You are on page 1of 8

Jurnal Kesehatan

https://jurkes.polije.ac.id Vol. 9 No. 2 Agustus 2021 Hal 81-88


P-ISSN : 2354-5852 | E-ISSN 2579-5783 https://doi.org/10.25047/j-kes. v9i2

Determinan Perilaku Ibu dalam Memberikan Pendidikan Seks


pada Anak Usia Pra Sekolah
Dyah Rahmawatie Ratna Budi Utami1, Ida Nur Imamah1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Surakarta1
Email: dyahrahmawatie@gmail.com

Abstract
Mother is the first teacher for children, considering that mothers are more intensive with
pre-school age children. Parents as teachers are not only related to formal academic
abilities but can be a place for discussion about everything that is experienced by children,
including sex education. Teaching sex education to children is expected to prevent children
from the risk of negative behavior such as sexual violence or deviant behavior because there
is education on reproductive health and protecting their personal organs. Ironically, there
is still a taboo presumption in society that makes mothers still not provide sex education to
children. This research is a quantitative type, the test used is chi square with a sample of 32
mothers. The results of the study stated that the majority of mothers had provided sex
education to their children. There is a relationship between knowledge, attitude and
information exposure, while there is no significant relationship between the level of
education and experiences of mothers during childhood with the behavior of mothers in
providing sex education to children.
Keywords: mother, pre school, sex education

81
Publisher : Politeknik Negeri Jember
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dyah Rahmawatie Ratna Budi Utami, Ida Nur Imamah

1. Pendahuluan masuk ke KPAI. Awal tahun 2020 muncul


Ibu merupakan guru pertama bagi kembali kasus 12 korban siswa SD di Sleman
anak, mengingat ibu lebih intensif dengan dengan pelaku adalah oknum gurunya
anak usia pra sekolah. Orang tua sebagai (Alaidrus, 2020). Berdasarkan data
guru bukan hanya terkait dengan kemampuan SIMFONI PPA (Sistem Informasi Online
akademik formal tetapi bisa sebagai tempat Perlindungan Perempuan dan Anak)
diskusi mengenai segala hal yang dialami kementrian pemberdayaan perempuan dan
oleh anak termasuk dalam pendidikan seks. perlindungan anak, pada 1 Januari – 19 Juni
Pendidikan seks adalah pemberian 2020 telah terjadi 3.087 kasus kekerasan
informasi dan proses pembentukan sikap terhadap anak, diantaranya 852 kekerasan
serta keyakinan tentang seks, identitas fisik, 768 psikis, dan 1.848 kasus kekerasan
seksual, hubungan, dan keintiman. Ini seksual (Kementrian PPA, 2020). Kekerasan
menyangkut anatomi seksual manusia, seksual pada anak (KSA) dapat didefinisikan
reproduksi, hubungan seksual, kesehatan sebagai suatu tipe penganiyaan yang
reproduksi, hubungan emosional serta aspek melibatkan anak dalam kegiatan seksual
lain dari perilaku seksual manusia (Darmadi, untuk memberikan kepuasan seksual atau
2018). keuntungan finansial dengan bentuk kontak
Pendidikan seks dapat diberikan sedini fisik maupun non fisik (Russell et al, 2020).
mungkin mulai dari usia prasekolah dengan KSA dapat mengakibatkan adanya gejala
metode dan materi yang diberikan fisik dan gangguan mental dari korban,
menyesuaiakn tahapan tumbuh kembang seperti putus asa, penyakit psikosomatis,
anak. Anak usia prasekolah memiliki depresi, kecemasan, usaha bunuh diri dan
penyesuaian sejumlah besar informasi dalam prestasi akademik yang buruk (Bustamante et
waktu singkat kehidupannya. Penanaman al., 2019). Kekerasan seksual yang terjadi
informasi yang tepat dapat bermanfaat dalam pada anak-anak dapat berdampak pada
prinsip dan pandangan hidup anak pada tahap perkembangan anak selanjutnya. Edukasi
perkembangan selanjutnya . pencegahan KSA pada anak terbukti mampu
Jatmikowati dkk (2015) menyatakan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
bahwa pemahaman pendidikan seks di usia anak dalam pencegaha KSA (Utami, 2018)
dini diharapkan agar anak dapat memperoleh Pendidikan seks penting untuk diberikan
informasi yang tepat mengenai seks. Hal ini kepada anak. Penyampaian pencegahan
dikarenakan adanya media lain yang dapat kekerasan seksual pada anak dilakukan
mengajari anak mengenai pendidikan seks, secara bertahap, berhati- hati dan disesuaikan
yaitu media informasi khususnya kebebasan dengan tumbuh kembang anak. Materi yang
internet yang belum tentu sesuai dengan diberikan pada usia prasekolah meliputi
kebutuhan anak. materi mengenai kesadaran akan tubuhnya
Mengajarkan pendidikan seks pada yaitu mengenali nama organ tubuh termasuk
anak, diharapkan dapat menghindarkan anak bagian pribadi serta membangun kesadaran
dari resiko negatif perilaku seperti kekerasan bahwa tubuhnya tidak boleh sembarangan
seksual maupun perilaku menyimpang. dipegang dan dipertontonkan. Anak usia
Pendidikan seks pada anak bukan semata- prasekolah juga sudah bisa belajar mengenai
mata mengajarkan teknik-teknik sentuhan yang baik dan buruk. Anak
bersenggama, cara berhubungan seksual, sebaiknya diajarkan untuk tidak menyimpan
tetapi disesuaikan dengan tahap tumbuh rahasia atas ketidaknyamanan dan berani
kembangnya dan perkembangan seksualnya menolak atas perbuatan buruk yang dialami
sehingga kesehatan anak dapat tercapai (Tunc et al., 2018)
(Darmadi, 2018) Peranan orang tua dalam memberikan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia pendidikan seks sejak dini adalah sebuah
(KPAI) mencatat, selama 2019, ada 21 kasus kewajiban, mengingat sudah semakin marak
kekerasan seksual (pedofilia) masuk ke meja adanya kekerasan, pelecehan seksual yang
kerja. Jumlah korbannya mencapai 123 anak, terjadi pada anak usia dini (Chomaria, 2014).
walaupun ini belum jumlah sebenarnya Ironisnya masih ada ibu yang beranggapan
mengingat ini berdasarkan laporan yang tabu untuk memberikan pendidikan seks pada

82
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dyah Rahmawatie Ratna Budi Utami, Ida Nur Imamah

anaknya yang masih berusia pra sekolah. dari awal sampai akhir dan didapatkan sampel
Hasil wawancara terhadap 5 ibu yang sejumlah 32 ibu.
memiliki anak usia pra sekolah mengatakan Instrumen yang digunakan terdiri dari 9
bahwa 1 orang sudah pernah memberikan pertanyaan mengenai pengetahuan dan 9 sikap
pendidikan seks mengenai sentuhan boleh yang valid dan reliable serta 10 pertanyaan
dan tidak boleh setelah mendapat informasi mengenai perilaku. Variabel penelitian yang
dari media sosial, 4 orang mengatakan diteliti terdiri dari perilaku ibu memberikan
bingung dan merasa canggung harus pendidikan seks pada anak meliputi tingkat
menjelaskan apa pada anak dan takut tidak pendidikan, pengetahuan, sikap, informasi
bisa menjawab jika anak bertanya terlalu dan pengalaman ibu mendapatkan pendidikan
luas. Tiga dari 5 ibu mengatakan bahwa saat seks semasa kecil. Semua variabel diukur
kecil belum pernah mendapatkan informasi dengan kuesioner yang diadaptasi dari
mengenai pendidikan seks dari orang tua jadi penelitian Imanda Kartika Putri yang berjudul
bingung memulai dari mana. Faktor-faktor yang yang berhubungan dengan
Tingginya kasus kekerasan seksual perilaku pemberian pendidikan seks untuk
yang terjadi pada anak serta adanya perilaku anak oleh orang tua siswa Madrasah
seksual beresiko dari remaja, kecanduan Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Depok Tahun
pronografi membuat perlunya langkah untuk 2012
upaya preventif. Pencegahan bisa dengan
memberikan pendidikan seks pada anak 2.2 Metode Analisis Data
dengan materi sesuai tahapan usianya bahkan Jenis data dari penelitian ini merupakan
pada anak usia pra sekolah. Adanya anggapan data nominal dan ordinal sehingga analisis
tabu membuat ibu bingung untuk yang digunakan menggunakan uji chi square.
memberikan pendidikan seks pada anak.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti 3. Hasil dan Pembahasan
ingin mencari tahu faktor- faktor yang Hasil penelitian ini meliputi hasil dari
berhubungan dengan perilaku ibu dalam analisis univariat dan bivariat. Analisis
pemberian pendidikan seks pada anak usia univariat mencari distribusi frekuensi dari
pra sekolah di TK ‘Aisyiyah 03 Ngringo masing-masing variabel. Sedangkan analisis
sehingga dapat memberikan acuan dalam tata bivariat menghubungkan dari kedua variabel.
laksana selanjutnya. Hasil distribusi frekuensi tiap variabel
disajikan dalam tabel 1.
2. Metode Tabel.1 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian No Variabel Hasil Freku Prosenta
kuantitatif dengan desain penelitian potong ensi se (%)
lintang (cross sectional) yang digunakan 1 Perilaku Tidak 12 37,5
untuk mengetahui hubungan tingkat Memberik Member
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam an PSA ikan
memberikan pendidikan seks pada usia anak
Member 20 62,5
pra sekolah. ikan

2.1 Metode Pengumpulan Data 2 Tingkat Rendah 10 31,2


Pengetahu
Pengumpulan data menggunkaan an Ibu Tinggi 22 68,8
kuesioner yang diberikan secara online
melalui aplikasi google form mengingat 3 Sikap Ibu Rendah 8 25
situasi pandemi Covid 19 dengan adanya Tinggi 24 75
kebijakan sekolah daring. Populasi penelitian
ini adalah semua ibu yang memiliki anak usia 4 Tingkat Meneng 17 53,1
Pendidika ah
4-6 tahun yang bersekolah di TK ‘Aisyiyah 03 n Ibu
Ngringo. Adapun untuk sampel penelitian
adalah yang bersedia mengisi kuesioner ini Tinggi 15 46,9

83
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dyah Rahmawatie Ratna Budi Utami, Ida Nur Imamah

No Variabel Hasil Freku Prosenta ketidaknyamanan dan berani menolak atas


ensi se (%)
perbuatan buruk yang dialami (Tunc et al.,
5 Keterpapa Tidak 7 21,9 2018)
ran Pernah Sebagian besar sikap ibu yang
Informasi
memiliki anak di TK ‘Aisyiyah 03 Ngringo
Pernah 25 78,1 pada kategori tinggi yaitu 24 ibu (75%).
6 Pengalam Tidak 24 75 Masih ada ibu yang memiliki sikap kurang
an Ibu Ada karena adanya anggapan tabu dalam
Ada 8 25 memberikan pendidikan seks pada anaknya
yang masih berusia pra sekolah. Mayoritas
Sumber: data sekunder, 2020 ibu yang berpengatahuan baik meyebabkan
munculnya sikap positif ibu dalam
Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan
memberikan pendidikan seks pada anaknya.
bahwa sebagian besar ibu wali anak yang
Sesuai yang dikemukakan Notoatmodjo
bersekolah di TK ‘Aisyiyah 03 Ngringo (62,5
(2014) sikap merupakan reaksi atau respon
%) memberikan pendidikan seks pada
yang masih tertutup dari seseorang
anaknya yang berusia pra sekolah.
terhadap suatu stimulus atau objek. Setelah
Pendidikan seks yang diberikan ibu meliputi
mengetahui stimulus atau objek seseorang
sentuhan yang boleh dan tidak boleh,
akan mengetahui proses yang selanjutnya
mengejarkan konsep aurot pada anak. Hal ini
akan menilai atau bersikap terhadap stimulus
sejalan dengan pengelitian Sab’ngatun dkk
atau objek yang dimaksud.
(2019) bahwa sebagian besar ibu (42,6 %)
Mayoritas ibu memiliki tingkat
memiliki perilaku pendidikan seks pada anak
pendidikan menengah (SMA) yaitu 17 ibu
dengan kategori baik atau melakukan
(53,1%). Tingkat pendidikan seseorang
pendidikan seks pada anak. Hal ini sedikit
mempengaruhi kecerdasan dan tingkat
berbeda dengan hasil penelitian Meilani dkk
pengetahuan serta pemahaman seseorang
(2014) yang menyatakan bahwa sebagian
terhadap suatu pembahasan. Semakin tinggi
besar ibu memiliki perilaku yang kurang baik
pendidikan seseorang semakin tinggi pula
sebesar 54,5 % dalam memberikan
kecerdasan dan tingkat pemahaman
pendidikan seks pada anak.
seseorang (Sulistyowati, 2018).
Sebagian besar tingkat pengetahuan
Sebagian besar ibu pernah terpapar
ibu di TK ‘Aisyiyah 03 Ngringo berada pada
informasi mengenai pendidikan seks pada
kategori tinggi yaitu 22 ibu (68,8%).
anak usia pra sekolah (78,1%). Hal ini
Pengetahuan ibu mengenai pendidikan seks
menunjukkan bahwa mayoritas orang tua
pada anak usia pra sekolah meliputi berbagai
memiliki wacana terbuka mengenai
materi yang dapat diajarkan kepada anak,
pendidikan seks pada anak. Hasil penelitian
cara mengajarkan dan media yang bisa dipilih
ini sejalan dengan yang dikemukakan
serta manfaat dari mengajarkan pendidikan
Maryuni (2017) bahwa sebagian besar orang
seks pada anak.
tua di SD Kartika Jakarta Selatan telah
Materi yang diberikan pada usia
terpapar informasi mengenai pendidikan seks
prasekolah meliputi materi mengenai
pada anak. Kesamaan kondisi di daerah
kesadaran akan tubuhnya yaitu mengenali
perumahan membuat kesamaan karakteristik
nama organ tubuh termasuk bagian pribadi
keterbukaan untuk mencari informasi dari
serta membangun kesadaran bahwa tubuhnya
orang tua. Informasi pendidikan seks ini
tidak boleh sembarangan dipegang dan
meliputi beragam informasi mengenai
dipertontonkan. Anak usia prasekolah juga
materi, manfaat, tujuan dan cara dalam
sudah bisa belajar mengenai sentuhan yang
memberikan pendidikan seks pada anak.
baik dan buruk. Anak sebaiknya diajarkan
Adapun yang dikaji adalah sumber informasi
untuk tidak menyimpan rahasia atas
orang tua.

84
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dyah Rahmawatie Ratna Budi Utami, Ida Nur Imamah

Ligina (2018) menjelaskan bahwa di 4 Hubungan keterpaparan 0,006


wilayah perkotaan, orang tua biasanya akan informasi dengan
perilaku ibu
membekali berbagai informasi bagi anaknya
memberikan PSA
salah satunya tentang pendidikan seks secara 6 Hubungan pengalaman 1
dini. Ibu-ibu TK ‘Aisyiyah 3 Ngringo dengan perilaku ibu
mengakses informasi mengenai pendidikan memberikan PSA
seks pada anak dari berbagai media baik Sumber: data sekunder, 2020
cetak maupuan elektronik dengan
memanfaatkan kecanggihan perkembangan Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
informasi dan teknologi atau kegiatan seperti bahwa ada hubungan antar pengetahuan dan
seminar atau penyuluhan. perilaku ibu. Pengetahuan merupakan faktor
Sebagian besar ibu tidak memiliki predisposisi yang mempengaruhi perilaku
pengalaman mendapatkan pendidikan seks seseorang. Seseorang yang mempunyai
dari orang tua semasa kecil (78,1%). pengetahuan tinggi diharapkan akan
Kebanyakan orangtua beranggapan bahwa mempunyai perilaku yang baik. Hal ini
pendidikan seks hanya berisi tentang berarti semakin tinggi pengetahuan ibu
pemberian informasi alat kelamin dan tentang kesehatan reproduksi, maka perilaku
berbagai macam posisi dalam hubungan seks semakin baik dalam menjaga kesehatan
(Endang dan Prasetyo, 2014). reproduksi. Ibu yang memiliki pengetahuan
Kesimpangsiuran tentang arti pendidikan yang baik mengenai pendidikan seks maka
seks yang sebenarnya, menjadikan akan berperilaku memberi pendidikan seks
masyarakat memiliki persepsi bahwa pada anak walau anaknya. Jumhati (2018)
pendidikan seks terlalu vulgar apabila menjelaskan pengetahuan dan perilaku
diberikan pada anak-anak (Justicia, 2016). sangat berkaitan erat, pengetahuan akan
Masyarakat awam cenderung memiliki membentuk sikap, kemudian dari sikap itu
anggapan bahwa edukasi tentang seks adalah akan membentuk perilaku.
ranah untuk orang dewasa dan anak-anak Hasil penelitian ini menjelaskan ada
akan mengerti dengan sendirinya saat mereka hubungan antara sikap dengan perilaku ibu
dewasa. dalam memberikan pendidikan seks pada
Analisis hubungan antar variabel yang anak usia pra sekolah. Manifestasi sikap tidak
menjadi faktor perilaku ibu dalam dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat
memberikan pendidikan seks pada anak ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
disajikan pada tabel 2. tertutup. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktivitas tetapi merupakan
Tabel 2 Analisis Hubungan Faktor Perilaku Ibu predisposisi tindakan atau perilaku
dalam Memberikan Pendidikan Seks pada Anak (Notoatmodjo, 2014).
No Variabel Nilai
Hasil penelitian ini menjelaskan
Asymp.Sig
(Chi Square bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
Test) pendidikan dengan perilaku ibu memberikan
1 Hubungan tingkat 0,018 PSA. Jumhati (2018) juga menjelaskan bahwa
pengetahuan dengan tidak terdapat hubungan antara tingkat
perilaku ibu pendidikan dan perilaku ibu dalam
memberikan PSA
2 Hubungan sikap dengan memberikan PSA. Pendidikan salah satu
perilaku ibu upaya untuk mendapatkan pengetahuan
0,03
memberikan PSA secara formal. Pendidikan formal
3 Hubungan tingkat 0,784 mengajarkan berbagai hal pengetahuan.
pendidikan dengan Tetapi kita ketahui bahwa peningkatan
perilaku ibu
memberikan PSA
pengetahuan bukan mutlak senantiasa

85
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dyah Rahmawatie Ratna Budi Utami, Ida Nur Imamah

didapatkan dalam bangku pendidikan formal. adalah kumpulan pengalaman dan


Era digital ini memungkinkan akses informasi pengetahuan yang berinteraksi dengan
lebih luas dan terjangkau walaupaun tidak lingkungan. Orang akan belajar dari
menempuh pendidikan formal. pengalaman sebelumnya, jika dirasa baik akan
Hasil penelitian menjelaskan sebagian dilakukan dan jika tidak maka akan
ada hubungan antara keterpaparan informasi dihentikan. Oleh karena itu seseorang yang
dengan perilaku memberikan pendidikan seks tidak memiliki pengalaman mendapat
pada anak. Sumber informasi yang sering pendidikan seks dari orang tua waktu kecil
digunakan ibu adalah media cetak berupa belum tentu tidak akan memberikan PSA pada
majalah atau koran dan juga media elektronik anaknya. Setelah tahu bahwa pendidikan seks
yakni televisi atau internet dalam gadget. pada anka usia pra sekolah dapat
Hasil lain yang ditemukan di lapangan adalah membentengi anak dari kekerasan seksual
orang tua yang mendapat sumber informasi maka orang tua pun melakukan PSA pada
mempunyai pola pikir yang lebih terbuka anaknya.
tentang pendidikan seks yang dapat diberikan
pada anaknya walau masih berusia pra
4. Simpulan dan Saran
sekolah. Anggapan tabu karena pemaknaan
4.1.1 Simpulan
lugas pendidikan seks yang kurang tepat 1. Sebagian besar ibu memiliki perilaku
diberikan pada anak mulai terkikis. memberikan pendidikan seks pada
Ibu zaman milenial memiliki peluang anak usia pra sekolah pada kategori
untuk akses internet yang lebih tinggi. Hampir baik, tingkat pengetahuan ibu pada
semua ibu memiliki gadget yang terkoneksi kategori tinggi, memiliki sikap tinggi
dengan internet yang memungkinkan untuk atau positif terkait memberikan
akses informasi termasuk mengenai pendidikan seks pada anak usia pra
pendidikan seks pada anak. Penyebaran event sekolah, tingkat pendidikan menengah
parenting dengan tema memberikan (SMA), telah terpapar informasi
pendidikan seks untuk anak dalam rangka mengenai pendidikan seks pada anak
pencegahan kekerasan seksual juga sudah ada dan tidak memiliki pengalaman
diberikan pendidikan seks sewaktu
secara online maupun offline.
kecil
Berdasarkan teori Green (1991)
2. Terdapat hubungan antara tingkat
dalam Jumhati (2018) sarana dan prasarana pengetahuan, sikap, keterpaparan
yang dalam hal ini sumber informasi, informasi dengan perilaku ibu dalam
merupakan salah satu faktor pemungkin memberikan pendidikan seks pada
terbentuknya perilaku. anak usia pra sekolah.
Hasil analisis bivariat dengan 3. Tidak terdapat hubungan antara
menggunakan Chi Square diperoleh hasil tingkat pendidikan, dan pengalaman
yaitu tidak terdapat hubungan antara ibu dalam memberikan pendidikan
pengalaman dengan perilaku ibu memberikan seks pada anak usia pra sekolah.
PSA. Pengalaman orang tua merupakan
salah satu faktor yang penting dalam 4.2 Saran
memberikan pemahaman pendidikan seks Diharapkan penelitian ini dapat
dilakukan pada sampel yang lebih besar dan
dini pada anak prasekolah. Namun belum
juga dilakukan penelitian untuk media yang
tentu bahwa ibu yang berpengalaman dalam tepat dalam pendidikan seks berbasis keluarga
mengasuh anak sebelumnya, akan dan sekolah
berpraktek lebih baik daripada ibu yang
belum pernah mengasuh anak usia prasekolah Ucapan Terima Kasih
sebelumnya (Aprilia, 2015) Penulis mengucapkan terimakasih
Perilaku dapat terbentuk dari kepada Pusat Penelitian Universitas ‘Aisyiyah
pengalalaman yang diperoleh karena perilaku

86
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dyah Rahmawatie Ratna Budi Utami, Ida Nur Imamah

Surakarta yang telah memberikan pendaan Untuk Mencegah’, Jurnal Pendidikan


dalam penelitian ini Usia Dini, 9(2), pp. 217–232.

Daftar Pustaka Kementrian PPA (2020) Angka Kekerasan


Alaidrus, F. (2020) Nadiem Perlu Belajar Terhadap Anak Tinggi di Masa
Banyak dari Kasus Pelecehan Siswi di Pandemi, Kemen PPPA Sosialisasikan
Sleman, 13 Januari 2020. Jakarta. Protokol Perlindungan Anak, Publikasi
Available at: https://tirto.id/nadiem- Dan Media Kementerian
perlu-belajar-banyak-dari-kasus- Pemberdayaan Perempuan Dan
pelecehan-siswi-di-sleman-esdA Perlindungan Anak. Available at:
(Accessed: 20 February 2020). https://www.kemenpppa.go.id/index.p
hp/page/read/29/2738/angka-
Aprilia, A. (2015) ‘Perilaku Ibu Dalam kekerasan-terhadap-anak-tinggi-di-
Memberikan Pendidikan Seks Usia masa-pandemi-kemen-pppa-
Dini Pada Anak Pra Sekolah (Studi sosialisasikan-protokol-perlindungan-
Deskriptif Eksploratif Di Tk It Bina anak (Accessed: 20 May 2021).
Insani Kota Semarang)’, Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), Ligina, N. L., Mardhiyah, A. and Nurhidayah,
3(1), pp. 619–628. I. (2018) ‘Peran Orang Tua Dalam
Pencegahan Kekerasan Seksual Pada
Bustamante, G. et al. (2019) ‘Child Abuse & Anak Sekolah dasar di Kota Bandung’,
Neglect “ I have the right to feel safe ”: ejournal UMM, 9(2), pp. 109–118.
Evaluation of a school-based child Available at:
sexual abuse prevention program in http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ke
Ecuador’, Child Abuse & Neglect. perawatan/article/view/5454%0A.
Elsevier, 91(November 2018), pp. 31–
40. doi: 10.1016/j.chiabu.2019.02.009. Maryuni, M. and Anggraeni, L. (2017) ‘Faktor
yang Berhubungan dengan Tingkat
Chomaria, N. (2014) Pelecehan Anak, Kenali Pengetahuan Orang Tua Tentang
dan Tangani!Menjaga Buah Hati dari Pendidikan Seks Secara Dini pada
Sindrom. Solo: Tiga Serangkai. Anak Sekolah Dasar (SD)’, Jurnal Ners
dan Kebidanan Indonesia, 4(3), p. 135.
Darmadi (2018) Remaja dan Seks. Lampung: doi: 10.21927/jnki.2016.4(3).135-140.
Guepedia.
Notoatmodjo, S. (2014) Ilmu Perilaku
Endang, L. and Prasetyo (2014) ‘Peran Orang Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta.
Tua dalam Memberikan Pendidikan
Seks Sedini Mungkin Di Tk Mardisiwi Russell, D., Higgins, D. and Posso, A. (2020)
Desa Kedondong Kecamatan ‘Preventing child sexual abuse: A
Kebonsari Kabupaten Madiun’, systematic review of interventions and
NUGROHO-Jurnal Ilmiah Pendidikan, their efficacy in developing countries’,
2(2), pp. 124–131. Child Abuse and Neglect. Elsevier,
102(January), p. 104395. doi:
Jumhati, S. and FS, C. (2018) ‘Analisis 10.1016/j.chiabu.2020.104395.
Perilaku Orang Tua dalam
Berkomunikasi Terkait Pendidikan Sulistyowati, A., Matulessy, A. and Pratikto,
Seks terhadap Anak-Anak’, Jurnal H. (2018) ‘Psikoedukasi Seks:
Ilmiah Kebidanan Indonesia, 8(4), pp. Meningkatkan pengetahuan untuk
191–196. doi: 10.33221/jiki.v8i04.179. Mencegah Pelecehan Seksual pada
Anak Prasekolah’, Jurnal Ilmiah
Justicia, R. (2016) ‘Program Underwear Rules Psikologi Terapan, 6(14), pp. 63–65.

87
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Dyah Rahmawatie Ratna Budi Utami, Ida Nur Imamah

doi:
10.15900/j.cnki.zylf1995.2018.02.001.

Tunc, G. C. et al. (2018) ‘Determining the


Appropriateness of the “ What If ”
Situations Test ( WIST ) with Turkish
Pre-Schoolers Determining the
Appropriateness of the “ What If ”
Situations Test ( WIST ) with Turkish
Pre-Schoolers’, Journal of Child Sexual
Abuse. Routledge, 0(0), pp. 1–13. doi:
10.1080/10538712.2018.1425947.

Utami, D. R. R. B. and Susilowati, T. (2018)


‘Program “Aku Mandiri” Sebagai
Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual
Pada Anak Usia Pra Sekolah’, Gaster,
16(2), p. 127. doi:
10.30787/gaster.v16i2.298.

88
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021

You might also like