You are on page 1of 24

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP ATRAKSI WISATA

ANIMAL WATCHING DI TAMAN NASIONAL KOMODO

Rina Kurniawati1
Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta
rinakurniawati@stpsahid.ac.id

Zaeh Ratunnisa2
Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta
zratunnisa@yahoo.com

ABSTRACT

Indonesia is a country which tourism is developing rapidly, with various natural resources
wealth which attracted worldwide tourist attentions. A lot of tourists interested to visit and enjoy
the beauty tourism of Indonesia, Komodo National Park is one of tourist destination with the
fascination of animal watching attractions, it has Komodo as its main attraction and could be
found only in Indonesia. Tourism attraction of animal watching has a uniqueness appeal, beauty,
and values are derived from natural diversity, natural form of wildlife or endangered species
used as an object to attract tourists for watching these animals directly. The raised number of
tourists who visited has given a perception to tourist itself about animal watching attractions.
Perception is a human process observation towards the environment through sensory, so they
could be aware of everything in the environment. With the excistences of this perception,
researchers are interested to know how the tourists’ perception towards tourism attraction of
animal watching in the Komodo National Park, it has been conducted a research based on six (6)
indicators: attractions, amenities, accessibilities, available packages, activities, and ancillary
services. The study was conducted to 40 respondents who visited Komodo National Park. In this
study, there is only one variable processed by using quantitative method, data were collected
using questionnaires and analyzed through descriptive statistical analysis, statistics were used to
analyze the data by describing or depict collected raw data without any aim to do proof
preliminary hypothesis for generalization. Once the research done, result of this research
showed an overall rate of The Tourist Perception towards Tourism Attraction of Animal
Watching in Komodo National Park that can be classified in good category with the total score
average weight indicator is 3.56. Based on indicators have been segregated and classified as
follows: Attractions in good enough category (3.36), amenities in good enough category (3.35),
accessibilities in good category (3.48), available packages in good category (3.85), activities in
very good (4.22), and ancillary services in good enough category (3.11).

Keyword: Perception, Tourist, Animal Watching, Komodo National Park, Attraction

ABSTRAK

Indonesia adalah salah satu negara yang pariwisatanya sangat pesat berkembang, dengan
memiliki keanekaragaman kekayaan alam yang sangat menarik perhatian dunia. Banyak
wisatawan tertarik untuk berkunjung dan menikmati keindahan alam Indonesia. Taman
Nasional Komodo merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan
karena daya tarik dari atraksi wisata animal watching yang hanya dapat di jumpai di Indonesia.
Atraksi wisata animal watching yaitu suatu bentuk atraksi wisata yang memiliki daya tarik

1
keunikan, keindahan dan nilai yang bersumber dari keanekaragaman kekayaan alam atau
natural berupa fauna atau satwa langka yang dimanfaatkan sebagai objek untuk menarik
pengunjung datang ke suatu daerah untuk melihat satwa tersebut. Meningkatnya jumlah
wisatawan yang berkunjung, menimbulkan adanya suatu persepsi terhadap wisata yang
dikunjungi bagi setiap wisatawan itu sendiri. Persepsi adalah suatu proses pengamatan
seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra - indra yang dimiliki sehingga
menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya. Dengan adanya suatu
persepsi, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah persepsi wisatawan terhadap atraksi
wisata animal watching di Taman Nasional Komodo dilihat dari enam (6) indikator yaitu,
attractions, amenities, accessbilities, available package, activities, dan ancillary services. Penelitian
dilakukan kepada 40 responden yang sudah pernah berkunjung ke Taman Nasional Komodo.
Dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yang diolah dengan menggunakan metode
kuatitatif, data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis melalu analisis
statistik deskriptif, statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Setelah
penelitian dilakukan hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan persepsi wisatawan
terhadap atraksi wisata animal watching di Taman Nasional Komodo pada kategori baik
dengan nilai keseluruhan rata- rata bobot indikator (3.56). Berdasarkan indikator yang telah
dipisahkan dan diklasifikasikan sebagai berikut : Attractions pada kategori cukup baik
(3.36),amenities pada kategori cukup baik (3.35), accessibilities pada kategori baik (3.48),
available packages pada kategori baik (3.85), activities pada kategori sangat baik (4.22), and
ancillary services pada kategori cukup baik (3.11).

Keyword: persepsi, wisatawan, animal watching, Taman Nasional Komodo, Indikator,


atraksi

PENGANTAR

Indonesia merupakan salah satu negara yang pariwisatanya sangat pesat


berkembang, dengan memiliki kekayaan alam yang sangat menarik perhatian dunia
sehingga membuat wisatawan tertarik untuk datang dan menikmati keindahan alam
Indonesia. Pariwisata yang dimiliki Indonesia merupakan peluang bagi
pemerintah untuk lebih mendorong pertumbuhan perekonomian negara sebagai
penghasil dan pendapatan devisa negara dan masyarakat pada umumnya,
perluasan kesempatan lapangan kerja, dan mendorong kegiatan - kegiatan
industri penunjang, seperti pembangunan hotel, restoran, tempat hiburan dan lain

2
sebagainya, serta memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan
kebudayaan Indonesia.

Buhalis (2000:98) menggolongkan kedalam enam (6) disebut sebagai 6A


komponen produk pariwisata, berbagai hal yang menjadi elemen dari keenam
komponen tersebut merupakan faktor-faktor yang harus dikelola dan
dikendalikan dengan baik agar dapat memuaskan wisatawan sekaligus
membentuk citra yang positif bagi destinasi tersebut, yaitu : Attractions
(Atraksi), Amenities (Fasilitas) , Accessibilities (Aksesibilitas) , Available Packages
(Paket wisata yang tersedia) , dan Ancillary Services (Layanan tambahan)

Animal Watching yaitu suatu bentuk atraksi wisata yang memiliki daya tarik
keunikan, keindahan dan nilai yang bersumber dari keanekaragaman kekayaan
alam atau natural berupa fauna atau satwa langka yang dimanfaatkan sebagai
objek yang digunakan untuk menarik pengunjung datang ke suatu daerah untuk
melihat satwa tersebut. Produk animal watching secara teknis mencakup flora
dan fauna, meskipun dalam penggunaan populer, satwa liar banyak digunakan
untuk merujuk kepada hewan di alam liar. Mungkin gambar klasik satwa liar
bagi banyak orang adalah mamalia besar atau sekawanan burung liar, tetapi
istilah ini banyak digunakan untuk mencakup semua jenis hewan, termasuk
semua jenis serangga, dan kehidupan laut. Produk pariwisata animal watching
merupakan sebuah produk pariwisata yang melibatkan semua fauna. Hal ini
biasanya digunakan untuk melihat hewan, dan membedakan hewan yang
ditonton dari bentuk-bentuk yang berbeda dari habitat aslinya. Richard Tapper
(2006:10) menjelaskan animal watching pada dasarnya merupakan kegiatan
pengamatan, meskipun dalam beberapa kasus dapat melibatkan interaksi dengan
hewan yang diawasi, seperti menyentuh atau memberi mereka makan.

Menurut Richard Tapper (2006:17) atraksi wisata animal watching memiliki


atraksi wisata yang berbeda karena mencangkup berbagai spesies

3
yang berbeda di lokasi yang berbeda, dan memperhatikan tipologi
wisatawan yang berkunjung hal ini dikerenakan untuk menjaga
kualitas satwa animal watching itu sendiri, dan menghindari
kerusakan pada populasi animal watching, serta untuk menjaga
satwa animal watching dari daerah yang rentan atau
sensitif bagi animal watching tersebut. Berikut tipologi wisatawan
animal watching yang mengunjungi kawasan lindung :
1. Penjelajah, Individualistis, soliter, petualang, tidak memerlukan fasilitas
khusus. Memilih untuk tidak menghabiskan banyak uang. Menolak
fasilitas pariwisata yang dibangun dalam mendukung orang-orang lokal.
2. Backpacker, Melakukan perjalanan selama mungkin pada anggaran
terbatas, mengambil libur antara satu tahun mulai dari sekolah,
universitas dan bekerja. Memiliki kesulitan dalam transportasi, mencari
akomodasi murah. Mementingkan pengalaman perjalanan, bukan
memahami budaya lokal. Menikmati trekking dan pemandangan, tetapi
sering tidak dapat mengunjungi daerah-daerah terpencil karena biaya
dan membutuhkan fasilitas murah.
3. Backpacker Plus, Wisatawan yang berpengalaman, dan umumnya
memiliki profesi yang menunjang untuk berpergian. Lebih menuntut
dalam hal fasilitas dari backpackers biasa dan dengan kebutuhan
harian yang lebih tinggi. Keinginan serius untuk belajar tentang
budaya dan alam, dan membutuhkan informasi yang baik.
4. High Volume/ Group, Jarang melakukan perjalanan, lebih memilih untuk
bepergian dalam kelompok besar. Menikmati aspek budaya lokal dan
pemandangan alam dan satwa liar. Membutuhkan fasilitas yang baik,
dan hanya akan melakukan perjalanan jauh jika perjalanan nyaman.
Termasuk penumpang kapal pesiar.
5. Minat Umum, Perjalanan sebagai Free Independent Travellers (FITs)
pada perjalanan yang dibuat khusus dengan operator tour, dan
biasanya lebih memilih keamanan dan kelompok perusahaan tour .

4
Biasanya telah menetapkan waktu yang tersedia untuk liburan yang
terbatas. Relatif berpenghasilan tinggi, tertarik pada budaya, tertarik
pada alam atau satwa liar jika tidak sulit untuk mengaksesnya.
Sebagian aktif dan menikmati soft adventure seperti trekking kecil
dan level rendah arung jeram. Tidak suka bepergian jarak jauh tanpa
tempat tujuan. Membutuhkan fasilitas yang baik, meskipun dapat
menerima kondisi sulit untuk periode singkat.
6. Minat Khusus, Didedikasikan untuk hobi tertentu, cukup berpetualang,
siap membayar untuk memanjakan hobi dan orang lain telah
mempersiapkannya. Perjalanan sebagai FITs atau kelompok. Mungkin
memiliki sedikit minat dalam budaya.

Indonesia memiliki atraksi wisata animal watching yaitu di Taman Nasional Komodo,
Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di
kepulauan Indonesia Timur. Kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional
Komodo pada tanggal 6 Maret 1980 dan dinyatakan sebagai Cagar Manusia dan
Biosfer pada tahun 1977 sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun
1991, sebagai Simbol Nasional oleh Presiden RI pada tahun 1992, sebagai Kawasan
Perlindungan Laut di tahun 2000 dan juga sebagai salah satu Taman Nasional Model
di Indonesia pada tahun 2006.

Taman Nasional Komodo adalah salah satu tempat atraksi wisata animal
watching yang berada di Kepulauan Nusa Tenggara, secara administratif, pulau
ini berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, dan
berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau ini
merupakan habitat asli binatang komodo. Di Taman Nasional Komodo terdapat
lebih dari 2.000 ekor komodo yang hidup di alam bebas. Berdasarkan dari
data Balai Taman Nasional Komodo, di peroleh data 10 besar negara pengunjung
terbanyak tahun 2008-2015 dan beberapa dokumentasi gambar di Taman Nasional
Komodo.

5
Tabel 1
Data 10 Negara Besar Pengunjung Taman Nasional Komodo

No. Negara Asal 2011 2012 2013 2014 2015

1 Indonesia 6.177 8.010 9.654 13.537 19.215

2 Australia 7.108 3.565 4.331 5.896 9.055

Amerika 3.720 5.208 6.142 6.500 8.557


3 Serikat

4 Jerman 4.524 4.587 5.395 7.556 7.834

5 Perancis 3.258 4.831 5.533 6.771 6.933

6 Belanda 3.527 3.522 4.710 5.673 6.249

7 Inggris 3.214 3.294 5.652 4.764 5.211

8 Spanyol 1.123 1.849 2.574 2.890 3.827

9 Italia 1.136 1.638 2.761 3.272 3.404

10 Swiss 1.539 1.610 1.695 2.458 2.300


Sumber : Balai Taman Nasional Komodo, 2016

Berdasarkan data yang diperoleh langsung dari Balai Taman Nasional Komodo,
dapat dilihat pada tabel diatas bahwa jumlah pengunjung mengalami kenaikan
setiap tahunnnya baik domestik maupun mancanegara. Dengan banyaknya
wisatawan yang masuk menimbulkan persepsi terhadap wisata yang dikunjungi
bagi setiap wisatawan itu sendiri. Persepsi diartikan sebagai suatu proses
pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra - indra
yang dimiliki sehingga menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya. Dengan adanya suatu persepsi dari wisatawan yang telah
mengunjungi suatu objek wisata, hal itu dapat dijadikan salah satu tolak ukur suatu
kualitas dari objek wisata tersebut.

Menurut Robbins (2003:97) yang mendeskripsikan bahwa persepsi merupakan


kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di analisa

6
(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut
memperoleh makna. Menurut Bimo Walgito (2004:70) menjelaskan persepsi
merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus
yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,
dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Berikut ini beberapa
prinsip dasar tentang persepsi menurut Slameto (2010:103), yaitu :
1. Persepsi tersebut relatif bukannya absolute. Seorang tidak dapat
menyimpulkan secara persis terhadap suatu peristiwa yang dilihat nya,
tetapi relatis seseorang dapat menerka terhadap suatu peristiwa
berdasarkan kenyataan dari sebelumnya.
2. Persepsi itu selektif. Rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa
yang pernah dipelajari dan apa yang pernah menarik perhatiannya. Ini
berarti bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan seseorang dalam
menerima rangsangan.
3. Persepsi itu mempunyai tatanan. Orang menerima rangsangan tidak dengan
cara sembarangan. Ia akan menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan
atau kelompok. Jika rangsangan tidak datang lengkap maka ia akan
melengkapinya sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas.
4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan penerima pesan akan
menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima. Selanjutnya
bagaimana pesan yang dipilih akan ditata dan demikian pula bagaimana
pesan akan diintepretasikan.
5. Persepsi seseorang akan berbeda jauh dengan persepsi orang lain sekalipun
situasinya sama. Bahwa perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
perbedaan individual, sikap, dan motivasi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut


mengenai persepsi wisatawan terhadap atraksi wisata animal watching di taman
nasional komodo. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan
dalam penelitian ini adalah:

7
a. Bagaimanakah profil para wisatawan yang berkunjung ke Taman
Nasional Komodo?
b. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap atraksi wisata animal watching
di Taman Nasional Komodo?

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan diatas. Diharapkan dengan


mengetahui profil dan persepsi wisatawan dapat menjadi masukan bagi pengelola
Taman Nasonal Komodo dalam mengambil kebijakan selanjutnya dalam
penyelenggaraan layanan kepada wisatawan.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini, peneliti


menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei. Penelitian survei merupakan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama
pada setiap orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat,
diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi
pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada wisatawan untuk mengukur
variabel yang ada maupun variabel-variabel yang saling terhubung diantara
variabel yang ada, serta dapat berupa pengalaman dan pendapat dari
wisatawan. (Sugiyono: 2014).

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan penulis yaitu statistik
deskriptif, Sugiyono (2012:) yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Stelah data terkumpul , hasil akan dihitung
menggunakan pendekatan skala likert. Menurut Sugiyono (2012:93) skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk mengukur setiap jawaban
responden, digunakan skala likert yang memiliki bobot dan kategori sebagai

8
berikut : Sangat Tidak Baik (1), Tidak Baik (2), Cukup Baik (3), Baik (4) Sangat
Baik(5).

Dalam penelitian ini kriteria utamanya adalah wisatawan yang berkunjung ke Taman
Nasional Komodo sebanyak 40 responden dipilih menggunakan non probability
sampling. Menurut Sugiono (2012:85) teknik ini digunakan untuk pendekatan
populasi, pada penelitian dengan menggunakan pendekatan sampling insidental,
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

GAMBARAN UMUM TAMAN NASIONAL P. KOMODO

Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di
kepulauan Indonesia Timur. Secara administratif termasuk dalam Wilayah
Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara
Timur.

Taman Nasional Komodo memiliki luas 173.300 ha meliputi wilayah daratan


dan lautan dengan lima pulau utama yakni, Pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili
Motang, Nusa Kode dan juga pulau-pulau kecil lainnya. Kepulauan tersebut
dinyatakan sebagai taman nasional untuk melindungi komodo yang terancam
punah dan habitatnya serta keanekaragaman hayati didalam wilayah tersebut.
Taman lautnya dibentuk untuk melindungi biota laut yang sangat beragam yang
terdapat disekitar kepulauan tersebut, termasuk yang terkaya di bumi.

Terdapat 254 spesies tumbuhan yang berasal dari Asia dan Australia di Taman
Nasional Komodo. Selain itu, juga terdapat 58 jenis binatang dan 128 jenis
burung. Perpaduan berbagai vegetasi di Taman Nasional Komodo memberikan
lingkungan yang baik bagi berbagai jenis binatang dalam kawasan ini serta

9
memikat wisatawan domestik maupun mancanegara ramai mengunjunginya. Pulau ini
pun menawarkan wisata yang variatif, mulai dari bersafari bersama komodo,
snorkeling, hingga diving. Umumnya, untuk berwisata di Pulau Komodo akan
diberikan pilihan paket yang bisa disesuaikan dengan keinginan. Paket ini sudah
termasuk transportasi menuju Taman Nasional Komodo dan kembali ke awal.

Transportasi menuju Taman Nasional Komodo dapat melalui jalur laut, darat, dan
udara. Anda dapat menggunakan pesawat dari Denpasar menuju Labuan Bajo yang
memakan waktu 1,5 jam. Ada juga bus yang menghubungkan Denpasar dan Labuan
Bajo, sekaligus menyeberang dengan kapal ferry. Juga, tersedia kapal yang berlayar
dari Tanjung Benoa, Bali, menuju Labuan Bajo yang memakan waktu perjalanan 1
hari.Setelah sampai di Labuan Bajo, masih harus menggunakan ferry untuk
menyeberang ke Pulau Komodo.

PROFIL RESPONDEN

Penelitian ini merupakan penelitian survei, dikarenakan data yang digunakan


diperoleh langsung dari sumbernya melalui metode kuesioner, observasi, dan
dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 40
responden, yaitu pengunjung Taman Nasional Komodo.

Tabel 2
Profil Responden (N=40)

Deskripsi Frekuensi Presentase (%)


(Orang)
Asal Negara
Domestik 11 27.5%
Mancanegara 29 72.5%
Jenis Kelamin
Pria 21 52.5%
Wanita 19 47.5%
Usia
16 – 25 10 25%

10
26 – 35 15 37.5%
36 – 45 5 12.5%
≥ 46 10 25%

Pekerjaan
Pelajar 5 12.5%
Pegawai Negeri 15 37.5%
Karyawan Swasta 8 20%
Wirausaha 5 12.5%
Lain-lain 7 17.5%
Tingkat Pendidikan
SMA 10 25%
D1 – D3 1 2.5%
D4/S1 20 50%
S2/S3 9 22.5%
Status
Menikah 16 40%
Belum Menikah 24 60%
Penghasilan
Rp.3 - 8 Juta/ $230- $600 14 35%
Rp.9 - 15 Juta/ $600- $1.100 4 10%
Rp.16 – 25 Juta/ $1.100-$1900 7 17.5%
Rp.≥ 26 Juta/ ≥ $ 1900 15 37.5%
Tujuan
Bersenang-senang/ berlibur 39 97.5%
Studi Wisata/ Inspeksi/ Observasi 0 0%
Lain-lain 1 2.5%
Tipe Kunjungan
Individual 14 35%
Backpacker 18 45%
Minat Umum/ Minat Khusus 1 2.5%
Berkelompok 7 17.5%
Jumlah Kunjungan
1x 34 85%

11
2x 5 12.5%
3x 0 0%
≥ 3x 1 2.5%
Lama Kunjungan
1 – 3 Hari 4 10%
4 – 7 Hari 15 37.5%
8 – 10 Hari 4 10%
≥ 10 Hari 17 42.5%
Media Informasi
Televisi 1 2.5%
Internet 36 90%
Radio 0 0%
Media Cetak 3 7.5%
Tempat Menginap
Hotel 25 62.5%
Homestay 8 20%
Wisma 4 10%
Live on Board 3 7.5%
Moda Transportasi
Bus – Kapal Laut 4 10%
Pesawat – Kapal Laut 16 40%
Pesawat 20 50%
Lain – lain 0 0%
Sumber: Data Olahan 2016

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang berkunjung
berasal dari mancanegara Mayoritas responden adalah pria dengan berusia sekitar
26 – 35 tahun. Mayoritas responden termasuk usia produktif dan bekerja sebagai
pegawai negeri. Responden memiliki pendidikan terakhir yaitu D4/ S1, belum
menikah dengan penghasilan paling banyak yaitu ≥ 26 juta/ ≥ $1.900.
Mayoritastujuan wisata para responden adalah bersenang-senang/ berlibur dengan
lama tinggal/ kunjungan para responden adalah ≥ 10 hari. Tipe kunjungan para
responden adalah backpacker dan responden baru melakan kunjungan 1x/ first

12
timer. Internet merupakan media yang paling banyak digunakan untuk mengetahui
informasi wisata di P. Komodo. Mayoritas tempat menginap para responden di
hotel. Moda transportasi yang paling banyak digunakan adalah pesawat.

Profil wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo berdasarkan


informasi yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebar menjelaskan rata-rata
wisatawan yang berkunjung yaitu berasal dari wisatawan Mancanegara yang
secara langsung banyak dijumpai oleh peneliti di lokasi penelitian dibandingkan
dengan wisatawan domestic, Taman Nasional Komodo merupakan salah satu
seven (7) wonders selain dari Candi Borobudur yang menjadi salah satu pariwisata
yang di kenal di mata Internasional hal ini menyebabkan banyaknya turis
mancanegara yang mengenal dan ingin mengunjungi salah satu pariwisata
internasional itu. Mayoritas berjenis kelamin laki -laki, wisatawan berjenis kelamin
wanita lebih cenderung menyukai perjalanan berpasangan sehingga untuk single
traveler lebih didominasikan oleh laki-laki, berusia 26-35 tahun/ usia produktif
dimana dalam usia ini seseorang sudah siap dalam segi apapun untuk mengatur
dan merencanakan kehidupan diri sendiri baik dalam bepergian ke suatu tempat,
memiliki pekerjaan rata-rata sebagai pegawai swasta, di negara mereka pegawai
swasta merupakan salah satu pekerjaan yang lebih unggul dan diminati dibanding
bidang pekerjaan yang lainnya atau seperti pegawai pemerintahan di Indonesia yang
lebih diminati banyak masyarakat hal ini dikarenakan mayoritas di negara-negara lain
pendapatan dari seseorang yang memiliki pekerjaan swasta lebih besar dan ketika
pensiun sama halnya akan mendapatkan uang pensiun dari pemerintahan layaknya
orangnya bekerja di pemerintahan.

Latar belakang pendidikan terakhir yaitu D4/S1 dengan latar belakang yang
dimiliki seseorang akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan mendukung
seseorang dalam berfikir secara konsepsional untuk melakukan suatu kegiatan
perjalanan, dan bestatus belum menikah mereka berfikir bahwa ketika mereka
sudah membangun sebuah rumah tangga waktu dan hasil bekerja akan

13
digunakan untuk hal masa depan, berpenghasilan ≥ 26 Juta/ ≥ $ 1900 dan
didukung latar pendidikan yang baik dapat dikategorikan penghasilan yang sangat
cukup hal itu sangat mendukung wisatawan mancanegara untuk mengunjungi
wisata animal watching di Taman Nasional Komodo, karena wisata ini tidaklah
murah, dari awal untuk mengakses sampai menikmatinya membutuhkan biaya
yang tidak dibilang sedikit. Memiliki tujuan utama wisata yaitu bersenang – senang
/ berlibur dengan lama tinggal/ kunjungan ≥ 10 hari dilihat dari lama tinggal/
kunjungan wisatawan dapat dibuktikan bahawa tujuan utama mereka yaitu
berlibur menghilangkan segala kepenatan rutinitas sehari-hari dengan menikmati
wisata yang sedang mereka kunjungi, mayoritas tipe kunjungan yaitu backpacker
hal ini dikarenakan mereka akan sering berpindah tempat sehingg lebih mudah
dan efisien dalam hal berwisata tidak memerlukan barang bawaan yang banyak
atau menyulitkan mereka dalam saat berkunjung, hamper semua jumlah
kunjungan wisatawan yaitu 1x/ first timer , atraksi wisata animal watching di
Taman Nasional Komodo terbilang sangat terkenal dan hanya dapat ditemukan
di Indonesia, sehingga banyak wisatwan yang pertama kali berkunjung karena
ingin menyaksikan atau melihat langsung wisata yang disajikan dan salah satu
dari mereka ada yang mengatakan setidaknya satu kali seumur hidup untuk
melihat hewan langka ini.

Media informasi melalui media internet, wisatawan saat ini lebih memilih untuk
membuka jejaring internet untuk mengakases apapun yang mereka butuhkan
dari awal hingga akhir perjalanan, pariwisata Indonesia pun telah membuat
suatu web yang berisikan informasi tentang pariwisata di Indonesia dimana hal ini
sangat bermanfaat dan memudahkan para wisatawan untuk mengetahui lebih
dalam pariwisata Indonesia. Tempat menginap di hotel karena Taman Nasional
Komodo tidak menyediakan akomodasi untuk bermalam di sana sehingga
wisatawan terlebih dahulu transit di Labuan Bajo , dan moda transportasi yaitu
pesawat dengan mayoritas wisatawan mancanegara dari berbagai negara yang
cukup jauh dan menghabiskan waktu lama untuk mencapai destinasi Taman

14
Nasional Komodo, mereka lebih memilih pesawat karena mereka ingin
transportasi yang cepat dan mudah dibanding harus memakan waktu yang lama
lagi.

PERSEPSI TERHADAP ATRAKSI WISATA ANIMAL WATCHING

Dari kuesioner yang telah disebar kepada 40 responden, diperoleh nilai rata –
rata setiap bobot dari enam (6) Indikator, sebagai berikut: Deskripsi Data Persepsi
Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching di Taman Nasional Komodo.

Tabel 3
Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata Animal Watching
di Taman Nasional Komodo.
No. Variabel 6 A Total Nilai Rata-
Bobot Rata Bobot
Variabel
1. Attractions 671 3.36
Komodo 185 4.63
Mamalia 124 3.10
Burung 102 2.55
Reptil 99 2.48
Bahari 161 4.03
2. Amenities 937 3.35
Akomodasi 143 3.58
Restoran 134 3.35
Jalan Setapak 142 3.55
Shelter 126 3.15
Dermaga 131 3.28
Toko Cinderamata 122 3.05
Pusat Informasi 139 3.48
3. Accessibilities 418 3.48
Akses Transportasi 140 3.50
Jarak Tempuh 140 3.50
Kualitas Jalan 138 3.45
4. Available Packages 462 3.85
Tour Guide 161 4.03
Agency Paket Tour 153 3.83
Agency Minat Khusus 148 3.70
5. Activities 1.013 4.22
Observasi Hewan Liar 160 4.00

15
Pendakian Pulau 162 4.05
Snorkeling, Canoe 183 4.58
Photo Hunting 179 4.48
Video Shooting 172 4.30
Pendidikan Konservasi 157 3.93
6. Ancillary Services 497 3.11
Pelayanan Keamanan 138 3.45
Pelayanan Kesehatan 119 2.98
Pelayanan Bank 127 3.18
Pelayanan Money
Changer 113 2.83
Total 3.998 3.56
Sumber : Data Olahan 2016

Persepsi wisatawan terhadap atraksi wisata animal watching di Taman


Nasional Komodo ditinjau dari enam (6) indikator yaitu attractions, amenities,
accessbilities, available package, activities, dan ancillary service pada table 17
berada pada kategori BAIK dengan nilai keseluruhan rata- rata bobot indikator 3.56
dari total keseluruhan bobot variable 3.998. Persepsi wisatawan yang dapat di
kategorikan ke dalam kategori baik menunjukan bahwa masih ada indikator-indikator
yang perlu di perbaiki untuk mencapai kategori sangat baik. Hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :

Dari jumlah total bobot keseluruhan enam (6) indikator, dapat dijelaskan bahwa
indikator activities menempati urutan pertama dengan nilai rata-rata bobot 4.22 dan
total keseluruhan bobot 1.013 pada kategori sangat baik, hal ini menunjukan
bahwa wisatawan sudah merasa puas dengan aktifitas yang dilakukan di Taman
Nasional Komodo. Aktifitas yang dilakukan di Taman Nasional Komodo terbagi
menjadi beberapa aktifitas yang menjadikan indikator ini di nilai sangat baik
oleh para wisatawan. Aktifitas atau kegiatan tersebut yaitu pengamatan terhadap
hewan komodo itu sendiri yang menjadi salah satu tujuan utama bagi para
wisatawan, melihat dan mengamati komodo secara langsung didampingi dengan
seorang pemandu merupakan hal yang sangat ditunggu dan tidak terlupakan,
karena komodo hewan yang liar dan sangat langka serta hanya dapat dijumpai di

16
Taman Nasional Komodo. Aktifitas penjelahan dan pendakian di dua tempat
berbeda yaitu di Taman Nasional Pulau Komodo dan pulau Rinca, menikmati
sepanjang perjalanan dengan bertemu hewan-hewan lainnya serta pemandangan
alam yang masih sangat alami dan ketika sampai di puncak di tambah dengan
panaroma yang menakjubkan dari ketinggian diatas bukit. Aktifitas snorkeling,
memancing, canoe, dan dive menjadi salah satu aktifitas favorit wisatawan
karena sepanjang perjalanan untuk mencapai Taman Nasional Komodo melalui
jarak tempuh laut, keindahan bahari yang dimiliki dengan beragam biota
lautnya menjadikan perjalanan wisata menjadi lebih asik. Aktifitas pengabadian
dengan foto atau video merupakan aktifitas yang selalu dilakukan wisatawan
dari awal perjalanan sampai selesai hal ini dikarenakan banyaknya potensi
pariwisata Indonesia yang membuat para wisata terkagum-kagum untuk
mengabadikannya dan memberitahukan kepada teman atau sanak saudara
mereka. Dan yang terakhir yaitu aktifitas pendidikan untuk para wisatawan
terhadap konservasi hewan langka, untuk melakukan suatu perjalanan wisata ke
Taman Nasional Komodo tidaklah untuk kepada sembarang wisatawan, baik
wisatawan yang berkunjung maupun pemandu sudah diberikan penjelasan
mengenai jenis perjalanan wisata yang mereka lakukan hal ini dikarenakan
hewan komodo merupakan hewan langka yang dilindungi serta habitatnya yang
liar, agar kegiatan perjalanan wisata yang sedang dilakukan tidak menganggu
ketenangan dari hewan komodo tersebut.

Di urutan kedua ditempati indikator available packages dengan nilai rata-rata


bobot 3.85 dan total keseluruhan bobot 462 pada kategori baik. Available packages
merupakan salah satu pelengkap aktifitas dan pertimbangan sebelum melakukan
suatu perjalanan wisata, persepsi wisatawan pada indikator available packages di
Taman Nasional Komodo masih di bawah kategori sangat baik yang artinya
masih ada hal yang harus di perbaiki untuk menjadikannya ke dalam kategori
sangat baik. ketersedian pemandu menjadi salah satu hal terpenting di Taman
Nasional Komodo, hewan komodo merupakan hewan yang liar dan hidup di alam

17
bebas, wisatawan yang mengunjungi kawasan Taman Nasional Komodo tidak
bisa berkunjung tanpa ditemani seorang pemandu. Ketersediaan pemandu
sangatlah di utamakan, dari segi keterampilan, wawasan, dan penampilan harus
dipersiapkan dengan baik, pembekalan ilmu pendidikan mengenai konservasi
hewan langka yang diberikan kepada pemandu, sehingga mereka dapat
memberikan kembali pendidikan kepada para wisatawan dan juga sebagai ahli /
pawang apabila terjadi hal buruk yang tidak diinginkan serta membuat para
wisatawan yang berkunjung merasa aman dan nyaman ketika melakukan
perjalanan wisata di Taman Nasional Komodo. Ketersedian paket wisata yang
sangat beragam mulai dari kualitas yang ditentukan dengan harga, destinasi
yang dituju, serta seberapa lama perjalanan wisata yang akan dilakukan, paket
wisata satu hari full, beberapa hari, dan lainnya. Hal ini mengharuskan wisatawan
untuk memilih dan menentukan dengan baik perjalanan wisata yang akan
mereka lakukan serta tak jarang wisatawan yang melakukan perbandingan harga
dan keuntungan terlebih dahulu sebelum mereka memilih agar terhindar dari
penipuan yang dilakukan oleh para penjual paket wisata kepada wisatawan
asing.

Pada urutan ketiga ditempati indikator accessbilities dengan nilai rata-rata bobot
3.48 dan total keseluruhan bobot 418 pada kategori baik, sama halnya dengan
indikator avalaible packages yang masih belum dapat dikategorikan ke dalam
sangat baik, faktor aksesbilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam
mengakses suatu tujuan wisata yang akan dilakukan oleh wisatawan. Akses
transportasi menuju kawasan Taman Nasional Komodo dapat diakses melalui
jalur udara dan laut, untuk jalur udara hanya dapat diakses melalui penerbangan
domestik Bali-Labuan Bajo di Bandara Komodo yang berada di Labuan Bajo,
Bandara Komodo hanya melayani rute domestic dan rute penerbangan pendek.
Untuk para wisatawan mancanegara bepergian melalui rute udara dan jarak
tempuh yang lama sudah menjadi hal yang sangat biasa, hal ini menjadi salah
satu faktor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk perbaiki seperti

18
menambah fasilitas yang ada di Bandara Komodo, tidak adanya pusat informasi
atau papan jadwal penerbangan di Bandara Komodo membuat para wisatawan
sedikit kecewa karena mereka harus bertanya kepada orang lain yang dapat
berkomunikasi dengan mereka, pengadaan penerbangan langsung dari Bandara
Internasional Soekarno Hatta menuju Labuan Bajo, Bandara Internasional
Soekarno Hatta merupakan Bandara penting untuk setiap jalur penerbangan
internasional dan di bandara ini pula wisatawan mancanegara atau domestic
lebih dominan tiba di Indonesia dibandingkan dengan Bandara Internasional
lainnya, memperbanyak jam penerbangan menuju Labuan Bajo, saat ini
penerbangan menuju bandara komodo hanya memiliki penerbangan 2 kali sehari
yang terkadang membuat wisatawan tidak mendapat penerbangan dan harus
melakukannya lain hari. Sedangkan jalur laut dapat ditempuh dengan ferry dari
pulau ke pulau, jalur laut biasanya dilakukan oleh wisatawan yang ingin transit
ke tempat lainnya terlebih dahulu. Dan menuju kawasan wisata

Taman Nasional Komodo hanya dapat di akses melalui jarak tempuh laut
mengunakan perahu dari Labuan bajo, beragam jenis perahu yang ditawarkan
beraneka tergantung kualitas perahu tersebut, jika ada wisatawan yang ingin
menikmati seluruh keindahan yang berada di kawasan Taman Nasional
Komodo tersebut dibutuhkan beberapa hari untuk mencapai destinasi-destinasi
itu, dan disediakan pula penginapan di perahu yang terbagi ke dalam dua tipe
kamar yaitu cabin dan deck, cabin lebih diminati oleh para wisatawan
berpasangan atau nyaman saat bermalam dengan kamar dan tempat tidur,
sedangkan deck lebih didominasikan oleh single traveler yang bermalam dengan
matress yang disediakan, serta hargannya yang terjangkau dibanding cabin. Jarak
tempuh menuju Taman Nasional Komodo dari Labuan bajo yaitu sekitar 4 jam,
hal itu sebanding dengan panaroma yang disajikan selama perjalanan yang
menjadikan lebih terasa singkat karena wisatawan dapat melakukan aktifitas
lainnya seperti snorkeling sebelum mencapai destinasi. Kualitas jalan menuju
kawasan wisata sudah dapat dikatakan baik, jalan - jalan yang ada sudah di

19
aspal sehingga walaupun wisatawan ingin berjalan kaki dapat diakses tanpa
merasa kecewa dengan fasilitas jalan yang disediakan.

Indikator attractions menempati urutan keempat dengan nilai rata-rata bobot 3.36
dan total keseluruhan bobot 671 pada kategori cukup baik. Di Taman Nasional
Komodo, atraksi wisata animal watching utama yaitu hewan komodo, komodo
merupakan hewan langka yang hanya dapat dijumpai dan menjadi ikon
pariwisata di Taman Nasional Komodo. Pada saat penelitian beberapa komodo
dapat dijumpai secara langsung oleh para wisatawan, di mana wisatawan harus
melakukan trekking terlebih dahulu ke alam liar, komodo yang dijumpai hidup
secara bebas di Taman Nasional Komodo. Wisatawan sangat antusias seketika
berjumpa dengan komodo yang secara kebetulan sedang berkeliaran, dikarenakan
pemandu mengatakan bahwa untuk bertemu dengan komodo dibutuhkan faktor
keberuntungan juga karena tidak jarang komodo berkeliaran disiang hari, sehingga
para wisatawan sangat memanfaatkan untuk menyaksikan dan mengabadikan
komodo tersebut. Hewan Komodo merupakan hewan langka yang harus dijaga
kelestariannya, hal ini pula yang menjadikan Taman Nasional Komodo sebagai
wisata konservasi, wisatawan diwajibkan untuk belajar dan mengenal hewan
komodo melalui pengarahan yang diberikan oleh para pemandu.

Ada beberapa hal yang membuat wisatawan merasa biasa saja dengan atraksi
wisata animal watching di Taman Nasional Komodo diantaranya, dari beberapa
komodo yang mereka jumpai malas dalam arti tidak seperti hewan liar yang
lebih atraktif biasanya, salah satu contohnya pada saat penelitian secara langsung
yaitu pada saat awal aktifitas pendakian/ penjelajahan Taman Nasional Komodo,
sampai selesai dan kembali, hewan komodo masih berada ditempat dan jumlah
yang sama. Hal ini disebabkan karena masih adanya pemberian makan
berjangka dari pengelola setempat yang menjadikan komodo tersebut malas
untuk berburu, pemberian makan itu dilakukan dikarenakan jumlah hewan
buruan komodo yang hampir habis populasinya, seperti kerbau atau babi hutan.

20
Selain komodo, terdapat atraksi animal watching lainnya juga dapat dijumpai di
Taman Nasional Komodo seperti babi hutan, ular, kerbau, burung, kadal dan
lainnya. Hewan- hewan tersebut juga hidup secara bebas sehingga menjadikan
sajian atraksi wisata yang lebih bervariasi. Serta atraksi bahari yang mendukung
aktiftas snorkeling, fishing, dan dive untuk para wisatawan, untuk mencapai
destinasi kawasan Taman Nasional Komodo hanya dapat di tempuh dengan
jarak laut menggunakan perahu dan dalam perjalanan wisatawan disajikan dengan
beragam keindahan bawah laut, beragamnya jenis ikan dan terumbu karang
membuat para wisatawan sangat menikmati perjalanan.

Urutan kelima ditempati indikator amenities dengan nilai rata-rata bobot 3.35 dan
total keseluruhan bobot 937 pada kategori cukup baik. Amenities salah satu
komponen dari objek wisata yang selalu diperhatikan oleh para wisatawan,
karena hal menyangkut kenyamanan yang akan didapat pada saat perjalanan
wisata. Di Taman Nasional Komodo tidak menyediakan akomodosi untuk
bermalam, karena merupakan kawasan Taman Nasional yang hanya dapat diakses
beberapa saat atau sementara, akomodasi hanya dapat ditemukan di Labuan
bajo, dimana merupakan pusat dari daerah tersebut, akomodasi yang ditawarkan
beragam dari hotel, homestay, dan hostel, fasilitas yang disediakan pun
mencukupi kebutuhan tamu, tidak hanya akomodasi yang tersedia di Labuan
Bajo melainkan amenities lainnya yang menunjang para wisatawan seperti
restaurant/ cafeteria, pier, souvenir shop, dan information center. Dalam hal
kualitas, memiliki banyak pilihan yang dapat di sesuaikan dengan budget yang
dimiliki. Kualitas jalan yang berada di Taman Nasional Komodo untuk
melakukan aktifitas pendakian/ penjelajahan dapat dikatakan dengan kondisi baik
dan dapat diakses oleh wisatawan, dengan lebar kurang lebih 1 meter masih
dapat dilalui oleh wisatawan dan juga tidak merubah kealamian daerah wisata
tersebut. Pengelola setempat sebaiknya lebih memperhatikan fasilitas shelter atau
tempat berteduh yang masih sangat kurang , dan masih memanfaatkan
pepohonan yang besar sebagai tempat berteduh sementara apabila pendakian/

21
penjelajahan yang cukup panunjang dan membutuhkan istirahat, walaupun hal ini
untuk menjaga keaslian alam daerah wisata tersebut setidaknya ada beberapa
shelter yang tersedia sebagai salah satu pelengkap fasilitas para wisatawan.
Bagi sebagian wisatawan amenities hanyalah pelengkap/ penunjang mereka
dalam melakukan suatu perjalanan wisata, sehingga mereka lebih
mengutamakan terhadap objek atau daya tarik wisata yang dituju, hal ini
menunjukan salah satu faktor yang menyebabkan persepsi wisatawan masih
dalam rata-rata di Taman Nasional Komodo.

Urutan terakhir atau keenam ditempati oleh indikator ancillary services dengan
nilai rata-rata bobot 3.11 dan total keseluruhan bobot 497 pada kategori cukup baik.
Indikator ancillary services atau layanan tambahan menempati urutan terakhir
dari indikator lainnya. Ancillary services yang disediakan sebagai penunjang
kebutuhan pada saat perjalanan wisata sangat perlu diperhatikan karena untuk
para wisatawan beberapa ancillary services merupakan fasilitas pedukung
lainnya saat perjalannan wisata. Rasa aman dan nyaman pada saat melakukan
suatu perjalanan adalah hal terpenting, keamanan suatu objek wisata juga sudah
menjadi suatu pertimbangan di kalangan pariwisata Internasional, fasilitas
keamanan di daerah wisata Taman Nasional Komodo masih sangat kurang,
hanya dapat ditemukan satu kantor polisi atau keamanan di Labuan Bajo,
pengelola diharapkan dapat membangun fasilitas pos-pos keamanan kecil di
beberapa titik pusat wisatawan dan juga menghindari kriminalitas terhadap
wisatawan di Taman Nasional Komodo. Pelayanan kesehatan yang disediakan
baik di Taman Nasional Komodo atau daerah wisatawan sementara dan pada
saat perjalanan wisata sangat kurang, karena minimnya layanan kesehatan
yang ada di daerah tersebut masyarakat atau wisatawan hanya dapat
menggunakan fasilitas seadanya atau klinik kecil terdekat. Di kawasan tersebut
masih tidak tersedia rumah sakit besar, sehingga apabila terjadi suatu yang tidak
dapat ditangani oleh klinik terdekat, masyarakat atau wisatawan harus pergi ke
Bali di mana fasilitas-fasilitas besar lebih tersedia. Layanan Bank/ mesin ATM

22
dapat dijumpai di Labuan Bajo, hanya beberapa merek Bank Nasional terkenal
yang dapat di akses untuk para wisatawan. Layanan penukaran mata uang
asing jarang sekali dijumpai, hal ini dikarenakan banyak wisatawan yang lebih
memilih untuk mengambil uang mereka langsung melalui mesin ATM.
Ancillary Services yang masih dalam rata-rata dan dapat dikatakan perlu
diperbaiki dan diperhatikan membuat persepsi wisatawan menjadikannya diurutan
paling terakhir.

SIMPULAN & SARAN

Profil wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasinal Komodo dengan rata-rata


wisatawan mancanegara, berkelamin laki -laki dengan usia 26-35 tahun, bekerja
sebagai pegawai swasta dengan latar belakang pendidikan terakhir D4/S1, belum
menikah dan berpenghasilan ≥ 26 Juta/ ≥ $ 1900 ≥ € 1.700, tujuan wisata yaitu
bersenang – senang / berlibur dengan lama tinggal/ kunjungan ≥ 10 hari, tipe
kunjungan backpacker dan 1x/ first timer, media informasi melalui media
internet, tipe akomodasi di hotel dengan moda transportasi yaitu pesawat.

Secara keseluruhan persepsi wisatawan terhadap atraksi wisata animal watching


di Taman Nasional Komodo pada kategori Baik dengan nilai rata- rata bobot
indikator 854.47 dari total keseluruhan bobot variable 3.998 Sedangkan berdasarkan
indikator dapat dilihat berikut: attractions 15.71% wisatawan menyatakan sangat
baik, amenities 15.67% wisatawan menyatakan baik, accessbilities 16.31%
wisatawan menyatakan baik, available packages 18.02% wisatawan menyatakan
baik, activities 19.76% wisatawan menyatakan sangat baik, dan ancillary services
14.54% wisatawan menyatakan cukup baik.

Pengelola diharapkan untuk memperhatikan dan memperbaiki indikator-indikator


yang belum mencapai/ mendekati persepsi sangat baik, yaitu indikator
attractions, amenities, accessbilities, dan ancillary services, serta tetap menjaga
dan mepertahankan kualitas yang sudah mencapai target seperti pada indikator

23
activities dan available packages. Taman Nasional Komodo merupakan objek
wisata yang dikenal mata internasional, oleh karena itu pemerintah harus
memberikan perhatian yang lebih sebagai salah satu pembangunan pariwisata di
Indonesia yang memberikan nilai positif dan membantu perekonomian negara
dalam bidang pariwisatanya, hal ini juga diharapkan tidak hanya menjadi
gerbang untuk menambah jumlah wisatawan mancanegara ataupun domestic ke
Taman Nasional Komodo tetapi juga ke objek wisata lainnya di Indonesia dan
agar tetap menjaga kealamian ekosistem di Taman Nasional Komodo, karena
hewan komodo ataupun hewan – hewan lainnya hidup secara bebas di habitat
aslinya hal ini untuk mencegah terjadinya perubahan ekosistem yang dapat
menyebabkan kepunahan populasi hewan-hewan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Buhalis, D. 2003. eTourism: Information Technology For Strategic Tourism


Management. Prentice Hall Financial Times, London.
Sugiyono. 2011. Metodologi Kualitatif dan Kuantitatif, dan R & D. Alfabeta,
Bandung.
Tapper, R. 2006. Wildlife Watching And Tourism, United Nations Environment
Programme (UNEP) and the Secretariat of the Convention on the Conservation
of Migratory Species of Wild Animals (CMS), Bonn.

Putri, N, S. 2014. Skripsi :Persepsi Wisatawan Tentang Destinasi Wisata Taman


Marga Satwa Dan Budaya Kinantan Di Kota Bukittinggi. Universitas
Negeri Padang, Padang.

Septiawan, B, B. 2013. Skripsi :Persepsi Wisatawan Tentang Pantai Sebagai


Tempat Alternatif Wisata ( Studi Kasus Wisatawan Nusantara Yang
Mengunjungi Pantai Prangtritis Yogyakarta. Sekolah Tinggi Pariwisata
Sahid, Jakarta.

Slameto (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta

24

You might also like