You are on page 1of 5

Jurnal IlmiahTeknik Elektro

Vol. 4, No.1, Hlm.18 - 22, Mei 2022


e-ISSN 2746-1750

Pengaruh Penempatan Lightning Arrester Sebelum Dan Sesudah


Fuse Cut Out Terhadap Tegangan Lebih Pada Transformator
Distribusi 20 Kv Di PT. PLN (Persero) Rayon Tanjung Karang

Dasweptia1, Agung Satria Hamdani2, Tommy Kurniawan3


Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Lampung
Jl. Z.A. Pagar Alam No.14 Bandar Lampung 35142
*E-mail: dasweptiadj@gmail.com

ABSTRAK

Lightning strikes on airborne transmission networks such as in distribution lines are injections of electric
charge. The injection of the charge will cause a voltage increase in the network, so that more tension will arise
in the network. Lightning Arrester (LA) is one of the equipment in the protection system to protect the 20 kV
distribution transformer against overvoltage coming from lightning strikes. Under normal circumstances LA
acts as an insulator, but when exposed to lightning strikes LA will function as a conductor whose resistance is
relatively low, so that it can flow the surge current to the ground. This study aims to see the effect of the
placement of lightning arresters before and after fuse cut out on overvoltage in the 20 KV distribution
transformer, so that which placement is better is obtained, taking into account factors that affect the level of
voltage and overcurrent that occurs in each system such as the location of LA placement, the steepness of
incoming waves, the speed of propagation of surja waves, the voltage is large through the protection system,
and the Basic Insulation Level (BIL) value of the equipment. So that in the end, the right PLACEMENT of LA was
obtained as a 20 kv distribution transformer protection. Based on the results of the study, the voltage that
reached the transformer was 67,192 kV, in this condition the transformer was still in a safe state because the
voltage hitting the transformer was smaller than the transformer's BIL, which was 67.192kV<125 kV. the
installation of the arrester after Fuse Cut Out is better because the voltage hitting the transformer is smaller
than the installation of the arrester before Fuse Cut Out with a voltage difference of 69,092 kV - 67,192 kV =
1.9 kV.
Keywords: Lightning Arrester, Distribution Transformer, Fuse Cut Out, Protection, Basic Insulation Level

1. Pendahuluan terhubung dengan kawat tak berisolasi dan


penempatannya ditempat terbuka sehingga
Dalam penyuplaian daya listrik menuju pada transformator dapat terjadi gangguan
beban-beban yang diinginkan maka PT. PLN tegangan lebih akibat sambaran petir
memerlukan sebuah kualitas tegangan yang (surja). Sambaran petir akan menimbulkan
baik, ekonomis dan aman. Sistem distribusi tegangan lebih yang tinggi melebihi
dibedakan menjadi jaringan distribusi primer kemampuan isolasi transformator hingga
dan sekunder. Jaringan distribusi primer menyebabkan kerusakan isolasi yang fatal.
adalah jaringan dari transformator distribusi
Perlu diketahui daerah yang berpotensi
20 kV ke konsumen atau beban. Jaringan
rawan petir mempunyai topografi yang
distribusi lebih dikenal dengan Jaringan
memungkinkan tumbuhnya awan-awan
Tegangan Menengah (JTM) 20 kV, dan
konvektif dan di sekitar lereng pegunungan
jaringan distribusi sekunder adalah Jaringan
dengan bentuk geomorfologi yang landai dan
Tegangan Rendah (JTR) dengan tegangan
curam. Perairan di daerah Bandar Lampung
220/380 V.
juga menyuplai uap air yang tinggi
Gardu Transformator Distribusi merupakan memungkinkan pertumbuhan awan
salah satu bagian penting dalam suatu konvektif dan arus konveksi. Daerah yang
sistem distribusi tenaga listrik. Gardu banyak sinar matahari dan lembab adalah
Transformator Distribusi digunakan sebagai tempat yang berpotensi banyak terjadinya
tempat peletakan transformator 20 kV. petir.Dengan daerah administratif Provinsi
Transformator tersebut berfungsi sebagai Lampung, dan juga daerah padat penduduk,
penurun tegangan (step down transformer), Bandar Lampung Untuk mencegah
yang menurunkan tegangan 20 kV terjadinya hal tersebut maka setiap
(tegangan menengah) menjadi 380/220 V pemasangan transformator distribusi 20 kV
(tegangan rendah). Karena transformator selalu dilengkapi dengan lightning arrester.

18
Dasweptia, A.S. Hamdani, T. Kurniawan / Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol. 4 No.1

Alat pengaman atau pelindung adalah suatu START

alat yang berfungsi untuk melindungi atau


mengamankan suatu sistem penyaluran Penelitian
Pustaka
Pengumpulan
Data
Penelitian
Lapangan

tenaga listrik dengan cara membatasi


tegangan lebih (over voltage) atau arus lebih Mengolah Data

(over current) yang mengalir pada sistem


tersebut, dan mengalirkannya ke tanah Analisa Perhitungan Data
(ground). Dengan demikian alat pengaman Dengan Pemasangan Arester
Sebelum /Sesudah FCO
harus dapat menahan tegangan sistem agar
kontinuitas pelayanan ke pusat beban (load Hasil
Ya
Tidak

center) tidak terganggu hingga waktu yang Kesimpulan dan Saran

tidak terbatas. Selain itu, alat pengaman


juga harus dapat melakukan atau STOP

mengalirkan arus lebih dengan tidak


merusak peralatan jaringan yang lain. Gambar. 1 Diagram alir flow chart penelitian

Pada saat ini telah diterapkan dua cara


Setelah data terkumpul maka Langkah
penempatan arrester pada gardu distribusi
selanjutnya adalah dengan melakukan
yaitu dengan pemasangan arrester sebelum
perhitungan menggunakan rumus-rumus
Fuse Cut Out (FCO) serta dengan
sebagai berikut
pemasangan setelah atau dibawah FCO.
Penempatan Lightning Arrester(LA) adalah
1. Melalukan perhitungan jari-jari
sistem yang berhubungan dengan cara
penghantar.
pengawatan LA dengan transformator dan 2
FCO yang memiliki tujuan untuk A=πxr (1)
memberikan proteksi pada transformator 2. Melakukan perhitungan impedansi
dari tegangan lebih. surja
Dengan cara mempertimbangkan faktor
yang mempengaruhi besarnya tegangan Z = 60 ln Ω (2)
surja dan arus surja yang terjadi pada
masing-masing sistem seperti pengawatan 3. Menentukan perhitungan tegangan
(wiring), panjang kawat, dan jarak arrester dasar arrester :
yang digunakan dalam penempatan arrester Koefisien pentanahan x Tegangan
yang digunakan dalam sistem penempatan maksimum sistem
arrester, kecuraman gelombang datang,
kecepatan merambat gelombang surja, dan (3)
Basic Impuls Insulation Level (BIL) 4. Melakukan perhitungan tegangan
peralatan. maksimum antara fasa dan grounding
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka √
penelitian ini mengangkat judul tentang Vm = (4)

“Pengaruh Penempatan Lightning Arrester
Sebelum dan Sesudah Fuse Cut Out 5. Menetukan tegangan puncak surja
terhadap Tegangan Lebih Pada yang datang
Transformator Distribusi 20 kV di PT. PLN
e = 1,2 x BIL (5)
(Persero) Rayon Tanjung Karang” .
6. Melakukan perhitungan arus
2. Metodelogi
pelepasan arrester
Pada penelitian akan dibandingkan
system pemasangan arrester sebelum atau I = (6)
sesudah Fuse Cut Out (FCO). Data yang
7. Melakukan perhitungan tegangan
digunakan Metodelogi dalam penelitian
pelepasan arrester
berupa data primer dan data skunder yang
didapatkan darin lapangan. Adapun diagram + (I x R). (7)
alir penelitian dapat dijelaskan dalam
8. Menghitung jarak maksimum antara
diagram dibawah ini:
arrester dengan transformator

Ep = Ea + 2 (8)

9. Melakukan perhitungan tegangan surja


yang sampai ke trafo dengan
pemasangan arester sebelum atau

19
Dasweptia, A.S. Hamdani, T. Kurniawan / Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol. 4 No.1

sesudah FCO pada transformator Koefisien Pentanahan x Tegangan Maksimum


distribusi 20 kV Sistem

Ep = Ea + 2 (9). = 80% x 22 kV
= 17,6 kV
3. Hasil Dan Pembahasan Tegangan dasar arrester yang mendekati =
18 kV adalah 17,6 kV, tegangan percikan
Data-data yang diperoleh selama observasi, arrester = 65 kV dan Tahanan arrester
didapatkan data bahwa tinggi kawat diambil dari spesifikasi arrester yaitu 4 ohm.
penghantar dari tanah adalah 10 meter. Untuk menentukan tegangan puncak antara
Sedangkan penghantar yang digunakan phasa dan grounding dengan menggunakan
adalah kawat A3C dengan luas penampang 1 persamaan (4) yaitu sebagai berikut:
x 150 mm2. Dalam menghitung impedansi

surja saluran harus terlebih dahulu Vm =

menghitung jari- jari penghantar dengan
menggunakan persamaan (1) yaitu sebagai √
berikut : √
2
A =πxr = 16,329 kV

r2 = = 47,77 mm Dari data transformator nilai BIL adalah 125


kV, sehingga harga puncak tegangan surja
r = √ mm yang datang dengan menggunakan
persamaan (5) yaitu sebagai berikut:
r = 5,46 mm
r = 0,00546 m e = 1,2 x BIL

Dengan diketahuinya harga jari-jari = 1,2 x 125 kV


penghantar ( r ) dan tinggi kawat = 150 kV
penghantar dari tanah ( h ), maka impedansi
surja saluran dapat dihitung dengan Pada spesifikasi arrester diketahui bahwa
menggunakan persamaan (2) yaitu sebagai nilai untuk tahanan arrester adalah 4 Ohm.
berikut: Sehingga untuk menghitung arus pelepasan
Z = 60 ln Ω arrester menggunakan persamaan (6) yaitu
sebagai berikut:
Z = Ω
I =
Z = Ω
( )
Z = Ω I =
Tegangan dasar arrester bekerja sesuai
I =
dengan karakteristiknya. Arrester tidak
bekerja dengan tegangan maksimum yang I = 0,473 kA
direncanakan tapi masih tetap mampu
memutuskan arus susulan dari sistem secara Sehingga dengan diketahui besar arus
efektif. Untuk mengetahui tegangan pelepasan diatas, maka dipilih arrester yang
maksimum sistem yang mungkin terjadi sesuai adalah dengan rating sebagai berikut
pada phasa yang sehat ke tanah sebagai :
akibat gangguan satu phasa ke tanah perlu Tegangan Nominal: 20 kV
di ketahui dengan menggunakan persamaan
(3) yaitu sebagai berikut: Arus Pelepasan : 10 kA
Tegangan = 20 kV Dari data perhitungan diatas dapat dianalisa
bahwa arus pelepasan dari arrester
Tegangan maks. system = 110% x 20 kV berdasarkan data perhitungan adalah 0,473
= 22 kV kA, namun disesuaikan dengan standar yang
ada di pasaran dan agar lebih aman maka
Untuk koefisien pentanahan, karena sistem rating arus pelepasan arrester dipilih 10 kA.
ditanahkan langsung ke tanah maka Hal ini diambil berdasarkan pertimbangan
koefisien pentanahan adalah 80%. Untuk agar arrester dapat lebih aman apabila ada
menentukan tegangan dasar arrester kemungkinan arus pelepasan yang mengalir
adalah : melebihi dari nilai 0,473 kA.
Tegangan dasar arrester =

20
Dasweptia, A.S. Hamdani, T. Kurniawan / Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol. 4 No.1

Tegangan arrester pada saat arus nol adalah tegangan yang memukul trafo lebih kecil
65 kV, maka tegangan pelepasan arrester dari BIL trafo yaitu 69,092 kV < 125 kV.
dengan menggunakan persamaan (7) yaitu
sebagai berikut:
+ (I x R)
= 65 + (I x R)
= 65 + ( 0,473 x 4 )
= 66,892 kV
Dari data ketahui kecuraman gelombang 150
kV/µs, dengan kecepatan rambat gelombang Gambar 3. Single Line Diagram Pemasangan
300 m/µ det, tegangan pelepasan LA 66,892 Arester Setelah FCO
kV dan BIL 125 kV. Maka Jarak maksimum
LA dengan trafo adalah dengan Pada Gambar diatas jarak arester dengan
menggunakan persamaan (8) yaitu sebagai transformator adalah 0,3 m. Maka tegangan
berikut: surja yang sampai ke transformator dapat di
hitung dengan persamaan (16) yaitu sebagai
Ep = Ea + 2
berikut :
125 = 66,892 + 2 Ep = Ea + 2

125 – 66,892= Ep = 66,892+ 2


58,108 = 1 x s Ep = 67,192kV
s = 58,108 m 4. Kesimpulan
Untuk menghitung tegangan surja yang Dari hasil perhitungan didapat tegangan
sampai pada trafo, ada dua perhitungan yang sampai pada trafo adalah sebesar
yang akan di hitung untuk membandingkan 67,192 kV, pada kondisi ini transformator
dua metode penempatan yaitu LA sebelum masih dalam keadaan aman karena
FCO dan LA sesudah FCO. tegangan yang memukul trafo lebih kecil
dari BIL trafo yaitu 67,192kV<125 kV.
Pada pemasangan arester sebelum atau
sesudah FCO pada kecuraman gelombang
150 kV/µs dengan jarak yang berbeda
didapatkan tegangan yang memukul trafo
masih lebih kecil dari BIL trafo. Namun
pemasangan arester setelah FCO lebih baik
karena tegangan yang memukul trafo lebih
kecil daripada pemasangan arester sebelum
FCO dengan selisih tegangan 69,092 kV -
Gambar. 2 Single Line Diagram Pemasangan 67,192 kV = 1,9 kV
Arester Sebelum FCO
Daftar pustaka
Pada Gambar diatas jarak arester dengan
Abdirani Harefa, 2014. “Studi Penempatan
transformator adalah 0,3 m + 1,9 m = 2,2
Lightning Arrester Pada Gardu Induk
m. Maka tegangan surja yang sampai ke
150 Kv Di PT. PLN (Persero) Area
transformator dapat di hitung dengan
Dumai”, Skripsi.
persamaan (9) yaitu sebagai berikut :
Arismunandar, Artono, 1994. “Teknik
Ep = Ea + 2 Tegangan Tinggi”. PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Ep = 66,892+ 2
Azis Nurrochma Wardana & Arkhan Subar,
Ep = 69,092 2014. “Fungsi Arrester Sebagai
Dari hasil perhitungan didapat tegangan Pengamann Transformator 3 Fasa Di
Penyulang Pandean Lamper 5”, Jurnal,
yang sampai pada trafo adalah sebesar
69,092 kV, pada kondisi ini transformator Bonggas L.Tobing, 2003. “Peralatan
masih dalam keadaan aman karena tegangan Tinggi”. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

21
Dasweptia, A.S. Hamdani, T. Kurniawan / Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol. 4 No.1

Ibnu Hajar, Eko Rahman. 2017. “Kajian


Pemasangan Lightning Arrester Pada
Sisi HV Transformator Daya Unit Satu
Gardu Induk Teluk Betung”. Jurnal
Ilmiah STT-PLN, Jakarta.
Harrij Mukti. Jurnal ELTEK April 2012, Vol 10
No 02,“Analisis Penentuan Penempatan
Arrester Sebagai Pengaman
Transformator distribusi 20 kV” April
2012
Hutauruk, T.S, 1989. “Gelombang Berjalan
Proteksi Surja”, Erlangga, Jakarta.
K.T. Sirait, R. Zoro. 1987. “Proteksi Sistem
Tenaga Bagian I”. Laboratorium
Teknik Tegangan Tinggi dan
Pengukuran Listrik. ITB. Bandung.
Mochamad Isro’uddin, Maret 2014. “Studi
Penempatan Arrester Untuk
Pemasangan Transformator Baru
Dengan Tegangan 150 Kv Pada Gardu
Induk Garuda Sakti Di PLN Cabang
Pekanbaru”.
Mr Andrew James Close, 2017. “Operational
Characteristics of Surge Arrester
within High Voltage Substations”,
Dissertation.
M.S. Paraisu & rekan, 2013 “Analisa Rating
Lightning Arrester Pada Jaringan
Transmisi 70 kV temohon-Teling”,
Jurnal
Pradnya Pratama Guntur, Sumakdi Tejo.
“Pemeliharaan Dan Analisa
Penempatan Arrester Paa Gardu
Induk 150 KV Srondol PT.PLN
(Persero) P3B JB APP Semarang BC
Semarang”.
Suryana. 2010. ”Model Praktis Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif”. Lembaga
Penerbitan Universitas Pendidikan
Indonesia.
Stevenson, William D.,JR. 1982. ”Analisa
Sistem Tenaga”. Lembaga
Penerbitan Universitas Brawijaya.
Zuhal, 1991. “ Dasar Teknik Tenaga Listrik”.
Penerbit ITB, bandung.

22

You might also like