You are on page 1of 33

lOMoARcPSD|19519219

15.1. Sampel Yang Referesentatif

Sampel referesentatif (representative) adalah sampel


dimanakarekteristik sampel tersebut mendekati karakteristik populasinya. Hal
iniberarti bahwa pos-pos yang dipilih sebagai sampel tersebut harus
miripdengan pos yang tidak dipilih.

Dalam prakteknya, auditor tidak mengetahui apakah sampel yang merekapilih


itu representatif atau tidak, bahkan setelah semua pengujian telah selesaidilakukan.
Namun, auditor dapat meningkatkan kemungkinan sebuah sampelagar menjadi
representatif dengan menggunakan kehati-hatian dalam perancangan proses,
pemilihan dan evaluasi hasil sampel. Risiko dari dua jenis kesalahan yang terjadi
disebut sebagai risiko nonsampling dari risiko sampling.
1. Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah risiko dimana
pengujian audit tidak mampu mengungkap pengecualian-pengecualian yang
ada dalam sampel tersebut. Dua penyebab risiko non sampel ini adalah
kegagalan auditor dalam mengenali pengecualian dan prosedur audit yang
tidak tepat atau tidak memadai.
2. Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko dimana seorang auditor
mencapai sebuah kesimpulan yang tidak benar karena sampelnya tidak benar
karena sampelnya tidak representatif terhadap populasi. Auditor memiliki dua
cara untuk mengendalikan risiko sampling, diantaranya :
a. Menyesuaikan ukuran sampel
b. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari
populasi.

15.2. Pengambilan Sampel Secara Statistik vs Non Statistik dan Pemilihan


Sampel Probabilistik Versus Non-Probabilistik

Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama: sampling statistik
dan sampling nonstatistik. Dalam melakukan pengujian audit yang sesuai dengan
GAAS, auditor dapat menggunakansampling nonstatistik (nonstatistical sampling) atau
lOMoARcPSD|19519219

samping statistik(statistical sampling) atau keduanya. Kategori tersebut serupa karena


keduanya melibatkan tiga tahap:
1. Merencanakan sampel
2. Memilih sampel dan melakukan pengujian-pengujian
3. Mengevaluasi hasilnya
Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengajuan audit
dilakukan dengan cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan
meminimalkan kemungkinan kesalahan nonsampling.
lOMoARcPSD|19519219

Sampling statistik (statistical sampling) dengan menerapkan aturan


matematika, auditor dapat mengkuantifikasi (mengukur) resiko sampling dalam
merencanakan sampel, dicontohkan anda mungkin ingat perhitungan hasil
statistik dengan tingkat keyakinan 95% memberikan risiko sampling sebesar 5%.
Didalam sampel statistik, diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk melatih
auditor dalam menggunakan statistik dan merancang serta mengimplementasikan
sampel yang telah direncanakan. Namun demikian, sampling statistik harus
menguntungkan auditor dalam:
a. Perencanaan sampel yang efisien
b. Mengukur kecukupan bukti yang diperoleh
c. Mengevaluasi hasil sampel
Sampling nonstatistik (nonstatistical sampling) auditor tidak
mengkuantifikasikan sampling. Sebaiknya, auditor memilih item sampel yang
diyakini akan memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalamsituasi
tertentu, dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan.
Karena alasan tersebut penggunaan sampling nonstatistik sering kali disebut
dengan sampling pertimbangan. Dalam sampling nonstatistik, auditor menetukan
ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel yang diinginkan berdasarkan
kriteria subjektif dan pengalaman yang dimiliki. Dengan demikian, auditor
mungkin tidak mengetahui kalau menggunakan sampel yang terlalu besar untuk
satu bidang, dan sampel yang terlalu kecil untuk bidang yang lain.

Pemilihan Sampel Probabilitas dan Non Probabilistik

Pemilihan sampel probabilistik maupun non probabilistik berada di tahap 2.


Ketika menggunakan pemilihan sampel probabilistik, auditor memilih pos sampel
secara acak sehingga setiap pos populasi memiliki probabilitas yang pasti di
masukkan pada sampel. Proses ini memerlukan kehati-hatian yang tinggi dan
menggunakan beberapa metode. Dalam pemilihan sampel non-probabilistik,
auditor memilih pos-pos sampel dengan menggunakan pertimbangan profesional
lOMoARcPSD|19519219

daripada probabilistik. Auditor dapat menggunakan salah satu dari beberapa


metode pemilihan sampel non- probabilistik.

Pemilihan sampel probabilistik antara lain :

a. Pemilihan sampelacak sederhana.

b. Pemilihan sampel sistematis.

c. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran.

d. Pemilihan sampel yang bertahap

Pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) antara lain :

a. Pemilihan sampel terarah.


b. Pemilihan sampel blok.
c. sampe sembarangan.

Metode Pemilihan Sampel Non Probabilistik


1. Metode Pemilihan Sampel Probabilistik
Terdapat empat metode dalam penarikan sampelprobabilitas.
Metode dalam pemilihan sampel probabilitas antara lain :
a) Sampel Acak Sederhana
Metode sampel acak sederhana merupakan suatuprosedur yang memungki
nkan setiap elemen dalampopulasi akan memiliki peluang yang sama untu
kdijadikan sampel.

b) Sampel Berstrata
Metode penarikan sampel berstrata merupakan suatu prosedur penarikan
sampel berstrata yang dalam hal ini suatu sub sampel – sampel acak
sederhana ditarik dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam beberapa
karakteristik. Ada dua macam penarikan sampel berstrata yaitu,
proporsional dan non-proporsional
c) Sampel Berkelompok
lOMoARcPSD|19519219

Metode penarikan data sampel berkelompok merupakan suatu prosedur


penarikan sampel probabilitas yang memilih sub-populasi yang disebut
cluster, kemudian setiap elemen didalam kelompok dipilih sebagai anggota
sampel
d) Sampel Sistematik
Metode penarikan sampel sistematik, populasi dibagi dengan ukuran
sampai 1 yang diperlukan (n) dan sampel diperoleh dengan cara
mengambil setiap subyek ke-n

2. Metode Pemilihan Sampel Probabilistik


Terdapat tiga metode dalam penarikan sampelprobabilitas. Metode dalam
pemilihan sampel probabilitasantara lain :
a) Sampel Terarah
Dalam pemilihan sampel terarah,auditor secara sengaja memilih setiap
posdalam sampel berdasarkan pada pertimbangan professional mereka
sendiri dari pada menggunakan pemilihan sampel secara acak.
b) Sampel Blok
Dalam pemilihan sampel blok,auditor memilih pos didalam suatu blok
terlebih dahulu, kemudian bloksisanya dipilih secara berurutan.

c) Sampel Sembarang
Pemilihan sampel sembarang adalah pemilihan possampel tanpa bias
yang disengaja oleh auditor. Padabeberapa kasus,auditor memilih pos
populasi tanpamempertimbangkan ukuran, sumber, atau karekteristik
khusus lainnya.

15.3. Metode Pemilihan Sampel Probabilistik


A. Metode Pemilihan Sampel Probabilistik
Sampling statistik mengharuskan sampel probabilistik megukur risiko
sampling. Dalam sampel probabilistik, auditor tidak menggunakan
lOMoARcPSD|19519219

pertimbangan mengenai item atau pos mana yang akan dipilih dan hanya
memilih metode pemilihan mana yang akan digunakan.

1. Pemilihan Sampel Acak Sederhana


a) Sampel acak sederhana (random sample)
Dalam sampel acak sederhana, setiap kombinasi dari item populasi
yang mungkin memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam
sampel. Auditor menggunakan sampling acak sederhana untuk populasi
sampel apabila tidak ada kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih item
populasi.

b) Tabel Angka Acak (random number table)


Angka acak adalah serangkaian digit yang memiliki probabilitas yang
sama untuk muncul selama pemilihan sampel dan tidak memiliki pola yang
dapat diidentifikasi. Sebuah tabel angka acak memiliki digit acak dalam
bentuk tabel dengan baris dan kolom yang telah diberi nomor. Auditor
memilih sampel acak dengan pertama membentuk korespondensi antara
nomor dokumen klien yang akan dipilih dan digit pada tabel angka acak.
Setelah memilih titik awal acak, auditor membaca kebawah tabel dan
menemukan angka acak pertama yang berada dalam urutan nomor
dokumen yang sedang diuji. Proses ini terus berlangsung hingga item
sampel terakhir dipilih.

c) Angka Acak yang Dihasilkan Komputer


Sebagian besar sampel acak yang digunakan auditor dihasilkan oleh
komputer dengan menggunakan salah satu dari tiga jenis program
(spreadsheet elektronik, generator acak angka, dan perangkat lunak audit
yang tergeneralisasi. Auditor biasanya lebih suka menggunakan angka
acak yang dihasilkan komputer daripada metode pemilihan probabilistik
lainnya karena program komputer menawarkan beberapa keunggulan
lOMoARcPSD|19519219

diantaranya: (1) penghematan waktu, (2) berkurangnya kemungkinan


kesalahan auditor dalam memilih angka, dan (3) dokumentasi otomatis.
Angka acak dapat saja diperoleh dengan atau tanpa penggantian. Jika
diperoleh dengan penggantian berarti suatu item pada populasi dapat
dimasukknan ke dalam sampel lebih dari satu kali. Walaupun kedua
pendekatan pemilihan itu konsisten dengan teori statistik, auditor jarang
menggunakan sampling penggantian.

2. Pemilihan Sampel Sistematis


Auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih item-item
yang akan dijadikan sampel berdasarkan ukuran interval kelas tersebut.
Interval ditentukan dengan membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel
yang diinginkan. Keunggulan dari pemilihan sistematis adalah lebih mudah
digunakan. Dalam sebagian besar populasi, sampel sistematis dapat diambil
dengan cepat dan pendekatannya secara otomatis akan menempatkan nomor
dalam urutan yang memudahkan untuk mengembangkan dokumentasi yang
sesuai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sistematis adalah
kemungkinan terjadinya bias. Karena cara pemilihan sistematis dilakukan,
setelah item pertama sampel dipilih, semua item lainnya akan dipilih secara
otomatis. Hal ini tidak akan menimbulkan masalah jika karakteristik
kepentingan, seperti deviasi pengendalian didistribusikan secara acak
keseluruh populasi. Jika menggunakan pemilihan sistematis, auditor harus
mempertimbangkan pola yang mungkin ada dalam data populasi yang dapat
menyebabkan bias sampel.

3. Pemilihan Sampel Probabilitas yang Proporsional dengan Ukuran dan


Bertahap
Dalam banyak situasi audit, jauh lebih menguntungkan memilih
sampel yang menekankan item-item populasi dengan jumlah yang tercatat
lOMoARcPSD|19519219

yang lebih besar. Ada dua cara untuk memperoleh sampel semacam
itu:
 Pemilihan sampel probabilistik proporsional
Mengambil sampel di mana probabilistik setiap item populasi
individual bersifat proporsional dengan jumlah tercatatnya. Untuk yang
jumlah catatannya sangat banyak, disebut juga sebagai sampling dengan
probabilitas yang proposional dengan ukuran (PPS/Probabilistik
Proporsional Sampel) dan dievaluasi dengan menggunakan sampling
nonstatistik atau sampling statistik unit moneter.
 Pemilihan sampel stratifikasi
Menekankan besarnya materi populasi dengan membagi populasi
kedalam subpopulasi melalui ukuran yang lebih besar. Hal ini disebut
sebagai sampling bertahap, dan dievaluasi dengan menggunakan
sampling nonstatistik atau sampling statistik variable.

B. Metode Pemilihan Sampel Nonprobabilistik


Metode pemilihan sampel nonprobabilistik adalah metode yang tidak
memenuhi persyaratan teknis bagi pemilihan sampel probabilistik. Karena
metode tersebut tidak didasarkan pada probabilitas matematik sehingga
keterwakilan sampel mungkin sulit ditentukan.
1. Pemilihan Sampel Sembarangan
Pemilihan sampel sembarangan (haphazard sample selection) adalah
pemilihan item atau pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor. Dalam kasus
semacam itu, auditor memilih item populasi tanpa memandang ukurannya,
sumber, atau karakteristik lainnya yang membedakan.
Kekurangan pemilihan sampel sembarangan yang paling serius adalah
sulitnya menjaga agar tetap tidak bias dalam melakukan pemilihan. Karena
pemilihan item atau pos dengan bias yang tidak disengaja, item populasi
tertentu akan lebih besar kemungkinannya untuk dimasukkan ke dalam
sampel. Walaupun pemilihan sampel sembarangan dan blok tampak kurang
logis ketimbang pemilihan sampel terarah, pemilihan tersebut sering kali
lOMoARcPSD|19519219

bermanfaat dalam situasi di mana biaya yang dikeluarkan oleh metode


pemilihan sampel yang lebih kompleks melebihi manfaat yang diperoleh dari
menggunakan pendekatan tersebut. Sebagai contoh, asumsikan bahwa auditor
ingin menelusuri kredit dari file induk piutang usaha ke jurnal penerimaan kas
dan sumber otorisasi lainnya seperti pengujian atas kredit fiktif pada file
induk. Dalam situasi lain, banyak auditor menggunakan pendekatan
sembarangan atau blok karena lebih sederhana dan murah dari pada metode
lainnya. Akan tetapi, bagi beberapa aplikasi sampling nonstatistik yang
melibatkan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
auditor lebih suka menggunkan metode pemilihan sampel probabilistik untuk
meningkatkan kemungkinan pemilihan sampel yang representatif.

2. Pemilihan Sampel Blok


Dalam pemilihan sampel blok (block sample selection), auditor
memilih pos pertama dalam suatu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan.
Sebagai contoh, asumsikan sampel blok adalah berupa urutan transaksi
penjualan sebanyak 100 dari jurnal penjualan untuk minggu ketiga bulan
Maret. Auditor dapat memilih total sampel sebanyak 100 dengan mengambil 5
blok dari 20 pos, 10 blok dari 10, 50 blok dari 2 atau satu blok dari 100.
Biasanya penggunaan sampel blok hanya dapat diterima jika jumlah
blok yang digunakan masuk akal. Jika hanya segelintir blok yang digunakan,
probabilitas memperoleh sampel nonrepresentatif sangatlah besar, dengan
mempertimbangkan kemungkinan perputaran karyawan, perubahan sistem
akuntansi, dan sifat musiman dari sejumlah bisnis. Sampling blok juga dapat
digunakan untuk melengkapi sampel lainnya jika ada kemungkinan salah saji
yang tinggi selama periode tertentu.

15.4. Sampling Untuk Tingkat Pengecualian


Auditor menggunakan sampling pada pengujian pengendalian dan
lOMoARcPSD|19519219

pengujian substantif atas transaksi untuk mengestimasi persentase item-item


dalam populasi yang memiliki karakteristik atau atribut kepentingan.
Persentase ini disebut sebagai tingkat keterjadian (occurrence rate) atau
tingkat pengecualian (exception rate). Jenis pengecualian yang menjadi
perhatian auditor dalam populasi data akuntansi diantaranya: (1)
Penyimpangan atau deviasi dari pengendalian yang ditetapkan klien, (2) Salah
saji moneter dalam populasi data transaksi, dan (3) Salah saji moneter dalam
populasi rincian saldo akun
Mengetahui tingkat pengecualian sangat bermanfaat bagi dua jenis
pengecualian yang pertama, yang melibatkan transaksi. Oleh karena itu
auditor menggunakan sampling audit secara ekstensif yang mengukur tingkat
pengecualian ketika melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi. Perihal jenis pengecualian ketiga, biasanya auditor
harus mengestimasi jumlah total materi dari pengecualian itu karena mereka
harus memutuskan apakah salah saji yang ada bersifat material. Jika ingin
mengetahui jumlah salah saji, auditor akan menggunkan metode yang
mengukur nilai uang, bukan tingkat pengecualian.
Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk
mengestimasi tingkat pengecualian dalam populasi, yang merupakan “estimasi
terbaik” auditor atas tingkat pengecualian populasi. Istilah pengecualian
(exception) harus dipahami sebagai penyimpangan dari prosedur pengendalian
klien maupun jumlah yang salah secara moneter, apakah hal itu disebabkan
oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab lainnya. Istilah
deviasi terutama mengacu pada penyimpangan dari pengendalian yang telah
dibuat (ditetapkan). Sebagai contoh, asumsikan bahwa auditor ingin
menentukan presentase salinan faktur penjualan yang tidak dilampirkan
dokumen pengiriman. Karena auditor tidak dapat mengecek setiap faktur,
presentase aktual dari dokumen pengiriman yang hilang tetap tidak bisa
diketahui. Auditor hanya memperoleh sampel salinan faktur penjualan dan
lOMoARcPSD|19519219

menentukan presentase faktur yang tidak dilampiri dokumen pengiriman


kemudian auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian sampel
merupakan estimasi terbaik atas tingkat penegcualian populasi. Karena tingkat
pengecualian berdasarkan sampel, kemungkinan tingkat pengecualian sampel
akan berbeda dari tingkat pengecualian populasi aktual. Perbedaan ini disebut
sebagai kesalahan sampling (sampling error). Auditor memperhatikan baik
estimasi kesalahan sampling maupun reliabilitas estimasi tersebut, yang
disebut risiko sampling (sampling risk).
Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat
pengecualian auditor ingin mengetahui seberapa besar tingkat pengecualian itu
dan bukan lebar interval keyakinannya. Oleh sebab itu, auditor berfokus pada
batas atas estimasi interval yang disebut tingkat pengecualian atas yang
dihitung (computed upper exception rate/CUER) atau yang diestrimasikan
dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi.

15.5. Penerapan Sampling Audit Nonstatistik

Kami sekarang akan memeriksa penerapan sampling audit nonstatistic


dalam menguji transaksi untuk penyimpangan kontrol dan salah saji moneter.
Tiga fase ketika pengambilan sampel untuk pengujian kontrol dan pengujian
substantif transaksi. Auditor harus :

1. Merencanakan sampel;

2. Memilih sampel dan melakukan prosedur audit; dan

3. Mengeval uasi.
lOMoARcPSD|19519219

Hasil untuk menyimpulkan penerimaan populasi. Tiga fase ini melibatkan 14


langkah yang jelas. Auditor harus mengikuti langkah-langkah ini dengan hati-
hati untuk memastikan penerapan yang tepat dari persyaratan audit dan
pengambilan sampel.

Rencanakan Sampel

1. Nyatakan tujuan tes audit.

2. Putuskan apakah pengambilan sampel audit berlaku.

3. Tetapkan atribut dan kondisi pengecualian.

4. Tentukan populasi.

5. Tentukan unit sampling.

6. Tentukan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi.

7. Tentukan risiko keterlambatan yang dapat diterima.

8. Perkirakan penyimpangan populasi atau tingkat pengecualian.

9. Tentukan ukuran sampel awal.

Pilih Sampel dan Lakukan Prosedur Audit

10. Pilih sampel.

11. Lakukan prosedur audit.

Evaluasi hasilnya
lOMoARcPSD|19519219

12. Generalisasi dari sampel ke populasi.

13. Analisis pengecualian.

14. Putuskan penerimaan populasi.

A. Nyatakan Tujuan Tes Audit

Tujuan pengujian harus dinyatakan dalam siklus transaksi yang sedang


diuji. Biasanya, auditor menentukan tujuan pengujian kontrol dan pengujian
substantif transaksi sebagai berikut:

 Uji efektivitas operasi kontrol

 Menentukan apakah transaksi mengandung salah saji moneter

Tujuan dari tes ini dalam siklus penjualan dan pengumpulan biasanya
untuk menguji efektivitas pengendalian internal atas penjualan dan
penerimaan kas dan untuk menentukan apakah transaksi penjualan dan
penerimaan kas mengandung salah saji moneter. Auditor biasanya
mendefinisikan tujuan ini sebagai bagian dari merancang program audit, yang
dibahas untuk siklus penjualan dan pengumpulan

B. Putuskan Apakah Pengambikan Sampel Audit Berlaku

Sampling audit berlaku setiap kali auditor berencana untuk mencapai


kesimpulan tentang suatu populasi berdasarkan sampel. Auditor harus
memeriksa program audit dan memilih prosedur audit di mana pengambilan
sampel audit berlaku. Untuk menggambarkan, asumsikan program audit
parsial berikut:

1. Tinjau transaksi penjualan untuk jumlah besar dan tidak biasa (prosedur
analitik).

2. Amati apakah tugas petugas bagian piutang terpisah dari penanganan


uang tunai (uji kontrol).
lOMoARcPSD|19519219

3. Periksa contoh faktur penjualan rangkap

a) Persetujuan kredit oleh manajer kredit (uji kontrol).

b) Keberadaan dokumen pengiriman terlampir (uji kontrol).

c) Penyertaan bagan nomor akun (uji kontrol).

4. Pilih sampel dokumen pengiriman dan lacak masing-masing ke faktur


penjualan rangkap terkait (uji kontrol).

5. Bandingkan kuantitas pada setiap faktur penjualan rangkap dengan jumlah


pada dokumen pengiriman terkait (uji substantif transaksi).

Sampling audit tidak berlaku untuk dua prosedur pertama dalam


program audit ini. Yang pertama adalah prosedur analitik yang pengambilan
sampelnya tidak tepat. Yang kedua adalah prosedur observasi yang tidak ada
dokumentasi untuk melakukan pengambilan sampel audit. Sampling audit
dapat digunakan untuk tiga prosedur lainnya. Sampling audit umumnya
berlaku untuk kontrol manual. Kontrol otomatis dapat diuji menggunakan
teknik audit berbantuan komputer.

C. Tetapkan Atribut Dan Kondisi Pengecualian

Ketika pengambilan sampel audit digunakan, auditor harus dengan


hati-hati menentukan karakteristik (atribut) yang diuji dan kondisi
pengecualian. Kecuali setiap atribut didefinisikan dengan hati-hati
sebelumnya, staf yang melakukan prosedur audit tidak akan memiliki
pedoman untuk mengidentifikasi pengecualian. Atribut yang menarik dan
kondisi pengecualian untuk pengambilan sampel audit diambil langsung dari
prosedur audit auditor. Sampel faktur penjualan akan digunakan untuk
memverifikasi atribut ini. Tidak adanya atribut untuk item sampel akan
menjadi pengecualian untuk atribut itu. Baik dokumen yang hilang maupun
salah saji material menghasilkan pengecualian kecuali auditor secara khusus
menyatakan sebaliknya dalam kondisi pengecualian.
lOMoARcPSD|19519219

D. Tentukan Populasi

Populasi adalah item-item yang ingin digeneralisasi oleh auditor.


Auditor dapat menentukan populasi untuk memasukkan item apa pun yang
mereka inginkan, tetapi ketika mereka memilih sampel, itu harus dipilih dari
seluruh populasi seperti yang telah ditentukan. Auditor harus menguji
populasi untuk kelengkapan dan rincian ikatan sebelum sampel dipilih untuk
memastikan bahwa semua item populasi dikenai pemilihan sampel.

Auditor dapat menggeneralisasi hanya t entang populasi yang t el ah


dijad ikan sampe l. Misalnya, keti ka mel akukan t es kontrol dan t es subst anti f
transaksi penjualan, auditor umumnya mendefini sikan populasi sebagai
semua faktur penjualan yang dicatat untuk tahun tersebut. Jika auditor
mengambil sampel dari transaksi hanya satu bulan, tidak sah untuk menarik
kesimpulan tentang faktur sepanjang tahun. Auditor harus hati-hati
menentukan populasi terlebih dahulu, konsisten dengan tujuan tes audit.
Dalam beberapa kasus, mungkin perlu untuk menentukan populasi yang
terpisah untuk prosedur audit yang berbeda.
lOMoARcPSD|19519219

Misalnya, dalam audit siklus penjualan dan pengumpulan untuk


Hillsburg Hardware Co., arah pengujian dalam prosedur audit 12 hingga 14
dalam Tabel 15-2 (hal. 491) berasal dari faktur penjualan di jurnal penjualan
ke dokumentasi sumber. Sebaliknya, arah pengujian untuk prosedur audit 10
dan 11 berasal dari dokumen pengiriman ke jurnal penjualan. Dengan
demikian, auditor mendefinisikan dua populasi - populasi faktur penjualan
dalam jurnal penjualan dan populasi dokumen pengiriman.

E. Tentukan Unit Sampling

Unit pengambilan sampel didefinisikan oleh auditor berdasarkan pada


definisi populasi dan tujuan dari tes audit. Unit sampling adalah unit fisik
yang sesuai dengan angka acak yang dihasilkan auditor. Seringkali
bermanfaat untuk menganggap unit sampling sebagai titik awal untuk
melakukan tes audit. Untuk siklus penjualan dan pengumpulan, unit sampling
biasanya berupa faktur penjualan atau nomor dokumen pengiriman.

Misalnya, jika auditor ingin menguji kemunculan penjualan, unit


pengambilan sampel yang sesuai adalah faktur penjualan yang dicatat dalam
jurnal penjualan. Jika tujuannya adalah untuk menentukan apakah jumlah
barang yang dijelaskan pada pesanan pelanggan dikirimkan dan ditagih secara
akurat, auditor dapat mendefinisikan unit pengambilan sampel sebagai
pesanan pelanggan, dokumen pengiriman, atau duplikat faktur penjualan,
karena arahan dari tes audit tidak masalah untuk prosedur audit ini.

Prosedur audit 14 pada Tabel 15-2 adalah tes untuk terjadinya


penjualan yang tercatat. Apa unit pengambilan sampel yang tepat? Ini adalah
faktur penjualan rangkap. Apakah unit pengambilan sampel yang sesuai untuk
prosedur audit 11 merupakan dokumen pengiriman? Ya, karena ini menguji
penjualan yang ada dicatat (kelengkapan). Baik faktur penjualan rangkap atau
dokumen pengiriman sesuai untuk prosedur audit 13a sampai 13e karena ini
semua adalah tes nondirectional.
lOMoARcPSD|19519219

Untuk melakukan prosedur audit 12 hingga 14, auditor akan


mendefinisikan unit sampling sebagai duplikat faktur penjualan. Prosedur
audit 10 dan 11 harus diuji secara terpisah menggunakan sampel dokumen
pengiriman.

F. Tentukan Tingkat Pengecualian yang Dapat Ditoleransi

Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER)


untuk setiap atribut memerlukan penilaian profesional auditor. TER
merupakan tingkat pengecualian tertinggi yang akan diizinkan oleh auditor
dalam pengendalian yang sedang diuji dan masih bersedia untuk
menyimpulkan bahwa pengendalian beroperasi secara efektif (dan / atau
tingkat salah saji moneter dalam transaksi dapat diterima).

Sebagai contoh, asumsikan bahwa auditor memutuskan bahwa TER


untuk atribut 8 pada Tabel 15-3 adalah 9 persen. Itu berarti bahwa auditor
telah memutuskan bahwa meskipun 9 persen dari faktur penjualan rangkap
tidak disetujui untuk kredit, kontrol persetujuan kredit masih efektif dalam hal
risiko pengendalian yang dinilai termasuk dalam rencana audit.

Ketika menentukan TER, auditor mempertimbangkan tingkat


kepercayaan untuk ditempatkan pada kontrol dan pentingnya kontrol untuk
audit. Jika hanya satu kontrol internal yang digunakan untuk mendukung
penilaian risiko kontrol rendah untuk suatu tujuan, TER akan lebih rendah
untuk atribut daripada jika beberapa kontrol digunakan untuk mendukung
penilaian risiko kontrol rendah untuk tujuan yang sama. Kontrol
penyimpangan meningkatkan risiko salah saji material dalam catatan
akuntansi, tetapi tidak selalu menghasilkan salah saji.

Misalnya, pencairan yang tidak memiliki bukti persetujuan yang tepat


mungkin telah disahkan dan dicatat dengan benar. Untuk alasan ini, tingkat
lOMoARcPSD|19519219

deviasi yang dapat ditoleransi untuk pengujian kontrol biasanya lebih tinggi
daripada tingkat pengecualian yang dapat diterima yang sebanding untuk
salah saji moneter. TER dapat memiliki dampak signifikan pada ukuran
sampel. Ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk TER rendah
daripada untuk TER tinggi.

Misalnya, ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk pengujian


persetujuan kredit (atribut 8) jika TER menurun dari 9 persen menjadi 6
persen. Karena TER yang lebih rendah digunakan untuk saldo akun yang
signifikan, auditor memerlukan ukuran sampel yang lebih besar untuk
mengumpulkan bukti yang cukup tentang efektivitas kontrol atau tidak
adanya salah saji moneter. Sebagian besar auditor menggunakan beberapa
jenis template untuk mendokumentasikan setiap aplikasi pengambilan sampel.
Auditor menentukan TER untuk setiap atribut yang diuji dalam prosedur audit
12 hingga 14 pada Tabel 15-3 dengan memutuskan berapa tingkat
pengecualian yang material. Seperti Gambar 15-2, menunjukkan:

 Untuk at ri but 1, kegagal an untuk mencat at faktur penjual an akan


sangat signifikan, sehingga TER terendah (4 persen) dipili h.

 Untuk atribut 2-5, penagihan yang sal ah kepada pel anggan dan
enca at an
t ransaks
t iberpotens is gnifikan,
i et api
t ti ada sa ah
dak l sa ji
yang mungkin erjad
t untuk
i um jah faktur
l l Akiba nya t
yang engkap.
,udi
a ort mem hiliTER 5 persen untuk mas ng-mas
i ngi a ribu
t ni
ti .

 At ribut 6-9 memili ki TERs l ebih ti nggi karena mereka kurang penti ng
dal am audit.
lOMoARcPSD|19519219

G. Tentukan Risiko Keterlambatan yang Dapat Diterima

Setiap kali auditor mengambil sampel, mereka berisiko


mengambil kesimpulan yang salah tentang populasi. Risiko yang
disimpulkan oleh auditor bahwa pengendalian lebih efektif daripada
yang sebenarnya adalah risiko ketergantungan berlebihan. Risiko
keterbelakangan adalah risiko yang keliru disimpulkan oleh auditor bahwa
pengendaliannya kurang efektif daripada yang sebenarnya. Underreliance
mempengaruhi efisiensi audit.

Kesimpulan yang salah bahwa kontrol tidak efektif dapat


menyebabkan peningkatan yang tidak perlu dalam risiko kontrol yang dinilai
dan tes substantif. Sebaliknya, ketergantungan yang berlebihan pada kontrol
berdampak pada efektivitas audit, karena ketergantungan pada kontrol yang
tidak efektif mengarah pada pengurangan yang tidak tepat dalam pengujian
substantif. Auditor biasanya lebih peduli dengan risiko keterlambatan karena
berdampak pada efektivitas audit. Risiko keterlaluan (ARO) yang dapat
diterima mengukur risiko yang bersedia diambil oleh auditor untuk menerima
lOMoARcPSD|19519219

suatu kontrol seefektif (atau tingkat salah saji yang dapat ditoleransi) ketika
tingkat pengecualian populasi yang sebenarnya lebih besar daripada TER.

ARO mewakili ukuran risiko pengambilan sampel auditor. Asumsikan


bahwa TER adalah 6 persen, ARO tinggi, dan tingkat pengecualian populasi
sebenarnya adalah 8 persen. Kontrol dalam kasus ini tidak dapat diterima
karena tingkat pengecualian sebenarnya 8 persen melebihi TER. Auditor,
tentu saja, tidak tahu tingkat pengecualian populasi yang sebenarnya. ARO
yang tinggi berarti bahwa auditor bersedia mengambil risiko yang cukup
besar untuk menyimpulkan bahwa pengendalian efektif setelah semua
pengujian selesai, bahkan ketika itu tidak efektif. Jika pengendalian
ditemukan efektif dalam ilustrasi ini, auditor akan terlalu banyak bertransaksi
pada sistem pengendalian internal (menggunakan risiko pengendalian yang
dinilai lebih rendah daripada yang dibenarkan).

Pertimbangan utama dalam memilih ARO adalah sejauh mana mereka


berencana untuk mengurangi risiko pengendalian yang dinilai sebagai dasar
untuk tingkat pengujian rincian saldo. Auditor biasanya menilai ARO pada
level yang lebih rendah ketika mengaudit perusahaan publik filer yang
dipercepat karena auditor membutuhkan jaminan yang lebih besar bahwa
pengendalian internal efektif untuk mendukung pendapat tentang
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Dalam audit terhadap pelapor
dan perusahaan swasta yang tidak dipercepat, ARO yang sesuai dan tingkat
pengujian pengendalian tergantung pada risiko pengendalian yang dinilai.
Untuk audit di mana ada ketergantungan yang luas pada pengendalian
internal, risiko pengendalian akan dinilai rendah dan karenanya ARO juga
akan dinilai rendah. Sebaliknya, jika auditor berencana untuk bergantung
pada kontrol internal hanya sampai batas tertentu, risiko kontrol akan dinilai
tinggi dan begitu juga ARO.

Untuk pengambilan sampel non-statistik, auditor biasa menggunakan


lOMoARcPSD|19519219

ARO yang tinggi, sedang, atau rendah sebagai ganti persentase. Untuk
pengambilan sampel secara statistik, biasanya auditor menggunakan persen,
seperti 5% atau 10%. ARO rendah menyiratkan bahwa tes kontrol adalah
penting dan akan sesuai dengan risiko kontrol yang dinilai rendah dan
mengurangi tes substantif rincian saldo. Seperti yang dirangkum dalam
Gambar 15-2, ARO untuk audit fungsi penagihan di Hillsburg Hardware Co.
dinilai rendah untuk semua atribut, karena ini adalah perusahaan publik yang
dipercepat dan pengujian kontrol auditor harus memberikan dasar untuk
pendapat tersebut. tentang kontrol internal atas pelaporan keuangan.
Akibatnya, auditor memerlukan risiko yang rendah dari kontrol yang
berlebihan. Dengan kata lain, auditor membutuhkan jaminan yang lebih besar
dan oleh karena itu ukuran sampel yang lebih besar untuk mendukung risiko
lebih rendah dari ketergantungan.

Seperti untuk TER, ada hubungan terbalik antara ARO dan ukuran
sampel yang direncanakan. Jika auditor mengurangi ARO dari tinggi ke
rendah, ukuran sampel yang direncanakan harus ditingkatkan. ARO mewakili
risiko auditor untuk menerima kontrol yang salah secara efektif, dan ukuran
sampel yang lebih besar diperlukan untuk menurunkan risiko ini.

H. Perkirakan Penyimpangan Populasi atau Tingkat Pengecualian


lOMoARcPSD|19519219

Auditor harus membuat perkiraan sebelumnya dari tingkat


pengecualian populasi untuk merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika
estimasi tingkat pengecualian populasi (EPER) rendah, ukuran sampel yang
relatif kecil akan memenuhi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi oleh
auditor, karena diperlukan estimasi yang kurang tepat. Auditor sering
menggunakan hasil audit tahun sebelumnya untuk memperkirakan EPER.
Jika hasil prioryear tidak tersedia, atau jika mereka dianggap tidak dapat
diandalkan, auditor dapat mengambil sampel awal kecil dari populasi tahun
berjalan untuk tujuan ini. Tidaklah penting bahwa perkiraan tersebut tepat
karena tingkat pengecualian sampel tahun ini pada akhirnya digunakan untuk
memperkirakan karakteristik populasi.

I. Tentukan Ukuran Sampel Awal

Empat faktor menentukan ukuran sampel awal untuk pengambilan


sampel audit: ukuran populasi, TER, ARO, dan EPER. Auditor yang
menggunakan pengambilan sampel non-statistik memutuskan ukuran sampel
menggunakan penilaian profesional daripada menggunakan rumus statistik.
Setelah tiga faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel telah
ditentukan, auditor dapat memutuskan ukuran sampel awal. Ini disebut
ukuran sampel awal karena pengecualian dalam sampel aktual harus
dievaluasi sebelum auditor dapat memutuskan apakah sampel cukup besar
untuk mencapai tujuan pengujian.

J. Pilih Sampel

Setelah auditor menentukan ukuran sampel awal untuk aplikasi pengambilan


lOMoARcPSD|19519219

sampel audit, mereka harus memilih item dalam populasi untuk dimasukkan
dalam sampel. Auditor bisa pilih sampel menggunakan salah satu metode
probabilistik atau nonprobabilistik. Untuk meminimalkan kemungkinan
klien mengubah item sampel, auditor tidak boleh memberi tahu klien terlalu
jauh sebelum item sampel yang dipilih. Auditor juga harus mengontrol
sampel setelah klien memberikan dokumen. Beberapa item sampel tambahan
dapat dipilih sebagai tambahan untuk menggantikan item yang tidak valid
dalam sampel asli.

K. Lakukan Prosedur Audit

Auditor melakukan prosedur audit dengan memeriksa setiap item


dalam sampel untuk menentukan apakah konsisten dengan definisi atribut dan
dengan memelihara catatan semua pengecualian yang ditemukan. Ketika
prosedur audit telah diselesaikan untuk aplikasi pengambilan sampel, auditor
akan memiliki ukuran sampel dan jumlah pengecualian untuk setiap atribut.
Untuk mendokumentas ikan tes dan memberikan informas i untu k ditinjau,
auditor biasanya menyertakan jadwal hasil.
lOMoARcPSD|19519219

L. Generalisasi Dari Sampel Ke Populasi

Sample exception rate (SER) dapat dengan mudah dihitung dari hasil
sampel aktual. SER sama dengan jumlah pengecualian aktual dibagi dengan
ukuran sampel aktual. Ketika mengevaluasi sampel untuk pengujian kontrol
dan pengujian substantif transaksi, auditor harus mengevaluasi risiko
pengambilan sampel. Namun, ketika sampling non-statistik digunakan, risiko
sampling tidak dapat diukur secara langsung. Salah satu cara untuk
mengevaluasi risiko pengambilan sampel adalah dengan mengurangi tingkat
pengecualian sampel dari tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi untuk
menemukan penyisihan risiko sampling (TER - SER) yang dihitung, dan
mengevaluasi apakah cukup besar untuk menyimpulkan bahwa tingkat
pengecualian populasi yang sebenarnya dapat diterima.

Misalnya, jika auditor mengambil sampel 100 item untuk suatu atribut
dan tidak menemukan pengecualian (SER = 0) dan TER adalah 5 persen,
tunjangan yang dihitung untuk risiko pengambilan sampel adalah 5 persen
(TER sebesar 5 persen - SER dari 0 = 5 persen). Jika auditor telah
menemukan empat pengecualian, tunjangan yang dihitung untuk risiko
sampling akan menjadi 1 persen (TER 5 persen - SER 4 persen). Jauh lebih
mungkin bahwa tingkat pengecualian populasi sebenarnya kurang dari atau
sama dengan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi dalam kasus
pertama daripada dalam yang kedua. Oleh karena itu, sebagian besar auditor
mungkin akan menemukan populasi dapat diterima berdasarkan hasil sampel
lOMoARcPSD|19519219

pertama dan tidak dapat diterima berdasarkan yang kedua. Pertimbangan


auditor tentang apakah tunjangan yang dihitung untuk risiko sampling cukup
besar juga tergantung pada ukuran sampel yang digunakan. Jika ukuran
sampel dalam contoh sebelumnya hanya 20 item, auditor akan jauh lebih
tidak percaya diri bahwa tidak menemukan pengecualian adalah indikasi
bahwa tingkat pengecualian populasi sebenarnya tidak melebihi TER.

Ketika SER melebihi EPER yang digunakan dalam mendesain sampel


(mis., Lebih banyak pengecualian yang ditemukan daripada yang
diperkirakan), auditor dapat menyimpulkan bahwa hasil sampel tidak
mendukung risiko kontrol yang dinilai sebelumnya, dengan asumsi ukuran
sampel awal ditentukan dengan tepat. Dalam hal itu, auditor cenderung
menyimpulkan bahwa ada risiko tinggi yang tidak dapat diterima bahwa
tingkat pengecualian sebenarnya dalam populasi melebihi TER.

M. Analisis Pengecualian

Auditor harus menganalisis pengecualian individu untuk menentukan


kerusakan pada kontrol internal yang memungkinkan mereka terjadi.
Pengecualian dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kecerobohan
karyawan, instruksi yang disalahpahami, atau kegagalan yang disengaja untuk
melakukan prosedur. Sifat pengecualian dan penyebabnya memiliki pengaruh
signifikan terhadap evaluasi kualitatif sistem.

Misalnya, jika semua pengecualian dalam tes verifikasi internal faktur


penjualan terjadi ketika orang yang biasanya bertanggung jawab untuk
melakukan tes sedang berlibur, ini akan mempengaruhi evaluasi auditor
terhadap kontrol internal dan penyelidikan selanjutnya secara berbeda
daripada jika pengecualian muncul dari ketidakmampuan karyawan biasa.

N. Putuskan Penerimaan Populasi

Ketika menggeneralisasi dari sampel ke populasi, jika tingkat


lOMoARcPSD|19519219

pengecualian sampel kurang dari tingkat yang diharapkan yang digunakan


dalam perencanaan sampel, auditor akan menyimpulkan bahwa kontrol yang
diuji dapat digunakan untuk mengurangi risiko pengendalian yang dinilai
seperti yang direncanakan, dengan asumsi analisis yang cermat pengecualian
tidak menunjukkan kemungkinan masalah signifikan lainnya dengan kontrol
internal. Akibatnya, tunjangan yang dihitung untuk risiko pengambilan
sampel terlalu kecil dan auditor menyimpulkan bahwa hasil pengujian ini
tidak dapat diterima. Ketika auditor menentukan bahwa hasil tes tidak dapat
diterima, auditor harus mengikuti salah satu dari empat tindakan:

 Perluas Ukuran Sampel Peningkatan ukuran sampel memiliki efek


mengurangi risiko pengambilan sampel jika laju pengecualian sampel
yang sebenarnya tidak meningkat. Tentu saja, SER juga dapat
meningkat atau menurun jika item tambahan dipilih. Meningkatkan
ukuran sampel sesuai jika auditor percaya bahwa sampel awal tidak
representatif, atau jika penting untuk mendapatkan bukti bahwa
kontrol beroperasi secara efektif. Ini mungkin terjadi jika auditor
melaporkan pengendalian internal, atau jika kendali tersebut terkait
dengan saldo akun yang sangat signifikan seperti piutang atau
inventaris.

 Merevisi Risiko Kontrol yang Direvisi Jika hasil pengujian kontrol


dan pengujian substantif transaksi tidak mendukung risiko
pengendalian yang dinilai sebelumnya, auditor harus merevisi risiko
pengendalian yang dinilai ke atas. Hal ini kemungkinan akan
mengakibatkan auditor meningkatkan pengujian substantif transaksi
dan pengujian rincian saldo. Misalnya, jika pengujian kontrol prosedur
verifikasi internal untuk memverifikasi harga, ekstensi, dan jumlah
faktur penjualan menunjukkan bahwa prosedur tersebut tidak diikuti,
auditor harus meningkatkan pengujian substantif transaksi untuk
keakuratan penjualan. Jika pengujian substantif hasil transaksi tidak
lOMoARcPSD|19519219

dapat diterima, auditor harus meningkatkan pengujian rincian saldo


untuk piutang.

Auditor harus memutuskan apakah akan menambah ukuran


sampel atau merevisi risiko pengendalian yang dinilai berdasarkan
biaya versus manfaat. Jika sampel tidak diperluas, auditor harus
merevisi risiko pengendalian yang dinilai ke atas dan karenanya
melakukan tes substantif tambahan. Biaya tes kontrol tambahan harus
dibandingkan dengan tes substantif tambahan. Jika sampel diperluas
terus menghasilkan hasil yang tidak dapat diterima, tes substantif
tambahan masih diperlukan.

Untuk perusahaan publik filer yang dipercepat, auditor harus


mengevaluasi kekurangan kontrol untuk menentukan pengaruhnya
terhadap laporan auditor tentang pengendalian internal. Jika
kekurangan merupakan kelemahan material tetapi diperbaiki sebelum
akhir tahun, auditor mungkin dapat menguji kontrol yang dikoreksi
manajemen. Auditor juga dapat mengidentifikasi kontrol kompensasi
tambahan. Jika auditor tidak dapat menguji kontrol yang dikoreksi
atau mengidentifikasi kontrol yang memberi kompensasi dan
kekurangannya dianggap sebagai kelemahan material, laporan audit
tentang pengendalian internal harus merupakan opini yang merugikan.

 Berkomunikasi dengan Komite audit atau Manajemen


Komunikasi diinginkan, dalam kombinasi dengan salah satu dari tiga
tindakan lain yang baru saja dijelaskan, terlepas dari sifat
pengecualian. Ketika auditor menentukan bahwa kontrol internal tidak
beroperasi secara efektif, manajemen harus diberitahu tepat waktu.
Jika tes dilakukan sebelum akhir tahun, ini memungkinkan
manajemen untuk memperbaiki kekurangan sebelum akhir tahun.
Auditor diharuskan untuk berkomunikasi secara tertulis kepada pihak
lOMoARcPSD|19519219

yang bertanggung jawab atas tata kelola, seperti komite audit,


mengenai defisiensi signifikan dan kelemahan material dalam
pengendalian internal.

 Perencanaan Dokumentasi Dan Bukti Auditor perlu menyimpan


catatan yang memadai dari prosedur yang dilakukan, metode yang
digunakan untuk memilih sampel dan melakukan tes, hasil yang
ditemukan dalam tes, dan kesimpulan yang dicapai. Diperlukan
dokumentasi untuk pengambilan sampel secara statistik dan
nonstatistik untuk mengevaluasi hasil gabungan dari semua pengujian
dan untuk mempertahankan audit jika diperlukan. Penilaian risiko
kontrol sama dengan penilaian awal dalam matriks risiko kontrol
untuk Hillsburg Hardware dengan modifikasi berikut:

a) Risiko pengendalian tinggi untuk sasaran akurasi untuk penjualan


karena hasil yang tidak memuaskan untuk atribut 4 (prosedur 13b).

b) Risiko pengendalian tinggi untuk sasaran nilai yang dapat


direalisasi untuk piutang berdasarkan hasil untuk atribut 8 terkait
dengan persetujuan kredit untuk transaksi penjualan (prosedur
13e).

c) Tujuan terjadinya (kelengkapan) untuk penerimaan kas berkaitan


dengan tujuan kelengkapan (keberadaan) untuk piutang.

15.6. Statistical Audit Sampling

Metode sampling statistik yang paling umum digunakan untuk tes kontrol
dan tes substantif transaksi adalah atribut sampling. (Ketika istilah atribut
sampling digunakan dalam teks ini, ini merujuk pada atribut statistik sampling.
Sampel nonstatistik juga memiliki atribut, yang merupakan karakteristik yang
diuji dalam populasi, tetapi atribut sampel adalah metode statistik).

Differences Between attributes Sampling and Nonstatistical Sampling :


lOMoARcPSD|19519219

Penerapan sampling atribut untuk pengujian kontrol dan pengujian


substantif transaksi memiliki banyak kesamaan dengan pengambilan sampel
non-statistik daripada perbedaan. 14 langkah yang sama digunakan untuk
kedua pendekatan, dan terminologi dasarnya sama. Perbedaan utama adalah:

1) Perhitungan ukuran sampel awal yang dikembangkan dari distribusi


probabilitas statistik menggunakan tabel atau perangkat lunak audit dan

2) perhitungan estimasi tingkat pengecualian atas menggunakan perangkat


lunak audit atau tabel yang serupa dengan yang untuk menghitung ukuran
sampel.

Sampling Distribution

Distribusi sampling adalah distribusi frekuensi hasil dari semua sampel


yang mungkin dengan ukuran tertentu yang dapat diperoleh dari populasi yang
mengandung beberapa karakteristik tertentu.

15.7. Application Of Atributes Sampling

Langkah-langkah yang dibahas untuk pengambilan sampel non statistik sama-


sama berlaku untuk atribut sampel. Di bagian ini, kami akan fokus pada
perbedaan antara dua metode pengambilan sampel.

A. Perencanaan Sampel

1. Menyatakan tujuan tes audit. Sama untuk atribut dan pengambilan


sampel non-statistik.

2. Memutuskan apakah pengambilan sampel audit berlaku. Sama untuk


lOMoARcPSD|19519219

atribut dan pengambilan sampel non-statistik

3. Menentukan atribut dan kondisi pengecualian. Sama untuk atribut dan


pengambilan sampel non-statistik.

4. Menentukan populasi. Sama untuk atribut dan pengambilan sampel non-


statistik.

5. Menentukan unit sampling. Sama untuk atribut dan pengambilan sampel


non-statistik.

6. Menentukan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi. Sama untuk


atribut dan pengambilan sampel non-statistik.

7. Menentukan risiko keterlambatan yang dapat diterima. Konsep penetapan


risiko ini sama untuk pengambilan sampel secara statistik dan
nonstatistik, tetapi metode kuantifikasi biasanya berbeda. Untuk
pengambilan sampel non-statistik, sebagian besar auditor menggunakan
risiko yang dapat diterima rendah, sedang, atau tinggi, sedangkan auditor
yang menggunakan atribut sampling menetapkan jumlah tertentu, seperti
risiko 10 persen atau 5 persen.The methods differ because auditors need
to evaluate results statistically.

8. Memperkirakan tingkat pengecualian populasi. Sama untuk atribut dan


pengambilan sampel non-statistik.

9. Menentukan ukuran sampel awal. Empat faktor menentukan ukuran


sampel awal untuk sampling statistik dan non-statistik: ukuran populasi,
TER, ARO, dan EPER. Dalam atribut sampling, auditor menentukan
ukuran sampel dengan menggunakan perangkat lunak audit dengan
modul sampling atau tabel yang dikembangkan dari rumus statistik. Jika
auditor menggunakan perangkat lunak audit untuk menentukan ukuran
sampel, mereka memasukkan nilai untuk ukuran populasi, TER, ARO,
dan EPER dan perangkat lunak mengembalikan ukuran sampel yang
lOMoARcPSD|19519219

sesuai berdasarkan distribusi sampel seperti yang dibahas di atas. Atau,


auditor dapat menggunakan tabel seperti yang ditunjukkan pada Tabel
15-8 (hal. 508), yang berasal dari Panduan Audit Pengambilan Sampel
Audit AICPA. Yang teratas menunjukkan ukuran sampel untuk ARO 5
persen, sedangkan yang bawah adalah untuk ARO 10 persen.
Penggunaan tabel Ketika auditor menggunakan tabel untuk menentukan
ukuran sampel awal, mereka mengikuti empat langkah ini: i. Pilih tabel
yang sesuai dengan ARO. ii. Temukan TER di bagian atas tabel. aku aku
aku. Temukan EPER di kolom paling kiri. iv. Baca kolom TER yang
sesuai sampai memotong dengan baris EPER yang sesuai. Angka di
persimpangan adalah ukuran sampel awal.

B. Memilih Sampel dan Melakukan Prosedur Audit


10. Memilih sampel. Satu-satunya perbedaan dalam pemilihan sampel untuk
pengambilan sampel statistik dan nonstatistik adalah persyaratan bahwa
metode probabilistik harus digunakan untuk pengambilan sampel statistik.
Pengambilan sampel acak atau sistematis sederhana digunakan untuk atribut
sampel. Perangkat lunak audit atau spreadsheet dapat menghasilkan sampel
menggunakan salah satu dari metode probabilistik ini.
11. Melakukan prosedur audit. Sama untuk atribut dan pengambilan sampel non-
statistik.

C. Mengevaluasi Hasil
12. Generalisasi dari sampel ke populasi. Untuk pengambilan sampel atribut,
auditor c menghitung tingkat pengecualian atas yang dihitung (CUER, juga
disebut sebagai batas presisi atas) pada ARO yang ditentukan, lagi-lagi
menggunakan program komputer khusus atau tabel yang dikembangkan dari
rumus statistik. Perhitungan diilustrasikan dalam tabel seperti Tabel 15-9 (hal.
lOMoARcPSD|19519219

509). Ini adalah "tabel satu sisi," yang berarti mereka mewakili tingkat
pengecualian atas untuk ARO yang diberikan.
Penggunaan tabel Penggunaan tabel untuk menghitung CUER melibatkan
empat langkah:
 Pilih tabel yang sesuai dengan ARO auditor. ARO ini harus sama dengan
ARO yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel awal.
 Temukan jumlah pengecualian aktual yang ditemukan dalam tes audit di
bagian atas tabel.
 Temukan ukuran sampel aktual di kolom paling kiri.
 Bacalah jumlah kolom pengecualian aktual yang sesuai sampai memotong

dengan baris ukuran sampel yang sesuai. Nomor di persimpangan adalah


CUER.
13. Menganalisis pengecualian. Sama untuk atribut dan pengambilan sampel non-
statistik.
14. Memutuskan penerimaan populasi. Metodologi untuk memutuskan
penerimaan populasi adalah sama untuk atribut dan pengambilan sampel non-
statistik. Karena sampling atribut adalah pendekatan sampling statistik, itu
memungkinkan auditor untuk mengukur penyisihan risiko pengambilan
sampel dan tingkat pengecualian atas.

Diperlukan Hakim yang Profesional

Kritik yang kadang-kadang dilontarkan terhadap pengambilan sampel


statistik adalah bahwa itu mengurangi penggunaan penilaian profesional oleh
auditor. Perbandingan dari 14 langkah yang dibahas dalam bab ini untuk
pengambilan sampel non-statistik dan atribut menunjukkan bahwa kritik ini
tidak beralasan. Untuk penerapan yang tepat, pengambilan sampel atribut
mengharuskan auditor menggunakan penilaian profesional dalam sebagian
besar langkah. Untuk memilih ukuran sampel awal, auditor terutama
bergantung pada TER dan ARO, yang membutuhkan tingkat pertimbangan
lOMoARcPSD|19519219

profesional yang tinggi, serta EPER, yang membutuhkan perkiraan yang


cermat. Demikian pula, evaluasi akhir dari kecukupan seluruh aplikasi
pengambilan sampel atribut, termasuk kecukupan ukuran sampel, juga harus
didasarkan pada penilaian profesional tingkat tinggi.

You might also like