Professional Documents
Culture Documents
527 ArticleText 1377 1 10 20200506
527 ArticleText 1377 1 10 20200506
net/publication/341278857
CITATIONS READS
3 15,835
1 author:
Yuniarti Koniyo
Universitas Negeri Gorontalo
12 PUBLICATIONS 18 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Kesesuian Lahan Perikanan Budidaya Sistem KJA di danau Limboto View project
All content following this page was uploaded by Yuniarti Koniyo on 17 August 2020.
Yuniarti Koniyo
Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Negeri Gorontalo
Email: yuniarti.koniyo@ung.ac.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas air pada lokasi budidaya ikan air tawar di Kecamatan Suwawa
Tengah. Manfaat penelitian adalah tersedianya data kualitas air yakni parameter fisik dan kimia air pada lokasi
budidaya ikan air tawar di Kecamatan Suwawa Tengah. Metode penelitian adalah observasi, pengukuran langsung
di lapangan (in situ) dan laboratorium. Hasil pengukuran parameter kualitas air di lokasi budidaya ikan air tawar
Kecamatan Suwawa Tengah yakni Desa Tapadaa, Desa Lompotoo, Desa Duano dan aliran Sungai Bone masih
layak untuk kehidupan ikan air tawar dan konsentrasi logam berat Hg, Cd dan Pb masih dibawah ambang batas
aman untuk kegiatan budidaya. Nilai parameter fisik dan kimia air hasil pengukuran adalah suhu 30 0C – 32.40C,
pH Derajat keasaman 8.1 – 8.5, Oksigen terlarut (DO) 6 – 10 Mg/L, tingkat kecerahan air 30 - 40 cm, dan
intensitas cahaya 90%. Hasil pengukuran logam berat yakni merkuri (Hg) 0.00076 ppm – 0.0056, Kadmium (Cd)
0.00003 ppm – 0.00039 ppm sedangkan Timbal (Pb) 0.021 ppm – 0.092 ppm.
ABSTRACT
The aim of this study was to determine water quality at freshwater fish farming in Central Suwawa District. The
benefit of this research is the availability of water quality data that is the physical and chemical parameters of
water in the location of freshwater fish farming in Central Suwawa District. The results of the measurement
of water quality parameters at the freshwater fish culture location in Suwawa Tengah District
namely Tapadaa Village, Lompotoo Village, Duano Village and Bone River flow are still suitable for freshwater
fish life and the concentrations of heavy metals Hg, Cd and Pb are still below the safe threshold for activities
cultivation. The physical and chemical parameters of the measured water are temperature 30 0C - 32.40C, pH
acidity 8.1 - 8.5, dissolved oxygen (DO) 6-10 mg /l, water brightness level 30-40 cm, and light intensity 90% . The
measurement results of heavy metals namely mercury (Hg) 0.00076 ppm - 0.0056, Cadmium (Cd) 0.00003 ppm -
0.00039 ppm while Lead (Pb) 0.021 ppm - 0.092 ppm.
faktor luar yang utama ialah makan dan lingkungan buangan limbahnya dapat mempengaruhi kondisi
atau kualitas perairan (Effendie, 2003 ; 2004). perairan setempat.
Dalam bidang budidaya perikanan kualitas Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu
air memegang peranan penting karena seluruh siklus melakukan penelitian tentang “Analisis Kualitas
hidup biota yang dipelihara berada dalam air. Selain Air Pada Lokasi Budidaya Ikan Air Tawar di
air harus jernih, bebas pencemaran, air yang Kecamatan Suwawa Tengah”. Permasalahn pada
dikhususkan untuk budidaya harus pula penelitian ini adalah bagaimana kualitas air di
memperhatikan fisik dan kimia air tertentu. Sifat lokasi budidaya ikan air tawar di Kecamatan
fisika dan kimia air untuk budidaya ikan air tawar Suwawa Tengah. Tujuan penelitian adalah: untuk
yang harus diketahui yaitu suhu, pertukaran air, mengetahui kualitas air di lokasi budidaya Ikan air
kedalaman, kekeruhan, kandungan oksigen terlarut, tawar di Kecamatan Suwawa Tengah. Manfaat
derajat keasaman air serta logam berat terutama penelitian adalah tersedianya data kualitas air yakni
Merkuri (Hg). Berdasarkan standar parameter parameter fisik dan kimia air pada lokasi budidaya
kualitas air pada budi daya ikan air tawar dapat Ikan air tawar di Kecamatan Suwawa Tengah.
dilihat pada Tabel 1.
2. METODE PENELITIAN
Tabel 1. Parameter Kualitas Air Pada Budi Daya Ikan Air Tawar Metode yang digunakan dalam penelitian ini
SNI 7550 : 2009 adalah metode observasi adalah melakukan
Jenis Parameter Satuan Kisaran pengamatan secara langsung terhadap subyek-
0
Suhu C 25 - 32 subyek yang menjadi bagian dari permasalahan dan
pH - 6.5 – 8.5 pengukuran parameter fisik dan kimia air di lokasi
Oksigen Terlarut mg/l ≥3 penelitian.
Amoniak mg/l < 0.02 Lokasi pelaksanaan penelitian di Kecamatan
Kecerahan Cm 30 - 40 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango (Gambar
Cadmium ppm 0.01 1).
Timbal ppm 0.03
Hg ppm 0.001
NH3 mg/It < 0.016
Kekeruan cm 40 -50
Karbondioksida mg/It < 15
(CO2)
Nitrit (NO2) ppm < 0.05
Alkalinitas mg/It > 20
Kesadahan Total mg/It > 20
Tabel 2. Kegiatan Budidaya Ikan Air Tawar Di Kecamatan Pengukuran beberapa parameter kualitas air
Suwawa Tengah
dilakukan secara insitu yakni pengukuran secara
Desa Jumlah Luas Sumber Kegiatan langsung di lapangan dan parameter lainnya
RTP Kolam Air Budidaya dilakukan uji laboratorium. Parameter yang diukur
(Ha) langsung di lapangan (in situ) antara lain: suhu, pH,
Duano 14 0.071 Mata Air Pembesaran kecerahan, suspensi terlarut dan oksigen terlarut.
Lompotoo 24 0.400 Mata Air Pembesaran Untuk analisa logam berat di analisa menggunakan
Tapadaa 10 0.174 Sungai Pembesaran AAS di Laboratorium Pengujian dan Pengelolaan
(Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bone Bolango) (LPPMHP) Mutu Hasil Perikanan.
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini
Kecamatan Suwawa Tengah merupakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
lokasi penambangan emas. Berdasarkan wawancara terdiri dari parameter fisik (suhu, kecerahan,
dengan masyarakat setempat bahwa proses intensitas cahaya, padatan tersuspensi TSS)
penanganan limbah hasil akhir kegiatan parameter kimia (Oksigen terlarut, pH, Logam Berat
penambangan belum baik. Terindikaksi hasil (Merkuri, cadmium dan timbal). Sedangkan data
saluran air, sungai, danau dan lain sebagainya akan tempat hidup organisme. Menurut Subagja (2009)
menimbulkan akibat sebagai berikut: perairan yang ideal bagi kegiatan budidaya
1) Jumlah oksigen terlarut di dalam air perika\nan adalah 6,8 s/d 8,5 dan perairan dengan
menurun; pH<6 menyebabkan organisme renik tidak dapat
2) Kecepatan reaksi kimia meningkat; hidup dengan baik.
3) Kehidupan ikan dan hewan air lainnya Derajat keasaman disebut juga dengan pH,
terganggu. nilai pH normal ikan-ikan nila adalah 6 – 9
Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, (Mudjiman dan Suyanto , 2003). Nilai pH diatas 10
maka akan menyebabkan ikan dan hewan air lainnya dapat membunuh ikan, sementara nilai pH dibawah
mati. Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di 5 mengakibatkan pertumbuhan ikan terhambat. Hal
perairan baik secara langsung maupun tidak ini ditegaskan oleh Amri dan Khairuman (2013),
langsung. Pengaruh secara langsung yakni suhu bahwa pH optimal untuk pertumbuhan ikan adalah
berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik 6 – 8. pH air hasil pengukuran lokasi penelitian
dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat berkisar 8,1 – 8.5. Hal ini menunjukan bahwa pH
menaikkan laju maksimum fotosintesa, sedangkan air selama penelitian stabil dan sesuai untuk
pengaruh secara tidak langsung yakni dalam budidaya ikan. Sebagian besar biota akuatik sensitif
merubah struktur hidrologi kolom perairan yang terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH
dapat mempengaruhi distribusi fitoplankton sekitar 7–8.5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses
(Ghufran, dan Tancung, 2005). Suhu air memiliki biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi
peranan penting bagi organisme dalam melakukan akan berakhir jika pH rendah. Selain itu toksisitas
metabolisme dan berkembangbiak logam-logam memperlihatkan peningkatan pada pH
Pengaruh suhu secara tidak langsung dapat rendah (Effendi, 2004).
menentukan stratifikasi massa air, stratifikasi suhu Derajat keasaman (pH) dipengaruhi oleh
di suatu perairan ditentukan oleh keadaan cuaca dan konsentrasi karbondioksida serta ion–ion bersifat
sifat setiap perairan seperti pergantian pemanasan asam atau basa. Fitoplankton dan tanaman air akan
dan pengadukan, pemasukan atau pengeluaran air, mengambil karbondioksida selama proses
bentuk dan ukuran suatu perairan. Suhu air yang fotosintesis berlangsung, sehingga mengakibatkan
layak untuk budidaya ikan laut adalah 27 – 32 0C pH perairan menjadi meningkat pada siang hari dan
(Mayunar et al., 1995). Kenaikan suhu perairan juga menurun pada malam hari.
menurunkan kelarutan oksigen dalam air,
memberikan pengaruh langsung terhadap aktivitas 3.3. Kecerahan
ikan disamping akan menaikkan daya racun suatu Kecerahan sangat penting karena erat
polutan terhadap organisme perairan. Suhu air kaitannya dengan proses fermentasi yang terjadi di
antara 35 – 400C merupakan suhu kritis bagi perairan. Kecerahan perairan dapat diukur dengan
kehidupan organisme yang dapat menyebabkan alat yang dinamakan Keping Secchi. Effendi (2000)
kematian (Junaidi, 2012). menyatakan bahwa kecerahan < 3 m adalah tipe
Di Indonesia, suhu udara rata-rata pada siang peraran yang subur (eutropik), antara 3-6 m
hari di berbagai tempat berkisar antara 28,2 0C kesuburan sedang (mesotrofik) dan > 6 m
sampai 34,6 0C dan pada malam hari suhu berkisar digolongkan pada tipe perairan kurang subur
antara 12,80C sampai 300C. Keadaan suhu tersebut (oligotrofik).
tergantung pada ketinggian tempat dari atas Tingkat kecerahan dan kekeruhan air sangat
permukaan laut. Suhu air umumnya beberapa derajat berpengaruh terhadap pertumbuhan patin Zat atau
lebih rendah dibanding suhu udara disekitarnya. material terlarut (tersuspensi) seperti lumpur,
Secara umum, suhu air di perairan Indonesia sangat senyawa, dan anorganik, plankton dan
mendukung bagi pengembangan budidaya mikroorganisme diduga kuat sebagai penyebab
perikanan (Cholik 2005). kekeruhan air. Kekeruhan air menyebabkan sinar
Berdasarkan hasil penelitian maka kondisi yang sampai ke air lebih banyak dihamburkan dan
suhu air masih dalam batasan normal. diserap daripada ditransmisikan disekelilingnya,
pengukuran kekeruhan air sering dilakukan dengan
3.2. Derajat Keasaman (pH) melihat tingkat kecerahan air. Untuk mengukur
Nilai pH didefinisikan sebagai negatif kecerahan air digunakan alat yang disebut sechi disc
logaritma dari konsentrasi ion Hodrogen dan nilai ( keeping sechi) (Subagja,2009). Tingkat kecerahan
asam ditunjukkan dengan nilai 1 s/d7 dan basa 7 s/d air pada lokasi penelitian yakni 30 - 40 cm. Pada
14. Kebanyakan perairan umum mempunyai nilai lokasi Sungai Bone kecerahan sampai 100 %. Hal
pH antara 6-9. Perairan yang asam lebih kecil dan ini baik dan layak untuk kehidupan ikan-ikan air
dapat menurun sampai 2. Batas toleransi organisme tawar yang biasa dibudidayakan yakni ikan nila,
perairan terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi patin dan lele.
antara lain suhu, oksigen terlarut, alkalinitas, Selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya
kandungan kation dan anion maupun jenis dan matahari yang masuk ke perairan, tingkat kecerahan
juga dipengaruhi oleh perbedaan waktu pengukuran Keracunan akut logam timbal ditandai oleh rasa
kecerahan, keadaan cuaca dan juga ketelitian dari terbakarnya mulut, terjadinya perangsangan dalam
orang yang melakukan pengukuran. gastrointestinal dengan disertai diare dan gejala
keracunan kronis ditandai dengan rasa mual,
3.4. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) anemia, sakit di sekitar perut dan dapat
Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas menyebabkan kelumpuhan (Darmono, 2001).
bagi kehidupan organisme. Perubahan konsentrasi Bahaya kronis dari keracunan logam cadmium,
oksigen terlarut dapat menimbulkan efek langsung biasanya mengakibatkan kerusakan ginjal,
yang berakibat pada kematian organisme perairan. kerusakan sistem syaraf dan kerusakan pada
Sedangkan pengaruh yang tidak langsung adalah sebagian renal tubules. Penyerapan cadmium dalam
meningkatkan toksisitas bahan pencemar yang pada tubuh akan terkonsentrasi di dalam hati dan ginjal.
akhirnya dapat membahayakan organisme itu Adanya kandungan logam berat pada
sendiri. Hal ini disebabkan oksigen terlarut perairan dapat membahayakan ikan dan organisme
digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh lainnya yang hidup di perairan. Ikan termasuk
dan berkembang biak. organisme nekton, dapat bergerak aktif dengan cepat
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar sehingga mempunyai kemampuan menghindarkan
untuk kehidupan makhluk hidup didalam air diri dari pengaruh pencemaran air. Namun
maupun hewan teristrial. Penyebab utama demikian, pada ikan yang hidup dalam habitat yang
berkurangnya oksigen terlarut di dalam air adalah terbatas (seperti sungai, danau, dan teluk), sulit
adanya bahan-bahan buangan organik yang banyak menghindari diri dari pengaruh pencemaran
mengkonsumsi oksigen sewaktu penguraian. tersebut. Akibatnya, unsur-unsur pencemaran
Konsentrasi oksigen terlarut yang aman bagi seperti logam berat akan masuk ke dalam tubuh ikan
kehidupan diperairan sebaiknya harus diatas titik dan akan terakumulasi (Agustina, 2011).
kritis dan tidak terdapat bahan lain yang bersifat Kandungan logam berat yang tinggi pada
racun, konsentrasi oksigen minimum sebesar 2 mg/l perairan menyebabkan kontaminasi, akumulasi
cukup memadai untuk menunjang secara normal bahkan pencemaran terhadap lingkungan seperti
komunitas akuatik di periaran (Boyd, 1990). biota, sedimen, air dan sebagainya (Heryando,
budidaya adalah 5 – 8 mg/l (Effendi, 2000). 2004). Logam berat dapat dibedakan atas dua
Kandungan oksigen terlarut di lokasi golongan berdasarkan kegunaannya, yaitu
penelitian adalah 6 – 10 mg/l. Kandungan oksigen (Hutagalung, 1991):
terlarut ini layak untuk kehidupan ikan-ikan air 1. Logam berat pada konsentrasi tertentu
tawar seperti ikan nila, patin dan lele yang berfungsi sebagai mikronutrien yang
dibudidayakan di lokasi kolam yang diteliti. bermanfaat bagi kehidupan organisme
perairan, seperti Zn, Fe, Cu, Co.
3.5. Logam Berat 2. Logam berat yang belum diketahui
Logam berat harus diwaspadai kegunaannya bagi organisme perairan,
keberadaannya di perairan karena merupakan salah seperti Hg, Cd, dan Pb.
satu unsur pencemar perairan yang berbahaya. Heryando (2004) menjelaskan senyawa
Logam berat susah dihancurkan (non degradable), logam berat banyak digunakan untuk kegiatan
terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di industri sebagai bahan baku, katalisator, biosida
dasar perairan membentuk senyawa kompleks maupun sebagai additive. Limbah yang
bersama bahan organik dan anorganik secara mengandung logam berat ini akan terbawa oleh
adsorbsi sehingga menjadi penyebab utama logam sungai dan karenanya limbah industri merupakan
berat menjadi bahan pencemar berbahaya oleh sumber pencemar logam berat yang potensial bagi
organisme hidup di lingkungan perairan (Heryando, pencemaran laut.
2004)). Dalam perairan, logam-logam ditemukan
Logam berat seperti merkuri, timbal, dalam bentuk (Heryando, 2004):
cadmium merupakan bahan pencemar yang cukup 1. Terlarut, yaitu ion logam bebas air dan logam
mengkhawatirkan pada lokasi penelitian yakni yang membentuk kompleks dengan senyawa
kecamatan Suawwa Tengah karena daerah tersebut organik dan anorganik.
dilakukan PETI (penambangan tanpa izin) emas. 2. Tidak terlarut, terdiri dari partikel yang
Logam berat pada perairan susah mengalami berbentuk koloid dan senyawa kompleks metal
degradasi, akan diabsorpsi dalam tubuh organisme yang terabsorbsi pada zat tersuspensi.
sehingga logam berat seperti Pb dan Cd ini termasuk
golongan logam berat yang berbahaya dan dapat 3.5.1. Merkuri
masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan Merkuri atau yang biasa disebut air raksa)
dan pencernaan (Darmono, 2001). dan disingkat Hg adalah salah satu jenis logam yang
Logam berat timbal dan cadmium dapat banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu
menyebabkan keracunan yang akut dan kronis. – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai