You are on page 1of 8

p-ISSN 2339-0506 | e-ISSN 2599-137X

PENGARUH FIXED ASSETS TURNOVER, DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO


DAN CURRENT RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA
PERUSAHAAN SUB SEKTOR CRUDE PETROLUM DAN
NATURAL PRODUCTION (MINYAK MENTAH DAN
GAS BUMI) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2012-2017

Vincent1, Andre Fitriano2, H. Muhammad Djabir3, Elli4, Silviyana5, Kendi Fransiscus6


1)
Universitas Prima Indonesia
vincent.brave17@gmail.com
2)
Universitas Prima Indonesia
andrefitriano@unprimdn.ac.id
3)
Universitas Prima Indonesia
muhammaddjabir100@gmail.com
4)
Universitas Prima Indonesia
elliwangsaa@gmail.com
5)
Universitas Prima Indonesia
lee_Leephin56@yahoo.com
6)
Universitas Prima Indonesia
fransiscuskendi@gmail.com

ABSTRACT

The study is to investigate the effect of fixed asset turnover, debt to total assets ratio and current
ratio to return on assets both partially and simultaneously. This type of research is quantitative
explanatory descriptive. Pusposive sampling technique was used to generate sample from the
population and it was involved 10 companies of Sub Sector Crude Petrolum and Natural Prod
which were listed on the Indonesia Stock Exchange on Period 2012-2017. The method of data
collection was taken from relevant time series of Indonesia Stock Exchange documentation and
it was analyzed by using multiple linear regression, test coefficient of determination, partial test
and simultaneous test. The results of the study showed that either partially or simultaneously
fixed asset turnover, debt to total assets ratio and current ratio did not affect return on assets.

Keywords: Fixed Asset Turnover, Debt to Total Assets, Current Ratio, Return On Assets

1. PENDAHULUAN memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Menurut


Tandelilin (2010:372), “return on asset
Kelangsungan hidup perusahaan (going (ROA) menggambarkan sejauhmana kemam-
concern) dipengaruhi oleh banyak hal antara puan asset-aset yang dimiliki perusahaan bisa
lain profitabilitas perusahaan itu sendiri. menghasilkan laba”. Karena itu return on
Pentingnya profitabilitas dapat dilihat dengan assets (ROA) penting bagi kelangsungan
mempertimbangkan dampak yang berasal dari hidup dan perkembangan perusahaan. Banyak
ketidakmampuan perusahaan mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi Return On
laba yang maksimal untuk mendukung Assets (ROA) diantaranya fixed asset
kegiatan operasionalnya. Salah satu cara turnover, debt to total assets ratio dan current
untuk menghitung profitabilitas adalah dengan ratio.
menggunakan return on assets. Return on Berkenaan dengan rasio fixed asset
assets (ROA) merupakan kemampuan turnover, Fahmi (2016) menjelaskan bahwa
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan rasio fixed assets turnover disebut juga

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis (JRMB). Vol. 3. No. 2. November 2018 71
p-ISSN 2339-0506 | e-ISSN 2599-137X

dengan perputaran aktiva tetap. Rasio ini tidak dapat mengelola dana yang diperoleh
melihat sejauhmana aktiva tetap yang dimiliki dari hutang secara produktif, maka hal
oleh suatu perusahaan memiliki tingkat tersebut dapat memberikan pengaruh negatif
perputaran yang efektif dan memberikan dan berdampak terhadap menurunnya
dampak pada keuangan perusahaan. Dengan profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika
kata lain fixed asset turnover merupakan rasio hutang tersebut dapat dikelola dengan baik
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dan digunakan untuk meningkatkan jumlah
dana yang ditanamkan dalam asset tetap persediaan yang produktif, hal tersebut dapat
berputar dalam satu periode. Semakin tinggi memberikan pengaruh yang positif dan
perputaran aktiva tetap maka semakin cepat berdampak terhadap peningkatan profitabilitas
kembalinya dana yang tertanam pada aktiva perusahaan.
tetap tersebut. Naiknya hutang akan menurunkan
Brigham dan Houston (2012:136) dalam profitabilitas sesuai dengan teori Sudana
hal ini menjelaskan bahwa jika perusahaan (2015) yang menyatakan bahwa pada kondisi
memiliki terlalu banyak aset, maka biaya ekonomi yang memburuk, penggunaan utang
modalnya terlalu tinggi dan labanya akan yang semakin besar akan menurunkan laba.
tertekan. Di lain pihak, jika aset terlalu Pada kondisi normal penggunaan hutang yang
rendah, penjualan yang menguntungkan akan semakin besar pada mulanya meningkatkan
hilang. Karena itu menurut Sartono (2010), laba, tetapi jika jumlah utang ditambah terus,
hubungan perputaran total aktiva terhadap maka akan menurunkan laba. Menurut
laba bersih adalah rasio perputaran total aktiva Jumingan (2014), rasio ini menunjukkan
yang menunjukkan bagaimana efektivitas beberapa bagian dari setiap rupiah modal
perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Bagi
untuk menciptakan penjualan dan mendapat- perusahaan semakin besar rasio ini akan
kan laba. semakin menguntungkan, tetapi bagi pihak
Di lain pihak, Riyanto (2009:94) bank makin besar rasio ini berarti semakin
menegaskan bahwa makin besar jumlah kas besar risiko yang ditanggung atas kegagalan
yang ada di dalam perusahaan berarti makin perusahaan yang mungkin terjadi.
tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa Salah satu ukuran untuk melihat potensi
perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil profitabilitas suatu perusahaan adalah dengan
tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. cara memperhatikan current ration. Karena
Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan seperti yang dijelaskan Sudana (2015),
harus berusaha untuk mempertahankan current ratio adalah rasio untuk mengukur
persediaan kas yang sangat besar, karena kemampuan perusahaan untuk membayar
makin besarnya kas berarti makin banyaknya utang lancar dengan menggunakan aktiva
uang yang menganggur sehingga akan lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini
memperkecil profitabilitasnya. Menurut berarti semakin likuid perusahaan. Namun
Syamsuddin (2011), apabila aktiva lancar demikian, rasio ini mempunyai kelemahan
meningkat maka profitabilitas maupun resiko karena tidak semua komponen aktiva lancar
yang dihadapi akan menurun. Sebaliknya, memiliki tingkat likuiditas yang sama.
apabila aktiva lancar mengalami penurunan Menurut Hery (2014), current ratio
maka profitabilitas maupun resiko yang merupakan rasio yang digunakan untuk
dihadapi akan meningkat. mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
Selanjutnya, berkenaan dengan debt to melunasi kewajiban jangka pendeknya.
total assets ratio, adalah rasio yang digunakan Berdasarkan konsepsi ini maka dapat
untuk menilai sejauh mana perusahaan dikatakan current ratio merupakan perban-
menggunakan uang yang dipinjam. Menurut dingan antara aktiva lancar dengan hutang
Kasmir (2010) “debt to total assets ratio jangka pendek (hutang lancar). Perusahaan
merupakan rasio hutang yang digunakan yang dapat mengelola rasio lancarnya dengan
untuk mengukur seberapa besar aktiva baik menunjukkan bahwa aktiva lancar
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa perusahaan tersebut dapat menutup hutang
besar hutang perusahaan berpengaruh lancarnya, dengan kata lain perusahaan
terhadap pengelolaan aktiva. Jika perusahaan tersebut memiliki likuiditas yang baik. Akan

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis (JRMB). Vol. 3. No. 2. November 2018 72
p-ISSN 2339-0506 | e-ISSN 2599-137X

tetapi pemilik juga harus memperhatikan, sehingga perusahaan akan sulit untuk
jangan sampai perusahaan terlalu likuid, berkembang karena jumlah kas yang sedikit
karena hal tersebut akan mengurangi risiko serta kesulitan dalam membayar hutang.
ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka Berikut ini, sebagaimana telihat pada tabel
pendek yang jatuh tempo, yang akan mengu- 1 adalah permasalahan yang terjadi pada
rangi profitabilitas. Semakin tinggi current penjualan, total hutang, aktiva lancar dan laba
ratio berarti semakin besar kemampuan bersih pada perusahaan Sub Sektor Crude
perusahaan untuk membayar hutangnya dan Petrolum dan Natural Prod (Minyak Mentah
sebaliknya semakin rendah current ratio dan Gas Bumi) yang terdaftar di Bursa Efek
berarti perusahaan tidak memiliki cukup kas Indonesia Periode 2012-2017.

Tabel 1
Penjualan, Total Hutang, Aktiva Lancar dan Laba Bersih Pada Tiga Perusahaan Sub
Sektor Crude Petrolum dan Natural Produksi (Minyak Mentah dan Gas Bumi)
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016
(dalam Milyaran Rupiah)
Emiten Tahun Penjualan Total Hutang Aktiva Lancar Laba Bersih
2012 4.777.083 2.252.312 2.310.356 135.597
2013 4.111.973 2.085.850 2.492.219 242.605
2014 4.221.172 1.707.428 2.236.668 431.457
ELSA
2015 3.775.323 1.772.327 1.865.116 379.745
2016 3.620.570 1.313.213 2.079.319 316.066
2017 4.978.986 1.803.449 1.757.781 250.754

2012 382.015 282.268 267.674 50.398


2013 514.912 345.162 544.025 153.253
2014 435.767 489.769 329.176 126.416
ESSA
2015 558.702 1.307.155 470.733 67.192
2016 390.736 6.166.446 1.810.853 2.076
2017 460.634 8.324.518 1.186.215 29.948

2012 1.602.490 933.325 650.535 28.994


2013 1.735.548 1.016.045 721.281 29.635
2014 1.833.216 352.877 705.458 56.050
RUIS
2015 1.598.265 753.340 563.676 41.281
2016 1.315.634 619.413 452.285 26.070
2017 1.125.129 579.059 473.183 20.922

Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan fixed lancar) mengalami penurunan maka return on
assets turnover (penjualan) tidak sesuai assets (laba bersih) akan menurun dan
dengan teori yang menyatakan apabila fixed sebaliknya, apabila current ratio (aktiva
assets turnover (penjualan) mengalami lancar) mengalami peningkatan maka return
penurunan maka return on assets (laba bersih) on assets (laba bersih) juga akan meningkat.
juga akan menurun. Kemudian debt to total Kesimpulan dari uraian di atas, diketahui
assets ratio (total hutang) tidak sesuai dengan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
teori yang menyatakan apabila debt to total return on assets (ROA) mengalami hasil yang
assets ratio (total hutang) mengalami tidak konsisten. Adanya permasalahan-
penurunan maka return on assets (laba bersih) permasalahan yang mempengaruhi laba bersih
akan meningkat dan sebaliknya debt to total membuat peneliti tertarik untuk meneliti
assets ratio (total hutang) mengalami kembali dengan judul penelitian “Pengaruh
peningkatan maka return on assets (laba Fixed Assets Turnover, Debt to Total Assets
bersih) akan menurun. Selanjutnya current Ratio dan Current Ratio terhadap Return
ratio tidak sesuai dengan teori yang On Assets pada Perusahaan Sub Sektor
menyatakan apabila current ratio (aktiva Crude Petrolum dan Natural Production

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis (JRMB). Vol. 3. No. 2. November 2018 73
p-ISSN 2339-0506 | e-ISSN 2599-137X

(Minyak Mentah dan Gas Bumi) yang Berikut adalah beberapa hipotesis peneli-
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tian sebagai jawaban sementara.
2012-2017”.
Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa H1: Fixed assets turnover berpengaruh
pertanyaan penelitian sebagai berikut: secara parsial terhadap return on assets
(ROA).
1. Apakah fixed assets turnover berpengaruh H2: Debt to total assets ratio berpengaruh
secara parsial terhadap return on assets secara parsial terhadap return on assets
(ROA) pada perusahaan Sub Sektor Crude (ROA).
Petrolum dan Natural Produksi (Minyak H3: Current ratio berpengaruh secara
Mentah dan Gas Bumi) yang terdaftar di parsial terhadap return on assets
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode (ROA).
2012-2017? H4: Fixed assets turnover, debt to Total
2. Apakah debt to total assets ratio assets ratio dan current ratio
berpengaruh secara parsial terhadap return berpengaruh secara simultan terhadap
on assets (ROA) pada perusahaan Sub return on assets (ROA).
Sektor Crude Petrolum dan Natural
Produksi (Minyak Mentah dan Gas Bumi)
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. METODE PENELITIAN
(BEI) pada periode 2012-2017?
3. Apakah current ratio berpengaruh secara Jenis penelitian yang dilakukan adalah
parsial terhadap return on assets (ROA) penelitian kuantitatif dan bersifat deskriptif
pada perusahaan Sub Sektor Crude explanatory. Populasi dalam penelitian ini
Petrolum dan Natural Produksi (Minyak adalah seluruh perusahaan Sub Sektor Crude
Mentah dan Gas Bumi) yang terdaftar di Petrolum dan Natural Produksi (Minyak
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Mentah dan Gas Bumi) yang listing di Bursa
2012-2017? Efek Indonesia dan beroperasi di Indonesia
4. Apakah fixed assets turnover, debt to total periode 2012-2017. Analisis regresi linier
assets ratio dan current ratio berpengaruh berganda digunakan untuk mengetahui ada
secara simultan terhadap return on assets tidaknya pengaruh antara variabel independen
(ROA) pada perusahaan Sub Sektor Crude terhadap variabel dependen. Untuk menguji
Petrolum dan Natural Produksi (Minyak model tersebut maka digunakan analisa
Mentah dan Gas Bumi) yang terdaftar di regresi linier berganda dengan rumus sebagai
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode berikut:
2012-2017?
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Selanjutnya dikemukakan kerangka kon-
septual dan hipotesis sebagai jawaban Jumlah varibale bebas dalam penelitian ini
sementara penelitian, sebagai berikut. lebih dari dua, maka digunakan adjusted R2
sebagai koefisien determinasi. Dalam hal ini
Gambar 1 Priyatno (2013) mejelaskan bahwa adjusted R
Kerangka Konseptual square adalah R square yang telah disesuai-
kan nilainya dan selalu lebih kecil dari R
square dan angka ini bisa memiliki harga
FAT (X1) negatif. Maka untuk regresi dengan lebih dari
H1 dua variabel bebas digunakan adjusted R2
ROA sebagai koefisien determinasi.
DAR (X2) (Y) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh
H2 dimensi variabel bebas secara simultan
CR (X3)
terhadap variabel terikat. Sedangkan uji t
digunakan untuk melihat secara parsial
H3
apakah ada pengaruh yang signifikan dari
H4 variabel bebas terhadap variabel terikat.

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis (JRMB). Vol. 3. No. 2. November 2018 74
p-ISSN 2339-0506 | e-ISSN 2599-137X

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tabel 3 uji koefisien determinasi


diperoleh nilai adjusted R square sebesar
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam 0,033. Hal ini menunjukkan bahwa 3,3% dari
penelitian adalah dengan menggunakan variasi variabel pertumbuhan laba dapat
analisis regresi linier berganda. Model regresi dijelaskan oleh variabel fixed assets turnover,
yang digunakan adalah sebagai berikut: debt to total assets ratio dan current ratio,
sedangkan 96,7% dijelaskan oleh variabel lain
Tabel 2 diluar penelitian ini seperti firm size, total
Persamaan Regresi Berganda asset turn over dan debt to equity ratio.
Model Unstandardized Standardized Sementara pengujian Hipotesis Secara
Coefficients Coefficients Simultan dapat dilihat pada tabel berikut.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,490 2,065
FAT ,828 ,520 ,332
Tabel 4
DAR 1,009 1,262 ,161 Hasil Uji F (Simultan)
CR -,076 ,533 -,031 Model F Sig.
1 Regression 1,330 ,286a
Pada Tabel 2 persamaan regresi linear Residual
berganda dapat dilihat pada persamaan ini: Total

ROA=2,490+0,828 FAT+1,009DAR-0,076 CR Hasil perhitungan uji simultan diperoleh


hasil Fhitung (1,330) < Ftabel (2,98) maka dengan
Persamaan model regresi linear ini dapat demikian H0 diterima dan H1 ditolak, artinya
diinterpretasikan sebagai berikut: fixed assets turnover, debt to total assets ratio
dan current ratio tidak berpengaruh terhadap
1) Nilai Konstanta (a) = 2,490, hal ini return on assets. Dengan demikian, dapat
menunjukkan bahwa apabila nilai fixed disimpulkan bahwa hipotesis ditolak.
asets turnover, debt to total assets tatio Tabel berikut adalah hasil pengujian
dan current ratio dianggap konstan (0), hipotesis secara parsial.
maka return on assets memiliki nilai
sebesar 2,490. Tabel 5
2) Koefisien regresi fixed assets turnover (b1) Hasil Uji Parsial
= 0,828. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap peningkatan fixed assets turnover
satu kali maka return on assets akan Model t Sig.
mengalami peningkatan sebesar 0,828. 1 (Constant) 1,206 ,239
3) Koefisien debt to total assets ratio (b2) = FAT 1,591 ,124
1,009 yang menunjukkan bahwa setiap DAR ,800 ,431
peningkatan debt to total assets ratio satu CR -,143 ,888
kali maka return on assets akan mengalami
penurunan sebesar 1,009. Berdasarkan tabel 5 di atas hasilnya
4) Koefisien regresi current ratio (b3)= -0,076 dapat dijelaskan sebagai berikut.
yang menunjukkan bahwa setiap pening-
katan current ratio satu kali maka return 1. Variabel fixed assets turnover diperoleh
on assets akan mengalami penurunan hasil thitung < ttabel yaitu 1,591 < 2,055
sebesar 0,076. sedangkan nilai signifikansi yaitu 0,124 >
0,05, keputusannya adalah H0 diterima dan
Adapun koefisien determinasi hipotesis Ha ditolak, artinya variabel fixed assets
dapat dilihat pada tabel berikut. turnover secara parsial tidak berpengaruh
terhadap return on assets (ROA).
Tabel 3
2. Variabel debt to total assets ratio
Hasil Uji Determinasi
Model R Adjusted Std. Error of diperoleh hasil thitung < ttabel yaitu 0,800 <
R Square R Square the Estimate 2,055 sedangkan nilai signifikansi yaitu
1 ,365a ,133 ,033 3,15035 0,431 > 0,05, keputusannya adalah H0

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis (JRMB). Vol. 3. No. 2. November 2018 75
p-ISSN 2339-0506 | e-ISSN 2599-137X

diterima dan Ha ditolak, artinya variabel penjualan mengalami penurunan. Menurunnya


debt to total assets ratio secara parsial volume penjualan menyebabkan perusahaan
tidak berpengaruh terhadap return on kesulitan memperoleh tingkat profitabilitas
assets (ROA). (ROA) yang lebih baik.
3. Variabel current ratio diperoleh hasil thitung Lantas bagaimana dengan pengaruh debt to
> ttabel yaitu -0,143 > -2,055 sedangkan total assets ratio terhadap return on assets?
nilai signifikansi yaitu 0,888 > 0,05 maka Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
keputusannya adalah H0 diterima dan Ha debt to total assets ratio tidak berpengaruh
ditolak, artinya variabel current ratio terhadap return on assets. Hal ini terbukti dari
secara parsial tidak berpengaruh terhadap hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai
return on assets (ROA). thitung < ttabel dengan tingkat signifikansi thitung >
ttabel yang berarti secara parsial debt to total
Berdasarkan hasil proses analisis multiple assets ratio tidak berpengaruh terhadap return
linear dan pengujian hipotesis baik secara on assets. Hasil uji analisa regresi diketahui
parsial (uji t) maupun simultan (uji F) maka bahwa debt to total assets ratio berpengaruh
berikut adalah diskusis dan pembahasan positif terhadap return on assets yang berarti
terhdap hasil-hasil tersebut. semakin tinggi debt to total assets ratio maka
Berkenaan dengan pengaruh fixed assets return on assets semakin meningkat dan jika
turnover, debt to total assets ratio dan current semakin rendah debt to total assets ratio maka
ratio terhadap return on assets, maka hasil uji return on assets juga akan semakin menurun.
simultan membuktikan baha ketiga variabel Hasil penelitian tersebut membuktikan
bebas tersebut tidak berpengaruh pada bahwa debt to total assets ratio tidak
variabel terikat (return on assets). Hal ini berpengaruh terhadap return on assets. Yang
dibuktikan dari hasil perhitungan dimana berarti semakin tinggi hutang perusahaan
diperoleh nilai Fhitung < Ftabel dengan taraf tidak mempengaruhi peningkatan laba
signifikan > 0,05 yang berarti secara simultan perusahaan. Dengan tidak berpengaruhnya
fixed assets turnover, debt to total assets ratio debt to total assets ratio terhadap return on
dan current ratio tidak berpengaruh terhadap assets mengindikasikan bahwa perusahaan
return on assets pada perusahaan Sub Sektor kurang memiliki kemampuan dalam menge-
Crude Petrolum dan Natural Produksi lola hutang dengan baik.
(Minyak Mentah dan Gas Bumi) yang Selanjutnya berkenaan dengan pengaruh
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada current ratio terhadap return on assets. Hasil
rentang periode 2012-2017. pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
Demikian halnya dengan uji t, yaitu uji current ratio tidak juga berpengaruh terhadap
hasil secara parsial, apakah ada pengaruh fixed return on assets, yang dibuktikan dengan hasil
assets turnover terhadap return on assets. uji parsial diperoleh nilai -thitung > -ttabel dengan
Maka hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat signifikansi thitung > ttabel. Hasil uji
fixed assets turnover juga tidak berpengaruh regresi linier berganda diketahui current ratio
terhadap return on Assets pada perusahaan berpengaruh negatif terhadap return on assets
Sub Sektor Crude Petrolum dan Natural yang berarti bahwa semakin meningkat
Produksi (Minyak Mentah dan Gas Bumi) current Ratio maka return on assets semakin
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menurun.
pada rentang periode 2012-2017. Hal ini Pada hakekatnya, current ratio dapat
diketahui dari hasil uji parsial dimana digunakan untuk melihat apakah terdapat
diperoleh nilai thitung < ttabel dengan tingkat ketidakseimbangan, yang bisa saja menun-
signifikansi thitung > ttabel. jukkan kelebihan investasi dalam berbagai
Hasil penelitian mengindikasikan kurang komponen tertentu tentang persediaan.
optimalnya perusahaan Sub Sektor Crude Masalah penentuan besarnya investasi atau
Petrolum dan Natural Produksi (Minyak alokasi modal dalam persediaan mempunyai
Mentah dan Gas Bumi) yang terdaftar di efek yang langsung terhadap keuntungan
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada rentang perusahaan. Kesalahan dalam penetapan
periode 2012-2017 dalam mengelola fixed besarnya investasi dalam persediaan akan
assets yang dimilikinya sehingga volume menekan keuntungan perusahaan sehingga

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis (JRMB). Vol. 3. No. 2. November 2018 76
p-ISSN 2339-0506 | e-ISSN 2599-137X

dapat mengurangi tingkat profitabilitas terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)


perusahaan. pada rentang periode 2012-2017.
Periode current ratio perlu diperhatikan
untuk mengetahui berapa lama waktu yang Selanjutnya, saran-saran berikut dikemuka-
dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengha- kan agar menjadi bahan atau masukan yang
biskan persediaan dalam proses produksinya. perlu dipertimbangkan oleh pihak perusahaan.
Hal ini dikarenakan semakin lama periode Saran-saran tersebut antara lain adalah.
inventory turn over, maka semakin banyak
biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan 1. Bagi perusahaan Sub Sektor Crude
untuk menjaga agar persediaan tetap baik. Petrolum dan Natural Produksi
Oleh karena itu, diperlukan adanya tingkat (Minyak Mentah dan Gas Bumi) yang
current ratio yang tinggi untuk mengurangi terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
biaya yang timbul, karena kelebihan perse- lebih meningkatkan kinerja keuangan-
diaan, dan perputaran persediaan mempenga- nya dalam menghasilkan laba. Karena
ruhi profitabilitas perusahaan. investor cenderung menyukai perusa-
haan yang kinerja keuangannya sehat
dan yang dapat menghasilkan laba yang
stabil dan cenderung meningkat.
4. KESIMPULAN 2. Dalam upaya mencegah hilangnya
kepercayaan dari para investor maupun
Berdasarkan hasil dan pembahasan peneli- dari publik. Maka manajemen harus
tian sebagaimana dikemukakan di atas maka lebih bijak dalam mengontrol stabilitas
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai keuangan dan penjualan agar lebih
berikut. efektif dan efisien.
3. Bagi investor, diharapkan hasil pene-
1. Secara parsial fixed assets turnover litian ini dapat melihat perkembangan
tidak berpengaruh terhadap return on kinerja perusahaan, terutama dalam
assets pada perusahaan Sub Sektor menghasilkan laba, sehingga dalam
Crude Petrolum dan Natural Produksi berinvestasi dapat memperoleh return
(Minyak Mentah dan Gas Bumi) yang yang di harapkan.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 4. Pada penelitian selanjutnya disarankan
pada rentang periode 2012-2017. mengganti kategori perusahaan dan
2. Secara parsial debt to total assets ratio menambah periode pengamatan serta
tidak berpengaruh terhadap terhadap menambah faktor lain yang mungkin
return on assets pada perusahaan Sub berpengaruh terhadap return on assets.
Sektor Crude Petrolum dan Natural 5. Bagi Universitas Prima Indonesia yang
Produksi (Minyak Mentah dan Gas berlokasi di Medan, khususnya Fakultas
Bumi) yang terdaftar di Bursa Efek Ekonomi, maka hasil penelitian ini
Indonesia (BEI) pada rentang periode diharapkan dapat menjadi bahan studi
2012-2017. kepustakaan, pembelajaran dan mem-
3. Secara parsial current ratio tidak perkaya penelitian ilmiah.
berpengaruh terhadap terhadap return
on assets pada perusahaan Sub Sektor
Crude Petrolum dan Natural Produksi
(Minyak Mentah dan Gas Bumi) yang DAFTAR PUSTAKA
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Brigham, F. Eugene dan Houston F, Joel.
pada rentang periode 2012-2017.
2012. Dasar-dasar Manajemen Keu-
4. Secara simultan fixed assets turnover,
ngan. Edisi Kesebelas. Buku 1.
debt to total assets ratio dan current
Salemba Empat. Jakarta
ratio tidak berpengaruh terhadap return
on assets pada perusahaan Sub Sektor Fahmi, Irham. 2016. Pengantar Manajemen
Crude Petrolum dan Natural Produksi Keuangan, Teori dan Soal Jawab.
(Minyak Mentah dan Gas Bumi) yang Alfabeta. Bandung

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis (JRMB). Vol. 3. No. 2. November 2018 77
p-ISSN 2339-0506 | e-ISSN 2599-137X

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan
Multivariate dengan Program SPSS. Teori dan Aplikasi. Penerbit BPFE.
Badan Penerbit Universitas Dipone- Yogyakarta.
goro. Semarang.
Sudana, I. Made. 2015. Manajemen Keuangan
Harahap, Sofyan Safri. 2013. Analisis Kritis Perusahaan Teori dan Praktik. Edisi 2.
Terhadap Laporan Keuangan. Edisi Erlangga. Jakarta.
Revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis.
Harmono. 2014. Manajemen Keuangan. Cetakan Kedua. CV. Alfabeta.
Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Bandung.
Hery. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Sjahrial, Dermawan dan Djahotman Purba.
Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. 2013. Analisis Laporan Keuangan.
Mitra Wacana Media. Edisi Kedua.
Horne, J.C. V dan Wachowicz, J. M. 2014.
Jakarta
Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.
Alih bahasa Dewi Fitriasari dan Deny Umar, H. 2010. Desain Penelitian MSDM dan
A.Kwary. Salemba Empat. Jakarta. Perilaku Karyawan. Cetakan Ketiga.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Jumingan. 2014. Analisis Laporan Keuangan.
Cetakan Kelima. Bumi Aksara. Jakarta. Utama, Alfarizi Cahya. 2014. Pengaruh
Current Ratio, Debt Asset Ratio
Kasmir. 2012. Analisa Laporan Keuangan.
Terhadap Return On Asset Pada
Penerbit Kencana. Jakarta.
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Mahardika, P.A. dan Marbun. D.P. 2016. di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-
Pengaruh Current Ratio dan Debt to 2012. Diponegoro Journal of Accoun-
Equity Ratio Terhadap Return On ting. Vol 3. No. 02 ISSN. 2337-3806.
Asset. Jurnal Widyaloka. Vol 3. ISSN. Universitas Diponegoro.
2337-7313. Universitas Pembangunan
Zatira, Alfarizi Cahya. 2014. Pengaruh
Jaya.
Perputaran Modal Kerja dan Perpu-
Martias, Andi. Analisis Kinerja Keuangan taran Aktiva Tetap Terhadap Profita-
Perusahaan Pendekatan Rasio Penentu bilitas (Pada Perusahaan Food and
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Beverages di Bursa Efek Indonesia
Moneter. pISSN 2355-2700, eISSN Tahun 2009-2015). Jurnal.umt.ac.id.
2550-0139. Vol IV. No 2. Akademi Vol. 1. No. 01. Univ. Muhammadiyah
Manajemen Keuangan Bina Sarana Tangerang.
Informatika.
Munawir S. 2014. Analisis Informasi Keu-
angan. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Priyatno, Duwi. 2013. Paham Analisa
Statistik Data dengan SPSS. Cetakan
Pertama. Mediakom. Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2009. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan. BPFE.
Yogyakarta.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian
Bisnis: Disertai Contoh Proposal Pene-
litian Bidang Ilmu Ekonomi Dan
Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Jurnal Riset Manajemen & Bisnis (JRMB). Vol. 3. No. 2. November 2018 78

You might also like