You are on page 1of 22

POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022), 82-103

Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan:


Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
Elis Mardianti

Universitas Airlangga, Surabaya


elis.mardianti-2019@fisip.unair.ac.id

How to Cite: Mardianti, E. (2022). Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis
Atau Gerakan Politis. POLITICOS: Jurnal Politik d an Pem erintahan, 2 (2): 82-103. Doi: https://doi.org/10.22225/
politicos.2.2.2022.82-103

Abstract
Students as part of the intellectual group in Indonesia with their various movements have a very crucial role. In the three
orders of power, students always show their existence in the national political process. In the old order era, students
became one of the political forces with the presence of various organizations that actively participated in providing input to
the current political system. Continuing with Suharto's rule, students with social movements were one of the reasons for
the fall of the authoritarian regime that had been in power for a long time. The dynamics continue. After the change of
government structure, even though the student movement of the reform order was often considered lost, it still showed its
existence by providing input on government policies. Movements in this reform era often brought up quite new issues
related to the environment or human rights. This study discusses the direction of the student movement with its various
dynamics that occur in the vortex of the three orders of power. Social movement theory is used as an analytical tool in this
research. This study also uses descriptive qualitative research methods and literature review techniques with primary data
sources obtained through interviews with students who are actively involved in the student movement and secondary data
whose sources are obtained from books, scientific articles, or mass media. The conclusion obtained from the results of this
study is that the various movements launched by students are often moralist movements, although the realm of the
movements often leads to the political realm. Students tend to move on the will and concerns of the people without trying
to position themselves to achieve certain political power or position.
Keywords: mo ra list mo vement; o rders o f po w er; so cia l mo vement; student mo vement

Abstrak
Mahasiswa sebagai bagian dari kelompok intelektual di Indonesia dengan berbagai pergerakannya memiliki
peran yang sangat krusial. Dalam tiga orde kekuasaan sekaligus, mahasiswa selalu menunjukkan eksistensinya
dalam proses perpolitikan nasional. Era orde lama, mahasiswa menjadi salah satu kekuatan politik dengan
hadirnya berbagai organisasi yang turut aktif memberikan input pada sistem politik yang berjalan. Berlanjut
pada orde kekuasaan Soeharto, mahasiswa dengan gerakan sosial yang dilakukan menjadi salah satu sebab
tumbangnya rezim otoriter yang cukup lama berkuasa. Dinamika terus berlanjut. Pasca peristiwa pergantian

CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

82
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

struktur pemerintahan tersebut, pergerakan mahasiswa orde reformasi sekalipun sering dianggap kehilangan
arah tetap menunujukkan eksistensinya dengan memberikan input pada kebijakan pemerintahan. Gerakan
pada era reformasi ini kerapkali membawa isu-isu yang cukup baru baik terkait lingkungan ataupun HAM.
Penelitian ini membahas mengenai arah gerakan mahasiswa dengan berbagai dinamikanya yang terjadi dalam
pusaran tiga orde kekuasaan. Teori gerakan sosial digunakan sebagai alat analisis dalam penelititian ini.
Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan teknik kajian pustaka dengan
sumber data primer yang diperoleh melalui wawancara kepada mahasiswa yang terlibat aktif dalam gerakan
mahasiswa dan data sekunder yang sumbernya diperoleh baik dari buku, artikel ilmiah, ataupun media
massa. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yakni berbagai gerakan yang dilancarkan oleh
mahasiswa seringkali bersifat gerakan moralis, meskipun ranah pergerakannya seringkali menuju pada ranah
yang politis. Mahasiswa cenderung bergerak atas kehendak dan kerisauan rakyat tanpa berusaha
menempatkan diri untuk mencapai kekuasaan atau kedudukan politik tertentu.
Kata kunci: gerakan moralis; orde kekuasaan; gerakan social; gerakan mahasiswa

modernisasi (Rosyad, 2006).


I. PENDAHULUAN
Dengan memiliki beberapa
Sejarah perkembangan kelompok kecenderungan serta kelebihan daripada
intelektual di Indonesia, khususnya masyarakat kebanyakan, mahasiswa
mahasiswa, tidak hanya sekadar berkutat akhirnya turut dalam berbagai macam
atas problem akademis belaka. Berbagai gerakan serta aktivitas politik. (Curran &
peristiwa krusial turut menyertakan Renzetti, 1990) menyebutkan bahwa
mahasiswa sebagai aktor penggeraknya. mahasiswa memiliki sejarah panjang dalam
Hal ini tentu saja tidak tanpa sebab, (Lipset dunia aktivisme sebagai kelompok politik
& Altbach, 1969) menuturkan bahwa penekan. Lipset yang kemudian dikutip
mahasiswa memiliki tendensi secara aktif oleh Philip Burgess juga (Hofstetter, 1971)
untuk memberikan respon terhadap trend menyebutkan bahwa terdapat beberapa
politik serta ikut serta dalam melakukan alasan mengapa muncul ‘pembangkangan’
perubahan dibanding dengan populasi oleh kelompok intelektual. Beberapa di
kebanyakan. Memperkuat hal tersebut, antaranya yakni hadirnya permasalahan
Lewis Coser sebagaimana dikutip oleh institusional yang spesifik seperti
(Budiman, 1978) juga menuturkan bahwa ketidakmampuan administrasi,
kaum intelektual adalah mereka yang tak permasalahan sosial politik yang luas
pernah merasa puas. Hal tersebut berarti seperti perang dan rasisme domestik, dan
bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan penyebab generasi seperti penggunaan
untuk selalu mempertanyakan sekaligus teknologi di kalangan pelajar. Dengan itu,
mengejar kebenaran yang lebih luas. Dalam Edward Shill dalam (Akbar, 2016) yang
negara berkembang, secara spesifik mengklasifikasikan mahasiswa sebagai
mahasiswa mempunyai peran dan kalangan intelektual dengan kepemilikkan
kedudukan yang esensial sebab mereka karakteristik khas atas fungsi dan tanggung
sebagai mahasiswa merupakan kelompok jawab sosialnya, menuturkan terdapat
elit yang pertama kali diperkenalkan pada sejumlah peran kaum intelektual

CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

83
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

diantaranya turut menyediakan dan kelompok intelektual khususnya


membangun kerangka nasional antar mahasiswa.
bangsa, menyebarkan tingginya nilai
kebudayaan, membina keberdayaan dan Pembangkangan yang dilancarkan
kebersamaan, memainkan peran politik, oleh kelompok mahasiswa ini kemudian
serta mempengaruhi proses perubahan tercermin dalam wujud sebuah tindakan
sosial. Arbi Sanit dalam kelima fungsi kolektif yakni gerakan mahasiswa.
tersebut memandang bahwa mahasiswa Menegasi pandangan sebelumnya, Arbi
sebagai kaum intelektual lebih banyak Sanit sebagaimana dikutip oleh (Sulistyo,
terlibat dalam tiga fungsi terakhir, 1998) menyebutkan bahwa gerakan
utamanya melalui berbagai aktivisme mahasiswa tersebut muncul sebab adanya
gerakan yang dilakukan (Sanit, 1981). perasaan yang kalut atas kondisi sosial dan
ekonomi yang ada, meningkatnya
Terkait dengan hal tersebut, Burgess & kesenjangan sebagai dampak adanya
Hofstetter (1971) juga mengutarakan ketidakadilan sosial, kebijakan dan
hipotesis terkait sebab munculnya gerakan keputusan pemerintah yang berpihak dan
mahasiswa diantaranya tidak adil sehingga menyebabkan
critical,0sympatihetic, serta neutral. Critical ketidakpuasan terhadap penyelenggara
dalam hal ini dimaknai sebagai sebuah negara, serta sistem politik yang cenderung
keadaan dimana terdapat problematika non-demokratis. Dengan persepsi bahwa
yang disebabkan karena meningkatnya aksi atau gerakan mahasiswa lahir atas
ketidak-tanggungjawaban sosial sehingga dorongan dan desakan untuk secara terus
berimplikasi atas muncul dan menerus berjuang demi nasib rakyat banyak
meningkatnya ketidakmakmuran, (Ali, 1985), berbagai aliran dan kelompok
kesenjangan, serta kekacauan. Kedua, mahasiswa yang terbentuk berdasar masing
sympathetic melekat pada gejala gerakan -masing ideologi gerakannya kerapkali
mahasiswa yang mana kelompok turut serta melakukan aksi massa
intelektual ini merasa ‘di-rejection’ akibat demonstrasi atau turun ke jalan untuk
perasaan paranoia serta kondisi yang memperjuangkan tuntutannya.
mereka hadapi atas adanya
‘hypercompetitive’ baik dalam sistem sosial Gerakan mahasiswa ini sendiri juga
maupun sistem ekonomi. Terakhir, faktor terdiri dari berbagai macam ideologi serta
neutral ini terkait dengan keberadaan dampak nilai yang dipercayai. Hal ini dibuktikan
atau implikasi atas perubahan sosial yang dengan hadirnya berbagai macam
terjadi secara masif dan menyeluruh seperti organisasi serta kelompok mahasiswa
keberadaan pergeseran nilai agama, berdasarkan nilai-nilai tertentu. Hal
budaya, juga perkembangan atas teknologi. tersebut kemudian membuat terdapat
Maka dengan itu, dapat dilihat bahwa beberapa perbedaan orientasi antara dalam
banyak sebab mengapa muncul sebuah hal tujuan dari suatu gerakan. Kendati
situasi terjadinya ‘pembangkangan’ dari (Lipset, 1968) menyebutkan bahwa kajian
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

84
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

mengenai gerakan cenderung lebih masa awal reformasi cenderung lebih


berfokus pada gerakan mahasiswa kiri, beragam dengan melibatkan organisasi atau
dengan menyebutkan bahwa mahasiswa kelompok berbasis agama maupun
leftish atau golongan kiri cenderung untuk nasionalis, serta yang cukup baru aksi-aksi
menyakini bahwa mereka memiliki tugas dari gerakan mahasiswa pada dekade
untuk turut serta secara politik serta kedua orde reformasi cenderung terkait atas
berpandangan bahwa universitas haruslah isu terbaru yakni gender, rasisme, kebijakan
menjadi agensi dari modernisasi dan pemerintah, otonomi khusus, dan lain
perubahan secara radikal, terdapat pula sebagainya oleh mahasiswa secara kolektif
kelompok mahasiswa rightish atau berdasarkan afiliasi ideologi dan politiknya.
golongan kanan yang cenderung konseratif
maupun moderat. Dengan demikian, Namun, dengan merujuk berbagai
melihat sejarah dari gerakan mahasiswa di afiliasi ideologi tersebut, gerakan
Indonesia dapat ditinjau dari sudut mahasiswa kemudian juga perlu untuk
ideologis maupun nilai yang dianut oleh ditinjau kembali terkait dengan arah
gerakan tersebut. gerakan yang dilakukan. (Sanit, 1999)
memandang bahwa gerakan mahasiswa
Peninjauan lebih dalam mengenai terdiri dari dua arah yakni antara aksi moral
ideologi yang dianut dalam gerakan dan aksi politik. Pada arah gerakan yang
mahasiswa menjadi penting, dikarenakan bersifat moralis, maka gerakan mahasiswa
gerakan mahasiswa di Indonesia tidaklah ini meletakkan gerakannya sebagai sebuah
selalu bersifat tunggal dalam setiap kekuatan yang menjadi motor dalam
pembabakan sejarahnya. Contohnya pada hadirnya perubahan. Terlebih ketika negara
dekade 1960an, gerakan mahasiswa di dengan institusi politik dan birokrasinya
Indonesia tidak hanya atau tidak selalu gagal menjalankan peran yang tepat sesuai
dimiliki golongan anti-komunis dan anti- dengan kewajiban dan tuntutan. Maka
demokrasi terpimpin, namun lahir juga dengan itu, arah gerakan mahasiswa ini
gerakan mahasiswa yang mendukung berfokus untuk meletakkan dan
Soekarno dengan kelompok mahasiswa meluruskan kembali peran dan fungsi
yang berideologi komunis sebagai institusi yang ada. Sebab jika kondisi
penyokongnya. Selanjutnya pada masa tersebut diabaikan dan tetap dibiarkan,
rezim orde baru berkuasa, kendati maka penindasan terhadap rakyat terus
kecenderungan gerakan sama yakni guna menerus terjadi sehingga kesejahteraan dan
melawan pemerintahan, lahir juga berbagai keadilan tidak akan tercapai. Mahasiswa
gerakan mahasiswa dengan pegangan dengan gerakannya sebagai manifestasi
ideologi yang beragam. Kemudian pasca gerakan moral ini memiliki karakteristik
terjadinya gerakan mahasiwa pada tahun utama dimana kedudukan mahasiswa
1998 yang menjadi salah satu penyebab berada di luar institusi pemerintahan,
perubahan struktur pemerintahan. Aksi sekalipun tetap melakukan satu fungsi
demonstrasi di dekade tersebut atau pada yakni fungsi kontrol politik. Lalu, arah
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

85
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

gerakan yang kedua yakni arah gerakan teori-teori dalam mengkaji sebuah gerakan
yang cenderung politis, maka dapat terus menerus mengalami perkembangan
dijabarkan bahwa gerakan yang dilakukan sehingga kekayaan kajian teoritis
oleh mahasiswa tersebut sama dengan menjadikan gerakan sosial tidak hanya
gerakan yang memiliki arah sebagai dipandang sebagai bentuk praksis. Secara
gerakan moralis. Namun dalam gerakan mendasar, gerakan sosial (so cial
politis ini disebutkan bahwa energi yang movements) merupakan suatu perilaku kolektif
dihasilkan dari gerakan mahasiswa tersebut dengan maksud untuk mendorong
harus diletakkan sebagai kekuatan yang perubahan pada tatanan sosial yang sudah
nyata dalam percaturan atau arena politik. ada. Perlu digarisbawahi bahwa gerakan
Hal ini memiliki artian bahwa mahasiswa sosial dilakukan secara kolektif atau
akan melakukan gerakannya dengan bersama dan biasanya merupakan upaya
menempati kedudukan dalam institusi untuk menentang keadaan sosial yang
pemerintahan. Arah gerakan ini tentu dinilai tidak mensejahterakan masyarakat
memiliki karakteristik yang cukup berbeda ke arah perubahan sosial yang lebih baik.
dengan arah gerakan yang moralis. Gerakan (Locher, 2002) dalam (Aribowo, 2020)
yang bersifat politis lazimnya memiliki arah menegasi terdapat perbedaan antara
pada usaha dalam penciptaan gerakan atas gerakan sosial pada dalam masyarakat
sebab kepentingan politik tertentu sehingga dengan berbagai perilaku kolektif lainnya
mahasiswa cenderung harus memiliki sifat yang terjadi di dalam masyarakat yakni
yang profesional sebagai politisi. Sedangkan terletak pada aspek pertimbangan
dalam gerakan yang bersifat moralis, maka (deliberate), daya tahan (enduring), dan
peran mahasiswa hadir sebagai pengorganisasiannya (o rganized ). Studi
komunikator dengan kegiatan-kegiatan terkait dengan gerakan sosial ini kemudian
yang cenderung memiliki sifat membela secara kateogeris menurut (Singh, 2001)
rakyat atas hadirnya penindasan dan terbagi menjadi tiga bentuk yakni gerakan
melencengnya fungsi dan peran dari sosial lama dan gerakan sosial baru
institusi pemerintahan. Gerakan moralis (Sukmana, 2016). Dalam bentuk gerakan
lebih jernih dalam memperjuangkan hak- lama, teori psikologi sosial dominan
hak rakyat dengan membangun atensi mewarnai studi dalam kategori ini. Teori
melalui gerakan yang dilakukan (Usman, psikologi sosial menjelaskan dimana
1999). Tentu arah gerakan ini tampak dalam gerakan sosial dipandang dari sudut
berbagai gerakan yang dilakukan oleh pandang dan aspek psikologis dari para
mahasiswa. pelaku gerakan. Bisa dari aspek kepribadian
ataupun pola pemikiran yang tereduksi di
Dinamika-dinamika yang terjadi dalam tubuh individu sehingga bisa
dalam berbagai gerakan mahasiswa tersebut mendorong suatu kegiatan kolektif. Dalam
menjadi latar belakang yang menarik untuk bentuk klasik ini, teori deprivasi relative
ditelisik menggunakan teori-teori gerakan termasuk didalamnya. Relative Deprevation
sosial. Apalagi dalam studi gerakan sosial,
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

86
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

Theory atau teori deprivasi relatif menerangkan dampak perubahannya di Indonesia;


mengenai berbagai macam gerakan sosial (Jazimah, 2013) yang melakukan penelitian
yang terjadi dari berbagai macam kelas di terkait gerakan mahasiswa dengan fokus
masyarakat, seperti gerakan buruh dan pada peristiwa MALARI 1974; (Maiwan,
petani, mahasiswa, serta masyarakat sipil 2016) yang mengulas tentang gerakan
lainnya yang mengalami fase kekecewaan mahasiswa pada dekade 1990-an, utamanya
terhadap realitas yang tidak sesuai dengan terkait dengan represivitas rezim Soeharto.
harapan mereka. Deprivasi relatif tidak Dalam penelitian kali ini, fokus
hanya menyangkut pada persoalan tujuan pembahasan tertuju untuk menelisik
dan keinginan yang berusaha diperoleh bagaimana gerakan mahasiswa dalam
namun juga berkaitan dengan tujuan yang pusaran tiga orde kekuasaan yakni rezim
menurut individu merupakan hak yang orde lama, rezim orde baru, dan orde
mesti dipenuhi. Kemudian dalam sudut reformasi. Pertanyaan penelitian yang
gerakan sosial baru, aksi yang dilakukan diajukan tersebut juga dikerucutkan untuk
sebagai manifestasi gerakan sosial lebih melihat dan menilik arah gerakan
tertuju pada karakter gerakan yang post- mahasiswa dalam tiga orde tersebut,
material. Oleh karena itu, teori budaya dimana arah gerakan merupakan gerakan
banyak mempengaruhi dalam studi gerakan intelektual yang bersifat moralis ataukah
sosial baru. Sebagai contoh gerakan sosial gerakan yang cenderung bersifat politis.
baru tersebut ialah gerakan yang
mengusung isu terkait otonomi khusus, II.METODE
LGBT, feminisme, lingkungan hidup dan
lain sebagainya. Keduanya ini kemudian Artikel ini menempatkan Gerakan
dapat menerangkan sebab gerakan yang Mahasiswa di Indonesia sebagai objek
dilakukan mahasiswa sekaligus arah utama pembahasan. Metode yang
gerakan yang dilakukan, apakah gerakan digunakan dalam penelitian ini adalah
sosial yang berdimensi gerakan sosial lama metode deskriptif kualitatif. Melalui metode
dan gerakan sosial yang berdimensi baru tersebut, penelitian dilakukan dengan
dalam pusaran tiga orde kekuasaan tersebut penyelidikan terhadap makna sehingga
bersifat sebagai gerakan mahasiswa yang menghadirkan pemahaman fenomena
moralis ataukan gerakan mahasiswa yang secara holistik. Hasil penyelidikan terhadap
cenderung politis. makna dan fenomena melalui metode ini
kemudian dituangkan dengan cara
Terkait dengan tema ini, secara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata
empiris terdapat banyak penelitian yang dan bahasa (Aminah, 2019), sehingga
menelisik terkait dengan gerakan penelitian ini tidak berusaha untuk mencari
mahasiswa diantaranya oleh (Akbar, 2016) hubungan antar variable yang ada. Data
dimana penelitian ini berusaha yang digunakan dalam penelitian ini ialah
mengeksplorasi demokrasi sebagai faktor data primer dan data sekunder yang tidak
penting gerakan mahasiswa dengan diolah secara matematis. Data primer
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

87
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

diperoleh melalui wawancara dengan gerakan sosial terdiri atas tujuh jenis, yakni
beberapa narasumber yang merupakan gerakan protes, gerakan religius, gerakan
mahasiswa dengan kepemilikan kedudukan perpindahan, gerakan komunal, gerakan
di organisasi mahasiswa sekaligus terlibat ekspresif, gerakan regreasif, serta gerakan
aktif dalam berbagai aksi Gerakan personal. Dalam hal ini, gerakan mahasiswa
Mahasiswa. Sementara data sekunder dalam konteks gerakan sosial dapat
diperoleh dengan menggunakan teknik tergolong di antara beberapa jenis tersebut.
kajian pustaka yang rujukannya berasal dari
berbagai sumber baik media cetak seperti Orientasi gerakan dalam gerakan
buku, media daring seperti e-book, artikel sosial ini sendiri bertujuan untuk
ilmiah yang berbentuk e-journal, maupun mengartikulasikan beberapa tujuan
berbagai media massa yang terkait dengan eksplisit, seperti pengubahan atas kebijakan
topik Gerakan Mahasiswa. Dengan metode di sektor negara, privat, norma budaya,
deskriptif kualitatif yang digunakan, maka serta mempengaruhi beberapa target secara
pengoperasionalan datanya berkisar pada tidak langsung (Meyer & Whittier, 1994).
beberapa tahap diantaranya pengumpulan Lebih lanjut, gerakan sosial dapat dilihat
data, reduksi data, penginterpretasian data, dari bagaimana aksi publik mereka, serta
dan penarikan kesimpulan. dampak yang dihasilkan terhadap negara
ataupun respon organisasi dalam
III.HASIL DAN PEMBAHASAN menantang negara. Disebutkan bahwa
gerakan ini dapat memberikan efek dari
Melihat Gerakan Mahasiswa dari satu pihak ke pihak lainnya, sebagai respon
Perspektif Gerakan Sosial kolektif, identifikasi potensi kekuatan,
kerentanan dalam struktur politik, serta
Gerakan mahasiswa tidak dapat
mempengaruhi peluang restrukturisasi
sekadar dilihat dari sudut individu
politik di lingkup eksternal (Meyer & Nancy
mahasiswa itu sendiri. Hal tersebut
Whittier, 1994).
dikarenakan gerakan mahasiswa
merupakan gabungan dari berbagai macam Gerakan sosial dapat lahir dari adanya
kelompok mahasiswa yang tergabung deprivasi relatif, suatu kondisi di mana
untuk menuntut hal-hal tertentu. Oleh seorang individu terdapat pada situasi
karenanya, teori gerakan sosial digunakan serba kekurangan serta kurang beruntung.
oleh peneliti sebagai pisau analisis untuk Hal ini kemudian membuat terdapat
mengkaji gerakan mahasiswa dari setiap perbedaan antara harapan yang dimiliki
masa di Indonesia. Secara definitif, gerakan oleh seseorang terhadap kenyataan yang
sosial dimaknai sebagai upaya dengan dihadapinya Davis dalam (Sarlito et. Al,
Tindakan yang dikehendaki sekelompok 2009). Perbedaan tersebut kemudian
orang dengan tujuan mencapai sebuah menjadikan seseorang memiliki rasa
perubahan tertentu (Sukmana, 2016). Setiadi ketidakpuasan atas apa yang sedang
dan Kolip (2013) menuliskan bahwa dihadapinya. Namun, Klandermans (2005)
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

88
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

menyebutkan bahwa ketidakpuasaan ini memobilisasi dan menggerakkan dirinya


tidak dapat dijadikan alasan tunggal sendiri.
mengapa seorang individu turut serta
dalam gerakan sosial. Disebutkan bahwa Secara spesifik, gerakan sosial dapat
ketika ketidakpuasan terhadap sumber diklasifikasikan kedalam dua jenis utama,
daya dan peluang tertentu terjadi secara yakni gerakan sosial lama dan gerakan
menyeluruh dengan melibatkan pihak lain, sosial baru. (Wahyudi, 2010) dalam
maka akan dapat terbentuk suatu identitas artikelnya berjudul ‘Formasi dan Struktur
bersama bahwa mereka memiliki kesamaan Gerakan Sosial Petani [studi kasus gerakan
ketidakpuasan, sehingga tergerak dalam reklaming/ penjarahan atas tanah PTNP XII
melakukan tindakan kolektif (Klandermans, (Persero Kalibakar, Malang Selatan)]’
2005). menuliskan bahwa gerakan sosial lama
berorientasi pada beberapa aspek seperti
Tilly (1978), Jenkins & Perrow (1977), ekonomi dan keterkaitan dengan kebutuhan
dan Oberschall (1978) dalam Jenkins, (1983) materi (Wahyudi, 2010). Sementara itu,
menyebutkan bahwa adanya keluhan yang gerakan sosial baru berhubungan dengan
relatif konstan dari konflik kepentingan orientasi gerakan yang turut berjuang
struktural yang dibangun dalam institusi dalam isu-isu baru, seperti: hum an rights
sosial, dapat terbentuk dalam jangka atau hak asasi manusia, keadilan dan
panjang sebagai sumber sekaligus peluang persamaan hak yang biasanya menyangkut
kelompok maupun organisasi dalam rasisme dan feminisme, lingkungan hidup,
melakukan aksi kolektif. Adanya perubahan kebebasan, perdamaian, dan lain
dalam hubungan kekuasaan (Jenkins, 1983) sebagainya (Wahyudi, 2010). Oleh
atau adanya konflik struktural kepentingan, karenanya, melihat gerakan mahasiswa
dapat dijadikan alasan mengapa terbentuk dengan berbagai macam tuntutannya, dapat
gerakan sosial. Gerakan sosial ini sendiri dilihat sebagai gerakan sosial lama, ataupun
dapat terbentuk dengan gerakan sosial baru, tergantung dari isu apa
mempertimbangkan beberapa hal. yang sedang disuarakan. Sehingga dengan
McCarthy dan Zald dalam (Jenkins, 1983) itu, gerakan mahasiswa dalam berbagai
menyebutkan bahwa ketersediaan peristiwa dapat dilihat menggunakan teori-
sumberdaya, seperti ketersediaan kader teori dalam kajian mengenai gerakan sosial
serta fasilitas pengorganisasian, akan dan politik.
menuntut grievances atau keluhan untuk
dapat memenuhi kebutuhan dana Secara konkret, analisis tersebut dapat
akomodasi serta personel pendukung. Oleh dilihat dari contoh-contoh pergerakannya.
karenanya, berbicara mengenai gerakan Salah satu gerakan sosial yang mana
tidaklah sekadar membahas mengenai apa mahasiswa cukup dikatakan menjadi salah
yang menjadi tuntutan dari gerakan satu aktor gerakan yang cukup kuat yakni
tersebut, namun juga melihat ketersediaan gerakan sosial yang dilakukan pada tahun
serta kemampuan dari gerakan dalam 1974 yang berujung Tragedi Malapetaka 15
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

89
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

Januari (Malari 1974). Terjadinya peristiwa perusahan yang berasal dari Jepang.
Malari yang mana mahasiswa banyak Memang benar, atas hadirnya kebijakan
terlibat dalam pergerakannya ini tersebut, GDP nasional naik secara
mengingatkan peneliti pada asumsi-asumsi signifikan sebesar 42% sehingga memacu
dasar salah satu teori gerakan sosial klasik pertumbuhan lebih dari 7%. Sehingga atas
yakni Relative Deprevatio n Theo ry. Dalam itu, pemerintah telah merasa menapaki jalan
teori ini, tokoh-tokoh psikologi sosial seperti yang benar dalam berbagai keputusan yang
Ted Robert Gurr, Denton E. Morrison dan ditetapkan. Namun di pihak lain, utamanya
James Davis memberikan gambaran bahwa mahasiswa merasa upaya perbaikan dengan
perilaku massa yang agresif muncul sebagai hasil yakni pertumbuhan ekonomi yang
implikasi atas adanya frustasi dalam cukup tinggi tersebut hanyalah semu belaka
masyarakat (Aribowo, 2020). Kekecewaan karena kesenjangan dalam masyarakat
dan frustasi tersebut disebabkan karena semakin lebar. Korupsi merajalela yang
masyarakat mengalami suatu kesenjangan didukung abuse o f po w er dari birokrat
antara “nilai yang diharapkan” dengan pemerintah yang juga melakukan tindakan
“nilai kapabilitas”. Hal tersebut selaras kolusi secara masif. Kemiskinan semakin
dengan gambaran sebab terjadinya gerakan- terlihat, apalagi ditunjang dengan
gerakan mahasiswa yang berujung pada represifitas negara sehingga kemudian
Tragedi Malari yang akan digambarkan menciptakan frustasi dan kekecewaan dari
secara singkat. kalangan mahasiswa.
Ketidakadilan,kesenjangan, manipulasi,
Pada tahun 1967-an, atas warisan era penderitaan rakyat semakin dirasakan.
orde lama yang mana pertumbuhan Sehingga hal-hal tersebut terakumulasikan
perekonomian tidak mengalami kenaikan pada peristiwa Malari 1974.
bahkan cenderung menurun, pemerintah
orde baru kemudian gencar melakukan Tragedi Malapetaka 15 Januari 1974
berbagai upaya dengan menciptakan adalah puncak kekecewaan mahasiswa
kebijakan-kebijakan yang memiliki tujuan terhadap kebijakan politik dan ekonomi
dalam meningkatkan pertumbuhan rezim Soeharto yang dinilai tidak hanya
ekonomi meskipun berbagai kebijakan semakin menambah penderitaan rakyat
tersebut bercorak kapitalistik. Salah satu tetapi juga memperlihatkan represifitas
kebijakan yang diterapkan yakni kebijakan dengan otoritarianisme dan arogansi
PMA atau kebijakan Penanaman Modal pemerintah (Usman, 1999). Atas
Asing yang bertujuan untuk menarik kekecewaan tersebut dengan didukung oleh
investor asing demi mewujudkan momentum kehadiran Perdana Menteri
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jepang Tanaka sebagai simbol utama
Kebijakan PMA ini kemudian menimbulkan hadirnya kesenjangan sosial akibat investor
eksploitasi besar-besaran pada sumber daya asing, maka tindakan agresif dari anggota
alam oleh perusahaan-perusahaan asing gerakan terjadi. Kerusuhan dengan
khususnya yang paling banyak yakni pembakaran toko, mobil, dan kekerasan-
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

90
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

kekerasan yang lain menunjukkan bahwa tuntutan pada rezim orde baru yang dapat
asumsi dasar dari teori deprivasi relatif dikatakan rezim yang cukup otoriter dalam
terbukti. Kefrustasian akibat kesenjangan menterjemahkan kekuasaan.
tersebut akhirnya memunculkan tindakan
yang melawan atau memberontak dari para Berbondong-bondongnya indi-vidu
peserta gerakan sebagai bagian dari sebagai bagian atas kelompok mahasiswa
masyarakat dengan harapan hak-hak untuk dengan kekecewaan dan keresahan yang
mendapat kesejahteraan dapat kembali ada dalam diri masing-masing juga
diperoleh. Hal ini juga selaras bahwa menunjukkan bahwa teori gerakan sosial
deprivasi relatif tidak hanya terbatas pada yakni teori deprivasi relatif dapat
persoalan tujuan dan keinginan yang menjelaskan hal ini. Denton E. Morrison
berusaha diperoleh, namun juga berkaitan dalam penjelasan teori ini meyakini bahwa
dengan tujuan yang menurut individu munculnya suatu gerakan sosial dan politik
merupakan hak yang pantas diperoleh dan didasarkan atas hadirnya pengelompokkan
mesti dipenuhi kembali (Aribowo, 2020). atau berkumpulnya orang-orang yang
sedang mengalami deprivasi relatif
Selanjutnya, salah satu gerakan lain (Aribowo, 2020), yang kemudian dengan itu
yang cukup membekas pada catatan digambarkan dengan berbondong-
memori pergerakan mahasiswa di Indonesia bondongnya mahasiswa untuk menuntut
yakni Gerakan Reformasi 1998 dengan kehadiran reformasi dalam semua bidang.
romantisme yang masih sering dikenang Dengan itu juga dapat dijelaskan sekaligus
oleh mahasiswa hingga saat ini. Gerakan menyangkal bahwa gerakan sosial yang
tersebut jika dianalisis juga mucul akibat sebelumnya banyak diterjemahkan tidak
hadirnya kekecewaan dari masyarakat serta merta lahir dari seseorang yang hina-
akibat kesewenangan rezim orde baru. dina dan tidak memiliki daya sama sekali
Ketidakpuasan dan rendahnya kepercayaan sehingga membentuk suatu kelompok,
mahasiswa sebagai akibat atas semakin melainkan gerakan sosial juga muncul dari
tidak terjaminnya kesejahteraan masyarakat kelompok sosial yang dalam contoh kasus
dengan sebab penyelewengan para elit ini yakni mahasiswa yang relatif
pemerintahan berujung pada hadirnya berpengalaman dan menginginkan
gerakan sosial yang mana atas gerakan ini, perubahan secara berkesinambungan.
perubahan struktur kekuasaan terjadi
setelah 32 tahun pemerintahan dipegang Selain itu, akibat gerakan mahasiswa
oleh pemimpin yang sama. Gerakan yang tercermin atas gerakan Malari dan
Reformasi 1998 ini terjadi dengan situasi Reformasi 1998 ini juga menunjukkan
berbondong-bondongnya berbagai elemen kehadiran perspektif dari teori politik yang
masyarakat utamanya masyarakat kelas ditawarkan oleh K. Polanyi dalam
menengah yang banyak diwakili oleh (Aribowo, 2020), bahwa K. Polanyi
mahasiswa untuk menduduki gedung memandang gerakan sosial merupakan
perwakilan di Senayan dengan tuntutan- ekspresi individual yang diungkapkan
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

91
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

secara kolektif sebagai reaksi regulasi yang perjuangan dalam gerakan lingkungan
mendukung ekspansi kapitalis oleh negara hidup karena UU Minerba yang disahkan
seperti berbagai kebijakan yang pro oleh pemerintah rezim reformasi ini
kapitalis internasional yang menyebabkan disinyalir lebih memihak pada pengusaha
Tragedi Malari 1974 dan tujuan pada usaha batu bara tanpa memperhatikan ekosistem
menumbuhkan kembali pengaturan- serta keberlajutan pelestarian lingkungan
pengaturan yang demokratis oleh negara dengan menyisihkan penguatan mengenai
yang tercermin dari tuntutan pada gerakan analisis mengenai dampak lingkungan
mahasiswa pada tahun 1998. Dalam hal ini, (AMDAL).
K. Polanyi sangat terlihat memberikan
pandangan mengenai gerakan sosial dan Dengan itu pergerakan-pergerakan
politik degan muara pada teori Marxian. yang dilakukan oleh mahasiswa ini dapat
dilihat juga menggunakan analisis teori
Selain pada teori psikologi dan teori budaya yang mana pendekatan ini
politik itu, ketika melihat kembali pada menerangkan bahwa mahasiswa
kesimpulan sebelumnya bahwa gerakan menekankan pada keyakinan tentang diri
mahasiswa dapat dilihat dalam analisis sendiri dan situasi sosial dan politik
segala bentuk teori gerakan sosial dengan seseorang, serta menekankan pengalaman
mengacu pada isu yang disuarakan, terlihat pendidikan dalam gerakan sosial dan
pada contoh-contoh yang akhir-akhir ini masyarakat secara keseluruhan sehingga
muncul bahwa gerakan mahasiswa dapat gerakan yang dilakukan dapat dikatakan
ditinjau dari teori yang lain. Gerakan yang sebagai gerakan yang hanya
dilakukan oleh mahasiswa dengan isu-isu mengekpresikan bentuk budaya. Atas itu
yang disuarakan dalam tahun-tahun dengan ini juga dapat disimpulkan bahwa
terakhir juga menunjukkan bahwa gerakan berbagai gerakan yang dilakukan oleh
mahasiswa dilakukan dengan tuntutan- mahasiswa seringkali bersifat moralis,
tuntutan yang dapat dilihat dalam cakupan meskipun ranah pergerakannya seringkali
teori gerakan sosial baru. Sebelumnya, perlu menuju pada ranah yang politis. Mahasiswa
diketahui bahwa teori gerakan sosial baru cenderung bergerak atas kehendak dan
ini tidak hanya menaruh fokus pada studi kerisauan masyarakat banyak atau rakyat
besar seperti gerakan petani, buruh, tanpa berusaha menempatkan diri untuk
nasionalisme, dan lainnya, melainkan juga mencapai kekuasaan atau kedudukan
pada kajian gerakan hak asasi manusia, politik tertentu. Meskipun dalam hal ini
gerakan kebudayaan, gerakan perempuan, juga tidak dapat dipungkiri terkadang
gerakan lingkungan hidup, dan gerakan gerakan moralis yang terdiri atas individu
kaum minoritas seperti kaum transgender mahasiswa sebagai bagian dari gerakan
(Aribowo, 2020). Contohnya gerakan mengejar ketenaran pribadi yang mana
mahasiswa yang menuntut pada protes ketenaran ini hadir sebagai keuntungan
terhadap UU Minerba. Para mahasiswa yang mendorong ia sebagai mahasiswa
dalam aksi nya ini juga memasukkan unsur untuk terlibat dalam gerakan aksi yang
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

92
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

dilakukan. Sehingga atas bentuk diskursus perubahan sosial tersebut merupakan


ini, yakni antara moralis atau politis akan kekuatan dan gerakan moral mahasiswa
sedikit diuraikan pada sub bab selanjutnya. yang murni merepresentasikan dari rakyat
ataukah kemudian hanya sebuah kekuatan
Gerakan Mahasiswa Sebagai Kekuatan
politik yang dikelilingi oleh elit yang
Politik
mengontrol gerakan dengan tujuan politis
Pergerakan mahasiswa yang hadir di semata.
setiap pembabakan sejarah tentu memiliki
Idealnya, kekuatan mahasiswa
peran yang besar dalam menjadi
merupakan kekuatan yang cukup mampu
penyeimbang dan juga bahkan dalam
dalam menggerakkan juga melahirkan
melakukan perubahan struktur kekuasaan.
perubahan terhadap fungsi-fungsi
Eksistensi pergerakan mahasiswa terus ada
pemerintahan dalam suatu negara agar
dan memiliki andil dalam setiap proses
tetap sejalan dengan sistem, nilai, dan
perpolitikan yang ada di Indonesia,
tatanan yang sesuai. Terlebih dari itu pula,
sehingga Gerakan mahasiswa ini kemudian
idealnya gerakan mahasiswa ialah kekuatan
menjadi kekuatan politik tersendiri dan
yang hadir dengan esensi sebagai salah satu
memiliki pengaruh yang besar dalam
simbol perlawanan rakyat yang menderita
gerakan-gerakan reformis. Indonesia selalu
dan tertindas. Keduanya merupakan fungsi
melibatkan para mahasiswa dan juga para
kontrol politik yang dimiliki mahasiswa ini
pemuda di dalam setiap perubahan sosial
merupakan sebuah kekuatan politik yang
dari awal merdeka hingga sekarang.
kerapkali ditempatkan di dalam percaturan
Di setiap pembabakan pemerin-tahan, politik yang ada di negara sehingga ikut
mahasiswa memiliki peran khusus dalam menentukan arah bangsa. Terlepas daripada
perkembangan suatu negara. Hal ini kekuatan politik tersebut merupakan
merupakan bukti bahwa mahasiswa kekuatan politik yang murni dari hasil
menjadi faktor yang cukup penting dan gerakan mahasiswa atau dilatarbelakangi
diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan elite politik, gerakan mahasiswa tetaplah
politik ataupun salah satu kekuatan yang gerakan yang masif dan tentu pilihan
mencerminkan adanya gerakan moral tersebut tergantung dari motif mahasiswa
dengan melancarkan kritik terhadap itu sendiri dan mahasiswa yang kemudian
pemerintahan sekaligus mengakomodir mempertimbangkan sendiri gerakan
aspirasi masyarakat dengan mengamalkan tersebut ingin dibawa ke mana dan
idealismenya sebagai seorang mahasiswa. bagaimana merealisasikan komitmen
Walaupun tidak dapat dipungkiri, gerakan tersebut kepada rakyat.
mahasiswa yang telah terjadi dan mengawal
Melalui wawancara yang dilakukan
pemerintahan dari dulu hingga sekarang
peneliti, hal tersebut tepat dengan
tentu masih menjadi misteri apakah
pernyataan narasumber yakni “gerakan
pengaruh dan andil yang besar di setiap
mahasiswa yang pernah saya ikuti tentu
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

93
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

beberapa kali sempat dimanfaatkan oleh banyak mahasiswa sebagai bentuk input terhadap
sekali ‘oknum’ untuk tujuan lain seperti negara dengan melemparkan kritik untuk
pencitraan belaka ataupun untuk konteks politik pemerintah, misalnya seperti melakukan
kampus sehingga melenceng dari substansi kajian-kajian akademis yang kemudian
gerakan”. Sehingga oleh karena itu, yang digunakan sebagai salah satu upaya untuk
menentukan gerakan mahasiswa itu mau meghadirkan rekomendasi kebijakan dan
dibawa kemana adalah benar-benar atau dengan menciptakan gerakan-gerakan
mahasiswa itu sendiri yang kemudian turun ke jalan sekaligus membangun
menyadari konsekuensi dari pada pilihan mobilisasi massa bersama masyarakat
yang akan diambil, apakah mahasiswa lebih untuk mendapatkan dukungan dan
menekankan kepada gerakan moral yang menekan pihak tertentu dimana contoh
berfokus kepada pembelaan rakyat kedua ini sifatnya cenderung lebih
terhadap eksploitasi dan juga penindasan menyangkut fisik. Tentu bermacam bentuk
atau gerakan politik yang terarah untuk gerakan oleh oleh kalangan intelektual
kemudian mobilisasi masyarakat, atau mahasiswa ini sifatnya cenderung non
gerakan kepada tujuan tertentu. Ditambah formal sebab kekuatan yang dilahirkan dan
pilihan lainnya yang tentu menjadi bahan dibangun bersifat Civil So ciety untuk
dasar pertimbangan sebuah gerakan, kemudian memberikan pengaruh terhadap
apakah gerakan mahasiswa ini merupakan kekuatan lain dimana didalam ini
hal yang murni atas penindasan yang telah merupakan pemerintahan.
dialami oleh masyarakat atau hanya
gerakan sintetis atas kemauan dan negosiasi Gerakan mahasiswa yang dilancarkan
politik dengan elit politik yang memiliki dan terjadi dalam setiap pembabakan
kekuatan lebih besar daripada mahasiswa, sejarah pemerintahan akan dijabarkan guna
semua tergantung dari pada mahasiswa itu memberikan komprehensivitas penjelasan
sendiri dan konsekuensi yang ingin mereka atas bagaimana andil mahasiswa melalui
ambil. gerakannya pada setiap orde kekuasaan
yakni baik pada masa orde lama, era orde
Gerakan mahasiswa yang cenderung baru, dan juga reformasi. Dinamika-
lebih membawa aksi-aksi yang memihak dinamika yang akan dipaparkan di dalam
kepada rakyat dengan menentang tulisan ini akan memberikan gambaran
pemerintah melalui energi yang kuat terkait dampak yang diberikan bagi
kemudian bisa menjadi faktor-faktor yang mahasiswa terhadap pemerintah dan juga
menentukan perubahan sosial dan juga bagaimana respon dari pada rezim yang
diiringi dengan mobilisasi massa yang yang juga berbeda-beda di setiap Era sehingga
kuat pula sehingga mahasiswa memiliki kemudian dapat mengidentifikasi terkait
peran di setiap pembabakan zaman dimulai apakah gerakan mahasiswa ini merupakan
pada era orde lama, dilanjutkan era orde gerakan sosial yang berhasil secara moral
baru, dan era reformasi seperti sekarang ini. ataupun kekuatan politik yang mampu
Berbagai gerakan yang dilakukan mempengaruhi kekuatan lain dengan
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

94
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

ditopang faktor-faktor yang membuat yang tercipta pada tahun 1960an.


gerakan mahasiswa menjadi begitu masif.
Secara sejarah, gerakan-gerakan
Gerakan Mahasiswa di Masa Orde Lama mahasiswa di Indonesia tidak terlepas dari
berdirinya berbagai macam organisasi
Rezim orde lama berkuasa terhitung
kemahasiswaan. Beberapa di antaranya
berkuasa dalam kurun 20 tahun dimulai
adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
dari tahun 1945 hingga 1965. Pada masa
yang didirikan oleh sekelompok mahasiswa
orde lama ini, setidaknya pemerintahan
di Yogyakarta, salah satunya adalah Lafran
berjalan dalam dua babak, yakni masa
Pane pada tanggal 5 Februari 1947.
demokrasi parlementer dan masa
Organisasi ini berlandaskan pada nilai-nilai
demokrasi terpimpin. Ketika ditelisik,
ideologi Islam. Kemudian, pada tanggal 23
secara umum babak awal perjalanan rezim
Maret 1954, berdiri pula organisasi
orde lama dimulai dengan situasi dan
mahasiswa dengan basis ideologi
kondisi dimana ekonomi, geopolitik, sosial,
Marhaenisme, suatu pemikiran yang
dan politik cukup stabil sebab narasi dan
dilandasi oleh pemikiran Soekarno
euphoria kemerdekaan masih terasa serta
mengenai kaum Marhaen, yakni Gerakan
para kalangan pemuda juga memiliki peran
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
penting dalam hal menjalankan aktivitas-
aktivitas menuju kemerdekaan. Kemudian Beberapa organisasi berbasis ideologi
kelanjutannya, era orde lama beralih kiri lainnya juga turut berdiri, seperti
kedalam masa pemerintahan yang GAMSOS, sebuah organisasi mahasiswa
menerapkan sistem demokrasi parlementer yang merepresentasikan ideologi
dimana pada masa ini gejolak politik sosialisme. Organisasi berhaluan ideologi
memenuhi kondisi dalam negeri. Gejolak komunis juga ikut didirikan, yakni
tersebut muncul sebagai implikasi Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia
pergantian kabinet yang tidak (CGMNI), yang pada berkembangannya
berkesudahan, dimulai dari satu partai mempunyai hubungan atau relasi yang kuat
menuju partai lain. Sehingga atas itu, dengan Partai Komunis Indonesia. Dengan
Soekarno kemudian memutuskan demikian, pada masa awal perkembangan
mengeluarkan Dekret yang melegalkan orde lama, organisasi mahasiswa yang
dimulainya masa demokrasi terpimpin banyak tumbuh di kampus-kampus banyak
pada saat itu. Pada babak kedua ini, yakni diilhami oleh pemikiran nilai serta ideologi
pada masa demokrasi terpimpin tersebutlah yang ada pada saat itu. Dengan wadah
kemudian lahir kelompok-kelompok organisasi dengan bentuk ekstra kampus,
mahasiswa, utamanya kelompok mahasiswa-mahasiswa ini senantiasi
mahasiswa yang kontra Soekarno. berhimpun untuk mengembangkan nilai-
Kelompok tersebut mulai menciptakan dan nilai yang dianutnya.
membangun basis kekuatan demi dan
untuk menyuarakan aspirasi atas kekalutan Pertentangan antar mahasiswa

CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

95
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

kemudian sering kali terjadi pada masa ini. yang diusung oleh mahasiswa untuk
Perebutan kursi-kursi di Senat Mahasiwa, menekan pengaruh PKI, kelompok-
maupun di ruang publik di kampus sering kelompok komunis, serta pihak yang pro
kali terjadi. Pertentangan ini biasanya Soekarno. Didukung oleh beberapa pihak
berlangsung di antara kalangan mahasiswa seperti beberapa elemen dari ‘pemerintah’,
kanan dan juga mahasiswa kiri. Krisis militer (Angkatan Darat), Pemuda ansor
ekonomi, politik, dan demokrasi yang dan juga politisi-politisi sosialis juga
terjadi di era pemerintahan Presiden mendukung gerakan mahasiswa, gerakan
Soekarno pada babak demokrasi terpimpin ini melawan dengan usaha untuk
juga turut menjadi bahan bakar penggerak memberikan tekanan terhadap
gerakan mahasiswa, terutama organisasi pemerintahan Soekarno pada saat itu
mahasiswa yang tidak pro dengan dengan menyuarakan Tritura, atau Tri
Soekarno. Pembangunan berbagai proyek Tuntutan Rakyat. Gerakan mahasiswa yang
mercusuar yang dibarengi dengan dilakukan pada babak ini dikenal dengan
kemandegan politik, sekaligus juga kondisi nama angkatan’66.
harga pokok yang semakin naik dan
perekonomian yang tidak stabil. Kondisi ini Beberapa tokoh yang terkenal
melahirkan sebuah situasi deprivasi relatif tergabung dalam angkatan 66 adalah
yang secara kolektif dialami oleh berbagai Cosmas Batubara, Abdul Ghofur, Zamroni,
elemen masyarakat. Pada kondisi ini, David Napitupulu yang kemudian menjadi
mahasiswa pun tidak terlepas dari dampak pelopor pergerakan berbagai demonstrasi
tersebut. Biaya hidup cenderung semakin yang menentang pemerintahan hingga
naik, juga tarif moda transportasi yang ikut dimana pada akhirnya Presiden Soekarno
mahal, menjadikan banyak dari kalangan menemui mahasiswa-mahasiswa tersebut di
mahasiswa geram dengan situasi yang Istana Negara. Di dalam istana juga
terjadi pada masa itu. mahasiswa melalui KAMI dan presiden
tidak menemui titik temu sehingga
Kondisi ini semakin memuncak, kemudian delegasi dipersilakan untuk
apalagi ketika pada akhir zaman Orde kembali tetapi mahasiswa tidak akan
Lama, terjadi sebuah peristiwa mencekam pulang sebelum PKI telah dibubarkan.
yakni Gerakan 30 September (G30S) dimana Soeharto kemudian keluar dan bertemu
pihak militer (angkatan darat) menganggap dengan mahasiswa sambil mengatakan
peristiwa ini didalangi oleh PKI dan bahwa PKI sudah dibubarkan dan pada 25
underbouw-nya. Dengan semangat anti Februari 1966 KAMI dinyatakan
pemerintahan Soekarno dan anti PKI, dibubarkan. Aktivis aktivis KAMI
terbentuk suatu gerakan mahasiswa kemudian memperoleh jabatan di orde baru
bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa karena telah membantu Presiden Soeharto
Indonesia (KAMI), yang digagas pada untuk memberangus pengaruh komunisme
tanggal 10 hingga 23 Oktober 1965. KAMI dan meruntuhkan orde lama. Inilah yang
inilah yang merupakan sebuah organisasi kemudian seringkali mensinyalir kuatnya
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

96
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

narasi bahwa tujuan gerakan sejak dulu gerakan sosial lama. Hal tersebut
adalah gerakan yang politis dengan tujuan dikarenakan isu-isu yang disuarakan,
peserta aksi itu sendiri untuk mendapatkan dalam Tritura, cenderung berlandaskan
jabatan pemerintahan. ekonomi maupun materi, yang pada saat itu
sedang mengguncang stabilitas Indonesia.
Namun tetap, dengan melihat gerakan
tersebut dalam konteks gerakan sosial, Gerakan Mahasiswa di Masa Orde Baru
angkatan ‘66 lahir dari suatu kondisi
Mahasiswa pada masa Orde Baru erat
deprivasi relatif yang turut menimpa
dengan tradisi politik oposisi sejak awal
sebagian besar masyarakat Indonesia secara
tahun 1970-an. Pada masa ini, mahasiswa
kolektif. Hal ini kemudian membuat
mengorganisir diri secara kolektif dengan
mahasiswa yang pada saat itu merupakan
tujuan guna melancarkan protes terhadap
segelintir kelompok masyarakat yang
pemerintahan presiden Soeharto di berbagai
memiliki privilege lebih dalam mengenyam
sektor dan beragam isu-isu seperti problem
pendidikan dan ide-ide perubahan, turut
terkait korupsi penyelenggara negara,
tergerak dalam memobilisasi massa untuk
Pemilihan Umum 1971 yang tidak adil
melakukan aksi-aksi demonstrasi dalam
sebab adanya berbagai kecurangan yang
menekan pemerintahan Soekarno.
telah terorganisir, serta isu terkait dengan
Diakomodasi oleh organisasi-organisasi
pemborosan uang negara melalui proyek-
yang telah terbentuk pada dekade kedua
proyek seperti Taman Hiburan yakni
tahun sebelumnya, gerakan mahasiswa
Taman Mini Indonesia. Atas itu, berbagai
yang tergabung pada angkatan ‘66 ini
pengawalan dengan tindakan protes-protes
kemudian mencoba untuk menggunakan
yang dilancarkan oleh mahasiswa pada
segala macam sumber daya yang mereka
masa Orde Baru dilancarkan secara
miliki untuk mengorganisir aksi mereka.
bergelombang dari tahun ke tahun.
Kerja sama lintas kelompok juga turut
Meskipun sebetulnya kekuatan mahasiswa
dilakukan oleh gerakan mahasiswa ini, hal
pada masa itu dinilai sangat kecil juga
tersebut tercermin dari penjelasan bahwa
sangat tidak sebanding dengan
mahasiswa pada masa itu juga turut
pemerintahan Presiden Soeharto yang
dibantu oleh beberapa pihak yang pada saat
begitu kuat pada era itu. Namun pada
itu anti komunis dan kontra Soekarno.
perkembangan selanjutnya, mahasiswa
Selain melihat dari adanya deprivasi berhasil menggusur rezim orde baru pada
relatif, gerakan mahasiswa pada orde tahun 1998.
kekuasaan Soekarno ini juga dilaksanakan
Fenomena yang terjadi di pada saat itu
dengan melakukan rapat-rapat, serta
adalah rezim orde baru yang dimana
koordinasi dengan organisasi mahasiswa
merupakan kekuatan yang besar dan
lainnya yang memiliki kesamaan misi,
menjadi rezim yang memiliki persiapan-
gerakan pada masa ini dalam konteks
persiapan yang cukup cermat untuk
gerakan sosial dapat dikatakan sebagai
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

97
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

menekan kritik sehingga kemudian akibat peristiwa tersebut. Dengan itu,


mahasiswa enggan melakukan hinaan atau berbagai kebijakan ekonomi yang tidak pro
kritik secara eksplisit dan berusaha untuk terhadap rakyat inilah yang kemudian
mengkritik rezim dengan cara memberikan mendasari pergerakan mahasiswa pada saat
koreksi dan juga peringatan kepada itu. Jika mengacu kepada teori gerakan,
pemimpin. Hal tersebut kemudian yang gerakan sosial lama berorientasi pada
menjadi dasar dari pada Arief Budiman beberapa aspek seperti ekonomi dan
1970-an untuk menginisiasi Mahasiswa kebutuhan materi (Wahyudi, 2010). Hal ini
Menggugat yang mana peran mahasiswa di menunjukkan gejolak ekonomi dan
sini ialah memiliki tanggungjawab untuk kebutuhan materi pada masa itu
mengkoreksi pemerintah apabila langkah- menyebabkan gerakan sosial oleh
langkahnya yang tidak pro rakyat dan mahasiswa kemudian muncul.
belum memiliki perencaan untuk
bersekongkol kepada kekuatan lain untuk Pergerakan mahasiswa pada zaman
menggulingkan pemerintahan pada saat itu. Orde Baru juga memiliki perbedaan
Arif Budiman juga membuat seruan dengan terhadap pola-pola mahasiswa ketika orde
kampanye golput sekaligus menginisiasi lama. Apabila ketika zaman Orde Lama
berbagai gerakan untuk melawan kejahatan para mahasiswa biasanya lebih dekat
moral lainnya yang terjadi selama dengan kekuatan militer dalam hal ini
pemerintahan orde baru berkuasa. Akan adalah Angkatan Darat untuk melakukan
tetapi gerakan-gerakan yang diserukan ini, pergerakan tetapi justru pada zaman
pada realitasnya hanya sebatas kampanye Presiden Soeharto mahasiswa justru sangat
yang tidak sampai pada tindakan untuk jauh dengan militer dan tidak memiliki
mobilisasi massa yang begitu masif hubungan yang baik dalam melakukan
sehingga mampu memberikan tekanan pergerakan pergerakan antara mahasiswa
pada pemerintahan. dengan militer hal tersebut kemudian
menimbulkan gap antara visi Presiden
Pada perjalanannya, gelombang protes Soeharto yang yang mempercayai bahwa
yang berasal dari kalangan mahasiswa stabilitas politik harus diciptakan dengan
kemudian mulai memuncak ketika berbagai cara salah satunya dengan
peristiwa Malari 1974 dimana peristiwa itu menekan suara-suara sumbang yang ada
disebabkan karena kebijakan ekonomi pada mahasiswa sehingga kritik terus
politik yang digagas oleh rezim orde baru dilakukan tetapi di sisi lain Presiden
sangat merugikan masyarakat ditambah Soeharto percaya untuk menjaga keamanan
kehadiran Perdana Menteri Jepang yakni nasional dan stabilitas politik yang mereka
PM Tanaka yang dinilai mahasiswa sebagai yakini.
simbol kapitalisme menjadikan nuansa
panas aksi-aksi mahasiswa sehingga Hal tersebut kemudian berujung pada
menimbulkan korban jiwa yakni 9 orang pembungkaman kritik secara institusional,
meninggal juga 23 orang yang terluka yang dilakukan oleh Presiden Soeharto
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

98
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

melalui larangan politik masuk kampus sebelumnya.


yang dilakukan oleh Mendikbud pada saat
Gerakan Mahasiswa di Masa Reformasi
itu Daoed Joesoef sebagai salah satu bentuk
untuk menekan kegiatan-kegiatan politik Menjelang berakhirnya era Presiden
dalam kampus yang dalam hal ini diskusi- Soeharto mahasiswa yang melakukan
diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa protes kemudian semakin masif dan
merupakan hal yang berpotensi untuk semakin besar baik secara proporsi dan juga
menekan pemerintah ke depan. Rezim orde ruang lingkup. Yang dimaksud adalah
baru usaha menjaga keamanan nasional dan mahasiswa yang biasanya hanya
stabilitas politik dengan harapan akan berdemonstrasi di Jakarta dan Bandung,
memberikan impak terhadap situasi gerakan mahasiswa setelah itu kemudian
perekonomian yang menjadi stabil sehingga meluas menjadi tersebar di berbagai kota-
peminjaman modal kepada asing menjadi kota kata lainnya seperti Bogor, Semarang,
lebih mudah dilakukan dan percepatan Yogyakarta, Solo, Surabaya hingga
serta pertumbuhan ekonomi menjadi Mataram dan Bali utamanya pada era 1990-
meningkat pesat. Aktivis mahasiswa yang an. Proses yang kian meningkat karena
ada pada Orde Baru terbagi menjadi 3 mahasiswa tidak bisa terus-terusan untuk
spektrum yang pertama adalah mahasiswa- bersembunyi dan terus diintimidasi oleh
mahasiswa yang beraliran liberal populis, pemerintah dengan kebijakan-kebijakan
kemudian mahasiswa-mahasiswa yang yang berusaha menekan suara mahasiswa
berbasis agama Islam dan yang terakhir di kampus. Berbagai kasus-kasus HAM di
adalah aktivis mahasiswa yang era akhir jabatan masa Presiden Soeharto
menitikberatkan kepada gerakan kiri dan dan banyak sekali pemberedelan yang
marxisme. dilakukan pemerintah terhadap kantor
berita, menyebabkan mahasiswa memiliki
Moda pergerakan pada masa orde
orientasi yang kuat untuk memperjuangkan
baru memang terasa kurang mendukung
keadilan sesuai dengan teori gerakan sosial
terbentuknya gerakan. Dengan minimnya
dengan paradigma baru, dimana gerakan
sokongan dari kelompok-kelompok yang
sosial baru berhubungan dengan orientasi
sebelumnya mendukung gerakan
gerakan yang turut berjuang dalam isu-isu
mahasiswa, seperti pada angkatan ‘66,
baru, seperti: keadilan dan persamaan hak,
membuat gerakan mahasiswa pada masa ini
human rights, lingkungan hidup, gender,
cenderung kurang kuat. Hal ini terlihat dari
perdamaian, dan lain sebagainya.
keluarkannya kebijakan normalisasi
kehidupan kampus yang dikeluarkan oleh Kemudian berbagai fenomena-
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan fenomena seperti penculikan misterius
pada masa itu, pasca terjadinya peristiwa mahasiswa dan batasan-batasan politik
Malari di tahun 1970 yang sebelumnya mahasiswa yang dilakukan oleh
dianalisis menggunakan teori deprivasi pemerintahan kemudian menimbulkan
relatif yang telah dijabarkan pada sub bab
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

99
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

pembangkangan oleh mahasiswa di ketidakpuasan, sehingga tergerak dalam


kampus-kampus di seluruh negeri pada melakukan tindakan kolektif (Klandermans,
saat itu sehingga kemudian embrio 2005).
angkatan 1998 lahir dengan melakukan
berbagai demonstrasi publik dan kelompok- Pasca peristiwa reformasi meletus,
kelompok belajar informal yang kemudian kelompok masyarakat sipil beserta
berjejaring satu sama lain serta membentuk organisasi akar rumput seperti LSM
berbagai asosiasi lembaga swadaya aksesnya tidak lagi dibatasi oleh birokrasi
masyarakat dan juga pers, misalnya, politik atau pemerintah sehingga kemudian
Politika dari Universitas Nasional Jakarta, kerapkali mengekspresikan sesuatu kepada
Ganesha dari Institut Bandung tute of pemerintahan. Keberadaan kondisi
Technology [ITB, Institut Tek no lo gi meningkatnya pembaruan teknologi
Bandung] dan Arena dari Institut Negara untuk sekaligus munculnya pergesaran nilai
Studi Islam (Institut Agama Islam Negeri dalam masyarakat misalnya munculnya
Sunan Kalijaga yang bertempat di pengakuan kelompok minoritas dan isu-isu
Yogyakarta). terbarukan lainnya. Hal ini kemudian
sejalan dengan faktor yang telah dijabarkan
Jika ditinjau dari teori gerakan sosial dalam teori gerakan yaitu faktor neutral,
yang ada maka orientasi gerakan yang dimana faktor neutral menjadi salah
mahasiswa ketika reformasi yakni dengan satu sebab dari adanya sebuah perubahan
melancarkan aksi untuk melakukan sosial secara menyeluruh.
perubahan terhadap tananan dan struktur
yang telah ada serta berusaha untuk Pada orde reformasi ini, semua berhak
merubah berbagai kebijakan pada sektor untuk mengekspresikan aspirasi mereka
negara yang dinilai tidak memperhatikan dan pada hal ini mahasiswa dirasa telah
dan menjunjung tinggi nilai demokrasi dan memiliki kekuatan yang berkurang untuk
semangat reformasi. Rasa ini tentu didasari menyuarakan sesuatu kepada pemerintah
oleh situasi pada masa orde baru yang pasca reformasi. Hal tersebut dikarenakan
penuh dengan ketidakadilan dan normalisasi kehidupan kampus setelah
pemerintahan yang tidak demokratis. permusuhan yang begitu panjang terhadap
Karena masyarakat yang tidak puas dengan pemerintah yang membuat kemudian
pemerintahan Orde Baru, hal tersebut mahasiswa tidak memiliki cita-cita untuk
kemudian membangkitkan semangat menjadi oposisi, hanya posisi universal
gerakan mahasiswa dan reformasi pun yang mungkin menurut Samuel Huntington
meletus. Disebutkan bahwa ketika dalam (Sebastian, 2014) masih tetap berlaku
ketidakpuasan terhadap sumber daya dan di era pasca reformasi. Namun yang perlu
peluang tertentu terjadi secara menyeluruh ditekankan dengan perkembangan berbagai
dengan melibatkan pihak lain, maka akan gerakan tersebut menunjukkan bahwa
dapat terbentuk suatu identitas bersama gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa
bahwa mereka memiliki kesamaan dengan berbagai isu yang dibawa
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

100
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

menunjukkan hadirnya pola gerakan sosial dalam ranah politis. Sayangnya, pada era
baru hingga pada titik analisis ini dengan kemunculan Partai Politik
menggunakan teori budaya yang telah Mahasiswa cenderung mencerminkan
diuraikan pada sub bab sebelumnya. adanya pergeseran sekalipun belum tampak
dalam realitasnya.
Akan tetapi hal yang dapat disangkal
ialah pada era ini, fenomena lahirnya IV.KESIMPULAN
gerakan mahasiswa juga tetap
menunjukkan eksistensinya dengan konsep- Gerakan mahasiswa pada akhirnya
konsep gerakan sosial baru dimana isu yang tidak hanya bergerak pada ranah intelektual
dibawakan cenderung beragam. Kelompok belaka tetapi juga menentukan dan menjadi
kolektif yang berisi mahasiswa untuk aktor penggerak dari pada setiap perubahan
melakukan gerakan tersebut cenderung sosial. Mahasiswa yang memiliki
mendasarkan arah geraknya sesuai dengan kecenderungan terhadap isu sosial dan
kesadaran fungsi dan peran sebagai politik tentu terus berpartisipasi terhadap
mahasiswa. “alasan utama terlibat ialah saya perubahan dan intelektualitas yang dimiliki
menyadari bahwa sebagai seorang mahasiswa mahasiswa pada akhirnya tidak membuat
dengan predikat yang melekat kepadanya yakni mereka menjadi mudah puas terhadap
sebagai agent of change, social control, dan iron sesuatu. Sifat dasar mahasiswa tersebut
stock memiliki kewajiban untuk membela kaum yang kemudian menunjang gerakan
tertindas, melawan kedzaliman dan mahasiswa yang begitu masif serta menjadi
ketidakadilan, kesewenang-wenangan, sehingga salah satu kelompok politik yang mampu
menimbulkan kerugian baik secara sosial menekan dan juga gerakan moral yang
maupun kelestarian lingkungan.” menjunjung tinggi moralitas atau
kesesuaian terhadap fungsi dan tatanan
Contoh-contoh gerakan mahasiswa yang telah ada. Gerakan mahasiswa yang
pada tahun-tahun terbaru ini memang ada di setiap zaman baik dalam Orde Lama,
seringkali berorientasi pada gerakan sosial Orde Baru dan juga Reformasi memiliki ciri
baru. Misalnya, gerakan demonstrasi untuk tersendiri dalam melakukan sebuah
advokasi Pedagang Kaki Lima, demonstrasi gerakan sosial. Dengan itu setiap gerakan
terkait fenomena kerusakan lingkungan mahasiswa dapat dianalisis menggunakan
yang terjadi di Desa Lakardowo Kabupaten berbagai kekayaan teori pada studi gerakan
Mojokerto, demonstrasi terkait dengan sosial dan politik. Contohnya gerakan
konflik lingkungan dan agraria di Waduk Angkatan ’66, gerakan yang berujung pada
Sepat Surabaya, juga demonstrasi dengan peristiwa Malari 1974, dan gerakan
tuntutan atas adanya Undang-Undang yang Reformasi 1998 yang dapat ditinjau dari
dinilai semakin menindas rakyat. Melalui gerakan sosial lama dan teori deprivasi
hal itu pada dasarnya gerakan mahasiswa relatif serta gerakan mahasiswa akhir-akhir
memiliki arah gerak yang moralis sekalipun ini yang lebih menunjukkan gerakan sosial
banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak baru hingga dapat dianalisis menggunakan
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

101
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

pisau teori budaya. dan Negara. Jakarta: Inti Sarana Aksara.

Akbar, I. (2016). Demokrasi Dan Gerakan Sosial


Kemudian dengan itu, orientasi (Bagaimana Gerakan Mahasiswa Terhadap
gerakan memiliki warna tersendiri daripada Dinamika Perubahan Sosial). Jurnal Wacana
mahasiswa dalam bergerak di setiap era Politik, 1(2), 107-115.https://jurnal.unpad.ac.id/
kemudian dapat dilihat dari bagaimana wacanapolitik/article/view/11052/pdf
mereka melakukan aksi publik serta Aminah, S. (2019). Pengantar Metode Penelitian
dampak yang dihasilkan dan juga respon Kualitatif Ilmu Politik. Jakarta: Kencana.
respon mereka terhadap ketidakadilan dan Aribowo. (2020). Peta Teori Gerakan Sosial.
juga ketidaksesuaian yang ada di dalam Surabaya: Airlangga University Press.
pemerintahan dan negara. Gerakan
Budiman, A. (1978). The Student Movement in
mahasiswa yang mewarnai pembabakan Indonesia: A Study of the Relationship
sejarah di dalam pemerintahan dan jalannya between Culture and Structure. Asian Survey,
negara Indonesia kemudian memberikan 18(6), 609-625. https://online.ucpress.edu/as/
dinamika tersendiri yang kemudian pada article-abstract/18/6/609/21369/The-Student-
Movement-in-Indonesia-A-Study-of-the?
akhirnya mengerucut kepada sebuah
redirectedFrom=fulltext
gerakan sosial yang menjunjung tinggi
moral maupun kekuatan politik yang Burgess, P. M. & Hofstetter, C. R. (1971). The
“Student Movement”: Ideology and Reality.
mempengaruhi kekuatan lain sehingga
Midwest Journal of Politiccal Science, 15(4), 687-
kemudian mampu menjadi sebuah gerakan 702. https://www.jstor.org/stable/2110048
yang efisien dan efektif. Sehingga dengan
Curran, D. J. and Renzetti, C. M. (1990). Social
itu pula, gerakan mahasiswa juga lebih
Problems (2nd ed). Massachusetts: Allyn and
menunjukkan sebagai tipe gerakan moralis, Bacon.
bukan politis meskipun itu tergantung pada
Jazimah, I. (2013). MALARI: Studi Gerakan
pilihan dari mahasiswa itu sendiri.
Mahasiswa Masa Orde Baru. Agastya: Jurnal
Sejarah Dan Pembelajarannya, 3(01). http://e-
Penelitian terkait arah gerak journal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/
mahasiswa ini menekankan atas saran view/902
untuk tetap memperkuat gerakan
Jenjins, J. C. (1983). Resource Mobilization Theory
mahasiswa sebagai gerakan moral yang and the Study of Social Movements. Annual
membela kepentingan rakyat. Untuk Review of Sociology, 9, 0527-553. https://
rekomendasi terhadap penelitian www.researchgate.net/
selanjutnya, kiranya kehadiran Partai publication/234838252_Resource_Mobilization
_Theory_and_the_Study_of_Social_Movement
Politik Mahasiswa dan perpecahan aliansi
s
mahasiswa di era saat ini menjadi sebuah
fenomena yang menarik untuk lebih dalam Klandermans, B. (1997). The Social Psychology of
Protest. Oxford: Blackwell.
ditelisik.
Lipset, S. M. (1968). Student and Politics in
DAFTAR PUSTAKA Comparative Perspective. Daed alus, Stud ents
and Politics, 97(1), 1-20. https://www.jstor.org/
Ali, F. (1985). Mahasiswa, Sistem Politik di Indonesia

CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

102
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis

stable/i20023793 Usman, S. (1999). "Arah Gerakan Mahasiswa:


Gerakan Politik Ataukah Gerakan Moral?"
Lipset, S. M. & Altbach, P.G. (1969). Student in
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 3(2), 146-163.
Revolt. Boston: Houghton Muffin & Co.
https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/
Maiwan, M. (2016). Hegemoni, Kekuasaan, Dan view/11136/8377
Gerakan Mahasiswa Era 1990-an: Perspektif
Wahyudi. (2010). Formasi dan Struktur Gerakan
Dan Analisa. Jurnal Ilm iah Mim bar
Sosial Petani [studi Kasus Gerakan
Demokrasi, 16(1), 49-69. http://journal.unj.ac.id/
Reklaiming/Penjarahan Atas Tanah PTNP XII
unj/index.php/jmb
(Persero) 0Kalibakar, Malang Selatan’]. Jurnal
Meyer, D. S. dan Whitter N. (1994). Social Movement Masyarakat & Budaya. 12(1). https://
Spillover. So cial Pro blems, 41(20), 277-298. jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/162
https://www.jstor.org/stable/3096934

Rosyad, R. (2006). A Quest for True Islam: A Study of


the Islamic Resurgence Movement among the
Youth in Bandung, Indonesia. Canberra: ANU
Press.

Sanit, A. (1999). Gerakan Mahasiswa 1970-1973,


Pecahnya Bulan Madu Politik. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.

Sanit, A. (1999). Pergolakan Melawan Kekuasaan,


Gerakan Mahasiswa Antara Aksi Moral dan
Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Insist
Press.

Sanit, A. (1981). Sistim Politik Indonesia. Jakarta:


Penerbit CV Rajawali.

Sarlito W, et al. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta:


Salemba Humanika.

Sebastian, L., Chen, J., & Syailendra, E. (2014).


PEMUDA RISING: WHY INDONESIA
SHOULD PAY ATTENTION TO ITS YOUTH.
Singapore Rajaratnam School of International
Studies. https://www.jstor.org/stable/
resrep05897.7?seq=1

Setiadi, E. M. dan Kolip, U. (2013). Pengantar


Sosiologi Politik. Bandung: Prenamedia
Group.

Sukmana, O. (2016). Konsep dan Teori Gerakan


Sosial. Malang: Intrans Publishing.

Sulistyo, H. (ed). (1988). Politik dan Mahasiswa:


Perspektif dan Kecenderungan Masa Kini.
Jakarta: Yayasan API dan PT. Gramedia.

CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan

103

You might also like