You are on page 1of 5

BAB I – JINAYAT

Isi Pembahasan Jinayat  tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan serta sanksi
hukumnya seperti qisas, diyat, dan kifarat.
PEMBUNUHAN
Pengertian :
Pembunuhan adalah menghilangkan nyawa seseorang, baik dengan sengaja,
seperti sengaja ataupun karena kesalahan (tidak sengaja) dengan menggunakan
alat yang lazim dipakai membunuh (mematikan) ataupun tidak.
Macam-macam pembunuhan ada 3 :
1. Pembunuhan sengaja (al-qatlu al-‘amdi)
2. Pembunuhan seperti sengaja (al-qatlu syibhu al-‘amdi)
3. Pembunuhan karena kesalahan (al-qatlu al-khata’)
Dalil Larangan membunuh QS. al-Isra’ ayat 33 :

 Terkait dengan pembunuhan berkelompok, mereka yang membunuh seseorang secara


berkelompok, maka semuanya harus diqisas.
 Hikmah terbesar dari pengharaman praktik pembunuhan adalah memelihara
kehormatan dan keselamatan jiwa manusia

PENGANIAYAAN
Macam Penganiayaan ada 2 :
1. Penganiayaan berat yaitu perbuatan merusak anggota tubuh atau menghilangkannya
sehingga menyebabkan hilangnya manfaat atau fungsi anggota badan tersebut, seperti;
memukul tangan sampai patah, atau merusak mata sampai buta dan sejenisnya.
2. Penganiayaan ringan yaitu perbuatan melukai anggota tubuh orang lain yang
menyebabkan luka ringan atau cacat ringan.

QISAS
Pengertian :
Qisas adalah hukuman balasan yang setimpal atau sama bagi pelaku tindak pidana
pembunuhan maupun penganiayaan yang dilakukan secara sengaja.
Syarat-syarat :
1. Orang yang terbunuh terpelihara darahnya.
2. Pembunuh sudah aqil baligh.
3. Pembunuh bukan bapak (orangtua) dari terbunuh.
4. Orang yang dibunuh sama derajatnya dengan yang membunuh.
5. Qisas dilakukan dalam hal yang sama. Jiwa dengan jiwa, mata dengan mata
DIYAT
Pengertian :
Diyat adalah sejumlah harta yang wajib diberikan kepada keluarga (wali) pihak
terbunuh atau teraniaya.
Sebab-sebab :
1. Pembunuhan sengaja yang dimaafkan pihak terbunuh (keluarga korban).
2. Pembunuhan seperti sengaja.
3. Pembunuhan karena kesalahan.
4. Pelaku tindak pidana pembunuhan yang melarikan diri tetapi identitasnya
diketahui, maka diyat dibebankan kepada keluarga pelaku
Macam-Macam:
a. Diyat mugalladzah ( diyat berat) dengan membayar 100 ekor unta
 30 ekor hiqqah (unta betina berumur 3-4 tahun)
 30 ekor jadza'ah (unta betina berumur 4-5 tahun).
 40 ekor khilfah (unta yang hamil).

b. Diyat mukhaffafah (diyat ringan) dengan membayar 100 ekor unta


 20 binta makhadh (unta betina lebih dari 1 tahun).
 20 binta labun (unta betina berumur lebih dari 2 tahun).
 20 hiqqah (unta betina berumur 3-4 tahun).
 20 jadz’ah (unta betina berumur 4-5 tahun).
 20 ibna labun (unta jantan berumur lebih dari 2 tahun).

KIFARAT
Pengertian :
Denda yang wajib dibayarkan seseorang yang telah melanggar larangan Allah tertentu.
Sebagai tanda bertaubat kepada Allah.
Bentuk-Bentuknya:
Kifarat pembunuhan = memerdekakan budak yang muslim.
Jika hal tersebut tidak mampu dilakukan, maka puasa 2 bulan berturut-turut.
 Selain kifarat karena tindak pidana pembunuhan sengaja, ada beberapa macam kifarat
yaitu kifarat dzihar, kifarat melanggar sumpah, kifarat karena berhubungan suami istri
disiang hari bulan Ramadhan, kifarat ‘ila, kifarat karena membunuh binatang buruan.
BAB II – HUDUD
Pengertian :
Hudud = jama’ dari kata had yang berarti pembatas antara dua hal.
Pembahasan mengenai hudud dibagi menjadi 6:
masalah zina, qadzaf(menuduh orang lain berbuat zina), minum khamr (minuman keras),
mencuri, hirabah (merampok, menyamun, dan merompak) serta bughat.

ZINA
Macam-Macam :
a. Zina muhsan yaitu praktik zina yang dilakukan oleh orang yang sudah pernah
menikah. Hukumannya  dirajam hingga mati.
b. Zina ghairu muhsan, yaitu praktik zina yang dilakukan oleh seseorang yang
belum menikah. Hukumannya  didera 100 kali +pengasingan satu tahun.
QADZAF
Pengertian :
Qadzaf adalah menuduh seseorang melakukan praktik zina, dan penuduh yang tidak
dapat membuktikan tuduhan serta menghadirkan saksi.
Hukumannya  didera 80 kali.
KHAMR
Pegertian :
Khamr adalah segala jenis minuman atau lainnya yang dapat memabukkan atau
menghilangkan kesadaran serta berdampak negatif pada kesehatan baik jasmani
maupun rohani.
Hukuman 
 Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin Hambal = 80 cambuk
 Imam Syafi’i, Abu Daud dan Ulama Dzahiriyyah 40 s/d 80 cambuk
MENCURI
Pengertian :
Perbuatan seorang mukallaf (baligh dan berakal) mengambil harta orang lain secara
sembunyi-sembunyi, mencapai jumlah satu nisab dari tempat penyimpanan, dan orang-orang
yang mengambil tersebut tidak mempunyai andil pemilikan terhadap barang yang diambil.
Hukuman  potong tangan dan kaki secara silang.
HIRABAH
Pengetahuan :
Hirabah (merampok, menyamun dan merompak) adalah mengambil harta orang lain
disertai dengan tindakan kekerasan/ancaman senjata dan kadang-kadang bahkan
disertai dengan pembunuhan.
Perbedaan :
Merampok  mengambil harta orang lain secara terang-terangan di tempat biasa
Menyamun  mengambil harta orang lain di padang pasir
Merompak  mengambil harta orang lain di lautan / samudera.
BAB III – BUGHAT

Kata ‫ اَلبَاغي‬bentuk mashdar dari al-bughat artinya : melampaui batas, perbuatan zalim, dan
menolak perdamaian.

Pengertian :
Pemberontakan. Artinya sekelompok orang yang menentang dan memisahkan diri dari
pemimpin yang sah, serta menolak berbagai kewajiban yang dibebankan kepada mereka.
Status Hukum : Tidak Kafir, bisa diperangi

Dalil : QS. Al Hujurat ayat 4

Kriteria Bughat :
a. Memiliki kekuatan, baik berupa pengikut maupun senjata.
b. Memiliki takwil (alasan) atas tindakan mereka keluar dari kepemimpinan imam atau
tindakan mereka menolak kewajiban.
c. Memiliki pengikut yang setia kepada mereka.
d. Memiliki imam yang ditaati.

Tahapan Menghadapi Kaum Bughat :


1. Mengirim utusan untuk meluruskan sebab permasalahan
2. Menasihati dan mengajak kembali mentaati imam
3. Memberi ancaman akan diperangi
4. Maish tidak menurut, bisa diperangi sampai taat kembali.

Kapan mereka wajib diperangi ?


 Ketika menyerang wanita
 Mencuri harta kaum muslimin (baitul maal)
 Tidak mau menyerahkan kewajiban mereka (zakat, pajak, hutang, dll).
 Terang-terangan membangkang / menjatuhkan pemimpin yang sah
BAB IV – PERADILAN ISLAM

Pembahasan peradilan meliputi hakim, saksi, penggugat-tergugat, barang bukti dan sumpah

Pengertian :
Lembaga pemerintahan negara yang ditugaskan untuk menyelesaikan / menetapkan
keputusan atas setiap perkara dengan adil berdasarkan hukum yang berlaku.

Dalil : QS. An Nisa ayat 58

Macam-Macam Hakim :
 Masuk surga : hakim tahu kebenaran, menetapkan hukum dengan kebenaran
 Masuk neraka: hakim tahu kebenaran, menetapkan hukum tidak sesuai kebenaran
 Masuk neraka: hakim tidak tahu kebenaran, menetapkan hukum sembarangan.

Tata Cara Menentukan Hukuman :


1. Pendakwa diberi kesempatan menyampaikan tuduhannya
2. Terdakwa, memperhatikan isi dakwaan. Menilai benar-tidaknya
3. Hakim memeriksa tuduhan, dengan pertanyaan-pertanyaan penting
4. Penyerahan bukti, sebagai penguat dakwaan
5. Jika terdakwa menolak dakwaan, ia harus bersumpah
6. Jika bukti dari pendakwa lebih kuat, hakim harus memutuskan dengan adil
7. Tapi jika tidak, hakim harus menerima sumpah terdakwa.

Kifarat Melanggar Sumpah :


 Memberikan makanan pokok pada sepuluh orang miskin, masing-masing ¾ liter.
 Memberikan pakaian yang pantas pada sepuluh orang miskin.
 Memerdekakan hamba sahaya.
Isi Dakwaan : haq
Kondisi Hakim Haram Memvonis :
Penggugat : mudda’i
 Saat marah, sedih, sangat gembira, ngantuk
Tergugat : mudda’i ‘alaih
 Saat lapar, sakit, panas/dingin Hak Pendakwa : mahkum bih

Bolehkan ada hakim wanita ?


 Di Indoneia boleh, berdasarkan ijtihad Ibnu Jarir ath-Thabari dan Imam Ha

You might also like