You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341278857

ANALISIS KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DI


KECAMATAN SUWAWA TENGAH

Article  in  Jurnal Technopreneur (JTech) · May 2020


DOI: 10.30869/jtech.v8i1.527

CITATIONS READS

3 15,835

1 author:

Yuniarti Koniyo
Universitas Negeri Gorontalo
12 PUBLICATIONS   18 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kesesuian Lahan Perikanan Budidaya Sistem KJA di danau Limboto View project

All content following this page was uploaded by Yuniarti Koniyo on 17 August 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JTech 8(1), 52 – 58 Koniyo Y

ANALISIS KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR


DI KECAMATAN SUWAWA TENGAH

Yuniarti Koniyo
Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Negeri Gorontalo
Email: yuniarti.koniyo@ung.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas air pada lokasi budidaya ikan air tawar di Kecamatan Suwawa
Tengah. Manfaat penelitian adalah tersedianya data kualitas air yakni parameter fisik dan kimia air pada lokasi
budidaya ikan air tawar di Kecamatan Suwawa Tengah. Metode penelitian adalah observasi, pengukuran langsung
di lapangan (in situ) dan laboratorium. Hasil pengukuran parameter kualitas air di lokasi budidaya ikan air tawar
Kecamatan Suwawa Tengah yakni Desa Tapadaa, Desa Lompotoo, Desa Duano dan aliran Sungai Bone masih
layak untuk kehidupan ikan air tawar dan konsentrasi logam berat Hg, Cd dan Pb masih dibawah ambang batas
aman untuk kegiatan budidaya. Nilai parameter fisik dan kimia air hasil pengukuran adalah suhu 30 0C – 32.40C,
pH Derajat keasaman 8.1 – 8.5, Oksigen terlarut (DO) 6 – 10 Mg/L, tingkat kecerahan air 30 - 40 cm, dan
intensitas cahaya 90%. Hasil pengukuran logam berat yakni merkuri (Hg) 0.00076 ppm – 0.0056, Kadmium (Cd)
0.00003 ppm – 0.00039 ppm sedangkan Timbal (Pb) 0.021 ppm – 0.092 ppm.

Kata kunci: Kualitas Air, Ikan Air Tawar, Suwawa Tengah

ABSTRACT

The aim of this study was to determine water quality at freshwater fish farming in Central Suwawa District. The
benefit of this research is the availability of water quality data that is the physical and chemical parameters of
water in the location of freshwater fish farming in Central Suwawa District. The results of the measurement
of water quality parameters at the freshwater fish culture location in Suwawa Tengah District
namely Tapadaa Village, Lompotoo Village, Duano Village and Bone River flow are still suitable for freshwater
fish life and the concentrations of heavy metals Hg, Cd and Pb are still below the safe threshold for activities
cultivation. The physical and chemical parameters of the measured water are temperature 30 0C - 32.40C, pH
acidity 8.1 - 8.5, dissolved oxygen (DO) 6-10 mg /l, water brightness level 30-40 cm, and light intensity 90% . The
measurement results of heavy metals namely mercury (Hg) 0.00076 ppm - 0.0056, Cadmium (Cd) 0.00003 ppm -
0.00039 ppm while Lead (Pb) 0.021 ppm - 0.092 ppm.

Keywords: Water Quality, Freshwater Fish, Central Suwawa

1. PENDAHULUAN dari segi sumberdaya manusia, baik pelaku


Sektor perikanan di Kabupaten Bone perikanan maupun aparat pengelola pembangunan
Bolango menyediakan sekitar 3575 lapangan kerja perikanan.
bagi rumah tangga pelaku perikanan atau menjadi Budidaya ikan air tawar saat ini semakin
tumpuan penghidupan bagi kurang lebih 10.625 maju ditunjang meningkatnya sarana prasarana
masyarakat. Pelaku perikanan yang bekerja di memadai berupa peralatan perikanan, makanan
sektor perikanan terdiri dari nelayan 1676 orang, obat-obatan, teknik budidaya yang disempurnakan
pembudidaya ikan 790 orang, unit pengolahan ikan maupun pemasaran yang lebih baik. Ruang lingkup
57 unit, pedagang ikan 195 orang, tenaga kerja di kegiatan budidaya mencakup pengendalian
kapal-kapal perikanan 750 orang, dan tenaga kerja pertumbuhan dan mortilitas (Tjarmana, 1999).
yang bekerja di unit pengolahan ikan 110 orang Pertumbuhan jenis ikan adalah pertambahan
(Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bone ukuran berat atau panjang pada suatu waktu tertentu.
Bolango). Sedangkan pertumbuhan bagi populasi adalah
Kabupaten Bone Bolango khususnya pertambahan jumlah individu. Pertumbuhan itu
Kecamatan Suwawa Tengah menetapkan sektor merupakan proses biologis yang kompleks dimana
perikanan sebagai salah satu sektor unggulan banyak faktor yang dapat mempengaruhi. Faktor
ekonomi. Dengan strategi pembangunan ‘desa yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
tumbuh daerah maju’ atau dengan kata lain digolongkan menjadi faktor dalam dan faktor luar,
pembangunan yang bertumpu pada pembangunan yang dapat dikontrol dan ada factor yang susah
ekonomi kerakyatan yang dimulai dari desa-desa dikontrol. Faktor dalam umumnya adalah faktor
nelayan dan desa-desa budidaya, pembangunan yang sukar untuk dikontrol, diantaranya ialah faktor
perikanan Bone Bolango membutuhkan akselerasi umur, sex, genetik, parasit dan penyakit. Sedangkan

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v8i1.527, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X 52


ANALISIS KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
DI KECAMATAN SUWAWA TENGAH
JTech 8(1), 52 – 58 Koniyo Y

faktor luar yang utama ialah makan dan lingkungan buangan limbahnya dapat mempengaruhi kondisi
atau kualitas perairan (Effendie, 2003 ; 2004). perairan setempat.
Dalam bidang budidaya perikanan kualitas Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu
air memegang peranan penting karena seluruh siklus melakukan penelitian tentang “Analisis Kualitas
hidup biota yang dipelihara berada dalam air. Selain Air Pada Lokasi Budidaya Ikan Air Tawar di
air harus jernih, bebas pencemaran, air yang Kecamatan Suwawa Tengah”. Permasalahn pada
dikhususkan untuk budidaya harus pula penelitian ini adalah bagaimana kualitas air di
memperhatikan fisik dan kimia air tertentu. Sifat lokasi budidaya ikan air tawar di Kecamatan
fisika dan kimia air untuk budidaya ikan air tawar Suwawa Tengah. Tujuan penelitian adalah: untuk
yang harus diketahui yaitu suhu, pertukaran air, mengetahui kualitas air di lokasi budidaya Ikan air
kedalaman, kekeruhan, kandungan oksigen terlarut, tawar di Kecamatan Suwawa Tengah. Manfaat
derajat keasaman air serta logam berat terutama penelitian adalah tersedianya data kualitas air yakni
Merkuri (Hg). Berdasarkan standar parameter parameter fisik dan kimia air pada lokasi budidaya
kualitas air pada budi daya ikan air tawar dapat Ikan air tawar di Kecamatan Suwawa Tengah.
dilihat pada Tabel 1.
2. METODE PENELITIAN
Tabel 1. Parameter Kualitas Air Pada Budi Daya Ikan Air Tawar Metode yang digunakan dalam penelitian ini
SNI 7550 : 2009 adalah metode observasi adalah melakukan
Jenis Parameter Satuan Kisaran pengamatan secara langsung terhadap subyek-
0
Suhu C 25 - 32 subyek yang menjadi bagian dari permasalahan dan
pH - 6.5 – 8.5 pengukuran parameter fisik dan kimia air di lokasi
Oksigen Terlarut mg/l ≥3 penelitian.
Amoniak mg/l < 0.02 Lokasi pelaksanaan penelitian di Kecamatan
Kecerahan Cm 30 - 40 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango (Gambar
Cadmium ppm 0.01 1).
Timbal ppm 0.03
Hg ppm 0.001
NH3 mg/It < 0.016
Kekeruan cm 40 -50
Karbondioksida mg/It < 15
(CO2)
Nitrit (NO2) ppm < 0.05
Alkalinitas mg/It > 20
Kesadahan Total mg/It > 20

Parameter kualitas air pada lokasi budidaya


merupakan cerminan dari faktor fisik,kimia dan
biologi perairan, dimana parameter tersebut harus
dapat dikelola dengan baik,sehingga dapat
mendukung terhadap pertumbuhan ikan (Boyd,
1982 ;1990). Data tentang kegiatan budidaya di
Gambar 1. Lokasi pelaksanaan penelitian di Kecamatan Suwawa
Kecamatan Suwawa Tengah dapat dilihat pada Tengah Kabupaten Bone Bolango. (Dinas Kelautan
Tabel 2: dan Perikanan Kabupaten Bone Bolango 2012)

Tabel 2. Kegiatan Budidaya Ikan Air Tawar Di Kecamatan Pengukuran beberapa parameter kualitas air
Suwawa Tengah
dilakukan secara insitu yakni pengukuran secara
Desa Jumlah Luas Sumber Kegiatan langsung di lapangan dan parameter lainnya
RTP Kolam Air Budidaya dilakukan uji laboratorium. Parameter yang diukur
(Ha) langsung di lapangan (in situ) antara lain: suhu, pH,
Duano 14 0.071 Mata Air Pembesaran kecerahan, suspensi terlarut dan oksigen terlarut.
Lompotoo 24 0.400 Mata Air Pembesaran Untuk analisa logam berat di analisa menggunakan
Tapadaa 10 0.174 Sungai Pembesaran AAS di Laboratorium Pengujian dan Pengelolaan
(Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bone Bolango) (LPPMHP) Mutu Hasil Perikanan.
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini
Kecamatan Suwawa Tengah merupakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
lokasi penambangan emas. Berdasarkan wawancara terdiri dari parameter fisik (suhu, kecerahan,
dengan masyarakat setempat bahwa proses intensitas cahaya, padatan tersuspensi TSS)
penanganan limbah hasil akhir kegiatan parameter kimia (Oksigen terlarut, pH, Logam Berat
penambangan belum baik. Terindikaksi hasil (Merkuri, cadmium dan timbal). Sedangkan data

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v8i1.527, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X 53


ANALISIS KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
DI KECAMATAN SUWAWA TENGAH
JTech 8(1), 52 – 58 Koniyo Y

Table 4. Hasil Pengukuran Kualitas Air di Lokasi Penelitian Desa


Jenis Parameter Satuan Hasil Pengukuran Tapadaa
0 Table 5. Hasil Pengukuran Kualitas Air di Lokasi Penelitian Desa
Suhu C 30
Lompotoo
pH - 8.1
Oksigen Terlarut mg/l 10 Jenis Parameter Satuan Hasil Pengukuran
Kecerahan cm 30 Suhu 0
C 30.5
Cadmium ppm 0.00004 pH - 8.5
Timbal ppm 0.013 Oksigen Terlarut mg/l 8.4
Hg ppm 0.0050 Kecerahan cm 34
sekunder adalah data-data pendukung yang Cadmium ppm 0.00003
menunjang hasil penelitian baik yang di dapat dari Timbal ppm 0.015
kajian literatur maupun bahan-bahan pendukung
Hg ppm 0.0040
lainnya.
Analisis data pada penelitian ini Table 6. Hasil Pengukuran Kualitas Air di Lokasi Penelitian
menggunakan analisa deskriptif dan analisa Daerah Aliran Sungai Bone
kuantitatif. Analisa deskriptif yakni menjelaskan
dan memaparkan hasil kegiatan sesuai dengan Jenis Parameter Satuan Hasil Pengukuran
0
kaidah-kaidah ilimiah. analisa kuantitatif yaitu data Suhu C 32
ditampilkan melalui hasil pengukuran dan pH - 8.4
perhitungan. Oksigen Terlarut mg/l 6
Kecerahan cm 100
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Cadmium ppm -
Kualitas air merupakan keadaan dan sifat- Timbal ppm 0.092
sifat fisik, kimia dan biologi suatu perairan yang Hg ppm 0.0056
dibandingkan dengan standar kelayakan untuk
persyaratan keperluan tertentu, misalnya kualitas air 3.1. Suhu
untuk perikanan, pertanian dan air minum, rumah Suhu air adalah faktor abiotik yang
sakit, industri dan lain sebagainya. Sehingga memegang peranan penting bagi kehidupan
menjadikan persyaratan kualitas air berbeda-beda organisme perairan. Suhu air sangat dipengaruhi
sesuai dengan peruntukannya (Ismoyo, 1994). oleh jumlah sinar matahari yang jatuh ke permukaan
Susanto (2004) menyatakan kualitas air untuk air yang sebagian dipantulkan kembali ke atmosfer
budidaya ikan air tawar harus memenuhi beberapa dan sebagian lagi diserap dalam bentuk energi
persyaratan karena air yang kurang baik akan panas. Pengukuran suhu sangat perlu untuk
menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. mengetahui karakteristik perairan.Penurunan
Sumber air yang baik dalam pemeliharaan ikan biomassa dan keanekaragaman ikan menurun ketika
harus memenuhi kriteria kulitas air yang meliputi suhu air meningkat lebih dari 280C (Boyd, 1990).
sifat –sifat fisika dan sifat- sifat kimia seperti suhu, Suhu atau temperatur merupakan salah satu
pH, kekeruhan DO, dan sebagainya. Kualitas air faktor penentu kehidupan ikan. Hasil pengukuran
usaha budidaya sangat menentukan tingkat suhu di lokasi penelitian yakni berkisar 300C –
keberhasilan. Tingginya atau rendahnya kualitas air 32.40C. Amri (2002 ; 2013) menyatakan bahwa
akan berakibat fatal bagi pertumbuhan ikan. kisaran suhu yang baik bagi kehidupan ikan antara
Kualitas air yang di ukur dalam penelitian 25 – 300C sementara itu, jika suhu air berada
adalah suhu air, pH air dan Oksigen. Berdasarkan dibawah 140C ikan akan mengalami kematian. Jika
hasil pengukuran kualitas air selama penelitian di suhu air turun hingga dibawah 250C daya cerna ikan
masing-masing desa di Kecamatan Suwawa Tengah terhadap makanan yang dikonsumsi berkurang.
dapat dilihat pada tabel berikut. Sebaliknya jika suhu naik hingga 30 0C ikan akan
stres karena kebutuhan oksigenya semakin
Table 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air di Lokasi Penelitian Desa tinggi.hal ini ditegaskan pula oleh Khairuman dan
Duano Subenda. (2002), bahwa suhu air yang normal untuk
Jenis Parameter Satuan Hasil Pengukuran budidaya ikan berkisar antara 25 – 300C.
0
Suhu C 32.4 Suhu merupakan faktor fisik yang sangat
pH - 8.4 penting di air, karena bersama-sama dengan
Oksigen Terlarut mg/l 8 zat/unsure yang terkandung didalamnya akan
Kecerahan cm 40 menentukan massa jenis air, dan bersama-sama
dengan tekanan dapat digunakan untuk menentukan
Cadmium ppm 0.00039
densitas air. Selanjutnya, densitas air dapat
Timbal ppm 0.021 digunakan untuk menentukan kejenuhan air. Suhu
Hg ppm 0.00076 air sangat bergantung pada tempat dimana air
tersebut berada. Kenaikan suhu air di badan air,

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v8i1.527, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X 54


ANALISIS KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
DI KECAMATAN SUWAWA TENGAH
JTech 8(1), 52 – 58 Koniyo Y

saluran air, sungai, danau dan lain sebagainya akan tempat hidup organisme. Menurut Subagja (2009)
menimbulkan akibat sebagai berikut: perairan yang ideal bagi kegiatan budidaya
1) Jumlah oksigen terlarut di dalam air perika\nan adalah 6,8 s/d 8,5 dan perairan dengan
menurun; pH<6 menyebabkan organisme renik tidak dapat
2) Kecepatan reaksi kimia meningkat; hidup dengan baik.
3) Kehidupan ikan dan hewan air lainnya Derajat keasaman disebut juga dengan pH,
terganggu. nilai pH normal ikan-ikan nila adalah 6 – 9
Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, (Mudjiman dan Suyanto , 2003). Nilai pH diatas 10
maka akan menyebabkan ikan dan hewan air lainnya dapat membunuh ikan, sementara nilai pH dibawah
mati. Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di 5 mengakibatkan pertumbuhan ikan terhambat. Hal
perairan baik secara langsung maupun tidak ini ditegaskan oleh Amri dan Khairuman (2013),
langsung. Pengaruh secara langsung yakni suhu bahwa pH optimal untuk pertumbuhan ikan adalah
berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik 6 – 8. pH air hasil pengukuran lokasi penelitian
dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat berkisar 8,1 – 8.5. Hal ini menunjukan bahwa pH
menaikkan laju maksimum fotosintesa, sedangkan air selama penelitian stabil dan sesuai untuk
pengaruh secara tidak langsung yakni dalam budidaya ikan. Sebagian besar biota akuatik sensitif
merubah struktur hidrologi kolom perairan yang terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH
dapat mempengaruhi distribusi fitoplankton sekitar 7–8.5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses
(Ghufran, dan Tancung, 2005). Suhu air memiliki biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi
peranan penting bagi organisme dalam melakukan akan berakhir jika pH rendah. Selain itu toksisitas
metabolisme dan berkembangbiak logam-logam memperlihatkan peningkatan pada pH
Pengaruh suhu secara tidak langsung dapat rendah (Effendi, 2004).
menentukan stratifikasi massa air, stratifikasi suhu Derajat keasaman (pH) dipengaruhi oleh
di suatu perairan ditentukan oleh keadaan cuaca dan konsentrasi karbondioksida serta ion–ion bersifat
sifat setiap perairan seperti pergantian pemanasan asam atau basa. Fitoplankton dan tanaman air akan
dan pengadukan, pemasukan atau pengeluaran air, mengambil karbondioksida selama proses
bentuk dan ukuran suatu perairan. Suhu air yang fotosintesis berlangsung, sehingga mengakibatkan
layak untuk budidaya ikan laut adalah 27 – 32 0C pH perairan menjadi meningkat pada siang hari dan
(Mayunar et al., 1995). Kenaikan suhu perairan juga menurun pada malam hari.
menurunkan kelarutan oksigen dalam air,
memberikan pengaruh langsung terhadap aktivitas 3.3. Kecerahan
ikan disamping akan menaikkan daya racun suatu Kecerahan sangat penting karena erat
polutan terhadap organisme perairan. Suhu air kaitannya dengan proses fermentasi yang terjadi di
antara 35 – 400C merupakan suhu kritis bagi perairan. Kecerahan perairan dapat diukur dengan
kehidupan organisme yang dapat menyebabkan alat yang dinamakan Keping Secchi. Effendi (2000)
kematian (Junaidi, 2012). menyatakan bahwa kecerahan < 3 m adalah tipe
Di Indonesia, suhu udara rata-rata pada siang peraran yang subur (eutropik), antara 3-6 m
hari di berbagai tempat berkisar antara 28,2 0C kesuburan sedang (mesotrofik) dan > 6 m
sampai 34,6 0C dan pada malam hari suhu berkisar digolongkan pada tipe perairan kurang subur
antara 12,80C sampai 300C. Keadaan suhu tersebut (oligotrofik).
tergantung pada ketinggian tempat dari atas Tingkat kecerahan dan kekeruhan air sangat
permukaan laut. Suhu air umumnya beberapa derajat berpengaruh terhadap pertumbuhan patin Zat atau
lebih rendah dibanding suhu udara disekitarnya. material terlarut (tersuspensi) seperti lumpur,
Secara umum, suhu air di perairan Indonesia sangat senyawa, dan anorganik, plankton dan
mendukung bagi pengembangan budidaya mikroorganisme diduga kuat sebagai penyebab
perikanan (Cholik 2005). kekeruhan air. Kekeruhan air menyebabkan sinar
Berdasarkan hasil penelitian maka kondisi yang sampai ke air lebih banyak dihamburkan dan
suhu air masih dalam batasan normal. diserap daripada ditransmisikan disekelilingnya,
pengukuran kekeruhan air sering dilakukan dengan
3.2. Derajat Keasaman (pH) melihat tingkat kecerahan air. Untuk mengukur
Nilai pH didefinisikan sebagai negatif kecerahan air digunakan alat yang disebut sechi disc
logaritma dari konsentrasi ion Hodrogen dan nilai ( keeping sechi) (Subagja,2009). Tingkat kecerahan
asam ditunjukkan dengan nilai 1 s/d7 dan basa 7 s/d air pada lokasi penelitian yakni 30 - 40 cm. Pada
14. Kebanyakan perairan umum mempunyai nilai lokasi Sungai Bone kecerahan sampai 100 %. Hal
pH antara 6-9. Perairan yang asam lebih kecil dan ini baik dan layak untuk kehidupan ikan-ikan air
dapat menurun sampai 2. Batas toleransi organisme tawar yang biasa dibudidayakan yakni ikan nila,
perairan terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi patin dan lele.
antara lain suhu, oksigen terlarut, alkalinitas, Selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya
kandungan kation dan anion maupun jenis dan matahari yang masuk ke perairan, tingkat kecerahan

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v8i1.527, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X 55


ANALISIS KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
DI KECAMATAN SUWAWA TENGAH
JTech 8(1), 52 – 58 Koniyo Y

juga dipengaruhi oleh perbedaan waktu pengukuran Keracunan akut logam timbal ditandai oleh rasa
kecerahan, keadaan cuaca dan juga ketelitian dari terbakarnya mulut, terjadinya perangsangan dalam
orang yang melakukan pengukuran. gastrointestinal dengan disertai diare dan gejala
keracunan kronis ditandai dengan rasa mual,
3.4. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) anemia, sakit di sekitar perut dan dapat
Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas menyebabkan kelumpuhan (Darmono, 2001).
bagi kehidupan organisme. Perubahan konsentrasi Bahaya kronis dari keracunan logam cadmium,
oksigen terlarut dapat menimbulkan efek langsung biasanya mengakibatkan kerusakan ginjal,
yang berakibat pada kematian organisme perairan. kerusakan sistem syaraf dan kerusakan pada
Sedangkan pengaruh yang tidak langsung adalah sebagian renal tubules. Penyerapan cadmium dalam
meningkatkan toksisitas bahan pencemar yang pada tubuh akan terkonsentrasi di dalam hati dan ginjal.
akhirnya dapat membahayakan organisme itu Adanya kandungan logam berat pada
sendiri. Hal ini disebabkan oksigen terlarut perairan dapat membahayakan ikan dan organisme
digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh lainnya yang hidup di perairan. Ikan termasuk
dan berkembang biak. organisme nekton, dapat bergerak aktif dengan cepat
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar sehingga mempunyai kemampuan menghindarkan
untuk kehidupan makhluk hidup didalam air diri dari pengaruh pencemaran air. Namun
maupun hewan teristrial. Penyebab utama demikian, pada ikan yang hidup dalam habitat yang
berkurangnya oksigen terlarut di dalam air adalah terbatas (seperti sungai, danau, dan teluk), sulit
adanya bahan-bahan buangan organik yang banyak menghindari diri dari pengaruh pencemaran
mengkonsumsi oksigen sewaktu penguraian. tersebut. Akibatnya, unsur-unsur pencemaran
Konsentrasi oksigen terlarut yang aman bagi seperti logam berat akan masuk ke dalam tubuh ikan
kehidupan diperairan sebaiknya harus diatas titik dan akan terakumulasi (Agustina, 2011).
kritis dan tidak terdapat bahan lain yang bersifat Kandungan logam berat yang tinggi pada
racun, konsentrasi oksigen minimum sebesar 2 mg/l perairan menyebabkan kontaminasi, akumulasi
cukup memadai untuk menunjang secara normal bahkan pencemaran terhadap lingkungan seperti
komunitas akuatik di periaran (Boyd, 1990). biota, sedimen, air dan sebagainya (Heryando,
budidaya adalah 5 – 8 mg/l (Effendi, 2000). 2004). Logam berat dapat dibedakan atas dua
Kandungan oksigen terlarut di lokasi golongan berdasarkan kegunaannya, yaitu
penelitian adalah 6 – 10 mg/l. Kandungan oksigen (Hutagalung, 1991):
terlarut ini layak untuk kehidupan ikan-ikan air 1. Logam berat pada konsentrasi tertentu
tawar seperti ikan nila, patin dan lele yang berfungsi sebagai mikronutrien yang
dibudidayakan di lokasi kolam yang diteliti. bermanfaat bagi kehidupan organisme
perairan, seperti Zn, Fe, Cu, Co.
3.5. Logam Berat 2. Logam berat yang belum diketahui
Logam berat harus diwaspadai kegunaannya bagi organisme perairan,
keberadaannya di perairan karena merupakan salah seperti Hg, Cd, dan Pb.
satu unsur pencemar perairan yang berbahaya. Heryando (2004) menjelaskan senyawa
Logam berat susah dihancurkan (non degradable), logam berat banyak digunakan untuk kegiatan
terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di industri sebagai bahan baku, katalisator, biosida
dasar perairan membentuk senyawa kompleks maupun sebagai additive. Limbah yang
bersama bahan organik dan anorganik secara mengandung logam berat ini akan terbawa oleh
adsorbsi sehingga menjadi penyebab utama logam sungai dan karenanya limbah industri merupakan
berat menjadi bahan pencemar berbahaya oleh sumber pencemar logam berat yang potensial bagi
organisme hidup di lingkungan perairan (Heryando, pencemaran laut.
2004)). Dalam perairan, logam-logam ditemukan
Logam berat seperti merkuri, timbal, dalam bentuk (Heryando, 2004):
cadmium merupakan bahan pencemar yang cukup 1. Terlarut, yaitu ion logam bebas air dan logam
mengkhawatirkan pada lokasi penelitian yakni yang membentuk kompleks dengan senyawa
kecamatan Suawwa Tengah karena daerah tersebut organik dan anorganik.
dilakukan PETI (penambangan tanpa izin) emas. 2. Tidak terlarut, terdiri dari partikel yang
Logam berat pada perairan susah mengalami berbentuk koloid dan senyawa kompleks metal
degradasi, akan diabsorpsi dalam tubuh organisme yang terabsorbsi pada zat tersuspensi.
sehingga logam berat seperti Pb dan Cd ini termasuk
golongan logam berat yang berbahaya dan dapat 3.5.1. Merkuri
masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan Merkuri atau yang biasa disebut air raksa)
dan pencernaan (Darmono, 2001). dan disingkat Hg adalah salah satu jenis logam yang
Logam berat timbal dan cadmium dapat banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu
menyebabkan keracunan yang akut dan kronis. – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v8i1.527, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X 56


ANALISIS KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
DI KECAMATAN SUWAWA TENGAH
JTech 8(1), 52 – 58 Koniyo Y

senyawa anorganik dan organik. Selain itu, berbagai


jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar 4. KESIMPULAN DAN SARAN
ini. Toksisitas merkuri berbeda sesuai bentuk Hasil pengukuran parameter kualitas air di
kimianya, misalnya merkuri inorganik bersifat lokasi budidaya ikan air tawar Kecamatan Suwawa
toksik pada ginjal, sedangkan merkuri organik Tengah yakni Desa Tapadaa, Desa Lompotoo, Desa
seperti metil merkuri bersifat toksis pada sistim Duano dan aliran Sungai Bone masih layak untuk
syaraf pusat. Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu: kegiatan budidaya ikan air tawar. Nilai parameter
1. Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas fisik dan kimia air hasil pengukuran adalah suhu
termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, 300C – 32.40C, pH Derajat keasaman 8.1 – 8.5.
alat elektrik, batu batere dan cat Oksigen terlarut (DO) 6 – 10 mg/L, tingkat
2. Merkuri inorganik: dalam bentuk Hg++ kecerahan air 30 - 40 cm, dan intensitas cahaya 90%.
(Mercuric) dan Hg+ (Mercurous) Hasil pengukuran logam berat yakni merkuri (Hg)
3. Merkuri organic. 0.00076 ppm – 0.0056, Kadmium (Cd) 0.00003 ppm
Hasil pengukuran logam berat yakni merkuri – 0.00039 ppm sedangkan Timbal (Pb) yakni 0.021
(Hg) di lokasi budidaya dan sungai Bone termasuk ppm – 0.092 ppm. Konsentrasi logam berat Hg, Cd
lokasi pengambilan data berkisar 0,00076 ppm – dan Pb masih dibawah ambang batas aman untuk
0,0056. Kisaran ini masih berada dibawah ambang kegiatan budidaya.
batas aman untuk kegiatan budidaya

3.5.2. Timbal (Pb) DAFTAR PUSTAKA


Timbal biasa dikenal dengan nama timah
hitam, dalam bahasa ilmiah dinamakan plumbum Agustina, N. (2011). Bioakumulasi Logam Berat Pb
sehingga disimbolkan dengan Pb. Nomor atom dan Cd dalam daging dan Insang Ikan Nila
timbal adalah (NA) 82 dan berat atom (BA) 207.2 di Danau Cikaro. Skripsi Fakultas Perikanan
(Palar, 2008). Timbal (Pb) merupakan jenis logam dan Ilmu Kelautan UNPAD, Jatinangor
lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah Amri, K dan Khairuman. (2002). Buku Pintar
dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding Budidaya Ikan Konsumsi. Jakarta:
kebanyakan logam toksik lainnya dan secara Agromedia
alamiah terdapat pada batu-batuan serta lapisan Amri, K dan Khairuman. (2013). Budi Daya Ikan.
kerak bumi. Jakarta: Agromedia
Timbal banyak digunakan pada industri Boyd. C.E. (1990). Water Quality Management For
sebagai zat tambahan bahan bakar, pigmen timbal Pond Fis Culture. Department Of Fisheries
dalam cat yang merupakan penyebab utama and Allied Aquaculture. Aurburn University
peningkatan kadar Pb di lingkungan (Agustina, Alabama. Agricultural Experiment Station.
2011). 318 page.
Hasil pengukuran Timbal (Pb) pada lokasi Boyd, C. E. (1982). Water Quality Management for
penelitian masih berada dibawah ambang batas Pond Fish Culture Development in
aman untuk kegiatan budidaya yakni 0,021 ppm – Aquaculture and Fish Science, Vol. 9.
0,092 ppm. Elsevier Scintific Pub. Comp.
Cholik. (2005). Akuakultur. Masyarakat Perikanan
3.5.3. Kadmium (Cd) Nusantara. Taman Akuarium Air Tawar.
Kadmium di alam sangat berkaitan dengan Jakarta.
keberadaan logam Pb dan Zn. Palar (2008) Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan
menyatakan pada industri pertambangan Pb dan Zn, Pencemaran: Hubungannya Dengan
proses pemurniannya akan selalu memperoleh hasil Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UI
samping kadmium yang terbuang dalam lingkungan. Press. Hal. 28 – 29.
Logam kadmium mempunyai berat atom 112.41; Effendie. (2003). Biologi Perikanan. Penerbit
titik cair 321 ºC dan massa jenis 8.65 gr/ml Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
(Heryando, 2004). Kadmium biasanya digunakan Effendie, M. I. (2004). Metoda Biologi Perikanan,
sebagai pigmen dalam pembuatan keramik, Cetakan II, Yayasan Dewi Sri. Bogor.
penyepuhan listrik, pembuatan aloi dan baterai Effendie. M. I. (2004). Pengantar Akuakultur.
alkali. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hasil pengukuran logam berat Kadmium
Effendi. (2000). Telaahan Kualitas Air, bagi
(Cd) pada daerah lokasi penelitian 0,00003 ppm –
Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
0,00039 ppm Cd . Kisaran tersebut masih berada
Perairan. Jurusan manajemen Sumberdaya
dibawah ambang batas aman untuk kegiatan
Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan,
budidaya.
IPB. Bogor

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v8i1.527, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X 57


ANALISIS KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
DI KECAMATAN SUWAWA TENGAH
JTech 8(1), 52 – 58 Koniyo Y

Ghufran, K H M dan Tancung, B A. (2005).


Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan. Rineka Cipta. Jakarta.
Hardjojo B dan Djokosetiyanto. (2005). Pengukuran
dan Analisis Kualitas Air. Edisi Kesatu,
Modul 1 - 6. Universitas Terbuka. Jakarta
Ismoyo IH. (1994). Kamus Istilah Lingkungan.
Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
Junaidi M. Affan. (). Cages Based On
Environmental And Water Quality Factors In
East Coast Bangka Tengah District. Depik,
1(1):78-85. April 2012. ISSN 2089-7790
Khairuman dan Subenda. (2002). Budidaya Ikan Air
Tawar : Ikan Bandeng, Ikan Nila, Ikan Lele.
Cetakan Kelima . 113 p. Yogyakarta :
Kanisius
Kordi, K. M. (). Panduan Lengkap Memelihara Ikan
Air Tawar Di Kolam Terpal. Yogyakarta.
Penerbit Lily Publisher. 280 hal.
Mayunar, R. Purba, P.T. Imanto. (1995). Pemilihan
lokasi budidaya ikan laut. Prosiding temu
usaha pemasyarakatan teknologi keramba
jaring apung bagi budidaya laut, Puslitbang
Perikanan. Badan Litbang Pertanian: 179 –
189.
Mujiman, A, dan Suyanto, R. (2003). Budidaya
Udang Windu. Penebar Swadaya. Jakarta.
211 hal
Palar H. (2008). Pencemaran dan Toksikologi
Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta
Susanto. (2004). Budidaya Mas. Jakarta: Kanisius
Subagja. (2009). Bioindikator Kualitas Air.
Universitas Trisakti. Jakarta.
SNI 7550. (2009). Produksi Ikan Nila (Oreochromis
nilotica) Kelas Pembesaran di Kolam Air
Tenang. Badan Standardisasi Nasional
Tjarmana, Maman., (1999). Sistem Budi Daya Ikan.
Universitas Terbuka, Jakarta.

doi: https://doi.org/10.30869/jtech.v8i1.527, p-issn/e-issn:2252-4002/2546-558X 58


ANALISIS KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
DI KECAMATAN SUWAWA TENGAH

View publication stats

You might also like