You are on page 1of 8

ANALISIS PERENCANAAN KARIER INDIVIDUAL PADA

GENERASI MILLENNIALS (STUDI PADA PT.


TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. AREA WITEL BANDUNG)
Muhamad Rizal1, Rusdin2, Muhammad Mubian Nurlimang Munajat3
Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Universitas Padjajaran
muhamad.rizal@unpad.ac.id
rusdin@unpad.ac.id
bian_munajat@yahoo.co.id

Abstract
Millennials generation are the age group that will be lead an organization going
forward. This generation has unique characteristics that are different from previous
generations. These characteristics are both positive and negative. A company that
wants to grow must be supported by the availability of qualified human resources and
lead by a qualified leader. One way to achieve this is with career planning programs,
especially individual career planning. The individual career planning process has a
strong urgency in terms of improving the quality of human resources. Because
individual career planning is concerned with the process of determining an individual
career and the various steps to achieve that career without outside intervention. The
object of this research is individual career planning on millennials generation by taking
the locus of research at PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Area Witel Bandung. The
research method used is qualitative research method with descriptive research type.
Data collection techniques use observation, interview and documentation. The results of
this study indicate that millennials are already carrying out self-assessment activities
and setting career goals well. However, feedback activity on reality has not been done
well because employees have not comprehensively comprehended the assessment given
by the company.

Keywords :Millennials generation, individual career planning.

Abstrak
Generasi millennials merupakan kelompok umur yang akan menjadi pemimpin sebuah
organisasi ke depan. Generasi ini memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan
generasi – genarasi sebelumnya. Karakteristik tersebut ada yang bersifat positif dan juga
negatif. Sebuah perusahaan yang ingin berkembang harus didukung oleh ketersediaan
sumber daya manusia yang mumpuni dan dipimpin oleh pemimpin yang berkualitas.
Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan program perencanaan karier
terutama perencanaan karier individual. Proses perencanaan karier individual memiliki
urgensi yang kuat dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena
perencanaan karier individual berkaitan dengan proses menentukan karier secara
individu dan berbagai langkah untuk mencapai karier tersebut tanpa intervensi pihak
luar. Objek pada penelitian ini adalah perencanaan karier individual pada generasi
millennials dengan mengambi lokus peneltian di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Area Witel Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
generasi millennials sudah melaksanakan aktivitas penilaian diri sendiri dan

1
menentukan tujuan – tujuan karier dengan baik. Namun aktivitas umpan balik atas
realitas belum terlaksana dengan baik karena karyawan belum memahami secara
menyeluruh penilaian yang diberikan perusahaan.

Kata Kunci : Generasi millennials, perencanaan karier individual.

PENDAHULUAN datang. Sehingga keberlanjutan sebuah


Generasi Millennials merupakan bisnis akan ada pada pundak generasi
penduduk yang lahir antara tahun 1977 – millennials. Banyak kalangan menyatakan
2002. Itu artinya penduduk yang saat ini bahwa generasi millennials memiliki
berusia antara 15 hingga 40 tahun karakteristik yang unik dan sangat
merupakan kelompok umur generasi berbeda dengan generasi sebelumnya. Hal
millennials. Generasi ini lahir setelah ini diakibatkan oleh kondisi dimana
terjadinya perang dunia ke – 2 dan sudah generasi millennials terlahir saat dunia
tumbuhnya perkembangan teknologi. dalam perkembangan teknologi dan ilmu
Sehingga tentunya memiliki perbedaan pengetahuan. Bambang (2015)
baik itu dari sifat maupun sikap dengan memaparkan karakteristik yang dimiliki
generasi sebelumnya. Williams dan Page oleh generasi millennials baik itu
(2010) mendefinisikan generasi karakteristik positif maupun negatif.
millennials sebagai orang yang lahir
antara tahun 1977 hingga 1994. Lewis, Tabel 1. Karakteristik Positif
dkk (2012) menyebutkan bahwa generasi Karakteristik Persentase
millennials adalah sekelompok orang yang (%)
lahir antara tahun 1980 hingga tahun Peduli teknologi baru 80
1994. Swiggard (2011) menyebutkan Suka mencoba – coba 78
bahwa generasi millennials merupakan Aktif 70
mereka yang lahir antara tahun 1982 Kreativitas tinggi 69
Tidak takut dengan perubahan 66
hingga tahun 2002. Dari berbagai definisi
Ide – ide brilian 64
di atas mengenai generasi millennials
Pintar 60
diketahui bahwa rentan tahun lahir tertua Handal 53
berada pada tahun 1977 dan tahun lahir Sumber : Suryadi, Bambang (2015)
termuda berada pada tahun 2002.
Sehingga peneliti memutuskan untuk Tabel 2. Karakteristik Negatif
mendefinisikan generasi millennials Karakteristik Persentase
sebagai orang yang lahir antara tahun (%)
1977 hingga tahun 2002. Individualis 67
Jika dilihat dari penjabaran di atas Mudah bosan 60
saat ini sebagian besar generasi Ego sentris 55
millennials sudah memasuki dunia kerja. Tampil beda 53
Gargiulo (2012), reporter CNN, Tidak sabar 48
menyatakan generasi baby boomers akan Tidak peduli (careless) 45
meninggalkan pekerjaan sehingga Komitmen dan loyalitas 28
generasi millennials akan menempati rendah
proporsi tenaga kerja terbesar dalam 10 Tidak pernah serius 18
tahun ke depan. Selain sebagai pemilik Sumber : Suryadi, Bambang (2015)
proporsi tenaga kerja terbesar, generasi
millennials tentunya akan menjadi Pada dunia kerja generasi
pimpinan perusahaan di masa yang akan millennials memiliki kecenderungan
untuk berpindah tempat kerja

2
(perusahaan/organisasi) dalam waktu dan consumer digital yang melayani
singkat. Swiggard (2011) mengungkapkan empat segmen konsumen, yaitu korporat,
bahwa generasi millennials memiliki perumahan, perorangan dan segmen
kecenderungan untuk keluar dari konsumen lainnya. Sebagai sebuah
pekerjaannya setelah satu tahun bekerja. perusahaan besar tentunya Telkom Group
Kecenderungan tersebut 2 kali lebih besar memerlukan dukungan SDM yang baik.
dari generasi X. Selain itu The Boston SDM yang baik dan berkualitas akan
Consulting Group (Liputan6, 2013) berkontribusi untuk kemajuan dan
melaporkan bahwa hampir 60% karyawan perkembangan sebuah perusahaan.
yang baru lulus kuliah (fresh graduate) Dilansir dari situs jobplanet diketahui
berpindah – pindah kerja dalam tiga tahun bahwa para karyawan atau mantan
pertama. karyawan memberikan nilai 4.0 untuk
Tentu fenomena turnover ini tidak tingkat kepuasan bekerja di Telkom
baik bagi perusahaan karena akan Group. Lebih jauh lagi Telkom Group
menyebabkan berbagai dampak negatif. memiliki nilai yang tinggi berkaitan
Ilham (2012) mengemukakan berbagai dengan jenjang karier yaitu sebesar 3.7.
dampak negatif dari terjadinya turnover Sebuah perusahaan yang ingin
karyawan dalam sebuah berkembang dan tumbuh harus didukung
perusahaan/organisasi: (a) biaya penarikan oleh ketersediaan sumber daya manusia
karyawan, (b) biaya latihan, (c) apa yang yang mumpuni dan dipimin oleh
dikeluarkan untuk karyawan lebih kecil pemimpin yang berkualitas. Salah satu
dari yang dihasilkan karyawan baru cara yang dapat dilakukan untuk mencapai
tersebut, (d) tingkat kecelakaan pada hal tersebut adalah perencanaan karier.
karyawan baru, biasanya cenderung Mathis dan Jackson (2009:342)
tinggi, (e) adanya produksi yang hilang menyatakan bahwa karier (career) adalah
selama masa pergantian karyawan, (f) rangkaian posisi yang berkaitan dengan
peralatan produksi yang tidak bisa kerja yang ditempati seseorang sepanjang
digunakan sepenuhnya, (g) banyak hidupnya. Davis dan Werther dalam
pemborosan karena adanya karyawan Mangkuprawira (2004:181)
baru, (h) perlu melakukan kerja lembur, mendefinisikan karier sebagai semua
jika tidak ingin mengalami penundaan pekerjaan yang dipegang seseorang
produksi. selama kehidupan dalam pekerjaannya.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Sehingga diketahui bahwa karier
(Telkom Group) adalah satu-satunya merupakan keseluruhan posisi kerja yang
BUMN telekomunikasi serta pernah ditempati oleh seseorang
penyelenggara layanan telekomunikasi sepanjang hidupnya dalam sebuah
dan jaringan terbesar di Indonesia. pekerjaan. Jenis dari perencanaan karier
Kegiatan usaha Telkom bertumbuh dan terdiri dari perencanaan karier berbasis
berubah seiring dengan perkembangan organisasi dan perencanaan karier
teknologi, informasi dan digital, namun individual.
masih dalam koridor industri Proses perencanaan karier individual
telekomunikasi dan informasi. Hal ini memiliki urgensi yang kuat dalam hal
terlihat dari lini bisnis yang terus peningkatan kualitas sumber daya
berkembang melengkapi legacy yang manusia. Hal ini karena perencanaan
sudah ada sebelumnya. Saat ini Telkom karier individual berkaitan dengan proses
mengelola 6 produk portofolio yaitu menentukan karier secara individu dan
mobile, fixed, whoslesale & international, berbagai langkah untuk mencapai karier
network infrastuktur, enterprise digital tersebut tanpa intervensi pihak luar.

3
Perencanaaan karir individual terfokus millennials. Tujuan penelitian ini adalah
pada individu yang meliputi latihan untuk mengetahui, memahami dan
diagnostic, dan prosedur untuk membantu menganalisa perencanaan karier
individu tersebut menentukan “siapa saya” individual pada generasi millennials.
dari segi potensi dan kemampuannya.
Perencanaan karier individual atau METODE PENELITIAN
individual career planning merupakan Objek pada penelitian ini adalah
perencanaan karier yang lebih berfokus perencanaan karier individual pada
pada karier individu daripada kebutuhan generasi millennial dengan mengambi
organisasional (Mathis dan Jackson, lokus peneltian di PT. Telekomunikasi
2009:344). Perencanaan ini dilakukan Indonesia Tbk. Area Witel Bandung.
oleh karyawan sendiri dengan Metode penelitian yang digunakan adalah
menganalisa tujuan dan keterampilan metode penelitian kualitatif dengan jenis
individual mereka. Usaha – usaha seperti penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan
ini mungkin mempertimbangkan situasi, data menggunakan observasi, wawancara
baik di dalam maupun di luar organisasi dan dokumentasi.
yang dapat mengembangkan karier
seseorang (Mathis dan Jackson, HASIL PENELITIAN DAN
2009:344). PEMBAHASAN
Menurut Mathis dan Jackson Analisis yang digunakan oleh
(2009:344) bagi individu – individu yang peneliti mengacu pada konsep
ingin mengembangkan karier mereka, perencanaan karier individual versi Mathis
perlu menjalani aktivitas berikut : dan Jackson (2009). Untuk mempertajam
a. 1. Penilaian diri sendiri analisis dalam penelitian ini penulis
Masing – masing individu harus menggunakan indikator – indikator yang
memikirkan apa saja yang menarik diadaptasi dari konsep Mathis dan Jackson
bagi mereka, apa yang tidak disukai, (2009:344). Berdasarkan studi pustaka
apa yang dapat dilakukan dengan baik yang dilakukan terdapat tiga aktivitas
serta kelebihan dan kekurangan yang harus dilakukan dalam perencanaan
mereka. karier individual yaitu; penilaian diri
b. 2. Umpan balik atas realitas sendiri, umpan balik atas realitas dan
Karyawan membutuhkan umpan balik menentukan tujuan – tujuan karier.
mengenai seberapa baik mereka
bekerja, bagaimana atasannya melihat Penilaian pada diri sendiri
kapabilitas mereka dan dimana mereka Dalam melakukan penilaian pada
cocok untuk ditempatkan dalam diri sendiri, masing – masing individu
rencana – rencana organisasional di harus memikirkan apa saja yang menarik
masa yang akan datang. bagi mereka, apa yang tidak disukai, apa
c. 3. Menentukan tujuan – tujuan karier yang dapat dilakukan dengan baik serta
Memutuskan jalan yang diinginkan, kelebihan dan kekurangan mereka. Para
menentukan beberapa daftar waktu, penasihat karier menggunakan beberapa
dan menuliskannya, semuanya alat untuk membantu orang – orang
menentukan tingkat seseorang untuk memahami diri mereka. Ujian – ujian
mengejar karier pilihan. profesional yang umum mungkin
Berdasarkan pemaparan yang telah melibatkan Strong Vocational Interest
dikemukakan sebelumnya penulis tertarik Inventory untuk menentukan pilihan di
untuk meneliti bagaimana perencanaan antara pekerjaan – pekerjaan, atau Allport
karier individual pada generasi – Vernon – Lindzey Study of Values untuk

4
menyebutkan nilai – nilai dominan kondisi lingkungan kerja yang menarik
seseorang (Mathis & Jackson, 2009:344). mulai dari rasa kekeluargaan yang
Peneliti berupaya menggali aspek dibangun, proses belajar bersama – sama
ini dengan mewawancarai responden. hingga iklim agamis yang ada di
Berdasarkan hasil wawancara diketahui perusahaan.
bahwa responden mayoritas sudah dapat Selain hal yang menarik dan disukai
melakukan penilaian terhadap diri mereka tentu adapula hal yang tidak disukai dalam
sendiri. Mulai dari mengidentifikasi hal – pekerjaan. Responden memaparkan
hal yang menarik bagi individu mereka, beberapa hal yang tidak mereka sukai
identifikasi mengenai hal – hal yang seperti keputusan atasan yang berbeda
mereka sukai, mengetahui hal – hal yang dengan pandangan mereka, pekerjaan
tidak mereka sukai dalam sebuah yang terlalu monoton, penugasan yang
pekerjaan, mengidentifikasi hal – hal yang tidak sesuai jobdesc awal, terlalu banyak
dapat mereka kerjakan dengan baik dalam jobdes, alat kerja yang tidak memadai dan
sebuah pekerjaan hingga menganalisis pekerjaan yang bersifat pengulangan
kelebihan dan kekurangan diri mereka. (repeating).
Dari pengambilan data yang Responden telah dapat menganalisis
dilakukan diketahui bahwa hal – hal yang kelebihan dalam diri mereka yang dapat
dapat dilakukan oleh responden berkaitan menunjang kariernya. Kelebihan yang
dengan data. Mulai dari pengolahan data, mereka analisis mulai dari cepat
pencocokan data yang ada di database beradaptasi dengan lingkungan kerja,
dengan di lapangan hingga follow up data. semangat belajar hal baru, mampu bekerja
Tentu hal ini tidak terlepas dengan posisi dalam tekanan, kemampuan analisa
yang saat ini diduduki oleh para hingga multitasking. Tentunya kelebihan
responden. Hal lain yang dapat dilakukan ini menjadi modal bagi mereka dalam
dengan baik selain pengolahan data adalah mencapai jenjang karier yang akan
kemampuan desain grafis dan editing. mereka lalui ke depan baik itu di dalam
Selain itu beberapa responden juga perusahaan maupun ke luar perusahaan.
memiliki kemampuan strategic planning. Selain analisa terhadap kelebihan
Dalam melakukan sebuah pekerjaan mereka, responden juga telah dapat
tentu seseorang memiliki alasan. Salah melakukan analisa terhadap kekurangan
satunya adalah karena adanya hal menarik mereka. Kekurangan diri ini berpotensi
dalam pekerjaan tersebut. Responden untuk menghambat karier mereka.
mengungkapkan berbagai hal menarik Kekurangan yang telah mereka
bagi mereka dalam pekerjaan saat ini. identifikasi seperti mudahnya melupakan
Mulai dari kondisi objek pekerjaan hingga beberapa tugas karena terlalu sibuk, sering
kondisi lingkungan kerja menjadi hal yang menunda – nunda pekerjaan, belum
menarik bagi mereka. Kondisi objek memahami sepenuhnya tugas yang
pekerjaan yang dibebani dengan target diberikan atasan dan kadang tidak bisa
dan deadline menjadi hal yang menarik menerima keputusan atasan sepenuhnya.
bagi responden sehingga menimbulkan
semangat dalam melaksanakan tugasnya. Umpan balik atas realitas
Hal lainnya adalah selalu ada pekerjaan Karyawan membutuhkan umpan
atau tugas dengan variasi baru sehingga balik mengenai seberapa baik mereka
menjadi tantangan baru pula bagi mereka bekerja, bagaimana atasannya melihat
di perusahaan. Faktor lain yang menarik kapabilitas mereka dan dimana mereka
bagi para responden adalah kondisi cocok untuk ditempatkan dalam rencana –
lingkungan kerja. Responden menjabarkan rencana organisasional di masa yang akan

5
datang. Sumber atas informasi ini harus
melewati umpan balik penilaian kinerja Menetukan tujuan – tujuan karier
(Mathis dan Jackson, 2009:344). Memutuskan jalan yang diinginkan,
Berdasarkan hasil wawancara yang menentukan beberapa daftar waktu, dan
telah peneiliti lakukan diketahui bahwa menuliskannya, semuanya menentukan
responden belum secara menyeluruh tingkat seseorang untuk mengejar karier
memahami penilaian kerja yang diberikan pilihan. Tujuan – tujuan ini didukung oleh
oleh atasan terkait kinerja mereka. rencana jangka pendek bagi individu
Mayoritas responden menganggap bahwa tersebut untuk mendapatkan pengalaman
penilaian terlalu general dan belum detil atau pelatihan yang diperlukan untuk
sehingga mereka sedikit kesulitan dalam bergerak maju dalam mengejar tujuan –
menerjemahkan penilaian tersebut. tujuan karier (Mathis dan Jackson,
Diketahui bahwa penilaian kinerja di PT. 2009:344).
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Area Mayoritas responden telah memiliki
Witel Bandung dilakukan oleh pihak target jangka panjang di perusahaan.
ketiga. Namun masih merupakan anak Penentuan target ini mereka sesuaikan
perusahaan Telkom Group. dengan budaya dan aturan kenaikan
Mengenai penempatan yang jabatan yang ada di perusahaan. Beberapa
dilakukan oleh perusahaan terhadap posisi target jangka panjang yang dimiliki oleh
saat ini, beberapa responden menyatakan responden seperti naik jabatan satu level
ketidakpuasannya. Hal ini dikarenakan ke pada tahun ke-2 bekerja, menjadi
posisi yang mereka tempat tidak sesuai asisten manajer dalam jangka waktu
dengan passion dan latar belakang maksimal 5 tahun dan menjadi manajer
pendidikan yang mereka miliki. Misalnya dalam jangka waktu 5 hingga 8 tahun. Hal
seseoran dengan latar belakang lain yang menjadi target responden adalah
pendidikan kehumasan ditempatkan di memiliki sertifikasi di bidang yang
posisi pengolahan data. Contoh lain mereka geluti dalam jangka waktu 8 tahun
karyawan dengan lulusan teknik yang ke depan.
ditempatkan pada posisi service Dalam rangka mencapai target –
assurance. Sehingga kondisi ini target tersebut tentu diperlukan cara dan
menimbulkan keinginan bagi mereka langkah – langkah untuk mencapainya.
untuk pindah posisi kerja yang lebih Responden memaparkan langkah –
sesuai dengan passion dan latar belakang langkah yang telah mereka lakukan dan
pendidikannya. Hal ini tentu perlu persiapan untuk mencapai target – target
perhatian lebih dari perusahaan dalam tersebut. Mulai dari mengerjakan jobdesc
penempatan karyawan. dan tupoksi sebaik mungkin sehingga
Beberapa responden pun menciptakan penilaian baik dari atasan
menyatakan memiliki niat untuk serta membangun relasi yang baik dengan
berpindah perusahaan. Hal ini rekan kerja dan atasan. Relasi dengan
dilatarbelakangi dengan posisi yang tidak rekan kerja dibangun dengan baik agar
sesuai dengan minat dan latar belakang menimbulkan dukungan dan menjadi
pendidikan mereka. Selain itu jika karier energi positif dari lingkungan kerja
mereka tidak bergerak naik di perusahaan terdekat. Sementara relasi baik dengan
tentu akan menjadi faktor pendukung bagi atasan dibutuhkan untuk menjaga nama
mereka untuk pindah ke perusahaan lain baik dan kredibilitas karyawan di depan
yang menawarkan kondisi lebih baik atasan. Dengan demikian diharapkan
mulai dari posisi, lingkungan kerja hingga perencanaan karier dapat terealisasi
tawaran kompensasi yang lebih menarik. dengan baik sesuai dengan target yang

6
telah ditetapkan. Kegiatan lain yang general dan belum detil sehingga
dilakukan dalam rangka mencapai target – karyawan dalam hal ini responden
target dalam karier adalah dengan penelitian belum sepenuhnya mengerti
mengikuti berbagai pendidikan dan dan dapat menerjemahkan penilaian kerja
pelatihan yang bisa diikuti. Dengan tersebut dengan baik.
mengikuti kegiatan pendidikan dan 3. Generasi millennials yang bekerja di
pelatihan tentunya selain dapat PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Area
meningkatkan softskill dan hardskill juga Witel Bandung sudah melaksanakan
dapat menjadi nilai tambah bagi karyawan aktivitas ketiga dalam perencanaan karier
dibandingkan dengan karyawan atau individual yaitu menentukan tujuan –
orang lain yang tidak mengikuti kegiatan tujuan karier. Responden telah memiliki
pelatihan dan pendidikan tersebut. target dan tujuan kariernya ke depan.
Selain membuat target jangka Target jangka panjang tersebut disiapkan
panjang, responden pun menyiapkan dalam jangka waktu 2 hingga 8 tahun ke
target jangka pendek. Namun target depan dan berkaitan dengan posisi
jangka pendek lebih kepada planning struktural di perusahaan. Selain target
responden dalam penyelesaian tugas atau jangka panjang responden pun telah
proyek yang diberikan oleh atasan kepada memiliki target jangka pendek yang
mereka. Sehingga berbagai langkah untuk berfokus pada planning penyelesaian
mencapai target jangka pendek tersebut proyek maupun tugas yang diberikan oleh
merupakan pengerjaan tugas secara teknis atasan. Berbagai langkah telah disiapkan
di lapangan sesuai dengan SOP yang ada. dan dilakukan oleh responden untuk
mencapai targetnya mulai dari
SIMPULAN melaksanakan tupoksi dengan baik hingga
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengikuti program pendidikan dan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai pelatihan.
berikut : 4. Beberapa responden
1. Generasi millennials yang bekerja di mengungkapkan bahwa mereka merasa
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Area tidak cocok pada posisi yang saat ini
Witel Bandung telah melaksanakan mereka duduki. Hal ini dikarenakan
aktivitas dalam perencanaan karier ketidaksesuaian antara passion dan latar
individual yang pertama yaitu penilaian belakang pendidikan dengan posisi yang
pada diri sendiri. Kegiatan penilaian pada diberikan oleh perusahaan. Dari kondisi
diri sendiri yang dilakukan sudah cukup ini responden tersebu memiliki niat untuk
baik meliputi analisa tentang hal – hal pindah posisi atau bahkan keluar dari
yang dapat dilakukan dengan baik, hal perusahaan jika ada tawaran yang menarik
yang disukai, hal yang tidak disukai serta dari perusahaan lain. Hal ini tentunya
kelebihan dan kekurangan yang dapat perlu menjadi perhatian serius bagi
memengaruhi karier generasi millennials perusahaan.
ke depannya.
2. Generasi millennials yang bekerja di DAFTAR PUSTAKA
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Area Admin. (2017). Tentang Telkom. Diunduh
Witel Bandung belum melaksanakan dari
aktivitas yang kedua dalam perencanaan https://www.telkom.co.id/tentang-
karier individual yaitu umpan balik atas telkom (05 Oktober 2017)
realitas. Hal ini dikarenakan penilaian Gargulio, Susanne (2012). 'Generation Y'
kinerja yang diberikan oleh perusahaan set to transform office life. Diunduh
atas kinerja karyawan masih bersifat dari

7
http://edition.cnn.com/2012/08/20/b
usiness/generation-y-global-office-
culture/ (02 April 2017)
Jobplanet. (2017). PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk (Telkom). Diunduh
dari
https://id.jobplanet.com/companies/
37248/info/pt-telekomunikasi-
indonesia-tbk-telkom (05 Oktober
2017)
Liputan6. (2013). 10 alasan ‘fresh
graduates’ sering pindah kerja di
tigatahun pertama. Diunduh dari
http://bisnis.liputan6.com/read/5985
25/10-alasan-fresh-graduate-sering-
pindah-kerja-di-3-tahun-pertama (02
April 2017).
Mangkuprawira, Tb. Sjafri (2004)
Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategik. Jakarta : Ghalia Indonesia
Mathis, Robert L & Jackson John H.
(2009). Human Resource
Management. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat
Suryadi, Bambang (2015). Generasi Y :
Karakteristik, Masalah dan Peran
Konseling. Diunduh dari
http://103.229.202.68/dspace/bitstre
am/123456789/34351/1/BAMBAN
G%20SURYADI.pdf ( 31 Maret
2017)
Swiggard, Scott B. (2011) Generations
And Employee Commitment: An
Exploration Of The Impact Of
Changes In Technology, Home And
Family Structure, And Employer-
Employee Relationships. Diunduh
dari
http://gradworks.umi.com/3439654.
pdf (02 April 2017)

You might also like