You are on page 1of 2

BING4431

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Translation 1
BING4431

No. Soal Skor


1 Silakan baca teks berikut dengan saksama dan kemudian terjemahkan ke dalam bahasa 50
Indonesia. Perhatikan baik-baik pedoman berikut.

a. Pesan dari teks sumber harus diterjemahkan secara akurat ke dalam teks target.
b. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tidak ada makna yang hilang atau terjadi distorsi
makna.
c. Pastikan terjemahan Anda mengikuti tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Terjemahan Anda harus mudah dipahami dan tidak terbaca seperti terjemahan.

Articles posted on this website contain terms and phrases that are specific to agriculture or
agricultural enterprises and activities. The below definitions (listed alphabetically) should aid in the
understanding of the content of these articles and articles that are linked in them.
Abiotic. Environmental factors such as drought, wind, hail, or excess moisture that impact
the growth of living organisms. Usually used as “abiotic stresses”.
Banded. Fertilizer placed below and to the side of seed at planting, or herbicides applied
to a defined width that includes the planted row.
Biennial rotation. Practice of growing two different crops in alternating years. Examples–
corn and soybeans, rice and soybeans.
Biological control. Pest management that protects, augments, or releases organisms that
are natural enemies of a pest. Biological control agents are important in Integrated Pest
Management systems.
Conservation tillage. Limited mechanical operations with implements that result in the soil
surface being covered with >30% plant residue.
Cover crop. Crop grown to provide soil cover during seasons when an annual grain crop is
absent.
Crop rotation. Practice of growing two or more annual crops in a given field in a planned
pattern or sequence in successive crop years.
Cultural control. Pest management that uses tillage, sanitation, harvesting, and other
techniques to alter the pest’s environment. Includes practices that enhance plant productivity to
overcome the effects of pest injury.
Disease. Plant injury from biotic stress resulting from infection by fungi, oomycetes,
nematodes, bacteria, or viruses.
Double crop. Growing two crops alternately during a 12-month period.
Dryland production system. Growing a crop without supplemental water or irrigation.
Fallow. Land normally used for the production of a crop (cultivated land) that is left idle with
no crops growing on it for a season. Fallow land may be untilled or tilled during the idle period. The
fallow practice is often used to destroy weeds and conserve soil moisture.
Percolation. As related to soil, the gravitational (downward) movement of water with
dissolved minerals through the soil pores.
Perennial. Plant species that have a life cycle lasting more than two years. Perennial plants
survive winter and environmental stresses as underground tissues such as roots, rhizomes, bulbs,
or tubers.

Source: Mississippi Soybean Promotion Board (MSPB), 2015

1 dari 2
BING4431

2 Silakan baca teks berikut dengan saksama dan kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Inggris. 50
Perhatikan baik-baik pedoman berikut.

a. Pesan dari teks sumber harus diterjemahkan secara akurat ke dalam teks target.
b. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tidak ada makna yang hilang atau terjadi distorsi
makna.
c. Pastikan terjemahan Anda mengikuti tata bahasa Inggris yang baik dan benar.
d. Terjemahan Anda harus mudah dipahami dan tidak terbaca seperti terjemahan.

Masyarakat Batak Toba pada umumnya bekerja sebagai petani sawah. Sawah merupakan
salah satu warisan nenek moyang yang masih dipertahankan dan dijaga guna untuk
keberlangsungan hidup masyarakatnya. Dalam pertanian terdapat sistem pertanian tradisional
atau disebut juga dengan budidaya tradisional. Sistem budidaya tradisional merupakan sistem
budidaya yang telah diwariskan secara turun-temurun sehingga menjadi pengetahuan lokal petani
dalam melakukan kegiatan budidaya. Sistem pengetahuan lokal ini memberikan gambaran kepada
kita mengenai kearifan tradisi masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam dan sosial
secara bijaksana yang mengacu pada keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Tradisi Mamultak Taon juga merupakan salah satu tradisi yang masih dipertahankan
masyarakat Batak Toba yang bekerja sebagai petani sawah. Tradisi ini merupakan kegiatan yang
dilakukan sehari sebelum masyarakat menanam padi serentak dimana pada kegiatan ini ditentukan
satu keluarga dari keturunan raja sebagai hasuhuton yang mempersiapkan sawahnya sendiri untuk
tempat marsuan. Tradisi dimulai dengan kegiatan berdoa bersama, memakan itak gurgur
“makanan tradisional khas Batak yang dibuat dengan cara yang sangat sederhana dengan
mengadon tepung beras, parutan kelapa, gula pasir, dan kemudian dibentuk dengan cara di
genggam dengan tangan” yang sudah disediakan oleh hasuhuton, dan marsuan yang dilakukan
bersama semua utusan marga yang ada di desa tempat tradisi itu dilakukan. Penanaman padi
secara serempak diharapkan dapat menjadikan hasil panen menjadi lebih baik.
Di desa tersebut terdapat 7 (tujuh) tahapan dalam tradisi mamultak taon yaitu,
mempersiapkan nitak gurgur, mengantar nitak gurgur sebagai persembahan dan melakukan
tonggo, mandok hata sian sipultak taon dan berdoa bersama, makan nitak gurgur bersama
masyarakat, mandabu boni, menanam padi bersama utusan masyarakat dan mempersiapkan
makan siang, serta makan siang bersama masyarakat dan penutupan. Tradisi ini dilakukan oleh
masing-masing si pultak taon di hari yang berbeda dengan di saksikan dan dibantu oleh
masyarakat yang hadir. Si pultak taon dari marga Pardosi akan memulai pertama sekali, dilanjutkan
oleh marga Sihaloho dan yang terakhir marga Marpaung.
Mempersiapkan nitak gurgur atau pohul-pohul. Nitak gurgur atau pohul-pohul merupakan
makanan khas Batak yang pada umumnya digunakan pada acara adat dan disajikan ketika
memanjatkan doa pada saat tertentu. Dalam beberapa acara, nitak gurgur masih dianggap sebagai
perlambang kekuatan dan harapan. Meskipun penuh filosofi, nitak gurgur dibuat dengan bahan dan
cara yang sederhana dan tanpa proses memasak, yakni dengan mencampurkan tepung beras,
garam, gula dan parutan kelapa secara merata. Tepung beras selalu diolah sendiri dengan
merendam beras terlebih dahulu dan ditiriskan sebelum dihaluskan dengan cara di duda dan di
ayak dengan saringan.

Sumber: Kearifan Lokal Dalam Tradisi Mamultak Taon Pada Masyarakat Batak Toba: Kajian Tradisi
Lisan, 2020

Skor Total 100

2 dari 2

You might also like