You are on page 1of 9

ANALISIS AKSI DEMONSTRASI MAHASISWA MENOLAK RUU KUHP DAN RUU

KPK: ANTARA SIKAP KRITIS DAN NARSIS

Ilham Syahrul Jiwandono, Itsna Oktaviyanti


Universitas Mataram
ilham_jiwandono@unram.ac.id

Abstract
Various policies issued by the legislative and executive bodies provoke various
demonstrations carried out by students in various regions in Indonesia. This
demonstration is a form of student attention in the sustainability of the Indonesian state.
There are differences in the nuances of the demonstration that were conducted by
students a few decades ago and now. The demonstration is now more a place for student
narcissism. This study aims to analyze the students' critical and narcissistic attitudes in
demonstrations. The research approach uses descriptive qualitative. Retrieval of data
through interviews, observation and documentation. The research phase includes pre-
field, field and data analysis. The location of the study was at the University of Mataram,
Elementary School Teacher Education Study Program. The data sources are students in
the 3rd and 5th semester and lecturers at the University of Mataram, Elementary School
Teacher Education Program. The results showed: (1) The demonstration was triggered by
students' objections to the RUU KPK and the RUU KUHP. (2) Demonstrations bring
positive and negative impacts for students. (3) There was a change in the nuances of the
demonstration conducted by students. If all this time the demonstration was identical with
the criticism of students, but now it has developed into a narcissism arena. (4). Student
narcissism in demonstrations is based on their obsession to get recognition and
appreciation from the community.

Keywords: Demonstration, critical, narcissistic

peraturan perundang-undangan beleid hasil


I. PENDAHULUAN
pembahasan dengan pemerintah. Mereka
Gejayan memanggil, Bengawan serentak menggugat wakilnya di parlemen
melawan, Surabaya menggugat dan sederat pasca disetujuinya RUU KUHP dan RUU
aksi lain di pelosok negeri ini termasuk di KPK. Kedua RUU tersebut dianggap memuat
Malang, Mataram, dan Kendari menjadi bukti pasal kontroversial yang bertentangan dengan
bahwa mahasiswa menaruh perhatian lebih asas keadilan serta bertentangan dengan
terhadap keberlangsungan negara ini. Para kepentingan rakyat.
mahasiswa menyoroti kinerja anggota dewan Mahasiswa sebagai agent of change
khususnya dalam hal perumusan rancangan memang memiliki tanggung jawab untuk

154
Jurnal Asketik: Agama dan Perubahan Sosial
Volume 4 Nomor 1, Juli 2020
membela kepentingan rakyat. Apa yang berbagai poster yang mereka bawa ke lokasi
mereka lakukan adalah hal yang wajar karena demonstrasi yang sebetulnya tidak ada
merasa khawatir kepentingan rakyat akan kaitannya dengan isi RUU tersebut. Sikap
tertindas oleh kepentingan penguasa. Gerakan narsisme yang dilakukan oleh mahasiswa ini
tersebut sementara membuahkan hasil dengan tidak bisa disalahkan mengingat masa yang
ditunda pengesahannya walaupun ending dari dilalui mahasiswa adalah masa remaja yang
demonstrasi di berbagai daerah tersebut berusaha berpenampilan menarik demi
mayoritas berakhir bentrok antara demonstran mendapatkan pengakuan dari lingkungannya
dengan anggota kepolisian. Namun, yang (Engkus, dkk, 2017). Kejadian ini menjadi
menjadi sorotan dalam berbagai aksi ini keunikan tersendiri untuk diteliti karena aksi
adalah peserta demonstrasi yang mempunyai demonstrasi yang terjadi saat ini berbeda
tujuan yang berbeda ketika melakukan dengan tahun-tahun sebelumnya. Gerakan
aksinya. Ada mahasiswa yang memang tahu mahasiswa dari masa ke masa selalu
substansi RUU tersebut sehingga terketuk membawa nuansa yang berbeda sehingga hal
hatinya untuk melakukan aksi. Sikap kritis ini ini menarik untuk diteliti. Demonstrasi saat
tercermin dari cara berkomunikasi mereka ini dipandang bukan hanya identik dengan
ketika diundang ke berbagai stasiun televisi kekritisan mahasiswa dalam menentang
yang terlihat memang cukup mampu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah,
memahami pasal demi pasal yang mereka namun juga menjadi ajang narcissistic
permasalahkan. Sikap kritis yang dimiliki mahasiswa demi eksistensi dirinya di jejaring
oleh mahasiswa perlu dibangun dalam rangka sosial.
memecahkan berbagai persoalan yang mereka II. METODOLOGI PENELITIAN
hadapi (Widiyowati, 2015). Berpikir kritis
Penelitian ini menggunakan metode
juga perlu dimiliki untuk menjawab keraguan
kualitatif. Data yang dihasilkan dari prosedur
antara doktrin dan kebijakan yang
penelitian kualitatif berupa kata tertulis
dikeluarkan (Haviz, 2009).
maupun lisan yang berupa data deskriptif
Di sisi lain, tidak sedikit pula peserta
hasil pengamatan di lapangan. Di sisi lain,
aksi yang hanya ikut-ikutan tanpa tahu apa
Moleong (2018) mengatakan bahwa
substansi RUU tersebut hanya demi eksis di
penelitian kualitatif adalah penelitian yang
jejaring sosial. Hal ini dibuktikan dengan
bertujuan untuk memahami fenomena tentang
155
Jurnal Asketik: Agama dan Perubahan Sosial
Volume 4 Nomor 1, Juli 2020
apa yang dialami oleh subjek penelitian, menyangkut masalah aborsi, korupsi,
misalnya perilaku dan persepsi secara holistik penghinaan presiden, perzinaan hingga
baik berupa deskripsi dalam bentuk kata-kata gelandangan. Salah satu pasal yang
dan bahasa. Tahap-tahap dalam penelitian ini dipermasalahakan adalah Pasal 432 KUHP
meliputi tahap pra lapangan, tahap lapangan, tentang gelandangan yang berbunyi bahwa
dan tahap analisis data. Lokasi penelitian setiap orang yang bergelandangan di jalan
yaitu di program studi Pendidikan Guru atau di tempat umum yang mengganggu
Sekolah Dasar Universitas Mataram. Sumber ketertiban umum dipidana dengan pidana
data dibagi menjadi dua, yaitu sumber data denda paling banyak 1 juta. Pasal ini jelas
primer dan sekunder. Sumber data primer bertentangan dengan UUD NKRI 1945 yang
yaitu mahasiswa semester 3 dan 5 yang mengatakan bahwa fakir miskin dan anak
mengikuti aksi demonstrasi dan dosen telantar dipelihara oleh negara. Hal ini sesuai
sedangkan sumber data sekunder adalah dengan hasil wawancara dengan mahasiswa
berbagai dokumen yang diperoleh dari media peserta aksi demonstrasi yang mengatakan
massa dan hasil observasi serta dokumentasi bahwa gelandangan tidak semestinya dipidana
di lapangan. Teknik pengambilan data karena ulahnya karena termasuk dalam
menggunakan teknik wawancara, observasi, tanggung jawab negara. Narasumber
dan dokumentasi. Teknik analisis data melanjutkan bahwa selama ini pemerintah
menggunakan teknik versi Miles dan masih belum mampu mengatasi permasalahan
Huberman yang menyatakan bahwa ada tiga gelandangan. Hal ini juga sejalan dengan
alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian pendapat Nusanto (2017) yang mengatakan
data, serta penarikan kesimpulan atau bahwa saat ini pemerintah masih belum
verifikasi (Usman, 2009). mampu mengentaskan masalah gelandangan.
III. PEMBAHASAN Berbagai aksi demonstrasi yang
A. Aksi Demonstrasi dan Dampaknya Bagi dilakukan oleh mahasiswa memiliki dampak
Mahasiswa yang besar, baik dampak negatif dan dampak
Terdapat berbagai pasal kontroversial positif. Dilihat dari sisi positif, hasil
dalam RUU KUHP dan RUU KPK yang wawancara dengan narasumber diperoleh
menjadi pemicu mahasiswa melancarkan informasi bahwa dampak positif dari
aksinya. Pasal-pasal tersebut diantaranya demonstrasi adalah timbulnya semangat

156
Jurnal Asketik: Agama dan Perubahan Sosial
Volume 4 Nomor 1, Juli 2020
dalam menyampaikan aspirasi serta memiliki ekonomi. Hasil wawancara dengan
rasa solidaritas yang tinggi antar sesama narasumber lain diperoleh informasi bahwa
demonstran, walaupun tidak saling mengenal dampak negatif demonstrasi adalah dapat
namun tujuannya sama yaitu menyampaikan memicu ketegangan masyarakat dengan
aspirasi demi kepentingan masyarakat. Hal ini lembaga negara, salah satunya adalah DPR di
diperkuat hasil dokumentasi di lapangan yang mana seharusnya DPR merupakan
menunjukkan bahwa banyak peserta aksi representasi dari kepentingan rakyat. Selain
yang saling membantu diantaranya itu, demonstrasi juga memicu terjadi
menyiapkan air minum dan makanan. ketegangan antara peserta dengan pihak
Narasumber lain menjelaskan bahwa dampak kepolisian yang bisa menyebabkan kerugian
positif dalam mengikuti aksi demonstrasi materiil yang jumlahnya tidak sedikit.
adalah memiliki rasa bangga terhadap dirinya Rusaknya fasilitas umum dan jatuhnya korban
karena telah diberi kesempatan untuk meninggal maupun terluka ketika aksi
menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia. Dia demonstrasi beberapa waktu yang lalu
melanjutkan bahwa mengikuti aksi menjadi bukti bahwa demonstrasi juga
demonstrasi merupakan salah satu bentuk memiliki dampak negatif yang besar. Hasil
partisipasi politik selain melalui pemilihan dokumentasi di lapangan menunjukkan bahwa
umum. banyak peserta aksi demonstrasi yang
Selain dampak positif, aksi demonstrasi berjatuhan dikarenakan gas air mata yang
juga banyak dampak negatifnya, apalagi jika ditembakkan oleh aparat kepolisian. Hal ini
aksi tersebut berujung aksi kerusuhan. Salah dipicu oleh ulah beberapa oknum yang
satu dampak terbesar jika aksi demonstrasi berusaha merusak fasilitas umum dan
berujung kerusuhan adalah ketidakstabilan berusaha memprovokasi aparat kepolisian.
ekonomi. Banyak investor luar negeri yang
berpikir dua kali sebelum menanamkan B. Sikap Kritis Mahasiswa dalam Aksi
modalnya di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Demonstrasi Menolak RUU KUHP dan
hasil wawancara dengan narasumber yang RUU KPK
mengatakan bahwa demonstrasi yang berakhir Salah satu narasumber menjelaskan
dengan kerusuhan akan membuat negara bahwa alasan mereka mengikuti demo adalah
menjadi tidak stabil, utamanya di bidang ingin menuntut keadilan karena mereka

157
Jurnal Asketik: Agama dan Perubahan Sosial
Volume 4 Nomor 1, Juli 2020
merasa keberatan dengan aturan-aturan yang salah satu pilar perubahan. Sikap kritis
dibuat dan menganggap pasal-pasal yang ada mahasiswa ini ditunjukkan kepada lembaga
di RUU KUHP tersebut tidak masuk akal. legislatif dan eksekutif sebagai pembuat dan
Narasumber melanjutkan bahwa dia pelaksana kebijakan politik. Kenyataan di atas
mengikuti demo sebagai bentuk pertisipasi sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Hasse
dalam demokrasi demi mewakili rakyat (2012) bahwa respon mahasiswa terhadap
Indonesia. Demonstrasi adalah bagian dari berbagai kebijakan di tingkat daerah maupun
partisipasi politik. Partisipasi politik pusat sangat tinggi. Aksi demonstrasi yang
merupakan elemen yang sangat penting dalam dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk
negara demokrasi, termasuk Indonesia. kontrol terhadap kebijakan negara yang
Demonstrasi juga merupakan salah satu bukti dianggap bertentangan dengan kepentingan
modernisasi politik. rakyat. Demonstrasi yang dilakukan oleh
Narasumber lain menjelaskan bahwa mahasiswa seyogyanya tidak perlu
dia ikut demo karena ingin berartisipasi dalam dipermasalahakan bahkan perlu diapresiasi
rangka menolak keputusan-keputusan yang sebagai bentuk keberpihakan kepada
tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. masyarakat. Sikap kritis mahasiswa sangat
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa penting dimiliki oleh mahasisswa agar
seharusnya pemerintah membuat peraturan mereka mampu bersikap rasional dalam
yang bisa membuat rakyat menjadi lebih maju menentukan pilihannya (Widiyowati, 2015).
dan sejahtera. Dari kedua pendapat di atas C. Fenomena Sikap Narsis Mahasiswa
terlihat bahwa mahasiswa memiliki sikap dalam Aksi Demonstrasi Menolak RUU
yang kritis terhadap peraturan perundang- KUHP dan RUU KPK
undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Perkembangan teknologi telah
Hasil observasi di lapangan juga membawa dampak yang besar dalam tatanam
menunjukkan bahwa mereka dengan kehidupan bernegara. Terjadi perubahan
semangatnya menyampaikan aspirasinya di nuansa demonstrasi yang dilakukan
depan gedung DPRD Provinsi Nusa Tenggara mahasiswa dari masa ke masa. Sikap kritis
Barat demi bertemu dengan wakilnya. Sikap mahasiswa dalam demonstrasi bukan
ini patut diacungi jempol karena merupakan hal yang baru. Sejak beberapa
menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan dekade yang lalu, sikap kritis mahasiswa

158
Jurnal Asketik: Agama dan Perubahan Sosial
Volume 4 Nomor 1, Juli 2020
salah satunya memang diimplementasikan demonstrasi hanyalah sebagai media untuk
dalam bentuk demonstrasi. Namun, apa yang menyalurkan kesenangan pribadi. Hal ini
dilakukan mahasiswa beberapa waktu lalu sesuai dengan pendapat Engkus, dkk (2017)
merupakan hal baru yang jarang dijumpai, yang mengatakan bahwa seseorang yang
yaitu narsis. Salah satu narasumber memiliki kecenderungan narsis lebih tertarik
mengatakan dia ikut demonstrasi karena terhadap hal-hal yang berbau kesenangan
hanya ingin meramaikan tanpa tahu substansi pribadi semata. Narsisme yang mereka
apa yang sedang diaspirasikan. Mereka lakukan di tengah-tengah aksi demonstrasi
membawa kertas yang ditulisi berbagai bisa mengindikasikan bahwa mereka kurang
tulisan yang sebenarnya tidak ada kaitannya mendapatkan perhatian pada masa kecil. Hal
dengan substansi demonstrasi yang kemudian ini sesuai dengan pendapat Halgin dan
mereka upload ke media sosial. Hal ini Whitbourne (2010) yang menjelaskan bahwa
didukung oleh fakta yang menunjukkan seseorang yang cenderung memiliki
bahwa media sosial adalah salah satu media kebiasaan narsisme didasari kurangnya
yang mendukung sikap narsis (Izzati dan perhatian pada masa anak-anak.
Irma, 2018). Sikap narsis yang dimiliki oleh Sikap narsisme mahasiswa di tengah
mahasiswa merupakan pertanda bahwa aksi demonstrasi juga menunjukkan bahwa
mereka memiliki kecintaan terhadap diri mereka memiliki obsesi untuk menjadi
sendiri dan ingin mendapatkan perhatian dari seseorang yang mempunyai kedudukan
orang lain (Santi, 2017). Narsisnya superior dengan mengikuti berbagai peristiwa
mahasiswa dalam aksi demonstrasi penting yang terjadi di tengah-tengah
menunjukkan bahwa manusia selalu ingin masyarakat. Hasil wawancara dengan
menampilkan keterlibatannya dalam peristiwa narasumber diperoleh informasi bahwa
penting. mereka membawa poster-poster yang tidak
Hasil dokumentasi di lapangan juga ada hubungannya dengan subtansti
menunjukkan bahwa banyak peserta aksi demonstrasi hanya karena ingin menunjukkan
demonstrasi yang hanya berfoto ria di tengah- eksistensi dirinya serta ingin mendapat
tengah aksi demonstrasi lalu kemudian di pengakuan, kekaguman, dan penghargaan
upload di media sosial mereka. Apa yang oleh sesamanya.
mereka lakukan menunjukkan bahwa aksi

159
Jurnal Asketik: Agama dan Perubahan Sosial
Volume 4 Nomor 1, Juli 2020
diakibatkan oleh harapan yang terlalu tinggi
untuk medapatkan penghargaan, namun
melalui proses berpikir yang salah.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa
sikap narsis merupakan hal yang biasa dan
tidak perlu dipersoalkan. Namun, yang
menjadi masalah adalah jika sikap narsisme
Gambar 1: Poster yang dibawa peserta aksi tersebut mengganggu ketentraman orang lain.
demonstrasi Pada kondisi ini, pelaku narsisme perlu
mendapatkan penanganan yang serius karena
Gambar di atas menunjukkan poster sudah terindikasi ke arah yang lebih buruk
yang dibawa oleh peserta aksi yang tidak ada karena mengganggu kenyamanan orang lain.
kaitannya dengan substansi demonstrasi. Salah satu cara penanganannya adalah dengan
Sikap narsisme mahasiswa tidak serta merta menggunakan terapi psikologis (Engkus,
disalahkan karena masa remaja adalah masa 2017). Hasil wawancara dengan narasumber
untuk mengaktualisasikan dirinya melalui diperoleh informasi bahwa mereka
eksistensi dalam berbagai peristiwa, termasuk menyiapkan poster semalam suntuk demi
aksi demonstrasi. Eksistensi yang mereka mendapatkan poster yang sempurna demi
tunjukkan biasanya disalurkan melalui media mengharapkan pengakuan yang tinggi.
sosial, termasuk aksi demonstrasi. Namun, Poster-poster tersebut kemudian dibawa pada
perlu digarisbawahi bahwa tidak selamanya aksi demonstrasi keesokan harinya. Berikut
sikap narsisme memiliki dampak positif, gambar poster yang dibawa oleh peserta aksi:
termasuk sikap narsis yang dilakukan dalam
aksi demonstrasi. Hasil dokumentasi
menunjukkan bahwa ada mahasiswa yang
tersangkut masalah karena membawa poster
yang dianggap terlalu berlebihan dan
melanggar norma kesopanan yang
mengganggu kenyamanan masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa sikap narsis juga
merupakan gangguan kepribadian yang
160
Jurnal Asketik: Agama dan Perubahan Sosial
Volume 4 Nomor 1, Juli 2020
1. Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh
mahasiswa dipicu oleh ketidakpuasan
mereka terhadap RUU KUHP dan RUU
KPK yang digulirkan oleh DPR dan
pemerintah. Banyak mahasiswa yang
menentang peraturan ini karena dianggap
bertentangan dengan kepentingan rakyat.
2. Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh
Gambar 2: Poster yang dibawa peserta aksi mahasiswa mempunya dampak positif dan
demonstrasi yang disertai dengan akun Instagram negatif. Dampak positifnya adalah
tersampaikannya aspirasi masyarakat yang
Gambar di atas adalah poster yang keberatan terhadap kedua peraturan
didalamnya terdapat tulisan yang tidak ada tersebut. Selain itu, aksi demonstrasi juga
kaitannya dengan isi demonstrasi. Mereka menunjukkan bahwa mahasiswa mampu
hanya ingin menunjukkan sikap narsisnya di memerankan perannya sebagai agent of
depan kamera. Hal ini bisa menjadi masalah change. Sedangkan dampak negatifnya
karena ketika seseorang sudah terjebak adalah terjadinya ketidakstabilan,
pemikiran bahwa semuanya harus sempurna, khususnya di bidang ekonomi serta
termasuk sikap narsisme, maka hal itu akan jatuhnya banyak korban, baik korban jiwa
memengaruhi kehidupannya. Dampaknya, maupun terluka serta banyak fasilitas
hubungan dengan sesama bisa bermasalah. umum yang rusak.
Jika dibiarkan terus menerus, maka akan 3. Sikap kritis mahasiswa dalam aksi
menimbulkan kebingunan tersendiri bagi demonstrasi patut diapresiasi karena
dirinya sendiri maupun orang lain karena bentuk perhatian mahasiswa terhadap
merasa terganggu dan pada akhirnya akan kepentingan masyarakat. Sikap kritis juga
membuat mereka dijauhi dan otomatis perlu dikembangkan dalam diri mahasiswa
kebutuhan mereka dalam interaksi sosial akan sebagai bentuk kontrol sosial terhadap
terganggu. lembaga negara baik lembaga eksekutif
IV. KESIMPULAN maupun legislatif.
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
pembahan di atas adalah sebagai berikut:
161
Jurnal Asketik: Agama dan Perubahan Sosial
Volume 4 Nomor 1, Juli 2020
Terjadi perubahan fenomena demonstrasi Makassar. Jurnal Studi Pemerintahan
Vol.3 No.1, Februari 2012
yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
Haviz, Muhammad. (2009). Berpikir Dalam
beberapa tahun terakhir. Jika dulu aksi Pendidikan: (Suatu Tinjauan Filsafat
Tentang Pendidikan Untuk Berpikir
demonstrasi identik dengan sikap kritis
Kritis). Jurnal Ta’dib Vol. 12, No. 1, Juni
mahasiswa, namun sekarang juga menjadi 2009.
Husaini, Usman. (2009). Metodologi
ajang narsis mahasiswa. Banyak
Penelitiam Sosial. Jakarta : Bumi Aksara
mahasiswa yang ikut aksi demonstrasi Izzati, Fadhila dan Ade Irma. (2018).
Perilaku Narcissistic Pada Pengguna
namun tidak tahu apa substansi yang
Instagram Di Kalangan Mahasiswa
diaspirasikan. Hal ini dibuktikan dengan Universitas Serambi Mekkah. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
banyaknya mahasiswa yang membawa
Volume 3, Nomor 2, Mei 2018.
poster yang tidak ada kaitannya dengan Moleong, Lexy J. (2018). Metode Penelitian
Kualitatif, cetakan ke-37. Bandung : PT.
aksi demonstrasi demi eksistensinya di
Remaja Rosdakarya
media sosial. Apa yang dilakukan oleh Nusanto, Baktiawan. (2017). Program
Penanganan Gelandangan Dan
mahasiswa ini merupakan hal yang wajar
Pengemis Di Kabupaten Jember
karena mereka memiliki obsesi untuk (Handling Programs Of Homeless And
Beggar) In Jember District). Jurnal
mendapatkan pengakuan dan penghargaan
Politico Vol. 17 No. 2, September 2017
dari sesamanya. Santi, Novi Nitya. (2017). Dampak
Kecenderungan Narsiscisme Terhadap
Self Esteem Pada Pengguna Facebook
DAFTAR PUSTAKA Mahasiswa PGSD UNP. Jurnal Dimensi
Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No.
Engkus, dkk. (2017). Perilaku Narsis Pada 1 Januari 2017
Media Sosial Di Kalangan Remaja Widiyowati, Iis Intan. (2015). Hubungan
Dan Upaya Penanggulangannya. Kemampuan Berpikir Kritis Dengan
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 20 Respon Mahasiswa Terhadap
No. 2, Desember 2017: 121-134 Penggunaan Model Pembelajaran
Halgin, R.P. & Whitbourne, S.K. (2010). Advance Organizer Pada Materi Larutan
Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Penyangga. Jurnal Pancaran, Vol. 4, No.
Humanika 1, hal 89-104, Februari 2015
Hasse, J. (2012). Anarkisme Demonstrasi
Mahasiswa: Studi Kasus Pada
Universitas Islam Negeri Alauddin

162
Jurnal Asketik: Agama dan Perubahan Sosial
Volume 4 Nomor 1, Juli 2020

You might also like