You are on page 1of 22
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN PROGRAM INVESTIGASI OUTBREAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN JLN. RDAJAMIN PURBA,SH PERDAGANGAN B 0622 7296012, 3 21184 Email : rumahsakitperdagangan@gmail.com PROG! PENDANULUAN, Outbreak adalah peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak pada suatu komunitas, di suatu tempat terbatas, misalnya desa, kecamatan, kota, ‘wan institusi yang tertutup (misalnya sekolaly tempat kerja, atau pesantren) pada suatu periode waktu tertentu (Gerstman, 1998; Last, 2001; Barreto et al., 2006). Hakikatnya outbreak sama dengan epidemik (wabah). Hanya saja terma Kata outbreak bissanya igunakan untuk suatu keadaan epidemik yang terjadi_ pada populasi dan area geografis Yang relotif terbatas. Area terbatas yang micrupakan tempat (erjadinya outbreak disebut fokus epidemik. Alasan lain penggunaan terma outbreak sebagai pengganti epidemi karena kata cpidemi atau wabah berkonotasi gawat schingga dapat menimbulkan kepanikan pada masyarakat (Tomes, 2000). Karena itu biasanya terma epidemi atau wabah diganti dengan terma yang lebih halus, yaitu “outbreak” atau “kejaclian Ivar biasa” (extra-ordinary events), disingkat KLB. Bahkan dalam bahasa Inggris juga dikenal kata yang lebih eufemistik (halus) daripada outbreak, yaitu “upsurge” yang berarti peningkatan suatu kejadian peristiwa secara tiba-tiba. Out break atau KLB dapat terjadi dalam lingkup: * penyakit menular, missinya diate, kolera, meningitis flu burung, dll = penyakit tidak menular, misalnya cedera/ kecelakaan, intoksikasi bahan berbahaya,bencana alam, gangguan kejiawaan,dll LATAR BELAKANG Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Olch Karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberiken pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan dimana salah satu tolok ukur mutu dan kualitas pelayacian rumah sakit adalah mampu melakukan penanganan bila terjadi KLB di rumah sakit. Jika terjadi outbreak maka pthak berwewenang melakukan investigast outbreak secara retrospektif dan/atau prospektf (apabila outbreak masih berlangsung) dengan alasan; + Mencegah bertambahnya kasus dari outbreak sekarang; Mencegah outbreak di masa mendatang, dengan cara memperbaiki program ‘keschatan,sistem surveilans, dan sistem kesehatan; Diints erun Corner Dipindai dengan Carcanner Menerapkan sistem survcilans (investizas| outbreak merupakan bagian dari sistem surveilans); + Mempetajari penyakit baru; ‘Mempelajari aspek baru dari penyakit lama; + Memberi keyakinan kepada publik bahwa telah diambil langkabelangkah yang diperlukan untuk mengatasi outbreak, agar tidak tetjadi situasi panik; bat outbreaks Mengajarkan apa dan bagaimana epidemiologi (Karena sesungguhnya investigasi ‘outbreak merupakan “prototipe” epidemiologi, meneakup epidemiologi deskriptif, ‘epidemiologi analitik, dan penerapan hasil studi untuk mengendalikan dan mencegah penyakit) ‘Minimalisasi disrupsi ckonomi dan sosiat . TUJUAN A. Tujuan Umum a. Mencegah meluasnya (penanggulangan). 'b, Mencegah terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian), B. Tujuan Khusus a. Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit . b, Memastikan bshwa keadaan tersebut merupakan KLB, c. Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan 4. Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN # Persiapan penelitan lapangan. © Menetapkan apakah kejadian fersebut suatu KLB. * Memastikan Diagnosis Etiologis ‘© Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan 2 Diind engun Corner Dipindai dengan Carcanner vi © Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu dan tempat, © Membuat cara penanggulangan semeniara dengan segera (jika diperlukan), + Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran + Mengidemtifikasi keadaan penyebab KLB * Merencanakan penelitian Iain yang sistimatis * Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan, Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi, Melaporkan hasil penyidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepada sistim pelayanan keschatan yang lebih tinggi CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 8. Komite PP! membuat alur pelaporan dan menyiapkan petugas tanggap KLB b. Manajemen RS menyiapkan fasilitas dan APD dalam menangani penyakit terkait KLB, ¢. Komite PPI melaporkan hasil temuan KLB ke ketua Komite PPI atau ke Direktur . Komite PPI bersama manajemen RS dan tim dokter merencanakan penanganan lanjut, ¢. Komite PPI membuat laporan kejadian KLB untuk ditcruskan pihak manajemen RS ke instansi terkait, SASARAN Pasien/keluarga dan petugas kesehatan Diints engun Corner Dipindai dengan Carcanner YIL_JADW/ JAKSANAAN KEGIATAN _ Hy No KEGIATAN - pee t[e[afa alert T_| Meneatat dan menbuat Taporan outbreak, 2 | Melakukan evaluasi program | | VU, EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN luasi dilakwkan setiap akhir tahun kemudian Komite PP1 melaporkan kepada Ketua Komite PPI rumah sakit, IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI PROGRAM Hasil pelaksanaan kegiatan dan evaluasi program dibuat setiap akhir tahun kemudian Komite PPI akan melaporkan kepada Direktur untuk ditindaklanjuti, Perdagangan, 04 April 2022 Ketua Komite PPI Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan St dr, Dian Meilanie Salim Dine eran Corner Dipindai dengan Carcanner 1 m1. LAPORAN PELAKSANAAN INVE. IGASI OUTBREAK PENDAHULUAN Outbreak adalah peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak pada sustu komunites, di suatu tempat terbatas, misalnya desa, kecamatan, kota, atau institusi yang tertutup (misalnya sekolah, tempat kerja, atau pesantren) pada suatu periode waktu tertentu (Gerstman, 1998; Last, 2001; Barreto et al, 2006). Hakikanya outbreak sama dengan epidemik (wabah). Hanya saja terma kata outbreak biasanya digunaksn untuk suata keadaan epidemik yang terjadi pada populasi dan area geografis yang relatif terbatas. Area terbatas yang merupakan tempat terjadinya outbreak disebut fokus epidemik. Alasan lain penggunaan terma outbreak sebagai pengganti cpidemi karena kata epidemi atau wabah berkonotasi gawat sehingga dapat menimbulkan kepanikan pada masyarakat (Tomes, 2000). Karena itu biasanya terma epidemi atau wabah diganti dengan terma yang lebih halus, yaitu “outbreak” atau “kejadian luar biasa” (extraordinary events), disingkat KLB. Bahkan dalam bahasa Inggris juga dikenal kata yang lebih eufemistik (halus) daripada outbreak, yaitu “upsurge” yang berarti peningkatan suatu kejadian peristiwa secara tiba-tiba, ‘GAMBARAN UMUM Rumah Sakit Umum Daerah Perdagngan sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peranan yang sangot penting dalam meningkatkan derajat keschatan masyarakat, Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan dimana salah satu tolok ukur mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit adalah mampu melakukan penanganan bila terjadi KLB di rumah sakit. ANALISA. Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan belum menjumpai adanya kesus investigasi outbreak mulai dari Bulan April sampai dengan Bulan Juni 2022. Diins engun Corner Dipindai dengan Carcanner rv. KESIMPULAN ' Bila ditemukan investigasi outbreak di rumah sakit segeralah melapor sesuai dengan -alumya untuk penanganan lanjutan, Perdagangan , 4 April 2022 IPCN Herlina, SKep.Ns Suprianingsih,S.Kep.Ns Diints ergun Corner Dipindai dengan Carcanner RSUD PERDAGANGAN PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB) DI RUMAH SAKIT No, Dokumen SPOMRSUDP/PPL00S/2022 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal Terbit 04 April 2022 PENGERTIAN 1. Kejadian fuse biasa (KLB) adalah timbuliy? weer feningkatnys kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermaka secra epidemologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, Penyakit yang digolongkan dalam KLB di Indonesia adalah diare, ‘campak, DBD, Tetanus neonatorum (TN), Acute Flaccid Paralysis: (AFP), hepatitis E, dan infeksi khusus yaitu avian flu (fu burung), swine flu( flu babi) din SAR2S (severe acute respratory syndrome) dan difteri 2, Ponanganan KLB adalah suatu proses manajomon yang bertujuan. agar KLB tidak lagi menjadi masalah keschatan masyarakat. TUIUAN Sebagat aruan penerapan langkal-langlah untuk menjadi pedoman penanganan dan pengsadalian KLB di Rumah Sakit, ‘KEBUAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum Derh Perdagangan Nomor © (900,045/1$3/33.1/2022 tentang Kebijakan Pelayanan Pencegshan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Umum Derah Perdagangan PROSEDUR ‘Alur Penanganan KLB 1. Tim PPI membuat alur pelaporan dan menyiapkan petugas tanggap KLB. 2. ‘Manajemen Rumah Sakit menyiapkan fasititas dan APD datam ‘menangani penyakit terkait KLB. 3. Timt PPI melaporkan hasil temuan KLB ke ketua Panitia PPI ‘atau ke Direktur, Diints engun Corner Dipindai dengan Carcanner PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA( KLB) DI RUMAH SAKIT —— No, Revisi Halaman RsuD 0 2 - can _ | SPORSUDPRPHONS/2022 4 Tim PPI bersama manajemen Rumah Sakit dan tim dokier PROSEDUR Infection merencanskan penanganan lanjut 5. Tim PPr membuat alur pelaporan dan menyiapkan petugas tanggop KLB. 6 Manajemen Rumah Sakit menyiapkan faslitas dan APD: dalam menangani penyakit terkait KLB, 7. Tim PPI melaporkan hasil temuan KLB ke ketua Panitia PPI atau ke Direktur. §, Tim PPI bersama manajemen Rumah Sakit dan tim dokter Infection merencanakan penanganan lanjut 9. Tim PPE membuat laporan kejadian KLB untuk diteruskan, pibak manajemen Rumah Sakit ke unit terkait 10. Penanganan KLB dengan diagnosis Infeksi Khusus avian flue (flu buring), swine flu (fu babi) dan SARS (severe ‘acute respratory syndrome) dan difteri Dilakukan pemeriksaan penunjang Klinik : 11, Pemeriksaan penunjang radiclogi dil 12, Skrining Laboratorium Khusus : 13, Untuk kasus SARS, Flu burung, Flu Babi dan diftei, pasien dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki ruang isolasi, 14. Untuk Penanganan KLB dengan diagnosis yang_ tidak termasuk Tnfeksi Khusus (diare, campak, DBD, Tetanus ‘neonatorum (TN), hepatitis E,) 15, Pasien masuk Rumah Sakit melalui Unit Gawat Darurat (UGD). 16, Proses Triase. Diinss erun Corner Dipindai dengan Carcanner RSUD PERDAGANGAN PROSEDUR Unit Terkait [+ -Pepe PENANGANAN KEJADIAN SPO/RSUDP/PPL/005/2022 ~ Unit Rawat Jalan, . Unit Rawat Inap . Unit Gawat Datura, Unit Rawat Intensit LUAR BIASA DURUMAHSAKIt OXEB) No, Dokumen Halaman wa "7. Diagnosis suspek KLB tidak temnasak Tnfeksi Khusus 18. Untuk TN tidak dilakukan pemesiksoan penunjang, 19, penelusuran kasus dengan mencar link: non medis yang menanggapi persalinan 20. Sedangkan untuk kasus KLB dengen bukan infeksi Khusus dilakukan pemetiksaan penunjang klinik : 21. Pemeriksaan penunjang Klinik 22. Skrining rutin di laboratorium (1) Untuk kasus Diare, DBD, diagnosis slitetapkan berdasarkan asi! laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan, (2) Untuk Kasus Campak 23.Sampal urin dan feses diambil oleh pegawai laborstorium Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan. Hasil pemeriksaan Penunjang sesuai pasien langsung dirawat di ruang perawatan umum atau Unit Rawat Intensif, Unit Kamar Operasi. Diinds engun Corner Dipindai dengan Carcanner Nomor + 07/PPI/ RSUDP /2022 02 Mei 2022 Lampiran De Perihal : Program PPLRumah Sakit Umum Daerih Perdagangan tentang penempatan d& pengidentifikasian pasien dengan airborne desease Kepada YTH, Seluruh Staf dan Pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan Dengan Hormat, Dalam mewujudkan pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan, dengan ini diharapkan kehadiran saudara pada : Hari/Tgl : Rabu,04 Mei 2022 Pukul : 10.00 WIB s/d selesai Tempat : Ruang Aula Lantai IV Acara + Pelaksanaan Program Diklat PPI Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan tentang penempatan & pengidentifikasian pasien Airborne Desease Demikian kami sampaikan, agar dapat hadir tepat waktu, Terima Kasih. Ketua Komite PPI Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan ME de, Dian Meilanie Salim NOTULEN Jonix Rapat Khaw Mart / Tangpal Ratu,04 Met 2022 Waktu 10.00 Wil-aelesai Tempat Kuang Aula No Pokok [Mahasan Usulan / Keputusan 1] Pengertian ~ Program PPI Harus diterapkan Diharapkan —kerjasama Ppenempatan & | Serta di mengerti dari staff/pegawai pengindentifikasian dalam pelaksanaan pasicn = Airborne program PPI Desease 2) | Tujuan + Saling mengingatkan sesama Seluruh _ staff/pegawai Penempatan dan | staff dan Pegawai. i Pengidentifikasian : ; Desease 3 | Prosedur Penempatan/ pengidentifikasian Ketua Komite PPI / Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan Notulis WWE Eines Salim Cory § R Napitupulu Dipinda dengan Canscanner DAFTAR HADIR SOSIALISASI PPI HARI/TANGGAL =: Roby OY NE a Tc fectomn we Oonoit. | fame ti | Aer pbk TE Sma | ene tn | thee Cory Siders Haibpalu —[ Fowee th | ik <— [7 [tmnt |e Pudiente | Stew | TO [Picmn clash porelle | fig. veo | rw Tlpet: Gwe |e. ep |e Pl tbx cutinlo om | ptt | er [Rian Cuseni |B Paes Fan (- Cl rs Covid-19 Definisi Covid-19 Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti. flu, Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi * pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Dip og Gejala COVID-19 umumnya timbul setelah masa inkubasi 2-14 hari, Demam, lemas, dan batuk kering merupakan gejala COVID-19 yang paling sering ditemukan. Selain itu, beberapa pasien juga mengalami nyeri tenggorokan, mialgia, dispnea, dan batuk berdahak. Gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare juga dapat timbul pada pasien COVID-19. Namun, beberapa pasien bisa saja tidak mengalami gejala atau asimtomatik, Beberapa kasus menunjukkan gejala , berat seperti pneumonia dan acute respiratory’ syndrome distress. ; A. Pengkajian pasien covid-19 Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak) perlu dilakukan pengkajian: LANJUTAN Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat perjalanan pasien saat ditemukan pasien demam dan penyakit pernapasan akut. Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas dan telah melakukan perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah ditemukan COVID- 33 19 perlu dilakukan isolasi kurang lebih 14 hari. LANJUTAN Mengalami gejala ISPA berat, yaitu demam/riwayat demam (238°C), batuk, dengan onset tidak lebih dari 10 hari, dan membutuhkan perawatan rumah sakit Mengalami anosmia (hilangnya kemampuan indra penghidu) atai, ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) tanpa penyebab lain yang dapat diidentifikasi[22,23] Diagnosis Banding Presentasi klinis COVID-19 umumnya sulit dibedakan dengan penyakit infeksi saluran pernapasan lainnya. Oleh karena itu, riwayat kontak dan bepergian © °. « merupakan faktor penting dalam penegakan diagnosis. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan — laboratorium =~ merupakan pemeriksaan umum yang dapat menunjang diagnosis COVID-19. — Berikut ini merupakan beberapa tes laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien COVID-19 . Berikut ini merupakan beberapa telainan pemeriksaan darah lengkap yang telah dilaporkan: Limfopenia Leukopenia Leukositosis Eosinopenia Trombositopenia Tahapan Terapi een rt) br Da B. Terapi Suportif untuk Gejala Ringan Pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan, isolasi dapat dilakukan di rumah, Pasien disarankan untuk menggunakan masker terutama saat melakukan kontak dengan orang lain. Beberapa terapi suportif, seperti antipiretik, antitusif, dan ekspektoran dapat digunakan untuk » meringankan gejala pasien : C.Terapi Suportif untuk Gejala Berat Pasien COVID-19 dengan gejala sedang hingga berat perlu dirawat di fasilitas kesehatan. Pengendalian infeksi dan terapi suportif merupakan prinsip utama dalam manajemen__ pasien COVID-19 dengan . gejala yang berat. ‘ Terapi Lainnya seperti dexamethasone kini telah terbukti dapat menurunkan mortalitas pada kasus COVID-19 yang berat, yaitu pasien yang mendapatkan intubasi dan ventilasi mekanik atau non-invasive ventilation (NIV) atau high flow nasal oxygen (HFNO). Dexamethasone tidak diindikasikan pada kasus COVID-19 yang ringan dan hanya diberikan jika ada indikasi tertentu. Sedangkan terapi kortikosteroid untuk gejala_anosmia akibat_ COVID-19, baik peroral maupun intranasal, berdasarkan penelitian tidak memberikan —manfaat” tambahan jika dibandingkan dengan terapi_latihart penciuman saja. Penggunaan kortikosteroid, Pengendalian Infeksi Pasien suspek COVID-19 harus dirawat di kamar isolasi dengan pintu tertutup dan menggunakan masker bedah. Tenaga keschatan yang merawat harus dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang memadai Vaksinasi Pengembangan vaksin COVID-19 menggunakan DNA, mRNA, protein rekombinan, dan vektor adenovirus kini sedang banyak diteliti, Beberapa vaksin, seperti INO-4800, mRNA-1273, Ad5- nCoV, LV-SMENP-DC, dan pathogen-specific aAPC sedang dalam proses uji klinis manusia fase 1, Saat ini, di Indonesia juga sedang dilakukan penclitian fase III vaksin COVID-19 | oleh. Universitas Padjadjaran bersama dengan Sinovac Biotech. Pencegahan Covid-19 Y Selalu jaga jarak aman dari orang lain (minimal 1 meter), meskipun mereka tidak tampak sakit. ¥ Kenakan masker di ney terutama di dalam ruangan atau jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan. ¥ Sebaiknya pilin ruang terbuka dan berventilasi baik. Buka jendela jika berada di dalam ruangan. ¥ GCuci tangan Anda secara rutin. Gunakan sabun dan air, atau cairan pembersih tangan berbahan alkohol ¥ Ikuti vaksinasi ketika giliran Anda, Ikuti panduan setempat terkait vaksinasi. Y Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung Anda dengan lengan atau tisu. y¥ Jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan Kesimpulan Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Pada banyak kasus, virus COVID-19 ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi~ perapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). ©” Dips dengan Conscanner

You might also like