You are on page 1of 5

Date 22 Agustus 2022

Unit 2 Titrimetric

Nama / NIM Maryam Zakiyyah/F2401211061

Kelompok 8

Asisten Praktikum 1. Fandi Ahmad Bardan (F24190020)


2. Brayen Ariel (F2401201825)

NILAI

Practicum 2.1. Standardization of 0.1 N NaOH solution


1. Please provide the following data of 0.1 N NaOH standardization
Tabel 1 Data standarisasi larutan NaOH 0.1 N
WKHP MWKHP V NaOH [NaOH] RSDa RSDH
U ̅ ± SD (N)
𝒙 Ket. Commented [FAB4]: 4 angka di belakang koma
(g) (g/mol) (mL) (N)* (%) (%)
1 0.1068 204 6 0.0873 0.0842 ± Tidak Commented [FAB6]: Teliti/Tidak Teliti
5.11 2.90
2 0.1027 204 6.2 0.0812 0.004 teliti Commented [FAB1]: 4 angka di belakang koma
* Concentration of NaOH based on standardization Commented [FAB2]: Maks. 2 angka di belakang koma
Commented [FAB3]: 4 angka di belakang koma
Contoh perhitungan (Ulangan 1):
• [NaOH]standardized Commented [FAB5]: 2 angka di belakang koma
[𝑵𝒂𝑶𝑯]𝟏 + [𝑵𝒂𝑶𝑯]𝟐 0.0873+0.0812 Commented [FAB7]: 4 angka di belakang koma
• 𝑥̅ = = = 0.0842 𝑁
2 2
(0.0973−0.0842) 2 +(0.0812−0.0842)2 Commented [FAB8]: Maks 2 angka di belakang koma
• SD = √ = 0.0043 𝑁
2−1
0.0043
• RSDa = 0.0842 × 100% = 5.11%
• RSDH = 2 1−0.5𝑙𝑜𝑔(0.0842)
= 2.90%

2. Please discuss this following result!


Is there any different between the concentration of NaOH from weighing (solution
preparation) and from standardization? If any, please explain why!

Terdapat perbedaan antara konsentrasi NaOH (preparasi larutan) penimbangan


dan NaOH yang distandarisasi. Sifat NaOH yang sangat higroskopis, memerlukan
ketelitian saat penimbangan karena NaOH dapat menyerap molekul air dan konsentrasi
NaOH terganggu (Istiqomah et al. 2016). Perbedaan konsentrasi NaOH juga dapat
disebabkan saat penimbangan tidak menggunakan botol timbang bertutup sehingga
kesalahan mungkin terjadi. Selain itu, kesalah pengukuran maupun perhitungan
berkontribusi dalam perbedaan konsentrasi NaOH ini.

Fundamental Food Chemistry and Biochemistry


Practicum 2.2. Acid content determination in food samples
Please provide these following values in acid determination of food samples!
Tabel 2 Data total asam tertitrasi
TAT (mL ̅ ± SD (mL
𝒙
V NaOH V NaOH
NaOH NaOH RSDa RSDH
Sampel U terpakai sebenarnya Ket. Commented [FAB13]: Teliti/Tidak Teliti
0.1N/100 mL 0.1N/100 mL (%) (%)
(mL) (mL)
sampel) sampel) Commented [FAB12]: 2 angka di belakang koma
Apel 1 1.90 2.2539 225.3900 Commented [FAB9]: 2 angka di belakang koma
kel. 1 2 1.80 2.1352 213.5200 198.6975 ± Tidak Commented [FAB10]: 4 angka di belakang koma
7.11 1.80
Apel 1 1.50 1.7794 177.9400 14.1187 teliti
Commented [FAB11]: 4 angka di belakang koma
kel. 2 2 1.50 1.7794 177.9400
Leci 1 1.20 1.4235 142.3500
kel. 3 2 1.30 1.5421 154.2100 151.250 ± Tidak
7.50 1.87
Leci 1 1.40 1.6607 166.0700 11.3551 teliti
kel. 4 2 1.20 1.4235 142.3500
Mangga 1 1.30 1.5439 154.2100
kel. 5 2 1.40 1.6607 166.0700 166.0725 ± Tidak
5.83 1.85
Mangga 1 1.50 1.7794 177.9400 9.6877 teliti
kel. 6 2 1.40 1.6607 166.0700
Jambu 1 1.50 1.7794 177.9400 189.8000 ± Tidak
8.84 1.81
kel. 7 2 1.70 2.0166 201.6600 16.7726 teliti
Jeruk 1 1.70 2.0166 201.6600 189.8000 ± Tidak
8.84 1.81
kel. 8 2 1.50 1.7794 177.9400 16.7726 teliti

Contoh Perhitungan (Sampel Leci, Ulangan 1):


𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 × [𝑁𝑎𝑂𝐻]𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 1.20 × 0.1
• V NaOHsebenarnya = = = 1.4235 𝑚𝐿
[𝑁𝑎𝑂𝐻]𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 0.0843
𝑉𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 × 𝐹𝑃 × 100 1.4235 × 10 × 100
• TAT = 𝑊
= 10
= 142.35 𝑚𝐿
142.3500 + 154.2100 + 166.0700 + 142.3500
• 𝑥̅ = = 151.250 𝑚𝐿
4
√(142.3500 − 151.250)2 + (154.2100 − 151.250)2 + (166.0700 − 151.250)2 + (142.3500 − 151.250)2
• SD = = 5.8577
4−1
5.8577
• RSDa = × 100% = 3.87%
151.250
• RSDH = 2 1−0.5𝑙𝑜𝑔(151.250×100)
= 1.85%
Tabel 3 Data konentrasi asam dominan
Nama Asam [Asam
̅ ± SD
𝒙 RSDa RSDH Commented [FAB16]: 2 angka di belakang koma
Sampel U yang FP Dominan] Ket.
(%) (%) (%)
Dominan (%) Commented [FAB14]: 4 angka di belakang koma
Jus apel 1 10 12.73 Tidak Commented [FAB18]: Teliti/Tidak Teliti
kel. 1 2 10 12.06 11.2225 ± teliti Commented [FAB17]: 2 angka di belakang koma
Asam malat 12.31 2.78
Jus apel 1 10 10.05 1.3812 Tidak
Commented [FAB15]: 4 angka di belakang koma
kel. 2 2 10 10.05 teliti
Jus leci 1 10 8.04 Tidak
kel. 3 2 10 8.71 8.5425 ± teliti
Asam malat 7.51 2.90
Jus leci 1 10 9.38 0.6415 Tidak
kel. 4 2 10 8.04 teliti
1 10 8.71

Fundamental Food Chemistry and Biochemistry


Jus
Tidak
mangga 2 10 9.38
teliti
kel. 5 9.3800 ±
Asam sitrat 5.83 2.86
Jus 1 10 10.05 0.5471 Tidak
manga
2 10 9.38 teliti
kel. 6
Jus 1 10 10.05
10.7200 ± Tidak
jambu Asam sitrat 8.84 2.80
2 10 11.39 0.9475 teliti
kel. 7
Jus 1 10 11.39
10.7200 ± Tidak
jeruk Asam sitrat 8.84 2.80
2 10 10.05 0.9475 teliti
kel. 8

Contoh Perhitungan (Sampel leci kel. 3, Ulangan 2):


𝑉 × 𝑁 × 𝐹𝑃 × 134 1.5439 × 0.0842 × 10 × 134
• [Asam Dominan] = = = 8.71%
2 × 10 2 × 10

8.04 + 8.71+9.38+8.04
• 𝑥̅ = = 8.54%
4
(8.04 − 8.54)2 + (8.71 − 8.54)2 + (9.38 − 8.54)2 + (8.04 − 8.54)2

• SD = = 0.6415%
4−1
0.6415
• RSDa = × 100% = 7.51%
8.5425
• RSDH = 2 1−0.5𝑙𝑜𝑔(0.085425)
= 2.90%

3. Please discuss these following issue!


Pembahasan
Pierre (2019) menyebutkan bahwa titrasi adalah suatu metode analitik dalam kimia
analitik yang digunakan untuk menghitung konsentrasi atau kuantitas dari zat, baik
yang diketahui maupun tidak. Salah satu jenis titrasi ialah titrasi asam-basa. Volume dan
konsentrasi basa yang ditambahkan ke dalam asam akan sebanding dengan konsentrasi
asam tersebut. Pengertian titrasi asidimetri sendiri adalah titrasi yang menggunakan
larutan asam sebagai titran untuk mentitrasi basa, seperti HCL dan asam oksalat
(Simanjuntak dan Indah, 2018). Sedangkan Asmah et al. (2020) mengartikan titrasi
alkalimetri dengan metode yang menggunakan larutan standar basa untuk mentitrasi
larutan asam dengan menambahkan indikator PP (fenolftalein) untuk menunjukkan titik
ekuivalensi saat terjadi perubahan warna menjadi pink dan pH air lebih dari 8.3 sehingga
tidak terdapat CO2 bebas.
Pada umumnya, prinsip asidi-alkalimetri ialah titrasi mengenai asam dan basa.
Sebelum melakukan titrasi asam-basa, NaOH (basa) sebagai titran distandarisasi
terlebih dahulu dan ditambah indicator phenolptalein yang tidak berwarna pada larutan
asam dan berwarna merah muda pada larutan basa (Kurniatun et al. 2012). Selama
melakukan praktikum titrasi, terdapat sedikit kesulitan pada saat menambahkan NaOH
sedikit demi sedikit hingga menunjukkan perubahan warna yang kemudian digunakan
sebagai titik akhir titrasi. Tidak ada warna yang pas sebagai rujukan telah terjadinya
perubahan warna sehingga warna yang dihasilkan pada ulangan satu dan ulangan dua
berbeda. Sebelum mentitrasi larutan asam, NaOH perlu distandarisasi terlebih dahulu
karena NaOH termasuk ke dalam larutan sekunder, yaitu larutan yang berasal dari zat

Fundamental Food Chemistry and Biochemistry


yang tidak murni. Sifat mudah menyerap air dan unsur udara (higroskopis) ini yang
membuat NaOH bukan larutan murni. Konsentrasinya juga cenderung berubah-ubah
sesuai dengan unsur yang masuk ke dalamnya sehingga konsentrasinya tidak dapat
dihitung secara akurat.
Total asam tertitrasi (TAT) merupakan konsentrasi total dari asam yang terdapat
dalam suatu bahan. Asam malat, asam sitrat, dan asam oksalat yang dihasilkan dalam
siklus krebs merupakan produk samping dalam siklus metabolisme sel (metabolit
sekunder) yang juga sebagai komponen asam yang terkandung dalam buah dan sayur
(Istianingsih dan Efendi 2013). Pada produk makanan dan minuman, sering kali
ditemukan berbagai asam organik. Asam organik berperan dalam memperpanjang
umur simpan produk, menyempurnakan proses pengolahan, serta kenampakan
produk. Asam organic tersebut di antaranya asam laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam
tartarat, dan asam malat. Berdasarkan data yang diperoleh, asam sitrat terkandung
dalam jus jeruk, jus jambu, dan jus mangga. Sedangkan pada jus leci dan jus apel
terdapat asam malat di dalamnya. Baik asam malat maupun asam sitrat menjadi
tanggung jawab sebagai rasa asam pada buah-buahan tertentu. Keduanya juga
digunakan sebagai bahan makanan.
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai TAT dari yang tertinggi hingga terendah
berturut-turut ialah jus apel, jus jambu, jus jeruk, jus mangga, dan jus leci. Adapun
urutan pH dari yang terendah ke tertinggi adalah jus leci, jus mangga, jus jeruk, jus
jambu, dan jus apel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prasetyo (2013), bahwa nilai pH
memiliki hubungan yang erat dengan total asam, yakni ketika total asam tinggi, maka
pH yang dimilikinya rendah. Ketika melakukan suatu pengukuran, tingkat presisi dapat
ditentukan melalui nilai RSDa dan RSDh. Apabila RSDa lebih kecil daripada RSDh,
pengukuran tersebut memiliki tingkat presisi (ketelitian) yang tinggi. Sebaliknya, jika
nilai RSDa lebih besar daripada nilai RSDh, bisa dikatakan data tersebut tidak presisi.
Berdasarkan data tabel 1, 2, dan 3, nilai RSDa lebih besar dibandingkan nilai RSDh. Hal
ini menunjukkan semua data yang diperoleh tidak presisi.
Saat melakukan praktikum atau percobaan, tidak akan luput sedikit pun dari suatu
kesalahan yang dilakukan, baik secara sadar maupun tidak sadar. Beberapa kesalahan
yang mungkin terjadi pada praktikum kali ini, di antaranya kesalahan dalam membaca
meniskus pada buret saat melakukan titrasi, kesalahan perhitungan RSDa maupun
RSDh, serta alat yang belum terkalibrasi dengan benar sehingga kurang akurat dalam
melakukan pengukuran.

Simpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah titrasi asam basa merupakan salah satu
metode yang dapat dimanfaatkan dalam ilmu pangan. Produk makanan umumnya
mengandung suatu asam organik. Konsentrasi dari asam tersebut dapat dihitung
melalui proses titrasi ini.

Daftar Pustaka
Asmah N, Amri Y, Fajri R. 2020. Penentuan kadar anion dan kation pada air injeksi di
WTIP (Water Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP Asset 1 Rantau Field.
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan. [diakses 2022 Agust 29]; 2(1): 1-4.
file:///C:/Users/HP/Downloads/2640-Article%20Text-9801-3-10-20201006.pdf.
Istianingsih T, Efendi D. 2013. Pengaruh umur panen dan suhu simpan terhadap umur
simpan buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis). Jurnal Hortikultura
Indonesia. 4(1): 54-61. DOI: https://doi.org/10.29244/jhi.4.1.54-61.

Fundamental Food Chemistry and Biochemistry


Kurniatun PAP, Kadarwati S, Priatmoko S. 2012. Sintesis nano ZnO yang diembankan
pada abu vulkanik untuk katalis fotodegradasi dikloro difenil trikloroetana.
Indonesian Journal of Chemical Science. [diakses 2022 Agust 29]; 1(1): 55-60.
file:///C:/Users/HP/Downloads/591-Article%20Text-1388-2-10-20180212.pdf.
Pierre D. 2019. Acid-base titration. Undergraduate Journal of Mathematical Modeling: One +
Two: Vol. 10: Iss. 1, Article 8. DOI: https://doi.org/10.5038/2326-3652.10.1.4913.
Prasetyo BB, Purwadi, Rosyidi D. 2015. Penambahan CMC (Carboxy Methyl Cellulose)
pada pembuatan minuman madu sari buah jambu merah (Psidium Guajava)
ditinjau dari pH, viskositas, total kapang dan mtu organoleptik. Malang:
Universitas Brawijaya.

Fundamental Food Chemistry and Biochemistry

You might also like