Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The hike of HALO Card, Sympathy, As and Loop users in PT Telkomsel Ambon, Maluku-
Papua region has continued to grow rapidly. The loyalty of HALO card products user has been
excelled other competitors which controls 97% Market Share in Papua, Maluku. The success
of PT Telkomsel Ambon in maintaining HALO card buyer loyalty is due to the strategic role of
Manager who applies Strategic Model Leardership throughout 5 Division of PT Telkomsel
Ambon. There are Broadband and Digital Sales Division, Sales and Outlet Operations Division,
Youth and Community Division, High Valuable Customer Division and Finance Division.
This Strategic Leadership Model is done by the Manager in order to create a harmonious
relationship between Manager, Supercisor and Staff to boost the highest motivation in building
the company. Likewise in facing internal and external conflicts, the manager will easily establish
cohesiveness between the Supervisor Divisiona and Staff to get the solution findings together.
Abstrak
Peningkatan pengguna produk Kartu HALO, Simpati, As dan Loop di PT Telkomsel Ambon
di Wilayah Papua dan Maluku terus berkembang pesat. Loyalitas masyarakat pengguna produk kartu
HALO Telkomsel mengungguli produk telekomunikasi pesaing lainnya yang menguasai 97% market
share di Papua Maluku. Keberhasilan PT Telkomsel Ambon mempertahankan loyalitas pembeli
kartu HALO dikarenakan peran strategis manager yang mengaplikasikan Model Kepemimpinan
Startegis pada seluruh Divisi PT Telkomsel Ambon yang berjumlah 5 Divisi, yaitu Divisi Broadband
and Digital Sales, Divisi Sales and Outlet Operations, Divisi Youth and Community, Divisi High
Valuable Customer dan Divisi Finance. Model Kepemimpinan Strategis Manager ini dilakukan
agar tercipta hubungan yang harmonis antara para supervisor Divisi dan Staff untuk meingkatkan
motivasi kebersamaam membangun perusahaan. Begitu juga dalam menghadapi konflik internal
maupun eksternal, manager akan dengan mudah membentuk kohesivitas para Supervisor Divisi dan
Staff dalam pencarian solusi bersama.
strategis dalam mengelola alur komunikasi menyodorkan upaya bagi suatu organisasi untuk
para divisi agar selalu bersinergi satu sama lain. menciptakan hubungan kerja yang harmoni
Setiap divisi dikepalai para supervisor. dalam manajemen konflik. Ia mengatakan bahwa
Supervisor di tiap divisi memiliki peran untuk menjaga kinerja seseorang dan kelompok
untuk mengarahkan staf bagian divisi dalam kerjanya pada sebuah organisasi dibutuhkan
menjembatani efektifitas keorganisasian tiap- suatu strategi manajemen konflik melalui strategi
tiap divisi. Melalui alur proses komunikasi manajemen konflik sebagai upaya meningkatkan
manajer pada kelima supervisor tersebut, kinerja lima aktivitas, yaitu menghindari,
tidak dapat dipungkiri bila seringkali terjadi mengakomodasi, mengkompromikan,
misunderstanding atau konflik. Manajer harus mengkompetisikan dan berkolaborasi.
dapat megelola konflik yang terjadi antar divisi
dalam lingkup komunikasi organisasi internal
untuk mengarahkan para supervisor dan staf
menjadi market leader produk telekomunikasi di
kota Ambon.
Supratman (2011) mengatakan bahwa
komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat
berjalan lancar dan berhasil. Begitu pula
sebaliknya, kurang atau tidak adanya komunikasi Berikut penjelasan dari bagan
organisasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. strategi manajemen konflik di atas:
Misunderstanding tersebut berpengaruh besar 1. Menghindari (Avoiding)
bagi kesuksesan organisasional pekerja itu Seseorang atau organisasi cenderung untuk
sendiri. menghindari terjadinya konflik. Hal-hal
Dalam setiap budaya organisasi, sensitif dan potensial menimbulkan konflik
konflik tidak pernah dapat dihindari. Dalam sedapat mungkin dihindari sehingga tidak
wujudnya konflik dapat berupa perselisihan, menimbulkan konflik terbuka.
kompetisi, ketegangan yang menimbulkan sikap 2. Mengakomodasi (Accomodating)
pertentangan di antara dua pihak. Robbins (2003) Anggota tim mengumpulkan dan
mengatakan konflik adalah proses interaksi yang mengakomodasikan pendapat dan kepentingan
terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pihak yang terlibat konflik, selanjutnya dicari
pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas jalan keluar dengan tetap mengutamakan
pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif kepentingan pihak lain atas dasar masukan
maupun pengaruh negatif. yang diperoleh.
Bila konflik dibiarkan tanpa mendapatkan 3. Mengkompromikan (Compromising)
solusi, maka permasalahan kedua belah Penyelesaian konflik dengan cara melakukan
pihak akan semakin meruncing. Hal tersebut negosiasi terhadap pihak yang berkonflik,
berpengaruh pada efektifitas manajemen sumber sehingga kemudian menghasilkan solusi atas
daya manusia yang melingkungi strukturisasi konflik yang sama-sama memuaskan.
organisasi tersebut. Menurut Luthans (1995) 4. Berkompetisi (Competing)
konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh Pihak yang berkonflik saling bersaing untuk
kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan memenangkan konflik, dan pada akhirnya
ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah harus ada pihak yang rela dikorbankan
konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa (dikalahkan) kepentingannya demi
istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan tercapainya kepentingan pihak lain yang lebih
permusuhan. kuat atau yang lebih berkuasa.
Eisenhardt (dalam Weingart, 2003) 5. Mengkolaborasikan (Collaborating)
34 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 16, Nomor 1, Januari - April 2018, halaman 31-41
pertanyaan eksploratoris. Tipe pertanyaan ini studi kasus yang dipergunakan adalah tipe studi
dapat digolongkan rasional berguna untuk kasus eksplanatoris.
pengembangan hipotesis. Sedangkan pertanyaan- Studi kasus eksplanatoris menuntut
pertanyaan “siapakah” dan “dimanakah” lebih pelacakan waktu tertentu. Pelacakan waktu
sesuai untuk strategi survei atau analisis rekaman tertentu dituntut karena peneliti telah menjalin
arsip yang dapat digunakan dalam penelitian relasi yang cukup lama dengan informan untuk
ekonomi. Strategi ini menguntungkan bila keperluan pengumpulan data. Dalam studi kasus,
tujuan penelitiannya adalah mendeskiripsikan metode terpenting tetap saja bersifat kualitatif..
kejadian atas kelaziman suatu fenomena atau
jika berkenaan dengan memprediksi hasil-hasil Hasil Penelitian dan Pembahasan
tertentu. Memimpin adalah kemampuan
Sebaliknya, pertanyaan “bagaimana” dan manajemen untuk menciptakan serta mengatur
“mengapa” pada dasarnya lebih eksplanatoris suatu budaya di perusahaan/organisasi.
dan lebih mengarah ke penggunaan strategi studi Melalui manajerial kepemimpinan strategis,
kasus. Hal ini disebabkan pertanyaan seperti seorang manager tentu memberikan perhatian
ini berkenaan dengan kaitan operasional yang penuh pada pengembangan potensi seluruh
menuntut pelacakan waktu tersendiri. anggota organisasi (SDM). Perhatian manager
Menentukan tipe pertanyaan penelitian tersebut akan menumbuhkan sikap respek dan
merupakan tahap yang paling penting. pengembangan relasi yang baik antara atasan-
Kuncinya adalah memahami bahwa pertanyaan bawahan. Melalui majamemen kepemimpinan,
penelitian selalu memiliki substansi, misalnya feedback yang diterima oleh perusahaan dari
apakah penelitian memiliki bentuk, apakah para karyawannya adalah pengabdian sepenuh
saya sedang mempertanyakan “siapakah”, jiwa, setia dan berdikari untuk terus memajukan
“apakah”, “di manakah”, “mengapakah”, atau perusahaan.
“bagaimanakah”. Manager PT Telkomsel Branch Ambon
Dalam penelitian yang penulis lakukan, telah mengadopsi peran seorang pemimpin yang
tipe pertanyaan yang telah diusung di awal penuh kharismatik dalam memimpin seluruh
berbentuk “mengapa” dan “bagaimana”. Divisi. Nilai-nilai perusahaan diemban dengan
Dalam hubungannya dengan hal ini Yin (2008) penuh tanggungjawab oleh seluruh anggota
menegaskan, “pertanyaan “bagaimana” dan perusaahan baik dari tingkat Manager Branch.
“mengapa” lebih cocok untuk studi kasus”. Tipe Supervisor Divisi hingga para staff kelima Divisi
Struktur Organisasi
PT Telkomsel Branch Ambon
5. Divisi High Valuable Customers, bertugas e. Supporting sub departemen dan divisi
sebagai : lain, bertanggungjawab Mensupport
a. Analisa daerah operasional divisi lain terkait jalannya event-event
b. Telkomsel poin : bertamggungjawab Area/Regional
mensupervisi aktivitas redeem poin 6. Divisi Finance, bertugas sebagai :
Telkomsel yang dilakukan oleh a. Treasury yang bertanggungjawab
pelanggan, membina dan mensupervisi melakukan Verifikasi & Validasi
merchant-merchant Telkomsel Poin, invoice Internal &Ekternal, pengajuan
menyusun dan mengurus kontrak pembayaran invoice Inernal & Eksternal,
BAK (Berita Acara Kesepakatan) pengelolaan Uang Masuk & Keluar.
dan PKS (Perjanjian Kerja Sama), Membuat laporan keuangan
membuat dan mengajukan keyword b. Procurement bertanggungjawab
untuk kode penukaran Telkomsel Poin, Verifikasi document tender,
mengontrol distribusi masuk dan keluar melaksanakan tender/negosiasi
merchandise di gudang, mensupervisi Pengadaan, event atau pekerjaan
dan memberikan edukasi kepada Mogi c. Werehouse bertanggungjawab
mengenai Program Telkomsel Poin di melaksanakan fungsi gudang document
event yang berlangsung, memberikan & product Telkomsel, Memonitor &
edukasi dan menentukan target redeem mendistribusikan produk ke Mitra
Poin, Recharge atau kupon khusus ke Autoriser Dealer
SPG di merchant-merchant tertentu d. General Affair bertanggungjawab
c. Kartu HALO: bertanggungjawab mensupport kebutuhan transportasi
mensupervisi distribusi kartu HALO operasional, mensupport kebutuhan
Retail dari mitra AD ke outlet-outlet, makan minum karyawan, mensupport
menghadiri dan mensupervisi briefing kebutuhan Kerumah tanggaan
pagi di SBO, memberikan saran, perusahaan
motivasi, dan strategi penjualan HALO e. Human Relations (HR)
Retail, melakukan Back Checking dan bertanggungjawab melaksanakan fungsi
atau tandem selling ke outlet-outlet HR sebagai perpanjangan tangan HR
penjual HALO Retail, melakukan dan regional Papua, Maluku di branch
mensupervisi aktivasi Kartu HALO, Ambon
mensupervisi agent sales kartu HALO
Reguler, melaporkan performance sales Strategi kepemimpinan strategis
kartu HALO Reguler (SCN), melaporkan manager PT Telkomsel Branch Ambon adalah
performance sales kartu HALO Reguler dengan menggali permasalahan internal tiap
(RevenuMengurus komplain pelanggan divisi untuk mendapatkan solusi. Manjemen
dari shop (aktivasi konflik yang dipergunakan untuk mengatasi
d. Event & Sponsorship permalasahan internal adalah teknik obliging.
bertanggungjawab mengajukan RAB Teknik obliging yang dilakukan manager adalah
untuk event dan sponsorship, menyusun mengintegrasikan anggota organisasi divisi
timeline event, mensupervisi performa untuk berkomunikasi yang cair, tanpa sekat
event/sponsorship, mendesain promosi dan membuka kesempatan berbicara setiap
event/sponsorship, Menyusun dan menghadapi konflik Bila konflik internal dapat
mengurus kontrak BAK (Berita Acara diminimalisir, maka tingkat kohesifitas serta gap
Kesepakatan) dan PKS (Perjanjian Kerja tiap supervisor divisi akan tinggi.
Sama) Hasil akhir dari kohesivitas berimbas pada
Pola Komunikasi Organisasi Kepemimpinan Strategis di PT TelkomSel Lucy Pujasari Supratman 39
kinerja staf di lapangan untuk merealisasikan berkomunikasi terbuka. Staf tidak akan merasa
target perusahaan guna meningkatkan loyalitas segan untuk bersikap komunikatif melaporkan
masyarakat pengguna produk Telkomsel. hasil survey di lapangan demi peningkatan
Tjosvold et al (2005) mengungkapkan bahwa layanan konsumen Telkomsel Ambon.
organisasi tidak berjalan dengan baik jika di Begitu juga sebaliknya, supervisor divisi
dalamnya tidak ada peran pemimpin sebagai sangat terbuka menyampaikan kendala yang
orang yang bertanggung jawab atas organisasi dihadapi oleh staf divisi pada manager dalam rapat
tersebut. Pemimpin itu tidak maksimal pimpinan. Pace dan Faules (2006) menjelaskan
dalam melaksanakan tugasnya tanpa adanya bahwa pemahaman mengenai kecukupan
bawahan (karyawan) yang selalu berintraksi dan informasi memberikan petunjuk kepada para
membantunya. Adanya pemimpin dan bawahan anggota organisasi mengenai aspek-aspek
(karyawan) tersebut adalah suatu bukti bahwa organisasi yang merupakan salah satu bagian
organisasi dan struktur saling berkaitan. dari iklim komunikasi organisasi. Komunikasi
Model Komunikasi Terbuka Manager
KOMUNIKASI Supervisor
TERBUKA Broadband and Digital Sales
Manager – Supervisor
Memantau
1. Berkomunikasi Supervisor Kinerja Bawahan
MANAGER BRANCH yang cair, Broadband and Digital Sales (Staff)
PT TELKOMSEL Sesuai Arahan
2. Berkomunikasi
BRANCH AMBON Supervisor Manager
tanpa sekat
Broadband and Digital Sales
3. Membuka
kesempatan Supervisor
berbicara Broadband and Digital Sales
Supervisor
Broadband and Digital Sales
Staff (Teamwork)
Divisi Broadband and Digital Sales
TARGET PT TELKOSMESL AMBON:
MENINGKATKAN PENJUALAN PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN
Hangat
Menciptakan
Iklim
KOMUNIKASI TERBUKA SUPERVISOR TUJUAN Komunikasi
Divisi Broadband and Digital Sales
Organisasi Yang
Cair
Soilidaritas
Tinggi