Professional Documents
Culture Documents
STUDI LITERATUR
Andri Winarto
Andrekazama10@Gmail.Com
Dr. Muadin Ahmad, M.Pd
Muadinahmad18@gmail.com
Prodi Manajemen Pendidikan Islam PPS UINSI Samarinda
I. PENDAHULUAN
Artikel ilmiah harus disusun dengan metode dan langkah yang sistematis
untuk memudahkan penelitian. Dalam artikel ini, peneliti menggunakan metode studi
kepustakaan dengan mengumpulkan literatur (bahan materi) yang bersumber dari
buku, jurnal, dan sumber lain yang berkaitan dengan ilmu Manajemen Humas. Dari
sumber tersebut akan dicari lebih spesifik mengenai materi Humas Perguruan Tinggi
sesuai dengan artikel yang akan dibuat. Nantinya sumber-sumber tersebut akan
dikompilasi dan disesuaikan dengan pembahasan terkait; Konsep dasar hubungan
masyarakat/Public relations, Manajemen Kehumasan Perguruan Tinggi.
III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
4. Evaluasi (Evaluation).
Setelah komunikasi, maka organisasi pasti ingin mengetahui dampak atau
efeknya terhadap publik atau publik. Pada fase ini PR mengevaluasi hasil
program kerja atau kegiatan PR lainnya yang dilakukan, serta efektifitas
manajemen dan teknik komunikasi yang digunakan. Menurut Ngurah (1999),
evaluasi program PR penting karena:
ORGANISASI
KELOMPOK PERENCANAAN
PUBLIK DAN PENYUSUNAN
KOMUNIKASI
Membuat program kerja PR yang efektif memang tidak mudah, karena target
audiensnya sangat kompleks dan manajemen organisasi yang didukung juga
kompleks. Oleh karena itu, keberhasilan manajemen PR sangat bergantung pada
status/kedudukan dan keterampilan para profesional PR. Ruslan (2002) mengatakan
bahwa upaya harus dilakukan agar penjangkauan universitas dapat memenuhi tugas-
tugas strategis:
a. Menempatkan posisi Humas dekat dengan pimpinan lembaga pendidikan agar
humas mengetahui secara jelas dan rinci mengenai pola perencanaan, kebijakan,
keputusan yang diambil, visi dan arah tujuan lembaga pendidikan ybs, agar tidak
terjadi kesalahan dalam penyampaian pesan dan onformasi yang bersal dari
lembaga pendidikan ke pada masyarakat.
b. Humas dalam memberikan informasi mewakili lembaga pendidikan tersebut dapat
dipertegas tentang batas-batas wewenang dan tanggungjawab dalam memberikan
keterangan (sebagai juru bicara). Dengan demikian humas akan selalu mengetahui
informasi secara jelas mengenai pelaksanaan dari keputusan atau kebijaksanaan
pimpinan lembaga pendidikan tersebut.
c. Pimpinan atau staf humas selalu diikutsertakan menghadiri setiap rapat atau
pertemuan pada tingkat pimpinan agar dapat mengetahui secra langsung dengan
tepat tentang ”latar belakang” suatu proses perencanaan, kebijaksanaan, arah dan
tujuan organisasi yang hendak dicapai, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
d. Humas diberi fungsi koordinasi berhubungan secara langsung dan segera dengan
pimpinan puncak (Rektor/Direktur) tanpa melalui perantara pejabat/bagian lain
sehingga fungsi kehumasan berlangsung secara optimal, antisipatif dan dapat
melaksanakan berbagai macam perencanaan, peranan komunikasi. Atau dengan
kewenangan yang ada mampu mengatasi berbagai masalah yang mungkin akan
timbul tanpa diduga sebelumnya.
e. Humas harus bertindak secara proaktif dan dinamis, serta fleksibel sebagai nara
sumber atau mengatur saluran komun ikasi baik ke dalam maupun ke luar untuk
menghindarkan sikap reaktif (pasif) dalam menghadapi berbagai masalah atau
tantangan yang bakal dihadapinya.
f. Humas berperan melakukan tindakan mulai dari memonitor, merekam,
menganalisi, menelaah hingga mengevaluasi setiap reaksi feed back, khususnya
dalam upaya penilaian sikap tindak serta mengetahui persepsi masyarakat sebaagi
suatu akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil dan kebijakan telah
dijalankan oleh pihak lembaga pendidikan
g. Humas dapat memberikan sumbangsaran, ide, dan rencana atau program kerja
kehumasan untuk memperbaiki atau mempertahankan nama baik, kepercayaan,
dan citra organisasi terhadap publiknya., termasuk menjembatani atau
menyerasikan antara kebijaksanaan/keputusan pimpinan lembaga pendidikan
dengan kepentingan/keinginan masyarakat sekaligus memperoleh dlkungan dan
partisipasi dari masyarakat.
IV. KESIMPULAN
Berbagai perubahan yang terjadi akibat globalisasi dan reformasi yang melanda
dunia/lembaga pendidikan memaksa perguruan tinggi untuk menata komunikasinya
untuk khalayak internal dan eksternal. Oleh karena itu diperlukan suatu jurusan yang
memiliki misi mengelola komunikasi dan informasi kepada masyarakat, sehingga
masyarakat memiliki pemahaman dan dukungan yang jelas terhadap berbagai kebijakan
dan produk universitas.Tugas dan peran civitas akademika universitas sebagai sumber
informasi harus diperkuat dari sisi personalia dan organisasi. Sasaran dan spesifikasi PR
dapat dicapai jika pekerjaan PR diorganisir dengan baik dengan bantuan manajemen PR
yang profesional.Dengan bantuan manajemen PR, program PR dapat dibuat dengan
benar karena didasarkan pada pemahaman yang jelas tentang konteks yang dihadapi
organisasi. Karena tugas utama perguruan tinggi berprestasi adalah membangun citra
positif, maka komunikasi sinergis antara perguruan tinggi dengan masyarakat dapat
terlaksana dan terbangun kelembagaan yang tanggap terhadap dinamika masyarakat.
Daftar Pustaka
Basikin, O., & Aronof, C. 1997. Public Relations:The Profession and the
Practice. Edisi Keempat, Madison,WI: Brown & Benchmark.
Cutlip, S.M.,Center,A.H. & Broom, G.M. 1994. Effective Public Relations.
Edisi keenam. New Jersey: Prentice Hall.
Grunig, J.E. 1992. Excellence in Public Relations and Communication
Management. New Jersey, Lawrence Erlbaum Associate, Inc.
I Gusti Ngurah Putra. 1999.Manajemen Hubungan Masyarakat.
Yogyakarta: Penerbit UAJ.
Jefkins, Frank. 1996. Public Relations (terjemahan). Jakarta: penerbit Erlangga
Rosady Ruslan.2002. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.