alternatif-alternatif pemecahan yang


40

bersifat dugaan atau ada unsur ketidakpastian. Dugaan-dugaan tersebut

selanjutnya akan dibuktikan secara empiris dan menggunakan metode

ilmiah. Dugaan tersebut dikenal sebagai proposisi atau hipotesis. Proposisi

adalah pernyataan mengenai suatu konsep yang bisa di nilai salah atau

benar dan mengacu pada fenomena yang bisa di amati. Jika proposisi

tersebtu di formulasikan untuk di uji secara empiris, kita menyebutnya

sebagai empiris.

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka peneliti

merumuskan proposisi sebagai berikut :

1 Efektivitas sistem informasi manajemen kartu nikah berbasis web

(SIMKAH WEB) di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin

ditentukan melalui “Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan Adaptasi”.

2. Faktor penghambat dalam melaksanakan Efektivitas Sistem Informasi

Manajemen Nikah Berbasis WEB (SIMKAH WEB) di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin ditentukan melalui

“Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan Adaptasi”.

3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala oleh Efektifitas Sistem

Informasi Manajemen Kartu Nikah Berbasis WEB (SIMKAH WEB) di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin ditentukan melalui

“Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan Adaptasi”.


BAB III
OBYEK DAN METODE PENELITIAN

A. Penelitian Obyek

Obyek Penelitian ini adalah Efektivitas Sistem Informasi

Manajemen Nikah berbasis WEB (SIMKAH WEB) di Kantor Urusan

Agama Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Pegawai

Pencatatan Nikah (PPN) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

ditugaskan oleh Mentri Agama atau Pegawai yang di tunjuk untuk

melakukan pencatatan masyarakat islam, yang bertujuan untuk menjadi

data pendukung yang tepat dan akurat dalam proses pencatatan nikah, agar

semua administrasi terjamin dan terlindungi, oleh karena itu system

informasi nikah ditujukan untuk Kantor Agama menjadi lembaga yang

tertib administrasi karena administrasi yang baik di awal akan menjadi

administrasi yang tersusun secara tertib sistematis.

Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin berada di Jl.

Sukahaji, Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Kantor Urusan Agama

Mempunyai tugas Pokok melaksanakan urusan Pemerintahan dalam

bidang keagamaan salah satunya Pencatatan Nikah.

B. Metode Penelitian

Menurut Creswell dalam Sugiyono (2017:3) menyatakan bahwa :


“Penelitian kualitatif berarti proses eksplorasi dan
memahami makna perilaku individu dan kelompok,
menggambarkan masalah sosial atau masalah

41
42

kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat


pertanyaan penelitian dan prosedur yang masih bersifat
sementara, mengumpulkan data pada setting partisipan,
analisis data secara insuktif, membangun data yang parsial
ke dalam tema, selanjutnya memberikan interprestasi
terhadap makna suatu data. Kegiatan akhir adalah
membuat laporan kedalam stuktur yang fleksibel.”
Menurut Saldana dalam Sugiyono (2017:8) menyatakan bahwa :

“Penelitian kualitatif merupakan payungnya berbagai


metode penelitian naturalitik dalam kehidupan sosial. Data
atau informasi yang berupa text hasil wawancara, catatan
lapangan, dokumen, bahan-bahan yang bersifat visual
seperti foto-foto, video dan data dari internet, dokumen
pengalaman hidup manusia dianalisis secara kualitatif.”

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian untuk mengetahui dan

memahami mengenai fenomena yang terjadi dilapangan dan dan

menggunakan teknik wawancara serta tidak dianalisis dengan statistik dan

juga dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian.

Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami dan

mengeksplorasi fenomena utama pada objek yang sedang diteliti, sehingga

memperoleh sebuah pemahaman yang mendalam dan menemukan banyak

hal yang unik. Langkah atau proses dari penelitian kualitatif bersifat

artistik, sehingga tidak baku, dan akan tergantung pada tujuan penelitian.

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen

dalam Sugiyono (2017:6) dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawan


nya adalah eksperimen), peneliti langsung ke sumber
data dan peneliti adalah instrumen kunci. Kondisi
alamiah adalah kondisi sebagaimana adanya, peneliti
tidak melakukan perlakuan- perlakuan yang dapat
mempengaruhi keilmiahan objek yang diteliti.
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data
43

yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar,


sehingga tidak menekankan pada angka. Data yang
terkumpul setelah dianalisis selanjutnya dideskripsikan
sehingga mudah dipahami oleh orang lain.’
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses
daripada produk atau outcome. Peneliti kualitatif lebih
memfokuskan pada penelitian yang bersifat proses,
seperti interaksi antar manusia dalam suatu komunitas,
proses pelaksanaan kerja, perkembangan suatu gejala
atau peradaban.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara
induktif, peneliti kualitatif menganalisis data
berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan secara
berulang-ulang, dianalisis sehingga akan menghasilkan
temuan yang dapat disusun dalam tema tertentu.
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data
dibalik yang teramati). Penelitian kualitatif lebih
menekankan untuk memahami makna secara
mendalam dari suatu gejala.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Penelitian Kualitatif Deskriptif metode ini cenderung menjelaskan

permasalahan yang ditemukan hambatan yang terjadi sesuai fakta-fakta

yang ada dilapangan dengan menggambarkan keadaan secara objektif.

Metode penelitian kualitatif deskriptif ini merupakan metode penelitian

yang memanfatkan data kualitatif dan dijabarkan secara dekstriptif. hasil

yang diperoleh dilapangan mengenai gambaran Penomena yang

sebenarnya terjadi tidak melalui proses manipulasi atau perlakuan lain.

Tipe penelitian ini berusaha menerangkan fenomena sosial tertentu.

Penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kriteria

pembedaan antara lain fungsi akhir dan pendekatannya. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka penyusunan tugas ini penulis menggunakan

keterangan-keterangan dan uraian-uraian berdasarkan argumen yang


44

bertujuan untuk menggambarkan secara menyeluruh dan sistematik

mengenai ke Efektifan Kebijakan SIMKAH WEB ini.

C. Operasional Parameter

Penelitian ini akan dibahas Efektivitas Sistem Informasi Manajemen

Nikah Berbasis WEB (SIMKAH WEB) di Kantor Urusan Agama

Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung., Maka dari itu dilakukan

pengoperasionalan teori yang ada dalam setiap variabel penelitian ke

dalam faktor-faktor yang lebih konkrit.

TABEL III. 02
OPERASIONAL PARAMETER

Parameter Sub Parameter Faktor


Pencapaian Tujuan 1. Sejauh mana tujuan sudah
tercapai.
2. Ukuran keberhasilan dalam
Efektivitas
mencapai tujuan.
Program
Integrasi 1. Proses sosialisasi tentang
Menurut
SIMKAH WEB.
Duncan dalam
2. Sistem pengawasan dan
Streets
pengendalian.
(2020:53)
Adaptasi 1. Respon masyarakat terhadap
SIMKAH WEB.
2. Sarana dan prasarana.
Sumber : Duncan dalam Streers (2020:53), dimodifikasi oleh penulis (2022)
45

D. Penentuan Informan

Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi pertimbangan utama

dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Salah satu sifat

kualitatif adalah tidak terlalu mementingkan jumlah sumber data dan

informan, tetapi lebih mementingkan isi (content), relevansi,

sumber/informan yang benar-benar dapat memberikan informasi baik

mengenai orang, peristiwa, atau hal. Teknik sampling dalam menentukan

informan adalah purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2016:218-218) purposive sampling adalah

tekmik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Yaitu penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau berdasarkan

perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalaman informasi yang

dibutuhkan, yaitu dengan menemukan informan kunci yang kemudian

akan dilanjutkan dengan informan lainnya dengan tujuan mengembangkan

dan mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan

masalah penelitian. dengan ini peneliti membuat tabel informan sebagai

berikut:

TABEL III.01
INFORMAN DAN JENIS INFORMAN

NO Jabatan Jumlah Peran


Kepala Kantor Urusan 1 orang Inti
1
Agama (KUA)
Penghulu / Penyuluh 1 orang Pendukung
2
(KUA)
3 Staff (KUA) 1 orang Pendukung

Sumber: Rencana Penulis, Maret 2022


46

3 Operator SIMKAH 1 orang Pendukung


4 Calon Pengantin 3 orang Pendukung
E. Teknik Pengumpulan Data secara Kualitatif

Sugiyono (2017:102) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi

kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan

kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, kualitas instrumen

penelitian berkenaan dengan validitas dan realibilitas instrumen dan

kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan

untuk mengumpulkan data.

Penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah

peneliti itu sendiri, oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus

divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian dan

selanjutnya peneliti turun langsung ke lapangan, Nasution dalam Sugiyono

(2017:223) menyatakan :

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain


daripada menjadikan manusia sebagai instrumen
penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.
Masalah, fokus penelitian, prosedur peneltian, hipotesis
yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu
semuaya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan
sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak
pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya
peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat
mencapainya”
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
47

ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data

dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada

laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbaga

responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan-jalan lain. Bila dilihat

dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan

sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain,

media seperti e-mail, whatsapp, dsb , ataupun dokumen terstulis.

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau tehnik pengumpulan data

dapat dilakukan dengan observasi (Pengamatan), interview

(wawancara), dokumentasi dan gabungan dari keempatnya atau bias

dsebut triangulasi.

1. Observasi (pengamatan)

Nasution dalam Sugiyono (2017:226) menyatakan bahwa,

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan

hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan

dan dengan bantuan berbagai alat canggih, sehingga benda-benda

yang sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat diobservasi

dengan jelas.
48

Menurut Patton dalam Sugiyono (2017:228), dinyatakan bahwa

manfaat dari Observasi adalah sebagai berikut :

a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu

memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial.

b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman

langsung.

c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang

kurang atau tidak diamati oleh orang lain.

d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang

sedianya yang tidak akan akan terungkapkan oleh

responden.

e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang

di luar persepsi responden.

f. Melalui pengamatan di lapangan peneliti tidak hanya

mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh

kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial

yang diteliti.

Pengamatan merupakan sebuah pengapliksian

penelitian yang menggunakan penglihatan, mengamati

berbagai gejala-gejala atau fenomena-fenomena sosial

yang terjadi di obyek penelitian. Dalam melakukan

observasi peneliti diharuskan fokus terhadap apa yang

sedang diteliti, karena fenomena-fenomena sosial atau


49

gejala sosial cepat berubah dan cepat pula menghilang bila

adanya permasalahan yang baru.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan

data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus di teliti, tetapi juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan

diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau

setidak-tidaknya pada pengetahuan dana tau keyakinan pribadi.

Satinback dalam Sugiyono (2017:232)

mengemukakan bahwa: interviewing provide the researcher a

means to gain a deeper understanding of how the participant

interpret a situation or phenomenon than can be gained

through observation alone. Jadi dengan wawancara, maka

peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang

partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena

yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi.

Estberg dalam Sugiyono (2017:233) mengemukakan

beberapa wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara

semiterstruktur, dan wawancara tidak terstruktur.


50

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstuktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian

berupa instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang alternatif jawabannyapun telah disiapkan.

b. Wawancara Semi Tersturktur

Wawancara jenis ini termasuk ke dalam kategori in-

depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas

bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan

dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang

diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

c. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara ini adalah wawancara bebas, dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis besar dari permasalahan yang ditanyakan.

Hasil wawancara harus segera dicatat agar tidak lupa

ataupun hilang. Karena wawancara dilakukan secara


51

terbuka dan tidak berstruktur, maka peneliti perlu membuat

rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara.

Dari berbagai sumber data, perlu dicatat mana data yang

dianggap penting, yang tidak penting, data yang sama

dikelompokan. Hubungan satu data dengan yang lain harus

dikontruksikan, sehingga menghasilkan pola dan makna

tertentu. Data yang masih diragukan perlu ditanyakan

kembali kepada sumber data lama atau yang baru agar

memperoleh ketuntasan dan kepastian.

3. Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi,

peraturan, kebijakan dan masih banyak lagi. Dokumen yang

berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan

lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalanya karya seni

yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan

lebih kredibel atau dapat dipercaya apabila didukung oleh

dokumen-dokumen yang telah didapatkan.


52

4. Triangulasi

Dalam Sugiyono (2017:241) Triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang merupakan gabungan

dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan

triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas

data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data.

Teknik triangulasi, berarti peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan

dokumentasi untuk sumber data yang sama serempak.

Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data secara Kualitatif

Menurut Sugiono (2017:270) uji keabsahan data dalam

penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferability,

dependability, confirmability, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan


53

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,

triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,

dan member check.

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, melakukan wawancara

kembali dengan sumber data yang pernah ditemui maupun

yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti

hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin

terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, saling

mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi.

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji

kredibilitas data penelitian ini, harus melakukan pengujian

terhadap data yang telah diperoleh sebelumnya, apakah data

yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan sudah

benar atau tidak. Apabila setelah dicek kembali ke lapangan

data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan

pengamatan dapat diakhiri.

b. Peningkatan Ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan

pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.

Dengan cara ini maka kepastian data dan urutan peristiwa


54

akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai

contoh melihat sekelompok masyarakat yang sedang

olahraga pagi. Bagi orang awam olahraga adalah untuk

meningkatkan kebugaran fisik. Tetapi, bagi peneliti kualitatif

tentu akan berbeda kesimpulannya.

Meningkatkan ketekunan itu sama halnya dengan

mengecek soal-soal dan jawaban-jawban dari sebuah

pertanyan yang telah dikerjakan, apakah jawaban ada yang

benar atau salah. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka

peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data

yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian

terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan

data, dan waktu.

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber.


55

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda.

3) Triangulasi Waktu

Waktu sering menjadi pengaruh dalam kredibilitas

data, untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data

dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam

waktu atau situasi yang berbeda.

d. Analsisis Kasus Negatif

Analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai

atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat

tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti

mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan

data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang

berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang

ditemukan sudah dapat dipercaya, apabila sebaliknya berarti

peneliti harus merubah temuannya.

e. Diskusi Dengan Teman Sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil

sementara atau hasil yang diperoleh dalam bentuk diskusi

dengan rekan-rekan sejawat. Teknik pemeriksaan sejawat


56

berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan

mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, memiliki

pengetahuan umum yang sama tentang apa yang diteliti,

sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi,

pandangan dan analisis yang dilakukan. Jika hal itu

dilakukan maka hasilnya adalah :

1) Menyediakan pandangan kritis.

2) Mengetes hipotesis kerja

3) Membantu mengembangkan langkah berikutnya

4) Melayani sebagai pembanding.

f. Mengadakan Member Check

member check adalah, proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan dari member check

adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai

dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang

ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut

valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data

yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsiarannya tidak

disepakati oleh pemberi data, dan apabila perbedaannya sangat

mencolok, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus

menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.


57

1. Uji Transferbility

Transferbility merupakan validitas eksternal dalam

penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukan derajat

ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi

dimana sampel tersebut diambil.

Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga

mana hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan

untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka dalam

membuat laporan harus memberikan uraian yang rinci, jelas,

sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka

pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga

dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan

hasil penelitian tersebut di tempat lain.

Menurut Faisal dalam Sugiyono (2017:277) Apabila

pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang

sedemikian jelasnya, “semacam apa” hasil penelitian dapat

diberlakukan (Transferbility) maka laporan tersebut memenuhi

standar Transferabilitas.

2. Uji Depenability

Penelitian kualitatif, uji Depenability dilakukam dengan

melakukan keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi

peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi

bisa memberikan data. Apabila proses penelitian tidak


58

dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak

reliabel atau depenable. Untuk itu pengujian depenability

dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang

independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan

aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaiamana

peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan

menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan

uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat

ditunjukan oleh peneliti. Faisal dalam Sugiyono (2017:195)

Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukan

“jejak aktivitas lapangannya”, maka depenabilitas

penelitiannya patut diragukan.

3. Uji Confirmability

Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan

uji depenability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara

bersamaan. Menguji Confirmability berarti menguji hasil

penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan, dikaitkan

dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan

fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitan

tersebut telah memenuhi standar Confirmability. Dalam

penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.


59

G. Analisa Data secara Kualitatif

Penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi

data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data

kualitatif, sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya

yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan

analisis. Seperti dinyatakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono

(2017:129) bahwa “yang paling serius dan paling sulit dalam melakukan

analisis data kualitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan

dengan baik. Selanjutnya Nasution dalam Sugiyono (2017:130)

menyatakan bahwa:

“Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit,


memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya
kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak
ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan
analisis. Sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri
metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitinya.
Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti
yang berbeda.”

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu

analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan

menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan data

tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang

sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut

diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila


60

berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang

dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis

tersebut berkembang menjadi teori.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan

data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila

jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi,

sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Milles

dan Huberman dalam Sugiyono (2017:133) aktivitas dalam analisis

data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

kesimpulan/verifikasi data.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi serta

triangulasi. Pengumpulan data dilakukan berhari-hari bahkan

bisa sampai berbulan-bulan, sehingga data yang diperoleh akan

banyak. Pada tahap awal peneliti melakukan penjelajahan secara

umum terhadap situasi sosial/obyek yang diteliti, semua yang

dilihat dan didengar direkam semua.


61

2. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih dan hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yamg penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Reduksi data merupakan proses

berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan

kedalaman wawasan yang tinggi.

3. Penyajian Data

Penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, yang

paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif saat

menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan menyajikan data dalam penelitian, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

4. Kesimpulan/Verifikasi Data

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti


62

kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang

kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian

kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin tidak, karena seperti yang

telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

H. Lokasi dan Jadwal Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan penulis lakukan untuk melakukan

pengamatan dan pengumpulan data dalam pembuatan skripsi ini adalah

di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin Kabupaten

Bandung.

2. Jadwal Penelitian

Dalam Penelitian yang dilakukan, Penulis membuat tabel

jadwal penelitan yang dapat dilihat pada tabel berikut:


63

TABEL III.02
JADWAL PENELITIAN

No Jenis Kegiatan Mei Jun Jul Agt Sept Okt


2022 2022 2022 2022 2022 2022
1 Pra Penelitian
2 Menyusun Usulan Penelitian
3 Seminar Usulan Penelitian
4 Mengurus Perizinan
5 Pengumpulan Data
6 Pengolahan dan Analisis Data
7 Konsultasi dan Bimbingan
8 Ujian dan Sidang Skripsi
Sumber: Rencana dan Target Penulis 2022
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kutawaringin

Kutawaringin adalah nama sebuah Kecamatan di

Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat Indonesia. Kecamatan

Kutawaringin terbentuk dari hasil pemekaran Kecamatan Soreang

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 18

Tahun 2007 Tanggal 12 Desember 2007. Kecamatan Kutawaringin

terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dengan

luas wilayah mencapai ¾ dari luas wilayah Kecamatan Soreang

sebelum terjadi pemekaran atau mencapai 4.423 Ha. Kecamatan ini

dibentuk dengan tujuan untuk menjadi “bumper” bagi seorang

sebagai ibu Kota Kabupaten Bandung mengingat selepas

pemekaran Kabupaten Bandung, Kecamatan Soreang justru

berhadapan langsung dengan wilayah Kabupaten lain, dalam hal

ini Kabupaten Bandung Barat. Topografi wilayah ini cenderung

berbukit-bukit di sebelah barat sedangkan wilayah sebelah

timurnya adalah daratan pesawahan yang cukup luas membentang

sampai ke muara sungai Ciwidey. Di Kecamatan Kutawaringin

inilah terdapat stadion kebanggaan masyarakat Bandung yaitu

Stadion Si Jalak Harupat.

64
65

Dengan adanya pemekaran tersebut maka otomatis aka

nada pembentukan Kantor Urusan Agama (KUA) baru untuk

melengkapi Lembaga administrasi pemerintahan di Kecamatan

Kutawaringin disamping beban kerja KUA Kecamatan

Soreang yang semakin berat dengan adanya pemekaran

tersebut. Oleh karena itu dibentuklah KUA Kecamatan

Kutawaringin berdasarkan Peraturan Mentri Agama (PMA) RI

Nomor 19 Tahun 2009 Tanggal 08 Oktober 2009 tentang

Pembentukan Kantor Urusan Agama di Propinsi Jawa Barat.

Adanya dasar hukum tersebut maka KUA Kecamatan

Kutawaringin mulai bertugas pasa tanggal 21 April 2010 sehingga

saat ini menjadi sebagai KUA termuda di Kabupaten Bandung.

Adapun sebagai Kepala KUA Kecamatan Kutawaringin yang

pertama, Kepala Kemenag Kabupaten Bandung menunjuk Drs.

Mokhamad Tosin S. dengan dibantu oleh 4 orang staf pelaksana

yaitu Taupik Saleh, S.Sy., Pendi, SHI., Cucu Abkoriah, SHI., serta

Hj. Imas Sumiati.

Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin juga

berperan dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan beragama di

kalangan masyarakat. Beberapa langkah pun telah diambil oleh

jajaran KUA Kec. Kutawaringin dalam rangka meningkatkan

pelayanan dan bimbingan di Bidang keagamaan kepada

masyarakat.
66

Kecamatan Kutawaringin terdiri dari 11 Desa, 168 RW dan 526

RT. Dengan rincian sebagai berikut :

TABEL IV.02

DATA LUAS DESA KECAMATAN KUTAWARINGIN

No Desa Luas daerah RT RW

1 Cilame 512,75 HA 47 17

2 Buninagara 513,28 HA 55 13

3 Sukamulya 648,23 HA 54 15

4 Padasuka 232,82 HA 43 14

5 Kopo 212,00 HA 42 13

6 Kutawaringin 3.034,35 HA 45 18

7 Cibodas 549,05 HA 44 18

8 Jatasari 451,10 HA 45 14

9 Gajahmekar 219,54 HA 36 14

10 Pameuntasan 208,30 HA 30 13

11 Jelegong 105,14 HA 85 19

Jumlah 6.686,56 HA 526 168

Sumber : Profil KUA Kecamatan Kutawaringin kabupaten Bandung 2022

Keadaan penduduk , yaitu jumlah penduduk kecamatan Kutawaringin

secara keseluruhan berjumlah 99.047 denah jumlah 51.102 laki-laki dan 47.945

jiwa penduduk perempuan.


67

GAMBAR IV.01

PETAWILAYAH KECAMATAN KUTAWARINGIN

     

Kemudian berdasarka Perda Kabupaten Bandung Nomor 18

Tahun 2009 telah ditetapkan batas-batas wilayah Kecamatan

Kutawaringin adalah sebagai berikut :

1. Barat : Kabupaten Bandung Barat

2. Timur : Kecamatan Margaasih dan Kecamatan Katapang

3. Utara : Kecamatan Margaasih dan Kabupaten Bandung Barat.

4. Selatan : Kecamatan Soreang, Kecamatan Ciwidey dan

Kecamatan PasirJambu.
68

TABEL IV.03
SARANA DAN PRASARANA
KUA KECAMATAN RANCABALI

NO KETERANGAN JUMLAH

1 RUANG TAMU 1

2 RUANG KEPALA 1

3 RUANG STAF 2

4 RUANG NIKAH 1

5 RUANG ARSIP 1

6 MUSHOLA 1

7 WC 1

Sumber : Profil KUA Kecamatan Kutawaringin Kabupaten


Bandung 2022

b. Visi dan Misi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Kutawaringin

Organisasi merupakan wadah dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan dimana setiap organisasi yang memiliki

kegiatan haruslah memiliki Visi dan Misi guna mencapai

tujuannya, adapun Visi dan Misi Kantor Urusan Agama

Kecamatan Kutawaringin adalah sebagai berikut:

1. Visi

Terwujudnya Kecamatan Kutawaringin sebagai

Kecamatan termaju dan terdepan dengan menjadikan


69

agama sebagia landasan hidup bermasyarakat sehingga

terlahir individu, keluarga, dan masyarakat yang bahagia,

cerdas, harmonis, dan sejahtera.

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas pelayanan nikah-rujuk terhadap

masyarakat dengan professional, ramah, cepat dan

akurat.

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam

membentuk kualitas keluarga Sakinah.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

pemberdayaan zakat dan wakaf.

d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam

membangun kehidupan beragama.

e. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pangan

halal.

f. Memberikan pelayanan informasi dan manasik haji.

g. Menumbuh kembangkan kepedulian masyarakat

terhadap Pendidikan agama islam.


70

STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KUTAWARINGIN
KABUPATEN BANDUNG

Kepala KUA

KELOMPOK JABATAN TATA USAHA DAN


FUNGSIONAL TERTENTU RUMAH TANGGA

PENGHULU
KEPALA KUA

PENYULUH
KEPALA KUA

JABATAN FUNGSIONAL
HONORER & KEAMANAN OPERATOR SIMKAH
UMUM

Sumber : Profil KUA Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung


2022

a. Daftar Pegawai/ Jabatan

Selanjutnya akan dibahas dari keadaan pegawai berdasarkan nama

pegawai dan jabatan untuk mengetahui lebih jelas lagi yang ada pada Kantor

Urusan Agama Kecamatan Rancabali kabupaten Bandung yang akan di

jelaskan pada tabel IV.04


71

TABEL IV.04

KEADAAN PEGAWAI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN

KUTAWARINGIN BERDASARKAN DAFTAR PEGAWAI DAN

JABATAN

Pend.
NO Nama NIP Pangkat/Golongan Jabatan
Terakhir

Drs. H. Dadang
1. 1966612111993031002 Pembina / IV a kepala S2
Ruhiat, M.S.I
Penghulu
2. Pendi, S.H.I., M.M 198211072005011002 Penata/ III c S2
Muda
Penata Muda Tk.
Abang Sabarudin, Penghulu S1
3. 1965506181993031001 I/ III b
S.Ag Pertama

Asep Rendy, S.H.I Penata Muda Tk. Penghulu


4. 198307072009121003 S1
I/ III b Pertama
Penyuluh
5. Dr.H. Mashudi, M.Ag 19720909200901109 Pembina / IV a S3
Ahli Madya

Penyuluh
Penata Muda Tk.
6. Heriyanto, S.PD.I 197303172009011009 Ahli S1
I/ III b
Pertama
Hj. Aam Faida 197803282011012008 Penata / III c Petugas Tata
S1
Anami, S.H.I Usaha &
7.
Rumah
Tangga

Petugas Tata
8. Penata Muda / III Usaha &
Dadang 197102121993031002 S1
c Rumah
Tangga
Sumber : Profil KUA Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung 2022
72

2. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik triangulasi. Proses triangulasi bisa dilakukan hingga akhirnya

mendapatkan hasil dari pada pengujian triangulasinya. Adapun teknik

triangulasi yang digunakan dalam pengambilan data dengan

wawancara menggunakan triangulasi sumber yang terdiri observasi,

wawancara, serta studi kepustakaan/dokumentasi. Proses ini dilakukan

guna menghasilkan informasi yang memiliki tingkat kredibilitas yang

tinggi dan dapat menggambarkan informasi yang sesungguhnya terjadi

di lapangan. Proses keabsahan data yang dilakukan peneliti adalah

dengan mendatangi tempat penelitian yaitu Kantor Urusan Agama

Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung, serta mengamati

bagaimana tingkat Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Nikah

WEB (SIMKAH WEB) di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kutawaringin Kabupaten Bandung. Berikut penjelasan mengenai

keabsahan data yang dilakukan peneliti :

a. Observasi

Tahap awal sebelum peneliti memutuskan untuk mewawancarai

seseorang atau informan, yaitu dengan melakukan observasi membuat

peneliti mengetahui objek penelitian, kondisi, dan bagaimana Efektivitas

Sistem Informasi Manajemen Nikah WEB (SIMKAH WEB) di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung .

Observasi ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan Kepala Kantor


73

Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung diawali

dengan peneliti datang langsung ke objek penelitiannya serta berkenalan

secara langsung. Kemudian mendapatkan kontak person dari salah satu

penghulu yang ditugaskan di KUA Kecamatan bagian Desa yaitu Bapak

Asep Rendy, setelah berkenalan peneliti diarahkan kepada Kepala KUA

Kecamatan Kutawaringin yaitu Bapak Drs.H. Dadang. Peneliti membuat

janji untuk melakukan wawancara dengan Kepala KUA Kecamatan

Kutawaringin. Selain memperkenalkan diri peneliti pun melakukan

observasi mengenai bagaimana Efektivitas Sistem Informasi Manajemen

Nikah WEB (SIMKAH WEB) di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kutawaringin Kabupaten Bandung

b. Wawancara

Wawancara merupakan bagian dari teknik yang peneliti gunakan di

dalam penelitian, hal ini peneliti anggap sebagai keadaan dimana

informasi diperoleh dengan melanjutkan teknik pengamatan yaitu

wawancara dengan bertanya kepada para informan guna menghasilkan

informasi yang mampu menjawab permasalahan di dalam penelitian ini.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu wawancara

dengan salah satu informan yang peneliti pilih dengan pertimbangan

bahwa informan tersebut mengetahui serta memahami mengenai

permasalahan yang akan peneliti tanyakan. Setelah mendapatkan

informasi dari salah satu informan peneliti melakukan wawancara

mendalam dengan beberapa informan yang di anggap memahami


74

mengenai permasalahan yang peneliti tanyakan. Wawancara pertama

yang dilakukan adalah dengan Bapak yaitu Bapak Drs.H. Dadang. untuk

mendapatkan informasi yang lebih banyak serta mendapatkan jawaban

dari permasalahan yang peneliti tanyakan, setelah mendapatkan

informasi dari salah satu penghulu pertama (Kepala KUA), peneliti di

arahkan kepada pegawai KUA yakni Bapak Pendi, S.H.I., M.M . Setelah

mendapatkan informasi dari salah satu pegawai KUA. Wawancara

terakhir peneliti adalah kepada masyarakat yang akan mendaftarkan

pernikahan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari teknik

yang dijalankan di dalam penelitian ini seperti observasi dan wawancara.

Dokumentasi sendiri berperan sebagai penguat informasi dari hasil

wawancara ataupun pengamatan yang peneliti lakukan selama penelitian

berlangsung dari awal hingga akhir penelitian. Informasi yang peneliti

peroleh dari hasil dokumentasi merupakan penggambaran dari apa

peneliti amati, telusuri dan didapatkan secara sengaja guna

mendokumentasikan perjalanan penelitian seperti diantaranya foto dari

lokasi penelitian, foto dari informan yang teridentifikasi, serta foto yang

berhubungan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Pengujian keabsahan data selanjutnya yang peneliti lakukan yaitu

triangulasi sumber dengan cara check and re-check, dilakukan dengan

pengulangan kembali terhadap informasi yang diperoleh. Crosscheck,


75

dilakukan dengan mengecek antara metode pengumpulan data yang

diperoleh dari materi atau data dan informan dengan observasi penelitian

yang selanjutnya hasil cross-check di dapat melalui presepsi peneliti

dengan fakta dari informan yang berbeda dan hasil penelitian lainnya.

3. Deskripsi Hasil Peneitian

A. Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis WEB

Penelitian yang menjadi variabel penelitiannya adalah

Efektivitas . Efektivitas merupakan tahapan yang sangat penting

dalam mengukur tingkat keefektifan suatu kebijakan yang dibuat

KEMENAG. Tahap ini menentukan apakah kebijakan yang

ditempuh oleh pemerintah benar-benar berjalan dengan baik atau

kurang baik dilapangan, dan berhasil menghasilkan output dan

outcomes seperti sesuai direncanakan.

Penelitian ini, peneliti menggunakan Efektivitas Duncan

dalam Streers, terdapat 3 sub variabel yang memebentuk hubungan

antara keefektifan dengan pelaksanaan (performance) . Selanjutnya

peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang telah di lakukan

melalu observasi, wawancara, catatan lapangan serta studi

kepustakaan /dokumentasi mengenai Efektivitas Sistem Informasi

Manajemen Nikah Berbasis WEB (SMKAH WEB) di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung


76

dengan menggunakan Efektivitas menurut Duncan dalam Streers

(2020:53) sebagai berikut :

a. Pencapaian Tujuan

Pencapaian Tujuan adalah suatu upaya keseluruhan

untuk mencapai suatu tujuan yang harus dipandang sebagai

suatu proses, dalam upaya pencapaian tujuan ini terdapat

beberapa proses yang harus dilakukan antara lain kurun

waktu pencapaian tujuan.

b. Integrasi

Integrasi adalah suatu proses pengukuran terhadap

tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan

sosialisasi, pengembangan konsensus, dan komunikasi

dengan organisasi lainnya.

c. Adaptasi

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang

dilakukan untuk menyelaraskan suatu individu terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Standar kebijakan dasar kebijakan Sistem Informasi

Manajemen Nikah berbasis Web (SIMKAH WEB) mengacu pada

hukum yang telah di tetapkan oleh Peraturan Menteri Agama NO

20 tahun 2019 tentang “ Pencatatan Pernikahan) pada BAB VII


77

Pengadministrasian Peristiwa nikah pasal 24 ayat 1 menjelaskan

bahwa “Administrasi Pencatatan Nikah menggunakan aplikasi

SIMKAH berbasis WEB”.

Terbitnya PMA tentang pencatatan nikah NO 20 tahun

2019 ini dalam rangka untuk tertib administrasi, transparansi ,

kepastian hukum dalam pelaksanaan pernikahan bagi umat islam.

untuk itu perlu adanya ketentuan yang mengatur mengenai

pencatatan pernikahan. Pada dasarnya Kepala Kantor Urusan

Agama Kecamatan Kutawaringin mengetahui mengenai kebijakan

kartu nikah sesuai peraturan – peraturan yang telah ada. Hal ini di

buktikan dari hasil wawancara dengan Kepala Kantor Urusan

Agama Kecamatan Kutawaringin Drs.H. Dadang Ruhiyat, M.Si

mengatakan bahwa :

“Mengenai Kebijakan SIMKAH WEB sumber


hukumnya PMA NO 20 tahun 2019. Kebijakan
SIMKAH WEB ini merupakan pengupgrade dari
pada SIMKAH DEKSTOP . Adapun tujuan dari
pada SIMKAH WEB ini untuk memudahkan calon
pengantin untuk mendaftar pernikahan dimana dan
kapan saja. Kebijakan ini menjadi inovasi baru
KEMENAG dalam menyeseuiakan perkembangan
zaman akan tetapi kebijakan ini harus di dukung
dari berbagai pihak dan juga organisasi internal
yang ada di KUA harus mampu menyesuaikan
tetapi karena sumber daya manusia di wilayah
Kutawaringin yang minim dan sarana prasaana
yang kurang mendukung menjadi hambatan oleh
karena itu SIMKAH WEB ini belum bisa efektif”.1

1
Hasil wawancara dengan bapak Drs.H. Dadang Ruhiyat, M.Si pada tanggal 07/09/2022
78

Hal ini senada juga yang di ungkapkan oleh ibu Operator

SIMKAH WEB Ibu Iis yang mengatakan :

“Aplikasi SIMKAH WEB ini kebijakan baru,


sebelumnya SIMKAH DEKSTOP, aplikasi
SIMKAH WEB ini di luncurkan untuk memudahkan
calon pengantin untu mendaftar pernikahan dimana
dan kapan saja. Akan tetapi hal ini menjadi polemik
sendiri ketika sekarang KUA tidak di berikan
kewengan untuk memvalidasi NIK calon pengantin,
Calon pengantin bebas meng entry data sendiri sesuai
dokumen – dokumen yang dimiliki akan tetapi
banyak terjadi kesalahan pengetikan nama yang di
lakukan oleh calon pengantinnya sendiri sehingga
tidak efektif dan efisien, SIMKAH WEB tidak cukup
membantu dalam proses pengadministrasin
pencatatan pernikah. Dilihat dari segi pelaksaan
SIMKAH DEKSTOP lebih memudahkan operator
dalam penginputan . Tujuan pemerintah dalam
SIMKAH WEB ini selain untuk memudahkan
masyarakat juga untuk melindungi operator, agar
ketika kesalahan pengetikan nama masyarakat tidak
menitikberatkan kepada pemerintah”.2

Namun pada kenyataanya banyak sekali masyarakat yang

belum mengetahui adanya aplikasi SIMKAH WEB ini seperti yang

diungkapkan oleh salah satu informan dari masyarakat yang belum

mengetahui SIMKAH WEB Ibu Neng Susilawati Mengatakan :

“Masyarakat belum mengetahui SIMKAH WEB.


Dikarenakan belum adanya sosialisasi dari pihak
KUA Kecamatan, sehingga masyarakat secara
asing kebijakan baru terkait SIMKAH WEB”.3

Hal ini senada juga yang di ungkapkan oleh salah satu

informan dari masyarakat ibu yuyun yuningsih mengatakan :

“Masyarakat biasanya mendaftatkan nikah online melalui


P3N (petugas pembantu pernikahan), Staff desa, Kadus.
2
Hasil wawancara dengan Ibu Iis pada tanggal 24/08/2022
3
Hasil wawancara dengan ibu Neng Susilawati pada tanggal 30/08/2022
79

Kurangnya sosialisasi dari pihak KUA, terkadang juga


terkendala oleh faktor usia, faktor penndidikan, faktor
terotorial, dan faktor ekonomi ”.4

Sistem Informasi Manajemen Nikah berbasis WEB (SIMKAH

WEB) di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin memiliki

tujuan yang tercantum di dalam Peraturan Menteri Agama No 20

tahun 2019 tentang pencatatan pernikahan, yaitu tertib administrasi ,

transparansi, serta kepastian hukum dalam pelaksanaan pernikahan

bagi umat islam. Untuk itu perlu adanya ketentuan yang mengatur

mengenai pencatatan pernikahan serta meminimalisir tingkat

manipulasi data buku nikah.

B. Faktor yang menjadi Hambatan Sistem Informasi Manajemen Nikah

Berbasis WEB

pengertian dari hambatan adalah sesuatu yang dapat

menghalangi kemajuan atau pencapaian suatu hal. Pada penelitian

ini faktor penghambat proses Sistem Informasi Manajemen Nikah

didefinisikan sebagai hal, keadaan yang dapat merintangi,

menahan dan menghalangi proses pelaksanaan SIMKAH WEB

tersebut.

Selain itu, dibutuhkan proses sosialisasi yang jelas agar

proses SIMKAH WEB ini berjalan dengan efektif. Organisasi

publik tentunya harus mempunyai sumber daya manusia yang

berkualitas oleh karena itu pendidikan menjadi sumber utama bagi

4
Hasil wawancara dengan ibu yuyun Yuningsih pada tanggal 08/09/2022
80

aparatur sipil negara. Hal ini di sampaikan oleh Kepala Kantor

Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin Drs.H. Dadang Ruhiyat,

M.Si mengatakan bahwa :

“Sistem Informasi Manajemen Nikah berbasis


WEB merupakan aplikasi yang tentunya
sumber daya manusia mempunyai kemampuan
dan kekuatan pada diri yang dapat
ditingkatkan dan dapat dikembangkan menjadi
lebih baik dengan sarana dan prasarana yang
tepat dan baik. SIMKAH WEB ini merupakan
aplikasi yang tentunya operator harus betul-
betur memahami teknis dari pada SIMKAH
WEB tersebut”5
Hal ini diungkapkan juga oleh ibu Iis selaku

operator SIMKAH WEB tersebut mengatakan :

“ Sumber daya manusia yang ada di


organisasi publik memang betul harus
berpotensi karena untuk memanajemen tata
kerja teknis organisasi harus sumber daya
manusia yang faham akan tanggung jawab
pekerjaan seperti halnya SIMKAH WEB
dituntut harus bisa mengoprasikan komputer
memahami aplikasi yang sedang di jalankan
harus mampu mengemban tugas – tugas di
kantor”6
Dan diungkapkan juga oleh bapak Fendi, S.H.I,

M.M mengatakan:

“Problematika penerapan SIMKAH masih


saja muncul. Diantara masalah tersebut
ialah terbatasnya koneksi internet/jaringan,
jarak teritorial yang jauh menjadi hambatan
susahnya sosialisasi . Kemudian server
SIMKAH yang cuma ada satu saja dipakai
seluruh Indonesia, yang menyebabkan

5
Hasil wawancara dengan Bapak Drs.H. Dadang Ruhiyat, M.Si pada tanggal 20/08/2022
6
Hasil wawancara dengan Ibu Iispada tanggal 24/08/2022
81

berebut server untuk masing-masing KUA.


Data dari calon pengantin berbedabeda,
data di KTP, Kartu Keluarga dan Ijazah
berbeda, hal ini menyebabkan sulitnya
melakukan verifikasi data.” 7

Informasi terkait kebijakan SIMKAH web ini seharunya

tersampaikan secara jelas kepada calon pengantin yang mau

menikah pada saat kursus calon pengantin atau menjadwalkan

untuk sosialisasi minimal 1 bulan sekali agar objek kebijakan

mengetahui maksud dan tujuan daripada kebijakan ini,

Berdasarkan Wawancara dengan operator SIMKAH WEB Ibu Iis

mengatakan :

“Kami sebenarnya sudah menginformasikan


terkait SIMKAH WEB ini kepada penghulu,
desa dan sosial media tetapi belum secara
langsung mengsosialisasikannya dari KUA
ke masyarakat. Dengan Aplikasi yang sering
error pihak KUA sedikit di persulit dengan
adanya kebijakan ini karena ketika calon
pengantin meng entry data sendiri dan
memasukan NIK ke SIMKAH WEB
tersebut terdapat kesalahan tersendiri calon
pengantin mengetik nama sehingga data
tersebut tidak valid dan di lakukan berulang
–ulang ”8
Hal tersebut di ungkap kan oleh penghulu

Kecamatan Kutawaringin yakni Bapak Fendi, S.H.I, M.M

yang mengatakan :

“Perubahan Kebijakan merupakan suatu


arahan untuk kemajuan suatu organisasi
akan tetapi tidak semua masyarakat bisa
dan memahami isi dari pada suatu

77
Hasil wawancara dengan Bapak Fendi, S.H.I, M.M pada tanggal 22/08/2022
8
Hasil wawancara dengan Ibu Iis pada tanggal 24/08/2022
82

kebijakan sepeti halnya SIMKAH WEB


ini, proses pendaftaran pernikahan di
daerah biasa di wakilkan oleh orang tua
nya oleh karena itu proses pendaftaran
SIMKAH WEB jarang dimengerti dan
juga orang tua calon pengantin lebih
memilih manual mengumpulkan berkas” 9

Pernyataan diatas mengganmbarkan bahwasanya potensi

pada organisasi publik perlu di sesuaikan, melihat perkembangan

teknologi semakin pesat organisasi publik terus mengembangkan

pelayanan nya berbasis online dan masih belum Efektif di

karenakan informasi belum tersampaikan kepada masyarakat

dengan jelas. Oleh karena itu proses Sosialisasi dari pihak Kantor

Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin terkait SIMKAH WEB

sangat menentukan bagi penerapan kebijakan PMA no 20 Tahun

2019 tentang pencatatan Pernikahan terkain pelaksanaan SIMKAH

WEB. Dan sehausnya dlakukan Bimbingan Teknis SIMKAH

WEB pernah di laksanakan 3 bulan sekali.

C. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Sistem Informasi

Manajemen Nikah Berbasis WEB

Untuk langkah yang dilakukan KUA adalah dengan

mengoptimalkan SDM yang ada dan juga berusaha

memperbaiki permasalahan yang sering terjadi dalam penerapan

SIMKAH WEB. Disamping itu pihak KUA berharap agar ke

depannya dapat memperbaiki dan menambahkan jaringan

internet untuk menunjang sarana Online. Kemudian KUA juga


9
Hasil wawancara dengan Bapak Fendi, S.H.I, M.M pada tanggal 22/08/2022
83

sangat mengharapkan agar para calon pengantin harus

memperbaiki atau mengupdate data diri terlebih dahulu di

DUKCAPIL, hal ini bisa menjadi kebijakan KUA untuk

menolak melangsungkan pencatatan jika data masih

bermasalah. Alternatif lainnya ialah mengadakan dana

perbaikan dan penambahan sarana prasarana untuk menunjang

program SIMKAH.

Hal ini disampaikan oleh ibu Iis selaku operator

SIMKAH WEB mengatakan:

“Untuk mengatasi beberapa hal tersebut pihak


kami juga masih berupaya secara maksimal
meskipun dirasa masih memiliki hambatan. Kami
berupaya memperbaiki dan menambahkan
jaringan internet untuk menunjang sarana Online.
Diharapkan ada penambahan server SIMKAH
minimal per Provinsi sehingga server SIMKAH
mudah di koneksi. Calon Pengantin Harus
memperbaiki atau mengupdate data diri terlebih
dahulu di DUKCAPIL” 10
Hal ini senada juga yang diungkapkan oleh salah

satu informan dari bapak fendi, S.H.I, M.M yang

mengatakan :

“Untuk mengatasi beberapa masalah khususnya


jaringan kami berusaha memperbaiki dan
menambahkan jaringan internet untuk menunjang
sarana online, alhamdulillah sudah bisa
dilaksanakan meski jaringan bisa saja naik turun.
Kami berharap adanya penambahan server
SIMKAH minimal per Provinsi sehingga server
SIMKAH mudah di koneksi. Dan yang paling

10
Hasil wawancara dengan Ibu Iispada tanggal 24/08/2022
84

penting bahwa calon pengantin harus


memperbaiki atau mengupdate data diri terlebih
dahulu di DUKCAPIL”. 11

B. Pembahasan

1. Efektifitas Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis WEB

Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis WEB

(SIMKAH WEB) dimaksudkan untuk mempermudah pencatatan

pernikahan, calon penggantin bisa terdaftar pernikahan dimanapun dan

kapanpun hanya dengan memasukan NIK dan meng entry data sendiri,

melalui SIMKAH WEB ini data akan tersimpan aman di KUA dan

terintegrasi kepada Kemenag Kabupaten/Kota di Kantor Wilayah

Proponsi dan di Bimas Islam. Tujuan SIMKAH adanya 2 tujuan

utama, dalam penerapan SIMKAH di kantor urusan agama Kecamatan

yaitu diperlukan sistem penyeragaman data dan diperlukan backup

data yang terintegrasi dari KUA terhadap Kementrian Agama pusat.

Kebijakan adalah suau rangakaian konsep dan asas yang menjadi

pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, Oleh

karena itu , di perlukan sebuah penerapan agar bisa menjadi tolak ukur

sejauh mana kebijakan tersebut terimplemetasi. Salah satunya aturan

yang di buat oleh KEMENAG yang tertuang dalam PMA NO 20

Tahun 2019 tentang Pencatatan Nikah.

11
Hasil wawancara dengan Ibu Iispada tanggal 24/08/2022
85

Berdasarkan Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Keefektifan

SIMKAH WEB ini dapat mempermudah proses pencatatan pernikahan

apabila Pencapaian Tujuan dapat di maksimalkan dan mengatur

sumber daya yang ada dari mulai kemampuan teknis, kemampuan yang

berhubungan dengan teknis pekerjaan seperti mengaplikasikan

SIMKAH WEB, kemudian Meningkatkan “SOP” (standar oprating

procedurs) yaitu, pedoman tata aliran kerja dalam pelaksanaan

kebijkan.

2. Faktor yang Menjadi Hambatan Sistem Informasi Manajemen Nikah

Berbasis WEB

Berdasarkan Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor

yang menjadi hambatan di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kutawaringin Kabupaten Bandung menganai SIMKAH WEB

masih belum optimal. Terdapat beberapa hambatan salah satunya

karena server SIMKAH seluruh Indonesia, jarak Teritorial cukup

jauh sehingga belum adanya Sosialisasi kepada masyarakat.dan

masyarakat pun belum sepenuhnya mengetahui SIMKAH WEB.

Sehingga calon penggantin mengetahui SIMKAH WEB setelah

mendaftarkan pernikahan. Oleh karena itu proses Sosialisasi dari

pihak Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin terkait

SIMKAH WEB sangat menentukan bagi penerapan kebijakan

PMA no 20 Tahun 2019 tentang pencatatan Pernikahan terkait

pelaksanaan SIMKAH WEB


86

3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Sistem Informasi

Manajemen Nikah Berbasis WEB

Diantara permasalahan terkait SIMKAH di KUA yakni

terbatasnya koneksi internet/jaringan, yang menyebabkan

terkendalanya koneksi secara online. Server SIMKAH yang cuma

ada satu saja dipakai seluruh Indonesia, yang menyebabkan

berebut server. Selain itu, aplikasi SIMKAH masih banyak fitur

yang kurang maksimal, yang menyebabkan operator harus mengisi

manual. Ketika penulis mempertanyakan langkah yang dilakukan

pihak KUA dalam mengatasi permasalahan SIMKAH di KUA,

pihak KUA berupaya memperbaiki dan menambahkan jaringan

internet untuk menunjang sarana Online. KUA juga akan

menambah server SIMKAH minimal per Provinsi sehingga server

SIMKAH mudah di koneksi, serta mengupdate aplikasi SIMKAH

untuk mempermudah operator SIMKAH. Pihak KUA harus

memberi arahan tentang SIMKAH WEB 1 bulan sebelum

pendaftram kepada calon pengantin, agar masyarakat paham

mengenai pendaftaran nikah bisa melalui online.

4. Temuan Penelitian

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 517 tahun

2001 tentang “penataan Organisasi Kantor Urusan Agama

Kecamatan” menyebutkan bahwa tugas Kantor Urusan Agama

adalah melaksanakan sebagian tugas kantor Departemen Agama


87

Kabupaten dan Kota dibidang Urusan Agama Islam dalam

wilayah Kecamatan dan mempunyai tugas yaitu

menyelenggarakan statistik dan dokumentasi, menyelenggarakan

surat menyurat, kearsipan, pengetikan, dan rumah tangga KUA

Kecamatan dan melaksanakan pencatatan nikah, rujuk, mengurus

dan membina masjid, zakat, wakaf, baitul maal dan ibadah sosial,

kependudukan dan pengembangan keluarga sakinah sesuai

dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Dirjen Bimas Islam

berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Kantor

Urusan Agama sebagai unit kerja terbawah merupakan ujung

Kantor Urusan Agama Kecamatan memiliki posisi yang sangat

penting dalam membantu terwujudnya cita-cita Kementerian

Agama.

KUA Kec. Kutawaringin  merupakan salah satu dari 31

KUA Kecamatan di lingkungan Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Bandung. KUA Kutawaringin merupakan instansi

terdepan Kementerian Agama . Berdasarkan data yang di peroleh

dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Rancabali masyarakat

yang ingin menikah terdiri dari desa Cilame, Padasuka,

Sukamulya, Buninagara, Kopo, Kutawaringin, Cibodas, Jatisari,

Gajahmekar, Pamentasan, dan Jelegong . Dari data yang di

peroleh calon pengantin yang mendaftar pernikahan dari bulan

Mei sampai dengan Agustus adalah 274 orang dari satu


88

kecamatan, akan tetapi pendaftaran nikah banyak yang di

wakilkan oleh wali nya. Dari jumlah 274 calon pengantin yang

menikah di Kantor Ursan Agama kecamatan Rancabali hanya 3%

calon pengantin yang tidak di wakilkan oleh walinya.

Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin dalam

pelaksanaan kebijakan dengan peraturan yang menjadi acuan

pelaksanaanya, upaya kantor Urusan Agana Kecamatan

Kutawaringin dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat

yang khususnya calon pengantin sudah terbilang cukup baik.

Pendaftaran nikah online bisa langsung membuka website

simkah.kemenag.go.id langsung ke menu daftar nikah isi form

pendaftaran, unggah foto, checklist dokumen dan cetak bukti

pembayaran. Pendaftara pernikahan maksimal 1 bulan sebelum

acara. Adapun hambatan SIMKAH WEB ini adalah jaringan dan

aplikasi yang sering error dan sosialisasi SIMKAH WEB yang

belum tersampaikan kepada msayarakat. Sehinggan pendaftaran

nikah banyak di menggunakan manual seperti mengumpulkan

berkas hardfile ke Kantor Urusan Agama . adapun dokumen yang

harus di lengkapi adalah Surat pengantar RT/RW, Fotocopy KTP

calon pengantin, Fotocopy KK, Fotocopy KTP orang

tua,Fotocopy akta, Fotocopy Ijazah terakhir, Pas Foto 2x3 3

lembar,pas foto 4x6 1 lembar, dan surat keterangan belum

menikah. Dokumen – Dokumen tersebut di bawa ke kantor urusan


89

agama untuk melakukan pendaftaran nikah. Penerapan SIMKAH

WEB ini belum terimpplemtasi dengan baik di karenakan

berbagai hambatan yakni Kemampuan organisasi terhadap teknis

SIMKAH WEB, Sosialisasi yang jarang di lakukan, Aplikasi

yang sering bermasalah ,dalam hal ini harus ada pihak terkait

yang memberikan dukungan penuh seperti KEMENAG yang rutin

mengadakan bimingan teknis kepada operator dan juga

pembenahan terhadap aplikasi SIMKAH WEB agar bisa di

terapkan dengan baik di seluruh kantor urusan agama selurh

Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Drs.H.

Dadang Ruhiyat, M.Si selaku kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan Kutawaringin, peneliti mendapatkan beberapa

argumen untuk menjawab rumusan masalah mengenai Efektivas

Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis WEB

(SIMKAH WEB) di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kutawiringin Kabupaten Bandung , yaitu beliau menjelaskan :

a. Efektivas Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis WEB

(SIMKAH WEB) di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kutawaringin

Kebijakan mengenai SIMKAH WEB ini merupakan

kebijakan yang dibuat oleh KEMENAG untuk mendukung

tertib administasi dalam pencatatan pernikahan. SIMKAH

adalah singkatan dari "Sistem Informasi Manajeman Nikah"


90

sebuah program Aplikasi Komputer berbasis Windows yang

berguna untuk mengumpulkan data-data nikah dari seluruh

Kantor Urusan Agama (KUA) di Wilayah Republik Indonesia

secara "online" ,data akan tersimpan dengan aman di KUA

setempat, di kabupaten/kota di Kantor Wilayah Propinsi dan

di Bimas Islam. Data-data tersebut berguna untuk membuat

berbagai analisa dan laporan sesuai dengan berbagai

keperluan. Ini deretan keunggulan aplikasi SIMKAH WEB

yang Aplikasi ini merupakan pengembangan dari aplikasi

Simkah generasi pertama yang berbasis desktop.

SIMKAH WEB juga dirancang untuk mempermudah

pengelolaan administrasi nikah dan rujuk pada KUA dengan

dukungan validitas data yang terintegrasi dengan data

kependudukan dan catatan sipil. Ada sejumlah keuntungan

aplikasi ini diantaranya, pertama, mudah digunakan karena

input data yang dilakukan cukup memasukan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) maka formulir nikah sudah terisi

dengan data-data isian yang diperlukan dalam membuat akta

nikah, buku nikah dan kartu nikah. Kedua, aplikasi Simkah

dilengkapi fitur untuk mencetak kartu nikah dan survey

kepuasaan masyarakat. Ketiga, menyediakan menu layanan

publik yang dapat diakses secara online yaitu pendaftaran

nikah.Keempat, dapat diintegrasikan ke berbagai aplikasi


91

layanan yang sesuai dengan kebutuhan seperti aplikasi

penerimaan negara bukan pajak (PNBP) online yang saat ini

sedang dalam proses integrasi. Kelima, pelaporan data

peristiwa nikah dengan variable data yang diinput dapat

ditampilkan dalam bentuk data statistik seperti data usia

nikah, pendidikan dan pekerjaan. Keunggulan – keuggula

SIMKAH WEB akan dapat di rasakan apabila sudah

terimplemntasi dengan baik .

Kebijakan SIMKAH WEB merupakan cita – cita

KEMENAG untuk menjadikan organisasi publik menjadi

organisasi tertib administasi akan tetapi peneliti menemukan

hambatan yang menjadi tidak terimplementasi SIMKAH

WEB dengan baik

b. Hambatan Efektivitas SIMKAH WEB di Kantor Urusan

Agama Kecamatan Kutawaringin

Penelitian yang di lakukan oleh penulis menemukan

beberapa temuan – temuan ketika melaksanakan penelitian

kelapangan, dengan observasi dan wawancara, catatan

lapangan serta dari dokumen yang di dapatkan, kebijakan

mengenai SIMKAH WEB ini tidak selalu berjalan dengan

lancar . Kebijakan – kebijkan yang di rumuskan terkadang

tidak sesuai dengan apa yang di cita- citakan . Terdapat

permasalahan yang di alami yaitu berasal dari intenal


92

lembaga, SDM yang kurang optimal, informasi yang belum

tersampaikan dengan jelas, aplikasi SIMKAH WEB yang

sering mengalami error. Sehingga akan menghambat jalannya

kebijakan SIMKAH WEB di kantor urusan agama kecamatan

Kutawaringin.

Sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan

terdapat beberapa hambatan yang di alami dalam proses

proses pelaksanaan kebijakan SIMKAH WEB di kantor

urusan agama kecamatan Kutawiringin kabupaten Bandung

seperti : Pertama belum ada sosialisasi dari pihak KUA

kecamatan Kutawaringin kepada masyarakat secara

menyeluruh, yang mendapatkan informasi mengenai

SIMKAH WEB hanya orang yang aktif di media social

seperti instagram karena melihat langsung dari situs

KEMENAG nya sendiri, kedua Operator SIMKAH yang

merasa di beratkan dengan adanya SIMKAH WEB karena

operator tidak di beri kewenangan oleh KEMENAG

menvalidasi NIK beda hal nya dengan SIMKAH DESTOP

yang bisa menvalidasi NIK oleh operator sehingga ketika ada

kesalahan operator bisa membenarkannya sendiri , beda

halnya dengan SIMKAH WEB ketika ada kesalahan Calon

pengantin harus login lagi sehingga dari segi waktu tidak

efektif dan efisien, Ketiga SIMKAH WEB yang sering


93

mengalami gangguan karena SIMKAH WEB di akses oleh

seluruh KUA yang ada di Indonesia. Oleh karena itu situs

SIMKAH WEB ini sering mengalami masalah sehingga

menyebabkan operator kurang nyaman dalam menggunakan

SIMKAH WEB .

c. Upaya dalam mengatasi Hambatan

Dari berbagai hambatan yang dimiliki oleh Kantor

Urusan Agama Kecamatan Kutawaringin, KUA kecamatan

Kutawaringin berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi

hambatan – hambatan tersebut , diantaranya :

1. Mensosialisasikan SIMKAH WEB kepada penghulu,

desa dan di sebar luaskan menggunakan facebook oleh

operator SIMKAH WEB.

2. Mencoba mengikuti BIMTEK terkait teknis

pelaksanaan SIMKAH WEB agar lebih di mengerti oleh

operator sehigga dapat lebih menyesuaikan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan SIMKAH di KUA Kecamatan Kutawaringin mempermudah proses

pelayanan nikah, namun dalam penerapannya tidak dapat dikatakan maksimal.

Melihat dari aplikasi SIMKAH WEB ini yang masih memiliki kendala dalam

menerapkan SIMKAH di KUA.

2. Problematika yang dihadapi dalam proses penerapan SIMKAH di Kantor

Urusan Agama Kecamatan ialah pada aspek koneksi internet dan jaringan yang

masih kurang memadai, SDM yang masih kurang menjadi kendala KUA dalam

menerapkan SIMKAH, server SIMKAH yang hanya satu se Indonesia

mengakibatkan saling berebut server, serta data calon pengantin yang berbeda-

beda.

3. Solusi dalam mengatasi problematika penerapan SIMKAH di Kantor Urusan

Agama Kecamatan Kutawaringin ada yang belum terlaksana dan ada juga yang

sudah terlaksana. Solusi yang belum terlaksana adalah dengan memperbaiki

koneksi internet dan jaringan atas dari pemerintah dalam rangka perbaikan KUA,

mengoptimalkan SDM yang ada serta meminta agar ada sosialisasi dan pelatihan

SDM dalam hal SIMKAH, mengupayakan website SIMKAH yang ada dan

mengusahakan agar adanya perbaikan data server atau penambahan server, serta

95
96

yang sudah dilaksanakan yaitu meminta para calon pengantin untuk memperbaiki

dan memperbarui data diri pada saat melakukan pendaftaran nikah.

B. Saran

Pada kesimpulan hasil penelitian diatas, berikut disampaikan beberapa

atau rekomendasi yang dapat di jadikan bahan pertimbangan di dalam Efektivitas

Sistem Informasi Manajemen Nikah berbasis WEB di Kantor Urusan Agama

Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung yaitu :

1. .Diadakan Sosialisasi secara terjadwal oleh Pihak KUA kepada calon pengantin

mengenai teknis SIMKAH WEB minimal 1 bulan sekali, atau bisa pada saat

SUSCATIN agar mereka paham mengenai maksud dan tujuan terkait SIMKAH

WEB.

2. Pembenahan Aplikasi SIMKAH WEB secara terpusat ole KEMENAG agar

lebih mudah di gunakan oleh operator SIMKAH WEB.

3. .BIMTEK secara rutin oleh KEMENAG untuk menambah keilmuan para

operator SIMKAH WEB terkait teknis pelaksaan SIMKAH WEB.


97

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Bangun, Wilson
2011 Intisari Manajemen,P.T.Refika Aditama, Bandung.
Handoko, T.Hani,
2015 Manajemen 2, BPFE, Jakarta.
Hasibuan Malayu S.P.,
2017 Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (Edisi Revisi),
Bumi Aksara, Jakarta.
Maksudi, Beddy Irawan
2017 Dasar-dasar Administrasi Publik, P.T. Raja Grafindo
Persada, Depok
Pasolong, Harbani
2017 Teori Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung.
Ridwan
2016 Hukum Administrasi Negara, P.T. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Simon, Herbert
2004 Administrasi Behavior Perilaku Administrasi : Suatu Studi
tentang Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Administrasi, Bumi Aksara, Jakata.
Silalahi, Ulbert
2017 Studi Tentang Ilmu Administrasi, Sinar Baru Algesindo,
Bandung.
Sutrisno
2007 Sebaiknya Anda Tahu Administrasi, ARY-ADI, Cianjur.
Sugiyono
98

2017 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,


Alfabeta , Bandung.
Steers
2020 Efektifitas Organisasi, Erlangga , Jakarta.

Sumber-sumber lainnya:

Peraturan Mentri Agama No.20 tahun 2019 tentang Pencatatan Perkawinan

Peraturan Mentri Agama (PMA) nomor 34 tahun 2016 tentang organisasi dan tata
kerja kantor urusan kerja Kecamatan

Surat Edaran B.4708/DJ.III.II.2/HM.00/11/2018 tentang penerapan SIMKAH


pada seluruh kantor urusan agama kecamatan

Sumber Penelitian Terdahulu

1. Wardiman tahun 2020 “Administrasi Pernikahan Digital : Penerapan


SIMKAH Online di Kantor Urusan Agama di Kota Yogyakarta”
http://diglib.uin-suka.ac.id
2. Muhammad Ilham Purnama tahun 2018 ”Efektivitas Penerapan SIMKAH
di KUA Syiah Kuala Kota Banda Aceh”
https://jurnal.ar-rainy.ac.id
3. Yullang tahun 2020 “Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah
(SIMKAH) dalam meningkatkan mutu pelayanan nikah di KUA
kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang”
http://repository.iainpare.ac.id
99

4. Anggia Dahlia Lubis 2020 “ Implementasi system informasi manajemen

nikah (SIMKAH) online di kantor urusan agama kecamatan medan kota

http://repository.uma.ac.id

5. Iramsyah Noor tahun 2018 “implementasi sistem informasi manajemen

nikah dalam pelayanan pencatatan pernikahan di kantor urusan agama

pada Wilayah Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara”

https://siakad.ar-rainy.ac.id
100

PEDOMAN WAWANCARA

A. PENCAPAIAN TUJUAN
1. Apa fungsi SIMKAH WEB ?
2. Apakah tujuan dari adanya SIMKAH WEB ?
3. Sejauh mana tujuan SIMKAH WEB yang telah tercapai, apakah setiap
tahunnya mengalami peningkatan atau sebaliknya.
4. Apakah sudah berjalan dengan baik penerapan SIMKAH WEB?
5. Apa saja kendala yang dialami dalam menjalankan SIMKAH WEB?
6. Apa saja upaya dan solusi dalam menangani permasalahan SIMKAH
WEB?
7. Berapa persentase masyarakat yang mengetahui perihal SIMKAH
WEB.
8. Apakah aparatur KUA dipermudah dengan adanya SIMKAH WEB?
9. Bagaimana sumber daya manusia atau pegawai yang ada di KUA
Kecamatan Kutawaringin perihal penggunaan SIMKAH WEB.
10. Apakah dengan adanya SIMKAH WEB ini membantu berjalannya
proses administrasi di KUA Kecamatan Kutawaringin.
11. Apa dasar hukum yang digunakan dalam SIMKAH WEB.

B. INTEGRASI
1. Bagaiamana proses pelaksanaan SIMKAH WEB.
2. Apakah sebelumnya ada sosialisasi mengenai SIMKAH WEB kepada
masyarakat.
3. Bagaiamana proses sosialisasi SIMKAH WEB.
4. Sosialisasi apa saja yang diberikan oleh aparatur setempat kepada
masyarakat mengenai SIMKAH WEB.
5. Bagaimana sistem pengawasan dan pengendalian dalam SIMKAH
WEB.
101

C. ADAPTASI
1. Bagaimana tanggapan masyarakat dengan adanya SIMKAH WEB.
2. Sejauh mana pemahaman masyarakat mengenai SIMKAH WEB.
3. Bagaiamana sarana dan prasarana yang diberikan untuk menunjang
kegiatan SIMKAH WEB.
4. Apakah ada perubahan strategi dalam pelaksanaan SIMKAH WEB.
5. Apa yang didapatkan masyarakat dari program SIMKAH WEB.

D. Wawancara dengan Masyarakat Kecamatan Kutawaringin


1. Apakah anda mengetahui SIMKAH WEB?
2. Bagaimana pendapat anda tentang SIMKAH WEB?
3. Apakah ada sosialisasi dari pihak KUA?
4. Apakah dengan adanya SIMKAH WEB dapat membantu dalam proses
pengadministrasian?
5. Harapan ibu/bapak terkait SIMKAH WEB?
6. Kendala apa saja yang menajadi penghambat dalam menjalankan
aplikasi SIMKAH WEB?
102

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA

INFORMAN I(1-1)

Q A
(1) (2)
Apa fungsi SIMKAH WEB ? Fungsi SIMKAH WEB berguna
untuk mengumpulkan data-data
Nikah dari seluruh Kantor Urusan
Agama (KUA) di Wilayah
Republik Indonesia secara online
maupun offine, data akan
tersimpan dengan aman di KUA
setempat, di Kabupaten/Kota di
Kantor Wilayah Propinsi dan di
Bimas Islam.
Apakah tujuan dari adanya SIMKAH WEB juga dirancang
SIMKAH WEB ? untuk memperudah pengeolaan
adiministrasi Nikah dan Rujuk
pada KUA dengan dukungan
validitas data yang terintegrasi
dengan data Kependudukan dan
Catatan Sipil.
Sejauh mana tujuan SIMKAH Pada jaman dahulu SIMKAH WEB
WEB yang telah tercapai, apakah sangat nyaman digunakan, hanya
setiap tahunnya mengalami dengan memasukan NIK calon
peningkatan atau sebaliknya. pengantin muncul otomatis data.
tinggal NIK validasi muncul
datanya. Kalau sekarang
Kementrian Agama sudah tidak
ada MOU lagi dengan Kementrian
103

dalam Negri sehingga untuk


sekarang setiap data itu harus dituis
atau diketik dari awal.
Apakah sudah berjalan dengan Penerapan SIMKAH WEB sudah
baik penerapan SIMKAH WEB? hampir 100% berjalan dengan
baik. Setiap pencatatan Pernikahan
sudah
Apa saja kendala yang dialami Kendalanya server sering error
dalam menjalankan SIMKAH karena SIMKAH WEB dipakai
WEB? oleh seluruh KUA di Indonesia.

Apa saja upaya dan solusi dalam Karena ini aplikasinya dikelola
menangani permasalahan oleh Kementrian Agama Pusat,
SIMKAH WEB? kalau untuk KUA sendiri tidak bisa
memberikan solusi atau perbaikan-
perbaikan SIMKAH, KUA hanya
pengguna SIMKAH WEB.
Berapa persentase masyarakat Paling 30% tidak semua orang
yang mengetahui perihal paham tentang SIMKAH WEB inI.
SIMKAH WEB.

Apakah aparatur KUA Dipermudah karena data-data


dipermudah dengan adanya SETIAP pernikahan bisa dicari
SIMKAH WEB? melalui SIMKAH

Bagaimana sumber daya Tidak semua nya paham ada


manusia atau pegawai yang ada beberapa yang tidak paham karena
di KUA Kecamatan factor usia.
Kutawaringin perihal
penggunaan SIMKAH WEB.
104

Apakah dengan adanya Sangat membantu sekali, data


SIMKAH WEB ini membantu tersimpan rapih dan gampang
berjalannya proses administrasi mencari data calon pengantin.
di KUA Kecamatan
Kutawaringin.

Apa dasar hukum yang Terbitnya PMA tentang pencatatan


digunakan dalam SIMKAH nikah NO 20 tahun 2019 ini dalam
WEB. rangka untuk tertib administrasi,
transparansi , kepastian hukum
dalam pelaksanaan pernikahan bagi
umat islam. untuk itu perlu adanya
ketentuan yang mengatur mengenai
pencatatan pernikahan
Bagaiamana proses pelaksanaan Mengakses laman
simkah.kemenag.go.id, Klik
SIMKAH WEB.
“Daftar” pada menu daftar nikah,
Memilih lokasi pelaksanaan
akad nikah, Menetukan provinsi,
kabupaten/kota, dan
kecamatan,Memilih menikah di
luar KUA atau di KUA,
Menentukan tanggal dan jam
akad nikah, Masukkan data calon
mempelai laki-laki dan perempuan.
Apakah sebelumnya ada Sebelmnya tidak ada sosialisasi
sosialisasi mengenai SIMKAH kepada masyarakat, paling sebelum
WEB kepada masyarakat. pendaftaran diberikan arahan
tentang SIMKAH.
Bagaiamana proses sosialisasi Sosialisasi SIMKAH WEB Ketika
SIMKAH WEB. calon pengantin mendaftarkan
Nikah, disitulah diberikan
arahanya.
Sosialisasi apa saja yang Diberitahu kepala calon pengantin
105

diberikan oleh aparatur setempat cara mendaftarkannya bisa melalui


kepada masyarakat mengenai online oleh sendiri pun bisa.
SIMKAH WEB.

Bagaimana sistem pengawasan Pengawasan dan pengendalian


dan pengendalian dalam SIMKAH WEB mungkin dalam
SIMKAH WEB. pengawasan SIMKAH WEB kita
bisa mengetahui data tersebut palsu
atau tidak dari salah satu tandanya
SIMKAH WEB itu dilengkapi
dengan barqode, setiap buku nikah
harus ada barqode nya, dri barqode
itu bisa diketahui bahwa
pernikahan itu terdaftar atau tidak.
Bagaimana tanggapan Untuk awal-awal masyarakat
masyarakat dengan adanya banyak yang mengeluh, karena
SIMKAH WEB. dengan adanya SIMKAH WEB,
mengharuskan mereka menyiapkan
data yang lengkap.
Sejauh mana pemahaman Kebanyakan masyarakat belum
masyarakat mengenai SIMKAH mengetahui tentang SIMKAH,
WEB. tetapi ada beberapa yang tahu.

Bagaiamana sarana dan Cuman ada beberapa komputer


prasarana yang diberikan untuk yang dipakainya untuk
menunjang kegiatan SIMKAH medaftarkan SIMKAH calon
WEB. pengantin.

Apakah ada perubahan strategi Dulu ada peraturan SIMKAH itu


dalam pelaksanaan SIMKAH hanya oleh pihak KUA diinput oleh
WEB. operator. Kalau sekarang yg input
106

data diwajibkan oleh setiap


pasangan calon pengantin.
Apa yang didapatkan masyarakat Memudahkan calon penggantin
dari program SIMKAH WEB. untuk mendaftarkannya, dan
mengisi nya oleh calon pengantin.

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA


INFORMAN II(1-2)

Q A
(1) (2)
Apa fungsi SIMKAH WEB ? Fungsi SIMKAH WEB berguna
untuk mengumpulkan data-data
Nikah dari seluruh Kantor Urusan
Agama (KUA) di Wilayah
Republik Indonesia secara online
maupun offine, data akan
tersimpan dengan aman di KUA
setempat, di Kabupaten/Kota di
Kantor Wilayah Propinsi dan di
Bimas Islam.
Apakah tujuan dari adanya SIMKAH WEB juga dirancang
SIMKAH WEB ? untuk memperudah pengeolaan
adiministrasi Nikah dan Rujuk
pada KUA dengan dukungan
validitas data yang terintegrasi
dengan data Kependudukan dan
Catatan Sipil.
Sejauh mana tujuan SIMKAH Pada jaman dahulu SIMKAH WEB
107

WEB yang telah tercapai, apakah sangat nyaman digunakan, hanya


setiap tahunnya mengalami dengan memasukan NIK calon
peningkatan atau sebaliknya. pengantin muncul otomatis data.
tinggal NIK validasi muncul
datanya. Kalau sekarang
Kementrian Agama sudah tidak
ada MOU lagi dengan Kementrian
dalam Negri sehingga untuk
sekarang setiap data itu harus dituis
atau diketik dari awal.
Apakah sudah berjalan dengan Penerapan SIMKAH WEB sudah
baik penerapan SIMKAH WEB? hampir 100% berjalan dengan
baik. Setiap pencatatan Pernikahan
sudah
Apa saja kendala yang dialami
dalam menjalankan SIMKAH
WEB?

Apa saja upaya dan solusi dalam


menangani permasalahan
SIMKAH WEB?
Berapa persentase masyarakat
yang mengetahui perihal
SIMKAH WEB.

Apakah aparatur KUA


dipermudah dengan adanya
SIMKAH WEB?

Bagaimana sumber daya


manusia atau pegawai yang ada
108

di KUA Kecamatan
Kutawaringin perihal
penggunaan SIMKAH WEB.

Apakah dengan adanya


SIMKAH WEB ini membantu
berjalannya proses administrasi
di KUA Kecamatan
Kutawaringin.

Apa dasar hukum yang Terbitnya PMA tentang pencatatan


digunakan dalam SIMKAH nikah NO 20 tahun 2019 ini dalam
WEB. rangka untuk tertib administrasi,
transparansi , kepastian hukum
dalam pelaksanaan pernikahan bagi
umat islam. untuk itu perlu adanya
ketentuan yang mengatur mengenai
pencatatan pernikahan
Bagaiamana proses pelaksanaan Mengakses laman
SIMKAH WEB. simkah.kemenag.go.id, Klik
“Daftar” pada menu daftar nikah,
Memilih lokasi pelaksanaan
akad nikah, Menetukan provinsi,
kabupaten/kota, dan
kecamatan,Memilih menikah di
luar KUA atau di KUA,
Menentukan tanggal dan jam
akad nikah, Masukkan data calon
mempelai laki-laki dan perempuan
Apakah sebelumnya ada
sosialisasi mengenai SIMKAH
109

WEB kepada masyarakat.

Bagaiamana proses sosialisasi


SIMKAH WEB.

Sosialisasi apa saja yang


diberikan oleh aparatur setempat
kepada masyarakat mengenai
SIMKAH WEB.

Bagaimana sistem pengawasan


dan pengendalian dalam
SIMKAH WEB.

Bagaimana tanggapan
masyarakat dengan adanya
SIMKAH WEB.

Sejauh mana pemahaman


masyarakat mengenai SIMKAH
WEB.

Bagaiamana sarana dan


prasarana yang diberikan untuk
menunjang kegiatan SIMKAH
WEB.

Apakah ada perubahan strategi


dalam pelaksanaan SIMKAH
WEB.
Apa yang didapatkan masyarakat
110

dari program SIMKAH WEB.

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA


INFORMAN III(1-3)

Q A
(1) (2)
Apa fungsi SIMKAH WEB ? Fungsi SIMKAH WEB berguna
untuk mengumpulkan data-data
Nikah dari seluruh Kantor Urusan
Agama (KUA) di Wilayah
Republik Indonesia secara online
maupun offine, data akan
tersimpan dengan aman di KUA
setempat, di Kabupaten/Kota di
Kantor Wilayah Propinsi dan di
Bimas Islam.
Apakah tujuan dari adanya SIMKAH WEB juga dirancang
SIMKAH WEB ? untuk memperudah pengeolaan
adiministrasi Nikah dan Rujuk
pada KUA dengan dukungan
validitas data yang terintegrasi
dengan data Kependudukan dan
Catatan Sipil.
Sejauh mana tujuan SIMKAH Pada jaman dahulu SIMKAH
WEB yang telah tercapai, apakah WEB sangat nyaman digunakan,
setiap tahunnya mengalami hanya dengan memasukan NIK
peningkatan atau sebaliknya. calon pengantin muncul otomatis
data. tinggal NIK validasi muncul
111

datanya. Kalau sekarang


Kementrian Agama sudah tidak
ada MOU lagi dengan Kementrian
dalam Negri sehingga untuk
sekarang setiap data itu harus
dituis atau diketik dari awal.
Apakah sudah berjalan dengan Penerapan SIMKAH WEB sudah
baik penerapan SIMKAH WEB? hampir 100% berjalan dengan
baik. Setiap pencatatan
Pernikahan sudah
Apa saja kendala yang dialami
dalam menjalankan SIMKAH
WEB?

Apa saja upaya dan solusi dalam


menangani permasalahan
SIMKAH WEB?
Berapa persentase masyarakat
yang mengetahui perihal
SIMKAH WEB.

Apakah aparatur KUA


dipermudah dengan adanya
SIMKAH WEB?

Bagaimana sumber daya manusia


atau pegawai yang ada di KUA
Kecamatan Kutawaringin perihal
penggunaan SIMKAH WEB.

Apakah dengan adanya SIMKAH


112

WEB ini membantu berjalannya


proses administrasi di KUA
Kecamatan Kutawaringin.

Apa dasar hukum yang digunakan Terbitnya PMA tentang


dalam SIMKAH WEB. pencatatan nikah NO 20 tahun
2019 ini dalam rangka untuk tertib
administrasi, transparansi ,
kepastian hukum dalam
pelaksanaan pernikahan bagi umat
islam. untuk itu perlu adanya
ketentuan yang mengatur
mengenai pencatatan pernikahan
Bagaiamana proses pelaksanaan
SIMKAH WEB.

Apakah sebelumnya ada


sosialisasi mengenai SIMKAH
WEB kepada masyarakat.

Bagaiamana proses sosialisasi


SIMKAH WEB.

Sosialisasi apa saja yang


diberikan oleh aparatur setempat
kepada masyarakat mengenai
SIMKAH WEB.
Bagaimana sistem pengawasan
dan pengendalian dalam
SIMKAH WEB.
113

Bagaimana tanggapan masyarakat


dengan adanya SIMKAH WEB.

Sejauh mana pemahaman


masyarakat mengenai SIMKAH
WEB.

Bagaiamana sarana dan prasarana


yang diberikan untuk menunjang
kegiatan SIMKAH WEB.

Apakah ada perubahan strategi


dalam pelaksanaan SIMKAH
WEB.
Apa yang didapatkan masyarakat
dari program SIMKAH WEB.

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA


INFORMAN IVI(1-4)

Q A
(1) (2)
Apakah ibu mengetahui Saya baru dengar SIMKAH WEB,
waktu Ketika mau mendaftrkan
SIMKAH WEB?
pernikahan baru diberitahu.

Bagaimana pendapat ibu


tentang SIMKAH WEB?

Apakah ada sosialisasi dari


pihak KUA?
114

Apakah dengan adanya


SIMKAH WEB dapat
membantu dalam proses
pengadministrasian?

Harapan ibu/bapak terkait


SIMKAH WEB?

Kendala apa saja yang


menajadi penghambat dalam
menjalankan aplikasi
SIMKAH WEB?

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA


INFORMAN V(1-5)

Q A
(1) (2)
Apakah ibu mengetahui
SIMKAH WEB?

Bagaimana pendapat anda


tentang SIMKAH WEB?

Apakah ada sosialisasi dari


pihak KUA?

Apakah dengan adanya


SIMKAH WEB dapat
membantu dalam proses
pengadministrasian?
115

Harapan ibu/bapak terkait


SIMKAH WEB?

Kendala apa saja yang


menajadi penghambat dalam
menjalankan aplikasi
SIMKAH WEB?

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA


INFORMAN VI(1-6)

Q A
(1) (2)
Apakah ibu mengetahui
SIMKAH WEB?

Bagaimana pendapat anda


tentang SIMKAH WEB?

Apakah ada sosialisasi dari


pihak KUA?

Apakah dengan adanya


SIMKAH WEB dapat
membantu dalam proses
pengadministrasian?

Harapan ibu/bapak terkait


SIMKAH WEB?

Kendala apa saja yang


menajadi penghambat dalam
116

menjalankan aplikasi
SIMKAH WEB?

DOKUMENTASI PENELITIAN
117
118
119

You might also like