You are on page 1of 20

JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

IDENTITAS DIRI DAN MAKNA GURU PROFESIONAL


SEBAGAI KOMUNIKATOR PENDIDIKAN
(PERSPEKTIF FENOMENOLOGIS)

Nur Ainiyah
Institut Agama Islam Ibrahimy Situbondo
Nura_ifan@yahoo.com

In the education’s communication, the learning processes is the communication


process which placed the teacher as the source of the message or education’s
communicator. An education’s communicator required to have professional
ability, known as academic competence. So the teacher has known as
professional teacher if he has pedagogic competence, personal competence,
social competence and professional competence. Besides that, in the social
reality, a teacher should keep their performance and attitude related to their
personality. Because of the teacher are different from others employees
commonly. The other Employees when they has completed their job in the
office can do social activity without having to behave and act like in the office.
And a teacher with his or her self-identity should be keep his behavior and
attitude in both, the social and school environment where he worked. Of course
this is a long process in the construction of the identity of a teacher, teaching
experience, time and decades have passed a process of the meaning
internalization and externalization about teacher’s identity. So the meaning of
teacher-self identity became as the source of inspiration or the inspiring man
both in the school life and social life. And of course this is correlated with
teacher self as a educational communicator became himself not only as the
source of the message but someone (teacher) who has the credibility of
communicator like rhetoric skill, a good listener, persuasive personal, keeping
the performance, public analysis, keeping the body language and using the
right media, so that in the communication process of education he (teacher)
became a credible communicator.

Kata Kunci: identitas diri, makna, komunikator dan guru profesional


………………………….………………………………………………………………………………...

Pendahuluan dalam dunia pendidikan ini disebabkan oleh


beberapa faktor yakni kualitas guru, sekolah
Pendidikan di Indonesia menghadapi dan syistem pendidikan.
problem serius, indikator yang menguatkan Dalam pendidikan di mana proses
kondisi pendidikan Indonesia bermasalah pembelajaran diutamakan terjadi melalui
dilihat dari peringkat Human Development pengalaman (experiential learning), ala Dewey
Index (HDI) tahun 2004 menduduki level 111 (2000) memberikan ruang bagi antisipasi,
dari 117 negara dan tahun 2005 peringkat integrasi dan kontinuitas pengalaman
110 di bawah Vietnam yang berada di bawah individu (ezperienza in forma evolutiva) atas
posisi 108 dari 190 negara yang disurvei oleh keterbukaan pengalamannya di masa depan.
PBB (Kusnandar, 2007: 1). Problem serius Sedangkan pendekatan progresif yang

1
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

mengutamakan pertumbuhan dan Bukan hanya memiliki relevansi


perkembangan individu, baik secara fisik, sosial, pembentukan diri individu juga
psikologis, maupun moral sesuai dengan memiliki relevansi secara epistemologi. Ini
tahap-tahap perkembangan alamiahnya, terjadi karena sekarang semakin disadari
seperti dikembangkan oleh Montessori, bahwa pengetahuan pun merupakan sebuah
Piaget dan Fröbel memberi janji akan aktivitas konstruktif yang dilakukan
perkembangan individu secara lebih utuh. individu. Individu bernegosiasi dengan
Bagi Piaget, misalnya, pendidikan memiliki pengalaman hidupnya dalam membentuk
dua sisi yang saling terhubung. “di satu sisi, pengetahuan. Manusia, dalam caranya
individu yang sedang tumbuh(dan) di sisi berpikir dan berpengatahuan tidak lagi
lain, nilai sosial, intelektual, dan moral yang dipandang sebagai semacam tabula rasa-nya
menjadi tanggung jawab pendidik untuk Lock, kertas kosong, gelas kosong, atau rak
mendorong individu tersebut.” Singkatnya, perpustakaan, di mana ilmu pengetahuan
bagi mereka, individulah yang harus itu dicurahkan, dituliskan, disimpan,
menjadi pusat dalam setiap tindak melainkan sebuah ruang di mana
pendidikan. pengetahuan, kebenaran dan pemahaman
Mengapa fokus dalam pendidikan terjadi. Karena itu, bagaimana memahami
hampir bisa dikatakan berpusat pada cara bertindak dan menafsir individu atas
individu, karena ada keyakinan bahwa lingkungannya dapat memengaruhi
pendidikan ini memiliki dimensi futuris, individu dalam menentukan identitasnya.
yaitu bahwa individu yang dididik sekarang Keberadaan diri individu sangat tergantung
ini akan menjadi anggota warga masyarakat dari kekuatan individu untuk menyingkap
di masa depan. Keutuhan dan kelanggengan identitas dirinya terhadap berbagai macam
sebuah masyarakat akan sangat tergantung penampakan yang terhampar
dari bagaimana masyarakat itu mendidik dihadapannya, yang mengenalkannya pada
generasi mudanya sehingga mereka bisa kehidupan rasional dan cara manusia berada
berintegrasi secara baik di dalam (human way of being).
masyarakat. Lebih dari itu, pendekatan Dalam proses pendidikan guru
pendidikan yang mengutamakan merupakan salah satu indikator, guru
pembentukan individu juga memiliki merupakan garda terdepan sebuah sekolah
relevansi erat bagi penguatan masyarakat bahkan ujung tombaknya sekolah. Guru
demokratis. Ini terjadi karena ekspresi diri yang memegang peranan penting dalam
merupakan bagian dari wujud nyata praksis menyampaikan materi kepada siswa untuk
kebebasan individu, baik dalam pemikiran mencapai kompetensi yang ditetapkan
maupun tindakan. Dalam konteks kurikulum dalam satu tahun ajaran sekolah
pendidikan karakter, kebebasan menjadi bahkan dalam 12 tahun siswa duduk di
dasar bagi pijakan individu untuk secara bangku sekolah.
bebas memilih, menentukan, dan bertindak Guru merupakan elemen kunci dalam
selaras dengan prinsip-prinsip moral yang sistem pendidikan, khususnya di sekolah.
baik dan benar. “Kebebasan manusia Semua komponen lain, mulai dari
menjadi asumsi dasar pendidikan karakter, kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan
sedangkan kebebasan merupakan prasyarat sebagainya tidak akan banyak berarti
dasar sebuah tindakan bermoral…” Untuk apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi
itu, lembaga pendidikan semestinya guru dengan peserta didik tidak berkualitas.
mempersiapkan anak didik untuk Semua komponen lain, terutama kurikulum
menghayati kehidupan moral dewasa di akan “hidup” apabila dilaksanakan oleh
masa depan. guru. Begitu pentingnya peran guru dalam

2
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

mentransformasikan input-input maka posisi tawar guru lebih tinggi


pendidikan, sampai-sampai banyak pakar daripada sarana.
menyatakan bahwa di sekolah tidak akan Pekerjaan sebagai guru berbeda
ada perubahan atau peningkatan kualitas dengan pekerjaan lain seperti pegawai Bank
tanpa adanya perubahan dan peningkatan atau pegawai pada perkantoran lainnya.
kualitas guru. Bagai pegawai bank hanya bekerja dan
Sayangnya, dalam kultur masyarakat dikenal dilingkungan dia bekerja dengn
Indonesia sampai saat ini pekerjaan guru aturan kerja yang ditetapkan. Akan tetapi
masih cukup tertutup. Bahkan atasan guru perkerjaan dan status seorang guru tidak
seperti kepala sekolah dan pengawas sekali hanya ketika seorang guru berada dalam
pun tidak mudah untuk mendapatkan data kelas saja, akan tetapi ketika berada
dan mengamati realitas keseharian ditengah lingkungan masyarakat, seorang
performance guru di hadapan siswa. Memang guru juga masih harus menjaga sikap dan
program kunjungan kelas oleh kepala prilakunya. Oleh karena iitu artikel ini akan
sekolah atau pengawas, tidak mungkin membahas identitas dan makna guru
ditolak oleh guru. Akan tetapi tidak jarang sebagai komunikator pendidikan dari sudut
terjadi guru berusaha menampakkan kinerja pandang fenomenologi dan komunikasi
terbaiknya baik pada aspek perencanaan pendidikan. Atas pertimbangan bahwa
maupun pelaksanaan pembelajaran hanya masyarakat luas dan para pakar hanya bisa
pada saat dikunjungi. Selanjutnya ia akan menciptakan konsep tentang guru
kembali bekerja seperti sedia kala, kadang professional di lembaga pendidikan tanpa
tanpa persiapan yang matang serta tanpa memperhatikan persolan-persoalan yang
semangat dan antusiasme yang tinggi. dihadapi seorang guru ketika berada diluar
Guru di mata masyarakat dan siswa sekolah dan ditengah masyarakat.
merupakan panutan yang perlu dicontoh Bagaimana guru membangun konsep diri,
dan merupakan suri tauladan dalam identitas diri, identitas social yang berujung
kehidupannya sehari-hari. Guru perlu pada tindakan sosialnya. Bagaimana guru
memiliki kemampuan sosial dengan memberi makna atas profesinya, dan
masyakat, dalam rangka pelaksanaan proses profesionalisme atau kompetensi sebagai
pembelajaran yang efektif. Dengan bagian untuk membangun kredibilitasnya
dimilikinya kemampuan tersebut, otomatis sebagai komunikator pendidikan.
hubungan sekolah dengan masyarakat akan
berjalan dengan lancar, sehingga jika ada
keperluan dengan orang tua siswa, para Identitas Diri Guru Profesional:
guru tidak akan mendapat kesulitan. Antara Konsep Profesionalisme
Guru merupakan unsur manusiawi dan Konsep Diri Guru
yang sangat menentukan keberhasilan
pendidikan (Imron, 1995). Lebih-lebih guru
yang unggul (the excellent teacher) merupakan Konsep Guru Profesional
critical resource in any excellent teaching
learning acivities. A school system is only as Bafadal (2004) mengemukakan guru
good as the people make it. Oleh karena itu, yang profesional adalah guru yang mampu
dalam membangun pembelajaran mengelola dirinya sendiri dalam
berkulaitas di sekolah, guru profesional melaksanakan tugasnya sehari-hari.
mutlak diperlukan. Bila kita disuruh Menjadikan guru profesional merupakan
memilih satu di antara dua pilihan, sarana suatu proses yang bergerak dari
yang lengkap atau guru yang profesional, ketidaktahuan menjadi tahu, dari

3
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

ketidakmatangan menjadi matang, dan dari pula waktu yang disediakan untuk
diarahkan orang lain menjadi mengarahkan meningkatkan pendidikan sangat banyak.
diri sendiri. Peningkatan mutu pendidikan Tingkat abstraksi adalah tingkat
berbasis sekolah di era global kemampuan guru dalam mengelola tugas
mempersyaratkan adanya guru yang pembelajaran, mengklarifikasi masalah-
memiliki pengetahuan luas, kematangan, masalah dalam tugas pembelajaran,
keimanan dan ketaqwaan, dan mampu menentukan alternatif pemecahannya, dan
menggerakkan dirinya sendiri dalam rangka berupaya untuk mengikuti perkembangan
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sesuai dengan tuntutan jaman.
dengan selalu mengikuti perkembangan Menurut UU No. 14 Tahun 2005
ilmu dan teknologi khususnya teknologi Tentang Guru dan Dosen, guru di
informasi yang ada. Lebih lanjut, Indonesia adalah guru yang profesional
dikemukakan guru akan bekerja secara melakukan pekerjaan khusus yang
profesional bilamana guru tersebut memiliki dilaksanakan berdasarkan tujuh hal, yaitu
kemampuan (ability) dan motivasi (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa,
(motivation) yang tidak terpisahkan. dan idealisme, (2) memiliki komitmen untuk
Maksudnya adalah seorang guru akan meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
bekerja secara profesional bila mana ketaqwaan, dan akhlak mulia, (3) memiliki
memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kualifikasi akademik, profesi, dan latar
kesungguhan hati untuk mengerjakan tugas- belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugasnya dengan sebaik-baiknya. tugas, (4) memiliki kompetensi yang
Sebaliknya, seorang guru tidak akan bekerja diperlukan sesuai dengan bidang tugas, (5)
secara profesional bila hanya memenuhi memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan
salah satu dari dua persyaratan di atas. Jadi, tugas keprofesionalan, (6) memperoleh
betapapun tingginya kemampuan seseorang penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
ia tidak akan bekerja secara profesional bila prestasi kerja sehingga guru menjadi bangga
tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi. akan profesi yang digelutinya, dan (7)
Sebaliknya, betapapun tingginya motivasi memiliki kesempatan untuk
seseorang ia tidak akan sempurna dalam mengembangkan keprofesionalan secara
menyelesaikan tugas-tugas bilamana tidak berkelanjutan dengan belajar sepanjang
didukung oleh kemampuan. hayat (long life learning).
Sesuai dengan pemikiran di atas, Terkait dengan kompetensi, guru
seorang guru dapat dikatakan profesional diharapkan memiliki 4 kompetensi yaitu:
bila memiliki kemampuan tinggi (high level of kompetensi pedagogik, keperibadian,
abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level profesional, dan sosial (UU No. 20/2003; PP
of commitment). Komitmen lebih luas No. 19/2005).
daripada concern sebab komitmen itu
mencakup waktu dan usaha. Tingkat
komitmen guru terbentang dari yang paling Kompetensi Pedagogik
rendah menuju yang paling tinggi. Guru
yang memiliki komitmen rendah biasanya Guru memiliki kemampuan
kurang perhatian pada siswa, demikian pula memahami karakteristik peserta didik yang
waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk diwujudkan dalam kemampuan
meningkatkan mutu pembelajaran pun mengidentifikasi perkembangan peserta
sangat sedikit. Sebaliknya, seorang guru didik (kognitif, humanistik, dan spiritual),
yang memiliki komitmen tinggi biasanya potensi khusus anak, ciri-ciri kepribadian
perhatiannya pada siswa tinggi, demikian anak, dan gaya belajar anak. Pemahaman

4
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

akan berbagai dimensi perkembangan siswa menjalankan ajaran agamanya dengan baik
sebagai manusia yang utuh menjadikan dan tidak melakukan tindakan-tindakan
guru dapat menerapkan berbagai strategi yang bertentangan dengan ajaran agama
pembelajaran dengan tidak semata-mata merupakan kepribadian yang perlu dimiliki
mengembangkan aspek intelektual, namun oleh guru. Ini penting dalam era global
juga memperhatikan dimensi lain untuk karena pada era ini nilai materialisme,
membantu siswa menjadi manusia yang konsumerisme, hedonisme, penggunaan
berkembang utuh dan bernilai sesuai kekerasan, narkoba yang merangsang
dengan potensinya. seseorang untuk berbuat jahat dan ini hanya
Guru yang prefesional adalah guru dapat diredam dengan peningkatan
yang mampu merancang dan menerapkan ketaqwaan dan penghayatan serta
pembelajaran sesuai dengan perkembangan pelaksanaan ajaran agama yang baik.
ilmu kependidikan. Oleh karena itu guru Guru menunjukkan rasa bangga
harus mengasai berbagai teori belajar, sebagai pendidik yang ditunjukkan oleh
pendekatan pembelajaran model maupun guru yang otonom dan profesional. Untuk
strategi-strategi pembelajaran, berbagai menjadi guru yang otonom dan profesional
metode pembelajaran, dan mampu diperlukan insentif yang memadai. Ini telah
merancang dan menerapkan authenthic diadaptasi melalui Undang-Undang Guru
assessmet (Arnyana, 2006: 67). dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005).
Penguasaan strategi pembelajaran
menjadi bagian penting bagi guru terutama
strategi pembelajaran yang menekankan Kompetensi Profesional
siswa aktif mencari pengetahuan secara
mandiri dengan mempertimbangkan Guru menguasai bahan ajar secara
kekhasan siswa dengan mempertimbangkan luas dan cukup mendalam tentang materi
pengetahuan awal. Oleh karena itu, guru yang menjadi bidangnya. Penguasaan bahan
juga memiliki bekal kemampuan untuk ajar bagi guru sangat penting dan tidak bisa
mengaktifkan orang lain. ditawar. Untuk dapat menguasai bahan
dengan baik, guru harus memiliki kebiasaan
menelusuri pustaka dan sumber belajar lain
Kompetensi Kepribadian (internet) secara mandiri.

Guru yang memiliki kepribadian yang


baik adalah guru yang memiliki kepribadian Kompetensi Sosial
yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
bijaksana, berwibawa, dan berakhlak mulia Guru yang memiliki kompetensi
sehingga menjadi panutan di masyarakat sosial adalah guru yang memiliki
khususnya masyarakat sekolah. Guru kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
memiliki kepribadian mantap, yang secara efektif dengan peserta didik, teman
ditunjukkan dengan kecenderungan sejawat, dan masyarakat, sehingga dapat
bersikap dan bertindak sesuai dengan norma diterima oleh kelompok masyarakat mana
hukum yang ada, menaati tata tertib serta pun di dalam lingkungannya.
memiliki komitmen terhadap tugas dan Untuk melakukan komunikasi yang
menunjukkan disiplin dalam menjalankan efektif, diperlukan kemampuan berbahasa
tugas. yang baik, tidak saja bahasa Indonesia, juga
Keimanan dan ketaqwaan terhadap bahasa dunia, khususnya bahasa Inggris.
Tuhan Yang Maha Esa dan dalam Kemampuan berbahasa Inggris merupakan

5
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

kemampuan berbahasa yang mutlak keyakinan, nilai, perasaan, penilaian-


diperlukan di era global karena semakin penilaian mengenai diri mempengaruhi
“menyempitnya” dunia yang didukung oleh perilaku adalah sebuah prinsip penting
teknologi informasi dan transportasi yang dalam interaksi simbolik. Mead berpendapat
sangat canggih memungkinkan terjadinya karena manusia memiliki diri, mereka
interaksi antarbangsa di dunia. Di samping memiliki mekanisme untuk berinteraksi
itu, sumber belajar yang tersedia lebih dengan dirinya sendiri. Mekanisme ini di
banyak dalam bahasa Inggris. Untuk itu, gunakan untuk menuntun perilaku dan
diperlukan kemampuan berbahasa Inggris sikap. Diri menurut Mead bukan sebagai
yang baik. struktur tetapi merupakan proses. Memiliki
Di samping kompetensi yang harus diri memaksa orang lain untuk
dikuasai seperti di atas, guru biologi di mengkonstruksi tindakan dan responnya,
Indonesia juga memahami dan menerapkan dari pada sekedar mengekspresikannya.
kode etik guru yang dapat mendukung Konsep tentang diri yang diterapkan
pelaksanaan tugasnya. Adapun kode etik bagi individu mesti dipahami dalam
guru di Indonesia adalah: (1) guru kerangka kualitas kehadiran individu dalam
membimbing anak didik seutuhnya lembaga pendidikan. Relasi diri individu
sehingga menjadi manusia Indonesia yang dengan lingkungannya tidak sekedar
ber-Pancasila; (2) guru memiliki kejujuran bersifat kausal, yang melulu bersifat sebab
profesional dalam menerapkan kurikulum akibat, yang dipahami secara teknis.
yang berlaku; (3) guru selalu mencari Individu harus dipahami dalam kualitas
informasi tentang anak didik, namun tidak kehadirannya dalam relasinya dengan orang
menyalahgunakannya; (4) guru menciptakan lain dan dunianya. Tradisi pemikiran
kehidupan sekolah yang harmonis dan pendidikan Barat, secara historis memang
menjalin hubungan baik dengan orang tua banyak memberikan perhatian pada
murid; (5) guru menjalin hubungan baik pemahaman dan pengertian tentang diri.
dengan masyarakat; (6) guru secara mandiri Ada usaha untuk memahami tentang konsep
dan/atau secara bersama-sama diri secara lebih dapat terpahami-nalar
meningkatkan mutu profesinya; (7) guru (intelligible). Menjernihkan konsep tentang
menjaga hubungan antar sesama guru; (8) diri dapat membantu kita mendesain proses
guru meningkatkan mutu organisasi profesi; pembelajaran di sekolah bagi pembentukan
dan (9) guru menjalankan segala kebijakan individu secara sehat dan autentik, serta
pemerintah dalam bidang pendidikan. mengajak kita waspada agar tidak terjebak
dalam arus pengembangan lembaga
pendidikan yang patologis bagi
Konsep Identitas Diri Guru Sebagai Individu pertumbuhan individu.
Proses transformasi-diri individu
Identitas diri seseorang tidak bisa tidak akan terjadi dengan mudah dalam
dipisaahkan dari identitas sosialnya, sebuah struktur dan sistem pendidikan yang
identitas guru merupakan identitas diri dan tidak bersahabat bagi pertumbuhan dan
identitas social. Artinya status guru ini akan kebebasan individu. Padahal, tugas utama
terus melekat pada seseorang yang memiliki pendidik adalah memberikan ruang bagi
profesi guru sehingga dalam kehidupan kebebasan, bukan malah membatasi, atau
social pun seorang guru senantiasa menjaga malah memperbodoh individu, melainkan
sikap, prilaku dan tindakan sosialnya. menumbuhkan, mencerdaskan, dan
Konsep diri memberikan motif membantu anak didik untuk berubah dan
penting dalam perilaku, pemikiran bahwa bertumbuh sebagai pribadi (person). Selain

6
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

itu, lembaga pendidikan juga mesti Schutz menggabungkan antara fenomena


menyediakan ruang bagi pertumbuhan transendental dari konsepnya Husserl dan
individu agar bertumbuh sehingga mampu konsep verstehennya Weber, karena dunia
bernegosiasi dengan pengalaman baru yang sosial keseharian senantiasa merupakan
ditawarkan oleh sekolah. suatu intersubjektif dan pengalaman penuh
Dalam gagasan tentang pembelajaran dengan makna (Ferguson, 2001: 244).
dan pengajaran. Pendekatan fenomenologis Dengan demikian fenomena yang
melihat bahwa ada kaitan antara siswa ditampakkan oleh individu merupakan
dengan guru dan siswa dengan materi yang refleksi dari pengalaman transendental dan
dipelajari. Relasi antara guru dan murid, pemahaman tentang makna atau verstehen
dalam proses pembelajaran terarah pada (Ferguson, 2001: 244).
penyingkapan tentang kebenaran Dunia keseharian guru merupakan
keberadaan manusia. Belajar tidak lain fenomena tersendiri. Guru sebagai
adalah belajar berpikir. Dan objek pemikiran komunikator pendidikan memiliki peran
ini adalah keberadaan eksistensial individu, yang signifikan dalam proses belajar
yang hidup dalam ruang dan waktu, dan mengajar baik disekolah mauapun diluar
bagaimana ia menegaskan identitasnya sekolah. Kemudian Guru sebagai makhluk
terhadap berbagai macam penampakan akan sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa
hal-hal hal yang terpapar dihadapannya terlepas dari kehidupan sosial masyarakat
sebagaimana adanya. Tugas lembaga dan lingkungannya. Seperti pengalaman
pendidikan, termasuk di dalamnya adalah sosial-kesadaran akan diri guru yang
guru, adalah untuk mengajak individu berinteraksi dengan orang lain atau intensi
untuk menjadi insan pembelajar. Menjadi kehidupan sosial. Secara epistimologis,
insan pembelajar pada hakekatnya adalah Menurut Husserl, fenomenologi
menjadi insan yang berpikir. Yang menjadi menggunakan intuisi sebagai sarana untuk
objek pemikiran yang tidak lain adalah mencapai kebenaran. Beberapa kata kunci
keber-ada-an manusia itu sendiri. dari Husserl adalah:
Membentuk diri menjadi mahluk pembelajar 1. Fenomena adalah realitas esensi atau
yang berpikir, yang terbuka terhadap dalam fenomena tercakup pula nomena.
perjumpaan dengan keberadaan lain di 2. Pengamatan adalah aktivitas spiritual
dunia. Melalui metafora jalan, Heidegger atau rohani
mengajak kita untuk memahami keber-ada- 3. Kesadaran adalah sesuatu yang
an kita sebagai sebuah jalan ke depan, jalan intensional (terbuka dan terarah pada
pemahaman diri dan dunia secara terus objek)
menerus, sampai manusia menemukan 4. Substansi adalah kongret yang
kebenaran sejati atas hakekat keberadaannya menggambarkan isi dan struktur
sebagai manusia. kenyataan dan sekaligus bisa terjangkau
(Campbell, 1994: 232).
Guru sebagai Manusia merupakan
Makna Guru Profesional mahluk yang melakukan komunikasi,
Tinjauan Fenomenologis interaksi, partisipasi dan penyebab yang
bertujuan. Kekhususan guru sebagai
Secara teoritis konstruksi realitas manusia terletak pada intensionalitas
secara sosial yang banyak mengangkat psikisnya yang ia sadari, yang dikaitkan
kaitan antara bahasa dan kebudayaan dengan dunia arti dan makna. Dunia makna
merupakan turunan dari teori fenomenologi. manusia dapat diketahui dengan
Pandangan yang disempurnakan oleh fenomenologi.

7
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

Menurut Schutz, manusia adalah Pendekatan ini banyak penjelasan


mahluk sosial, akibatnya kesadaran akan pada taraf metasosiologis, sebagai upaya
kehidupan sehari-hari adalah sebuah pemahaman pikiran manusia terhadap
kesadaran sosial. Dunia individu merupakan fenomena yang muncul dalam
sebuah dunia intersubjektif dengn makna kesadarannya. Serta untuk memahami
beragam dan rasa ketermasukan dalam fenomena yang dialaminya oleh manusia
kelompok. Kita dituntut untuk saling dan sebagai entitas yang ada di dunia.
memahami satu sama lain dan bertindak Sehingga fenomenologi tidak berusaha
dalam kenyataan yang sama. Jumlah untuk mencari pendapat benar dan salah.
hubungan sosial membentuk totalitas Tetapi untuk mereduksi kesadaran manusia
masyarakat. Menurut Weber dalam dalam memahami fenomena yang tampak
memahami sosia-budaya diperlukan metode dihadapannya.
verstehen yang mengarah pada tindakan Dunia sosial keseharian tempat
bermotif dan tujuan yang hendak dicapai manusia hidup senantiasa merupakan suatu
atau in order to motive (Water, 1994: 34-35). yang intersubjektif dan syarat dengan
Dengan begitu tindakan individu adalah makna. Dengan demikian, fenomena yang
suatu tindakan subjektif yang merujuk pada dipahami oleh manusia adalah refleksi dari
suatu motif tujuan (in order to motive) yang pengalaman transendental dan pemahaman
sebelumnya mengalami proses intersubjektif tentang makna. Kemampuan sosial meliputi
yang berupa hubungan interaksi face to face kemampuan guru dalam berkomunikasi,
antar person yang bersifat unik tindakan bekerja sama, bergaul simpatik, dan
rasional semacam ini adalah suatu tindakan mempunyai jiwa yang menyenangkan.
yang bertujuan atas dasar rasional nilai Kriteria kinerja guru yang harus
yang berlaku dan bersifat faktual, yaitu dilakukan adalah:
tindakan yang terkait dengan kemampuan 1. Bertindak objektif serta tidak
intelektual dan emosi, serta berdasar atas diskriminatif karena pertimbangan jenis
pemahaman makna subjektif dari aktor itu ke-lamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
sendiri (Collin, 1997: 113). belakang keluarga, dan status sosial
Manusia adalah pelaku yang memiliki ekonomi.
diri sendiri. Manusia adalah objek bagi 2. Berkomunikasi secara efektif, empatik,
dirinya sendiri. Pandangan ini dan santun dengan sesama pendi-dik,
mengandaikan manusia dalam sebuah tenaga kependidikan, orang tua, dan
mekanisme interaksi dengan dirinya sendiri masyarakat.
untuk menghadapi dunia luar. Mekanisme 3. Beradaptasi di tempat bertugas di
interaksi tersebut di gunakan dalam seluruh wilayah Republik Indonesia
membentuk dan menuntun tindakannya. yang memiliki keragaman sosial budaya.
Manusia bertindak atas dunianya dan 4. Berkomunikasi dengan komunitas
tindakannya (Sukidin, 2002: 144). profesi sendiri dan profesi lain secara
Sedangkan Fenomenologi adalah lisan dan tulisan atau bentuk lain.
pendekatan yang beranggapan bahwa Guru merupakan tokoh dan tipe
fenomena bukanlah realitas yang berdiri makhluk yang diberi tugas dan
sendiri. Fenomena yang tampak merupakan tanggungjawab, membina dan membimbing
objek yang penuh dengan makna masyarakat ke arah norma yang berlaku.
trasendental. Untuk mendapatkan nilai Untuk itu maka guru perlu memiliki
kebenaran sesungguhnya, maka harus kemampuan sosial dengan masyarakat
menerobos melalui fenomena yang tampak dalam rangka menyelenggarakan proses
itu. (Sukidin dalam Engkus, 2008: 21). belajar mengajar yang efektif. Karena

8
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

dengan kemampuan sosial yang dimiliki pengaruhnya, sumber-sumber manusia


guru tersebut, secara otomatis hubungan dapat berubah nasibnya.(Kusnandar,
sekolah dengan masyarakat akan berjalan 2007:61-64)
beriringan dengan lancar. Sehingga bila ada Sebagai pengajar guru harus
permasalahan antara sekolah dan memahami hakikat dan arti mengajar dan
masyarakat (orang tua atau wali) tidak mengetahui teori-teori mengajar serta dapat
merasa kesulitan dalam mencari jalan melaksanakan. Dengan mengetahui dan
penyelesaiannya. mendalaminya ia akan lebih berhati-hati
Pada dasarnya tugas guru yang paling dalam menjalankan tugasnya dan dapat
utama adalah mengajar dan mendidik. memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
Sebagai pengajar ia merupakan medium telah dilakukannya. Dalam pelaksanaan
atau perantara aktif antara siswa dan ilmu tugas ini, guru atau pendidik dituntut untuk
pengetahuan, sedang sebagai pendidik ia mempunyai seperangkat prinsip kegunaan
merupakan medium aktif antara siswa dan sebagai berikut:
kehidupan masyarakat dengan segala 1. Kegairahan dan kesediaan untuk
seginya, dan dalam mengembangkan menuntuk mengajar seperti
pribadi siswa serta mendekatkan mereka memperhatikan kesediaan, kemampuan,
dengan pengaruh-pengaruh dari luar yang pertumbuhan dan perbedaan anak didik.
baik dan menjauhkan mereka dari 2. Membangkitkan gairah anak didik.
pengaruh-pengaruh yang buruk. 3. Menumbuhkan bakat dan sikap anak
Departeman Pendidikan Amerika didik yang baik.
Serikat menggambarkan bahwa guru yang 4. Mengatur proses belajar mengajar yang
baik adalah dengan ciri-ciri sebagai berikut: baik.
1. Guru yang baik adalah guru yang 5. Memperhatikan perubahan-perubahan
waspada secara profesional. Ia terus kecenderungan yang mempengaruhi
berusaha untuk menjadikan masyarakat proses mengajar.
sekolah menjadi tempat yang paling baik 6. Adanya hubungan manusiawi dalam
bagi anak-anak muda. proses belajar mengajar (Minarji, 2008:
2. Mereka yakin akan manfaat 64).
pekerjaannya. Mereka terus berusaha
memperbaiki dan meningkatkan mutu Dengan demikian seorang guru wajib
pekerjaannya. memiliki segala sesuatu yang erat
3. Mereka tidak lekas tersinggung oleh hubungannya dengan bidang tugasnya,
larangan-larangan dalam hubungannya yaitu pengetahuan, sifat-sifat kepribadian,
dengan kebebasan pribadi yang serta kesehatan jasmani dan rohani. Hal ini
dikemukakan oleh beberapa orang untuk diperlukan untuk mendukung tercapainya
menggambarkan profesi keguruan, tujuan pembelajaran, karena guru adalah
mereka secara psikologis lebih matang adalah salah satu faktor terpenting di dalam
sehingga rangsangan-rangsangan meningkatkan kualitas mutu pembelajaran
terhadap dirinya dapat ditaksir. yang pada akhirnya akan tercapai
4. Mereka memiliki seni dalam hubungan- pendidikan yang bermutu bagi seluruh
hubungan manusiawi yang diperolehnya rakyat Indonesia.
dari pengamatannya tentang bekerjanya Keprofesian guru merupakan
psikologi, biologi dan antropologi fenomena social yang sangat menarik,
cultural dalam kelas. realitas bahwa guru harus memiliki berbagai
5. Mereka berkeinginan untuk terus kompetensi yang menjadi strandar atau
tumbuh. Mereka sadar bahwa di bawah ukuran keprofesionalannya. Juga ditunjang

9
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

oleh kehidupan social guru diluar kegiatan karena tuntutannya tidak bisa relasi guru
belajar mengajar. Sehingga pemaknaan yang mengajar dan murid diajar, guru
dilakukan oleh guru mengenai profesinya memberikan nilai dan murid diberi nilai dan
cenderung beragam. seterusnya.
Adapun pemaknaan tersebut Hubungan guru dan murid bukan
munurut Berger dan Luckmann merupakan pola hubungan patron-client. Relasi antara
hasil dari proses internaslisasi dalam diri guru danmurid lebih jauh dari itu semua,
atas pengalaman sendiri sebagai seorang seorang guru dengan naluri pendidiknya
guru. Pengalaman kerja yang cukup panjang perlu mengenal semua muridnya secara
akan menjadikan guru mengalami proses personal. Mengapa Fulan selalu berbuat
dialektika antar diri dengan socio cultural- keonaran, mendapat nilai tidak baik dalam
nya dalam proses ekternalisasi dengan pelajaran matematika dan seterusnya
kenyataan profesi guru sebagaimana yang termasuk memahami dan memotivasi siswa
dinyatakan oleh Berger dan Luckman dalam yang selalu menjadi murid manis
teori Konstruksi social atas kenyataan. danmemiliki perstasi akademik yang baik di
Sehingga pemaknaan profesi guru sekolah.
cukup beragam yakni: Maka dari itu benar bahwa guru perlu
1. Guru sebagai the inspiring man. diberi pemahaman psikologi positif yaitu
2. guru sebagai profesi social (pengabdian) mazhab dalam ilmu kejiwaan yang selama
dan cadangan. ini terabaikan. Seperti psikoanalisa,
3. guru sebagai media tranformasi behaviorisme, kognitif dan humanistic.
peradaban. Psikologi positif berkembang menjadi
4. Menjadi manusia yang berarti sorotan dalam sepuluh tahun terakhir ini
Guru sebagai inspiring man memiliki yang menberikan ruang lapang bagi potensi
pemahaman yang luas dan mendalam, baik setiap individu untuk berkembang
ucapan guru adalah sumber pengayaan secara leluasa (Rahmat, 2000: 167).
wawasan dan pengetahuan bagi murid- Adapun tiga poin dari psikologi
muridnya. Sikap dan prilaku guru positif menurut Martin E.P. adalah:
merupakan teladan , bagi yang bertahan dan 1. Memusatkan perhatian pada kelebihan
berkembanya peradaban manusia hari ini dan kekuatan manusia
dan esok. Seorang guru dengan ketelatennya 2. Berusaha memperbaiki apa yang rusak
memberikan keluasan ilmu dan dalam diri manusia
pengetahuan yang bisa dijangkau siswa 3. Mencoba untuk membangun hidup
dimasa yang akan dating. Ia pun membuka manusia diatas apa yang terbaik dalam
cakrawala kehidupan secara adil dirinya.
berdasarkan fakta dan keyakinanya. Pemahaman inilah yang perlu diingat
Sehingga seorang guru tentulah perlu guru dalam mendorong siswa untuk meraih
memiliki bekal yang cukup berupa masa depan yang lebih baik. Karena tidak
pengetahuan, ilmu, pemahaman mengenai jarang realitas guru yang hanya sekedar
hidup dan kehidupan serta nilai-nilai memenuhi daftar kehadirannya sendiri
spiritual yang memadai agar mampu tanpa memahami tugas pokoknya sebagai
berperan sebagai inspiring man. Bahkan guru. Misalnya berbagai persoalan pribadi
ketika guru menjadi the inspiring man, maka yang dihadapi guru terkadang membawa
akan muncul banyak siswa yang tergerak perubahan psikologis pada prilaku guru itu
hatinya untuk melanjutkan perjuangan guru sendiri sehingga kehidupan social guru
menjadi jembatan kesinambungan next menjadi perbincangan ketika tidak sesuai
gerneration.teraksi dengan para siswa yang dengan statusnya sebagai pendidik bangsa.

10
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

Peran dan Identitas Guru Profesional & Kincaid, 1981: 55) yang dikutip oleh
Sebagai Komunikator Pendidikan Warsita (2008: 96).
Tindakan komunikasi dapat
dilakukan secara verbal yaitu dengan
Apa itu Komunikasi menggunakan kata-kata baik lisan dan atau
dan Komunikasi Pendidikan tulisan maupun secara nonverbal dalam
bentuk isyarat (gesture), sikap, tingkah laku,
Komunikasi adalah berbagi pesan gambar-gambar dan sebagainya.Tindakan
atau sikap yang menghasilkan kesepahaman komunikasi juga dapat dilakukan secara
antara pengirim dan penerima (Turney, langsung seperti berbicara tatap muka,
1992). Komunikasi juga merupakan proses berbicara melalui telepon dan lain-lain.
penyampaian pesan dari komunikator Komunikasi juga dapat dilakukan secara
terhadap komunikan. Adapun unsure-unsur tidak langsung dengan menggunakan media
dalam komunikasi terdiri dari komunikator, atau peralatan tertentu, seperti penyampaian
pesan, komunikan, media dan efek. Dengan informasi melalui surat, surat kabar,
tujuan komunikasi yang beranekaragam majalah, radio, TV, internet dan lain-lain.
yakni tujuan edukasi, hiburan, informative Salah satu tujuan komunikasi adalah
dan merubah sikap. mengubah sikap dan perilaku seseorang
Kata komunikasi berasal dari bahasa ataupun sekelompok orang sebagaimana
latin yaitu communicare yang berarti sama, yang dikehendaki komunikator, agar isi
Warsita (2008: 96). Sama disini maksudnya pesan yang disampaikan dapat dimengerti,
adalah sama dalam hal pengertian dan diyakini serta pada tahap selanjutnya.
pendapat antara komunikator dan Terdapat beberapa pendapat para ahli
komunikan. Jadi, ketika berkomunikasi tentang komunikasi, diantaranya adalah:
dengan orang lain, sebaiknya terlebih Menurut Carl I Hovland (Effendy, 1995:10)
dahulu menentukan suatu sasaran sebagai “Komunikasi adalah proses dimana seorang
dasar untuk memperoleh pengertian yang komunikator menyampaikan peransang
sama. Jika persamaan pengertian dan untuk merubah tingkah laku orang lain”.
pendapat telah dapat dicapai maka Menurut Edward Depari (Widjaja, 2000:13)
komunikasi akan berlangsung dengan lancer menyatakan bahwa, “Komunikasi adalah
dan baik. proses penyampaian gagasan, harapan, dan
Menurut Gurnitowati dan Maliki pesan yang disampaikan melalui lambang-
(2003) yang dikutip oleh Warsita (2008: 96) lambang tertentu, mengandung arti,
menyatakan: “Seseorang berkomunikasi dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan
dengan menggunakan kata-kata, dengan kepada penerima pesan dengan maksud
kualitas suaranya, dengan badannya, isyarat mencapai kebersamaan (commons”).
(gesture), dan raut muka (expression). Selain Kegiatan pembelajaran merupakan
itu, seseorang tidak pernah tidak proses transformasi pesan edukatif berupa
berkomunikasi. Dengan demikian, materi belajar dari sumber belajar kepada
komunikasi merupakan proses pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi
menyampaikan pesan dari seseorang kepada proses komunikasi untuk menyampaikan
orang lain sehingga diperoleh pengertian pesan dari pendidik kepada peserta didik
yang sama.” Oleh karena itu, komunikasi dengan tujuan agar pesan dapat diterima
adalah pertukaran informasi dari beberapa dengan baik dan berpengaruh terhadap
pihak yang menghasilkan pengertian, pemahaman serta perubahan tingkah laku.
kesepakatan, dan tindakan bersama (Rogers Hal ini diwujudkan sebagai upaya
meningkatkan sumber daya manusia yang

11
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

tidak dapat terlepas dari peningkatan dan surat kabar, yang memungkinkan
kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan pesan-pesan tersebut sampai kepada
yang dipengaruhi proses belajar dimana khalayak. Di lain pihak, saluran
sangat bergantung pada efektifitas proses antarmanusia lebih efektif dalam
komunikasi yang terjadi dalam mempengaruhi seorang individu untuk
pembelajaran tersebut. mengadopsi gagasan baru, terutama jika
Kualitas pembelajaran dipengaruhi saluran antarmanusia tersebut
oleh efektif tidaknya komunikasi yang menghubungkan dua atau lebih individu
terjadi di dalamnya.Komunikasi dikatakan yang berada pada tingkatan yang hamper
efektif apabila komunikasi yang terjadi sama. Saluran antarmanusia melibatkan
menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu pertukaran secara tatap muka antara dua
dengan munculnya feedback dari pihak atau lebih individu.
penerima pesan. Komunikasi efektif dalam Prinsip dasar dari komunikasi
pembelajaran merupakan proses manusia adalah bahwa transfer ide-ide
transformasi pesan berupa ilmu antara individu mempunyai sifat sama
pengetahuan dan teknologi dari pendidik (homophilous). Homophili adalah tingkat
kepada peserta didik, dimana peserta didik dimana individu-individu yang berinteraksi
mampu memahami maksud pesan sesuai mempunyai ciri-ciri yang sama, seperti
dengan tujuan yang telah ditentukan, kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan
sehingga menambah wawasan ilmu kesenangan lainnya. Sebaliknya heteropili
pengetahuan dan teknologi serta adalah derajat sampai di mana pasangan
menimbulkan perubahan tingkah laku yang berinteraksi itu memiliki sifat yang
menjadi lebih baik. tidak sama. Meskipun demikian, terdapat
Dalam mewujudkan komunikasi kecenderungan yang kuat untuk memilih
pendidikan yang efektif dalam seseorang yang paling mirip dengan dirinya
pembelajaran, guru dituntut untuk berperan atau disebut homopili. Misalnya, sifat
dan bertanggungjawab sehingga pengajar individu yang sama, tinggal atau bekerja
dituntut memiliki kemampuan berdekatan, dan tertarik oleh kesenangan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan yang sama. Keadaan fisik dan sosial yang
proses pembelajaran yang efektif. Pendidik dekat ini membuat komunikasi homopili
perlu menyadari akan hal ini, yaitu bahwa di lebih memungkinkan terjadinya difusi.
dalam melaksanakan kegiatan belajar dan Komunikasi akan lebih efektif jika individu
pembelajaran, sebenarnya dia sedang mempunyai homopili (Arifin, 2011:304).
melaksanakan kegiatan komunikasi. Oleh Komunikasi berlaku dalam
karena itu, guru perlu selalu memilih dan kehidupan sehari-hari yang mencakup
menggunakan kata-kata yang sesuai dengan segala bidang.Salah satunya adalah
pengalaman murid-muridnya, agar dapat pendidikan. Komunikasi pendidikan atau
dimengerti dengan baik oleh mereka, yang disebut humas pendidikan yaitu suatu
sehingga pesan pembelajaran yang proses yang lebih menekankan kepada
disampaikan dapat diterima dengan baik. hubungan sedangkan komunikasi lebih
Saluran komunikasi adalah alat untuk menekankan kepada bentuk hubungan
menyampaikan pesan dari individu kepada penyampaian informasi. Dalam hal ini dapat
individu yang lain, baik langsung, maupun diartikan sama sekedar untuk memudahkan
tidak langsung. Saluran media massa adalah pembatasan permasalahan.
semua alat yang digunakan untuk Komunikasi pendidikan merupakan
menyalurkan pesan-pesan yang melibatkan sebuah proses dan kegiatan komunikasi
suatu media massa, seperti radio, televisi, yang dirancang secara khusus untuk tujuan

12
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

meningkatkan nilai tambah bagi pihak dalam proses komunikasi dalam proses
sasaran, yang sebenarnya dalam banyak hal pembelajaran sebagai berikut:
adalah untuk meningkatkan literasi pada 1. Pesan, dalam proses pembelajaran
banyak bidang yang bernuansa teknologi, adalah guru
komunikasi, dan informasi. Komunikasi 2. Sumber pesan, dalam proses
pendidikan yang dimaksud adalah pembelajaran berupa materi
komunikasi yang sudah merambah atau pembelajaran
menyentuh dunia pendidikan dengan segala 3. Saluran atau media, alat bantu
aspeknya. pembelajaran
Komunikasi pendidikan akan 4. Penerima pesan, siswa (pembelajar)
menunjukan arah proses komunikasi sosial Dalam proses pembelajaran, pengajar
atas realitas pendidikan. Sebagaimana perlu mengetahui dasar komunikasi dan
dikatakan teoretis sosiologi pengetahuan keterampilan dasar mengajar. Ada delapan
Peter L. Berger dan Thomas Luckman dalam keterampilan dasar mengajar, yaitu :
Social Construction Of Reality. Realitas itu 1. keterampilan bertanya,
dikonstruksi oleh makna-makna yang 2. memberi penguatan,
dipertukarkan dalam tindakan dan interaksi 3. mengadakan variasi,
individu-induvidu. Secara sederhana 4. menjelaskan,
komunikasi dapat diartikan sebagai 5. membuka dan menutup pelajaran,
komunikasi yang terjadi dalam suasana 6. membimbing diskusi kelompok kecil,
pendidikan. Dengan demikian komunikasi 7. mengelola kelas,
pendidikan adalah proses perjalanan pesan 8. mengajar kelompok kecil dan individual.
atau informasi yang merambah bidang atau Dalam proses mengajar, perlu
peristiwa-peristiwa pendidikan. Di sini dilakukan pemberian tugas kepada siswa.
komunikasi tidak lagi bebas atau netra, Hal ini dilakukan sebab tugas dapat
tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk membuat proses belajar menjadi
tujuan-tujuan pendidikan, proses menyenangkan, efektif, dan efisien. Tugas
pembelajaran pada hakekatnya adalah dapat pula memberi kesempatan kepada
proses komunikasi, penyampaian pesan dari siswa untuk menerima informasi baru,
pengantar ke penerima. Komponen mengaplikasikan, menganalisis, bahkan
pendidikan adalah semua hal yang berkaitan mengevaluasi informasi tersebut. Manfaat
dengan jalanya proses pendidikan jika salah lain dari pemberian tugas adalah
satu komponen pendidikan tidak ada, maka menciptakan proses pembelajaran yang
proses pendidikan tidak akan bisah berpusat pada pembelajar. Ada tiga peran
dilaksanakan. yang dapat dilakukan pengajar dalam
Dalam pembelajaran, pesan atau rangka pemberian tugas:
informasi yang disampaikan dapat berupa 1. Pengajar sebagai perencana
pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, 2. Pengajar sebagai fasilitator
dan sebagainya. Melalui proses komunikasi, 3. Pengajar sebagai evaluator
agar tidak terjadi kesalahan dalam proses
penyampaian pesan, perlu digunakan sarana
yang dapat membantu proses komunikasi. Proses komunikasi yang dilakukan guru
Dalam pembelajaran di kelas, sarana/fasilitas sebagai komunikator pendidikan
yang digunakan untuk memperlancar proses
pembelajaran disebut dengan media Komunikasi tidak pernah terlepas
pembelajaran. Komponen yang terdapat dari sebuah proses, oleh karena itu apakah
pesan dapat tersampaikan atau tidak

13
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

tergantung dari proses komunikasi yang Komunikasi pada dasarnya


terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh merupakan suatu proses yang menjelaskan
Ruslan bahwa: “Proses komunikasi dapat siapa? mengatakan apa? dengan saluran
diartikan sebagai “transfer informasi” atau apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil
pesan-pesan (message) dari pengirim pesan apa? (who? says what? in which channel? to
sebagai komunikator dan kepada penerima whom? with what effect?) (Lasswell 1960).
pesan sebagai komunikan tersebut bertujuan Who? (siapa/sumber/komunikator) adalah
(feed back) untuk mencapai saling pengertian pelaku utama/pihak yang mempunyai
(mutual understanding) antara kedua belah kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang
pihak” (Ruslan, 2006:81). memulai suatu komunikasi, bisa seorang
Proses komunikasi terbagi menjadi individu,kelompok,organisasi,maupun
dua tahap yaitu: suatu negara sebagai komunikator. Says
1. Proses komunikasi secara primer What? (pesan),Apa yang akan disampaikan/
Yaitu proses penyampaian pikiran atau dikomunikasikan kepada penerima
perasaan seseorang kepada orang lain (komunikan), dari sumber (komunikator)
dengan menggunakan lambang (symbol) atau isi informasi. Merupakan seperangkat
sebagai media. Lambang sebagai media symbol verbal/non verbal yang mewakili
primer dalam proses komunikasi adalah perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan tadi. In Which Channel? (saluran/media)
sebagainya yang secara langsung dapat Wahana/alat untuk menyampaikan pesan
menerjemahkan pikiran dan atau dari komunikator (sumber) kepada
perasaan komunikator kepada komunikan (penerima) baik secara
komunikan. Media primer atau lambang langsung(tatap muka), maupun tidak
yang paling banyak digunakan dalam langsung (melalui media cetak/elektronik
komunikasi adalah bahasa. Hal ini jelas dll). To Whom? (untuk siapa/penerima),
karena bahasalah yang mampu Orang/kelompok/ organisasi/suatu negara
menerjemahkan pikiran seseorang yang menerima pesan dari sumber. With
kepada orang lain (apakah itu berbentuk What Effect?Dampak/efek yang terjadi pada
ide, informasi atau opini baik mengenai komunikan (penerima) setelah menerima
hal atau peristiwa yang terjadi pada saat pesan dari sumber, seperti perubahan sikap,
sekarang, melainkan pada waktu yang bertambahnya pengetahuan, dll.
lalu yang akan datang). Proses komunikasi antara guru
2. Proses komunikasi secara sekunder dengan muridnya. Guru sebagai
Adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator harus memiliki pesan yang
seseorang kepada orang lain dengan jelas yang akan disampaikan kepada murid
menggunakan alatatau sarana sebagai atau komunikan.Setelah itu guru juga harus
media kedua setelah memakai lambang menentukan saluran untuk berkomunikasi
sebagai media pertama. Seseorang baik secara langsung(tatap muka) atau tidak
komunikator menggunakan media langsung(media). Gur juga harus
kedua dalam melancarkan komunikasi menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai
karena komunikasi sebagai sasaranya dengan umur si komunikan,juga harus
berada ditempat yang relatif jauh dan menentukan tujuan komunikasi/maksud
komunikan yang banyak. Surat, dari pesan agar terjadi dampak/effect pada
telephon, surat kabar, majalah, radio, diri komunikan sesuai dengan yang
televisi, film, dan masih banyak lagi diinginkan.
media kedua yang sering digunakan Dalam kegiatan pembelajaran, tugas
dalam komunikasi. guru adalah membantu siswa mencapai

14
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

tujuannya, maksudnya guru lebih banyak dasar, indikator, media, dan dalam alokasi
berurusan dengan strategi daripada waktu yang sesuai dengan beban dan
memberi informasi. Tugas guru mengelola muatan materi. Guru sebagai komunikator
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama dituntut mempunyai keterampilan
untuk menemukan sesuatu yang baru bagi berkomunikasi yang baik agar proses
anggota kelas (siswa). pembelajaran berjalan dengan maksimal dan
Kegiatan belajar mengajar yang memberikan kesan yang baik kepada siswa.
melahirkan interaksi unsur-unsur Komunikasi materi pelajaran tidak
manusiawi adalah sebagai suatu proses terbatas di dalam kelas semata tetapi
dalam rangka mencapai tujuan dirancang untuk luar kelas, berupa tugas
pembelajaran. Guru dengan sadar berusaha yang terkontrol dan terukur, baik materi
mengatur lingkungan belajar agar bergairah teoritis dan praktis, sehingga materi
bagi anak didik. Dengan seperangkat teori pelajaran yang disajikan lebih komunikatif.
dan pengalaman yang dimiliki, guru Di dalam kelas guru menjelaskan, siswa
gunakan untuk bagaimana mempersiapkan bertanya, menyimak, sebaliknya guru
program pembelajaran dengan baik dan mendapatkan informasi dari para siswanya,
sistematis. Salah satu usaha yang tidak dan menjawab pertanyaan siswa serta
pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana mencari solusi bersama-sama, kedua belah
memahami kedudukan metode sebagai pihak (komunikator-komunikan) aktif, dan
salah satu komponen yang ikut ambil bagian peran yang lebih dominan terletak pada
bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. siswa atau siswa yang lebih aktif. Pada akhir
Kerangka berpikir yang demikian bukanlah dari penyajian materi, guru melakukan
suatu hal yang aneh, tapi nyata, dan evaluasi untuk mengukur kemampuan
memang betul-betul dipikirkan oleh seorang siswa terhadap materi yang telah
guru (Jamarah, 2006: 72). dikomunikasikan.
Judy C. Pearson dan Paul E. Guru merupakan sumber utama
Nelson mengemukakan bahwa dalam menentukan kesuksesan belajar
komunikasi mempunyai dua fungsi umum. siswa. Paham atau tidaknya siswa
Pertama, untuk kelangsungan hidup diri tergantung bagaimana guru menjelaskan.
sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, Menarik atau tidaknya pembelajaran juga
meningkatkan kesadaran pribadi. Kedua, tergantung guru dalam mendesain
untuk kelangsungan hidup masyarakat, pembelajaran dan mengkondisikan suasana.
tepatnya untuk memperbaiki hubungan Di dalam komunikasi pembelajaran, tatap
sosial dan mengembangkan keberadaan muka seorang guru mempunyai peran yang
suatu masyarakat (Mulyana, 2002: 41-42). sangat penting di dalam kelas yaitu peran
mengoptimalkan kegiatan belajar.
Ada tiga kredibilitas komunikator
Peran Guru Sebagai Komunikator Pendidikan yang harus dimiliki guru agar kegiatan
belajar dapat terlaksana dengan baik yaitu:
Dilihat dari peran guru di dalam 1. Kemampuan merencanakan kegiatan.
kelas, mereka berperan sebagai seorang 2. Kemampuan melaksanakan kegiatan.
komunikator, mengkomunikasikan materi 3. Kemampuan mengadakan komunikasi
pelajaran dalam bentuk verbal dan non- Ketiga kemampuan ini sama
verbal. Pesan dalam bentuk verbal tersebut pentingnya, karena setiap guru tidak hanya
dirancang untuk disajikan dalam beberapa mampu merencanakan sesuai rancangan,
kali pertemuan, dan diterapkan sesuai tetapi harus terampil melaksanakan kegiatan
dengan standar kompetensi, kompetensi

15
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

belajar dan terampil menciptakan iklim yang interaksi multi arah yaitu dari guru ke siswa,
komunikatif dalam kegiatan pembelajaran. dari siswa ke guru dan dari siswa ke siswa.
Adapun usaha guru dalam membantu Jadi semua kemampuan guru di atas
mengembangkan sikap positif pada siswa mengarah pada penciptaan iklim
misalnya dengan menekankan kelebihan- komunikatif yang merupakan wahana atau
kelebihan siswa bukan kelemahannya, sarana bagi tercapainya tujuan pembelajaran
menghindari kecenderungan untuk yang optimal.
membandingkan siswa dengan siswa lain Proses belajar mengajar yang
dan pemberian insentif yang tepat atas dilakukan oleh guru merupakan proses
keberhasilan yang diraih siswa. Kemampuan komunikasi dan interaksi antara siswa
guru untuk bersikap luwes dan terbuka sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai
dalam kegiatan pembelajaran bisa dengan pihak yang mengajar. Proses itu sendiri
menunjukkan sikap terbuka terhadap merupakan mata rantai yang
pendapat siswa dan orang lain, sikap menghubungkan antara guru dan siswa
responsif, simpatik, menunjukkan sikap sehingga terbina komunikasi yang memiliki
ramah, penuh pengertian dan sabar. Dengan tujuan yaitu tujuan pembelajaran. Tujuan
terjalinnya keterbukaan, masing-masing pembelajaran sendiri telah termaktub dalam
pihak merasa bebas bertindak, saling kurikulum.
menjaga kejujuran dan saling berguna bagi Guru wajib menciptakan suasana
pihak lain sehingga merasakan adanya kelas yang interaktif dimana siswa dapat
wahana tempat bertemunya kebutuhan secara aktif berpartisipasi dalam proses
mereka untuk dipenuhi secara bersama- belajar mengajar. Dengan tidak lagi menjadi
sama. satu-satunya sumber informasi, guru harus
Kemampuan guru untuk tampil mampu menjadi media dalam memfasilitasi
secara bergairah dan bersungguh-sungguh siswa untuk mampu secara aktif
berkaitan dengan penyampaian materi di berkomunikasi dalam upaya memperoleh
kelas yang menampilkan kesan tentang informasi. Sementara sebelumnya hampir
penguasaan materi yang menyenangkan. sebagian besar guru menjalankan proses
Karena sesuatu yang energik, antusias, dan komunikasi satu arah di dalam kelas.
bersemangat memiliki relevansi dengan Pada dasarnya komunikasi dilakukan
hasil belajar. Perilaku guru yang seperti itu oleh seluruh manusia di dunia dengan
dalam proses belajar mengajar akan menjadi berbagai profesi yang ada. Hanya saja model
dinamis, mempertinggi komunikasi antar komunikasi yang dilakukan akan berbeda
guru dengan siswa, menarik perhatian siswa antara satu manusia dengan manusia yang
dan menolong penerimaan materi pelajaran. lain dan dari profesi yang satu ke profesi
Kemampuan guru untuk mengelola yang lain. Semuanya tergantung pada tujuan
interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan mekanisme serta prosedur dari profesi
berhubungan dengan komunikasi antara yang ada. Profesi guru adalah satu dari
siswa, usaha guru dalam menangani kategori profesi yang menjadikan
kesulitan siswa dan siswa yang mengganggu komunikasi sebagai cara utama dalam
serta mempertahankan tingkah laku siswa mencapai target keberhasilannya.
yang baik. Agar semua siswa dapat Dalam konteks guru, di dalam kelas,
berpartisipasi dan berinteraksi secara proses berbagi pesan dan sikap ini
optimal, guru mengelola interaksi tidak melibatkan adanya perpindahan informasi
hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa secara terus menerus dimana didalamnya
atau dua arah dari guru ke siswa dan terlibat sejumlah orang yang menerima dan
sebaliknya, melainkan diupayakan adanya mengirim pesan (Marsh, 2000). Dalam

16
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

menjalani peranan atau profesinya, guru 3. Siswa mempunyai kesempatan untuk


memang diharuskan untuk lebih banyak memanfaatkan secara penuh
berkomunikasi dengan banyak orang dalam pengetahuan dan keterampilannya
satu ruangan. Proses ini terjadi secara rutin dalam waktu yang cukup.
dan selain itu guru juga harus menghadapi 4. Pembelajaran dapat mempertimbangkan
berbagai macam karakter dan latar belakang dan disesuaikan dengan pengalaman-
siswa. Selain dengan siswa, guru masih pengalaman sebelumnya dan daya pikir
harus mampu berkomunikasi dengan pihak- siswa.
pihak lain yang terlibat dalam kegiatan rutin 5. Terbina saling pengertian, baik antara
di sekolah, seperti orang tua murid, guru dengan siswa maupun siswa
pemerintah, pegawai administrasi sekolah, dengan siswa
pegawai kebersihan sekolah, Kepala Di samping itu, guru seyogyanya
Sekolah, dan bahkan sesama rekan guru. dapat memperhatikan karakteristik-
Berikut adalah gambaran lingkaran karakteristik siswa yang akan menentukan
komunikasi yang terjadi di lingkungan keberhasilan belajar siswa, diantaranya:
sekolah. 1. Setiap siswa memiliki pengalaman dan
Guru sebagai fasilitator memiliki potensi belajar yang berbeda-beda.
peran memfasilitasi siswa-siswa untuk 2. Setiap siswa memiliki tendensi untuk
belajar secara maksimal dengan menentukan kehidupannnya sendiri.
mempergunakan berbagai strategi, metode, 3. Siswa lebih memberikan perhatian pada
media, dan sumber belajar. Dalam proses hal-hal menarik bagi dia dan menjadi
pembelajaran siswa sebagai titik sentral, kebutuhannnya.
siswa yang lebih aktif, mencari dan 4. Apabila diminta menilai kemampuan
memecah permasalahan belajar, dan guru diri sendiri, biasanya cenderung akan
membantu kesulitan siswa yang mendapat menilai lebih rendah dari kemampuan
kendala, kesulitan dalam memahami, dan sebenarnya.
memecah permasalahan. Guru Sebagai 5. Siswa lebih menyenangi hal-hal yang
Fasilitator hendaknya dapat menyediakan bersifat kongkrit dan praktis.
fasilitas yang memungkinkan kemudahan 6. Siswa lebih suka menerima saran-saran
kegitan belajar anak didik, menciptakan daripada diceramahi.
lingkungan belajar yang menyenangkan. 7. Siswa lebih menyukai pemberian
Dalam hal ini murid tidak dipandang penghargaan (reward) dari pada
sebagai objek pembelajaran, tetapi ia adalah hukuman (puni shment).
subjek pembelajaran itu sendiri, dan bahkan Hal yang perlu diperhatikan guru
guru harus siap terbuka untuk mengalami untuk dapat menjadi seorang fasilitator yang
pembelajaran bersama. sukses yaitu:
Agar guru dapat menjalankan 1. Mendengarkan dan tidak mendominasi.
perannya sebagai fasilitator, guru dapat Karena siswa merupakan pelaku utama
memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dalam pembelajaran, maka sebagai
dikembangkan dalam pendidikan fasilitator guru harus memberi
kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar kesempatan agar siswa dapat aktif.
dengan baik apabila: Upaya pengalihan peran dari fasilitator
1. Siswa secara penuh dapat mengambil kepada siswa bisa dilakukan sedikit
bagian dalam setiap aktivitas demi sedikit.
pembelajaran. 2. Bersikap sabar. Aspek utama
2. Apa yang dipelajari bermanfaat dan pembelajaran adalah proses belajar yang
praktis. dilakukan oleh siswa itu sendiri. Jika

17
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

guru kurang sabar melihat proses yang pendapat, untuk mencari kesepakatan
kurang lancar lalu mengambil alih dan jalan keluarnya.
proses itu, maka hal ini sama dengan 10. Bersikap terbuka. Biasanya siswa akan
guru telah merampas kesempatan belajar lebih terbuka apabila telah tumbuh
siswa. kepercayaan kepada guru yang
3. Menghargai dan rendah hati. Guru bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga
berupaya menghargai siswa dengan jangan segan untuk berterus terang bila
menunjukan minat yang sungguh- merasa kurang mengetahui sesuatu, agar
sungguh pada pengetahuan dan siswa memahami bahwa semua orang
pengalaman mereka. selalu masih perlu belajar.
4. Mau belajar. Seorang guru tidak akan 11. Bersikap positif. Guru mengajak siswa
dapat bekerja sama dengan siswa apabila untuk mamahami keadaan dirinya
dia tidak ingin memahami atau belajar dengan menonjolkan potensi-potensi
tentang mereka. yang ada, bukan sebaliknya
5. Bersikap sederajat. Guru perlu mengeluhkan keburukan-keburukannya.
mengembangkan sikap kesederajatan Perlu diingat, potensi terbesar setiap
agar bisa diterima sebagai teman atau siswa adalah kemauan dari manusianya
mitra kerja oleh siswanya. sendiri untuk merubah keadaan
6. Bersikap akrab dan melebur. Hubungan Tingkat komunikasi guru lebih tepat
dengan siswa sebaiknya dilakukan berada pada tingkat komunikasi publik. Hal
dalam suasana akrab, santai, bersifat dari ini dapat dilihat ketika guru berada di dalam
hati ke hati (interpersonal realtionship), kelas. Tingkat ini lebih mengutamakan
sehingga siswa tidak merasa kaku dan kegiatan berkomunikasi melalui presentasi
sungkan dalam berhubungan dengan pada sekelompok orang. Bentuknya seperti
guru. ceramah, pidato atau orasi. Bentuk
7. Tidak berusaha menceramahi. Siswa komunikasi seperti ini dilakukan oleh
memiliki pengalaman, pendirian, dan hampir semua guru-guru di Indonesia.
keyakinan tersendiri. Oleh karena itu, Komunikasi satu arah dimana guru menjadi
guru tidak perlu menunjukkan diri satu-satunya sumber informasi. Teknik
sebagai orang yang serba tahu, tetapi mengajar lebih menitik beratkan pada
berusaha untuk saling berbagai ceramah di depan kelas, mendikte materi
pengalaman dengan siswanya, sehingga atau presentasi dengan menggunakan power
diperoleh pemahaman yang kaya point. Siswa akan bereaksi dengan duduk
diantara keduanya. diam, mendengarkan dan mencatat, lalu
8. Berwibawa. Meskipun pembelajaran mengerjakan latihan soal yang diberikan
harus berlangsung dalam suasana yang oleh guru. Menurut Flanders 1970,
akrab dan santai, seorang fasilitator sebagaimana dikutip oleh Colin Marsh,
sebaiknya tetap dapat menunjukan komunikasi verbal adalah bentuk
kesungguhan di dalam bekerja dengan komunikasi yang paling banyak digunakan
siswanya, sehingga siswa akan tetap oleh guru-guru. Berdasarkan beberapa
menghargainya. penelitian yang telah dilakukan
9. Tidak memihak dan mengkritik. Di menunjukkan bahwa guru paling banyak
tengah kelompok siswa seringkali terjadi berbicara di kelas. Sangat sedikit sekali
pertentangan pendapat. Dalam hal ini, waktu yang diberikan oleh guru untuk
diupayakan guru bersikap netral dan memberikan pertanyaan ke siswa atau
berusaha memfasilitasi komunikasi di menantang siswa untuk lebih terlibat dalam
antara pihak-pihak yang berbeda

18
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

menyelesaikan masalah dan berpikir tingkat kemampuan berkomunikasi dan melakukan


tinggi (Marsh, 2000). persuasi terhadap anak didiknya.
Peranan guru dalam proses belajar Kemampuan untuk mempengaruhi anak
mengajar di kelas, yaitu: (1) Sebagai didik ini akan membawa efek positif dalam
motivator, yaitu memberikan dorongan dan dunia pendidikan terutama merubah prilaku
anjuran kepada siswanya agar secara aktif yang kurang baik dari anak didiknya. Maka
dan kreatif serta positif dalam berintegrasi seorang komunikator pendidikan harus:
dengan lingkungan atau pengalaman baru 1. Retorika artinya, komunikator harus
berupa pelajaran yang ditawarkan memiliki kemampuan berbicara dengan
kepadanya; (2) Sebagai fasilitator, yaitu bahasa yang tepat.
menciptakan suasana dan menyediakan 2. Pendengar yang baik, yakni kemampuan
fasilitas yang memungkinkan siswa dapat menyimak mengenai apa yang
berinteraksi secara positif dan kreatif dalam diinginkan siswa.
proses belajar mengajar; (3) Organisator, 3. Persuasive, kemampuan mempengaruhi
yaitu mengatur, merencanakan dan dengan cara yang tepat.
mengorganisasikan kegiatan proses belajar 4. Performance, penampilan yang menarik
mengajar; (4) Informatory, yaitu agar siswa menjadi tertarik pada pesan
memberikan informasi yang diperlukan yang disampaikan.
siswa baik untuk kepentingan dan 5. Analisis khalayak, kemampuan
kelancaran kegiatan proses belajar mengajar membaca dan memahami kondisi
maupun untuk kepentingan masa depan 6. Body language, perilaku yang meyakinkan
siswa; (5) Konselor, yaitu memberikan dan pantas (cara berjalan, cara duduk
bimbingan dan penyuluhan atau bantuan dan cara berbicara)
khusus kepada siswa yang mempunyai 7. Media yang tepat, memanfaatkan media
permasalahan dan sebagainya. (Istanto, ajar yang tepat bagi siswa.
2012).
Untuk dapat memenuhi semua
peranan guru tersebut, teknik komunikasi Kesimpulan
yang seperti apakah yang sesuai dan dapat
mengakomodir peranan guru sebagai Guru professional merupakan sebuah
komunikator. Selain teknik komunikasi yang proses yang pencapaiannya perlu melalui
tepat, guru juga harus menguasai teknik- berbagai tahapan yang menyangkut
teknik lain yang mendukung berjalan proses kompetensi di bidangnya, dimana guru
kegiatan belajar mengajar dan yang tidak professional harus memiliki kompetensi
kalah penting adalah memahami dan pedagogi, kompetensi social, kompetensi
mengenali lingkungan kelas tempat kegiatan keperibadian dan kompetensi professional.
belajar mengajar. Kompotensi ini kemudian menjadi modal
Guru sebagai komunikator bagi guru dengan kredibilitas yang tepat
pendidikan merupakan pengirim pesan sehingga bisa disebut sebagai komunikator
sumber pesan dan orang yang memberikan pendidikan.
informasi yang benar dan tepat mengenai Adapun makna identitas diri guru
pesan pendidikan yang ingin disampaikan adalah sebuah profesi yang dimaknai
pada anak didik sebagai penerima pesan melalui dua kategori, makna identitas guru
atau komunikannya. Maka kredibilitas dan sebagai profesi yang mulia, profesi yang
identitas diri sebagai komunikator harus mulia ini menjadikan guru sebagai the
dibangun dibentuk dan dibina. Tidak hanya inspiring man. Merupakan seseorang yang
itu saja guru juga harus memiliki member inspirasi, menjadi teladan dan bisa

19
Nur Ainiyah – Identitas Diri dan Makna Guru

mempersuasi orang lain dengan emampuan Littlejohn, S. W. (1996). Theories of human


intelektual dan kemampuan interaksi communication (5th Ed.). New York:
sosialnya. Wadsworth Publishing Company.
Dalam komunikasi pendidikan Martin, H. (2000). What is called thinking?
proses komunikasi menempatkan guru New York: Harper & Row.
sebagai komunikator pendidikan. Sebagai Mulyana, D. (2003). Ilmu komunikasi suatu
komunikator komunikasi pendidikan guru pengantar, Bandung: Remaja
perlu memiliki kompetensi komunikasi Rosdakarya.
tersendiri dari kemampuan retorika, Rakhmat, J. (2000). Psikologi komunikasi.
kemampuan menjadi pendengar yang baik, Remaja Rosdakarya. Bandung.
kemampuan persuasive, memiliki performance Suhartin. (1980). Cara mendidik anak dalam
yang baik, memiliki kemampuan keluarga masa kini. Jakarta: Bhatara
menganalisis khalayak, memiliki bahasa Karya Aksara.
tubuh yang tepat, dan menggunakan media Sarwono, S. W. (2006). Psikologi komunikasi
ajar yang tepat. remaja. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sokolowski, R. (2000). Introduction to
Daftar Pustaka phenomenology. Cambridge:
Cambridge University Press.
Aswin, F. (2000). Makalah hasil seminar Effendi, O. U. (2002). Komunikasi: suatu
nasional pendidikan nilai bagi anak era Pengantar. Bandung: Rineka Cipta.
milenium III. Yogyakarta: FAI UMY. Djamarah. (2004). Pola komunikasi orang tua
Widjaja, A.W. (1986). Manusia Indonesia dan anak. Jakarta: Raja Grafindo.
Individu, Keluarga dan Masyarakat. Tilaar, H.A.R. (2000). Paradigma baru
Jakarta: Akademka Presindo. pendidikan nasional. Jakarta: Rineka
Cangara, H. (2003). Pengantar ilmu Cipta.
komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Kunandar. (2007). Guru profesional:
Persada. implementasi kurikulum tingkat satuan
Djamarah, S. B. (2004). Pola komunikasi pendidikan dan sukses dalam sertifikasi
orangtua & anak dalam keluarga. guru. Jakarta: Rajawali Press.
Jakarta: Rineka Cipta. Djohar. (2006). Guru, pendidikan dan
Gunarsa, S. D. (2001). Psikologi praktis: Anak, pembinaannya (penerapannya dalam
remaja dan keluarga. Jakarta: Erlangga. pendidikan dan UU guru). Yogyakarta:
Hamlan. (2006). Reformasi sistem pendidikan Grafika Indah.
nasional: Upaya membangun indonesia
modern. Dalam Jurnal INSPIRASI
MKDU-Universitas Tadulako Nomor
1 Edisi Januari 2006.
Hurlock, E. B. (2008). Psikologi perkembangan :
Suatu pengantar sepanjang rentang
kehidupan (edisi v) Jakarta: Erlangga.
Kuswarno, E. (2008). Etnografi komunikasi.
Bandung: Widya Padjadjaran.
Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi. Bandung:
Widya Padjadjaran.

20

You might also like