Professional Documents
Culture Documents
How to Cite: Mardianti, E. (2022). Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis
Atau Gerakan Politis. POLITICOS: Jurnal Politik d an Pem erintahan, 2 (2): 82-103. Doi: https://doi.org/10.22225/
politicos.2.2.2022.82-103
Abstract
Students as part of the intellectual group in Indonesia with their various movements have a very crucial role. In the three
orders of power, students always show their existence in the national political process. In the old order era, students
became one of the political forces with the presence of various organizations that actively participated in providing input to
the current political system. Continuing with Suharto's rule, students with social movements were one of the reasons for
the fall of the authoritarian regime that had been in power for a long time. The dynamics continue. After the change of
government structure, even though the student movement of the reform order was often considered lost, it still showed its
existence by providing input on government policies. Movements in this reform era often brought up quite new issues
related to the environment or human rights. This study discusses the direction of the student movement with its various
dynamics that occur in the vortex of the three orders of power. Social movement theory is used as an analytical tool in this
research. This study also uses descriptive qualitative research methods and literature review techniques with primary data
sources obtained through interviews with students who are actively involved in the student movement and secondary data
whose sources are obtained from books, scientific articles, or mass media. The conclusion obtained from the results of this
study is that the various movements launched by students are often moralist movements, although the realm of the
movements often leads to the political realm. Students tend to move on the will and concerns of the people without trying
to position themselves to achieve certain political power or position.
Keywords: mo ra list mo vement; o rders o f po w er; so cia l mo vement; student mo vement
Abstrak
Mahasiswa sebagai bagian dari kelompok intelektual di Indonesia dengan berbagai pergerakannya memiliki
peran yang sangat krusial. Dalam tiga orde kekuasaan sekaligus, mahasiswa selalu menunjukkan eksistensinya
dalam proses perpolitikan nasional. Era orde lama, mahasiswa menjadi salah satu kekuatan politik dengan
hadirnya berbagai organisasi yang turut aktif memberikan input pada sistem politik yang berjalan. Berlanjut
pada orde kekuasaan Soeharto, mahasiswa dengan gerakan sosial yang dilakukan menjadi salah satu sebab
tumbangnya rezim otoriter yang cukup lama berkuasa. Dinamika terus berlanjut. Pasca peristiwa pergantian
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
82
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
struktur pemerintahan tersebut, pergerakan mahasiswa orde reformasi sekalipun sering dianggap kehilangan
arah tetap menunujukkan eksistensinya dengan memberikan input pada kebijakan pemerintahan. Gerakan
pada era reformasi ini kerapkali membawa isu-isu yang cukup baru baik terkait lingkungan ataupun HAM.
Penelitian ini membahas mengenai arah gerakan mahasiswa dengan berbagai dinamikanya yang terjadi dalam
pusaran tiga orde kekuasaan. Teori gerakan sosial digunakan sebagai alat analisis dalam penelititian ini.
Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan teknik kajian pustaka dengan
sumber data primer yang diperoleh melalui wawancara kepada mahasiswa yang terlibat aktif dalam gerakan
mahasiswa dan data sekunder yang sumbernya diperoleh baik dari buku, artikel ilmiah, ataupun media
massa. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yakni berbagai gerakan yang dilancarkan oleh
mahasiswa seringkali bersifat gerakan moralis, meskipun ranah pergerakannya seringkali menuju pada ranah
yang politis. Mahasiswa cenderung bergerak atas kehendak dan kerisauan rakyat tanpa berusaha
menempatkan diri untuk mencapai kekuasaan atau kedudukan politik tertentu.
Kata kunci: gerakan moralis; orde kekuasaan; gerakan social; gerakan mahasiswa
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
83
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
84
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
85
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
gerakan yang kedua yakni arah gerakan teori-teori dalam mengkaji sebuah gerakan
yang cenderung politis, maka dapat terus menerus mengalami perkembangan
dijabarkan bahwa gerakan yang dilakukan sehingga kekayaan kajian teoritis
oleh mahasiswa tersebut sama dengan menjadikan gerakan sosial tidak hanya
gerakan yang memiliki arah sebagai dipandang sebagai bentuk praksis. Secara
gerakan moralis. Namun dalam gerakan mendasar, gerakan sosial (so cial
politis ini disebutkan bahwa energi yang movements) merupakan suatu perilaku kolektif
dihasilkan dari gerakan mahasiswa tersebut dengan maksud untuk mendorong
harus diletakkan sebagai kekuatan yang perubahan pada tatanan sosial yang sudah
nyata dalam percaturan atau arena politik. ada. Perlu digarisbawahi bahwa gerakan
Hal ini memiliki artian bahwa mahasiswa sosial dilakukan secara kolektif atau
akan melakukan gerakannya dengan bersama dan biasanya merupakan upaya
menempati kedudukan dalam institusi untuk menentang keadaan sosial yang
pemerintahan. Arah gerakan ini tentu dinilai tidak mensejahterakan masyarakat
memiliki karakteristik yang cukup berbeda ke arah perubahan sosial yang lebih baik.
dengan arah gerakan yang moralis. Gerakan (Locher, 2002) dalam (Aribowo, 2020)
yang bersifat politis lazimnya memiliki arah menegasi terdapat perbedaan antara
pada usaha dalam penciptaan gerakan atas gerakan sosial pada dalam masyarakat
sebab kepentingan politik tertentu sehingga dengan berbagai perilaku kolektif lainnya
mahasiswa cenderung harus memiliki sifat yang terjadi di dalam masyarakat yakni
yang profesional sebagai politisi. Sedangkan terletak pada aspek pertimbangan
dalam gerakan yang bersifat moralis, maka (deliberate), daya tahan (enduring), dan
peran mahasiswa hadir sebagai pengorganisasiannya (o rganized ). Studi
komunikator dengan kegiatan-kegiatan terkait dengan gerakan sosial ini kemudian
yang cenderung memiliki sifat membela secara kateogeris menurut (Singh, 2001)
rakyat atas hadirnya penindasan dan terbagi menjadi tiga bentuk yakni gerakan
melencengnya fungsi dan peran dari sosial lama dan gerakan sosial baru
institusi pemerintahan. Gerakan moralis (Sukmana, 2016). Dalam bentuk gerakan
lebih jernih dalam memperjuangkan hak- lama, teori psikologi sosial dominan
hak rakyat dengan membangun atensi mewarnai studi dalam kategori ini. Teori
melalui gerakan yang dilakukan (Usman, psikologi sosial menjelaskan dimana
1999). Tentu arah gerakan ini tampak dalam gerakan sosial dipandang dari sudut
berbagai gerakan yang dilakukan oleh pandang dan aspek psikologis dari para
mahasiswa. pelaku gerakan. Bisa dari aspek kepribadian
ataupun pola pemikiran yang tereduksi di
Dinamika-dinamika yang terjadi dalam tubuh individu sehingga bisa
dalam berbagai gerakan mahasiswa tersebut mendorong suatu kegiatan kolektif. Dalam
menjadi latar belakang yang menarik untuk bentuk klasik ini, teori deprivasi relative
ditelisik menggunakan teori-teori gerakan termasuk didalamnya. Relative Deprevation
sosial. Apalagi dalam studi gerakan sosial,
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
86
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
87
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
diperoleh melalui wawancara dengan gerakan sosial terdiri atas tujuh jenis, yakni
beberapa narasumber yang merupakan gerakan protes, gerakan religius, gerakan
mahasiswa dengan kepemilikan kedudukan perpindahan, gerakan komunal, gerakan
di organisasi mahasiswa sekaligus terlibat ekspresif, gerakan regreasif, serta gerakan
aktif dalam berbagai aksi Gerakan personal. Dalam hal ini, gerakan mahasiswa
Mahasiswa. Sementara data sekunder dalam konteks gerakan sosial dapat
diperoleh dengan menggunakan teknik tergolong di antara beberapa jenis tersebut.
kajian pustaka yang rujukannya berasal dari
berbagai sumber baik media cetak seperti Orientasi gerakan dalam gerakan
buku, media daring seperti e-book, artikel sosial ini sendiri bertujuan untuk
ilmiah yang berbentuk e-journal, maupun mengartikulasikan beberapa tujuan
berbagai media massa yang terkait dengan eksplisit, seperti pengubahan atas kebijakan
topik Gerakan Mahasiswa. Dengan metode di sektor negara, privat, norma budaya,
deskriptif kualitatif yang digunakan, maka serta mempengaruhi beberapa target secara
pengoperasionalan datanya berkisar pada tidak langsung (Meyer & Whittier, 1994).
beberapa tahap diantaranya pengumpulan Lebih lanjut, gerakan sosial dapat dilihat
data, reduksi data, penginterpretasian data, dari bagaimana aksi publik mereka, serta
dan penarikan kesimpulan. dampak yang dihasilkan terhadap negara
ataupun respon organisasi dalam
III.HASIL DAN PEMBAHASAN menantang negara. Disebutkan bahwa
gerakan ini dapat memberikan efek dari
Melihat Gerakan Mahasiswa dari satu pihak ke pihak lainnya, sebagai respon
Perspektif Gerakan Sosial kolektif, identifikasi potensi kekuatan,
kerentanan dalam struktur politik, serta
Gerakan mahasiswa tidak dapat
mempengaruhi peluang restrukturisasi
sekadar dilihat dari sudut individu
politik di lingkup eksternal (Meyer & Nancy
mahasiswa itu sendiri. Hal tersebut
Whittier, 1994).
dikarenakan gerakan mahasiswa
merupakan gabungan dari berbagai macam Gerakan sosial dapat lahir dari adanya
kelompok mahasiswa yang tergabung deprivasi relatif, suatu kondisi di mana
untuk menuntut hal-hal tertentu. Oleh seorang individu terdapat pada situasi
karenanya, teori gerakan sosial digunakan serba kekurangan serta kurang beruntung.
oleh peneliti sebagai pisau analisis untuk Hal ini kemudian membuat terdapat
mengkaji gerakan mahasiswa dari setiap perbedaan antara harapan yang dimiliki
masa di Indonesia. Secara definitif, gerakan oleh seseorang terhadap kenyataan yang
sosial dimaknai sebagai upaya dengan dihadapinya Davis dalam (Sarlito et. Al,
Tindakan yang dikehendaki sekelompok 2009). Perbedaan tersebut kemudian
orang dengan tujuan mencapai sebuah menjadikan seseorang memiliki rasa
perubahan tertentu (Sukmana, 2016). Setiadi ketidakpuasan atas apa yang sedang
dan Kolip (2013) menuliskan bahwa dihadapinya. Namun, Klandermans (2005)
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
88
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
89
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
Januari (Malari 1974). Terjadinya peristiwa perusahan yang berasal dari Jepang.
Malari yang mana mahasiswa banyak Memang benar, atas hadirnya kebijakan
terlibat dalam pergerakannya ini tersebut, GDP nasional naik secara
mengingatkan peneliti pada asumsi-asumsi signifikan sebesar 42% sehingga memacu
dasar salah satu teori gerakan sosial klasik pertumbuhan lebih dari 7%. Sehingga atas
yakni Relative Deprevatio n Theo ry. Dalam itu, pemerintah telah merasa menapaki jalan
teori ini, tokoh-tokoh psikologi sosial seperti yang benar dalam berbagai keputusan yang
Ted Robert Gurr, Denton E. Morrison dan ditetapkan. Namun di pihak lain, utamanya
James Davis memberikan gambaran bahwa mahasiswa merasa upaya perbaikan dengan
perilaku massa yang agresif muncul sebagai hasil yakni pertumbuhan ekonomi yang
implikasi atas adanya frustasi dalam cukup tinggi tersebut hanyalah semu belaka
masyarakat (Aribowo, 2020). Kekecewaan karena kesenjangan dalam masyarakat
dan frustasi tersebut disebabkan karena semakin lebar. Korupsi merajalela yang
masyarakat mengalami suatu kesenjangan didukung abuse o f po w er dari birokrat
antara “nilai yang diharapkan” dengan pemerintah yang juga melakukan tindakan
“nilai kapabilitas”. Hal tersebut selaras kolusi secara masif. Kemiskinan semakin
dengan gambaran sebab terjadinya gerakan- terlihat, apalagi ditunjang dengan
gerakan mahasiswa yang berujung pada represifitas negara sehingga kemudian
Tragedi Malari yang akan digambarkan menciptakan frustasi dan kekecewaan dari
secara singkat. kalangan mahasiswa.
Ketidakadilan,kesenjangan, manipulasi,
Pada tahun 1967-an, atas warisan era penderitaan rakyat semakin dirasakan.
orde lama yang mana pertumbuhan Sehingga hal-hal tersebut terakumulasikan
perekonomian tidak mengalami kenaikan pada peristiwa Malari 1974.
bahkan cenderung menurun, pemerintah
orde baru kemudian gencar melakukan Tragedi Malapetaka 15 Januari 1974
berbagai upaya dengan menciptakan adalah puncak kekecewaan mahasiswa
kebijakan-kebijakan yang memiliki tujuan terhadap kebijakan politik dan ekonomi
dalam meningkatkan pertumbuhan rezim Soeharto yang dinilai tidak hanya
ekonomi meskipun berbagai kebijakan semakin menambah penderitaan rakyat
tersebut bercorak kapitalistik. Salah satu tetapi juga memperlihatkan represifitas
kebijakan yang diterapkan yakni kebijakan dengan otoritarianisme dan arogansi
PMA atau kebijakan Penanaman Modal pemerintah (Usman, 1999). Atas
Asing yang bertujuan untuk menarik kekecewaan tersebut dengan didukung oleh
investor asing demi mewujudkan momentum kehadiran Perdana Menteri
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jepang Tanaka sebagai simbol utama
Kebijakan PMA ini kemudian menimbulkan hadirnya kesenjangan sosial akibat investor
eksploitasi besar-besaran pada sumber daya asing, maka tindakan agresif dari anggota
alam oleh perusahaan-perusahaan asing gerakan terjadi. Kerusuhan dengan
khususnya yang paling banyak yakni pembakaran toko, mobil, dan kekerasan-
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
90
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
kekerasan yang lain menunjukkan bahwa tuntutan pada rezim orde baru yang dapat
asumsi dasar dari teori deprivasi relatif dikatakan rezim yang cukup otoriter dalam
terbukti. Kefrustasian akibat kesenjangan menterjemahkan kekuasaan.
tersebut akhirnya memunculkan tindakan
yang melawan atau memberontak dari para Berbondong-bondongnya indi-vidu
peserta gerakan sebagai bagian dari sebagai bagian atas kelompok mahasiswa
masyarakat dengan harapan hak-hak untuk dengan kekecewaan dan keresahan yang
mendapat kesejahteraan dapat kembali ada dalam diri masing-masing juga
diperoleh. Hal ini juga selaras bahwa menunjukkan bahwa teori gerakan sosial
deprivasi relatif tidak hanya terbatas pada yakni teori deprivasi relatif dapat
persoalan tujuan dan keinginan yang menjelaskan hal ini. Denton E. Morrison
berusaha diperoleh, namun juga berkaitan dalam penjelasan teori ini meyakini bahwa
dengan tujuan yang menurut individu munculnya suatu gerakan sosial dan politik
merupakan hak yang pantas diperoleh dan didasarkan atas hadirnya pengelompokkan
mesti dipenuhi kembali (Aribowo, 2020). atau berkumpulnya orang-orang yang
sedang mengalami deprivasi relatif
Selanjutnya, salah satu gerakan lain (Aribowo, 2020), yang kemudian dengan itu
yang cukup membekas pada catatan digambarkan dengan berbondong-
memori pergerakan mahasiswa di Indonesia bondongnya mahasiswa untuk menuntut
yakni Gerakan Reformasi 1998 dengan kehadiran reformasi dalam semua bidang.
romantisme yang masih sering dikenang Dengan itu juga dapat dijelaskan sekaligus
oleh mahasiswa hingga saat ini. Gerakan menyangkal bahwa gerakan sosial yang
tersebut jika dianalisis juga mucul akibat sebelumnya banyak diterjemahkan tidak
hadirnya kekecewaan dari masyarakat serta merta lahir dari seseorang yang hina-
akibat kesewenangan rezim orde baru. dina dan tidak memiliki daya sama sekali
Ketidakpuasan dan rendahnya kepercayaan sehingga membentuk suatu kelompok,
mahasiswa sebagai akibat atas semakin melainkan gerakan sosial juga muncul dari
tidak terjaminnya kesejahteraan masyarakat kelompok sosial yang dalam contoh kasus
dengan sebab penyelewengan para elit ini yakni mahasiswa yang relatif
pemerintahan berujung pada hadirnya berpengalaman dan menginginkan
gerakan sosial yang mana atas gerakan ini, perubahan secara berkesinambungan.
perubahan struktur kekuasaan terjadi
setelah 32 tahun pemerintahan dipegang Selain itu, akibat gerakan mahasiswa
oleh pemimpin yang sama. Gerakan yang tercermin atas gerakan Malari dan
Reformasi 1998 ini terjadi dengan situasi Reformasi 1998 ini juga menunjukkan
berbondong-bondongnya berbagai elemen kehadiran perspektif dari teori politik yang
masyarakat utamanya masyarakat kelas ditawarkan oleh K. Polanyi dalam
menengah yang banyak diwakili oleh (Aribowo, 2020), bahwa K. Polanyi
mahasiswa untuk menduduki gedung memandang gerakan sosial merupakan
perwakilan di Senayan dengan tuntutan- ekspresi individual yang diungkapkan
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
91
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
secara kolektif sebagai reaksi regulasi yang perjuangan dalam gerakan lingkungan
mendukung ekspansi kapitalis oleh negara hidup karena UU Minerba yang disahkan
seperti berbagai kebijakan yang pro oleh pemerintah rezim reformasi ini
kapitalis internasional yang menyebabkan disinyalir lebih memihak pada pengusaha
Tragedi Malari 1974 dan tujuan pada usaha batu bara tanpa memperhatikan ekosistem
menumbuhkan kembali pengaturan- serta keberlajutan pelestarian lingkungan
pengaturan yang demokratis oleh negara dengan menyisihkan penguatan mengenai
yang tercermin dari tuntutan pada gerakan analisis mengenai dampak lingkungan
mahasiswa pada tahun 1998. Dalam hal ini, (AMDAL).
K. Polanyi sangat terlihat memberikan
pandangan mengenai gerakan sosial dan Dengan itu pergerakan-pergerakan
politik degan muara pada teori Marxian. yang dilakukan oleh mahasiswa ini dapat
dilihat juga menggunakan analisis teori
Selain pada teori psikologi dan teori budaya yang mana pendekatan ini
politik itu, ketika melihat kembali pada menerangkan bahwa mahasiswa
kesimpulan sebelumnya bahwa gerakan menekankan pada keyakinan tentang diri
mahasiswa dapat dilihat dalam analisis sendiri dan situasi sosial dan politik
segala bentuk teori gerakan sosial dengan seseorang, serta menekankan pengalaman
mengacu pada isu yang disuarakan, terlihat pendidikan dalam gerakan sosial dan
pada contoh-contoh yang akhir-akhir ini masyarakat secara keseluruhan sehingga
muncul bahwa gerakan mahasiswa dapat gerakan yang dilakukan dapat dikatakan
ditinjau dari teori yang lain. Gerakan yang sebagai gerakan yang hanya
dilakukan oleh mahasiswa dengan isu-isu mengekpresikan bentuk budaya. Atas itu
yang disuarakan dalam tahun-tahun dengan ini juga dapat disimpulkan bahwa
terakhir juga menunjukkan bahwa gerakan berbagai gerakan yang dilakukan oleh
mahasiswa dilakukan dengan tuntutan- mahasiswa seringkali bersifat moralis,
tuntutan yang dapat dilihat dalam cakupan meskipun ranah pergerakannya seringkali
teori gerakan sosial baru. Sebelumnya, perlu menuju pada ranah yang politis. Mahasiswa
diketahui bahwa teori gerakan sosial baru cenderung bergerak atas kehendak dan
ini tidak hanya menaruh fokus pada studi kerisauan masyarakat banyak atau rakyat
besar seperti gerakan petani, buruh, tanpa berusaha menempatkan diri untuk
nasionalisme, dan lainnya, melainkan juga mencapai kekuasaan atau kedudukan
pada kajian gerakan hak asasi manusia, politik tertentu. Meskipun dalam hal ini
gerakan kebudayaan, gerakan perempuan, juga tidak dapat dipungkiri terkadang
gerakan lingkungan hidup, dan gerakan gerakan moralis yang terdiri atas individu
kaum minoritas seperti kaum transgender mahasiswa sebagai bagian dari gerakan
(Aribowo, 2020). Contohnya gerakan mengejar ketenaran pribadi yang mana
mahasiswa yang menuntut pada protes ketenaran ini hadir sebagai keuntungan
terhadap UU Minerba. Para mahasiswa yang mendorong ia sebagai mahasiswa
dalam aksi nya ini juga memasukkan unsur untuk terlibat dalam gerakan aksi yang
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
92
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
93
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
beberapa kali sempat dimanfaatkan oleh banyak mahasiswa sebagai bentuk input terhadap
sekali ‘oknum’ untuk tujuan lain seperti negara dengan melemparkan kritik untuk
pencitraan belaka ataupun untuk konteks politik pemerintah, misalnya seperti melakukan
kampus sehingga melenceng dari substansi kajian-kajian akademis yang kemudian
gerakan”. Sehingga oleh karena itu, yang digunakan sebagai salah satu upaya untuk
menentukan gerakan mahasiswa itu mau meghadirkan rekomendasi kebijakan dan
dibawa kemana adalah benar-benar atau dengan menciptakan gerakan-gerakan
mahasiswa itu sendiri yang kemudian turun ke jalan sekaligus membangun
menyadari konsekuensi dari pada pilihan mobilisasi massa bersama masyarakat
yang akan diambil, apakah mahasiswa lebih untuk mendapatkan dukungan dan
menekankan kepada gerakan moral yang menekan pihak tertentu dimana contoh
berfokus kepada pembelaan rakyat kedua ini sifatnya cenderung lebih
terhadap eksploitasi dan juga penindasan menyangkut fisik. Tentu bermacam bentuk
atau gerakan politik yang terarah untuk gerakan oleh oleh kalangan intelektual
kemudian mobilisasi masyarakat, atau mahasiswa ini sifatnya cenderung non
gerakan kepada tujuan tertentu. Ditambah formal sebab kekuatan yang dilahirkan dan
pilihan lainnya yang tentu menjadi bahan dibangun bersifat Civil So ciety untuk
dasar pertimbangan sebuah gerakan, kemudian memberikan pengaruh terhadap
apakah gerakan mahasiswa ini merupakan kekuatan lain dimana didalam ini
hal yang murni atas penindasan yang telah merupakan pemerintahan.
dialami oleh masyarakat atau hanya
gerakan sintetis atas kemauan dan negosiasi Gerakan mahasiswa yang dilancarkan
politik dengan elit politik yang memiliki dan terjadi dalam setiap pembabakan
kekuatan lebih besar daripada mahasiswa, sejarah pemerintahan akan dijabarkan guna
semua tergantung dari pada mahasiswa itu memberikan komprehensivitas penjelasan
sendiri dan konsekuensi yang ingin mereka atas bagaimana andil mahasiswa melalui
ambil. gerakannya pada setiap orde kekuasaan
yakni baik pada masa orde lama, era orde
Gerakan mahasiswa yang cenderung baru, dan juga reformasi. Dinamika-
lebih membawa aksi-aksi yang memihak dinamika yang akan dipaparkan di dalam
kepada rakyat dengan menentang tulisan ini akan memberikan gambaran
pemerintah melalui energi yang kuat terkait dampak yang diberikan bagi
kemudian bisa menjadi faktor-faktor yang mahasiswa terhadap pemerintah dan juga
menentukan perubahan sosial dan juga bagaimana respon dari pada rezim yang
diiringi dengan mobilisasi massa yang yang juga berbeda-beda di setiap Era sehingga
kuat pula sehingga mahasiswa memiliki kemudian dapat mengidentifikasi terkait
peran di setiap pembabakan zaman dimulai apakah gerakan mahasiswa ini merupakan
pada era orde lama, dilanjutkan era orde gerakan sosial yang berhasil secara moral
baru, dan era reformasi seperti sekarang ini. ataupun kekuatan politik yang mampu
Berbagai gerakan yang dilakukan mempengaruhi kekuatan lain dengan
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
94
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
95
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
kemudian sering kali terjadi pada masa ini. yang diusung oleh mahasiswa untuk
Perebutan kursi-kursi di Senat Mahasiwa, menekan pengaruh PKI, kelompok-
maupun di ruang publik di kampus sering kelompok komunis, serta pihak yang pro
kali terjadi. Pertentangan ini biasanya Soekarno. Didukung oleh beberapa pihak
berlangsung di antara kalangan mahasiswa seperti beberapa elemen dari ‘pemerintah’,
kanan dan juga mahasiswa kiri. Krisis militer (Angkatan Darat), Pemuda ansor
ekonomi, politik, dan demokrasi yang dan juga politisi-politisi sosialis juga
terjadi di era pemerintahan Presiden mendukung gerakan mahasiswa, gerakan
Soekarno pada babak demokrasi terpimpin ini melawan dengan usaha untuk
juga turut menjadi bahan bakar penggerak memberikan tekanan terhadap
gerakan mahasiswa, terutama organisasi pemerintahan Soekarno pada saat itu
mahasiswa yang tidak pro dengan dengan menyuarakan Tritura, atau Tri
Soekarno. Pembangunan berbagai proyek Tuntutan Rakyat. Gerakan mahasiswa yang
mercusuar yang dibarengi dengan dilakukan pada babak ini dikenal dengan
kemandegan politik, sekaligus juga kondisi nama angkatan’66.
harga pokok yang semakin naik dan
perekonomian yang tidak stabil. Kondisi ini Beberapa tokoh yang terkenal
melahirkan sebuah situasi deprivasi relatif tergabung dalam angkatan 66 adalah
yang secara kolektif dialami oleh berbagai Cosmas Batubara, Abdul Ghofur, Zamroni,
elemen masyarakat. Pada kondisi ini, David Napitupulu yang kemudian menjadi
mahasiswa pun tidak terlepas dari dampak pelopor pergerakan berbagai demonstrasi
tersebut. Biaya hidup cenderung semakin yang menentang pemerintahan hingga
naik, juga tarif moda transportasi yang ikut dimana pada akhirnya Presiden Soekarno
mahal, menjadikan banyak dari kalangan menemui mahasiswa-mahasiswa tersebut di
mahasiswa geram dengan situasi yang Istana Negara. Di dalam istana juga
terjadi pada masa itu. mahasiswa melalui KAMI dan presiden
tidak menemui titik temu sehingga
Kondisi ini semakin memuncak, kemudian delegasi dipersilakan untuk
apalagi ketika pada akhir zaman Orde kembali tetapi mahasiswa tidak akan
Lama, terjadi sebuah peristiwa mencekam pulang sebelum PKI telah dibubarkan.
yakni Gerakan 30 September (G30S) dimana Soeharto kemudian keluar dan bertemu
pihak militer (angkatan darat) menganggap dengan mahasiswa sambil mengatakan
peristiwa ini didalangi oleh PKI dan bahwa PKI sudah dibubarkan dan pada 25
underbouw-nya. Dengan semangat anti Februari 1966 KAMI dinyatakan
pemerintahan Soekarno dan anti PKI, dibubarkan. Aktivis aktivis KAMI
terbentuk suatu gerakan mahasiswa kemudian memperoleh jabatan di orde baru
bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa karena telah membantu Presiden Soeharto
Indonesia (KAMI), yang digagas pada untuk memberangus pengaruh komunisme
tanggal 10 hingga 23 Oktober 1965. KAMI dan meruntuhkan orde lama. Inilah yang
inilah yang merupakan sebuah organisasi kemudian seringkali mensinyalir kuatnya
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
96
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
narasi bahwa tujuan gerakan sejak dulu gerakan sosial lama. Hal tersebut
adalah gerakan yang politis dengan tujuan dikarenakan isu-isu yang disuarakan,
peserta aksi itu sendiri untuk mendapatkan dalam Tritura, cenderung berlandaskan
jabatan pemerintahan. ekonomi maupun materi, yang pada saat itu
sedang mengguncang stabilitas Indonesia.
Namun tetap, dengan melihat gerakan
tersebut dalam konteks gerakan sosial, Gerakan Mahasiswa di Masa Orde Baru
angkatan ‘66 lahir dari suatu kondisi
Mahasiswa pada masa Orde Baru erat
deprivasi relatif yang turut menimpa
dengan tradisi politik oposisi sejak awal
sebagian besar masyarakat Indonesia secara
tahun 1970-an. Pada masa ini, mahasiswa
kolektif. Hal ini kemudian membuat
mengorganisir diri secara kolektif dengan
mahasiswa yang pada saat itu merupakan
tujuan guna melancarkan protes terhadap
segelintir kelompok masyarakat yang
pemerintahan presiden Soeharto di berbagai
memiliki privilege lebih dalam mengenyam
sektor dan beragam isu-isu seperti problem
pendidikan dan ide-ide perubahan, turut
terkait korupsi penyelenggara negara,
tergerak dalam memobilisasi massa untuk
Pemilihan Umum 1971 yang tidak adil
melakukan aksi-aksi demonstrasi dalam
sebab adanya berbagai kecurangan yang
menekan pemerintahan Soekarno.
telah terorganisir, serta isu terkait dengan
Diakomodasi oleh organisasi-organisasi
pemborosan uang negara melalui proyek-
yang telah terbentuk pada dekade kedua
proyek seperti Taman Hiburan yakni
tahun sebelumnya, gerakan mahasiswa
Taman Mini Indonesia. Atas itu, berbagai
yang tergabung pada angkatan ‘66 ini
pengawalan dengan tindakan protes-protes
kemudian mencoba untuk menggunakan
yang dilancarkan oleh mahasiswa pada
segala macam sumber daya yang mereka
masa Orde Baru dilancarkan secara
miliki untuk mengorganisir aksi mereka.
bergelombang dari tahun ke tahun.
Kerja sama lintas kelompok juga turut
Meskipun sebetulnya kekuatan mahasiswa
dilakukan oleh gerakan mahasiswa ini, hal
pada masa itu dinilai sangat kecil juga
tersebut tercermin dari penjelasan bahwa
sangat tidak sebanding dengan
mahasiswa pada masa itu juga turut
pemerintahan Presiden Soeharto yang
dibantu oleh beberapa pihak yang pada saat
begitu kuat pada era itu. Namun pada
itu anti komunis dan kontra Soekarno.
perkembangan selanjutnya, mahasiswa
Selain melihat dari adanya deprivasi berhasil menggusur rezim orde baru pada
relatif, gerakan mahasiswa pada orde tahun 1998.
kekuasaan Soekarno ini juga dilaksanakan
Fenomena yang terjadi di pada saat itu
dengan melakukan rapat-rapat, serta
adalah rezim orde baru yang dimana
koordinasi dengan organisasi mahasiswa
merupakan kekuatan yang besar dan
lainnya yang memiliki kesamaan misi,
menjadi rezim yang memiliki persiapan-
gerakan pada masa ini dalam konteks
persiapan yang cukup cermat untuk
gerakan sosial dapat dikatakan sebagai
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
97
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
98
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
99
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
100
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
menunjukkan hadirnya pola gerakan sosial dalam ranah politis. Sayangnya, pada era
baru hingga pada titik analisis ini dengan kemunculan Partai Politik
menggunakan teori budaya yang telah Mahasiswa cenderung mencerminkan
diuraikan pada sub bab sebelumnya. adanya pergeseran sekalipun belum tampak
dalam realitasnya.
Akan tetapi hal yang dapat disangkal
ialah pada era ini, fenomena lahirnya IV.KESIMPULAN
gerakan mahasiswa juga tetap
menunjukkan eksistensinya dengan konsep- Gerakan mahasiswa pada akhirnya
konsep gerakan sosial baru dimana isu yang tidak hanya bergerak pada ranah intelektual
dibawakan cenderung beragam. Kelompok belaka tetapi juga menentukan dan menjadi
kolektif yang berisi mahasiswa untuk aktor penggerak dari pada setiap perubahan
melakukan gerakan tersebut cenderung sosial. Mahasiswa yang memiliki
mendasarkan arah geraknya sesuai dengan kecenderungan terhadap isu sosial dan
kesadaran fungsi dan peran sebagai politik tentu terus berpartisipasi terhadap
mahasiswa. “alasan utama terlibat ialah saya perubahan dan intelektualitas yang dimiliki
menyadari bahwa sebagai seorang mahasiswa mahasiswa pada akhirnya tidak membuat
dengan predikat yang melekat kepadanya yakni mereka menjadi mudah puas terhadap
sebagai agent of change, social control, dan iron sesuatu. Sifat dasar mahasiswa tersebut
stock memiliki kewajiban untuk membela kaum yang kemudian menunjang gerakan
tertindas, melawan kedzaliman dan mahasiswa yang begitu masif serta menjadi
ketidakadilan, kesewenang-wenangan, sehingga salah satu kelompok politik yang mampu
menimbulkan kerugian baik secara sosial menekan dan juga gerakan moral yang
maupun kelestarian lingkungan.” menjunjung tinggi moralitas atau
kesesuaian terhadap fungsi dan tatanan
Contoh-contoh gerakan mahasiswa yang telah ada. Gerakan mahasiswa yang
pada tahun-tahun terbaru ini memang ada di setiap zaman baik dalam Orde Lama,
seringkali berorientasi pada gerakan sosial Orde Baru dan juga Reformasi memiliki ciri
baru. Misalnya, gerakan demonstrasi untuk tersendiri dalam melakukan sebuah
advokasi Pedagang Kaki Lima, demonstrasi gerakan sosial. Dengan itu setiap gerakan
terkait fenomena kerusakan lingkungan mahasiswa dapat dianalisis menggunakan
yang terjadi di Desa Lakardowo Kabupaten berbagai kekayaan teori pada studi gerakan
Mojokerto, demonstrasi terkait dengan sosial dan politik. Contohnya gerakan
konflik lingkungan dan agraria di Waduk Angkatan ’66, gerakan yang berujung pada
Sepat Surabaya, juga demonstrasi dengan peristiwa Malari 1974, dan gerakan
tuntutan atas adanya Undang-Undang yang Reformasi 1998 yang dapat ditinjau dari
dinilai semakin menindas rakyat. Melalui gerakan sosial lama dan teori deprivasi
hal itu pada dasarnya gerakan mahasiswa relatif serta gerakan mahasiswa akhir-akhir
memiliki arah gerak yang moralis sekalipun ini yang lebih menunjukkan gerakan sosial
banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak baru hingga dapat dianalisis menggunakan
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
101
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
102
POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2 (2) (2022)
Gerakan Mahasiswa Dalam Pusaran Tiga Orde Kekuasaan: Antara Gerakan Moralis Atau Gerakan Politis
CC-BY-SA 4.0 License, Copyright 2022, POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan
103