You are on page 1of 6

SP-008-008

Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 455-460
Peningkatan Life Skill melalui Pembelajaran berbasis Keunggulan Lokal

Life Skill Improvement through Learning Local Benefits

Yokhebed*, Titin, Eko Sri Wahyuni


Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak,
Kalimantan Barat, Indonesia
*Corresponding Email: yokhebed0405@gmail.com

Abstract: In the learning process with the use of biodiversity, socio-cultural and environment one of them can grow the
skills to know self awarness and social attitudes. Thus need to expand the effort to growthe life skills through
the application of learning by making the local benefits or local potential as a learning reference. This study
aims to determine the increase in life skills through learning the local benefits based on a prospective biology
teachers with lesson study. The subjects were students of the 2 nd semester in academic year 2015/2016 which
follows the course of environmental knowledge. Overall the average increase of cycle 1 to cycle 2 on aspects
of cooperation (working towards the achievement of objectives of the group amounted to 0,15), showing
effective interpersonal skills of 0,15), the communication aspect (expressing the idea/ ideas clearly of 0,64),
aspect of making a decision (identify) the alternative is important and appropriate for consideration of 0,05),
the troubleshooting aspect (accurately identifying obstacles or barriers of 0,03); choose and try out an
adequate alternative of 0,03) while aspects dig and find information (collecting information in a relevant way)
decreased by 0,4. The application of learning to use local benefits have improved life skills both generic and
specific.

Key Word: life skill, local benefits.

1. Pendahuluan penerus bangsa sesuai dengan harapan masyarakat


dan bangsa Indonesia.
Proses pendidikan dalam pembelajaran baik di Untuk mendukung pencapaian keempat pilar di
lingkup formal dan non formal pada dasarnya atas maka di perlukan suatu pendekatan
bertujuan untuk mengembangkan hard skill dan soft pembelajaran yang mengembangkan kecakapan
skill. Pengembangan keterampilan tersebut hidup peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan
merupakan bagian dari kecakapan hidup (life skill) dengan memfasilitasi peserta didik dengan aktivitas
yang sangat penting bagi seorang peserta didik, baik pembelajaran yang kontekstual, yaitu dengan
untuk saat ini maupun masa depannya. Kecakapan mengaitkan potensi-potensi lokal yang ada di sekitar
hidup terdiri dari kecakapan hidup yang bersifat peserta didik. Upaya tersebut akan membangun jati
umum (General life skills) dan kecakapan hidup yang diri dan kepribadian peserta didik untuk memahami
bersifat khusus (Specific life skills). Menurut Fadjar perbedaan, kemajemukan dan menimbulkan sikap
(dalam Supriatna, tanpa tahun) kecakapan hidup yang toleransi. Selain itu pengetahuan tentang potensi
bersifat umum terdiri dari kecakapan personal dan lokal akan menimbulkan kreaktivitas peserta didik ,
sosial, sedangkan kecakapan hidup yang bersifat dan proses pembelajaran akan semakin bermakna.
spesifik terdiri dari kecakapan akademik dan Permasalahan ekonomi di Indonesia sampai saat
vokasional. Kecakapan hidup tersebut sesuai dengan ini belum juga berakhir dan berdampak pada
empat pilar pendidikan yang dicanangkan Unesco. tingginya angka pengangguran. Berdasarkan data
Empat pilar yang dicanangkan Unesco apabila Badan Pusat Statistik tahun 2011 (dalam Agustina
diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah akan dan Saputra, 2012) sebaran angka pengangguran
mampu membekali siswa dengan kecakapan hidup sebanyak 3,56% pendidikan SD ke bawah, 8,37%
yang dibutuhkan siswa untuk bekal hidup di Sekolah Menengah Pertama (SMP), 10,66% Sekolah
masyarakat. Empat pilar pendidikan tersebut adalah Menengah Atas (SMA), 10,43% Sekolah Menengah
belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar Kejuruan (SMK), 7,16% Diploma I/II/III, serta
untuk berbuat atau bekerja (learning to do), belajar 8,02% Universitas. Di sisi lain tantangan dari dalam
untuk menjadi jati diri (learning to be) dan belajar dan luar negeri dengan adanya masyarakat ekonomi
untuk hidup bermasyarakat (learning to live together) Asean yang akan dilaksanakan tahun 2016 membawa
. Empat pilar pendidikan tersebut merupakan prinsip konsekuensi dibutuhkannya tenaga kerja yang harus
yang perlu dijadikan landasan dan pedoman dalam mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang
pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah, yang lebih terdidik dari negara-negara tetangga di
ditujukan untuk menghasilkan generasi-generasi lingkungan Asean.

Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 455


Yokhebed et al. Lifeskill dan keungulan lokal

Pembelajaran yang berlangsung selama ini dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata.
sudah mengarah pada pendekatan student center Tujuan pembelajaran kontekstual adalah mendorong
namun masih cenderung text book. Proses siswa untuk menerapkan pengetahuan dan
pembelajaran belum menggunakan masalah-masalah keterampilan yang telah dipelajari ke dalam
kontekstual atau potensi-potensi yang kontekstual kehidupan mereka (Ahmadi, dkk dalam Mumpuni,
sebagai acuan pembelajaran. Dosen biasanya 2012).
memulai materi dengan menjelaskan konsep-konsep Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi
terlebih dahulu. Selain itu, pada proses pembelajaran seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya
dengan kegiatan tatap muka antara dosen dan alam, sumber daya manusia atau lainnya yang
mahasiswa hanya sekitar 15% mahasiswa yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dedidwitagama,
berani mengemukakan pendapatnya. Pada proses 2007). Menurut Santoso, dkk, (2011) Keragaman
pembelajaran dengan pemanfaatan keanekaragaman Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia
hayati, sosial budaya dan lingkungan dapat (SDM), geografis, sejarah, dan budaya tiap daerah
menumbuhkan kecakapan mengenal diri (self merupakan aset pembangunan bangsa. Dewasa ini,
awareness) pada mahasiswa. Dengan demikian perlu keragaman tersebut dapat menjadi aspek kompetitif
di lakukan suatu upaya agar tumbuh kecakapan hidup yang unggul (keunggulan lokal). Contoh keunggulan
yaitu dengan penerapan pembelajaran dengan lokal tersebut antara lain: biodiversitas, budaya
menjadikan keungulan lokal atau potensi lokal masyarakat, kualitas SDM, nilai kerja sama,
sebagai acuan pembelajaran. Dengan demikian toleransi, kebersihan, kearifan lokal dalam menjaga
penerapan pembelajaran berbasis keunggulan lokal lingkungan, dan nilai-nilai lokal lainnya yang bersifat
ini dapat dijadikan upaya untuk menjembatani antara universal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
pembelajaran di kampus dengan kehidupan nyata adalah dengan mengenalkan lebih jauh keunggulan
atau dunia kerja. lokal kepada pesreta didik sedini mungkin. Dengan
Hasil penelitian yang mendukung penelitian ini demikian upaya untuk mengintegrasikan muatan nilai
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Khoiril, keunggulan lokal ke dalam jalur pendidikan perlu
dkk (2011), pembelajaran fisika dengan dilakukan.
menggunakan perangkat pembelajaran yang Menurut Muyasaroh (2010) Keunggulan Lokal
mengembangkan lifeskill menunjukkan rata-rata (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan
minat wirausaha siswa pada kelompok eksperimen nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi
antara sesudah dan sebelum pembelajaran relatif produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi,
berbeda sebelum pembelajaran rata-rata minat bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif.
wirausaha siswa mencapai 57,96 dengan rata-rata Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi
kriteria cukup. Dan setelah pembelajaran meningkat daerah. Potensi daerah adalah potensi sumber daya
menjadi 85,61 dalam kategori sangat tinggi. spesifik yang dimiliki suatu daerah. Konsep
Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk pengembangan keunggulan lokal dapat digali dari
mengetahui penerapan pembelajaran berbasis berbagai potensi, yaitu potensi sumber daya alam
keunggulan lokal dapat meningkatkan life skill (SDA), sumber daya manusia (SDM), geografis,
mahasiswa calon guru biologi. budaya dan historis.
Menurut Suyono (2011), belajar adalah suatu Berbagai keunggulan lokal di atas dapat melatih
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh peserta didik untuik menghargai kebudayaan, sumber
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, daya alam dan sumber daya manusia. Pembelajaran
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan berbasis keunggulan lokal mendorong terbentuknya
kepribadian. Sedangkan menurut Rusman (2010), sikap positif tentang potensi lokal setempat sehingga
belajar dipandang suatu proses interaksi terhadap dapat mengembangkan kecakapan hidup berupa self
semua situasi yang ada di sekitar individu. Bahan awareness. Biologi berperan dalam mengembangkan
pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai potensi sumber daya lokal dan membelajarkan
kesusilaan, seni, agama, sikap dan keterampilan. tentang bagaimana pemanfaatan dan pelestariannya.
Untuk mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran Keunggulan lokal adalah potensi suatu daerah
untuk menjadi produk atau jasa yang bernilai dan
terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang
dapat menambah penghasilan daerah dan bersifat
yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen
unik serta memiliki keunggulan kompetitif (Ahmadi,
strategi belajar mengajar dan komponen evaluasi. dkk dalam Mumpuni 2012). Keunggulan lokal harus
Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai dikembangkan dari potensi masing-masing daerah.
kekhasan masing-masing. Tentu hal tersebut Konsep pengembangan potensi lokal meliputi potensi
mengarah pada kekayaan potensi sumber daya alam sumber daya alam, potensi sumber daya manusia,
dan sumber daya manusia Indonesia terkait konten geografis, budaya dan historis.
pembelajaran biologi. Self awareness merupakan salah satu bagian
Salah satu solusi untuk permasalahan tersebut dari life skill. Menurut WHO (1997) kecakapan hidup
adalah menghadirkan pengalaman langsung adalah kemampuan untuk perilaku adaptif dan
(kontekstual) dalam pembelajaran biologi positif, yang memungkinkan individu untuk
berlandaskan potensi lokal dan karakter. menangani secara efektif dengan tuntutan dan
Pembelajaran kontekstual mengarah pada tantangan kehidupan sehari-hari. Life skill berkaitan
pembelajaran bermakna untuk menemukan konsep dengan hubungan interpersonal dan intrapersonal.

456 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 455-460

Dengan demikian, pendidikan kecakapan hidup harus 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


merefleksikan nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang
diperlukan peserta didik secara nyata. Kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan meliputi
Departemen Pendidikan Nasional (2003) dalam pelaksanaan penelitian siklus 1 dan siklus 2 yaitu:
Agustina dan Saputra (2012) membagi kecakapan Pada tahap perencanaan tim dosen pengampu
hidup (life skill) menjadi dua macam yaitu kecakapan mata kuliah pengetahuan lingkungan bersama-sama
hidup generik dan kecakapan hidup spesifik. mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran yang
Kecakapan hidup generik atau kecakapan yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis keunggulan
bersifat umum, adalah kecakapan untuk menguasai lokal untuk mengatasi rendahnya life skill
dan memiliki konsep dasar keilmuan. Kecakapan mahasiswa. Sehingga dihasilkan satuan acara
hidup generik berfungsi sebagai landasan untuk perkuliahan yang disusun menggunakan model
belajar lebih lanjut dan bersifat transferable, pembelajaran berbasis masalah dengan metode
sehingga memungkinkan untuk mempelajari diskusi dan tanya jawab pada materi keanekaragaman
kecakapan hidup lainnya. Kecakapan hidup generik hayati.
terdiri dari kecakapan personal (Personal Skill), yang Pada siklus 1 keunggulan lokal yang di
terdiri dari kecakapan mengenal diri (Self-Awarness tonjolkan yaitu berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan
Skill), dan kecakapan berpikir. hewan yang berada di lingkungan dekat tempat
tinggal atau asal daerah mahasiswa. Sedangkan pada
2. METODE siklus 2 mengenai masalah lingkunganterkait
pencemaran air dan tanah. Pada tahap perencanaan
Subyek penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa ini juga disusun lembar observasi beserta pedoman
program studi pendidikan biologi semester II penskorannya untuk mengamati life skill dari seriap
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) mahasiswa. Selain itu lembar observasi, untuk
universitas tanjungpura (untan) pontianak tahun mengetahui pendapat mahasiswa maka telah di susun
akademik 2015/2016 pada mata kuliah pengetahuan kuisioner/ angket berbentuk semi terbuka.
lingkungan. Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam
pembelajaran berjumlah 29 orang mahasiswa. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan ini
Penelitian ini dilakukan melalui lesson study. Lesson dilaksanakan pada mata kuliah pengetahuan
study merupakan salah satu alternatif yang digunakan lingkungan yaitu pada mahasiswa semester 2 dengan
untuk mengatasi masalah dalam kegiatan jumlah 29 orang mahasiswa. Pada kegiatan ini juga
pembelajaran (rusman. 2010). Alur dalam penelitian dilakukan observasi terhadap life skill dan proses
terdiri atas tiga tahap yaitu; tahap perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan.
(plan), tahap implementasi (do), dan tahap refleksi Pada siklus 1 dosen memotivasi siswa dengan
(see). Dalam tahap perencanaan, tim dosen menampilkan gambar-gambar contoh ikan arwana
pengampu mata kuliah pengetahuan lingkungan khas kalimanatan barat, ekosistem danau sentarum
berkolaborasi untuk menyusun sap yang dan beberapa contoh keanekaragaman lokal lainnya.
mencerminkan pembelajaran berbasis keunggulan Selanjutnya dosen menyampaikan tujuan
lokal. Perencanaan diawali dengan kegiatan pembelajaran. Pada tahap orientasi mahasiswa pada
menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang masalah, di siklus 1 dan 2 dilakukan dengan
dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: menyajikan keunggulan lokal berdasarkan hasil
kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, identifikasi dari lapangan yaitu dari sekitar tempat
mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, tinggal mahasiswa melalui hasil observasi,
dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai dokumentasi dan wawancara. Selanjutnya pada tahap
keunggulan lokal yang akan digunakan untuk mengorganisasikan kelompok bekerja, pada tahap ini
kepentingan pembelajaran. selanjutnya, secara mahasiswa diarahkan duduk berkelompok, satu
bersama-sama pula dicarikan solusi untuk kelompok terdiri atas 6-8 orang.
memecahkan segala permasalahan ditemukan. Pada kegiatan ini mahasiswa dibimbing untuk
selanjutnya membuat instrumen berupa lembar memecahkan masalah melalui lembar kerja
observasi dan angket untuk mengukur life skill. mahasiswa. Selanjutnya pada tahap mengembangkan
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan hasil karya mahasiswa dibimbing manyajikan hasil
utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran karya berupa media presentasi dalam bentuk power
yang dilakukan oleh dosen (2) kegiatan pengamatan point, dan mempresentasikannya di depan kelas.
atau observasi yang dilakukan oleh observer. Pada tahap analisis dan evaluasi hasil penyelidikan
Tahapan ketiga merupakan tahapan upaya perbaikan masalah, dosen mengevaluasi proses pemecahan
proses pembelajaran sehingga dilakukan diskusi masalah dan memberikan refleksi serta kesimpulan
antara pengamat dan dosen model. Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah
Analisis data pada penelitian ini berupa analisis pelaksanaan pembelajaran. Refleksi dilaksanakan
kualitatif. Analisis kualitatif terdiri atas tiga alur dengan dosen pengampu bersama dengan observer.
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi Berdasarkan hasil refleksi siklus 1, diperoleh temuan
data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan masih ada anggota kelompok yang kurang terlibat
verifikasi data. Sedangkan data kuantitatif dianalisis aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut disebabkan
dengan statistik deskriptif dengan menghitung rata- oleh jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak
rata dan persentase. yaitu 8 orang. Sehingga di sarankan untuk siklus

Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 457


Yokhebed et al. Lifeskill dan keungulan lokal

berikutnya pembentukan kelompok di atur kembali


oleh dosen dengan jumlah 4-5 orang saja. Pada saat Pada aspek kerjasama, yaitu bekerja kearah
mengkomunikasikan/ mempresentasikan hasil karya pencapaian tujuan kelompok terjadi peningkatan
berupa power point, masih terdapat mahasiswa yang sebesar sebesar 0,15; pada pembelajaran
terbata-bata dalam presentasi dan membaca teks yang menggunakan keunggulan lokal melalui kerjasama
terdapat dalam ppt. Selain itu ketika menyampaikan tiap anggota tim kelompok melakukan tugas
pendapat atau menjawab pertanyaan masih banyak mengidentifikasi keunggulan lokal di daerah atau
yang belum mampu mengembangkan ide-ide. sekitar tempat tinggal masing-masing dan
Sehingga di sarankan pada siklus selanjutnya menyelesaikan tugas dalam diskusi kelas. Secara
mahasiswa diarahkan dan dibimbing pada saat aktif dan cukup konsisten membantu terlibat dalam
presentasi. Selanjutnya pada saat mahasiswa menyelesaikan tugas kelompok.
mengumpulkan informasi sudah tampak Pada aspek menunjukkan keterampilan
menggunakan cara-cara yang relevan seperti interpersonal, mahasiswa dalam kelompok belajarnya
menggunakan wawancara, studi literatur dan berinteraksi dengan anggota kelompok dan
observasi. Pembelajaran yang dilaksanakan sudah mengekspresikan ide-ide dan pendapat dengan cara
menarik, karena menggunakan potensi lokal sebagai yang peka terhadap perasaan dan pengetahuan
acuan dalam pembelajaran. Sehingga pada siklus 2 di temannya. Dalam hal ini pada siklus 2 terjadi
lakukan perbaikan untuk pelaksanaan peningkatan rata-rata sebesar 0,15. Menurut WHO,
pembelajarannya. Pada siklus 2, terdapat penurunan (1997) keterampilan hubungan interpersonal,
pada aspek menggali dan menemukan informasi, membantu kita untuk berhubungan dengan cara-cara
namun masih dalamkategori tinggi. Proses yang positif dengan orang-orang yang berinteraksi
pembelajaran sudah berjalan dengan baik. dengan kita. Hal Ini dapat membuat dan menjaga
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil hubungan yang ramah sehingga menjadi sangat
sebagai berikut: penting untuk mental dan kesejahteraan sosial dalam
bermasyarakat. Hal ini dapat melatihkan bagaimana
menjaga hubungan baik dengan anggota keluarga,
yang merupakan sumber penting dari dukungan
sosial.
Pada aspek komunikasi yaitu mengekspresikan
ide/ gagasan dengan jelas terjadi peningkatan sebesar
0,52. Mahasiswa mengkomunikasikan ide pokok atau
tema dan memberikan dukungan dan informasi yang
detail/spesifik dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan dosen. Komunikasi yang dilakukan oleh
mahasiswa baik dalam anggota kelompok pada saat
diskusi, pada saat melakukan pengumpulan informasi
dengan wawancara dengan masyarakat yang ada di
sekitar tempat tinggal mereka. Keterampilan
berkomunikasi yang efektif dilatihkan agar
mahasiswa mampu mengekspresikan diri, baik
Gambar 1. Rata-rata peningkatan life skill per aspek pada secara lisan dan non-verbal, dengan cara-cara yang
siklus 1 dan siklus 2 sesuai dengan budaya dan situasi. Pada aspek
komunikasi yang efektif dengan audiens yang
Keterangan: berbeda terjadi peningkatan sebesar 0,64. Selain
Pertemuan 1 untuk siklus 1 diperlukan keterampilan dalam menyampaikan
Pertemuan 2 untuk siklus 2 pendapat secara lisan ataupun non verbal, pada saat
Aspek 1a: aspek kerjasama (bekerja kearah berkomunikasi mahasiswa juga diharapkan memiliki
pencapaian tujuan kelompok ) kemampuanmenyesuaikan diri dengan berbagai
aspek 1b: aspek kerjasama (menunjukkan audiens yang berbeda. Pada saat mempresentasikan
keterampilan interpersonal yang efektif) hasil diskusi atau melalukan komunikasi lisan dengan
aspek 2a: aspek komunikasi (mengekspresikan ide/ warga, mahasiswa sudah dapat menyesuaikan gaya
gagasan dengan jelas). dan nada bicara yang sesuai dengan karakteristik
aspek 2b: aspek komunikasi (komunikasi yang audiens. Dalam berkomunikasi mahasiswa dilatihkan
efektif dengan audiens yang berbeda) untuk memiliki empati. Menurut WHO (1997)
aspek 3: aspek membuat keputusan (mengidentifikasi Empati dapat membantu kita untuk memahami dan
alternatif penting dan tepat untuk dipertimbangkan) menerima orang lain yang mungkin sangat berbeda
aspek 4a:aspek pemecahan masalah (akurat dari diri kita sendiri, yang dapat meningkatkan
mengidentifikasi kendala atau hambatan) interaksi sosial.
aspek 4b: aspek pemecahan masalah (memilih dan Pada aspek membuat keputusan yaitu
mencoba alternatif yang memadai) mengidentifikasi alternatif penting dan tepat untuk
Aspek 5: aspek menggali dan menemukan informasi dipertimbangkan terjadi peningkatan sebesar 0,05.
(melakukan pengumpulan informasi dengan cara Pada siklus 1 aspek membuat keputusan
yang relevan). dilakukan pada saat proses diskusi untuk menentukan

458 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 455-460

pemilihan alternatif yang tepat. Kegiatan ini tujuan kelompok terjadi peningkatan sebesar 0,15;
dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai sedangkan aspek menunjukkan keterampilan
keanekaragaman hayati yang terdapat di daerah atau interpersonal yang efektif sebesar 0,15. Pada aspek
sekitar tempat tinggal mahasiswa, sedangkan pada komunikasi yaitu mengekspresikan ide/ gagasan
siklus 2 pada saat mengumpulkan informasi dengan jelas terjadi peningkatan sebesar 0,52;
mengenai masalah lingkungan pada topik sedangkan aspek komunikasi yang efektif dengan
pencemaran air dan tanah. Pengambilan keputusan audiens yang berbeda sebesar 0,64. Aspek membuat
yang dilatihkan dalam proses pembelajaran sangat keputusan yaitu mengidentifikasi alternatif penting
bermanfaat untuk menangani secara konstruktif dan tepat untuk dipertimbangkan terjadi peningkatan
dengan keputusan tentang hidup. sebesar 0,05. Aspek pemecahan masalah yaitu akurat
Pada aspek pemecahan masalah yaitu akurat mengidentifikasi kendala atau hambatan terjadi
mengidentifikasi kendala atau hambatan mengalami peningkatan sebesar 0,03; sedangkan aspek memilih
peningkatan sebesar 0,03; pada aspek ini mahasiswa dan mencoba alternatif yang memadai sebesar 0,03.
dilatih memikirkan konsekuensi, hambatan atau Terdapat aspek yang mengalami penurunan pada
kendala dan cara menanggulangi dari keputusan atau siklus 2 yaitu aspek menggali dan menemukan
tindakan yang mereka pilih. Pada proses informasi dengan cara yang relevan mengalami
pembelajaran mahasiswa diminta untuk penurunan sebesar 0,4.
mengidentifikasi hambatan atau kendala dari proses
pemecahan masalah yang mereka putuskan. Namun 5. UCAPAN TERIMA KASIH
pada siklus 1 masih ada sekitar 48% yang cenderung
kurang dapat memgidentifikasi kendala atau Ucapan terimakasih kepada dirjen dikti melalui
hambatan. Namun pada siklus 2 terjadi penurunan direktur penelitian dan pengabdian kepada
yaitu menjadi 38% . Aspek ini dilatihkan agar masyarakat yang telah memberikan hibah dosen
mahasiswa dapat berpikir secara kreatif. Berpikir pemula sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
kreatif memberikan kontribusi untuk pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah dengan 6. DAFTAR PUSTAKA
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengeksplorasi alternatif yang tersedia dan berbagai
konsekuensi dari tindakan-tindakan yang Agustina, P., & Saputra, A. 2012. Problematika
Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Berbasis
dilakukannya.
Kecakapan Hidup (Life Skill) di Indonesia.
Pada aspek memilih dan mencoba alternatif
yang memadai mengalami peningkatan sebesar 0,03. Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi. Vol 9,
No 1 (2012) Retrieved from
Proses pemecahan masalah yang dilakukan,
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/arti
mahasiswa melakukan alternatif yang telah
diputuskan dalam kelompok mereka pada tahap cle/view/1095/716
Dwitagama, D. 2007. Pendidikan Berbasis
membimbing penyelidikan dalam kelompok bekerja
Keunggulan Lokal & Global. Retrieved from
dan belajar. Menurut WHO (1997), hal ini
bermanfaat agar kita dapat merespon secara adaptif https://dedidwitagama.wordpress.com/2007/11/0
7/pendidikan-berbasis-keunggulan-lokal-global.
dan memiliki fleksibilitas untuk situasi kehidupan
Khoiril, N., Hindarto, N., & Sulhadi. 2011.
kita sehari-hari. Selanjutnya pada tahap ini dilakukan
analisis terhadap proses pemecahan masalah yang Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika
Berbasis Life Skill Untuk Meningkatkan Minat
dilakukan. Kemampuan untuk menganalisa informasi
Kewirausahaan Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika
dan pengalaman secara obyektif, hal ini juga melatih
mahasiswa untuk berpikir kritis . Indonesia 7 (2011): 84-88. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id.
Pada aspek menggali dan menemukan informasi
Muyasaroh, S. 2010. Pendidikan Berbasis
yaitu melakukan pengumpulan informasi dengan cara
yang relevan mengalami penurunan sebesar 0,4. Pada Keunggulan Lokal Sebagai Upaya Mengangkat
Potensi Daerah di Tingkat Nasional dan
siklus 1 dan 2 mahasiswa mengumpulkan informasi
Internasional. Retrieved from
melalui wawancara dan observasi di lingkungan
sekitar tempat tinggal atau daerah masing-masing, https://ampahrt12.wordpress.com.
Mumpuni, K.E., 2012. Potensi pendidikan
mencari sumber literature dari buku atau internet.
keunggulan lokal berbasis karakter dalam
Namun pada siklus 2 terdapat penurunan dimana
pada kegiatan ini terdapat mahasiswa yang kurang pembelajaran biologi di indonesia. Prosiding
Seminar Nasional Biologi Vol 10, No 2 (2013)
antusias menggali informasi. Sehingga hanya
Retrieved from
mengandalkan informasi dari anggota kelompoknya
saja. Namun masih dalam kategori tinggi sehingga http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/arti
cle/view/3137/2177 .
lesson study ini berhenti hingga siklus 2.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Press.
4. SIMPULAN Santoso, AM., Setyowati, E., dan Nurmilawati, M.
2011. Pembangunan Karakter Melalui Lesson
Peningkatan Life Skill melalui pembelajaran berbasis Study Pada Pendidikan Lingkungan Hidup
keunggulan lokal dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu Berbasis Keunggulan Lokal. Prosiding Seminar
aspek kerjasama yaitu bekerja kearah pencapaian Nasional VIII Biologi. Vol 8, No 1 (2011)
Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 459
Yokhebed et al. Lifeskill dan keungulan lokal

Retrieved from Penanya:


http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/arti Florida Doloksaribu
cle/view/972/626.
Supriatna, M. Tanpa Tahun. Pengembangan Pertanyaan:
Kecakapan Hidup. Retrieved from Bagaimana mengatasi pembelajaran text book?
http://file.upi.edu. Apakah ada bahan ajar yang dipersiapkan untuk
Suyono., & Hariyanto.M,S. 2011. Belajar dan mengatasinya?
Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
World Health Organization (WHO). (1997). Lifelife Jawaban:
skills Education in Schools. Geneva, Bahan ajar dikembangkan berbasis potensi lokal atau
Switzerland: WHO Programme on Mental keunggulan lokal.
Health.

Penanya:
Retno Peni Sancayaningsih

Pertanyaan:
Bagaimana proses refleksi?

Jawaban:
Refleksi antara model dan observer. Membahas
bagaimana mahasiswa belajar, temuan-temuannya,
dan bagaimana mengatasinya.

460 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

You might also like