Professional Documents
Culture Documents
/99-114
ISSN: 2337-6112
Jurnal Studia
Akuntansi dan Bisnis Vol. 3 No.2
Pendahuluan
Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. “Tujuan dari suatu perusahaan tersebut didirikan adalah untuk memperoleh
laba.” (Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini, 2009 : 09). Salah satu cara untuk mencapai tujuan
perusahaan adalah dengan cara meningkatkan profitabilitas pada perusahaan tersebut dan untuk
dapat memaksimalkan laba yang didapat oleh perusahaan, manajer keuangan perlu mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas sehingga perusahaan dapat menentukan langkah
untuk mengatasi masalah-masalah dan meminimalisir dampak negatif yang timbul.
Menurut Brigham dan Houston, (2014 : 146) “rasio profitabilitas menunjukkan kombinasi
dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi”. Sedangkan menurut James
C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Jr, 2013 : 257 yaitu “jadwal jatuh tempo utang sangatlah
penting dalam nilai keuntungan dan kerugian profitabilitas serta risiko.” Sehingga, dengan
100
Roby dan Siti /Pengaruh Periode Perputaran Utang Dagang terhadap ROA../99-114
demikian likuiditas, manajemen aset, dan utang terutama jadwal jatuh tempo utang merupakan hal
atau kombinasi yang dapat mempengaruhi nilai keuntungan dan kerugian profitabilitas serta risiko.
Perusahaan semen adalah salah satu perusahaan manufaktur subsektor industri dasar kimia,
setiap perusahaan tidak akan terlepas dari utang baik utang usaha maupun utang lainnya. Menurut
Lukas Setia Atmaja, (2008 : 373) menyimpulkan bahwa “perusahaan pada umumnya membeli
barang dari supplier secara kredit, kemudian dicatat sebagai hutang dagang (account payable) atau
trade credit.” Utang dagang yang berasal dari supplier merupakan salah satu keputusan dari
manajemen perusahaan dan merupakan aktivitas perusahaan dalam melangsungkan produksi pada
perusahaan.
Utang dagang merupakan salah satu kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan, karena
waktunya yang bersifat jangka pendek sehingga perusahaan harus dapat memanfaatkan dari
periode pembayaran utang yang telah disepakati atas perjanjian awal dengan supplier. Untuk
menjaga kepercayaan supplier maka utang terhadap supplier perlu adanya perhatian khusus.
Sehingga ketika utang perusahaan telah diselesaikan lebih awal, maka perusahaan memiliki
keuntungan diskon yang akan didapatkan perusahaan.
Dan walaupun banyak istilah lain yang digunakan dalam hal menyebutkan rumus
perputaran utang dagang dalam bentuk jumlah hari atau periode pembayaran utang dagang, dalam
penelitian ini penulis akan menggunakan istilah periode perputaran utang dagang dengan
menggunakan rumus dari periode pembayaran utang dagang yang pada makna pengertiannya tetap
sama dengan istilah yang digunakan pada perputaran utang dagang dalam bentuk hari lainnya.
Dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat inkonsistensi hasil penelitian
yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Niken Hastuti, (2010 : 34-66 ) menyimpulkan bahwa
“dari populasi penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada tahun
2006-2008, hasil penelitian menunjukkan periode perputaran hutang dagang memiliki pengaruh
signifikan terhadap ROA dengan koefisien regresi yang negatif.” Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi periode perputaran hutang dagang maka akan mengakibatkan ROA yang rendah.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Feryal Agizha, (2013 : 5-6)
menyimpulkan bahwa “dari penelitian yang dilakukan menggunakan 18 sampel perusahaan
manufaktur yang diteliti selama tiga tahun (2010-2012), periode perputaran hutang usaha tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).”
Kajian Pustaka
Return on Asset
Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio untuk mengukur profitabilitas. Dalam
halnya profitabilitas dapat digunakan teori pecking order sebagaimana dijelaskan bahwa “Pecking
Order Theory menunjukkan jika sebuah perusahaan lebih profitable maka pendanaannya lebih
banyak berasal dari pendanaan secara internal.” (Rudolf Lumbantobing, 2008 : 84). Adapun
menurut Ade Gunawan, (2011 : 18) menjelaskan bahwa:
101
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol.3 No. 2, (2015)
Menurut teori pecking order, peningkatan profitabilitas akan meningkatkan laba ditahan,
yang dapat digunakan untuk pendanaan investasi. Sehingga semangkin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan, maka semakin sedikit pendanaan dengan menggunakan utang. Teori ini menjelaskan
mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit.
Selain teori diatas, hubungannya dengan profitabilitas terdapat teori lainnya yaitu teori Modiglani-
Miller (MM) dengan pajak, menurut Fuad Lukman Hakim, (2014 : 3) menjelaskan bahwa:
“Teori MM dengan pajak mengatakan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Dengan
hutang, sebuah perusahaan akan memiliki tambahan biaya modal yang dapat digunakan untuk
pengelolaan produksinya, sehingga perusahaan akan besar kemungkinan untuk mendapatkan
tingkat profitabilitas yang semakin besar. Selain peningkatan modal tersebut, sebuah perusahaan
juga akan mendapatkan pengurangan terhadap pembayaran pajak karena biaya bunga yang diterima
oleh perusahaan atas hutang yang dimiliki”.
Terdapat beberapa pengertian mengenai profitabilitas yaitu menurut Sofyan Syafri
Harahap, (2013 : 304) menyimpulkan bahwa “rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan
sebagainya.”
hutang dagang. Hutang dagang ini merupakan bagian yang terbesar dari hutang lancar.” (Lukas
Setia Atmaja, 2008 : 372).
kewajiban jangka pendek yang harus dibayar oleh perusahaan. Maka ketika pembayaran dilakukan
lewat dari waktu yang telah ditentukan dengan supplier, ini akan mempengaruhi kepercayaan dari
supplier untuk dapat memberikan pinjamannya kembali dan tentunya menambah biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan yang biasanya dikenakan denda maupun bunga dari setiap utang yang
dimiliki perusahaan.
Periode perputaran utang dagang atau dengan kata lain yaitu seberapa lama waktu yang
dibutuhkan perusahaan untuk dapat membayar utang, jika meningkat maka hal ini dapat
dikarenakan perusahaan mengalami hambatan untuk membayar lebih awal atau dimungkinkan
adanya pemberian waktu tambahan dari supplier. Tetapi sebaliknya jika periode perputaran utang
dagang menurun maka perusahaan mendapatkan keuntungan karena mendapatkan diskon dari
pembayaran yang dilakukan lebih awal dari waktu yang diberikan. Atau bisa jadi karena supplier
sudah tidak memiliki kepercayaan, sehingga perusahaan terpaksa harus membayar utang
secepatnya.
Kepercayaan supplier itu sangat penting karena hubungannya terhadap penilaian
perusahaan, jika nilai perusahaan baik maka para kreditor akan tetap membantu memberikan modal
kerja kepada perusahaan. Tetapi sebaliknya, jika nilai perusahaan kurang baik itu akan
menimbulkan kreditor tidak lagi memberikan bantuan pinjaman untuk modal kerja perusahaan
yang nantinya akan mempengaruhi produksi dan penjualan sehingga merugikan perusahaan.
Oleh karena itu, ketika pembayaran utang dilakukan lebih cepat maka itu akan mengurangi
beban perusahaan atau mengurangi biaya perusahaan. Sehingga, perusahaan tidak lagi menanggung
utang yang ditimbulkan dari peminjaman oleh perusahaan kepada supplier. Selain itu biasanya
supplier menyediakan diskon kepada peminjam, jika peminjam membayar utangnya sebelum
waktu jatuh tempo pembayaran yang telah ditentukan sebelumnya itu akan membuat perusahaan
memiliki keuntungan.
Metodologi Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut
tingkat eksplanasinya (tingkat penjelasan), penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif
karena judul dalam penelitian ini adalah pengaruh periode perputaran utang dagang terhadap return
on asset pada perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian asosiatif
menurut Iqbal Hasan, (2006 : 8) adalah “penelitian yang dilakukan untuk menggabungkan antara
dua variabel atau lebih.”
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2012-2014. Adapun daftar perusahaan semen yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
104
Roby dan Siti /Pengaruh Periode Perputaran Utang Dagang terhadap ROA../99-114
Kode
No Nama Emiten Tanggal IPO
Saham
1 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 5-Des-1989
2 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 28-Jun-2013
3 SMCB Holcim Indonesia Tbk 10-Agu-1997
4 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 8-Jul-1991
5 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 8-Apr-2014
Sumber: www.saham ok.com (sub sektor semen diperbaharui 02 September 2014).
Adapun teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, Tabel 3.3 di bawah ini
merupakan prosedur pemilihan sampel, yaitu sebagai berikut:
Tabel Pemilihan Sampel
Jumlah Jumlah
Total
Keterangan (Kriteria Sampel) Sampel Sampel per
Sampel
per Tahun Triwulan
Perusahaan semen yang terdaftar di BEI tahun 2014 5 20 60
Perusahaan semen yang mengalami delisting di BEI
selama tahun 2012-2014 atau tidak menyampaikan
-2 -8 -24
laporan keuangan per-tiga bulan (triwulan) secara
konsisten untuk tahun 2012-2014
Perusahaan semen yang tidak menggunakan mata uang
0 0 0
rupiah dalam laporan keuangan
Tidak memiliki tahun buku yang berakhir pada 31
0 0 0
Desember
Tidak memperoleh laba positif selama periode 2012-
0 0 0
2014
Total perusahaan dan data 3 12 36
Data penelitian 36
Sumber: www.idx.co.id dan www.saham ok.com (sub sektor semen diperbaharui 02 September
2014), data diolah.
Untuk itu, dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah sebanyak 3 perusahaan
semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diantaranya adalah PT Holcim Indonesia Tbk
(SMCB), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
dengan menggunakan data laporan keuangan per-triwulan, sehingga total data penelitian dengan
menerapkan hasil dari prosedur pemilihan sampel yaitu sebanyak 36 data.
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan dari return on asset
(ROA) ke tiga perusahaan tersebut mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata ROA tertinggi adalah pada
tahun 2012 triwulan ke-4 yaitu sebesar 16,86%, terendah 3,43% tahun 2014 triwulan ke-1 dan nilai
rata-rata ROA tertinggi dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sebesar
12,59%, terendah dimiliki oleh PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) sebesar 4,47%.
Tabel Rata-rata ROA Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2014
ROA (%)
Triwulan Tahun
2012 2013 2014
1 7,65 3,69 3,43
2 8,22 7,81 6,89
3 9,74 11,49 10,01
4 16,86 14,90 12,80
Sumber: www.idx.co.id (data sekunder, data diolah)
Adapun, penjelasan dari tabel di atas dapat juga digambarkan pada grafik di bawah ini
yaitu sebagai berikut:
106
Roby dan Siti /Pengaruh Periode Perputaran Utang Dagang terhadap ROA../99-114
18
16
14
12
10 2012
8 2013
6 2014
4
2
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Gambar Grafik Perkembangan Rata-rata ROA Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2014
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dilihat bahwa ROA perusahaan semen tahun
2012 mengalami peningkatan pada triwulan ke-1 sampai dengan triwulan ke-4 yaitu dari 7,65%
menjadi 16,86%. Begitu juga dengan tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan dari triwulan
ke-1 sampai dengan triwulan ke-4 yaitu sebesar 3,69% menjadi 14,90% pada tahun 2013 dan
3,43% menjadi 12,80% pada tahun 2014.
Periode Perputaran Utang Dagang
Data mengenai periode perputaran utang dagang pada perusahaan semen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu sebagai
berikut:
Tabel Periode Perputaran Utang Dagang (SMCB, SMGR, dan INTP)
Periode 2012 – 2014 / Triwulan
Periode Perputaran Utang Dagang (Hari)
Kode Saham Rata -
No
Tahun Triwulan rata
SMCB SMGR INTP
1 221,81 74,82 73,20 123,28
2 93,20 104,10 66,92 88,07
1 2012
3 67,26 211,93 31,17 103,45
4 45,55 77,01 39,45 54,00
1 186,61 219,74 105,29 170,55
2 105,31 117,99 59,89 94,40
2 2013
3 67,73 70,40 42,98 60,37
4 51,09 67,35 36,65 51,70
1 180,63 272,76 109,67 187,69
2 95,34 139,13 63,33 99,27
3 2014
3 55,08 93,13 35,24 61,15
4 51,89 71,90 39,31 54,37
Rata – rata 101,79 126,69 58,59
Sumber: www.idx.co.id (data sekunder, data diolah)
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata periode perputaran utang dagang terlama adalah pada
tahun 2014 triwulan ke-1 yaitu 187,69 hari dan terendah pada tahun 2013 triwulan ke-4 yaitu 51,70
107
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol.3 No. 2, (2015)
hari, sedangkan untuk rata-rata periode perputaran utang dagang terlama dimiliki oleh PT Semen
Indonesia Tbk (SMGR) yaitu 126,69 hari dan terendah dimiliki oleh PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk (INTP) yaitu 58,59 hari.
108
Roby dan Siti /Pengaruh Periode Perputaran Utang Dagang terhadap ROA../99-114
Pengujian Hipotesis
Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PPUT ROA
N 36 36
Mean 95.6907 9.4576
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 61.18495 5.96021
Absolute .203 .178
Most Extreme Differences Positive .203 .178
Negative -.146 -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.220 1.066
Asymp. Sig. (2-tailed) .102 .206
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS V.20
Sehingga setelah melihat tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari nilai
signifikansi sebesar 0,102 untuk periode perputaran utang dagang dan sebesar 0,206 untuk return
on asset, adalah lebih besar dari 0,05. Artinya variabel-variabel tersebut berdistribusi dengan
normal.
a. Regresi Linier Sederhana
Tabel Analisis Regresi Linier Sederhana
(Coefficientsa)
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 14.912 1.533 9.730 .000
1
PPUT -.057 .014 -.585 -4.207 .000
109
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol.3 No. 2, (2015)
Ŷ = 14,912 - 0,057X
Jika, dilihat dari nilai persamaan diatas bahwa nilai konstan (a) adalah 14,912 artinya jika
periode perputaran utang dagang nilainya 0, maka return on asset nilainya adalah sebesar 14,912%,
nilai koefisien regresi variabel periode perputaran utang dagang (nilai b) sebesar -0,057
mengindikasikan bahwa apabila terjadi penambahan periode perputaran utang dagang 1 hari maka
diharapkan akan terjadi penurunan nilai return on asset sebesar 0,057% atau apabila terjadi
penurunan periode perputaran utang dagang 1 hari maka diharapkan akan terjadi kenaikan nilai
return on asset sebesar 0,057%.
Maka, berdasarkan hasil uji koefisien penentu pada tabel 4.11, didapat bahwa nilai koefisien
penentu (R Square) sebesar 0,342 atau 34,2%. Jika nilai R Square (R2) mendekati 1, maka variabel
bebas dalam hal ini yaitu periode perputaran utang dagang semakin kuat sumbangannya
(pengaruhnya) terhadap naik/turunnya return on asset (variabel terikat). Selanjutnya, dilihat pada
tabel 4.11 besarnya nilai adjusted R2 dalam model regresi perusahaan semen diperoleh sebesar
0,323. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya sumbangan (pengaruh) periode perputaran utang
dagang (variabel bebas) terhadap naik/turunnya return on asset (variabel terikat) yaitu sebesar
0,323 atau 32,3%. Sedangkan, sisanya sebesar 67,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti pada penelitian ini.
Kesimpulan
1. Periode perputaran utang dagang pada perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mengalami penurunan setiap triwulan, tetapi hanya tahun 2012 yang mengalami
fluktuasi disetiap triwulannya. Rata-rata periode perputaran utang dagang terlama dimiliki
oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan terendah dimiliki oleh PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk (INTP). Dilihat dari ke tiga perusahaan, periode perputaran utang dagang
terlama dimiliki oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) pada tahun 2014 triwulan ke-1 dan
terendah dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tahun 2012 triwulan ke-
3.
2. Return on asset perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014
mengalami peningkatan dari triwulan ke-1 sampai triwulan ke-4 tahun 2012 sampai 2014,
tetapi hasil perbandingan dari ketiga tahun tersebut return on asset perusahaan semen
mengalami fluktuasi, dan nilai ROA tertinggi dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk (INTP), terendah dimiliki oleh PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Adapun nilai ROA
tertinggi dari ke tiga perusahaan semen dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
111
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol.3 No. 2, (2015)
(INTP) pada triwulan ke-4 tahun 2012 dan 2013. Sedangkan, perusahaan yang memiliki ROA
terendah adalah PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) pada triwulan ke-1 tahun 2013.
3. Hasil yang didapatkan dari pengujian hipotesis menunjukkan periode perputaran utang dagang
memiliki hubungan yang cukup erat dengan arah yang negatif dan semakin kuat
sumbangannya terhadap return on asset. Jika, terjadi penurunan pada periode perputaran utang
dagang maka akan terjadi kenaikan return on asset atau sebaliknya. Adapun dari hasil uji t dan
tabel hasil pengolahan regresi linier sederhana yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari
taraf nyata, menunjukkan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara periode perputaran
utang dagang terhadap return on asset pada perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Daftar Pustaka
Agizha, Feryal. “Pengaruh Periode Perputaran Kas, Periode Perputaran Piutang, Periode
Perputaran Persediaan, dan Periode Perputaran Hutang Usaha Terhadap Profitabilitas
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB. Semester Genap 2013/2014. 2. Hal. 1-8.
Atmaja, Lukas Setia. Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2008.
Brigham dan Houston. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Terjemahan Ali Akbar Yulianto.
Jakarta: Salemba Empat, 2014.
____________________. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2. Terjemahan Ali Akbar
Yulianto. Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Darsono. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2005.
Gunawan, Ade. “Pengaruh Profitabilitas dan Perputaran Aktiva terhadap Struktur Modal”. Jurnal
Manajemen & Bisnis. 2011. Vol. 11 No. 01. Hal. 12-24.
Hakim, Fuad Lukman. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Hutang, dan Likuiditas terhadap Rasio
Profitabilitas Perusahaan”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 2014.
Hanif, Muhamad. “Pengaruh Penerapan Corporte Governance terhadap Pertumbuhan Laba
Perusahaan”. Artikel Publikasi Ilmiah. 2014.
Harahap, Sofyan Syafri. Analilsis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2013.
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006.
Hastuti, Niken. Analisis Pengaruh Periode Perputaran Persediaan, Periode Perputaran Hutang
Dagang, Rasio Lancar, Leverage, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan
Perusahaan terhadap Profitabilitas Perusahaan. Skripsi Sarjana. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. 2010.
112
Roby dan Siti /Pengaruh Periode Perputaran Utang Dagang terhadap ROA../99-114
Horne, James C. Van dan Wachowicz, John M. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat. 2013.
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. 2006.
Ismaya, Sujana. Kamus Akuntansi Indonesia-Inggris Inggris-Indonesia. Bandung: Pustaka Grafika.
2006.
Jusuf, Jopie. Analisis Kredit untuk Account Officer. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2010.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010.
______. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
Lumbantobing, Rudolf. “Studi Mengenai Perbedaan Struktur Modal Perusahaan Penanaman
Modal Asing dengan Perusahaan Penanaman Modal dalam Negeri yang Go Public di
Pasar Modal Indonesia”. Disertasi. Semarang: Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro.
2008.
Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006.
McClave Benson Sincich. Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. 2010.
Munawir. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. 2010.
Rahardjo, Budi. Keuangan & Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2007.
Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. Jakarta: BPFE. 2010.
Sanusi, Anwar. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta Selatan: Salemba Empat. 2013.
Sitorus, Yuni Sartika dan Irsutami. “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap
Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Public di
BEI Tahun 2006 – 2011). Jurnal Akuntansi, ekonomi dan Manajemen Bisnis. Juli 2013.
1. Hal. 1-7.
Sjahrial, Dermawan. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2009.
STIE La Tansa Mashiro. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi. Rangkasbitung. 2015.
Suhayati, Ely dan Anggadini, Sri Dewi. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2007.
________. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2013.
Sumantri, Alfa Dera. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan”. Skripsi.
Bandar Lampung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2012.
Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
2007.
Timmerman, Antonia. “IHSG Cetak Rekor Lagi, 11 Saham "Undervalued”, Beritasatu.com.
http://www.beritasatu.com/pasar-modal/252067-ihsg-cetak-rekor-lagi-11-saham-
undervalued.html (Diakses tanggal 25 Februari 2015).
Wahana Komputer. Shortcourse Series SPSS 20. Yogyakarta: Wahana Komputer dan Andi. 2012.
Walter T. Harrison, dkk. Akuntansi Keuangan International Financial Reporting Standars-IFRS,
Bahasa Indonesia Language edition Published. Jakarta: Erlangga. 2011.
113
Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol.3 No. 2, (2015)
114