You are on page 1of 7

JURNAL IPTEK

MEDIA KOMUNIKASI TEKNOLOGI


homepage URL : ejurnal.itats.ac.id/index.php/iptek

ANALISIS KINERJA CIRCUIT BREAKER PADA SISI 150 kV GARDU


INDUK LAMHOTMA

Muhammad Fadjar Hardianto1, Muklis Fatqur Rahman2


Fakultas Teknik Elektro, dan Teknologi Informasi, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

ARTICLE ABSTRACT
INFORMATION
Journal of Science and Circuit Breaker (CB) or Power Breaker (PMT) is a breaker device, which functions
Technology – Volume xx to break an electrical circuit under load conditions. In everyday life there are often
Number 18, des 2022 various kinds of disturbances in electricity consumption. Therefore, to prevent this
disturbance from occurring, a circuit breaker is needed. Installation of circuit
Page: breakers is intended to prevent damage to substation equipment which will later
1 – 10 cause obstructions in the distribution of electric power to the load (consumers).
Date of issue : This study aims to analyze the performance of the circuit breaker when a
des 18, 2022 disturbance occurs and to analyze the factors that affect the performance of the
circuit breaker at the Lamhotma Substation. The results of research related to the
DOI: performance of the circuit breaker at the Lamhotma substation are that the
10.31284/ performance of the circuit breaker on the 150 kV side of the Lamhotma substation
j.iptek.2017.v21i2.91 is in the good category. This can be seen from the working time setting of the
overcurrent relay installed on the 20 kV feeder at the Lamhotma substation, which
is not smaller than 0.3 seconds (this decision was taken so that the relay does not
trip again due to inrush currents from current transformers that have been
connected to other networks.
Keywords: Circuit Breaker, Lamhotma Substation, Overcurrent Relay.
E-MAIL ABSTRACT
Hardiantofadjar15@gmail.co
Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) adalah peralatan pemutus, yang
m
berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Dalam
Muklisjr19@gmail.com
kehidupan sehari-hari sering terjadi berbagai macam gangguan dalam konsumsi
listrik. oleh karena itu untuk mencegah gangguan tersebut terjadi maka diperlukan
circuit breaker. Pemasangan circuit breaker ditujukan untuk menghindari terjadinya
kerusakan pada peralatan - peralatan Gardu Induk yang nantinya akan
PUBLISHER menyebabkan terhambatnya penyaluran tenaga listrik ke beban (konsumen).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja circuit breaker pada saat
LPPM- Adhi Tama Institute terjadinya gangguan serta untuk menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhi
of Technology Surabaya kinerja circuit breaker pada Gardu Induk Lamhotma. Adapun hasil penelitian
Address: terkait kenerja circuit breaker pada gardu induk Lamhotma adalah bahwa Kinerja
Jl. Arief Rachman Hakim Circuit Breaker Pada Sisi 150 kV Gardu Induk Lamhotma dalam kategori baik.hal
No. 100, Surabaya 60117, tersebut dilihat dari setting waktu kerja relai arus lebih yang terpasang pada
Tel/Fax: 031-5997244 penyulang 20 kV Gardu Induk Lamhotma yaitu tidak lebih kecil dari 0,3 detik
(keputusan ini diambil agar relai tidak sampai trip lagi akibat adanya arus inrush
Jurnal IPTEK by LPPM- dari transformator-transformator arus yang telah terhubung ke jaringan yang
ITATS is licensed under a lainnya.
Creative Commons Kata kunci : Circuit Breaker, Gardu Induk Lamhotma, Relai Arus Lebih.
Attribution-ShareAlike 4.0
International License.

1
ISSN:1411- 7010 Journal of Science and Technology
e-ISSN: 2477-507X Vol. xx No. xx , May 20 xx

PENDAHULUAN
Kebutuhan dalam pemanfaatan tenaga listrik di zaman modern ini banyak mengalami
perkembangan dalam bidang teknologi yang tentunya berpengaruh pada besarnya konsumsi listrik
di masyarakat. Pemanfaatan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari ini tidak terlepas dari
berbagai macam gangguan. Gangguan yang terjadi yaitu seperti pada proses pembangkitan, saluran
transmisi, gardu induk, gardu distribusi bahkan bisa saja berpengaruh pada proses konsumsi listrik
di masyarakat yang disebabkan oleh petir dan hubungan arus pendek listrik. Gangguan-gangguan
tersebut tidak dapat diprediksi waktu terjadinya. Dalam hal ini peneliti lebih fokus terhadap
gangguan yang terjadi pada gardu induk. Dimana suatu sistem gardu induk memiliki alat pengaman
yang dapat mendeteksi dan memproteksi sistem dari gangguan yang terjadi. Peralatan pengaman
(sistem proteksi) yang tepat dan dapat diandalkan ketika terjadinya gangguan salah satunya berupa
circuit breaker (CB).
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan peneliti bermaksud untuk menganalisis
pengaruh dari gangguan listrik pada gardu induk terhadap kinerja circuit breaker. Berdasarkan hal
tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Kinerja Circuit Breaker Pada
Sisi 150 kV Gardu Induk Lamhotma".

TINJAUAN PUSTAKA
Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) adalah peralatan pemutus, yang
berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. CB atau PMT dapat
dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan seperti
arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. CB /PMT harus memiliki persyaratan agar dapat
melakukan hal-hal seperti diatas, yaitu sebagai berikut :
a) Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
b) Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung
singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada CB/ PMT itu sendiri.
c) Dapat Memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan
merusak CB/PMT itu sendiri.

Gambar 1. Macam macam CB/PMT

Arus Gangguan Hubung Singkat


Perhitungan arus gangguan hubung singkat ini adalah analisa suatu sistem tenaga listrik
pada saat terjadinya gangguan hubung singkat, dimana nanti akan diperoleh besar nilai besaran-
besaran listrik yang dihasilkan sebagai akibat gangguan hubung singkat yg terjadi. Gangguan

2
ISSN:1411- 7010 Journal of Science and Technology
e-ISSN: 2477-507X Vol. xx No. xx , May 20 xx

hubung singkat ini dapat terjadi akibat adanya penurunan kekuatan dasar isolasi anttara sesama
kawat fasa atau antara kawat fasa dengan tanah, yang menyebabkan kenaikan arus secara
berlebihan atau sering disebut dengan gangguan arus lebih. Beberapa perhitungan untuk
mengetahui arus hubung singkat sebagai berikut :

1. Impedansi Sumber
Untuk menghitung impedansi sumber dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan.

2. Impedansi Transformator
Perhitungan impedansi pada transformator biasanya hanya diambil harga reaktansinya,
sedangkan tahanannya diabaikan karena harganya yg relatif kecil. Untuk mencari nilai
reaktansi transformator dalam Ohm dapat dihitung dengan menggunakan cara sebagai
berikut.

3. Setting Relai Arus Lebih


Penyetelan relai arus lebih pada sisi primer dan sisi sekunder transformator tenaga harus
terlebih dahulu dihitung nilai arus nominal transformator tenaganya. Arus setting untuk
relai arus lebih baik pada sisi primer maupun pada sisi sekundernya.

4. Setting Waktu
Hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat, kemudian digunakan untuk menentukan
nilai setelan waktu (TMS). Persamaan untuk menentukan nilai setelan waktu bermacam-
macam sesuai dengan desain pabrik pembuat relainya.

tabel 1. Setting waktu

3
ISSN:1411- 7010 Journal of Science and Technology
e-ISSN: 2477-507X Vol. xx No. xx , May 20 xx

METHODE

Gambar 2. Flowchart penelitian


Penelitian pertama kali dimulai dengan merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian,
kemudian dilanjutkan dengan studi kepustakaan untuk mendukung dan menjadi landasan
pelaksanaan penelitian. Jalannya penelitian dilakukan dengan rumusan sebagai berikut :
a. Melakukan pengamatan pada Gardu Induk Lamhotma.
b. Membuat analisis kinerja circuit breaker pada Gardu Induk Lamhotma berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait.
Data – data komponen gardu induk

4
ISSN:1411- 7010 Journal of Science and Technology
e-ISSN: 2477-507X Vol. xx No. xx , May 20 xx

HASIL DAN PEMBAHASAN


Arus Gangguan Hubung singkat Satu Fasa Ke Tanah
Untuk gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Arus Gangguan Hubung Singkat Fasa ke Fasa

Tabel 2. Arus Gangguan Hubung Singkat Fasa ke Fasa.

5
ISSN:1411- 7010 Journal of Science and Technology
e-ISSN: 2477-507X Vol. xx No. xx , May 20 xx

Arus Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa

Tabel 3. Arus Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa.

Pemeriksaan Waktu Kerja Relay


Pemeriksaan waktu kerja relai yang akan mempengaruhi kinerja circuit breaker ini ditujukan untuk
mengetahui waktu kerja relai terhadap besarnya arus gangguan di masing-masing titik gangguan
yang telah diasumsikan sebelumny, yaitu pada 25%, 50%, 75%, dan 100% dari panjang penyulang.

Perbandingan Hasil Waktu Kerja Relay

Tabel 4. Perbandingan Hasil Waktu Kerja Relay.

6
ISSN:1411- 7010 Journal of Science and Technology
e-ISSN: 2477-507X Vol. xx No. xx , May 20 xx

Berdasarkan data dari tabel diatas, waktu kerja relai terukur tidak memiliki selisih yang kecil. Hal
ini dapat dimaklumi karena hasil perhitungan memang tidak bisa sama persis dengan hasil
pengukuran. Dengan selisih waktu kerja relai 54 yang kecil ini yaitu sekitar 0,01 s/d 0.05 detik,
tidak akan mempengaruhi kinerja dari sebuah circuit breaker atau sistem proteksinya.

KESIMPULAN
1. Dari hasil perhitungan yg telah didapatkan, arus gangguan hubung singkat nilainya sangat
dipengaruhi oleh jarak atau titik dimana gangguan terjadi. Semakin jauh jarak titik
gangguan maka arus hubung singkat yg diperoleh semakin kecil, begitu pula sebaliknya,
semakin dekat titik gangguan arus hubung singkatnya maka nilai arus hubung singkatnya
akan semakin tinggi. Selain itu apabila dilihat dari gangguan terhadap fasa, arus gangguan
dengan nilai terbesar adalah arus gangguan hubung singkat 3 fasa.
2. Berdasarkan hasil analisis, ada beberapa hal yang akan mempengaruhi kinerja dari circuit
breaker atau PMT yaitu besarnya arus gangguan hubung singkatyg terjadi. Besar atau
kecilnya arus gangguan itu dipengaruhi oleh jarak terjadinya gangguan, semakin jauh titik
gangguan maka semakin kecil arus gangguan yang terjadi begitu pula sebaliknya, semakin
dekat titik gangguan maka semakin besar pula arus gangguan yg terjadi. Kemudian yang
berikutnya mempengaruhi kinerja circuit breaker atau PMT adalah setting relai arus lebih.
Semakin cepat waktu kerja relai untuk memerintahkan circuit breaker atau PMT memutus
jaringan maka akan semakin baik pula kinerjanya.

BIBLIOGRAPHY
[1] E. Tirana, “Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk Pemisah dan penghubung
pada Gardu Induk,” pp. 1–19.
[2] S. S. Tofan Aryanto, Sutarno, “Frekuensi Gangguan Terhadap Kinerja Sistem
Proteksi di Gardu Induk 150 KV Jepara,” J. Tek. Elektro, vol. Vol. 5, no. 2, p. 10,
2013.
[3] K. M. MU’AMMAR, “Evaluasi Penggunaan Circuit Breaker PadaGardu Induk
Bukit SiGuntang Palembang,” KGS. M. MU’AMMAR 0611 3031 0158 Politek., p.
3, 2000.
[4] M. A. A. PUTRA, “Analisis Gangguan Terhadap Kinerja Sistem Proteksi di Gardu
Induk 150 kV Jeranjang,” 2017.
[5] N. L. M. J. Ardianto, Firdaus, “Analisis Kinerja Sistem Proteksi Berdasarkan
Frekuensi Gangguan Di Gardu Induk 150 KV Garuda Sakti,” Anal. Kinerja Sist.
Prot. Berdasarkan Frekuensi Gangguan Di Gardu Induk 150 KV Garuda Sakti, vol.
4, no. 1, pp. 1–8, 2017. M. MP, “Klasifikasi gardu induk,” 2015.

You might also like