You are on page 1of 13

Analysis of Factors that Affecting Taxpayers’ Interest in Using E-Filing

(Case Study of Individual Taxpayers in Bengkulu City)

Furqonti Ranidiah1, Yusmaniarti2 dan Nola Sri Wahyuni3


Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Jalan Bali No. 118 No. Telp. (0736) 22765 Bengkulu 38119
Email : furqonti.ranidiah@gmail.com, yusmaniarti@umb.ac.id dan nolasriwahyuni88@gmail.com

ABSTRACT

The application of e-system electronic media is one form of tax modernization in terms of the information in of
tax administration use, one type of e-system is e-filing. The use of e-filing is done in order that taxpayers have the
convenience of fulfilling their obligations so that the fulfillment of taxation obligations can be more easily
implemented and in order that the aim of creating a more orderly and transparent tax administration can be
achieved. In Indonesia the taxpayers are still less interested in using the e-filing system, this is because the system
is new so that there is a weakness occur. This study aims to determine factors that affect the interest of taxpayers
in the use of e-filing in Bengkulu City. This research uses descriptive quantitative methods. The population in this
study is the Individual Taxpayers registered in Pratama Tax Office Bengkulu in 2018 with a total population is
137.172 Taxpayers. The samples taken as respondents in this study were 52 Taxpayers. The sampling process in
this study was purposive sampling. The data were collected by distributing questionnaires directly to respondents.
Data analysis techniques used are: the validity and reliability test, multiple linear regression analysis, F-test
(simultaneous), t-test (partial), and the coefficient of determination test (R2). The results of simultaneous
hypothesis testing show that taxpayers’ experience, perception of ease, perception of usefulness, security and
confidentiality, and information technology readiness have a simultaneous and significant effect on taxpayers'
interest in using e-filing. Partial hypothesis testing shows that there is a significant effect of the taxpayers’
experience, perception of usefulness, and information technology readiness on the taxpayers’ interests in the use
of e-filing. Whereas there is no significant effect of perception of ease and security and confidentiality on the
taxpayers’ interests to use e-filing.

Keywords : E-Filing, Taxpayers’ Experience, Perception of Ease, Perception of Usefulness, Security and
Confidentiality, Information Technology Readiness, Taxpayers’ Interests

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak dalam Penggunaan E-Filing
(Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Prbadi di Kota Bengkulu)

ABSTRAK

Penerapan media elektronik e-system adalah salah satu bentuk modernisasi perpajakan dalam hal penggunaan
informasi dalam administrasi perpajakan, salah satu jenis e-system adalah e-filing. Penggunaan e-filing ini
dilakukan bertujuan agar wajib pajak memperoleh kemudahan dalam memenuhi kewajibannya sehingga
pemenuhan kewajiban perpajakan dapat lebih mudah dilaksanakan dan tujuan untuk menciptakan administrasi
perpajakan yang lebih tertib dan transparan dapat dicapai. Di Indonesia wajib pajak masih kurang tertarik untuk
menggunakan sistem e-filing, hal ini disebabkan karena sistem tersebut masih sangat baru sehingga masih terdapat
kekurangan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing di Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang
menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bengkulu pada tahun 2018 dengan jumlah populasi sebanyak
137.172 Wajib Pajak. Sampel yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 52 Wajib
Pajak. Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner langsung kepada responden. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linier berganda, uji F (simultan),
uji t (parsial), dan uji koefisien determinasi (R2). Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa
pengalaman wajib pajak, persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, keamanan dan kerahasiaan, dan kesiapan
teknologi informasi berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap minat wajib pajak dalam
penggunaan e-filing. Pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
pengalaman wajib pajak, persepsi kegunaan, dan kesiapan teknologi informasi terhadap minat wajib pajak dalam
penggunaan e-filing. Sedangkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara persepsi kemudahan dan keamanan dan
kerahasiaan terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing.

Kata Kunci : E-Filing, Pengalaman Wajib Pajak, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kegunaan, Keamanan dan
Kerahasiaan, Kesiapan Teknologi Informasi, Minat Wajib Pajak
PENDAHULUAN
Direktorat Jenderal Pajak menciptakan perubahan-perubahan baru dalam reformasi perpajakan di
Indonesia untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada wajib pajak dan mempermudah wajib pajak dalam
melaksanakan tanggung jawab di bidang perpajakan mengingat bahwa jumlah wajib pajak di Indonesia mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi juga mengalami
kemajuan yang cukup pesat, terutama pada perkembangan teknologi internet. Salah satunya adalah kemajuan
teknologi dalam bidang pengarsipan yaitu dengan adanya inovasi baru dalam mengarsipkan data. Arsip elektronik
bersifat lebih praktis dan memiliki tingkat risiko yang lebih kecil dari pada arsip secara manual. Direktorat Jenderal
Pajak telah menggunakan arsip elektronik, yang digunakan untuk mendokumentasikan semua arsip-arsipnya.
Penerapan media elektronik e-system adalah salah satu bentuk modernisasi perpajakan dalam hal penggunaan
informasi dalam administrasi perpajakan, salah satu jenis e-system adalah e-filing. Penggunaan e-filing ini
dilakukan bertujuan agar wajib pajak memperoleh kemudahan dalam memenuhi kewajibannya sehingga
pemenuhan kewajiban perpajakan dapat lebih mudah dilaksanakan dan tujuan untuk menciptakan administrasi
perpajakan yang lebih tertib dan transparan dapat dicapai. Selain itu, penggunaan e-filing dapat mengurangi beban
proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas (A.A. Ratih Khomalyana Dewi, 2009).
Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-05/PJ/2005 tanggal 12 Januari 2005
Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Penyedia
Jasa Aplikasi (ASP), e-filing adalah suata cara penyampaian Surat Pemberitahuan atau pemberitahuan
perpanjangan SPT tahunan yang dilakukan secara online dan real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
Namun dalam prakteknya, sistem ini bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan. Umumnya wajib pajak yang
terdaftar masih melaporkan surat pemberitahuan pajak terhutang melalui Kantor Pos atau Kantor Direktorat
Jenderal Pajak. Di Indonesia wajib pajak masih kurang tertarik untuk menggunakan sistem e-filing, hal ini
disebabkan karena sistem tersebut masih sangat baru sehingga masih terdapat kekurangan yang terjadi.
Menyangkut masalah keamanan, orang mungkin enggan untuk menggunakan media elektronik ini untuk
mengajukan pajak mereka, orang mungkin menganggap bahwa fasilitas saat ini disitus pengajuan pajak elektronik
tidak cukup aman dan / atau membantu. Ada keyakinan umum bahwa transaksi elektronik pada dasarnya tidak
aman dan bahwa setiap peretas dapat membobol sistem komputer dan dapat mencuri atau menyalahgunakan
informasi data pribadi rahasia mereka. (Abdul Raufu Ambali, 2009).
Bila mengacu pada hasil pelaporan SPT Tahunan per akhir Maret 2018, tercatat jika wajib pajak di
Indonesia yang melakukan pelaporan pajak melalui saluran lapor pajak online mencapai 8.213.098. Angka ini
meningkat tajam hingga 21,9% jika dibandingkan dengan tahun 2017. Sementara, wajib pajak yang masih
melaporkan SPT secara manual sudah jauh berkurang yakni sebesar 1.838.003 (www.online-pajak.com/efiling-
pajak-2018). Data yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Bengkulu menunjukkan pada tahun
2016 jumlah realisasi e-filing berjumlah 28.272 Wajib Pajak, tahun 2017 berjumlah 24.345 Wajib Pajak dan di
akhir tahun 2018 mencapai 23.929 Wajib Pajak.

Tabel 1.1
Jumlah Realisasi E-Filing Pada KPP Pratama Bengkulu Wilayah Kota Bengkulu
Tahun Jumlah WPOP
2014 15.673
2015 19.833
2016 28.272
2017 24.345
2018 23.929
2019 22.089
Total 134.141
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bengkulu

Apabila sistem e-filing dapat diterima oleh wajib pajak, Direktorat Jenderal Pajak dapat melanjutkan
pengembangan dan sosialisasi sistem ini agar lebih dapat secara luas dimanfaatkan oleh wajib pajak. Selanjutnya,
dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat wajib pajak terhadap sistem e-filing diharapkan dapat
memberikan kontribusi masukan terhadap Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib
pajak dan mendukung administrasi perpajakan khususnya pelaporan SPT. Jika administrasi perpajakan berjalan
dengan baik dan efektif dan pelayanan semakin meningkat tentunya kinerja Direktorat Jenderal Pajak akan
meningkat. Sehingga peran pajak sebagai tulang punggung penerimaan Negara dapat meningkat, yang pada
akhirnya dapat menopang pembiayaan belanja Negara. Pemerintah Provinsi dan Ditjen Pajak Bengkulu terus
mengupayakan peningkatan terhadap penggunaan sistem ini, karena dengan meningkatnya penggunaan sistem e-
filling ini, diharapkan dapat menaikkan kepatuhan Wajib Pajak Bengkulu dalam memenuhi kewajibannya
melaporkan pajak, sehingga target penerimaan dan realisasi pajak dapat mencapai angka yang ditargetkan.
Ivana Lie dan Arja Sadjiarto (2013) hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa persepsi kegunaan,
persepsi kemudahan, kesukarelaan, dan faktor sosial berpengaruh terhadap minat wajib pajak dalam menggunakan
e-filing. Lisa Tamara Wibisono dan Agus Arianto Toly (2014) hasil penelitiannya bahwa keamanan dan
kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan secara bersama-sama
mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing di Surabaya. Khaerunnisa Nur Fatimah Syahnur
(2017) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, keamanan dan
kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi dan sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap minat wajib
pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing, sedangkan kerumitan berpengaruh negatif.
Dari permasalahan yang telah dijelaskan dan dipaparkan terkait dengan penelitian sebelumnya, peneliti
akan meneliti minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing menggunakan lima variabel yaitu Pengalaman Wajib
Pajak, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kegunaan, Keamanan dan Kerahasiaan, dan Kesiapan Teknologi Informasi.
Wajib pajak yang memiliki pengalaman akan memiliki minat yang baik terhadap penggunaan e-filing, karena ia
merasa akan mudah menggunakannya dengan pengalaman yang ia miliki. Pengalaman wajib pajak dalam
penggunaan teknologi juga dapat berpengaruh terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. Persepsi
Kemudahan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana sebuah sistem dapat dengan mudah dipahami dan
digunakan. Persepsi kegunaan merupakan sesuatu yang menyatakan individu percaya bahwa penggunaan suatu
teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja dari individu. Kegunaan yang dirasakan akan mencerminkan
keyakinan bahwa menggunakan teknologi tersebut akan meningkatkan kinerja sehingga semakin bermanfaat
sistem semakin banyak kemungkinan pengguna akan puas. Karena sistem yang melakukan tugas-tugas penting
yang dianggap lebih bermanfaat, diharapkan bahwa sistem e-filing harus meningkatkan dan memperbaiki kinerja
tugas yang berhubungan dengan pajak, dan karenanya akan mendorong kepuasan pengguna. (Jengchung Victor
Chen dkk, 2015).
Keamanan dan Kerahasiaan yang dimaksud adalah seberapa kuatnya perangkat teknologi untuk menjaga
keamanan dan kerahasiaan data wajib pajak. Hal ini berkaitan dengan keamanan data yang dilaporkan oleh wajib
pajak bahwa hanya orang yang bersangkutan yang dapat mengakses data tersebut. Kesiapan Teknologi Informasi
yang dimaksud adalah sekumpulan sumber daya informasi organisasi, peran penggunaannya, serta manajemen
yang menjalankannya apakah sudah kompeten di bidangnya. Kesiapan Teknologi Informasi juga dipengaruhi
dengan adanya perkembangan media internet mengingat bahwa media internet adalah sarana utama dalam
menggunakan sistem e-filing, sedangkan tidak semua wajib pajak dapat mengakses media internet.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Mutiara Sindi Pricilia (2016) dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Untuk Minat Menggunakan E-Filing”,
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini peneliti tidak memasukkan
variabel mengenai “Kompleksitas” dan “Kepatuhan Wajib Pajak”, akan tetapi peneliti memasukkan variabel
mengenai “Persepsi Kemudahan” dan “Persepsi Kegunaan” yang mana belum digunakan pada penelitian
sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Dalam Penggunaan E-Filing (Studi
Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bengkulu)”.

TINJAUAN PUSTAKA
E-Filing
Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-05/PJ/2005 tanggal 12 Januari 2005
Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Penyedia
Jasa Aplikasi (ASP), e-filing adalah suata cara penyampaian Surat Pemberitahuan atau pemberitahuan
perpanjangan SPT Tahunan yang dilakukan secara online dan real time melalui media internet pada website
Direktorat Jenderal Pajak maupun Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service
Provider (ASP) adalah perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh DJP sebagai perusahaan yang
dapat menyalurkan penyampaian SPT secara elektronik ke DJP.
Ivana Lie dan Arja Sadjiarto (2013) menjelaskan e-filing adalah sistem yang dibuat oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) untuk pelaporan SPT menggunakan sarana internet tanpa melalui pihak lain dan tanpa biaya
apapun, dengan tujuan memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam pembuatan dan penyerahan laporan SPT
kepada DJP secara lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah. Sistem ini merupakan salah satu terobosan baru
pelaporan SPT yang dibuat oleh DJP untuk membuat wajib pajak semakin mudah dan nyaman dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya. Dengan adanya e-filing wajib pajak tidak perlu lagi mengantri di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP). Dengan e-filing DJP berharap dengan kemudahan tersebut dapat meningkatkan
penerimaan pajak. E-filing dapat dilakukan melalui website Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yaitu
https://djponlinepajak.go.id.

Minat Wajib Pajak


Menurut Fadheil Wiza Munabari dan Andri Waskita Aji (2014) mendefinisikan minat adalah suatu
kecenderungan yang tinggi terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan, dengan kata lain minat
merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa adanya paksaan dari
pihak lain.
Minat wajib pajak adalah ketertarikan dari wajib pajak dalam penggunaan sistem pelaporan kewajiban
pajak secara online (e-filing). Ketertarikan wajib pajak disini didefinisikan sebagai ketertarikan dari dalam diri
wajib pajak akan adanya sistem e-filing. Faktor-faktor dari dalam diri wajib pajak sangat berpengaruh dalam
menerima atau penentuan keputusan wajib pajak dalam beperilaku dalam hal ini menggunakan e-filing daripada
faktor dari luar, apabila faktor dari luar telah sangat baik dalam mempengaruhi keputusan atau ketertarikan wajib
pajak namun dari dalam diri wajib pajak tidak mendukung, maka faktor dari luar tersebut tidak dapat mendorong
wajib pajak untuk memilih menggunakan e-filing.

Pengalaman Wajib Pajak


Menurut Wikipedia pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari
kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu atau mengerti dan hasil tahu ini kemudian
disebut pengetahuan. Hasil yang disebut pengetahuan ini diperoleh dari keterlibatan dari seseorang yang
mengerjakan suatu hal selama periode tertentu. Pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang turut
membuat minat pada diri individu.
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh seseorang tentang apa yang ia pernah
kerjakan atau ia lalui selama suatu periode yang membuat ia memiliki keterampilan hasil pengalamannya tersebut.
Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman seseorang yang pernah menggunakan sistem
informasi. Pengalaman akan sistem informasi tersebut yaitu sistem informasi administrasi perpajakan modern yang
mana didalamnya terdapat e-filing. Pengalaman wajib pajak adalah keterampilan yang telah dimiliki oleh wajib
pajak akibat dari suatu pengalaman dimasa yang lalu akan penggunakan sistem teknologi dalam hal ini
administrasi perpajakan modern yaitu penyampaian kewajiban pajak menggunakan e-filing.

Persepsi Kemudahan
Persepsi tentang kemudahan dalam penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran
dimana individu percaya bahwa sistem teknologi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan, kemudahan yang
dirasakan memiliki dampak yang kecil, tetapi masih signifikan dan dapat berubah seiring waktu dalam hal
pengaruhnya terhadap niat seseorang untuk menggunakan suatu sistem (F.D Davis, 1989 dalam Affiza Mohd
Tallaha, 2014). Suatu sistem dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan
pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem tersebut. Kemudahan penggunaan dalam konteks ini
bukan saja kemudahan untuk mempelajari dan menggunakan suatu sistem tetapi juga mengacu pada kemudahan
dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas dimana pemakaian suatu sistem akan semakin memudahkan
seseorang dalam bekerja dibanding mengerjakan secara manual.
Menurut Gilang Rizky Amijaya (2010) persepsi kemudahan ini akan berdampak pada perilaku, yaitu
semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat
pemanfaatan teknologi informasi.

Persepsi Kegunaan
Persepsi kegunaan merupakan suatu manfaat yang diharapkan oleh wajib pajak mengenai aktivitas
pengisian SPT Tahunan secara online. Wajib pajak yang sebelumnya biasa mengisi SPT secara manual, kini dapat
mengisi SPT secara online yang dapat memberikan banyak manfaat untuk wajib pajak. Sehingga, ketika wajib
pajak menganggap bahwa e-filing memberikan manfaat, maka wajib pajak akan berminat untuk menggunakan e-
filing.
Esy Desmayanti (2012) persepsi kegunaan didefiniskan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu
teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi setiap individu yang menggunakannya. Menurut (F.D
Davis, 1989) dalam (Azleen Ilias dkk, 2008) kegunaan yang dirasakan didefiniskan sebagai tingkat keyakinan
wajib pajak dari menggunakan sistem e-filing yang akan meningkatkan kinerja dan pengukuran pekerjaan mereka.

Keamanan dan Kerahasiaan


Menurut Esy Desmayanti (2012), keamanan sistem informasi adalah manajemen pengelolaan keamanan
yang bertujuan mencegah, mengatasi dan melindungi berbagai sistem informasi dari resiko terjadinya tindakan
ilegal seperti penggunaan tanpa izin, penyusupan dan perusakan terhadap berbagai informasi yang dimiliki.
Menurut Lisa Tamara Wibisono dan Agus Arianto Toly (2014), kerahasiaan adalah praktik pertukaran informasi
antara sekelompok orang, bisa hanya sebanyak satu orang dan menyembunyikannya terhadap orang lain yang
bukan anggota kelompok tersebut. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keamanan dan
kerahasiaan adalah seberapa tingkat jaminan keamanan dan kerahasiaan dari suatu sistem informasi untuk menjaga
keamanan dan kerahasiaan data yang dilaporkan wajib pajak.
Kesiapan Teknologi Informasi
Menurut Esy Desmayanti (2012), kesiapan teknologi pada dasarnya dipengaruhi oleh individu itu sendiri,
apakah dari dalam diri individu siap menerima teknologi khususnya dalam hal e-filing. Kesiapan teknologi
informasi juga mempengaruhi kemajuan pola pikir individu, artinya semakin individu siap menerima teknologi
yang baru berarti semakin maju pemikiran individu tersebut yaitu bisa beradaptasi dengan teknologi yang semakin
lama semakin berkembang. Menurut Lisa Tamara Wibisono dan Agus Arianto Toly (2014) Kesiapan Teknologi
Informasi yang dimaksud adalah sekumpulan sumber daya informasi organisasi, peran penggunaannya, serta
manajemen yang menjalankannya apakah sudah kompeten di bidangnya.
Selain pengaruh individu itu sendiri, ada faktor lain yang mempengaruhi kesiapan teknologi informasi
yaitu teknologi itu sendiri yaitu internet dan komputer yang merupakan sarana dalam menggunakan e-filing.
Kesiapan teknologi informasi tersebut dapat dilihat dari kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan
teknologi informasi, tersedianya koneksi internet dan sarana dan fasilitas software dan hardware yang baik, dapat
memproses transaksi dengan tepat, setiap saat dan sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 2.1
Kerangka Teoritik

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengalaman Wajib Pajak (X1)

Persepsi Kemudahan (X2)


Minat Wajib Pajak
Persepsi Kegunaan (X3) Dalam Penggunaan E-
Filing (Y)
Keamanan dan Kerahasiaan (X4)

Keamanan dan Kerahasiaan (X4)

Keterangan : Pengaruh secara parsial


Pengaruh secara simultan

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Peneltian ini dilakukan pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki NPWP yang ada di Kota
Bengkulu. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Juli 2019.

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode deskriptif kuantitatif (Sugiyono,
2010:45) yaitu berupa memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang yang
dilakukan dengan cara menempuh langkah-langkah pengumpulan, mengidentifikasi atau menganalisis/pengolahan
data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan
secara objektif.

Populasi dan Sampel


Populasi adalah sekelompok individu yang mempunyai sifat atau karakteristik tertentu (Nur Indrianto dan
Bambang Supomo, 2002:52). Menurut Sugiyono (2013:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bengkulu pada tahun 2018 dengan jumlah populasi sebanyak
137.172 Wajib Pajak (KPP Pratama Bengkulu).
Sampel menurut Sugiyono (2012:62) merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
suatu populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.
Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, dimana sampel
dipilih berdasarkan karakterisitik yang ditentukan, yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama
Bengkulu Tahun 2018 yang mempunyai NPWP dan telah mencoba atau menggunakan e-filing, dimana sampel
dalam penelitian ini yaitu sebanyak 52 responden.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan data primer. Data primer merupakan
data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) yang secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian (Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2002:105).
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner langsung kepada responden yaitu
kepada para Wajib Pajak Orang Pribadi yang ada di Kota Bengkulu dengan cara kuesioner diantar langsung oleh
peneliti kepada responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen riset agar instrumen tersebut dapat memberikan hasil
yang sesuai dengan tujuannya. Uji validitas merupakan pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa
cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. (Duwi Priyatno, 2010:14).
Teknik yang digunakan untuk melakukan uji validitas adalah dengan menggunakan Metode Pearson
Correlation. Kriteria yang ditetapkan dalam menentukan validitas adalah r hitung lebih besar dari r tabel, pada
taraf signifikan 0,05. Untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada penelitian
ini jumlah sampel (n) = 52 dan besarnya df dapat dihitung 52-2 = 50 dan alpha = 0,05, di dapat r table = 0,273.
Hasil uji validitas disajikan pada Tabel 4.7:

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas
Pearson
Variabel Signifikansi Keterangan
Correlation
PWP1 0,723 0,000 Valid
PWP2 0,838 0,000 Valid
PWP3 0,676 0,000 Valid
Pengalaman PWP4 0,805 0,000 Valid
Wajib Pajak PWP5 0,796 0,000 Valid
PWP6 0,797 0,000 Valid
PWP7 0,769 0,000 Valid
PWP8 0,696 0,000 Valid
PKM1 0,844 0,000 Valid
PKM2 0,870 0,000 Valid
Persepsi
PKM3 0,927 0,000 Valid
Kemudahan
PKM4 0,780 0,000 Valid
PKM5 0,756 0,000 Valid
PKG1 0,744 0,000 Valid
PKG2 0,791 0,000 Valid
Persepsi
PKG3 0,734 0,000 Valid
Kegunaan
PKG4 0,799 0,000 Valid
PKG5 0,811 0,000 Valid
KDK1 0,788 0,000 Valid
KDK2 0,777 0,000 Valid
KDK3 0,842 0,000 Valid
Keamanan dan
KDK4 0,834 0,000 Valid
Kerahasiaan
KDK5 0,853 0,000 Valid
KDK6 0,860 0,000 Valid
KDK7 0,777 0,000 Valid
KTI1 0,762 0,000 Valid
KTI2 0,687 0,000 Valid
KTI3 0,728 0,000 Valid
Kesiapan
KTI4 0,781 0,000 Valid
Teknologi
KTI5 0,875 0,000 Valid
Informasi
KTI6 0,726 0,000 Valid
KTI7 0,790 0,000 Valid
KTI8 0,703 0,000 Valid
MWP1 0,675 0,000 Valid
MWP2 0,718 0,000 Valid
Minat Wajib MWP3 0,823 0,000 Valid
Pajak MWP4 0,711 0,000 Valid
Menggunakan E- MWP5 0,796 0,000 Valid
Filing MWP6 0,776 0,000 Valid
MWP7 0,742 0,000 Valid
MWP8 0,570 0,000 Valid
Sumber : Data primer diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa variabel pengalaman wajib pajak, persepsi kemudahan, persepsi
kegunaan, keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi, dan minat wajib pajak menggunakan e-filing
semuanya valid. Dari semua variabel tersebut memiliki nilai signifikansi dibawah 0,01 yaitu bernilai 0,000, dan
nilai pearson correlation lebih besar dari r tabel (0,273). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua
pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengukur variabel yang diharapkan.

Hasil Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten jika
pengukuran diulang. Instrumen kuesioner yang tidak reliabel maka tidak dapat konsistensi untuk pengukuran
sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. (Duwi Priyatno, 2010:14). Dalam penelitian ini, reliabilitas
instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik Formula Alpha Cronbach. Nilai alpha lebih besar dari 0,7
dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.8:

Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas
Alpha
Variabel Keterangan
Cronbach
Pengalaman Wajib Pajak 0,896 Reliabel
Persepsi Kemudahan 0,893 Reliabel
Persepsi Kegunaan 0,829 Reliabel
Keamanan dan Kerahasiaan 0,918 Reliabel
Kesiapan Teknologi Informasi 0,889 Reliabel
Minat Wajib Pajak Menggunakan E-Filing 0,873 Reliabel
Sumber : Data primer diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa variabel pengalaman wajib pajak, persepsi kemudahan, persepsi
kegunaan, keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi, dan minat wajib pajak menggunakan e-filing
semuanya reliabel. Dari semua variabel tersebut memiliki nilai kritis lebih besar dari 0,7.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana pengaruh
pengetahuan wajib pajak, persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, keamanan dan kerahasiaan, serta kesiapan
teknologi informasi terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. Nilai koefisien regresi dapat dilihat
pada Tabel 4.9:
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8,337 2,183 3,819 ,000
Pengalaman Wajib Pajak ,220 ,066 ,304 3,353 ,001
Persepsi Kemudahan -,072 ,110 -,055 -,658 ,512
Persepsi Kegunaan ,269 ,101 ,193 2,661 ,009
Keamanan dan Kerahasiaan ,076 ,071 ,084 1,072 ,286
Kesiapan Teknologi ,353 ,085 ,386 4,126 ,000
Informasi
Dependent Variable: Minat Wajib Pajak
Sumber : Data primer diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4.9 maka persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Y = 8,337 + 0,220X1 – 0,072X2 + 0,269X3 + 0,076X4 + 0,353X5
Persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan bahwa:
Nilai Konstanta sebesar 8,337 yang berarti bahwa tanpa adanya nilai pengalaman wajib pajak, persepsi
kemudahan, persepsi kegunaan, keamanan dan kerahasiaan, serta kesiapan teknologi informasi, maka besarnya
minat wajib pajak adalah 8,337 satuan. Koefisien regresi pengalaman wajib pajak sebesar 0,220 yang berarti bahwa
setiap kenaikan pengalaman wajib pajak sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan minat wajib pajak dalam
penggunaan e-filing sebesar 0,220 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
pengalaman wajib pajak terhadap minat wajib pajak menggunakan e-filing. Semakin naik pengalaman wajib pajak
maka semakin meningkat minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. Koefisien regresi persepsi kemudahan
sebesar -0,072 yang berarti bahwa setiap kenaikan persepsi kemudahan sebesar satu satuan, maka akan
menyebabkan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing mengalami penurunan sebesar 0,072 satuan.
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara persepsi kemudahan dengan minat wajib pajak
menggunakan e-filing. Semakin naik persepsi kemudahan makan semakin turun minat wajib pajak dalam
penggunaan e-filing. Koefisien regresi persepsi kegunaan sebesar 0,269 yang berarti bahwa setiap kenaikan
persepsi kegunaan sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing
sebesar 0,269 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara persepsi kegunaan terhadap
minat wajib pajak menggunakan e-filing. Semakin naik persepsi kegunaan maka semakin meningkat minat wajib
pajak dalam penggunaan e-filing. Koefisien regresi keamanan dan kerahasiaan sebesar 0,076 yang berarti bahwa
setiap kenaikan keamanan dan kerahasiaan sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan minat wajib pajak dalam
penggunaan e-filing sebesar 0,076 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
keamanan dan kerahasiaan terhadap minat wajib pajak menggunakan e-filing. Semakin naik keamanan dan
kerahasiaan maka semakin meningkat minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. Koefisien regresi kesiapan
teknologi informasi sebesar 0,353 yang berarti bahwa setiap kenaikan kesiapan teknologi informasi sebesar satu
satuan, maka akan meningkatkan minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing sebesar 0,353 satuan. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kesiapan teknologi informasi terhadap minat wajib pajak
menggunakan e-filing. Semakin naik kesiapan teknologi informasi maka semakin meningkat minat wajib pajak
dalam penggunaan e-filing.

Hasil Uji F (Simultan)


Uji F seringkali juga dinamakan dengan analysis of variance. Pengujian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. (Imam Ghozali, 2013:84). Variabel-variabel penjelas yang
digunakan dalam model, secara bersama-sama mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel yang ingin
dijelaskan dengan menggunakan uji F test. Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh X terhadap Y secara
bersama-sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10:
Tabel 4.10
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 388,978 5 77,796 19,438 ,000a
Residual 184,099 46 4,002
Total 573,077 51
a. Predictors: (Constant), Kesiapan Teknologi Informasi, Pengalaman Wajib Pajak,
Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Keamanan dan Kerahasiaan
b. Dependent Variable: Minat Wajib Pajak
Sumber : Data primer diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.10 tampak bahwa nilai F hitung sebesar 19,438 lebih besar dari F tabel sebesar 2,42 dengan
tingkat signifikansi = 0,000 < α = 0,05. Secara statistik berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel
pengalaman wajib pajak, persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, keamanan dan kerahasiaan serta kesiapan
teknologi informasi berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap minat wajib pajak dalam
penggunaan e-filing.

Hasil Uji t (Parsial)


Untuk meyakinkan bahwa masing-masing variabel yaitu pengalaman wajib pajak, persepsi kemudahan,
persepsi kegunaan, keamanan dan kerahasiaan, serta kesiapan teknologi informasi berpengaruh terhadap minat
wajib pajak dalm penggunaan e-filing dilakukan pengujian secara parsial. Dari perhitungan SPSS yang disajikan
dalam Tabel 4.11 diperoleh nilai t hitung sebagai berikut ini:

Tabel 4.11
Hasil Uji t
Variabel t hitung t tabel Sig Keterangan
Pengalaman Wajib Pajak 3,353 1,678 0,001 Hipotesis diterima
Persepsi Kemudahan -0,658 1,678 0,512 Hipotesis ditolak
Persepsi Kegunaan 2,661 1,678 0,009 Hipotesis diterima
Keamanan dan Kerahasiaan 1,072 1,678 0,286 Hipotesis ditolak
Kesiapan Teknologi Informasi 4,126 1,678 0,000 Hipotesis diterima
Sumber : Data primer diolah, 2019
Hasil uji statistik pada variabel pengalaman wajib pajak diperoleh nilai t hitung sebesar 3,353. Nilai t
hitung 3,353 > t tabel 1,678 dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Secara statistik berarti Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya, variabel pengalaman wajib pajak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap minat wajib
pajak dalam penggunaan e-filing. Dengan demikian hipotesis pertama diterima. Hasil uji statistik pada variabel
persepsi kemudahan diperoleh nilai t hitung sebesar -0,658. Nilai t hitung -0,658 < t tabel 1,678 dengan nilai
signifikansi 0,512 > 0,05. Secara statistik berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, variabel persepsi kemudahan
tidak berpengaruh secara parsial dan tidak signifikan terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing.
Dengan demikian hipotesis kedua ditolak. Hasil uji statistik pada variabel persepsi kegunaan diperoleh nilai t
hitung sebesar 2,661. Nilai t hitung 2,661 > t tabel 1,678 dengan nilai signifikansi 0,009 < 0,05. Secara statistik
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel persepsi kegunaan berpengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. Dengan demikian hipotesis ketiga diterima. Hasil uji
statistik pada variabel keamanan dan kerahasiaan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,072. Nilai t hitung 1,072 < t
tabel 1,678 dengan nilai signifikansi 0,286 > 0,05. Secara statistik berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya,
variabel keamanan dan kerahasiaan tidak berpengaruh secara parsial dan tidak signifikan terhadap minat wajib
pajak dalam penggunaan e-filing. Dengan demikian hipotesis keempat ditolak. Hasil uji statistik pada variabel
kesiapan teknologi informasi diperoleh nilai t hitung sebesar 4,126. Nilai t hitung 4,126 > t tabel 1,678 dengan
nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Secara statistik berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel kesiapan
teknologi informasi berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-
filing. Dengan demikian hipotesis kelima diterima.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Untuk uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi Adjusted R2. Hasil
koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.12:
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Std. Error
R Adjusted
Model R of the
Square R Square
Estimate
dimension0 1 ,824a 0,679 0,644 2,001

Predictors: (Constant), Kesiapan Teknologi Informasi, Persepsi Kegunaan,


Keamanan dan Kerahasiaan, Persepsi Kemudahan, Pengalaman Wajib Pajak
Sumber : Data primer diolah, 2019
Tampilan output SPSS Model Summary besarnya Adjusted R Square adalah 0.679, hal ini berarti 67,9%
variasi minat wajib pajak dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen yaitu pengalaman wajib
pajak, persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, keamanan dan kerahasiaan, serta kesiapan teknologi informasi,
sedangkan sisanya (100%-67,9% = 32,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model penelitian ini.

Pembahasan
Pengalaman Wajib Pajak
Hipotesis pertama dalam penelitian ini yang menguji variabel pengalaman wajib pajak terhadap minat
wajib pajak dalam penggunaan e-filing pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bengkulu berpengaruh dan
signifikan terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing, oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini
diterima. Ketika seorang wajib pajak memiliki banyak pengalaman akan teknologi maka akan membuat ia tertarik
untuk menggunakan e-filing, dengan pengalaman tersebut dapat memberikan dorongan serta kekuatan pada diri
wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Sebaliknya ketika seorang wajib pajak memiliki pengalaman akan
teknologi sedikit maka akan membuat ia tidak tertarik untuk menggunakan e-filing karena ia menganggap e-filing
hanya akan menambah pekerjaannya sehingga ia harus melakukan penyesuaian yang lebih untuk dapat memahami
tata cara pelaporan dengan e-filing. Penyesuaian tersebut pastilah membutuhkan waktu untuk memahaminya.
Wajib pajak orang pribadi akan berminat untuk menerima suatu teknologi dalam hal ini yaitu e-filing ketika wajib
pajak telah biasa menyikapi atau berhadapan dengan suatu teknologi, sehingga dengan pengalamannya terhadap
teknologi tersebut dapat memudahkan ia untuk beradaptasi menggunakan e-filing.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mutiara Sindi Pricilia (2016), yang hasil
penelitiannya bahwa variabel pengalaman wajib pajak berpengaruh dan signifikan terhadap minat wajib pajak
dalam penggunaan e-filing. Hasil pada penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Lai,
dkk (2010) dan Ricky Alfiando Wowor, dkk (2014) yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap
perilaku penggunaan e-filing. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Winna Titis Sugihanti (2011) yang menunjukkan bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat perilaku penggunaan e-filing.
Persepsi Kemudahan
Hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menguji variabel persepsi kemudahan terhadap minat wajib
pajak dalam penggunaan e-filing pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bengkulu tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing, oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini
ditolak. Hal ini dikarenakan para Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bengkulu kurang berminat untuk
menggunakan e-filing tanpa memikirkan sistem itu mudah digunakan atau tidak mudah digunakan, bisa jadi karena
pelapor pajak yang sudah merasa nyaman menggunakan e-filing, sehingga persepsi kemudahan tidak lagi menjadi
faktor penting. Disisi lain, pelapor pajak mungkin masih terlalu baru menggunakan sistem e-filing dan tidak dapat
menghargai aspek kemudahan dari sistem tersebut.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khaerunnisa Nur Fatimah Syahnur
(2017), yang hasil penelitiannya bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat wajib pajak orang
pribadi untuk menggunakan e-filing. Namun penelitian lain tidak menemukan bahwa persepsi kemudahan
mempengaruhi niat wajib pajak untuk menggunakan e-filing (Fu et al. 1996 dalam Yusri 2008).
Persepsi Kegunaan
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menguji variabel persepsi kegunaan terhadap minat wajib pajak
dalam penggunaan e-filing pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bengkulu berpengaruh dan signifikan terhadap
minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing, oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hal ini
dikarenakan wajib pajak merasakan banyaknya manfaat yang bisa didapatkan jika menggunakan e-filing, dari
hematnya waktu, tenaga dan biaya, sampai meningkatkan produktivitas pelaporan pajak mereka. Berarti semakin
banyaknya kegunaan yang didapat oleh wajib pajak ketika menggunakan e-filing, maka semakin tinggi pula minat
wajib pajak untuk menggunakannya. Hal tersebut berarti semakin sistem itu berguna bagi wajib pajak maka minat
wajib pajak dalam menggunakan sistem e-filing di Kota Bengkulu akan semakin tinggi pula.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khaerunnisa Nur Fatimah Syahnur
(2017), yang hasil penelitiannya bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat wajib pajak orang
pribadi untuk menggunakan e-filing. Hal ini juga di dukung oleh penelitian Esy Desmayanti (2012) menyimpulkan
bahwa persepsi kegunaan berpengaruh signifikan terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filing pada
Wajib Pajak di Semarang. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Salim (2013) yang menyatakan bahwa
persepsi kegunaan tidak mempengaruhi penggunaan e-filing.
Keamanan dan Kerahasiaan
Hipotesis keempat dalam penelitian ini yang menguji variabel keamanan dan kerahasiaan terhadap minat
wajib pajak dalam penggunaan e-filing pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bengkulu tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing, oleh karena itu hipotesis dalam penelitian
ini ditolak. Dengan tidak adanya jaminan keamanan dan kerahasiaan yang diberikan pada sistem e-filing, wajib
pajak kurang berminat untuk menggunakan e-filing. Keamanan dan kerahasian ini diartikan bahwa wajib pajak
memiliki persepsi dan kepercayaan bahwa e-filing mampu menjamin keamanan data mereka serta dapat menjamin
kerahasiaannya, sehingga apabila mereka menggunakan e-filing untuk melaporkan pajaknya, data yang mereka
berikan tidak bocor dan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ketika wajib pajak memiliki
persepsi keamanan dan kerahasiaan wajib pajak terhadap e-filing baik, maka persepsi tersebut akan mempengaruhi
minatnya untuk menerima dan menggunakan sistem tersebut. Ketika wajib pajak memiliki persepsi yang buruk
mengenai keamanan dan kerahasiaan dari e-filing maka akan menurunkan minat wajib pajak dalam menggunakan
e-filing. Selain itu, masih sering terjadi masalah atau eror terutama ketika memasuki batas waktu pelaporan dapat
membuat wajib pajak tidak percaya keamanan dan kerahasiaan datanya dapat dijamin oleh sistem yang sering eror.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khaerunnisa Nur Fatimah Syahnur
(2017), yang hasil penelitiannya bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh positif terhadap minat wajib pajak
orang pribadi untuk menggunakan e-filing. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Esy Desmayanti
(2012) yang menyatakan bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh signifikan terhadap intensitas perilaku
dalam penggunaan e-filing. Namun penelitian ini di dukung dengan penelitian Ratih A.A. Khomalyana Dewi
(2009) yang menyatakan bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh negatif terhadap minat pengguna e-filing.
Penelitian ini juga didukung oleh Mutiara Sindi Pricilia (2016), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh antara keamanan dan kerahasiaan dengan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
Kesiapan Teknologi Informasi
Hipotesis kelima dalam penelitian ini yang menguji variabel kesiapan teknologi informasi terhadap minat
wajib pajak dalam penggunaan e-filing pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bengkulu berpengaruh dan
signifikan terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing, oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini
diterima. Persepsi akan kesiapan teknologi informasi yang telah tersedia dapat mempengaruhi pengguna untuk
mau menggunakan teknologi. Pengguna akan menggunakan sistem teknologi informasi yang telah memiliki
kesiapan yang baik, sehingga nantinya teknologi tersebut benar-benar akan memudahkannya dalam bekerja
bukannya malah menghambat atau menambah pekerjaannya. Kesiapan teknologi informasi ini juga berasal dari
pengguna itu sendiri, apakah ia memiliki kemampuan untuk dapat menerima suatu teknologi, apakah ia memiliki
teknologi untuk mendukung penggunaan e-filing.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mutiara Sindi Pricilia (2016), yang hasil
penelitiannya bahwa variabel kesiapan teknologi informasi berpengaruh dan signifikan terhadap minat wajib pajak
dalam penggunaan e-filing. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Esy Desmayanti (2012)
menyimpulkan bahwa kesiapan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap intensitas perilaku dalam
penggunaan e-filing. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Salim (2013) yang menyatakan bahwa kesiapan
teknologi informasi tidak mempengaruhi e-filing.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1). Pengalaman wajib pajak berpengaruh dan signifikan terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk
menggunakan e-filing. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung 3,353 > ttabel 1,678 pada tingkat signifikan 0,001.
Karena tingkat signifikan 0,001 < 0,05 maka variabel pengalaman wajib pajak berpengaruh dan signifikan terhadap
minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. 2). Persepsi kemudahan tidak berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung -
0,658 < ttabel 1,678 pada tingkat signifikan 0,512. Karena tingkat signifikan 0,512 > 0,05 maka variabel persepsi
kemudahan tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. 3).
Persepsi kegunaan berpengaruh dan signifikan terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-
filing. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung 2,661 > ttabel 1,678 pada tingkat signifikan 0,009. Karena tingkat
signifikan 0,009 < 0,05 maka variabel persepsi kegunaan berpengaruh dan signifikan terhadap minat wajib pajak
dalam penggunaan e-filing. 4). Keamanan dan kerahasiaan tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat
wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung 1,072 < ttabel 1,678
pada tingkat signifikan 0,286. Karena tingkat signifikan 0,286 > 0,05 maka variabel keamanan dan kerahasiaan
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. 5). Kesiapan
teknologi informasi berpengaruh dan signifikan terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-
filing. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung 4,126 > ttabel 1,678 pada tingkat signifikan 0,000. Karena tingkat
signifikan 0,000 < 0,05 maka variabel kesiapan teknologi informasi berpengaruh dan signifikan terhadap minat
wajib pajak dalam penggunaan e-filing.
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1). DJP dapat meningkatkan kualitas pelayanannya dalam memperkenalkan e-filing, baik dalam
media cetak maupun media elektronik. 2). DJP dapat meningkatkan sosialisasi-sosialisasi bahwa dengan e-filing
wajib pajak akan sangat terbantu karena tidak perlu mengantri ke KPP dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan
saja, agar pemanfaatan sistem e-filing dapat lebih meluas dan lebih banyak digunakan oleh wajib pajak. 3).
Penggunaan sistem e-filing dapat lebih mudah diakses dan dimengerti oleh Wajib Pajak, sehingga dapat menambah
minat Wajib Pajak dalam penggunaan sistem e-filing. 4). Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel
lainnya. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui variabel lain yang mempengaruhi penggunaan sistem e-filing
secara tepat dan sesuai. 5). Penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel yang akan diteliti serta
memperluas ruang lingkup penelitiannya. Dapat memperluas sampel Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP.

DAFTAR RUJUKAN
Abdul Raufu Ambali, (2009). “E-Government Policy : Ground Issues in E-filing System”. European Journal of
Social Sciences, Vol. 11, No. 2.
Affiza Mohd Tallaha, Zaleha Abdul Shukor, Norul Syuhada Abu Hassan, (2014). “Factors Influencing E-Filing
Usage Among Malaysian Taxpayers: Does Tax Knowledge Matters?”. Jurnal Pengurusan 40 : 91-101.
Asrofi Langgeng Noerrman Syah & Andri Widianto, (2017). “Minat Pelaporan SPT Melalui E-Filing : Studi Kasus
Pada KPP Pratama Tegal”. Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 17, No. 1 April
2017 : 81-96.
Azleen Ilias, Norazah Mohd Suki, Mohd Rushdan Yasoa, (2008). A Study of Taxpayers Intention in Using E-
Filing System : A Case in Labuan F.Ts. Computer and Information Science, Vol. 1, No. 2.
Chaeng, I.C, Li, Y.C, Hung, W.F, & Hwang, (2005). “An Empirical Study on the Impact of Quality Antecedents
on Tax Payers’ Acceptance of Internet Tax-Filing Systems”. Government Information Quarterly 22, pp.
389-410.
Diana Sari, (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT. Reflika Aditama.
Duwi Priyatno, (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta
: Gava Media.
Erly Suandi, (2005). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Esy Desmayanti, (2012). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E-Filing oleh Wajib Pajak
Sebagai Sarana Penyampaian SPT Masa Secara Online dan Realtime (Kajian Empiris di Wilayah Kota
Semarang)”. Jurnal Akuntansi, 1(1), 1-12. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
E. Salim, (2012). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E-Filing Oleh Wajib Pajak Sebagai
Sarana Penyampaian SPT Masa Secara Online dan Realtime (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan di
KPP Madya Jakarta Pusat)”. Jurnal Akuntansi, 1-15.
Fadheil Wiza Munabari dan Andri Waskita Aji, (2014). “Analisis Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Persepsi
tentang Konsultan Pajak, dan Persepsi tentang Account Representative terhadap Minat Dalam
Menggunakan Jasa Konsultan Pajak Pada Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Bantul”. Jurnal Akuntansi,
Volume. 2 No. 2 Desember 2014. Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Faisal Afiff Ekamaulana, (2016). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Menggunakan E-filing (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Banjaramasin)”.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
F.D Davis, (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology.
MIS Quarterly. Vol. 13 No. 5: pp319-339.
Gilang Rizky Amijaya. (2010). Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahan, Resiko dan Fitur Layanan
Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank dalam Minat Menggunakan Internet Banking. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Imam Ghozali, (2009). Aplikasi Multivariate Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
, (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Inka Tania, (2016). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Dalam Menggunakan Fasilitas E-
Filing (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen)”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Ivana Lie & Arja Sadjiarto, (2013). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk
Menggunakan E-Filing”. Tax & Accounting Review, Vol. 3, No. 2, 2013.
Jengchung Victor Chen, Roppe Jenice, Erik Paolo, David C. Yen, (2015). Factors Affecting Online Tax Filing -
An Aplication of the IS Success Model and Trust Theory. Computers in Human Behavior 43 (2015) 251
- 262.
Khaerunnisa Nur Fatimah Syahnur, (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Dalam
Menggunakan Fasilitas E-Filing (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Makassar Utara). Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.
Lai, Ling Ming & Kwai Fatt Choong, (2010). “Motivators, Barriers and Concerns in Adoption of Electronic Filing
System: Survey Evidence from Malaysian Professional Accountants”. American Journal Of Applied
Sciences, ISSN 1554-3641, Vol. 7, Iss. 4, pp. 562-567.
Lisa Tamara Wibisono & Agus Arianto Toly, (2014). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib
Pajak Dalam Penggunaan E-Filing di Surabaya”. Tax & Accounting Review, Vol. 4, No. 1, 2014.
Mardiasmo, (2003). Perpajakan. Yogyakarta : Andi Offset.
Mutiara Sindi Pricilia, (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
Untuk Minat Menggunakan E-Filing. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Nur Indriantoro & Bambang Supomo, (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.
Edisi Pertama. Yogyakarta: BFE-UGM.
Primandita Fitriandi, Tejo Birowo, Yuda Aryanto, (2008). Kompilasi Undang-Undang Perpajakan. Jakarta:
Salemba Empat.
Ratih A.A. Khomalyana Dewi, (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Wajib Pajak
Terhadap Penggunaan E-Filing. Fakultas Ekonomi Universitas Tembalang. Ratih A.A. Khomalyana
Dewi, (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Wajib Pajak Terhadap
Penggunaan E-Filing. Fakultas Ekonomi Universitas Tembalang.
Ricky Alfiando Wowor, Jenny Morasa & Inggriani Elim, (2014). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filing”. Jurnal EMBA, Vol.2 No.3 September 2014,
Hal.1341-1349. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.
Siti Resmi, (2017). Perpajakan: Teori & Kasus. Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
, (2012). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh Belas. Bandung: Alfabeta.
, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Umar Husein, (2008). Metode Penelitian Untuk Tesis Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
Winna Titis Sugihanti, (2011). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk
Menggunakan E-Filling (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Kota Semarang)”. Jurnal Akuntansi, 1-
27. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Yusri, Y., (2008). Factors Affecting Taxpayers’ Acceptance E-Filing System. In Selected Readings in Accounting,
edited by N.A. Abu Kasim & H. Ismail. Serdang: UPM Press.

You might also like