You are on page 1of 9

TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728

2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 4 APRIL 2022] HAL 919-927

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BULLYING DI SMA


TAMANSISWA RANCAEKEK

Anisa Anggraeni Mustikasari Budiana1, Indra Maulana 2, Iwan Shalahuddin3*


1-3
Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

Email Korespondensi: shalahuddin@unpad.ac.id


Disubmit: 10 Februari 2022 Diterima: 15 Februari 2022 Diterbitkan: 04 April 2022
DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v4i4.6124

ABSTRACT

This research is motivated by the rampant phenomenon of bullying among


teenagers. The phenomenon of bullying is a problem that is still ongoing, often
parents and schools consider this bullying behavior a natural thing to happen
without thinking about the long-term impacts that will occur in the future. This
bullying behavior occurs due to the lack of knowledge of teenagers and the
ignorance of parents and schools in seeing bullying. The KPAI commissioner
explained that the cases of violations that occurred in 2019 were dominated by
bullying in the form of physical violence, psychological violence, and sexual
violence . To find out how the level of knowledge of adolescents about the
dangers of bullying . Methods quantitative descriptive research. The research
instrument used a bullying knowledge level questionnaire . The sample in this
study was SMA Tamansiswa Rancaekek class XII students using a total sampling
of 62 students. In this study, a univariate analysis was conducted in the form of
a frequency distribution using SPSS. Frequency distribution of respondents ( Age
, Gender). The results of this study showed that from 62 respondents, more than
half of the respondents 38 people (61.3 % ) had a good level of knowledge . This
study shows the level of knowledge of adolescents in Class XII SMA Tamansiswa
Rancaekek, namely the level of knowledge is good. Thus, students are expected
to be able to maintain, explore and increase young people's knowledge about
bullying.

Keywords : Adolescents, Bullying, Knowledge Level

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya fenomena bullying dikalangan


remaja. Fenomena Bullying merupakan sebuah masalah yang saat ini masih
berlanjut, seringkali orang tua maupun pihak sekolah menganggap perilaku
bullying ini hal yang alami terjadi tanpa memikirkan dampak jangka panjang yang
akan terjadi dimasa depan. Perilaku Bullying ini terjadi karena pengetahuan
remaja yang kurang serta ketidaktauan orang tua dan pihak sekolah dalam
melihat bullying. Komisioner KPAI menjelaskan kasus pelanggaran yang terjadi
pada tahun 2019 didominasi oleh bullying berupa kekerasan fisik, kekerasan
psikis, dan kekerasan seksual. Tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat
pengetahuan remaja tentang bahayanya bullying. Metode penelitian deskriptif
kuantitatif. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan
bullying. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Tamansiswa Rancaekek
kelas XII dengan menggunakan total sampling sebanyak 62 Siswa. Pada penelitian
ini dilakukan analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dengan

919
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 4 APRIL 2022] HAL 919-927

menggunakan SPSS, Distribusi frekuensi responden (Usia, Jenis kelamin). Hasil


dari penelitian ini didapatkan bahwa dari 62 responden yaitu lebih dari setengah
responden 38 orang (61,3%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan remaja di Kelas XII SMA
Tamansiswa Rancaekek yaitu Tingkat Pengetahuan Baik. Dengan demikian,
diharapkan siswa dapat mempertahankan, mendalami serta meningkatkan
pengetahuan tremaja tentang hayanya bullying.

Kata kunci: Bullying, Remaja, Tingkat Pengetahuan

PENDAHULUAN Menurut Laporan KPAI (Komisi


Bullying merupakan tindakan Perlindungan Anak Indonesia)
Kekerasan yang memanifestasikan melaporkan bahwa 41 Kasus dari 161
dirinya dalam bentuk kekerasan fisik kasus anak pelaku kekerasan
serta psikologi oleh seseorang guru dan bullying. rincian 161 kasus yaitu
terhadap seseorang siswa ataupun sebanyak 23 kasus (anak korban
antar sesama siswa (Yandri, 2014). tawuran), 31 kasus (anak pelaku
Perilaku Bullying ini terjadi tawuran), 36 kasus (anak korban
karena pengetahuan remaja yang kekerasan dan bullying), 41 kasus
kurang serta ketidaktauan orang tua (anak pelaku kekerasan dan bullying)
dan pihak sekolah dalam melihat dan 30 kasus (anak korban
bullying. Semakin banyak dan baik kebijakan) (Rahayu and Permana,
remaja mengetahui tentang 2019).
bullying, semakin rendah tingkat Saat pelaku bulliying sudah
kejadian bullying pada remaja. dewasa akan ada dampak negatif
Seiring berjalannya waktu, perilaku yaitu terlibat dalam aksi kekerasan
tersebut berpotensi dilakukan secara atau perilaku berisiko lainnya.
berulang, baik pada anak-anak yang Menurut survey kekerasan pada anak
dibully maupun yang membully di Indonesia, anak laki-laki yang
orang lain. Menurut United States mengalami kekerasan fisik
Government (2020) terdapat tiga berdampak pada perilaku merokok
jenis bullying, yaitu, Verbal Bullying, sebanyak 78% dan pencadu alkohol
Social Bullying, dan Physical Bullying atau narkoba sebanyak 33%,
(Cheng, Hu and Matulewska, 2020). sedangkan pada perempuan
Hampir setiap sekolah di pmenjadi pencadu alkohol atau
Indonesia terdapat kasus bullying. narkoba 14%, menyakiti diri sendiri
Menurut hasil kajian Konsorsium 6,06% dan merokok 5,69%.Kekerasan
Nasional Pengembangan Sekolah emosional berdampak pada perilaku
Karakter tahun 2014 menunjukkan merokok 57,5% dan mengkonsumsi
bahwa, terdapat kasus Bullying alkohol 42,7% pada anak laki-laki,
berupa verbal dan psikologis. Kasus sedangkan pada anak perempuan
para senior yang mengintimidasi menyakiti diri sendiri 42,9%,
junior terus bermunculan (Syukri, mencoba bunuh diri 34,4%, terpikir
2020). Data statistik Kementerian bunuh diri 32,6%, merokok 13,51%
Pemberdayaan Perempuan dan dan mengkonsumsi alkohol 13,18%
Perlindungan Anak Republik (Komunikasi et al., 2019).
Indonesia, kasus pengaduan anak di Dampaknya yang terjadi korban
sektor pendidikan dari Januari 2011 terus diabaikan, korban akan
sampai Agustus 2014 menunjukkan mengalami ketidaknyamanan
bahwa pada tahun 61 kasus (2011), disekolah, harga diri rendah, sulit
130 kasus (2012), 91 kasus (2013), 87 berkonsentrasi, dan kemungkinan
kasus (Andika and Sunarti, 2018). terburuknya Bunuh diri (Tahrir,
Utami and Ulfiah, 2019).

920
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 4 APRIL 2022] HAL 919-927

Penelitian Kholilah (2012) menjadi sebuah isu. Misalnya,


denganpuji korelasi statistik rank melalui dari website (Okezone,
spearmanpdidapatkan nilai p value = 2018) terdapat siswa menjadi
0,001 sampai p < 0,05 yang berarti korban bullying sekelompok siswa
bahwa ada hubungan antara dari kelas yang berbeda yang
tingkatppengetahuanpremajaptenta merupakan siswa SMPN 18 Tangerang
ngpbullying dengan perilaku bullying Selatan. Dikarenakan korban
pada siswa, apabila remaja menolak untuk mendaftar
mempunyai pengetahuan yang baik pertandingan futsal. Siswa korban
terhadapp bullying pmaka bullying ini dikeroyok serta dianiaya
akanpsemakin minimal kejadian menggunakan batu lalu ada kasus
bullying pada remaja (Yuliani, bullying di Riau yang diberitakan
Widianti and Sari, 2018). melalui website (Kompas, 2020)
Hasil penelitian Kustanti (2015) yaitu ada salah satu siswa SMA
menunjukan bahwa siswa SMP berinisial FA yang di bully oleh
memiliki persentase terbesar dengan teman temannya sampai
angka 80% yang diperlakukan secara mengakibatkan FA mengalami patah
tidakpmenyenangkan sehingga tulang hidung, tak hanya dibully FA
mengarah pada bullying mengaku ia diancam dan diperas.
dibandingkan dengan siswa SD 72% Menurut hasil Informasi yang
dan SMA 60%. Hasil penelitian lain, didapat oleh peneliti yang dilakukan
menunjukkan bahwa antara pharga di SMA Tamansiswa Rancaekek pada
diri dengan perilaku bullying pada 9 Juli 2021, Dari hasil wawancara
remaja terdapat hubungan yang dengan salah satu guru bagian
signifikan dengan p-value = 0,000 kesiswaan bahwa kasus bullying
dan ada antara pengetahuanp disekolah dahulu sering terjadi
tentangp bullying dengan perilaku Pertikaian yang dilakukan oleh satu
bullying pada remaja dengan p-value kelompok dengan kelompok lain
= 0,002 Hasil analisi univariat yang berupa mengatakan hal yang
diketahui 55,2% memiliki tidak menyenangkan atau mengejek
pengetahuan tinggi, 67,2% sikap dan melakukan kekerasan fisik
positif (Andriati Reny H, 2020). berupa mencubit dan memukul lalu
Hasil Penelitian Yuniliza (2020) ada kasus pada satu siswa yang
ada hubungan pengetahuan dengan pernah dikucilkan karena siswa
bullying (Pvalue = 0,000), ada tersebut sering menyendiri dan tidak
hubungan sikap dengan bullying ikut berbaur dengan yang lain. guru
(Pvalue = 0,000). Disimpulkan bahwa tersebut menyarankan untuk
adanya hubungan antara mengambil penelitian di kelas 12
pengetahuan dan sikap terhadap karena sebelumnya siswa pernah
bullying. bertemu secara offline sebelum
Hasil penelitian lain yang pandemi sehingga lebih mengenal
mendukung dengan menyatakan satu sama lain, terdapat 62 siswa
bahwa 98 responden (15-17 tahun) kelas 12 yang terbagi dalam kelas IPA
yang merupakan masa remaja dan IPS dan belum pernah ada
pertengahan sebanyak 96 (98%). penelitian ini sebelumnya di SMA
Sebanyak 57 (58,2%) merupakan Tamansiswa Rancaekek.
responden perempuan dan sebanyak Rumusan pertanyaan penelitian
48 (49%) responden yang memiliki yang dirumuskan adalah sebagai
tingkat pengetahuan cukup berikut “Bagimanakah Gambaran
(Noviana, Pranata and Fari, 2020). Tingkat Pengetahuan Remaja
Kasus bullying yang terjadi pada Tentang Bahayanya Bullying Di Sma
siswa di Indonesia akhir akhir ini Tamansiswa Rancaekek

921
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 4 APRIL 2022] HAL 919-927

KAJIAN PUSTAKA penglihatan dan pendengaran


Bullying ialah suatu bentuk (Notoatmodjo, 2012). Pengambilan
perilaku kekerasans yang di keputusan seseorang dan penentuan
dalamnya terdapat paksaan psikis tindakan dalam menghadapi suatu
atau fisik sterhadaps seseorang. masalah merupakan suatu dasar dari
Pelaku bullying sering disebut pengetahuan (Notoatmodjo, 2012)
sebagai pelaku intimidasi dapat Remajapmerupakanpmasa yang
berupa seseorang, atau sekelompok memiliki perkembangan aspek
orang, dan dia mengklaim biologis, psikologis, kognitif,
dirinyasmemiliki kekuasaan untuk perilaku dan sosial yang sangat
melakukan apa saja terhadap cepat. Kondisi tersebut dapat
korbannya. Korban juga menyebabkan terjadinya berbagai
mengidentifikasi diri sebagai orang ketidakinginan yang memerlukan
yang lemah dan selalu merasa keseimbangan sehingga remaja
terancam oleh para pelaku dapat sampai pada taraf
intimidasi (Andini, Amirudin and perkembangan psikososial yang
Purnomo, 2019). utuh dan matang sesuai kelompok
Seiring berjalannya waktu, usianya. Dalam teori psikososial yang
perilaku tersebut dapat berpotensi dijelaskan oleh Erik Erikson, remaja
untuk diulang baik oleh anak anak termasuk dalam fase identityp
korban bully maupun yang versuspidentity confusion (Adiansah
membully. Anak-anak yangsditindas et al., 2019) .
maupunsyangsmenindassorang lain Pada masa ini remaja akan
mungkin memilikis masalah syang menghadapi pertanyaan tentang
serius dan bertahan lama. Bullying dirinya yaitu siapa mereka, apa yang
merupakan salah ssatus bentuk mereka inginkan dan apa yang akan
perilakusagresif yang terjadissecara merka lakukan untuk kehidupan
sengaja dan berulang sehingga mereka. Remaja juga lebih senang
menyebabkan anak lain merasa menghabiskan waktu bersama
tersakiti (Imanti and Triyono, 2018). dengan temannya dibandingkan
Penindasan dapat berbentuk, dengan keluarga. Pada masa remaja
menyebarkan desas-desus, teman menjadi jauh lebih penting
mengancam, penyerangan fisik untuk kebutuhan sosial (Hidayati,
atau verbal, terlibat dalam praktik 2017).
berbahaya seperti mengeluarkan
anak dari suatu kelompok untuk
menyakitinya, atau gerakan atau METODOLOGI PENELITIAN
tindakan lain yang terjadi dengan Penelitian ini merupakan jenis
cara yang kurang terlihat. penelitian deskriptif kuantitatif.
(Ubudiyah, Nursalam and Sukartini, Variabel yang digunakan ialah
2021). variabel tunggal yaitu tingkat
Pengetahuan didefinisikan pengetahuan remaja tentang
sebagai penambahan informasi bahayanya bullying. Populasi dalam
kepada seseorang setelah penelitian ini yaitu Siswa SMA
mendeteksi suatu uobjek. Secara Tamansiswa Rancaekek, Siswa yang
otomatis, proses pengindraan merupakan Remaja yang tinggal di
sampaiumenghasilkan pengetahuan wilayah Rancaekek. Jumlah populasi
diakibatkan oleh pengaruh persepsi Siswa SMA Tamansiswa kelas XII
dan intensitasu perhatian yang adalah 62 orang. Pada penelitian ini
diberikan pada uobjek tersebut. menggunakan total sampling,
Sebagian besarupengetahuan Sample Penelitian ini berjumlah 62
seseorang didapatkan dari indra Orang menjadi dalam penelitian ini,

922
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 4 APRIL 2022] HAL 919-927

yang tergabung dalam kelas IPA dan menggunakan SPSS, Distribusi


IPS. Penelitian dilakukan selama 12 frekuensi responden (Usia, Jenis
hari yang dilakukan pada tanggal 18 kelamin). Untuk mengetahui Tingkat
November – 29 November 2021 Pengetahuan Remaja tentang
dengan secara online dengan Bahayanya Bullying Untuk jawaban
menggunakan media google yang benar akan diberikan nilai 1,
formulir. Penelitian ini sudah sedangkan untuk jawaban salah dan
mendapatkan persetujuan Etik tidak tahu akan diberikan nilai 0.
Penelitian Komisi Etik Penelitian Dalam menganalisis data,
Universitas Padjadjaran dengan peneliti menggunakan teknik
Nomor Surat Nomor: persentase. Teknik persentase yaitu
926/UN6.KEP/EC/2021. perhitungan dengan cara
Penelitian ini menggunakan memberikan persen pada jawaban
instrumen tingkat pengetahuan yang dari pertanyaan yang diberikan.
diadaptasi dari penelitian deva Rumus yang digunakan untuk
prayunika sebanyak 17 pertanyaan peresentase adalah sebagai berikut:
dengan menggunakan skala Guttman
𝑭
dan kuesioner berupa pertanyaan 𝑷= 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
tertutup dengan alternative jawaban 𝑵
benar, salah dan tidak tahu. Untuk Keterangan :
jawaban yang benar diberikan nilai P : Hasil Persentase
1, sedangkan untuk jawaban salah F : Jumlah Jawaban Yang Benar
dan tidak tahu diberikan nilai 0 N : Jumlah Keselurahan Soal
(Prayunika, 2016 dalam Pada and 100% : Bilangan Konstanta Tetap
Gigitan, 2020). Aspek pengukuran dapat
Uji validitas dengan dikategorikan:
menggunakan person’s product 1. Kategori baik: menjawab benar
moment dan Content Validity Indeks 13-17 dengan presentasi 76%-
(CVI)dilakukan dengan menggunakan 100%
uji expert (ahli) sebanyak 2 expert 2. Kategori cukup: menjawab benar
yang merupakan dosen di Program 10-12 dengan presentasi 56%-75%
Studi Ilmu Keperawatan Universitas 3. Kategori kurang: menjawab benar
Muhammadiyah Yogyakarta. uji <10 dengan presentasi <56%
reliabilitas kuesioner pengetahuan
bullying dengan menggunakan Alpha
Cronbach sebesar 0,939 dengan r HASIL PENELITIAN
tabel untuk 30 responden signifikansi Hasil penelitian pada komponen
sebesar 5% adalah 0,361 maka karakteristik responden yang
kuesioner pengetahuan bullying digambarkan pada tabel 1 bahwa
dinyatakan reliabel. (Prayunika, usia responden penelitian dari
2016 dalam Pada and Gigitan, 2020). rentang 17 tahun – 18 tahun. Mean
Pada penelitian ini dilakukan dari jumlah seluruh responden yaitu
analisis univariat dalam bentuk 17,48 dengan Standar Deviasi 0,50.
distribusi frekuensi dengan

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan usia
Variabel Mean SD Min - Max
Usia 17.48 0.50 17 - 18

923
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 4 APRIL 2022] HAL 919-927

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik f %
Usia
Remaja Menengah (15 – 17 Tahun) 32 51.6
Remaja Akhi ( 18 – 24 tahun ) 30 48.4
Jenis Kelamin
Perempuan 36 58.1
Laki-laki 26 41.9

Berdasarkan hasil tabel 2 dari kategori Remaja Akhir ( 18 Tahun –


62 responden siswa kelas XII SMA 24 Tahun) . Berdasarkan Jenis
Tamansiswa Rancaekek menunjukan Kelamin lebih dari setengah
bahwa lebih dari sebagian responden responden 36 orang (58,1%) berjenis
32 orang (51,6%) berusia dalam kelamin perempuan dan kurang dari
kategori remaja menengah (15 tahun setengah responden 26 orang (41,9%)
– 17 tahun) dan kurang dari setengah berjenis kelamin laki laki.
responden 30 orang (48,4 %) dalam

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja
Tingkat Pengetahuan f %
Baik 38 61.3
Cukup 12 19.4
Kurang 12 19.4

Berdasarkan Tabel 3, bahwa (19,4%) memiliki tingkat


Pengetahuan responden mengenai pengetahuan cukup, dan sebagian
Bahayanya Bullying ini lebih dari kecil responden 12 orang (19,4%)
setengah responden 38 orang (61,3%) memiliki tingkat pengetahuan
memilikittingkattpengetahuan baik, kurang.
sebagian kecil responden 12 orang

PEMBAHASAN persiapan untuk peran sebagai


Masa usia remaja awal (11-14 seorang yang dewasa dan
tahun) ditandai dengan memulai bertanggung jawab atas dirinya
mencoba berbagai hal yang baru sendiri (Roesdahl, C. B., & Kowalski
untuk menguji kemandirian serta dalam (Noviana, Pranata and Fari,
kepercayaan diri. Usia masa remaja 2020).
tengah (15-17 tahun) ditandai Menurut Kementrian Kesehatan,
dengan terjadinya peningkatan masatremajat merupakan periode
kemandirian dan kepercayaan diri terjadinya tpertumbuhant dan
sehingga menginginkan tanggung perkembangantyang pesat baik
jawab lebih besar terhadap secara fisik psikis, maupun
perawatan diri dan kebersihan intelektual. Sifat khas remaja adalah
personal. Usia masa remaja akhir memiliki rasa keingintahuan
(18-20 tahun) ditandai dengan yangtbesar, menyukai petualangan

924
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 4 APRIL 2022] HAL 919-927

dan tantangan serta cenderung perilaku bullying, baik secara


beranit menanggungt risiko atas langsung atupun tidak langsung dan
perbuatannyattanpa didahului oleh adanya pembinaan secara langsung
pertimbangan yang matang kepada siswa terkait pengetahuan
(Baroroh et al., 2020). bullying (Yamin et al., 2018).
Apabilatkeputusantyang diambil
dalam menghadapi konflik tidak
tepat, mereka akan jatuh ke dalam KESIMPULAN
perilaku berisiko dan mungkin harus Berdasarkan hasil penelitian
menanggung akibat jangka pendek maka dapat disimpulkan bahwa
dan jangka panjang tdalam siswa Kelas XII SMA Tamansiswa
berbagait masalaht kesehatant fisik Rancaekek lebih dari setengah siswa
dan psikososial (Warouw, Posangi memiliki tingkat pengetahuan dalam
and Bataha, 2019). kategori baik dengan hasil 61,3%,
Pengetahuan didefinisikan sebagian kecil responden 12 orang
adanya penambahantinformasi (19,4%) memiliki tingkat
pada diri seseorangtsetelah pengetahuan cukup, dan sebagian
melakukantpengindraan tterhadap kecil responden 12 orang (19,4%)
suatu objek. Secara otomatis, memiliki tingkat pengetahuan
proses pengindraan sampai kurang.
menghasilkan pengetahuan Hasil penelitian ini, diharapkan
dipengaruhi oleh persepsi dan bagi pihak sekolah dapat menjadi
intensitas perhatian terhadap objek. sumber informasi bagi sekolah untuk
Sebagian besart pengetahuan meningkatkan tingkat pengetahuan
seseorangt diperoleh tmelalui indra siswa dengan menggali lagi serta
penglihatan dan indra pendengaran memberikan edukasi kepada siswa
(Notoatmodjo, 2012). tentang bahayanya bullying serta
Pengetahuan merupakan hasil melakukan pembinaan kepada siswa.
dari tahu yang menjadi domain Dan agar dimasa yang akan datang
penting dalam membentuk tindakan tidak terjadi lagi kasus buliying dan
seseorang (overt behavior). Ini dapat mengatasinya bila terjadi
sejalan dengan penelitian lain yang kembali.
menyatakan bahwa apabila Untuk para peneliti lainya
keyakinan seseorang remaja diharapkan hasil penelitian ini
terbentuk dalam nuansa negatif dijadikan dasar untuk penelitian
maka ini tentu akan mempengaruhi lebih lanjut yang bersifat analitik
pembentukan jati diri seseorang juga dengan variabel lain yang
remaja untuk melakukan tindak mendukung terhadap fenomen
kekerasan kepada teman yang akan buliying di remaja anak sekolah.
berpengaruh pada dirinya dimasa
sekarang maupun yang akan datang
(Khasanah, Damayanti and Sirodj, DAFTAR PUSTAKA
2017) Adiansah, W. et al. (2019) ‘Person in
Maka dari itu Bullying harus Environment Remaja Pada Era
mendapat perhatian khusus, karena Revolusi Industri 4.0’, Focus :
jika dibiarkan dikhawatirkan akan Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(1),
mengganggu tumbuh kembang p. 47. doi:
peserta didik yang dapat 10.24198/focus.v2i1.23118.
menimbulkan trauma secara psikis. Andika, Y. and Sunarti, V. (2018)
Baiknya sekolah sebagai pendidikan ‘Hubungan Antara Komunikasi
pengetahuan ke depan harus mampu Keluarga’.
melihat dampak yang dihasilkan dari Andini, P. W., Amirudin, A. and

925
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 4 APRIL 2022] HAL 919-927

Purnomo, M. H. (2019) ‘Gambaran Negative


‘Bullying sebagai Arena Automatic Thoughts pada
Kontestasi Kekuasaan di Remaja Korban Bullying di
Kalangan Siswa SMA Jakarta’, Sekolah Menengah Pertama
Endogami: Jurnal Ilmiah Kota Bandung’, Psympathic :
Kajian Antropologi, 2(2), p. Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(2),
119. doi: pp. 239–250. doi:
10.14710/endogami.2.2.119- 10.15575/psy.v4i2.1698.
130. Komunikasi, P. I. et al. (2019)
Andriati Reny H, A. D. N. A. (2020) ‘Bullying Dalam Serial Animasi
‘Hubungan Harga Diri Dan Doraemon Di’.
Pengetahuan Tentang Bullying Kustanti, E. R. (2015) ‘Gambaran
Dengan Perilaku Bullying Pada Bullying Pada Pelajar Di Kota
Remaja’, Jurnal Ilmiah Semarang’, Jurnal Psikologi
Keperawatan Altruistik, 3(2), Undip, 14(1), pp. 29–39. doi:
pp. 28–37. doi: 10.14710/jpu.14.1.29-39.
10.48079/vol3.iss2.57. Notoatmodjo, S. (2012) Promosi
Baroroh, I. et al. (2020) ‘Pendidikan Kesehatan Perilaku Kesehatan,
Kesehatan tentang Sosialisasi Jakarta: Rineka Cipta.
Kesehatan Remaja tentang Noviana, E., Pranata, L. and Fari, A.
Gizi dan Seksual di MTS I. (2020) ‘Gambaran Tingkat
Yapensa Jenggot Kota Pengetahuan Remaja Sma
Pekalongan’, Jurnal ABDIMAS- Tentang Bahaya Bullying’,
HIP: Pengabdian Kepada Publikasi Penelitian Terapan
Masyarakat, 1(1), pp. 19–22. dan Kebijakan, 3(2), pp. 75–82.
doi: DOI: doi: 10.46774/pptk.v3i2.331.
10.15575/psy.v4i2.1698. Pada, E. and Gigitan, P. (2020)
Cheng, L., Hu, X. and Matulewska, A. ‘Jurnal Kesehatan Kusuma
(2020) ‘Exploring Husada – Januari 2020’, (2015),
cyberbullying : a socio- pp. 91–98.
semiotic perspective Exploring Rahayu, B. A. and Permana, I. (2019)
cyberbullying : a socio- ‘Bullying di Sekolah :
semiotic perspective’, Kurangnya Empati Pelaku
(September). doi: Bullying dan Pencegahan’,
10.1515/ijld-2020-2042. Jurnal Keperawatan Jiwa,
Hidayati, A. (2017) ‘Pengaruh 7(3), p. 237. doi:
Penggunaan Metode 10.26714/jkj.7.3.2019.237-
Pembelajaran Tutor Sebaya 246.
Berbantuan Media Leaflet Syukri, M. (2020) ‘Hubungan Pola
Terhadap Hasil Belajar Tik Asuh dengan Perilaku Bullying
Siswa Kelas Viii Smp Negeri 16 pada Remaja SMP Negeri 19
Padang’, Pedagogi: Jurnal Ilmu Kota Jambi’, Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 17(1), p. 20. doi: Universitas Batanghari Jambi,
10.24036/fip.100.v17i1.217.00 20(1), p. 243. doi:
0-000. 10.33087/jiubj.v20i1.880.
Imanti, V. and Triyono (2018) Tahrir, T., Utami, A. C. and Ulfiah,
‘Dampak Psikologis Wanita U. (2019) ‘Gambaran
Karir Korban Cyber Bullying’, Memaafkan (Forgiveness) pada
Jurnal An-Nida, 10(2), pp. 199– Korban Bullying’, Jurnal
132. Penelitian Psikologi, 10(2), pp.
Khasanah, A. N., Damayanti, T. and 13–25. doi:
Sirodj, D. A. N. (2017) 10.29080/jpp.v10i2.232.

926
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 4 APRIL 2022] HAL 919-927

Ubudiyah, M., Nursalam, N. and


Sukartini, T. (2021) ‘Middle
School Students’ Perception on
a Health Promoting School to
Prevent Bullying: A Qualitative
Study’, Jurnal Ners, 16(1), p.
6. doi:
10.20473/jn.v16i1.23399.
Warouw, I., Posangi, J. and Bataha,
Y. (2019) ‘Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Perilaku
Agresif Pada Anak Usia Remaja
Di Sma N 1 Kakas’, Jurnal
Keperawatan, 7(1). doi:
10.35790/jkp.v7i1.24333.
Yamin, A. et al. (2018) ‘Pencegahan
Perilaku Bullying pada Siswa-
siswi SMPN 2 Tarogong Kidul
Kabupaten Garut’, Jurnal
Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(4), pp. 293–295.
Available at:
http://journal.unpad.ac.id/pk
m/article/view/19503%0Afile:
///C:/Users/HP/Downloads/1
9503-55628-1-PB.pdf.
Yandri, H. (2014) ‘Peran Guru
Bk/Konselor Dalam
Pencegahan Tindakan Bullying
Di Sekolah’, Jurnal Pelangi,
7(1), pp. 97–107. doi:
10.22202/jp.v7i1.155.
Yuliani, S., Widianti, E. and Sari, S.
P. (2018) ‘Resiliensi Remaja
Dalam Menghadapi Perilaku
Bullying’, Jurnal Keperawatan
BSI, 6(1), pp. 77–86.
Yuniliza (2020) ‘Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Remaja
terhadap Bullying di SMAN 3
Kota Bukittinggi’, Maternal
Child Health Care Journal,
2(3), pp. 1–7. Available at:
https://ojs.fdk.ac.id/index.p
hp/MCHC/article/view/1053.

927

You might also like