You are on page 1of 11

METODE PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI

PONDOK PESANTREN
Oleh:
MOH. MASBUHIN
Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Lamongan
santriedepresieclub56@gmail.com

Abstract
Islamic boarding school is one of the Islamic educational institutions in Indonesia, the first
and oldest education system since the beginning of the entry of Islam in Indonesia. An
educational process that adheres to the basic values of Islamic teachings, without neglecting
Pancasila which is used as a single ideology in Indonesia. The relationship between religion
and the state is very close. Simplicity and life as it is are the hallmarks of Islamic boarding
schools, the relationship between teacher and students that exceeds the relationship between
children and parents, not just a physical relationship, but a spiritual relationship that
emphasizes ethics, sincerity, and simplicity. Teacher is a source of reference, a place to solve
all affairs and problems, and a place to ask for advice and fatwas. Therefore, in its
development, the mosque was a place of learning (recitation). A life that prioritizes etiquette
and attitude, amid the failure of the education system today. Islamic boarding schools come
by keeping the good old values, and adopting new, better values. Islamic boarding schools
are usually equipped with dormitories which are usually used as residences for students, with
other facilities that are used for daily life. Islamic boarding schools in Indonesia are divided
into two types: First, the salaf. Which reflects simplicity comprehensively. Both modern.
which reflects modernity in the system of teaching methods and physical buildings, so that in
essence the Islamic boarding school has three elements, namely; teacher, students, and
dormitories.

Key Words : Method, Turats, Islamic boarding school

Abstrak
Pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan islam yang ada di Indonesia, system
pendidikan pertama dan tertua sejak awal masuknya islam di Indonesia. Suatu proses
pendidikan yang menganut nilai-nilai dasar ajaran Islam, tanpa mengkesampikan pancasila
yang dijadikan sebagai ideologi tunggal pada Indonesia. Keterkaitan antara agama dan negara
sangatlah erat. Kesederhanaan dan hidup serba apa adanya adalah ciri khas dari pondok
pesantren, hubungan antara kyai dan santri yang melebihi hubungan anak dengan orang tua,
tidak hanya sekedar hubungan fisik saja, tapi hubungan hati (ruhaniyah) yang
mengedepankan etika, keihklasan dan kesederhanaan. Kyai adalah sumber refrensi, tempat
menyelesaikan semua urusan dan masalah, tempat meminta nasihat dan fatwa. Oleh karena
itu, dalam perkembangannya, masjid sebagai salah satu tempat belajar (mengaji). Kehidupan
yang lebih mendahulukan adab dan menjaga sikap, di tengah gagalnya system pendidikan
pada dewasa ini. Pondok pesantren datang dengan menjaga nilai-nilai lama yang baik, dan
mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik. Pondok pesantren biasanya dilengkapi dengan
asrama yang biasanya dijadikan sebagai tempat tinggal dari santri, dengan fasilitas-fasilitas
yang lain yang di gunakan untuk keberlangsungan hidup sehari-hari. Pondok pesantren yang
ada di indonesia terbagi menjadi dua corak: Pertama salaf. Yang mencerminkan
kesederhanaan secara konprehensif. Kedua modern. yang mencerminkan kemoderenan dalam
system metode pengajaran dan fisik bangunan, sehingga pada hakikatnya pondok pesantren
memiliki tiga unsur yakni; kyai, santri, dan asrama.

Kata Kunci : Metode, Kitab kuning, Pondok pesantren


Pendahuluan

Pembelajaran adalah, Pondok pesantren sebagai


proses untuk membantu peserta satuan lembaga non formal,
didik agar dapat belajar dan yang merupakan salah satu
memahami suatu pengetahuan jenis lembaga tradisional yang
dengan baik, atau bisa di ada di Indonesia, yang
katakan. Pembelajaran bertujuan untuk mendalami dan
merupakan sebuah bantuan memahami ilmu-ilmu
yang diberikan oleh pendidik pengetahuan tentang agama,
agar dapat terjadi proses setelah itu mengamalkan dan
perolehan ilmu dan menerapkannya dalam
pengetahuan yang sudah kehidupan sehari-hari. Karena
dipelajari, penguasaan memang tujuan hidup manusia
kemahiran dan tabiat, serta di dunia ini adalah untuk
pembentukan sikap, karakter, mencari ridho Allah SWT, dan
dan kepercayaan diri pada ridho Allah SWT akan bisa
peserta didik. Pembelajaran tercapai apabila kita bisa
sebagai proses belajar yang memahami, dan mengetahui
dibangun oleh pendidik untuk ilmu agama tersebut dengsn
mengembangkan cara berpikir baik. Atau dalam kata lain,
yang dapat meningkatkan orang yang mencari ilmu
kemampuan berpikir peserta didalam pondok pesantren
didik, serta dapat biasa di sebut tafaqquh fid-din.
meningkatkan kemampuan Peraktek penyelenggaraan
mengkontruksikan ilmu-ilmu lembaga pendidikan dalam
baru. pondok pesantren berbentuk
Oleh karena itu, peran asrama, yang mana tempat
seorang pendidik/guru tidak tersebut adalah tempat
akan bisa tergantikan oleh menetapnya para peserta didik
apapun, dan siapapun, entah dalam menjalankan kegiatan
alat atau lainnya. Pembelajaran sehari-hari, yang diasuh oleh
pada intinya adalah interaksi satu orang sebagai pendidik,
antara guru dengan seorang yang biasanya di bantu oleh
murid secara langsung, dalam sebagian dari peserta didik
lingkungan atau instansi tempat yang sudah senior, jika
belajar tertentu. Maka dari itu, memang peserta didiknya
pembelajaran yang baik, yang sangatlah banyak. Dalam
sudah di rencanakan oleh istilah pesantren, nama yang
seorang guru haruslah ada tersematkan pada pendidik
pedoman metode-metode adalah Kyai, pada peserta didik
tertentu agar supaya adalah santri, dan pada peserta
pembelajaran tersebut bisa didik yang senior adalah
berjalan dengan baik, dan bisa pengurus. Sosok kyai adalah
sesuai dengan apa yang sudah satu sosok yang sangatlah
di rancang, dan diharapkan dihormati dan dimuliakan oleh
oleh seorang guru untuk seluruh santri, sosok figur yang
perubahan peserta didik. dijadikan sebagai panutan dan
teladan. Pesantren mempunyai “ Metode Pembelajaran Kitab
tujuan agar seluruh santri Kuning di Pondok Pesantren “
mempunyai adab, dan akhlaq Pembahasan
yang baik, pendidikan watak Pengertian Metode Pembelajaran
dan karakter yang tidak hanya
diberikan didalam kelas saja, Menurut Kamus Besar
melainkan contoh langsung Bahasa Indonesia Metode
dari seorang kyai dalam merupakan cara kerja yang
praktek kehidupan sehari-hari, bersistem untuk memudahkan
hubungan yang didasari oleh pelaksanaan suatu kegiatan
sikap rendah hati, guna mencapai tujuan yang
kesederhanaan, keikhlasan, dan ditentukan.2 Dari definisi
kewibawaan. tersebut dapat dikatakan bahwa
Dalam sejarah pendidikan metode mengandung arti
disebutkan bahwa pesantren adanya urutan kerja yang
adalah sebagai bukti awal terencana, sistematis dan
kepedulian masyarakat merupakan hasil eksperimen
Indonesia terhadap pendidikan, ilmiah guna mencapai tujuan
sehingga pesantren juga disebut yang telah direncanakan.3
sebagai lembaga pendidikan Sedangkan yang
pribumi tertua di Indonesia.1 dimaksud dengan pembelajaran
Dan pesantren mampu adalah, proses interaksi siswa
berkembang secara luas, dan dengan pendidikan, dan sumber
perkembangan pesantren pada belajar pada suatu lingkungan
akhir abad ini sangatlah pesat, belajar. Pembelajaran
serta mampu menjangkau merupakan bantuan yang
seluruh lapisan elemen diberikan pendidik agar dapat
masyarakat muslim yang ada di terjadi proses pemerolehan
seluruh Indonesia. ilmu dan pengetahuan,
Dengan realita dan kejadian penguasaan kemahiran dan
yang ada, yang menjadikan ide tabiat, serta pembentukan sikap
pokok bagi penulis untuk dan kepercayaan pada peserta
menelisik eksistensi pondok didik. Dengan kata lain,
pesantren salaf, di samping itu pembelajaran adalah, proses
juga penulis juga termasuk untuk membantu peserta didik
alumnus dari salah satu satu agar dapat belajar dengan baik.4
pondok pesantren salaf tertua Oemar Hamalik menjelaskan
yang ada diwilayah Tuban- pembelajaran merupakan suatu
Jawa Timur. Dengan tetap kombinasi yang tersusun
berfokus pada hal-hal pokok
yang ada pada pondok 2
KBBI V. Aplikasi Luring Resmi Badan
pesantren tersebut. Sehingga Pegembangan Dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
penulis ingin melakukan Republik Indonesia.
penulisan jurnal yang berjudul 3
Armai Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Perss.
2002). hal 87.
4
Ahdar Djamaluddin, Wardana. Belajar Dan
1
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2008). Kompetensi Pedagogis. (Sulawesi Selatan: CV
hal 1. Kaaffah Learning Center. 2019). hal 13.
meliputi unsur-unsur berbagai sudut pandang yang
manusiawi, material, fasilitas, menjelaskan, atau hanya
perlengkapan, dan prosedur sekedar mebicarakan tentang
yang saling mempengaruhi sejarah penyebutan kitab
dalam upaya mencapai tujuan kuning. Termasuk dari banyak
pembelajaran.5 kalangan ada yang
Metode pembelajaran mengatakan. Sebenarnya istilah
adalah cara-cara yang kitab kuning adalah suatu
digunakan pengajar atau ungkapan ejekan yang
instruktur untuk menyajikan ditujukan pada kitab yang
informasi atau pengalaman berwarna kuning, yang tidak
baru, menggali pengalaman ada harokatnya sama sekali.
peserta belajar, menampilkan Entah karena terlalu kuno,
unjuk kerja peserta belajar, dan ketingggalan zaman, atau
lain-lain, 6 dengan demikian mungkin karena tampilannya
dapat di ambil kesimpulan, yang sangat sederhana hingga
bahwa metode pembelajaran timbul persepsi kandungan
adalah, suatu cara yang ilmunya juga rendah. Hal ini
dilakukan untuk menyusun senada dengan apa yang
materi, atau pelajaran yang diungkapkan oleh Masdar F.
akan di sampaikan kepada Mas’udi “ kemungkinan besar
peserta didik guna untuk sebutan itu datang dari pihak
tercapainya pembelajaran yang orang luar dengan konotasi
sudah direncanakan. yang sedikit mengejek.
Penggunaan metode Terlepas dengan maksud apa
sangatlah penting dalam dan oleh siapa dicetuskan,
keberlangsungan pembelajaran, istilah ini telah menyebar
karena metode adalah, salah kepada seluruh masyarakat
satu komponen dari pada baik di luar maupun didalam
proses pendidikan, metode lingkungan pesantren ”7 Imam
merupakan alat mencapai bawani dalam bukunya yang
tujuan yang didukung oleh alat- bejudul “ Tradisionalisme
alat bantu mengajar (media dalam Pendidikan Islam ”
pembelajaran), dan metode memberikan batasan tentang
merupakan alat kebulatan kitab kuning yaitu, kitab-kitab
dalam suatu sistem pendidikan. yang berbahasa arab yang
Pengertian Kitab Kuning dikarang oleh ulama’ masa
lalu, khususnya pada abad
Dalam dunia pesantren, pertengahan.8
asal-usul penyebutan kitab Dikalangan pesantren
kuning belum di ketahui secara sendiri, di samping ada istilah “
pasti, banyak pendapat dari Kitab Kuning ”, juga terdapat
istilah “ kitab klasik ” (Kutub
5
Hamalik Oemar. Kurikulum dan Al Muqaddimah), karena kitab
Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara. 2001).
7
hal 57. M. Darwam Rahardjo. Pergulatan Dunia
6
Uno, B. Hamzah. Model Pembelajaran: Pesantren. (Jakarta: P3M. 1985). hal 55.
8
Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Imam Bawani. Tradisionalisme Dalam
Kreatif dan Efektif. (Jakarta: Bumi Aksara. Pendidikan Islam. (Surabayah: Al- Ikhlas. Cet
2009). hal 65. I. 1993. hal 135.
yang ditulis merujuk pada terlepas ini disebut korasan,
karya-karya tradisional ulama’ dan satu korasan biasanya
terdahulu yang berbahasa Arab berisi delapan halaman.10
yang gaya penulisan dan
bentuknya berbeda dengan Berdasarkan paparan
buku modern. 9 Dan karena diatas, dapat diambil
rentan waktu penulisannya kesimpulan bahwa kitab kuning
yang sudah cukup lama sejak adalah, suatu kitab yang
masa Tabi’in dan di awal masa menjelaskan tentang berbagai
dari dinasti abbasiyyah. macam ilmu agama islam yang
Banyak penyebutan untuk kitab bersumber dari Al qur’an, dan
kuning, ada juga yang Al hadits. Yang ditulis oleh
menyebutnya dengan sebutan “ para ulama’ terdahulu, baik
Kitab Gundul” dinamakan yang ditulis diatas kertas
kitab gundul karena cara berwarna kuning, atau putih,
penulisannya yang tidak ada yang berisikan berbagai macam
tanda bacanya sama sekali, fan ilmu islam yang
tidak ada syakal harokatnya, dikembangakn oleh para
tidak ada tanda tanya, tanda ulama’ sesuai dengan keadaan
seru, titik, dan koma. yang terjadi, dan
Sedangkan untuk cara perkembangan zaman, serta
membacanya ada ilmu khusus kejadian sejarah yang ada.
untuk bisa membaca kitab Jenis - Jenis Kitab Kuning
tersebut, yakni harus faham dan
menguasai ilmu nahwu dan Menurut Said Aqil
shorof (ilmu gramatika bahasa Siradj kitab kuning
arab). diklasifikasikan dalam empat
Menurut Zuhri kategori:
sebagaimana dikutip dari Arifin Dilihat dari kandungan maknanya.
bahwa kitab kuning biasanya Dilihat dari kadar penyajiannya.
ditulis atau dicetak memakai Dilihat dari kreatifitas penulisannya.
huruf Arab dalam bahasa Arab, Dilihat dari penampilan uraiannya.11
Melayu, Sunda, dan
sebagainya. Hurufnya tidak Dilihat Dari Kandungan Maknanya
diberi harokat atau tanda baca Kitab kuning dibagi
oleh karena itu sering disebut menjadi 2 macam;
dengan kitab gundul. a) Kitab yang berbentuk
Umumnya kitab ini dicetak penawaran atau penyajian ilmu
dengan kertas berwarna secara polos (naratif) seperti
kuning, berkualitas murah, sejarah, hadits dan tafsir.
lembaran-lembarannya terlepas b) Kitab yang menyajikan materi
atau tidak berjilid, sehingga yang berbentuk kaidah
mengambil bagian yang keilmuan, seperti; nahwu,
diperlukan tanpa harus shorof, ushul fiqih, dan
membawa satu kitab yang utuh.
Lembaran-lembaran yang 10
Imron Arifin. Kepemimpinan. (Bogor: Bulan
Bintang, 2000). hal 10.
9
Endang Turmudi. Perselingkuhan Kiai dan 11
Said Aqil Siradj. Pesantren Masa Depan.
Kekuasaan. (Yogyakarta: LKiS. 2004). hal 36. (Cirebon: Pustaka Hidayah. 2004). hal 335.
mustalah hadis (istilahistilah menyempurnakan karya Abul
yang berkenaan dengan hadis). Aswad Ad Du’ali.
c) Kitab yang berisi keterangan
Dilihat Dari Kadar Penyajiannya dan penjelasan (syarah)
Kitab kuning dapat di bagi terhadap kitab yang telah ada,
menjadi 3 macam; seperti kitab Fath Al-Bari
a) Mukhtasar yaitu, kitab yang (hadits) karya Ibnu Hajar Al-
tersusun secara ringkas dan Asqolani yang memberikan
menyajikan pokok-pokok komentar terhadap kitab Shahih
masalah, baik yang muncul Al-Bukhari (hadits) karya
dalam bentuk nadzam atau Muhammad Bin Isma’il Al-
syi‘r (puisi) maupiun dalam Bukhori. Kitab Fath Al-Qarib
bentuk nasr (prosa), (fiqh) karya Ibnu Qosim Al
b) Syarah yaitu kitab yang Ghazi yang mengomentari
memberikan uraian panjang kitab Al-Ghayah wa At-Taqrib
dan lebar, menyajikan (fiqh) karya Abu Syuja’.
argumentasi ilmiah secara d) Kitab yang meringkas karya
komparatif dan banyak yang panjang lebar, seperti
mengutip ulasan para ulama kitab Lubb Al-Usul (ushul
(fatwa) dengan argumentasi fiqih) karya Zakariya Al-
masing-masing. Anshori sebagai ringkasan dari
c) Kitab kuning yang penyajian kitab Jam’u AlJawami’ (ushul
materinya tidak terlalu ringkas fiqih) karya AsSubki. Kitab Al-
dan juga tidak terlalu Basith (fiqh) karya Al-Ghazali
panjang/melebar sebagai ringkasan dari kitab
(mutawasithoh). gurunya Nihayah al-Mathlab fi
Dirayah al-Madzhab (fiqh)
Dilihat Dari Kreatifitas karya Abdul Malik bin
Penulisannya Abdullah Al-Juwaini.
Kitab kuning dapat dibagi e) Kitab yang berupa kutipan dari
menjadi 7 macam; berbagai kitab lain, seperti
a) Kitab yang menampilkan Ulum Al-Qur‘an (ilmu-ilmu
gagasan baru, seperti Kitab Ar Al-Qur‘an) karya Al-‘Aufi.
Risalah (kitab ushul fiqih) f) Kitab yang memperbarui
karya Imam Syafi‘i, Al-‘Arud sistematika kitab-kitab yang
wa Al-Qawafi (kaidah-kaidah telah ada, seperti kitab Ihya’
penyusunan sya’ir) karya Imam Ulum Ad-Din (Tasawwuf)
Khalil bin Ahmad Farahidi, karya Imam Al-Ghazali,
atau teori-teori ilmu kalam g) Kitab yang berisi kritik, seperti
(aqidah) yang dimunculkan kitab Mi’yar Al-Ilmi (buku
oleh Washil bin Atha‘, Abu yang meluruskan kaidah-
Hasan Al Asy‘ari, dan ulama- kaidah logika/filsafat) karya
ulama’ lain-lain, Al-Ghozali.
b) Kitab yang muncul sebagai
penyempurnaan terhadap karya Dilihat Dari Penampilan Uraiannya
yang telah ada, seperti kitab Kitab kuning kuning
Nahwu (tata bahasa Arab) mempunyai 5 dasar;
karya As Sibawaih yang
a) Mengulas pembagian sesuatu Muthma’innah, Al-Iqna’, Fath
yang umum menjadi khusus, Al-Wahhab. Cabang ilmu
sesuatu yang ringkas menjadi Tauhid; Tijan Ad-Darori
terperinci, dan seterusnya. ‘Aqidah Al-Awamm (nadzam),
b) Menyajikan redaksi yang Bad Al-‘Amal (nadzam), As-
teratur dengan menampilkan Sanusiyah. Cabang ilmu
beberapa pernyataan, lantas tasawwuf; Al-Nasha Ad-
kemudian menyusun menjadi Diniyah, Al-Nasha Al-‘Ibad,
sebuah kesimpulan. Irsyad Al-‘Ibad, Tanbih Al-
c) Membuat ulasan tertentu ketika Ghafilin, Minhaj Al-‘Abidin ,
mengulangi uraian yang Al-Da’wah At-Tammah, Al-
dianggap perlu, sehingga Hikam, Risalat Al-Mu’awanah
menampilkan materi yang tidak wa Al-Muzhaharah, 8) Bidayah
acak-acakan dan pola pikirnya Al-Hidayah. Cabang ilmu
dapat lurus. Nahwu dan Sharaf; Al-Maqsud
d) Memberikan batasan-batasan (nadzam), ‘Awamil (nadzam),
jelas ketika penulisnya Al-‘Imriti (nazham),
menurunkan/menjelaskan Ajurumiyah, Kaylani, Mirhah
sebuah definisi. Al-I’rab, Alfîyah Ibnu Al-
e) Menampilkan beberapa ulasan Malik (nadzam), Ibnu ‘Aqil.13
dan argumentasi yang dianggap Selain diatas, masih banyak
perlu. lagi kitab-kitab salaf yang
karena keterbatasan keadaan,
Nurcholish Madjid penulis tidak bisa
mengemukakan kitab ini menyebutkannya satu persatu.
mencakup ilmu-ilmu: Fiqih,
Tauhid, Tasawuf, Nahwu, Dan Metode Pembelajaran Kitab Kuning
Sharaf. Atau dapat juga Di Pondok Pesantren
dikatakan konsentrasi keilmuan
yang berkembang di pesantren
pada umumnya mencakup tidak
kurang dari 12 macam disiplin
keilmuan: Nahwu, Sharaf,
Balaghah, Tauhid, Fiqh, Ushul
fiqh, Qawa’id Al-
fiqhiyah, .Tafsir, Hadits,
Musthalah Al-haditsah,
Tasawwuf, dan Mantiq.12
Adapun kitab-kitab yang
menjadi konsentrasi keilmuan
di pesantren yaitu: Cabang
ilmu Fiqh; Safinah Al-Shalah,
Safinah An-Najah, Fath Al-
Qarib, Taqrib, Fath Al-Mu’in,
6) Minhaj Al-Qawim,

12
Nurcholish Madjid. Bilik-bilik pesantren,
sebuah Potret Perjalanan. (Jakarta:
13
Paramadina. 1997). hal 28-29. Ibid. hal 28-29.
Metode pembelajaran kitab guru, kiai, atau ustadz membacakan
kuning merupakan cara yang di dan menjelaskan isi kitab, sementara
tempuh oleh para kyai atau pendidik santri, murid, atau siswa
agar supaya pembelajaran kitab kuning mendengarkan, memberikan makna,
bisa berjalan sesuai dengan apa yang dan menerima.16
sudah diharapkan, dengan melihat
keadaan, dan aspek-aspek yang terjadi, Senada dengan yang
dengan melihat berbagai latar belakang diungkapkan oleh Endang Turmudi
dan macam-macam santri atau peserta bahwa, dalam metode ini kiai hanya
didik. membaca salah satu bagian dari sebuah
bab dalam sebuah kitab,
Macam-macam metode menerjemahkannya ke dalam bahasa
pembelajaran kitab kuning, Menurut Indonesia dan memberikan penjelasan-
Zamakhsyari Dhofier dan Nurclolish penjelasan yang diperlukan.17
Madjid, metode pembelajaran kitab
kuning meliputi, metode sorogan dan Armai mengungkapkan dalam
bandongan. sedangkan Husein bukunya bahwa metode bandongan
Muhammad menambahkan bahwa, adalah, kyai menggunakan bahasa
selain metode wetonan atau daerah setempat, kyai membaca,
bandongan, dan metode sorogan, menerjemahkan, menerangkan kalimat
diterapkan juga metode diskusi demi kalimat kitab yang dipelajarinya,
(munadzarah), metode evaluasi, dan santri secara cermat mengikuti
metode hafalan.14 Berikut beberapa penjelasan yang diberikan oleh kyai
metode pembelajaran yang bisa dengan memberikan catatan-catatan
disebutkan oleh penulis melalui tertentu pada kitabnya masing-masing
pengalaman Nyantri di salah satu dengan kode-kode tertentu sehingga
pondok pesantren salaf; kitabnya disebut kitab jenggot karena
banyaknya catatan yang menyerupai
jenggot seorang kyai.18
Metode Bandongan
Metode Sorogan
Metode pembelajaran ini
biasanya berlangsung satu jalur Metode sorogan adalah
(monolog), yakni kyai membacakan, pengajian yang merupakan permintaan
menerjemahkan, dan kadang- kadang dari seorang atau beberapa orang santri
memberi komentar, sedang santri atau kepada kyainya untuk diajari kitab
peserta didik mendengarkan penuh tertentu, pengajian sorogan biasanya
perhatian sambil mencatat makna hanya diberikan kepada santri-santri
harfiah (sah-sahan)-nya atau makna yang cukup maju, khususnya yang
pegon dan memberikan simbol-simbol berminat hendak menjadi kyai19
I’rob (kedudukan kata dalam struktur
kalimatnya).15 Lebih lanjut Zamakhsyari
Dhofier memaparkan dalam bukunya
Metode bandongan yaitu, cara Metode sorogan adalah, seorang murid
penyampaian kitab dimana seorang mendatangi guru yang akan
membacakan beberapa baris Al- Quran
14
Said Aqil Siradj. Op. cit. hal 280.
16
15
Barizi Ahmad. Pendidikan Integratif: Akar Said Aqil Siradj. Op. cit. hal 281.
17
Tradisi & Integrasi Keilmuan Pendidikan Endang Turmudi. Op. cit. hal 36.
18
Islam. (Malang: UIN Maliki Press 2002). hal Armai Arief. Op. cit. hal 154.
19
65. Nurcholish Madjid. Op. cit. hal 28.
atau kitab-kitab bahasa arab dan Metode diskusi dapat diartikan
menerjemahkan kata demi kata sebagai jalan untuk memecahkan suatu
kedalam bahasa tertentu yang pada permasalahan yang memerlukan
giliranya murid mengulangi dan jawaban alternatif yang dapat
menerjemahkan kata perkata sepersis mendekati kebenaran dalam proses
mungkin seperti apa yang dilakukan belajar mengajar.21
atau yang disampaikan oleh gurunya.20
Selaras dengan hasil penelitian.
Metode Diskusi (munadzarah) Arif Armai dalam bukunya juga
menjelaskan mengenai tentang
Kata lain dari metode diskusi gambaran dari metode diskusi. Ialah,
adalah, musyawarah. Dimana di antara Didalam forum diskusi atau
para santri ada salah satu dari mereka munadharah ini, para santri. Mulai
yang bertugas untuk membacakan satu santri pada jenjang menengah,
jenis kitab, atau satu fan ilmu, membahas atau mendiskusikan suatu
kemudian menjelaskannya secara kasus dalam kehidupan masyarakat
gamblang, santri yang lain bertugas sehari-hari (waqi’iyah) untuk
mendengarkan sambil melihat atau kemudian dicari pemecahannya secara
menyimak kitab yang sudah dibacakan fiqh (yurisprudensi Islam). Dan pada
tadi. Makna pegon, penjelasan, dan dasarnya para santri tidak hanya
keterangan. Apakah sudah sama belajar memetakan dan memecahkan
seperti yang sudah disampaikan oleh suatu permasalahan hukum namun di
ustadz atau tidak. Sedangkan ustadz dalam forum tersebut para santri juga
hanya bertugas untuk mengawasi saja, belajar berdemokrasi dengan
sambil melihat perkembangan para menghargai pluralitas pendapat yang
santri atau peserta didik dalam muncul dalam forum.22
penguasaan materi yang sudah
diajarkan. Jika ada yang melenceng Metode Hafalan
dari pembahasan, seorang ustadz baru
angkat bicara untuk meluruskan. Suatu teknik yang
Lantas kemudian diakhir forum ada dipergunakan oleh seorang pendidik
istilah diskusi, membicarakan dengan menyerukan anak didiknya
keterangan yang ada didalam kitab, untuk menghafalkan sejumlah kata-
dengan membenturkan penjelasan isi kata (mufrodad), atau kalimat-kalimat
kitab tadi dengan kejadian-kejadian maupun kaidah-kaidah. Tujuan teknik
sekarang yang sedang terjadi. Santri ini adalah agar anak didik mampu
yang lain juga dengan seksama mengingat pelajaran yang diketahui
mengikuti diskusi yang sedang serta melatih daya kognisinya, ingatan
berlangsung dengan ikut serta dan fantasinya.23 Dalam dunia
menjawab permasalahan-permasalahan pesantren biasanya seorang santri di
tadi dengan argument mereka masing- suruh oleh guru atau ustadznya untuk
masing yang diambil dari kitab syarah mengahfalkan pelajaran-pelajaran
atau kitab yang lebih panjang lebar tertentu, seperti halnya hadits pilihan,
penjelasannya. rumus suatu ilmu, qo’idah dan nadzam

21
Armai Arief. Op. cit. hal 149.
22
Ibid. hal. 148-149
20
Dhofier Zamakhsyari. Tradisi Pesantren, 23
Abdul Mujib dan Muhaimin. Pemikiran
studi tentang pandangan hidup kyai. (Jakarta: Pendidikan Islam. (Bandung: Trigenda Karya.
LP3ES. 1994). hal 28. 1993). hal 276.
yang akan diajarkan. Dan dibawah kuning, metode yang tetap dilestarikan
pengawasan guru secara langsung. dari masa kemasa dalam khazanah
keilmuan pondok pesantren. Di
Metode Ceramah antaranya adalah; Metode bandongan,
sorogan, diskusi, hafalan, dan
Metode ceramah adalah
ceramah, serta masih banyak lagi
penerangan atau penuturan secara
metode-metode yang lain yang tidak
lisanoleh guru terhadap kelas.24
bisa di sebutkan satu persatu oleh
Metode inilah yang sering digunakan
penulis. Dan pastinya setiap pondok
dalam pesantren, dimana seorang guru
pesantren mempunyai metode khusus
menjelaskan materi secara jelas,
yang di jadikan sebagai ciri khas dari
sedangkan santri mendengarkan secara
setiap pondok pesantren dalam
khusyu’.
keberlangsungan pembelajarannnya.
Menurut Nana Sudjana, metode
ceramah ini wajar digunakan apabila
guru ingin mengajarkan topik baru,
tidak ada sumber bahan pelajaran pada
siswa, dan menghadapi sejumlah siswa
yang cukup banyak.25

Kesimpulan

Kitab kuning adalah salah satu


kitab warisan dari para ulama’ salaf
terdahulu, yang seluruh isinya
bersumber dari Al-Qur’an, dan Al-
Hadits, dan berbagai tambahan dari
pendapat para ulama’ yang dihasilkan
dari ijtihad mereka. Metode
pembelajaran yang menerapkan sistem
klasikal yang sampai saat ini masih
tetap dilestarikan oleh banyak pondok
pesantren salaf khususnya yang ada di
Indonesia. Bahkan sudah menjadi
kultur budaya, dan menjadi rahasia
umum, artinya. Jika kita menyebutkan
nama pondok pesantren maka sudah
pasti yang akan tergambar dibenak
fikiran seluruh orang adalah kitab
DAFTAR PUSTAKA
kuning.

Berbagai macam metode yang


diterapkan dalam mempelajari kitab
24
Roestiyah NK. Strategi Belajar Mengajar.
(Jakarta Rineka Cipta. 2012). hal 138.
25
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta.
2009). hal 78.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Peningkatan Kompetensi Pedagogis.
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Sulawesi Selatan: CV Kaaffah
Gramedia Pustaka Utama. Learning Center. 2019).
KBBI V. Aplikasi Luring Resmi Badan Hamalik Oemar. 2001. Kurikulum dan
Pegembangan Dan Pembinaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Bahasa, Kementerian Pendidikan Dan 2001.
Kebudayaan Republik Indonesia. Uno, B. Hamzah. 2009. Model
Armai Arief. 2002. Pengantar Ilmu Pembelajaran: Menciptakan Proses
dan Metodologi Pendidikan Islam. Belajar Mengajar Yang Kreatif dan
(Jakarta: Ciputat Perss. Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Ahdar Djamaluddin, 2019. Wardana.
Belajar Dan Pembelajaran 4 Pilar
M. Darwam Rahardjo. 1985.
Pergulatan Dunia Pesantren. Jakarta:
P3M.
Imam Bawani. 1993. Tradisionalisme
Dalam Pendidikan Islam. Surabayah:
Al- Ikhlas.
Endang Turmudi. 2004.
Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan.
Yogyakarta: LKiS.
Imron Arifin. 2000. Kepemimpinan.
Bogor: Bulan Bintang.
Said Aqil Sirajd. 2004. Pesantren
Masa Depan. Cirebon: Pustaka
Hidayah.
Nurcholish Madjid. 1997. Bilik-bilik
pesantren, sebuah Potret Perjalanan.
Jakarta: Paramadina.
Barizi Ahmad. 2002. Pendidikan
Integratif: Akar Tradisi & Integrasi
Keilmuan Pendidikan Islam. Malang:
UIN Maliki Press.
Dhofier Zamakhsyari. 1994. Tradisi
Pesantren, studi tentang pandangan
hidup kyai. Jakarta: LP3ES.
Roestiyah NK. 2012. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

You might also like