You are on page 1of 8

33

Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020. Hal 33-40
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/refrensi/index
ISSN 2548-6152 (online)
ISSN 2089-0532 (cetak)

PERAN SERIKAT PEKERJA DALAM MENGHADAPI REVOLUSI


INDUSTRI 4.0 PADA SEKTOR INDUSTRI OTOMOTIF
1
Haspul Naser; 2Budi Safari; 3Kunto Atmojo
123
Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
E-mail: haspul1963@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the partnership model between Trade Unions and
Management in the face of the Industrial Revolution 4.0. The total sample used was 100 employees in
the field of vehicle assembly. The processed data produced there is a "Very Strong" influence between
Employee Readiness on the Industrial Revolution 4.0. The results of the analysis obtained the results of
the partial t test, the t value of 37.640> t table 1.660 which means that the readiness of employees has
a very strong influence on the Industrial Revolution variable. While the correlation results show a value
of 0.967, which indicates that there is a very strong influence between employee readiness for the
Industrial Revolution. This is because trade unions from labor and workers' associations play a very
important role in bridging communication relations with company management so that what is desired
of workers / workers is to adapt to the development of the industrial revolution itself. Where workers
must improve their competence in facing changes in the field of digital technology by formulating work
programs that are aligned in encouraging productivity of company performance.
Keywords: the union of workers; industrial revolution 4.0.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model kemitraan antara Serikat Pekerja dan Manajemen
dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Total sampel yang digunakan sebanyak 100 karyawan
dibidang perakitan kendaraan. Data diolah dihasilkan terdapat pengaruh yang “Sangat Kuat” antara
Kesiapan Karyawan terhadap Revolusi Industri 4.0. Hasil analisa didapatkan hasil nilai uji t parsial,
nilai t hitung sebesar 37,640 > t tabel 1.660 yang berarti kesiapan Karyawan memiliki pengaruh yang
sangat kuat terhadap variable Revolusi Industri. Sedangkan hasil korelasi menunjukkan nilai 0.967,
yang menandakan bahwa adanya pengaruh yang sangat kuat antara kesiapan karyawan terhadap
Revolusi Industri. Hal ini karena serikat pekerja dari ikatan buruh dan pekerja sangat berperan dalam
menjembatani hubungan komunikasi dengan manajemen perusahaan sehingga apa yang diinginkan dari
buruh/pekerja untuk beradaptasi dengan perkembangan revolusi industri itu sendiri. Dimana pekerja
harus meningkatkan kompetensi mereka dalam menghadapi perubahan dalam bidang teknologi digital
dengan cara merumuskan program kerja yang selaras dalam mendorong produktivitas kinerja
perusahaan.
Kata Kunci: serikat pekerja; revolusi industri 4.0.

Cara mengutip: Naser, H., Safari, B. & Atmojo, K. 2020. Peran Serikat Pekerja dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 pada
Sektor Industri Otomotif. Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi, 8(1), 33-40

Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/refrensi/article/view/1595


34
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020. Hal 33-40

PEDAHULUAN pertambangan, pertanian, manufaktur, ,


transportasi, dan teknologi dan juga
Perkembangan teknologi yang
berdampak pada kondisi sosial, ekonomi,
semakin berkembang sudah tidak bisa
dan budaya di dunia. Pada Revolusi Industri
dibendung lagi karena dengan adanya
2.0 dapat dikatan juga sebagai Revolusi
kecerdasan buatan menimbulkan inovasi-
Teknologi adalah sebuah fase pesatnya
inovasi dalam menciptakan suatu produk
perkembangan industrialisasi di antara
sehingga menjadikan pekerjaan tersebut
akhir abad 19 dan awal abad 20. Revolusi
menjadi efisien dan efektif. Perkembangan
industri generasi 2.0 ditandai dengan
revolusi yang diawali revolusi industri pada
kemunculan motor pembakaran dalam
tahun 1700an di Inggris. Revolusi Industri
(combustion chamber) atau BBM dan
ini yang berlangsung dari abad 18 ke abad
pembangkit tenaga listrik serta hal ini
19, karena adanya perubahan prilaku
memicu terciptanya mobil, pesawat
kebanyakan masyarakat pertanian yang
tinggal di pedesaan di Eropa dan Amerika terbang, pesawat telepon, dan lain-lain
merubah dunia industry secara signifikan.
beralih ke sektor industri. Bertumbuhnya
sektor industrilisasi di Inggris menjadikan Banyaknya inovasi di bidang manufaktur
baik pada sektor transportasi udara dan
sebagai tempat kelahiran Revolusi Industri,
darat serta pada sektor telekomunikasi serta
seperti keberadaan tambang batubara, biji
inovasi pada alat-alat industri sehingga
besi dan timah. Dimana menurut Suhadi
melahirkan suku cadang industri.
selaku Direktur Bina Instruktur dan Tenaga
Dengan keberadaan internet,
Pelatihan, Direktorat Jenderal Pembinaan
teknologi digital menandai dimulainya
Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian
Revolusi Indusri 3.0. Pada era ini telah
Ketenagakerjaan Republik Indonesia
terjadi perubahan akan pemakaian tenaga
(Kemenaker), Indonesia masih menghadapi
kerja pada sektor industri dan mengubah
beberapa masalah pokok dalam sektor
perilaku masyarakat dalam berkomunikasi.
ketenagakerjaan. Mulai dari kuantitas dan
kualitas tenaga kerja, kesenjangan kualitas Hal ini tercermin pada pemakaian teknologi
pada pabrik-pabrik dan mesin industri lebih
SDM antar daerah, rendahnya
memilih mesin yang lebih efisien
produktivitas, hingga industri atau
ketimbang menggunakan tenaga kerja
pengguna yang belum banyak berpihak
manusia karena mesin yang diciptakan
pada kompetensi tenaga kerja. Fenomena
mampu dan memiliki kemampuan
seperti ini dalam menghadapi era revolusi
berproduksi lebih berlipat dari tenaga kerja
industri 4.0 menjadi tantangan yag harus
manusia. Laka & Sasmito (2019),
segera diantisipasi ke depannya.
menambahkan bahwa kemajuan teknologi
Sejalan kemajuan teknologi yang
baru akan mempengaruhi semua disiplin
tidak dapat dibendung akan merubah
ilmu, termasuk dalam bidang industri
perekonomian dan sektor industri itu
terutama pada revolusi industri ke depan
sendiri. Bila melihat siklus revolusi industri
yaitu Revolusi Industri 4.0.
dari Revolusi Industri 1.0 di mulai tahun
Dalam menghadapi era Revolusi
1784 terjadi pada sektor penggunaan mesin
Industri 4.0 Menteri Riset dan Teknologi,
uap dalam industri. Dampaknya terjadi
Bapak Bambang Brodjonegoro dalam
perubahan besar-besaran pada bidang
Seminar ke 17 bertajuk “Inequality in the
35
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020. Hal 33-40

Modern Era An Unresolved Question”. Di generasi dan lintas ilmu (experience is the
Gedung FEB UI, Depok (4/11/2019.) best teacher). Oleh karena itu peneliti akan
mengatakan bahwa ke depannya teknologi mengkaji dari aspek; Budaya Organisasi,
artificial intelligence (AI) atau robot akan Jenjang Karir, Kepemimpinan, dan Pola
menggantikan berbagai model dan jenis Pelatihan dan Pengembangan. Keempat
pekerjaan pada tahun 2022. Oleh karena itu aspek itu menggambarkan model apa yang
peranan SDM ke depan harus berbasis harus dipersiapkan karyawan dalam
inovasi dan teknologi. Perihal peran menghadapi revolusi industri 4.0 di sektor
manusia dengan robot akan dimulai dari otomotif. Batasan Penelitian dilakukan
pekerjaan Low Labor sampai ke pekerjaan pada industri otomotif – PT Astra Daihatsu
Akuntan. Menurut para ahli bahwa Motor, pada bagian atau divisi perakitan
Artificial Intelligence (AI) akan melakukan otomotif. Penelitian ini bertujuan
pekerjaan sekitar 42 persen kegiatan mengetahui model kemitraan antara Serikat
pekerjaan manusia. Pekerja dan Manajemen dalam menghadapi
Peneliti akan meneliti khususnya Revolusi Industri 4.0 dan juga untuk
dampak revolusi industri 4.0 pada sektor mendapatkan faktor-faktor yang harus
otomotif. Bagaimana Peran Serikat Pekerja dipersiapkan Serikat Pekerja dalam
dalam menghadapi revolusi Industri 4.0 menghadapi Revolusi Industri 4.0.
pada sektor industri otomotif dengan
menitikberatkan pada kesiapan karyawan METODE PENELITIAN
akan terjadinya perubahan yang cukup Penelitian ini mengungkap informasi
signifikan ke depannya. Hal ini terkait tentang bagaimana kesiapan karyawan
dalam penelitian McKinsey (2016) dalam dibidang otomotif khususnya pada unit
jurnal Hendra Suwardana “bahwa dampak perakitan kendaraan guna menyongsong
dari digital teknologi menuju revolusi Revolusi Industri 4.0 di PT Astra Daihatsu
industri 4.0 dalam 5 (lima) tahun ke depan Motor – Sunter Jakarta. Menurut Sugiyono
akan ada 52.6 juta jenis yang akan bergeser (2013:61), Populasi (population) adalah
atau dapat pula hilang dari muka bumi”. wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
Hasil penelitian ini memberikan pesan atau subjek yang mempunyai kualitas dan
bahwa setiap individu yang ingin memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
eksistensi diri dalam kompetisi global harus peneliti untuk dipelajari dan kemudian
segera dari dini untuk mempersiapkan skill ditarik kesimpulannya. Populasi yang kami
dan mental yang unggul dan kompetitif gunakan yaitu karyawan pada bagian
(competitive advantages). perakitan kendaraan di PT Astra Daihatsu
Jalan yang paling termudah dalam Indonesia Sunter Jakarta.
mempersiapkan tenaga yang mempunyai Penelitian ini menggunakan teknik
skill yang mudah ditempuh adalah Simple Random Sampling, dimana
mempunyai perilaku yang baik (behavior pengumpulan data melaluiobservasi atau
attitude) dan mempunyai semangat literasi. kunjungan ke perusahaan perakitan
Bekal kesiapan tersebut dilalui dengan jalur kendaraan PT. Astra Daihatsu Indonesia
pelatihan dan pendidikan (long life dan kunjungan ke Gabungan Asosiasi
education) dan sedangkan konsep diri Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
melalui pengalaman bekerjasama lintas (GAIKINDO) untuk mendapatkan
36
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020. Hal 33-40

informasi tambahan terkait kesiapan menyebarkan daftar pertanyaan kepada


karyawan untuk menghadapi Revolusi responden yang meliputi tanggapan dari
Industri 4.0 dan juga kuesioner dengan
responden tentang pertanyaan mengenai angka tersebut > (lebih besar) dari r tabel
kesiapan karyawan (X) dan revolusi yaitu 0,1966. Dengan demikian dapat
industri. dinyatakan bahwa instrumen pengumpulan
Menurut Hariwijaya dan Triton data ini semuanya adalah “valid”.
(2005: 51), Suatu penelitian dapat berhasil Sedangkan uji reliabilitas diperoleh nilai
dengan baik atau tidak tergantung dari data sebesar 0,835 dan tabel IV.2 sebesar 0,798
yang diperoleh, kualitas suatu penelitian dimana nilai Alpha > r tabel, yaitu sebesar
didukung oleh proses pengolahan yang 0,1966 Ini berarti semua item pernyataan
dilakukan. Berdasarkan pada hal tersebut di yang disajikan sangat reliabel. Uji
atas, peneliti melakukan penelitian dengan normalitas juga dilakukan dimana, menurut
menyebarkan kuesioner dan memperoleh Ghozali (2009) uji normalitas digunakan
data-data yang sesuai dengan tujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
penelitian yaitu untuk mendeskripsikan secara normal atau tidak. Hasil penelitian
kesiapan karyawan guna menyongsong dengan uji K-S terlihat bahwa besarnya
Revolusi Industri 4.0. Serta untuk nilai signifikan pada 0.200, yang artinya
mengukur seberapa besar pengaruh dari lebih besar daripada 0.05. Maka hal ini
kesiapan karyawan terhadap Revolusi menunjukan bahwa data residual
Industri 4.0 di PT Astra Daihatsu Motor– terdistribusi secara normal.
Sunter Jakarta. Analisis korelasi juga dilakukan
untuk mengetahui tingkat pengaruh
HASIL DAN PEMBAHASAN kesiapan karyawan dengan variabel
Hasil penelitian diawali dengan uji dependen kompetensi petani revolusi
validitas antara kesiapan karyawan dan industri 4.0, dimana hasil menunjukkan
revolusi industri 4.0, diketahui bahwa dari nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti
10 item pertanyaan pada kuesioner terdapat korelasi dengan nilai besaran
kesiapan karyawan diperoleh hasil antara koefisien korelasi adalah 93.5% yang
0,398 hingga 0,618 dimana angka tersebut berarti memiliki pengaruh yang “Sangat
> (lebih besar) dari r tabel yaitu 0,1966. Kuat” terhadap Revolusi Industri 4.0. Uji
Sedangkan untuk revokusi industri 4.0 t-parsial juga dilakukan yang ditunjukkan
memiliki nilai 0,320 hingga 0,629 dimana pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Hasil Analisa Uji-T Parsial


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Eror Beta t Sig.
(Constant) 3.067 1.058 2.898 .005
Kesiapan .925 .025 .967 37.640 .000
Karyawan
a. Dependent Variable: REVOLUSIINDUSTRI4.0_Y
37
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020. Hal 33-40

Dari tabel V.5 diatas terlihat bahwa kesejahteraan yang layak bagi pekerja dan
nilai t hitung sebesar 37.640, dengan df N – keluarganya. Sebagaimana bentuk
2 yaitu 100 – 2= 98 dan taraf signifikansi penjelasan bahwa pekerja/buruh
5% atau 0.05 sehingga diperoleh nilai t merupakan mitra kerja pengusaha yang
tabel sebesar 1.660. Dalam tabel terlihat t sangat penting dalam proses produksi
hitung 37.640 > t tabel 1.660 dan nilai dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
signifikansi (Sig.) 0.000 < 0,05. Maka hal pekerja/ buruh dan keluarganya, menjamin
tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho kelangsungan perusahaan, dan
ditolak dan Ha diterima, yang artinya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kesiapan karyawan “Sangat Kuat” Indonesia pada umumnya. Sehubungan
berpengaruh terhadap revolusi industri 4.0. dengan hal itu, serikat pekerja merupakan
Keterkaitan antara kesiapan karyawan sarana memperjuangkan kepentingan
dengan revolusi industri 4.0 yang sangat pekerja dan menciptakan hubungan
kuat dapat dikarenakan keberadaan industrial yang, dinamis, harmonis dan
Revolusi Industri 4.0 atau Digitalisasi berkeadilan. Oleh karena itu, pekerja/buruh
Industri menjadi tantangan tersendiri bagi dan serikat pekerja/serikat buruh harus
serikat pekerja/serikat buruh maupun mempunyai rasa memiliki, dan tanggung
manajemen serta pemerintah, sehingga jawab atas kelangsungan jalannya
serikat pekerja/serikat buruh harus ikut operasional perusahaan dan sebaliknya
andil ketika terjadi restrukrisasi mesin pengusaha harus memperlakukan
dalam suatu perusahaan dan serikat pekerja/buruh sebagai mitra kerja sesuai
pekerja/buruh termasuk pekerja harus dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
bersikap proaktif daripada reaktif, mencari Dikarenakan hubungan tersebut, maka
inovasi baru cara berorganisasi atau dengan dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.
kata lain melakukan revitalisasi organisasi. Terjadilah sistim hubungan antara para
Terkait dengan pemberlakuan Digitalisasi pihak yang saling berkaitan untuk mencapai
Industri, menurut Iwan, pihak Industri All tujuan yang diharapkan dalam proses
Indonesia Councill (IAIC) mengajukan produksi yang disebut sebagai Hubungan
beberapa rekomendasi. Di antaranya, Industrial (Swasto, 2011: 111).
bangun basis data profil perusahaan dan Hal ini terlihat adanya hubungan
anggota, inventarisasi perusahaan- industrial dalam perusahaan yang
perusahaan mana saja yang sudah digambarkan melalui tahapan hubungan
melakukan program digitalisasi, antar serikat pekerja dan manajemen.
rekontekstualisasi/ evaluasi program Menurut Rivai dan Sagala (2010: 883) ada
serikat pekerja, dan memasukan perubahan beberapa tahapan hubungan serikat pekerja
tekhnologi di dalam PKB secara obyektif. dan manajemen dalam lingkup industrial
Adapun memanfaatkan teknologi informasi tergolongkan menjadi lima tahap
tersebut untuk memperkuat organisasi. pertumbuhan, sebagai berikut:
Tujuan berdirinya serikat pekerja a) Tahap Konflik: adalah tahap yang
/serikat buruh, federasi dan konfederasi ditentang oleh manajemen karena
serikat pekerja bertujuan memberikan dapat menimbulkan suasana konflik,
pembelaan hak, kepentingan dam merupakan tahap awal berdirinya
perlindungan, serta meningkatkan serikat pekerja pada awalnya.
38
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020. Hal 33-40

b) Tahap Pengakuan (Eksistensi): Kementrian Perindustrian telah menbuat


merupakan tahap dimana adanya PETA JALAN untuk Making Indonesian
tekanan pemerintah melalui peraturan 4.0 meliputi 5 Sektor sebagai prioritas kerja
perundang-undangan, akibatnya ke depannya diantaranya: (1) Sektor
kehadiran serikat pekerja diakui oleh Makanan dan Minuman; (2) Sektor Tekstil
manajemen dengan sikap terpaksa dan Pakaian Jadi; (3) Otomotif; (4) Kimia;
c) Tahap Negosiasi: merupakan tahap dan (5) Elektronik, seperti yang disajikan
manajemen bersikap tidak pada gambar 1 berikut.
menghalangi serikat pekerja karena Gambar 1. Industri 4.0 dan Sektor Prioritas
kehadirannya sebagai realitas dalam
kehidupan industrial tetapi berusaha
menempatkan serikat pekerja di posisi
lemah ketika negosiasi.
d) Tahap Akomodatif: merupakan tahap
dimana Manajemen memanfaatkan
serikat pekerja sebagai rekan yang
menghubungkan antara manajemen
dan para pekerja dalam menegakkan
disiplin dan mengarahkan perilaku
pekerja sehingga terjalin hubungan
kerja yang harmonis, kehadirannya
dianggap memainkan peran positif
Model kemitraan dengan jajaran
dalam lingkungan perusahaan.
manajemen dan serikat pekerja dalam
e) Tahap Kerja Sama: Tahap ini adalah
merumuskan program kerja yang selaras
tahap yang paling ideal dan maju
dalam mendorong produktivitas kinerja
dalam hubungan pekerja, manajemen
perusahaan. pekerja/buruh dan perwujudan
dan pengusaha dikarenakan banyaknya
akan peran pekerja/buruh sebagai mitra
peran peningkatan efisiensi, efektifitas,
kerja pengusaha yang sangat penting dalam
produktivitas dan semangat kerja
proses produksi dalam rangka
pekerja. Hubungan kerja dapat terjalin
meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh
berdasarkan prinsip dengan saling
dan keluarganya, menjamin kelangsungan
menghormati, dan mendukung, serta
perusahaan, dan juga turut meningkatkan
menempatkan diri pada posisi pihak
kesejahteraan masyarakat Indonesia pada
lain dan melakukan tindakan yang
umumnya. Selain itu serikat pekerja juga
saling menguntungkan.
harus memperhatikan sektor manafuktur di
Oleh karena itu paradigma akan peran
seluruh dunia berubah untuk menyambut
Serikat Pekerja pada sektor Otomotif harus
era revolusi industri 4.0 yang menekankan
berubah dalam mengikuti perubahan akan
kolaborasi antara manafuktur dan dunia
teknologi di era revolusi industri 4.0. Para
digital, khususnya melalui penggunaan
anggota Serikat Pekerja harus
platform Internet of Things (IoT). Era
meningkatkan kompetensi mereka dalam
Revolusi Industri juga telah menyentuh
menghadapi perubahan dalam bidang
dunia pabrikasi otomotif yang sebagian
teknologi digital ini. Adapun program
39
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020. Hal 33-40

pekerjaan dilakukan secara robotik, kompentesi yang diperlukan oleh karena itu
Produsen otomotif nasional telah mampu peningkatan pengetahuan dan keterampilan
menerapkan sistim Industri 4.0 dalam teknis di dalam revolusi industri 4.0 tidak
proses produksinya, agar menguatkan daya dapat diabaikan dalam menghadapi
saing dan penting mempunyai peran persaingan yang kompetitif. Menteri
didalam rantai nilai global. Ini semua Perindustrian Airlangga Hartarto pada
membuktikan Indonesia bersama negara- Peresmian Pabrik PT. Sokonindo
negara lain menjadi semakin kompetitif Automobile dan Peluncuran Produksi
dalam memasuki era revolusi industri Pertama Glory 580, menyatakan bahwa:
keempat. Beberapa ahli berpendapat “Dengan mengadopsi Industri 4.0,
tentang manfaat adanya Industri 4.0 banyak pabrik dibangun dengan
flexible manufacturing system. Jadi,
sebagai berikut: dapat memproduksi bermacam-
Tabel 2. Potensi Manfaat Industri 4.0 macam jenis produk kendaraan
dengan biaya yang lebih efisien”.
Penulis Potensi Manfaat
Lasi dkk (2014) Pengembangan produk Menteri Menperin juga memastikan
menjadi lebih cepat, bahwa penerapan Industri 4.0 memacu
mewujudkan permintaan
yang bersifat individual
ditingkatkannya kompetensi tenaga kerja
(kustomisasi produk), untuk memahami teknologi terkini industri
produksi yang bersifat otomotif dan perkembangannya, bukan
fleksibel dan cepat dalam
menanggapi masalah serta mengurangi ataupun digantikannya peran
efisiensi sumber daya. tenaga kerja manusia, perkembangan
Rüßmann dkk Perbaikan produktivitas, Industri 4.0 karena tidak akan mengurangi
(2015) mendorong pertumbuhan
pendapatan, peningkatan lapangan pekerjaan sehingga revolusi
kebutuhan tenaga industri 4.0 akan merevitalisasi industri
kerja terampil, peningkatan
investasi. dan mampu meningkatkan ekspor dan
Schmidt dkk Terwujudnya kustomisasi secara tidak langsung membuka pasar
(2015) masal dari produk, tenaga kerja ke depannya. Perkembangan
pemanfaatan data idle dan
perbaikan waktu produksi. laju inovasi otomasi dengan terciptanya
Kagermann dkk Mampu memenuhi modifikasi genetik, super-computer, dan
(2013) kebutuhan pelanggan secara
robotic artificial intelegency menciptakan
individu, proses rekayasa
dan bisnis menjadi dinamis, wajah dunia yang lebih berbeda dari
pengambilan keputusan sebelumnya. Dampak langsung yang harus
menjadi lebih optimal,
melahirkan model bisnis dipikirkan bersama-sama adalah
baru dan cara pergeseran dan perubahan jenis tenaga
baru dalam mengkreasi nilai kerja di era sekarang (zaman now) dan
tambah.
Neugebauer dkk Mewujudkan proses yang mendatang
(2016) manufaktur yang efisien,
cerdas dan on-demand KESIMPULAN
(dapat dikostumisasi)
dengan biaya yang layak. Kesiapan karyawan ternyata
memiliki pengaruh yang sangat kuat
Dari daftar tersebut bahwa manfaat
terhadap Revolusi Industri 4.0. dengan
revolusi industri 4.0 sebagaimana
nilai uji t parsial, sebesar 37,640 > t tabel
dipaparkan sangat terkait dengan
1.660, hal ini dikarenakan serikat pekerja
40
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020. Hal 33-40

dari ikatan buruh dan pekerja sangatlah Ketua, Konsil Kedokteran


berperan dalam menjembatani hubungan Indonesia.
komunikasi dengan manajemen perusahaan Jakarta Industrial Internet Consortium,
sehingga apa yang diinginkan dari Industrial. Internet Reference
buruh/pekerja terutama pendidikan & Architecture,Version 1.7, 2015.
pelatihan untuk beradaptasi dengan Kementerian Industri Republik Indonesia,
perkembangan revolusi industri itu sendiri. 2007. Siaran Pers. Serang, Banten,
Dimana pekerja harus meningkatkan Selasa (28/11).
kompetensi mereka dalam menghadapi Laka, Y., H. & Sasmito, C. 2019.
perubahan dalam bidang teknologi digital Manajemen Strategi Kebijakan
dengan cara merumuskan program kerja Publik Sektor Pariwisata di Desa
yang selaras dalam mendorong Pujon Kidul Kecamatan Pujon
produktivitas kinerja perusahaan. Kabupaten Malang Jawa Timur
Perusahaan juga perlu meningkatkan pada Era Industri 4.0. Referensi:
kesejahteraan antar pekerja/ buruh dan Ilmu Manajemen dan Akuntansi.
keluarganya, menjamin kelangsungan (7)1, 28-36.
perusahaan, dan juga turut meningkatkan Margono. 2000. Metodologi Penelitian
kesejahteraan masyarakat Indonesia pada Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
umumnya. Selain itu serikat pekerja juga Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian
harus memperhatikan sektor manafuktur di Kualitatif. Bandung: PT. Remaja.
seluruh dunia berubah untuk menyambut Rivai, V. & Sagala, E. J. 2010. Manajemen
era revolusi industri 4.0. Serikat pekerja Sumber Daya Manusia untuk
yang juga sebagai wadah pekerja/buruh Perusahaan Ed. Kedua: dari Teori-
dalam organisasi perusahaan perlu Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
diprioritaskan untuk mencapai program Simamora, Henry. 2006. Manajemen
kerja yang selaras dalam mendorong Sumber Daya Manusia Edisi III.
produkrifitas kinerja perusahaan. Yogyakarta: STIE YKPN
Sudjana, N. 2007. Penelitian dan Penilaian
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Algesindo.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian.
Rineka Cipta Gaikindo, Auto Bandung: Alfabeta
Insight, Edisi 6. Juli 2019, hal 6 – 7. Swasto, B. 2011. Manajemen Sumber Daya
Brodjonegoro, S.,S. 2007. Dirjen Dikti- Manusia. Malang : UB Press
Guru Besar Emeritus ITB; Wakil
.

You might also like