You are on page 1of 15

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian eksperimen, dikatakan

penelitian eksperimen karena dilakukan skrining fitokimia dan uji aktivitas

antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun seledri (Apium graveolens L)

dan daun kelor (Moringa oleifera L) dalam pembuatan masker. Tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan senyawa dan daya

hambat antibakteri yang terdapat dari kombinasi ekstrak etanol daun

seledri (Apium graveolens L) dan daun kelor (Moringa oleifera L) dalam

pembuatan masker.

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini ialah pendekatan

kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan

kualitatif adalah berupa prosedur penelitian yang menghasilkan data-data

deskriptif berupa lisan maupun kata-kata tertulis dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Data yang didapat berupa hasil uji skrining

fitokimia yaitu mengetahui terdapat atau tidaknya senyawa kimia dalam

kombinasi ekstrak etanol daun seledri (Apium graveolens L) (Apium

graveolens L) dan daun kelor (Moringa oleifera L) dalam pembuatan

masker.

Sedangkan pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang hasil

penelitiannya berupa data-data yang diperoleh berupa angka dengan melalui

suatu proses pengukuran dan melalui analisis dengan menggunakan statistic.


2

Data kuantitatif didalam penelitian ini di peroleh berupa hasil persentasi uji

aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun seledri (Apium

graveolens L) dan daun kelor (Moringa oleifera L) dalam pembuatan

masker wajah.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini ialah tanaman seledri (Apium

graveolens L) dan kelor (Moringa oleifera L) yang didapatkan di

Dusun Talwa, Desa Leseng, Kec. Moyo Hulu, Kab. Sumbawa.

2. Sampel

Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu isolat yang

di dapatkan dari daun seledri (Apium graveolens L) dan daun kelor

(Moringa oleifera L).

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2021.

Ekstraksi maserasi, daan skrining Fitokimia akan dilakukan di

Laboratorium Tadris Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Mataram. Uji kadar air dan aktivitas antibakteri

dilaksananakan di Laboratorium Politeknik Medika Farma Husada.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas
3

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kombinasi ekstrak

etanol daun seledri (Apium graveolens L) dan kelor (Moringa oleifera

L) dalam pembuatan masker wajah.

2. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini ialah skrining fitokimia, kadar

air, %rendemen dan uji aktivitas antibakteri pada bakteri

Staphylococcus aureus.

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol pada penelitian ini yaitu aquadest, tablet

ciprofloxacin

E. Desain Penelitian

Desain penelitian ialah suatu strategi yang digunakan untuk

mendapatkan data yang sesuai dengan karakteristik suatu variable dan

tujuan penelitian. Desain penelitian sering disebut dengan suatu rancangan

penelitian yang pada dasarnya adalah keseluruhan dari suatu proses

pemikiran dan penentuan yang tepat tentang hal-hal berikutnya yang akan

dilakukan dalam proses penelitian.1

serbuk daun Serbuk daun


seledri (Apium kelor (Moringa
graveolens L) oleifera L)

1
Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Ri Eka Cipta, 2004), hlm. 100
4

Ekstrak maserasi daun


seledri (Apium graveolens
L) dan daun kelor
(Moringa oleifera L)

Kadar %rende Kombinasi Kombinasi


air men isolatl daun persentase isolat
seledri (Apium daun seledri
graveolens L) (Apium
dan daun kelor graveolens L)
(Moringa dan daun kelor
oleifera L) (Moringa
oleifera L)

Skrining fitokimia
Uji daya
antibakteri

Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian

F. Instrumen/Alat Penelitian

1. Alat-alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu

timbangan analitik, oven, stopwatch, wadah ekstrak, blender, ayakan

100 mesh, pipet tetes, rak tabung reaksi, tabung reaksi, hotplate, rotary

evaporator, waterbath, Erlenmeyer, gelas kimia, batang pengaduk,

kertas cakram (paper disc), media NA.

2. Bahan-bahan penelitian
5

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya

yaitu daun seledri (Apium graveolens L), daun kelor (Moringa oleifera

L), etanol 96%, metanol, n-heksana, etil asetat (C 4H8O2), aquadest,

kertas saring, bakteri staphycoccus aureus, tablet ciprofloxacin, asam

klorida pekat (HCl pekat), asam klorida (HCl 2 N), serbuk magnesium

(Mg), NaCl 10%, reagen Liebermann-Burchard, reagen Dragendroff,

reagen Mayer, reagen Wagner, aluminium foil, FeCl3 1%,

G. Teknik Pengumpulan/Prosedur Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai setting, berbagai cara, dan berbagai sumber.adapun teknik

pegumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

a. Dokumentasi

Data dokumentasi dari penelitian ini dikumpulkan dalam bentuk

gambar-gambar ketikan melakukan penelitian, pengumpulan data-

data dokumentasi dimulai sejak dilakukannya pengumpulan sampel

hingga uji daya hambat antibakteri dalam pembuatan masker

wajah. Data dokumentasi ini diperoleh dengan menggunakan

kamera HP Redmi 9C.

b. Pengukuran
6

Ada beberapa pengukuran yang dilakukan pada penelitian

ini diantaranya adalah

1.) Pengukuran kadar air (%)

Pengukuran kadar air ini dengan cara menimbang berat

awal sampel dan berat akhir sampel setelah pengeringan. Cara

memperoleh data pengukuran adalah menghitung berapa kadar

air yang hilang saat pengeringan. Dengan rumus sebagai

berikut:

(berat awal−berat akhir )


kadar air ( % ) = x 100 %
berat awal

Keterangan:

Kadar air (%)= kadar air yang terdapat dalam sampel

Berat awal = berat awal sampel sebanyak ± 2 kg

Berat akhir = berat akhir setelah dikeringkan selama

kurang lebih 24 jam

2.) Pengukuran % rendemen

Pengukuran % rendemen ini dengan cara menimbang berat

simplisia dan berat hasil ekstraksi. Cara memperoleh data

pengukuran adalah menghitung berapa rendemen yang

terdapat dalam simplisia. Dengan rumus sebagai berikut:

berat isolat
% rendemen= x 100 %
berat simplisia

Keterangan:
7

Berat isolat = berat isolat daun seledri (Apium

graveolens L)

dan daun kelor (Moringa oliefera)

Berat simplisia = berat simplia kering seledri (Apium

graveolens

L) dan daun kelor (Moringa

oliefera)

3.) Pengukuran daya hambat antibakteri

Pengukuran daya hambat antibakteri

menggunakan mistar ukuran 30 cm. Cara memperoleh

data pengukuran adalah dengan cara mengukur diameter

daya hambat antibakteri.

2. Prosedur Penelitian

a. Pengumpulan sampel

Pengumpulan sampel dilakukan tanpa membandingkan

dengan daerah lain. Daun seledri dan daun kelor di petik langsung

dari pohon yang tumbuh di depan rumah warga yang berada di

Dusun Talwa, Desa Leseng, Kec. Moyo Hulu, Kab. Sumbawa,

Nusa Tenggara Barat.

b. Penyiapan sampel

Sampel yang digunakan yaitu daun seledri (Apium

graveolens L) dan daun kelor (Moringa oleifera L). Masing-masing

sampel daun seledri dan daun kelor segar diambil sebanyak 2 kg


8

dibersihkan dari sisa kotoran dan selanjutnya di cuci di bawah air

mengalir sampai bersih kemudian di tiriskan, lalu dikeringkan

dengan cara dikering anginkan. Kemudian sampel daun seledri dan

daun kelor yang sudah kering dihaluskan dengan menggunakan

blender sampai menjadi serbuk. Serbuk yang dihasilkan ini di ayak

menggunakan ayakan 100 mesh, hingga nantinya diperoleh serbuk

yang benar-benar halus dan homogen. Setelah di dapatkan serbuk

daun seledri seledri (Apium graveolens L) dan daun kelor (Moringa

oleifera L), masing-masing serbuk dimasukkan ke dalam wadah

tertutup yang telah disediakan dan kemudian di berikan label.

c. Pembuatan Maserasi

Ekstrak daun seledri seledri (Apium graveolens L) dan daun

kelor (Moringa oleifera L) diperoleh dengan melakukan maserasi.

Masing-masing simplisia dari daun seledri (Apium graveolens L)

dan daun kelor (Moringa oleifera L) dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer yang telah disediakan, kemudian direndam dengan

menggunakan larutan etanol 96% dengan menggunakan

perbandngan 1: 1, ditutup menggunakan aluminium foil dan

didiamkan selama 5 hari sambil sesekali diaduk. Setelah

didiamkan selama 5 hari, kemudian disaring masing-masing

sampel yang telah direndam dengan kertas saring dan

menghasilkan filtrat 1 dan residu 1 dari masing-masing sampel.


9

Kemudian residu yang ada diambil dan dimaserasi lagi

sehingga menghasilkan filtrat 2 dan residu 2. Filtrat 1 dan 2

kemudian digabung menjadi satu dan kemudian dievaporasi

dengan menggunakan rotary evaporator dengan temperatur 450C

sehingga nantinya dapat diperoleh ekstrak kental dari daun seledri

(Apium graveolens L) dan daun kelor (Moringa oleifera L).

Selanjutnya, ekstrak kental yang didapatkan dimasukkan ke dalam

water bath kemudian diuapkan hingga seluruh pelarut etanol

menguap. Selanjutnya ekstrak yang didapatkan ditimbang dan

disimpan dalam wadah tertutup yang telah disediakan sebelumnya.

d. Skrining fitokimia

Skrining fitokimia yang dilakukan dalam penelitian ini

diiantaranya pemeriksaan senyawa flavonoid, saponin, tannin,

steroid, terpanoid, dan alkaloid.

1.) Pemeriksaan flavonoid

Diambil ekstrak sampel yang akan di uji kemudian

dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan selanjutnya

ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan ditambah sedikit

serbuk Mg, kemudian dikocok. Uji positif ditunjukkan dengan

terdapatnya warna merah, kuning, dan jingga.

2.) Pemeriksaan saponin

Diambil ekstrak sampel yang akan di uji kemudian

dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan selanjutnya


10

ditambahkan 10 ml aquades yang dipanaskan kemudian

didinginkan beberapa saat, lalu ditambahkan beberapa tetes

HCl 2 N. Uji positif ditunjukkan apabila terdapat busa pada

arutan tersebut yang menunjukkan adanya saponin.

3.) Pemeriksaan tannin

Diambil ekstrak sampel yang akan diuji dimasukkan ke

dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 ml aquades

yang kemudian di didihkan selama beberapa menit.

Selanjutnya filtrate yang didapatkan ditambahkan beberapa

tetes FeCl3 1%, jika terbentuk warna hijau biru kehitaman

maka menunjukkan adanya tannin dalam sampel tersebut.

Selain menggunakan pereaksi FeCl3 1% dapat juga

menggunaka pereaksi gelatin (NaCl) yang apabila

mengandung tannin maka akan terbentuk endapan kuning.

4.) Pemeriksaan steroid dan terpenoid

Diambil ekstrak sampel yang akan diuji dimasukkan ke

dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan heksan,dikocok

perlahan, dan dibiarkan selama beberapa menit. Fase terlalrut

heksan akan dipisahkan dan ditambahkan reagen Liebermann-

Burchard. Adanya steroid akan membentuk lapisan cincin

warna biru atau hijau, sedangkan terpenoid akan menunjukkan

warna merah atau ungu.

5.) Pemeriksaan alkanoid


11

Diambil ekstrak sampel yang akan diuji dimasukkan ke

dalam tabung reaksi kemudian ditetesi dengan beberapa tetes

HCl 2 N dipanaskan dan kemudian didiginkan lalu dibagi

menjadi 3 tabung reaksi, masing-masing 1 ml. Tiap tabung

ditambahkan dengan masing-masing pereaksi. Pada tabung

pertama ditambahkan pereaksi mayer, apabila mengandung

alkanoid maka akan terbentuk endapan putih atau kuning.

Pada tabung kedua ditambahkan pereaksi dragendrof, bila

terdapat alkanoid maka akan terbentuk endapan berwarna

jingga. Sedangkan pada tabung ketiga ditambahkan pereaksi

wagner, uji positif mengandung alkanoid jika terbentuk

endapan berwarna coklat.

e. Uji aktivitas antibakteri


12

H. Teknik Analisa Data

Setelah dihasilkan sampel dalam penelitian ini, selanjutnya

dilakukan beberapa uji untuk mengetahui kandungan senyawa kimia dan

daya hambat antibakteri yang terdapat dalam isolate yang telah

didapatkan. Teknik analisis data untuk mengetahui daya hambat

antibakteri dapat menggunakan One-way ANOVA (anova satu arah).

Teknik analisis data menggunakan uji parametris dengan menggunakan

taraf signifikan 5%, penelitian ini menganalisis dua variabel yaitu variabel

terikat dan variabel bebas. Uji ANOVA dapat dilakukan apabila sudah

melakukan uji prasyarat yaitu uji Normalitas dan uji Homogenitas.

1. Uji Prasyarat One Way ANOVA

a. Uji Normalitas

Dasar pengujian untuk pengambilan keputusan uji normalitas

data sebagai berikut:

1.) Jika nilai sig>0.05, maka data berdistribusi normal.

2.) Jika nilai sig<0.05, maka data berdistribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas
13

Pengujian kesamaan varian atau homogenitas data sebagai

berikut:

1.) Jika nilai sig>0.05, maka varian data sama.

2.) Jika nilai sig<0.05, maka varian data tidak sama.

Apabila didapatkan data terdistribusi normal dan data homogen atau

sama, maka dilanjutkan uji ANOVA. Fungsi uji ANOVA adalah untuk

mengetahui adanya perbedaan atau pengaruh pada setiap perlakuan.

Selanjutnya dilakukan uji BNT (beda nyata terkecil) pada taraf

signifikansi 5% (0,05).

Data penelitian ini dianalisis menggunakan aplikasi IBM SPSS

Statistics 26 dan manual menggunakan Microsoft Exel 2007. Adapun

langkah-langkah dalam ANOVA adalah sebagai berikut:2

Tabel 3.1

Ringkasan ANOVA

Sumber DB (Derajat JK(jumlah KT Fhitung Ftabel

keragaman bebas) Kuadrat) (Kuadrat 0.05/5

tengah) %

Perlakuan t-1 JKP KTP KTP


KTG
Galat JKG KTG
t(r-1)

Total (tr-1) JKT

2
Kusriningrum R.S, Perancangan Percobaan, (Surabaya: Airlangga University Press,
2010), hlm 46.
14

2. Perhitungan Untuk Membuat Tabel Sidik Ragam

Penjelasan:3

∑2
a. Faktor Korelasi (FK) = y
t.r

b. JKT(jumlah kuadrat total)= ∑ Yi j 2 -FK

ΣYi .2
c. JKP(jumlah kuadrat perlakuan)= −FK
r

d. JKG(Jumlah kuadrat galat) = JKT – JKP

e. Dbp (derajat bebas perlakuan) = t-1

f. Dbg(derajat bebas galat) = t(r-1)

g. Db tot (derajat bebas total) = (tr-1)

JKP
h. KTP=
dbp

JKG
i. KTG=
dbg

KTP
j. Fhitung=
KTG

k. DB =t-1

3. Kaidah Keputusan Pengujian ANOVA

a. Apabila Fhitung > Ftabel dengan taraf signifikansi 0.05 atau 5 %, maka

hipotesis nol (H0) tidak diterima, artinya terdapat perbedaan yang

nyata diantara perlakuan, hasil Fhitung ditandai dengan satu tanda *.

3
Ripani, “Perbedaan Aktivitas Bakteri Tanah Pendegrasian Minyak antara yang
Dialirkan Udara dan Penambahan Peroksida (H 2O2) sebagai Sumber Oksigen”, (Skripsi, FTK UIN
Mataram, Mataram, 2015), hlm. 38.
15

b. Apabila Fhitung< Ftabel dengan taraf signifikansi 0.05 atau 5 %, maka

hipotesis nol (H0) diterima artinya terdapat perbedaan tidak nyata

diantara perlakuan.

c. Apabila Fhitung ≤ Ftabel dengan taraf signifikansi 0.05 atau 5 %, maka

hipotesis nol (H0) diterima.

4. Rumus Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)

Apabila terdapat perbedaan yang nyata atau signifikan pada hasil

uji anova, maka dilanjutkan dengan uji BNT guna untuk mengetahui

lebih spesifik perbedaan di antara perlakuan pertama dan kedua. Adapun

rumus matematisnya yaitu:

BNT (5% ) =t(a)(db galat)×


√ 2KTG
r

Ket:

t(a) = titik kritis sebaran t untuk taraf nyata a.

Db galat = derajat bebas galat

KTgalat = kuadrat tengah galat

r = ∑ ulangan

You might also like