You are on page 1of 4

UNIVERSITAS GADJAH MADA

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah Filsafat Sejarah


Dosen Rona Utami
Bentuk Ujian Tulis

Pernyataan dan Pertanyaan Ujian:

1. Pada buku yang berjudul Philosophy of History Twenty-First-Century


Perspectives, filsafat sejarah didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang
mempelajari condition of historical. Di dalamnya juga memuat penjelasan
tentang speculative or substantive philosophy.
Apa yang dimaksud dengan condition of historical dan speculative philosophy
dalam konteks ini?
2. “History is not only a matter of reasoning but also a matter of feeling, Allan
Megill reminds us in ‘The affective dimension: What theory of history can
learn from popular history’. We saw earlier that Ankersmit underlines the
rational nature of historiography. It would be wrong to say that Megill argues
against rational, or reasoned, professional historiography. Instead, he
emphasizes the significance of histories from below. He is interested in
popular histories that represent people’s own pasts, histories produced by
people themselves and that preserve, for them and others, history’s affective
dimension. Megill recounts the story of immigrants to the Canadian prairies
who in the early decades of the twentieth century settled in the harsh
environment of the Rural Municipality (county) of Willow Creek, no. 458, in
east-central Saskatchewan. The area he focuses on, which is near the centre of
the ‘RM’, is of particular interest because it attracted many ‘ethnic’ settlers
who, in a relatively limited space, built four houses of worship: a synagogue,
a Ukrainian Catholic Church, a Ukrainian Greek Orthodox Church and a
Polish Roman Catholic Church. Further, in the RM as a whole the settlers
built thirteen houses of worship, a large number for a relatively small
population. Why were there so many, Megill asks”. (Kuukkanen, 2021:13)

Berikan penjelasan History is not only a matter of reasoning but also a matter
of feeling seperti apa yang disampaikan oleh Megill dalam kutipan di atas ?
Apa relevansinya dengan Popular History, Populism dan Politics ?

3. Pada artikel More than Human History ditawarkan sebuah konsep New
Philosophy of History. Apa makna dari new philosophy of history yang
dimaksud dalam artikel tersebut dan apa yang melatarbelakangi munculnya
konsep ini.
4. Apa yang dimaksud dengan Humanistically oriented historiography ?
5. Jelaskan postmodern theory yang digunakan sebagai pendekatan dekonstruktif
untuk memaknai the past.

---- Good Luck! ----


Nama : Farraas Azzam Wiratama
NIM : 19/444968/FI/04700

1. Condition of historical yakni subjek dalam filsafat sejarah, dalam arti filsafat sejarah
berperan sebagai ilmu yang berkaitan dengan premis dan kondisi berbagai persoalan.
Subjek ini sekiranya bersifat wajib dalam sejarah baik sebagai objek kajian
historiografi sejarah yang berbentuk tulisan ataupun interpretasi (entitas) di dunia
objek itu sendiri. Speculative philosophy yakni kacamata dalam menilai sejarah secara
substansial, sejarah yang mengacu pada berbagai persoalan sejarah seperti hukum,
gaya gerak, dan sebagainya dimana hal ini dapat dilihat melalui filsuf sejarah seperti
Hegel, Marx, dan Immanuel Kant.
2. Permasalahan perasaan berkaitan erat dengan penulisan sejarah hingga filsafat
sejarah, dalam bukunya yang berjudul History : Theoris and Methods, Lorenz
menyatakan bahwa jika para sejarawan terkoneksi dengan pikiran, perasaan, hingga
keadaan dalam memaknai sejarah. Megill sejalan dengan Lorenz, ia menganggap
bahwa sejarah sejalan dengan perasaan dan ia menganggap bahwa sejarah adalah
sebuah “kerinduan”. Oleh karena itu tugas filsafat disini melihat sejarah untuk menuju
ke afeksi dalam dimensi perasaan dan emosi serta orientasi para pelaku sejarah dan
tidak hanya melihat sejarah dalam ranah teoritis dan filosofis. Relevansinya dengan
Popular History, Populism dan Politics yakni :
A. Popular history : kegiatan historiografi yang mengambil pendekatan naratif secara
ringan sehingga dapat dibaca dengan mudah oleh pembaca.
B. Populism : dalam pendekatannya Megill memperlihatkan bagaimana bagaimana
praktik populisme dipresentasikan pada pembangunan rumah ibadah.
C. Politik : Aspek politik secara equal dipengaruhi oleh banyak aspek finansial
dimana afeksi memainkan peran secara dominan dan signifikan seiring dengan
jalannya proyek sejarah.
3. New philosophy of history ialah pembaharuan dalam filsafat sejarah yang diharuskan
untuk menghadapi serangkaian pertanyaan yang konteksnya sangat luas dan saling
berkaitan satu sama lain. Dimana konsep dari filsafat sejarah yang baru itu bisa
menjadi acuan bagi manusia untuk menggagas beberapa tema menarik mengenai
sejarah yang baru. Filsafat sejarah yang baru menunjuk ke arah rezim pengetahuan
transdisipliner yang muncul dimana semua formasi disiplin ilmu pengetahuan yang
hadir sebelumnya dapat berubah serta bisa menjadi alat pertimbangan manusia dalam
mengembangkan zaman yang ke depannya jauh lebih kompleks.
4. Masa lalu dari sejarah bukanlah waktu watau segmen geologis yang singkat, tetapi masa lalu yang
diselidiki dari perspektif jenis minat yang berbeda yang menekankan pada pengungkapan norma-norma
yang mengatur agen sejarah dalam periode yang berbeda dari kehidupan. Munculnya antroposen
memberikan dampak pada sebuah periode geologis yang menjadikan umat manusia sebagai kekuatan
geologis yang signifikan sehingga manusia mampu membuat perubahan pada lingkungan.
5. Postmodern theory digunakan sebagai pendekatan filsafat sejarah secara dekonstruktif
berguna sebagai pendekatan untuk memperjelas kerancuan sejarah yang terletak pada
asumsi bahwa ada jejak yang tertinggal atau membekas di masa lalu yang membuat
realitas ontologis masa lalu dapat ditentukan. Postmodern theory berguna untuk
mengkritisi asumsi sejarah secara konvensional dan untuk memahami masa lalu.

Selama ini terdapat bias dalam sejarah karena penulisannya berdasarkan tafsir dari
sebagian sumber tanpa melihat sumber lainnya. Oleh karena itu postmodern theory
digunakan untuk memahami sejarah dengan apa adanya terhadap sumber-sumber
sejarah melalui sudut pandang baru. Bias ini harus dihilangkan agar sumber sejarah
menjadi jelas dan tidak abu-abu serta tidak menjadikan sejarah sebagai bagian dari
fantasi masa lalu.

You might also like