You are on page 1of 8

Perancangan Penilaian Kinerja Driver Berdasarkan Key Performance

Indicator Pada Usaha Ojek Online Akang Antar Di Kabupaten Lamongan

Faid Muhammad Al Kafa


UIN Sunan Ampel Surabaya
08010420011@student.uinsby.ac.id

Abstract
Key Performance Indicators (KPI) are management tools or instruments so that an activity or
process can be followed, controlled (if it deviates, it can be recognized for correction), and
ensured that the desired performance is realized. One way to achieve good indicators in
assessing employee performance is by using the KPI method. KPI compares what has been
made with what has been set. Successful implementation will depend on implementing a good
maintenance strategy in accordance with what has been set. By looking at how the Key
Performance Indicator (KPI) is a performance measurement tool for employees, this study aims
to find out how to evaluate the performance of online motorcycle taxi drivers in the future
business in Lamongan Regency. In this study using qualitative methods, namely using qualitative
methods with observational interviews, interviews, or document review and Focus Group
Discussion. Designing KPIs as a performance measurement tool for driver partners, online
motorcycle taxi service business owners will be able to find out areas of work that are not
completed properly by drivers. KPIs are considered to be more transparent and objective, and
their implementation can require driver partners who will deliver to do their best to get good
grades.
Keywords: Key Performance Indicators; Performance assessment; Employee

Abstrak
Key Performance Indicators (KPI) merupakan alat bantu atau instrument manajemen agar
suatu kegiatan atau proses dapat diikuti, dikendalikan (bila menyimpang, dapat dikenali untuk
dikoreksi), dan dipastikan untuk mewujudkan kinerja yang dikehendaki. Salah satu cara agar
mencapai indikator yang baik dalam penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan metode
KPI. KPI membandingkan apa yang telah dibuat dengan apa yang telah ditetapkan.
Implementasi yang berhasil akan tergantung pada pelaksanaan strategi pemeliharaan yang baik
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Dengan melihat bagaimana Key performance
Indicator (KPI) menjadi alat pengukur kinerja pada karyawan, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui cara penilaian kinerja driver ojek online pada usaha akang ntar di Kabupaen
Lamongan. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni menggunakan metode
kualitatif dengan wawancara pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen dan Focus
Group Discussion. Perancangan KPI sebagai alat pengukuran kinerja mitra driver, maka pemilik
usaha jasa ojek online akang antar dapat mengetahui area pekerjaan yang tidak diselesaikan
dengan baik oleh driver. KPI dianggap lebih transparan dan objective serta penerpaan inii dapat
menuntut mitra driver akang antar harus melakukan yang terbaik untuk bisa mendapat nilai yang
baik.
Keywords: Key Performance Indicator; Penilaian Kinerja; Karyawan

Pendahuluan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dari
perekonomian daerah dan nasional. UMKM dalam perekonomian nasional
memiliki peran sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi, penyedia
lapangan kerja, pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan
pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta
kontribusinya terhadap neraca pembayaran. UMKM juga memiliki peran penting
khususnya dalam perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi
kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan, serta
UMKM juga berperan dalam pembangunan ekonomi pedesaan.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Kabupaten Lamongan memiliki
130.006 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dari jumlah itu sebanyak
327.422 tenaga kerja berhasil diserap. Data tersebut merupakan hasil Sensus
Ekonomi tahun 2016.1 Peran UMKM terbukti cukup mampu untuk meningkatkan
stabilitas perekonomian di Kabupaten Lamongan, oleh karena itu segala macam
upaya dilakukan agar bisa meningkatkan kinerja UMKM baik dibidang produk
maupun jasa, melalui program yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta yang
dapat memberikan value kepada para pelaku UMKM.
Beberapa UMKM di Lamongan yang masih bertahan dan dipercaya oleh
konsumen biasanya bergerak di bidang produk, namun hal itu tidak menutup
kemungkinan UMKM bidang jasa juga bisa menarik perhatian warga Lamongan
terkait jasa yang ditawarkan. Salah satu UMKM yang bergerak di bidang jasa dan
tetap eksis di kalangan masyarakat Lamongan yaitu jasa Akang Antar. Akang Antar
sendiri merupakan unit usaha teknologi asal Lamongan yang melayani angkutan,
pengirimanan barang, pemesanan makanan dan ojek melalui jasa. Usaha ini juga
membantu untuk memajukan UMKM yang ada di Indonesia, terutama di
Kabupaten Lamongan melalui promosi yang dilakukan di aplikasi, Instagram, dan
website. Semakin berkembangnya teknologi, membuat kegiatan sehari-hari bisa
menjadi lebih mudah, praktis, dan cepat. Hanya menyewa jasa ini, semua
kemudahan bisa dirasakan oleh konsumen.
Maraknya penggunaan jasa serupa yang masuk di Indonesia, terutama di
Kabupaten Lamongan, yakni seperti Grab dan Gojek, Akang Antar yang berasal dari
lokal yakni Kabupaten Lamongan, masih tetap bisa bertahan dan mampu
memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen melalui layanan dan fasilitasnya.
Selain itu, memajukan antar UMKM adalah salah satu tujuan mulia dari
terbentuknya jasa Akang Antar ini.
Saat ini, dalam suatu industri jasa memberikan kepuasan kepada pelanggan
merupakan suatu kunci utama dalam proses perkembangan suatu perkembangan
jasa. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kinerja dari suatu perusahaan untuk
menambah kualitas suatu perusahaan. Dalam menjalankan proses kinerjanya,
perusahaan juga dituntut untuk memahami dan memenuhi apa yang diinginkan
oleh konsumen.
Kinerja diukur untuk mengetahui sejauh mana tujuan direalisasikan
sehingga manajemen bisa bertindak cepat untuk mengambil keputusan. Manfaat
pengukuran kinerja dapat dirasakan secara jangka panjang karena lingkaran bisnis
berubah secara dinamis. Dengan mengetahui hasil pengukuran kinerja, simpul-
simpul penyebab rendahnya kinerja dapat diketahui sehingga bisa segera
diperbaiki, baik karena kelambatan maupun penyimpangan yang terjadi. Ukuran
kinerja tercermin dalam Key Performance Indicators(KPI).2

1
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, (Lamongan, 2016), 1.
2
Putri Iglina Lubis dan Ismu Kusumanto, “Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode Key
Performance Indicators (KPI) (Studi Kasus: Cv. Bunda Bakery Pekanbaru),” Jurnal Sains, Teknologi dan
Industri, Vol. 15, No. 2, (Juni 2018), 37.
2
Key Performance Indicators (KPI) merupakan alat bantu atau instrument
manajemen agar suatu kegiatan atau proses dapat diikuti, dikendalikan (bila
menyimpang, dapat dikenali untuk dikoreksi), dan dipastikan untuk mewujudkan
kinerja yang dikehendaki. Salah satu cara agar mencapai indikator yang baik dalam
penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan metode KPI. KPI
membandingkan apa yang telah dibuat dengan apa yang telah ditetapkan.
Implementasi yang berhasil akan tergantung pada pelaksanaan strategi
pemeliharaan yang baik sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. 3 Dengan melihat
bagaimana Key performance Indicator (KPI) menjadi alat pengukur kinerja pada
karyawan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penilaian kinerja
driver ojek online pada usaha akang ntar di Kabupaen Lamongan.

Kajian Teori
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja karyawan adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan
melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar dan
kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan. Dengan
melakukan penilaian kinerja karyawan yang efektif, perusahaan mampu
mengoptimalkan kompetensi karyawaannya demi tercapainya tujuan perusahaan.
Selain itu kinerja karyawan juga akan optimal karena karyawan akan termotivasi
untuk berkinerja lebih baik lagi dari hari ke hari. Hal ini berlaku pula sebaliknya,
penilaian kinerja karyawan yang tidak efektif akan memberikan banyak dampak
negatif bagi perusahaan. Mulai dari munculnya keluhan karyawan, turunnya
motivasi kerja karyawan, hingga tingginya intensi turnover karyawan.4
Key Perfomance Indicator
Key Performance Indicator merupakan salah satu jenis ukuran kinerja bagi
organisasi, dan sebagai salah satu landasan bagi suatu perusahaan agar dapat
berjalan on the track. KPI biasanya disamakan dengan sebagai target kinerja, baik
target perusahaan, unit kerja maupun target individu. KPI membantu perusahaan
mendefinisikan dan mengukur kemajuan (progress) secara specific, measurable,
achievable, relevant dan time bound (SMART).5 Key Performance Indicators (KPI)
ialah suatu pernyataan tentang suatu posisi atau jabatan yang terukur. Berasal dari
visi perusahaan, cara pencapaian visi melalui misi. Kemudian dijabarkan oleh setiap
departemen. Dari misi kemudian dapat menghadirkan system kerja yang kemudian
dilanjutkan dengan sasaran (outcome) dari tugas, dengan memiliki nilai ambang
batas (threshold) untuk membedakan antara nilai target dengan nilai aktual.
Sehingga diharapkan agar organisasi tidak sia-sia menggaji karyawan, dan
karyawan dapat selalu mengetahui tugas dan tanggung jawabnya karena harus
mencapai target. Dengan adanya KPI perusahaan dapat menghasilkan reward dan
punishment.6

Metode Penelitian
3
Ibid, 37-38.
4
Siti Noni Evita dkk, “Penilaian Kinerja Karyawan Dengan Menggunakan Metode Behaviorally Anchor
Rating Scale Dan Management By Objectives,” Pekbis Jurnal, Vol.9, No.1, (2017), 19.
5
Deasy Sagita, “Key Performance Indicator (KPI) Karyawan Divisi Field Support Operation (FSO),” Business
& Management Journal, Vol. 8, No. 1, (2011), 3.
6
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian
(Bandung: Alfabeta, 2009), 32.
3
Metode penelitian adalah suatu cara kerja yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan aturan-aturan baku dari masing-masing disiplin ilmu yang
digunakan.7 Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni
menggunakan metode kualitatif dengan wawancara pengamatan, wawancara, atau
penelaahan dokumen dan Focus Group Discussion.
Focus Group Discussion (FGD) adalah bentuk diskusi yang didesain untuk
memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang,
kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta Definisi lain, FGD adalah
salah satu teknik dalam mengumpulkan data kualitatif; di mana sekelompok orang
berdiskusi dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator mengenai
suatu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa FGD adalah salah satu teknik
pengumpulan data kualitatif yang didesain untuk memperoleh informasi keinginan,
kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman peserta tentang suatu
topik, dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator.8

Hasil dan Pembahasan


Menurut hasil wawancara dengan pendiri usaha ojek online akang antar
peneliti Menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran dari usaha ojek online akang antar
Visi Perusahaan
Istilah visi berasal dari kata vision yang berasal dari bahasa Inggris yang
memiliki arti penglihatan. Yang dimaksud visi adalah sebuah pandangan tentang
tujuan jangka panjang perusahaan atau rencana yang akan dicapai oleh suatu
perusahaan. Visi biasanya berisi pernyataan yang singkat dan jelas, namun bisa
mencakup semua tujuan dan cita-cita perusahaan.9
Adapun visi yang sudah dibuat dan dimiliki oleh usaha jasa Akang Antar :
“Membantu untuk kemudahan bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatan
sehari- hari dan menjadi layanan jasa pengiriman yang bermanfaat bagi lingkungan
sekitar”.

Misi Perusahaan
Misi merupakan susunan rencana pokok yang mendeskripsikan alasan
perusahaan atau lembaga tersebut dibuat dan ditujukan pada isu yang menjadi
fokus perusahaan atau lembaga tersebut. Misi tersusun dari hal – hal pokok yang
ingin dilakukan dan dicapai oleh sebuah perusahaan atau lembaga untuk
menunjang keterwujudan visi (goal utama) yang telah ditetapkan. Statement –
statement misi yang disusun secara jelas, sangat dibutuhkan dan penting dalam
menetapkan kegiatan – kegiatan teknis serta dalam merumuskan strategi secara
efektif.10
Untuk mencapai visi tersebut, Akang Antar menyusun misi sebagai berikut :
a) Memberikan layanan terbaik dan memuaskan yang bernilai tambah kepada
pelanggan.

7
Khaerul Wahidin dan Masyhuri Taqiyuddin, Metode Penelitian (Cirebon: STAIN Cirebon, 2002), 21.
8
Astridya Paramita dan Lusi Kristiana, “Teknik Focus Group Discussion Dalam Penelitian Kualitatif,” Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 16, No. 2, (2013), 118.
9
Moh. Muslim, “Membangun Visi Perusahaan,” ESENSI, Vol. 20 No. 3, (2017), 145.
10
Fred R. David, “Strategic Management Concepts And Cases,” (Ed. XIII; New Jersey: Prentice Hall, 2011),
44.
4
b) Meningkatkan kebermanfaatan dan kepedulian terhadap lingkungan dan
sosial.
c) Membantu para pelaku usaha atau UMKM di lingkungan sekitar untuk
berkembang bersama.
d) Membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia
yang profesional untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

Tujuan Perusahaan
Selain visi dan misi, penetapan tujuan perusahaan juga sangat penting.
Dengan tujuan, perusahaan memiliki pedoman untuk melangkah dan
meningkatkan kinerjanya. Dalam hal ini Akang Antar menetapkan tujuan jangka
pendek dan jangka panjang. Adapun tujuan Akang Antar yakni :
• Tujuan Jangka Pendek :
a) Fokus untuk meningkatkan kepuasan layanan kepada pelanggan.
b) Meningkatkan hubungan mutualisme kepada mitra Driver dan UMKM.
c) Meningkatkan sistem yang digunakan Akang Antar untuk mempermudah
konsumen.
d) Menjaga iklim kerja, baik untuk para karyawan, Koordinator Driver, Driver
dan Konsumen.
• Tujuan Jangka Panjang :
a) Melakukan upgrade IT pada sistem yan digunakan Akang Antar saat ini.
b) Memperluas jangkauan pasar, dengan memperbanyak cabang, yang bisa
dilakukan melalui tugas Supervisor dan Koordinator Driver.
c) Melakukan Diversifikasi jasa yang ditawarkan. Hal ini tidak hanya berfokus
pada pengiriman atau pengambilaan barang saja, namun bisa menambah
jasa lain seperti, pengiriman dan pengambilan baju laundry.

Sasaran Perusahaan
Adapun sasaran dari Akang Antar yakni :
a) Peningkatan laba perusahaan dengan estimasi 100 juta pertahun.
Pertumbuhan Akang Antar terbilang cukup cepat, hal ini bisa dilihat dari
laporan keuangan yang meskipun baru 2 tahun berjalan, pendapatan Akang
Antar mengalami kenaikkan yang signifikan. Misalnya di tahun 2020
pendapatan Akang Antar mencapai Rp 5.500.000 naik menjadi Rp 15.500.000
pada tahun 2021. Hal ini dikarenakan brand atau citra Akang Antar sudah
dikenal dan dipercaya oleh masyarakat Lamongan, hal itu terbukti dengan
jumlah pemesanan konsumen sebanyak 800 pemesanan di tahun 2020. Padahal
di tahun 2020 adalah tahun di mana, Akang Antar masih baru saja didirikan.
b) Pengembangan kemitraan dengan UMKM dan instnasi pemerintahan.
Pengembangan kemitraan UMKM sudah diupayakan sejak berdirinya
Akang Antar di tahun 2020. Namun, upaya itu belum cukup untuk
meningkatkan brand awareness terhadap konsumen. Oleh karena itu dengan
meningkatkan kemitraan dengan isntansi pemerintah, Akang Antar akan
mendapatkan dukungan penuh untuk bisa tetap bertahan dan melanjutkan
usahanya, di tengah gempuran persaingan di pasar.
c) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia lokal.

5
Akang Antar melakukan sistem pemberdayaan dengan memanfaatkan
warga lokal serta mereka yang memiliki pendidikan hanya di SMP/SMA namun
memiliki keyakinan dan komitemn yang kuat dalam bekerja. Saat ini Akang
Antar sudah menggandeng lebih dari 20 orang pemuda yang semula menjadi
pengangguran, sekarang sudah menjadi pekerja aktif di Akang Antar.
d) Peningkatan digitalisiasi sarana dan sistem bagi karyawan dan konsumen secara
menyeluruh.
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, Akang Antar berusaha untuk
menyelaraskan dengan tuntutan perilaku konsumen yang juga terus berubah.
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Akang Antar menerapkan digitalisasi
secara menyeluruh baik untuk karyawan, Driver, maupun konsumen, untuk
menunjang kinerja operasional.

Sasaran Mitra Driver Ojek Online


Dari sasaran perusahaan yang ditetapkan diatas, maka sasaran mitra driver
akang antar bisa ditetapkan dan kemudian akan dihasilkan KPI untuk driver akang
antar. Berikut ini contoh KPI yang dihasilkan dari wawancara dan Focus Group
Discussion (FGD).
Tabel 1
No Standard KPI Bobot Target Realisasi Skor
KPI
1 Mitra Jumlah Pesanan 30 90% 85% 25,5
Driver
Akang
Antar
Ketepatan Waktu 15 90% 83% 12,45
Ketepatan Tempat 15 90% 80% 12
Komunikasi 10 90% 75% 7,5
Kebersihan Armada 5 50% 30% 1,5

Kenyamanan 10 80% 50% 5


Berkendara
Kehadiran(online) 5 70% 60% 3
100 66,95

Selanjutnya dibuat standard sebagai berikut:


1) Nilai A (Baik) = X<90
2) Nilai B (Cukup) = 80<X<90
3) Nilai C (Tidak Baik) = X<80

Maka jika total skor dari tabel di atas adalah 66,95 maka mitra driver akang
antar mendapat nilai C karena masih di bawah skor 80.
Penilaian KPI karyawan berkaitan dengan pemberian imbalan (reward),
umumnya berupa kenaikan gaji atau promosi. Semakin tinggi nilai KPI, maka
reward juga makin besar. Contohnya seperti dalam tabel berikut:

6
Tabel 2
Skor Akhir Imbalan
Nilai A 15%
Nilai B 5%
Nilai C 0%

Pada simulasi ini mitra driver akang antar mendapat nilai C, maka sesuai
dengan tabel di atas mitra akan mendapatkan imbalan sejumlah 0%.
Fungsi KPI tidak berhenti hanya sampai pada penilaian dan rewarding. KPI
menyediakan hasil evaluasi yang memberi tahu area pekerjaan yang tidak
diselesaikan dengan baik oleh karyawan. Jika masalahnya adalah skill yang kurang,
Anda bisa mengembangkan skill mereka melalui pelatihan untuk membantu
meningkatkan kinerjanya.

Kesimpulan
Perancangan KPI sebagai alat pengukuran kinerja mitra driver, maka pemilik
usaha jasa ojek online akang antar dapat mengetahui area pekerjaan yang tidak
diselesaikan dengan baik oleh driver. KPI dianggap lebih transparan dan objective
serta penerpaan inii dapat menuntut mitra driver akang antar harus melakukan
yang terbaik untuk bisa mendapat nilai yang baik.

7
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, (Lamongan, 2016).
Putri Iglina Lubis dan Ismu Kusumanto, “Penilaian Kinerja Karyawan
Menggunakan Metode Key Performance Indicators (KPI) (Studi Kasus: Cv.
Bunda Bakery Pekanbaru),” Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 15,
No. 2, (Juni 2018).
Deasy Sagita, “Key Performance Indicator (KPI) Karyawan Divisi Field Support
Operation (FSO),” Business & Management Journal, Vol. 8, No. 1, (2011).
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi
dan Isu Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2009).
Khaerul Wahidin dan Masyhuri Taqiyuddin, Metode Penelitian (Cirebon: STAIN
Cirebon, 2002).
Irawan Soebantono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Rosda Karya, 1996), 9.
Astridya Paramita dan Lusi Kristiana, “Teknik Focus Group Discussion Dalam
Penelitian Kualitatif,” Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 16, No. 2,
(2013).
Moh. Muslim, “Membangun Visi Perusahaan,” ESENSI, Vol. 20 No. 3, (2017), 145.
Fred R. David, “Strategic Management Concepts And Cases,” (Ed. XIII; New Jersey:
Prentice Hall, 2011).
Siti Noni Evita dkk, “Penilaian Kinerja Karyawan Dengan Menggunakan Metode
Behaviorally Anchor Rating Scale Dan Management By Objectives,” Pekbis
Jurnal, Vol.9, No.1, (2017).

You might also like