You are on page 1of 66

ASKEP PADA KLIEN

ANEMIA

Ns. Edy Santoso, M.Kep


Review Anatomi dan
Fisiologi Darah
Pengertian Anemia
• Anemia adalah kondisi yang perlahan meningkat dalam
kasus di semua negara. Setiap usia dan setiap tahap
dapat dipengaruhi oleh anemia, dan meskipun orang lain
menganggap ini sebagai kondisi yang sederhana, hal itu
bisa meniup dari proporsi jika tidak diobati.

Anemia adalah suatu kondisi dimana konsentrasi


hemoglobin lebih rendah dari biasanya.

Anemia bukanlah penyakit yang spesifik namun


kelainan mendasar dan kondisi hematologis yang paling
umum. (Belleza, 2016)
Klasifikasi Anemia

1. Morfologi SDM dan indeks-indeksnya:


Makro dan Mikro menunjukkan ukuran
SDM , sedangkan kromik menunjukkan
warnanya.
2. Etiologinya : ada 2 klasifikasi pokok yaitu
meningkatnya kehilangan SDM dan
penurunan atau gangguan pembentukan
sel.
1. Klasifikasi ~ Morfologi

a) Anemia Normositik Normokrom: ukuran &


bentuk SDM normal serta mengandung Hb
dlm jumlah yg normal (MCV dan MCHC
normal atau normal rendah) dpt disebabkan :
• Kehilangan darah akut
• Hemolisis
• Penyakit kronik termasuk infeksi
• Peny. Infiltratif & metastatik sumsum tl.
• Gangguan endokrin
b) Anemia Makrositik Normokrom : Ukuran
SDM lebih besar dari normal tetapi
normokrom karena konsentrasi Hb-nya
normal (MCV meningkat; MCHC normal)
hal ini disebabkan oleh gangguan atau
terhentinya sintesis DNA.
• Defisiensi B12 dan atau asam folat.
• Akibat Kemoterapi & agen-agen yg
menganggu metabolisme sel.
c) Anemia Mikrositik Hipokrom : Mikrositik
berarti kecil & hipokrom berarti
mengandung Hb dlm jumlah yg kurang
(MCV kurang & MCHC kurang)
• Insufisiensi sistem hem (besi) seperti
pada defisiensi besi, keadaan
sideroblastik, kehilangan darah kronik.
• Gangguan sintesis globin : Talasemia
2. Klasifikasi ~ Etiologi

Meningkatnya kehilangan sel darah merah


1) Perdarahan akut maupun kronis : Trauma,
tukak, perdarahan polip, hemorhoid,
keganasan dan menstruasi yg berlebihan.
2) Penghancuran SDM dalam sirkulasi :
a) Hemolisis :
– Hemoglobinopati (Sickle sel anemia)
– Gangguan membran SDM (Sferositosis
heriditer)
– Gangguan sisntesis globin (Talasemia)
– Defisiensi enzym G 6 P D
b) Gangguan lingkungan SDM yg sering
berkaitan dengan reaksi imun.
• Reaksi post transfusi.
• Autoimmun pembentukan Ab terhadap
SDM sendiri setelah pemberian obat :
Alfa – metildopa, kinin, Sulfonamida, L-
Dopa penyakit autoimmune misal SLE,
Leukemia, rematoid artritis dll.
• Penyakit : Malaria
2.2 Diseritropoiesis ( Menurunnya atau
gangguan sintesis SDM) :
• Setiap keadaan yg mempengaruhi sumsum
tulang : Metastasis Ca mammae, Leukemia,
multipel mieloma; zat kimia toksik, radiasi.
• Penyakit menahun yg melibatkan ginjal dan hati,
penyakit infeksi, defisiensi endokrin, kekurangan
vitamin penting B12, asam folat, vitamin C dan
Besi.
Anemia dapat menjadi diagnosis apabila
digabungkan pertimbangan morfologis dan
etiologi.
1. Anemia Aplastik

Ad. Suatu gangguan pd sel-1 induk


disumsum tulang yg dpt menimbulkan
kematian, karena jumlah darah yang
dihasilkan tdk memadai (Anderson, 2000)
Ad. Suatu keadaan berkurangnya SDM
akibat menurunnya sel prekursor dlm
sumsum tl dan penggantian sumsum tl dg
lemak (Brunnerr & Sudart, 2002)
Etiologi

1. Agen antineoplastik atau sitotoksik


2. Terapi radiasi
3. Antibiotika tertentu
4. Anti konvulsan, pengobatan tiroid,
senyawa emas & phenil butazon
5. Benzen
6. Infeksi virus khususnya virus Hepatitis
7. Idiopatik
8. Genetik (Aplastik konstitusional).
Patofisiologi
Aplastik anemi tdk terdapat mekanisme
patogenetik tunggal, hal-hal yang dapat terjadi
adalah :
Pengurangan jumlah sel induk normal
Kelainan sel induk berupa gangguan
pembelahan & differensiasi.
Hambatan sel induk secara humoral & seluler
Gangguan lingkungan mikro
Tidak adanya kofaktor-2 hemofoetik humoral
atau seluler.
Faktor Penyebab (Agen antineoplastik,
Radiasi, Antibiotik, idiopatik dll)

Dry Tap sumsum tulang

Sel induk Gang.Pembela Hambatan sel Gang. Lingk. Tdk ada Co-
berkurang han & induk scr mikro Faktor Humoral
Diferensiasi humoral & & Seluler
seluler

PANSITOPENIA

Tromositopenia: Petekie, Eritrosit Rendah : Cepat Leukopenia :


ekimosis, Epistaksis, Perdarahan lelah, sesak, lemah dll Infeksi ~ sepsis
GI tract.,perdarahan SSP
Diagnosis

• Pansitopenia : Hb < 12 mg %, Leukosit <


4000 mm3 & Eritrosit < 140.00 mm3.
• An Aplasia atau hipoplasia sumsum tulang
( Kepadatan sel darah kurang,
Megakariosit 0 – 12 diseluruh sediaan,
hitung sel berinti < 50.000 mm3
Penatalaksanaan Medik

• Transfusi Erytosit dg Packed Red Cells ~


Hb 7 –8 g%.
• Transfusi Trombosit : bila terdapat
trombositopenia berat & perdarahan masif.
Diberikan sampai 20.000 mm3
• Transfusi leukosit : Bila hitung neutrofil <
200 mm3
• Immunosupressif bila diketemukan
peranan sistem immune.
• Transplantasi sumsum tulang
2. Anemia Defisiensi Besi

 Masih menempati urutan pertama


penyebab anemi di negara maju terlebih
dinegara berkembang.
 Pd anak sering akibat kurang gizi,
cacingan terutama cacing tambang.
 Fe elemen penting proses metabolisme
tubuh terutama Eritropoiesis.
 Fe berperan dlm pengangkutan elektron
ke molekul O2 saat pembentukan ATP &
hidrolisasi detoksikasi obat dan sintesis
steroid.
Definisi

• Ad. Keadaan dimana cadangan besi


dalam plasma dan Hb kurang dari
normal ( Waspaji, 2001)
 Etiologi :
1. Intake Fe yg tdk cukup : Diet kurang besi
& terhambatnya absorbsi Fe.
2. Kehilangan Fe akibat perdaraha
3. Post Hemoglobinurie
Absorbsi Besi

Diabsorbsi di duodenum dlm bentuk ferro


dlm suasana asam yg dipengaruhi faktor
endogen dan eksogen.
F. Endogen: deposit besi tbh,Hb, Aktivitas
Erytropoiesis.
Eksogen : komposisi, sifat kimiawi,
sumber & proses pemasakan. Vit. C
mempermudah absorbsi; mereduksi feri ke
fero > mudah di absorbsi, Ca & P
menghambat penyerapan karena
membentuk senyawa yg tdk larut.
Kehilangan/ < Fe

Konsumsi Fe utk maturasi <

Erytrosit Immature

Destruksi Erytrosit sebelum Cadangan Fe di Hepar, limfa,


waktunya (Fragille) Bone marrow diambill

Hb Normal (siklus normal terjadi, Causa tetap) Cadangan Fe menipis

Peningkatan Absorbsi Fe Fe yg tersedia <

Plasma Transferin Rendah

Pembentukan erytrosit <


Penatalaksanaan Medis

• Pengobatan dilakukan sambil mencari faktor


penyebab & menghilangkannya.
• Pemberian Fe dpt dlm bentuk :
1. Garam Besi Oral : aman, murah
dibandingankan dg parenteral. Syarat agar
efektif :
– Setiap tablet/ Capsul bersisi 50 – 100 mg Fe
elemental yg mudah dilepaskan dlm suasana asam,
mudah diabsorbsi dlm bentuk fero. Kurang efek
samping walaupun murah.
2. Parenteral : Bila ada indikasi mal
absorbsi, kurang toleran mll oral, yg
dibutuhkan melebihi yd dpt diberikan
oral, tdk kooperatif & kenaikan Hb
diharapkan dlm waktu singkat.
• Kebutuhan Fe = (Hb N – Hbs) x BB x 2.2
• SE : Nyeri suntikan, shock,
trombophlebitis.
3. Transfusi
3. Anemia Megaloblastik

• Scr morfologi sbg anemia Makrositik


Normokrom.
• Adalah anemia yg disebabkan defisiensi
Vit B12 & asam folat yg mengakibatkan
sintesis DNA terganggu.
• Defisiensi dpt sekunder : Malnutrisi,
Malabsorbsi, KUrangnya faktor intrinsik,
infeksi cacing, infeksi usus, keganasaN &
agen kemoteraupetik.
Defisiensi Asam Folat

• Asam folat mrpk vitamin yg dibutuhkan


untuk Erytropoiesis.
• Simpanan folat ditubuh lebih kecil
dibanding B12, shb lebih sering tjd
defisiensi folat dlm diet. Misal jarang
makan sayur dan buah mentah,
alkoholisme dan terapi makanan
parenteral yg lama.
• Kebutuhan folat meningkat tjd pd : Ibu
hamil, penderita anemia hemolitik.
• Kebutuhan minimal 50 mg,dari diet rata-2
• Sumber: Daging,hati, ginjal sayur & buah
mentah.
• Asupan yg kurang, pengolahan yg salah
(terlalu banyak air) akan membuang folat
90%.
• Folat diabsorbsi diduodenum & yeyenum
proximal.
• Tanpa asupan folat: cadangan folat tubuh
akan dpt digunakan selama 4 bulan.
Tanda & Gejala

• Anemia pada umumnya


• Malnutrisi & Glositis berat (radang lidah
disertai rasa sakit)
• Diare dan kehilangan nafsu makan.
• Kadar folat serum turun < mg/l.
• Gambaran sumsum tulang : sel-sel
membesar 2 – 3 kali lipat ukuran normal.
Penatalaksanaan

• Diet tinggi folat dan penambahan folat 1


mg/ hari.
• Pd gangguan absorbsi diberikan secara
parenteral (IM).
• Pada bumil dapat diberikan secara
terpisah (karena kebanyakan preparat
vitamin tdk mengandung folat).
Defisiensi B12/ Anemia Pernisiosa

• Dpt terjadi dlm berbagai bentuk, jarang


akibat asupan yang kurang, namun dpt
terjadi pd vegetarian. Gangguan absorsi
merupakan penyebab tersering.
• Tdk adanya faktor intrinsik (Castel Factor)
yg mengfikat Vit.B12 shg dpt diabsorbsi
oleh illeum.
• Gastrektomi, Penyakit pdpankreas &
illeum juga menggangu absorbsi B12.
Tanda & Gejala

• Anemia pd umumnya (pucat, lemah tak


bertenaga)
• Lidah merah, halus & nyeri, diare ringan.
• Konfusi,Parestesia ekstremitas, kesulitan
menjaga keseimbangan (kerusakan
sumsum tl belakang) & kehilangan
perasaan thd posisi.
• Bila tdk teratasi dpt meninggal akibat CHF.
Penatalaksanaan

• Pemberian Vitamin B12 peroral, atau susu


kedelai yg diperkaya Vit B12.
• Bila ada gangguan absorbsi & tdk
tersedianya faktor intriksi diberikan Injeksi
IM 100 g/ bulan.Penyembuhan biasanya
dramatis (retikulosit, leukosit naik, glositis
hilang dll)
• Pemberian B12 dpt seumur hidup jika
sindrom malabsorbsi tdk dpt dikoreksi
Anemia Hemolitik

• Tugas Individu : Buat resume tentang


anemia hemolitik
Clinical Manifestations
Secara umum, semakin cepat anemia berkembang, semakin agresif gejalanya.
• Berkurangnya hemoglobin. Seorang pasien dengan
anemia memiliki kadar Hb antara 9 sampai 11 g / dL.
• Kelelahan. Kelelahan terjadi karena ada kadar oksigen
yang tidak adekuat dalam jaringan yang seharusnya
sudah dibawa oleh hemoglobin.
• Takikardia Jantung mengkompensasi penurunan oksigen
dengan memompa lebih banyak darah sehingga bisa
mencapai jaringan perifer di tubuh.
• Dispnea. Kesulitan bernapas terjadi karena
berkurangnya konsentrasi oksigen dalam darah.
• Dengan penurunan hemoglobin yang berfungsi sebagai
pigmen pada sel darah merah, penderita mungkin
menjadi pucat karena kekurangan atau penurunan
pigmen yaitu hemoglobin.
Komplikasi
• Gagal jantung. Sebagai jantung
mengkompensasi dengan memompa lebih cepat
dari tingkat normal, otot-otot jantung perlahan-
lahan melemah sampai otot-otot aus dan
jantung gagal untuk berfungsi.
• Paresthesias. Parestesia berkembang saat otot
tidak memiliki cukup oksigen yang diberikan
kepada mereka.
• Igauan. Kurang oksigen di otak menyebabkan
delirium dan dianggap sebagai komplikasi fatal
pada anemia
Nursing Management

1) Nursing Assessment
• Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
 memberikan data penting tentang jenis
anemia, tingkat dan jenis gejala yang
nampak, dan dampak gejala tersebut
terhadap kehidupan pasien.
• Riwayat pengobatan. Beberapa obat
dapat menekan aktivitas sumsum tulang,
menyebabkan hemolisis, atau
mengganggu metabolisme folat.
Cont….
• Riwayat alkohol. Riwayat asupan alkohol yang akurat
termasuk jumlah dan durasi harus diperoleh.
• Riwayat keluarga. Penilaian riwayat keluarga penting
karena anemia tertentu diwariskan.
• Aktivitas. Kaji apakah pasien memiliki aktivitas olahraga
ekstrem dapat menurunkan eritropoiesis dan
kelangsungan hidup eritrosit.
• Penilaian gizi. Menilai status gizi dan kebiasaan penting
karena bisa mengindikasikan kekurangan nutrisi penting
seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
Diagnosa keperawatan

• Fatigue b/d penurunan hemoglobin dan


berkurangnya daya dukung oksigen darah.
• Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan
tubuh, b/d asupan nutrisi penting yang
tidak adekuat.
• Perubahan perfusi jaringan b/d
kekurangan hemoglobin dan hematokrit.
Perencanaan dan Tujuan
Tujuan utama pasien anemia adalah:
1. Berkurangnya kelelahan
2. Pencapaian atau pemeliharaan
nutrisi yang adekuat.
3. Pemeliharaan perfusi jaringan yang
adekuat
4. Kepatuhan dengan terapi yang
diresepkan
5. Tidak adanya komplikasi.
Manajemen Fatigue

• Memprioritaskan kegiatan. Membantu


pasien dalam memprioritaskan aktivitas
dan membangun keseimbangan antara
aktivitas dan istirahat yang bisa diterima
pasien
• Latihan dan aktivitas fisik. Pasien dengan
anemia kronis perlu mempertahankan
beberapa aktivitas fisik dan olahraga untuk
mencegah decondisi yang terjadi akibat
tidak aktif
Mempertahankan nutrisi adekuat

• Manajemen Nutrisi (Diet)


• Pembatasan asupan alkohol. Perawat harus
memberi tahu pasien bahwa alkohol
mengganggu penggunaan nutrisi penting dan
harus memberi tahu pasien untuk menghindari
atau membatasi asupan minuman
beralkoholnya.
• Pengetahuan tentang dilakukan secara
individual dan melibatkan anggota keluarga dan
mencakup aspek budaya.
Mempertahankan perfusi yang
adekuat
• Pemantauan pemberian transfusi darah
• Anjurkan kepatuhan terhadap terapi yang
diresepkan:
 Tingkatkan kepatuhan.
Evaluasi

• Laporan penurunan kelelahan.


• Mengalami dan memelihara nutrisi yang
adekuat
• Pertahankan perfusi yang memadai.
• Tidak adanya komplikasi.
Referensi

• Belleza M. 2016. Anemia Nursing Care Management. Nursing Study


Guide in Medical Surgical Nursing. https://nurseslabs.com/
• Bulechek G.M, et al. 2013. Nursing Interventions Classification
(NIC). Edisi keenam. Seri Bahasa Indonesia. Editor Nurjannah I &
Tumanggor R.D. Mocomedia. Elsevier
• Moorhead S et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC).
Edisi kelima. Seri Bahasa Indonesia. Editor Nurjannah I &
Tumanggor R.D. Mocomedia. Elsevier
• Nanda International. 2015. Nursing Diagnoses. Definition and
Classification 2015 – 2017. Tenth Edition. Wiley Blacwell
TERIMA KASIH

You might also like