Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK
TEKNIK
NIM : 19031171
JURUSAN BIOLOGI
A. Tujuan
Menghitung nilai penting vegetasi semak belukar atau padang rumput
C. Dasar Teori
Metode Teknik Analisis Vegetasi merupakan cara mempelajari dan
mengukur vegetasi secara kuantitatif. Banyak metode yang dapat dipakai
untuk Analisis Vegetasi agar dapat mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang
mendominasi suatu areal. Dalam analisis vegetasi akan diketahui Indeks
Nilai Penting (INP) yang merupakan penggabungan dari Kerapatan
Relatif, Frekwensi Relatif dan Dominasi Relatif.Tumbuh-tumbuhan yang
dianalisis terdiri dalam berbagai tingkatan, baik itu berupa pohon maupun
tumbuhan herba atau penutup tanah. Kategori pohon di dalam hutan dapat
dibagi menjadi beberapa tingkatan misalnya: tingkat pohon, tingkat tiang,
tingkat sapihan dan tingkat semai.Pengetahuan tentang status suatu jenis
tumbuhan (terkait dengan kelangkaannya), dan komposisi jenis vegetasi pada
suatu wilayah adalah hal yang sangat penting untuk dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan suatu kebijakan. Artinya, dari
data tersebut akan diketahui perlu tidaknya suatu jenis mendapatkan
perlindungan dan perlakuan khusus, sekaligus sebagai indikator kesesuain
lahan. ( Edi M. Jayadi,2015:87)
Kepentingan relatif spesies di area kajian ditentukan dengan menggunakan
Indeks Nilai Penting (INP) dari spesies-spesies yang menyusun vegetasi.
menggunakan serangkaian rumus-rumus berikut :
1. Dominansi
Dominasi mutlak setiap spesies
Dominansi Relatif (Dom.Rel) = x 100
dominansi mutlak seluruh spesies
%
2. Densitas
Densitas mutlak suatu spesies
Densitas Relatif (Den.Rel) = x 100%
densitas total seluruh spesies
3. Frekuensi
frekuensi mutlak suatu spesies
Frekuensi Relatif (Frek.Rel) = x 100%
frekuensi mutlak seluruh spesies
4. Indeks Nilai Penting (INP) = Den.Rel + Frek.Rel + Dom.Rel
(Miftahur Rizki,2019:32)
Metode ini cocok untuk komunitas tumbuhan bawah seperti rumput,
herba dan semak. Dalam pelaksanaannya di lapangan dapat digunakan alat
pembantu. Dengan mengangkat dan menyentuh pin yang terbuat dari kawat,
maka kita catat jenis yang tersentuh sehingga dominansi dari jenis tersebut.
Hal yang sama dapat dilakukan dengan alat b dengan cara memindahkan
alat tersebut pada plot tiap 10 cm, sehingga didapatkan dominansi dari
jenis-jenis yang disentuh. (Tim Penyusun Buku Ajar Ekologi Tumbuhan,
2006)
Teknik point intercept sampling sangat efektif untuk mengevaluasi
padang rumput dan tumbuhan rangeland dan juga telah digunakan untuk
menilai penutup kanopi pohon. Selain itu, metode ini tidak hanya dilakukan
di padang rumput terbuka dan semak - semak yang rendah tetapi juga dapat
digunakan di hutan Ini mungkin khususnya berguna untuk mengevaluasi
komunitas tanaman riparian yang sempit (Tiner, 2017: 261)
Metode ini dapat diterapkan dengan menggunakan kisi-titik
transparan dan setiap titik mewakili area sebuah kuadrat kecil . ini adalah
metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur area kecil . ini
adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengukurarea kecil
pada peta . penutup , koloni jamur atau ganggang di bawah mikroskop , luas
selebaran daun atau area di bawah sebuah kurva.( D. muller,2016:94)
Metode titik potong (PT) (Elzinga et al. 2001), menggunakan enam
transek linier 20 m yang terletak secara sistematis (masing-masing 41 titik,
dipisahkan setiap 50 cm). Di setiap titik, sebuah batang berdiameter 5 mm
tertancap di tanah dengan sudut 90 °. Semua spesies tanaman, tanah
telanjang, lumut, serasah, dll., Yang menyentuh batang dicatat, meskipun
hanya data tanaman yang dipertimbangkan dalam analisis selanjutnya.
Spesies yang sama dicatat hanya sekali di setiap titik. Spesies dan tutupan
kelompok dihitung sebagai proporsi titik yang dicegat per
transek(alice:2014)
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Point Frequency Frame
2. Gunting tanaman
3. Plastik
4. Buku acuan untuk mengidentifikasi tumbuhan
Bahan
1. Label
E. Cara Kerja
1. Memilih satu tegakan vegetasi yang akan diteliti, misalnya padang rumput.
2. Meletakkan bingkai pada lokasi berbeda yang dipilih secara acak dari area
kajian, minimal 5 lokasi.
3. Mencatat jenis yang tertusuk pertama kali oleh kawat setiap peletakkan
bingkai.
4. menentukan Frekuensi, Dominansi, Frekuensi Relatif, Dominansi Relatif dan
Nilai Penting masing-masing jenis
F. Hasil Pengamatan
Pada praktikum “Analisis Vegetasi melalui Metode Point Intercept”. Metode ini
dilakukan dengan menyentuh herba menggunakan rangka besi yang telah dirancang
sedemikian rupa . Rangka besi tersebut kemudian diletakkan di atas tumbuhan
sampai tusuk-tusuk besi menyentuh tumbuhan yang berada di bawahnya. Jadi,
hanya tumbuhan yang tersentuh tusuk besi itulah yang dihitung
Penyebaran jenis tumbuhan bawah ditunjukkan oleh nilai frekuensi (F) dan
frekuensi relatif (FR). Jenis tumbuhan bawah yang memiliki penyebaran paling
merata adalah Axonopus compressus dengan nilai F 100% ,FR 18,2 % , Jenis herba
dengan frekuensi terendah yaitu Setaria sp. hanya memiliki nilai F 10% dan FR
1,8 %
FR adalah perbandingan antara frekuensi sutu jenis dengan jumlah frekuensi
seluruh jenis
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa spesies yang memiliki nilai
INP paling tinggi adalah spesies Axonopus compressus dengan nilai INP 44,5 %. Hal
ini berbanding lurus dengan nilai , dominansi relatif dan frekuensi relatif ,
semakin tinggi tingkat dominasi relatif , maka semakin tinggi pula nilai INP suatu
spesies tersebut, dan dapat dikatakan bahwa spesies Axonopus compressus
memiliki pengaruh yang tinggi pada area vegetasi transek, dan merupakan jenis
herba utama penyusun vegetasi transek. Dengan melihat nilai F, FR, , D, DR
dan INP yang tinggi menunjukan bahwa tumbuhan tersebut memiliki
penyebaran yang merata dan merupakan jenis tumbuhan utama penyusun vegetasi
transek
Persaingan antara individu suatu jenis tumbuhan dengan individu lain dari jenis
tersebut atau dengan jenis lain dapat pula mempengaruhi keadaan komposisi
spesies. Akibatnya akan terjadi keadaan dimana suatu spesies lebih dominan terhadap
jenis lain.
Faktor lingkungan seperti kondisi tanah, topografi, iklim dan faktor biotik
memungkinkan suatu jenis tumbuhan untuk berkembang di suatu tempat
sehingga menjadi jenis yang dominan dan pada gilirannya jenis yang dominan
ini akan menciptakan lingkungan tertentu yang sesuai untuk pertumbuhan jenis
lain terutama vegetasi penutup lantai hutan dan meningkatan kelembaban
tapi juga dengan mengubah struktur tanah dan komposisi kimia.
H. Kesimpulan
2 Tumbuhan yang memiliki nilai F , FR ,D ,DR dan INP yang paling tinggi
adalah Axonopus compressus
3 Tumbuhan yang memiliki nilai F , FR ,D ,DR dan INP yang paling rendah
adalah Setaria sp
4 INP berbanding lurus dengan nilai , dominansi relatif dan frekuensi relatif ,
semakin tinggi tingkat dominasi relatif , maka semakin tinggi pula nilai INP
suatu spesies
DAFTAR PUSTAKA
Jayadi, Edi Muhamad. 2015 . Ekologi Tumbuhan . Mataram : Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Mataram
Tim Penyusun Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. (2006). Buku Ajar Ekolog Tumbuhan.
Medan: USU