You are on page 1of 8

Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 2, No. 5, Mei 2021

STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) WISMA ARIMBI DAN


WISMA BIMA RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

Julian Dwi Saptadi, Machfudz Eko Arianto dan Muhammad Rafly Adha
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Indonesia
Email: julian.saptadi@ikm.uad.ac.id, machfudz.arianto@ikm.uad.ac.id dan aflyadha15@gmail.
com

ARTIKEL INFO ABSTRACT


Tanggal diterima: 5 Mei 2021 The implementation of hospital occupational health and
Tanggal revisi: 15 Mei 2021 safety service standards at Wisma Arimbi and Wisma Bima is
Tanggal yang disetujui: 25 Mei still not optimal because there are still hospital occupational
2021 health and safety programs that have not been running
Keywords: optimally, such as uneven health checks. The purpose of this
implementation; service study was to see the application of occupational safety and
standards; safety; health health service standards at Wisma Arimbi and Wisma Bima
in the Grhasia Mental Hospital, Special Region of
Yogyakarta. This is a qualitative research with a case study
approach. The sampling technique in this study was to use
purposive sampling method with as many as 5 subjects. The
data in this study were obtained from in-depth interviews.
The safety and security of Wisma Arimbi and Wisma Bima
are good. The hospital has a hospital occupational health
and safety team, adequate PPE and a good working
environment. However, there is a shortage of hospital
occupational health and safety human resources where only
one person is competent in the hospital occupational health
and safety field, while other members have other main tasks
(double jobs). Occupational Health Services at Wisma
Arimbi and Wisma Bima are already in operation, such as
providing additional food, sports facilities and health
insurance. But the health check has not been maximal. The
implementation of service standards at Wisma Arimbi and
Wisma Bima has not been maximal, there are still some
hospital occupational health and safety service standards
programs that have not yet been implemented, such as
uneven health checks, lack of fire protection facilities, and
lack of competent officers in the OSH sector.

ABSTRAK
Standar pelayanan K3RS di Wisma Arimbi dan Wisma Bima
masih belum optimal karena masih ada program K3RS yang
belum berjalan dengan maksimal seperti pemeriksaan
kesehatan yang belum merata. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Penerapan Standar Pelayanan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Perawat di Wisma Arimbi dan Wisma
Bima Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa
How to cite: Dwi Saptadi Julian, et. al (2021) Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Wisma Arimbi dan
Wisma Bima Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Health Sains 2(5).
https://doi.org/10.46799/jhs.v2i5.169
E-ISSN: 2723-6927
Published by: Ridwan Institute
Julian Dwi Saptadi, Machfudz Eko Arianto dan Muhammad Rafly Adha

Yogyakarta. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan


studi kasus. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode Purposive Sampling
dengan sebanyak 5 subjek. Data dalam penelitian ini
diperoleh dari wawancara mendalam. Keselamatan dan
Keamanan Kerja di Wisma Arimbi dan Wisma Bima sudah
baik. Rumah Sakit memiliki Tim K3RS, APD yang memadai
dan lingkungan kerja yang baik. Namun terdapat kekurangan
pada SDM K3RS dimana hanya satu orang yang
berkompentensi di bidang K3RS, sedangkan anggota lainnya
memiliki tugas pokok lain (double job). Pelayanan Kesehatan
Kerja di Wisma Arimbi dan Wisma Bima sudah berjalan
seperti pemberian makanan tambahan, terdapatnya sarana
olahraga dan jaminan kesehatan. Tetapi pemeriksaan
kesehatan belum maksimal. Penerapan standar pelayanan di
Wisma Arimbi dan Wisma Bima belum maksimal, masih
terdapat beberapa program K3RS yang belum berjalan seperti
Kata Kunci: belum meratanya pemeriksaan kesehatan, minimnya sarana
penerapan; standar pelayanan; proteksi kebakaran, dan kurangnya petugas yang
keselamatan; kesehatan kerja berkompeten dibidang K3.

Pendahuluan rumah sakit, para pasien dan para pengunjung


Data dari (RI, 2014) total kecelakaan yang ada di lingkungan rumah sakit
kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun (Gunawan, 2018).
2014. Kecelakaan kerja menjadi salah satu Rumah Sakit Jiwa memiliki tugas
masalah urgen di lingkungan rumah sakit. Hal menyelenggarakan dan melaksanakan
ini diakibatkan karena rumah sakit merupakan pelayanan pencegahan, pemulihan dan
suatu unit pelayanan kesehatan yang rehabilitasi dibidang Kesehatan Jiwa
memberikan pelayanan pada semua bidang (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
dan jenis penyakit. Oleh sebab itu rumah sakit 135/Menkes/SK/IV/78) (Putri, 2019). Rumah
dituntut untuk dapat menyediakan dan sakit jiwa merupakan fasilitas kesehatan
menerapkan suatu upaya agar semua sumber terdepan dalam memberikan pelayanan
daya manusia yang ada di rumah sakit dapat kesehatan jiwa. Sesuai Undang-undang
terlindungi, baik dari penyakit maupun Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
kecelakaan akibat kerja (Ivana et al., 2014). rumah sakit jiwa sebagai institusi pelayanan
Rumah sakit (RS) sebagai salah satu kesehatan juga menyediakan menyediakan
fasilitas kesehatan merupakan unit kerja yang pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
kompleks. Kompleksitas dari unit kerja darurat (Hardoko, 2020).
tersebut ada pada peralatan dan fasilitas yang Keselamatan dan kesehatan kerja
digunakan, oleh sebab itu potensi bahaya rumah sakit adalah kegiatan untuk menjamin
yang terjadi bermacam-macam diantaranya dan melindungi keselamatan dan kesehatan
adalah penyakit infeksi, kebakaran, radiasi, bagi sumber daya manusia rumah sakit,
bahan-bahan kimia, gas-gas anestesi, pasien, pendamping pasien, sehingga dibuat
gangguan psikososial (Ardi & Hariyono, standar perlindungan bagi pekerja yang ada di
2018). Rumah sakit mempunyai banyak Rumah Sakit untuk mencegah dan
potensi bahaya yang dapat mengancam jiwa mengurangi risiko bahaya tersebut (Olii et al.,
dan kehidupan khususnya untuk karyawan di 2019).

630 Jurnal Health Sains, Vol 2, No 5, Mei 2021


Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Wisma Arimbi dan Wisma Bima Rumah Sakit
Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta

Penerapan merupakan proses untuk mental dan sosial yang setinggi-tingginya


mempraktikan sesuatu yang dipengaruhi oleh bagi pegawai di semua jenis pekerjaan,
faktor internal dan faktor eksternal. pencegahan terhadap gangguan kesehatan
Penerapan yang baik dipengaruhi oleh pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pengetahuan termasuk di dalamnya dukungan pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam
lingkungan dan regulasi yang diterapkan. pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
Upaya penerapan K3 di rumah sakit merugikan kesehatan, dan penempatan serta
menyangkut tenaga kerja, cara/metode kerja, pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
alat kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja kerja yang disesuaikan dengan kondisi
yang meliputi peningkatan, pencegahan, fisiologi dan psikologisnya (Sitompul, 2019).
pengobatan, dan pemulihan. Tenaga Kebakaran merupakan salah satu
kesehatan yang sering berkontak langsung bencana yang mungkin terjadi di Rumah
dengan pasien adalah perawat. Tingkat Sakit (Sanjaya & Ulfa, 2015). Dimana akibat
pengetahuan K3 perawat sangat penting yang ditimbulkannya akan berdampak buruk
dalam menjaga keselamatan pasien dan diri sangat luas dan menyeluruh bagi pelayanan,
perawat itu sendiri sesuai dengan penelitian operasional, sarana dan prasarana pendukung
terdahulu bahwa didapatkannya hubungan lainnya, dimana didalamnya juga terdapat
bermakna antara tingkat pengetahuan perawat pasien, keluarga, pekerja dan pengunjung
dengan tindakan keselamatan terhadap pasien lainnya. Untuk hal tersebut maka Rumah
(Sitompul, 2019). Sakit harus melakukan upaya pengelolaan
Keselamatan adalah suatu tingkatan keselamatan kebakaran. Pencegahan
keadaan tertentu dimana gedung, kebakaran adalah upaya yang dilakukan untuk
halaman/ground, peralatan, teknologi medis, mencegah terjadinya kebakaran di Rumah
informasi serta sistem di lingkungan Rumah Sakit. Pengendalian kebakaran adalah upaya
Sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko yang dilakukan untuk memadamkan api pada
fisik bagi pegawai, pasien, pengunjung serta saat terjadi kebakaran dan setelahnya
masyarakat sekitar. Keselamatan merupakan (Sitompul, 2019).
kondisi atau situasi selamat dalam Menurut Sistem Informasi Rumah
melaksanakan aktivitas atau kegiatan tertentu. Sakit (SIRS) terdapat dua rumah sakit jiwa di
Sedangkan keamanan adalah suatu kondisi Yogyakarta, yaitu Rumah Sakit Khusus Puri
yang melindungi properti milik Rumah Sakit, Nirmala dan Rumah Sakit Jiwa Grhasia
sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, (Hendriani & Hadi, 2020). Rumah Sakit Jiwa
pendamping pasien, pengunjung, maupun Grhasia DIY merupakan sebagai Rumah Sakit
lingkungan Rumah Sakit dari bahaya kelas A dengan kepemilikan milik Pemerintah
pengrusakan dan kehilangan atau akses serta Daerah DIY (Esem, 2018). Layanan rawat
penggunaan oleh mereka yang tidak inap Rumah Sakit Jiwa Grhasia merupakan
berwenang. keamanan kerja adalah unsur- layanan bagi penderita gangguan
unsur penunjang yang mendukung terciptanya jiwa/fasilitas pelayanan kesehatan untuk
suasana kerja yang aman, baik berupa materil pasien yang memerlukan perawatan rawat
maupun non materil (Sitompul, 2019). inap untuk waktu tertentu sebagai upaya
Upaya pelayanan kesehatan yang adaptasi sosial secara bertahap sehingga
diberikan pada SDM Rumah Sakit secara pasien mampu hidup mandiri di lingkungan
paripurna meliputi pelayanan promotif, keluarga dan masyarakat. Jenis layanan
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan meliputi: Pelayanan Psikiatris Intensif,
Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan Pelayanan Medis Psikiatris, Pelayanan
dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, Psikologi, Pelayanan Rujukan Internal

Jurnal Health Sains, Vol 2, No 4, April 2021 631


Julian Dwi Saptadi, Machfudz Eko Arianto dan Muhammad Rafly Adha

(Penyakit Dalam, Saraf, Anak, Kulit kelamin, sekunder didapatkan dari jurnal mengenai
Gigi, Fisiotherapi), Rehabilitasi Mental. penerapan standar pelayanan K3RS dan juga
Berdasarkan studi pendahuluan awal penelitian terlebih dahulu. Selain itu peneliti
yang dilakukan peneliti dengan melakukan juga menggunakan standar-standar K3RS
wawancara terhadap dua orang Perawat di seperti dan Permenkes No 66 Tahun 2016
Wisma Arimbi dan Wisma Bima Rumah dan Keputusan Mentri No 1087 Tahun 2010
Sakit Jiwa Grhasia Pada tahun 2019 sampai tentang standar K3RS.
dengan bulan Agustus 2020 terjadi setidaknya
tiga kecelakaan di Wisma Arimbi dan Wisma Hasil dan Pembahasan
Bima karena menangani pasien dengan A. Hasil Penelitian
diagnosa gaduh gelisah. Penerapan standar Kebijakan K3 di Rumah Sakit Jiwa
pelayanan K3 di Wisma Arimbi dan Wisma Grhasia mengacu pada Permenkes No 66
Bima masih belum optimal karena masih ada Tahun 2016 tentang K3RS. Standar
program K3RS yang belum berjalan dengan Operasional Prosedur (SOP) K3RS
maksimal, seperti pemeriksaan berkala yang diberlakukan secara umum untuk seluruh
belum menyeluruh. Rumah Sakit, tidak hanya di Wisma
Arimbi dan Wisma Bima walaupun di
Metode Penelitian kedua wisma tersebut merupakan wisma
Jenis penelitian yang dilakukan untuk pelayanan pasien instensif. Hal ini
adalah penelitian kualitatif dengan dibuktikan dari kutipan wawancara
menggunakan pendekatan Studi kasus. berikut:
Penelitian kualitatif merupakan suatu metode “SOP terkait di K3 diberlakukan
penelitian yang dapat digunakan untuk secara umum di Rumah Sakit, tidak hanya
mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang di Wisma Arimbi dan Wisma Bima mulai
atau suatu keadaan pada tempat tertentu dari pemakaian APD, interaksi dengan B3.
secara rinci dan mendalam dalam bentuk Ketika ada kecelakaan, ada form
narasi (Mulyatini & Yustini, 2021). Studi pelaporannya, kemudian dilakukan
kasus ialah suatu serangkaian kegiatan investigasi. SOP K3 diterakpakan secara
ilmiah yang dilakukan secara intensif, umum walaupun di Wisma Arimbi dan
terincidan mendalam tentang suatu program, Wisma Bima merupakan pelayanan untuk
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat pasien intensif.” (Informan A).
perorangan, sekelompok orang, lembaga, Berdasarkan hasil wawancara,
atau organisasi untuk memperoleh penerapan keselamatan dan keamanan
pengetahuan mendalam tentang peristiwa kerja di Wisma Arimbi dan Wisma Bima
tersebut (Lesmana & Ayu, 2019). Penelitian sudah cukup baik, karena sudah ada Tim
ini dilakukan pada bulan Desember - Januari K3RS yang pernah mengadakan kegiatan
2020-2021. K3 seperti test kebugaran, tersedianya
Subjek penelitian ini sebanyak 5 orang. APD, sarana proteksi kebakaran. Hal ini
penentuan subjek penelitian dilakukan dengan dibuktikan dengan kutipan wawancara
metode Purposive Sampling dengan berikut:
ditentukan berdasarkan kriteria tertentu oleh “Mungkin pendapat saya pribadi
peneliti itu sendiri (Lesmana & Ayu, 2019). kalau terkait dengan peran K3 berdasarkan
Adapun teknik pengumpulan data pengalaman memang ada satu dua yang
menggunakan data primer dan sekunder. Data tampak maksud saya ada petugas K3nya
primer didapat dari hasil wawancara ada kegiatan terkait K3 juga kalau terkait
mendalam dengan informan. Sedangkan data dengan kegiatan yang sifatnya K3 yang

632 Jurnal Health Sains, Vol 2, No 5, Mei 2021


Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Wisma Arimbi dan Wisma Bima Rumah Sakit
Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta

tersentuh ke kami memang ada satu dua orang yang akan masuk ke ruangan, kalau
misalnya tes kebugaran itu pernah pasien krisis akan ditangani oleh 4 orang
dilakukan tapi belum semua baru kepala dan dibantu oleh sekuriti”. (Informan B)
wisma dan beberapa perawat”. (Informan Kecelakaan akibat kerja yang
D) pernah terjadi di Wisma Arimbi dan Bima
Hasil wawancara mengenai antara lain: dipukul, dicakar, terjatuh
pemeliharaan perlengkapan keselamatan sampai terjadi fraktur. Ketika perawat
kerja sudah dilaksanakan oleh pihak mengalami kejadian cidera akan dilakukan
Rumah Sakit. Wisma Arimbi dan Wisma pertolongan pertama ke UGD dan jika
Bima hanya menerapkan pelaksanaan tidak mampu maka akan dirujuk ke rumah
keselamatan kerja seperti tersedianya APD sakit lain. Kejadian ini dilaporkan kepada
level 2 berupa sarung tangan, masker tim K3 Rumah Sakit kemudian ditindak
medis atau face shield, kacamata google lanjut untuk diinvestigasi oleh tim K3.
dan gaun. Hal ini dibuktikan kutipan Berikut kutipan wawancaranya:
wawancara berikut: “Pertama dia lapor keatasan, nanti
“Disini selalu menggunakan APD melaporkan ke K3 berupa form kemudian
ya mas, APD level 2, pakai masker, gaun, kami dari tim K3 akan mencatat laporan
handscoon, faceshield dan kacamata tersebut kemudian akan diverifikasi ,
google. Ada tim IPSRS dan laundry yang misalkan pada laporan itu dia hanya butuh
merawat mas”. (Informan B) first aid maka diruangan saja dilakukan
Pemeliharaan APD seperti baju pertolongan dan kami akan
kerja atau gaun dilakukan oleh laundry mengcrosscheck apakah ada cidera serius,
rumah sakit dan sarana prasarana di tetapi kalau hanya kecelakaan kecil tidak
Wisma dipelihara oleh IPSRS (Instalasi harus dibawa ke RS. Pernah ada
Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah kecelakaan fraktur dibawa ke rumah sakit
Sakit). Kondisi tempat dan lingkungan lain, tim K3 yang akan mengurus proses
kerja di Wisma Arimbi dan Wisma Bima asuransinya sampai dia sembuh”
sudah cukup baik. Berikut hasil (Informan A)
wawancaranya: Berdasarkan wawancara dengan
“Dari fasilitas sudah ada ruangan ketua Tim K3RS, tata letak di Wisma
yang sudah aman artinya ruangan sudah Arimbi sudah bagus, wisma tersebut
ada sel besinya yang kedua dilihat dari terletak didekat jalan utama sehingga
kelengkapan proteksi bahaya seperti memudahkan untuk pengevakuasian
APAR, table kortait, helm keselamatan, apabila terjadi bencana. Sedangkan untuk
telepon. Dan dipelihara oleh tim K3 dan wisma Bima terletak sedikit lebih jauh dari
IPSRS” (Informan A). jalan utama, karena harus memasuki gang.
Perawat yang memberi pelayanan Hal ini dapat dibuktikan dari hasil kutipan
kepada pasien minimal 2 orang perawat wawancara berikut:
dan jika ada pasien yang sedang krisis “Kalau di arimbi sudah bagus,
maka perlu 4 orang perawat dan dibantu disana dibedakan untuk gaduh gelisah dan
oleh sekuriti. Untuk pasien kondisi krisis ada ruangan isolasinya kemudian ada
akan ditempat di ruang isolasi tersendiri model fiksasi untuk pasien yang masih
agar keselamatan antara pasien dapat gaduh gelisah dan akan dikendorkan
terjaga. Berikut hasil wawancaranya: apabila terjadi cidera, itu SOP khusus yang
“Jadi kerjanya pertim, dimana setiap ada di Arimbi dan Bima. Wisma bima
melakukan tindakan ke pasien minimal 2 dibangun belakangan jadi letaknya tidak

Jurnal Health Sains, Vol 2, No 4, April 2021 633


Julian Dwi Saptadi, Machfudz Eko Arianto dan Muhammad Rafly Adha

terlalu ideal karna harus masuk ke gang rumah sakit adalah suatu upaya yang
gang dan jauh dari jalan utama.” dilakukan untuk mengetahui kelayakan
(Informan A) penggunaan prasaran rumah sakit sehingga
B. Pembahasan sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
Keselamatan dan Keamanan Kerja pendamping pasien, dan lingkungan
merupakan upaya yang wajib dilakukan menjadi aman dan selamat (Arikhman,
oleh rumah sakit agar tidak menimbulkan 2020).
bahaya atau risiko fisik bagi SDM dan SDM Rumah Sakit sudah
terciptanya suasana kerja yang aman dan mendapatkan pelatihan tentang K3RS
nyaman (Hasibuan et al., 2020). Standar yang diadakan setiap setahun sekali
keselamatan dan keamanan di rumah sakit dimana dalam pelatihan itu terdapat materi
bertujuan untuk mencegah terjadinya yang mencakup dasar K3 tentang
kecelakaan dan cidera serta kebakaran, penggunaan APAR, B3, dan
mempertahankan kondisi yang aman bagi manajemen risiko. Pelatihan K3RS sangat
sumber daya manusia rumah sakit, pasien, penting dilakukan untuk setiap SDM
pendamping pasien, pengunjung maupun Rumah Sakit agar mengurangi terjadinya
lingkungan rumah sakit. kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk
Secara keseluruhan perlengkapan kerugian baik terhadap manusia maupun
keselamatan kerja sudah dilaksanakan yang berhubungan dengan peralatan/
pemenuhan oleh pihak rumah sakit. tempat bekerja. Tim K3RS juga
Rumah sakit menerapkan pelaksanaan melakukan sosialisasi terkait pengkodean
keselamatan dan keamanan kerja seperti kunci ruang pasien. Hal ini bertujuan
tersedianya APD berupa sarung tangan, untuk mempermudah saat membuka
masker medis, face shield, kacamata ruangan pasien dan mengantisipasi jika
google, boots dan baju kerja atau gaun. terjadi keadaan darurat.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian di Program K3RS belum berjalan
RSUD Datoe Binangkang Kabupaten dengan optimal dikarenakan oleh
Bolaang Mongondow yang menyatakan kurangnya SDM K3RS dan anggaran yang
bahwa rumah sakit menyediakan APD dan terbatas. SDM di tim K3RS hanya terdapat
memasang rambu-rambu mengenai satu orang saja yang berkompetensi di
kewajiban menggunakan APD di tempat bidang K3RS sedangkan anggota lainnya
kerja. hanya merupakan part time atau
Kondisi lingkungan dan tempat merangkap jabatan.
kerja di Wisma Arimbi dan Wisma Bima Berdasarkan hasil penelitian secara
cukup baik hal ini dibuktikan dari sarana keseluruhan standar pelayanan
prasarana yang cukup memadai mulai dari keselamatan dan keamanan kerja yang ada
penyediaan APD yang cukup lengkap, di Permenkes Nomor 66 Tahun 2016
terdapat rambu bahaya (safety sign) di area sudah terlaksana dengan cukup baik. Hal
Wisma Arimbi dan Wisma Bima dan ini dapat dilihat dari tersedianya APD dan
ruangan pasien yang sudah diberikan sarana lain yang dipelihara oleh tim
teralis sehingga meningkatkan rasa aman IPSRS, adanya pelatihan K3RS dan
bagi perawat dan pasien lainnya. terdepatnya rambu bahaya (safety sign) di
Pengawasan dan pemeliharaan APD juga area Wisma Arimbi dan Wisma Bima.
sudah dilakukan secara rutin oleh tim
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Kesimpulan
Sakit (IPSRS). Pengelolaan prasarana

634 Jurnal Health Sains, Vol 2, No 5, Mei 2021


Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Wisma Arimbi dan Wisma Bima Rumah Sakit
Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) Wisma Arimbi dan Wisma Bima Hardoko, M. (2020). Analisis Persepsi
sudah baik karena Rumah Sakit sudah Perawat Terhadap Prevalensi Perilaku
Agresif Pasien Di Rumah Sakit Jiwa X.
memiliki Tim K3RS, terdapat APD yang
Jurnal Admmirasi, 5(1), 49–57. Google
memadai dan lingkungan kerja yang sudah Scholar
baik serta perawat yang sudah diberikan
pelatihan. Namun masih terdapat kekurangan Hasibuan, A., Purba, B., Marzuki, I.,
pada SDM pada Tim K3RS dimana anggota Mahyuddin, M., Sianturi, E., Armus, R.,
tim K3RS hanya satu orang yang Gusty, S., Chaerul, M., Sitorus, E., &
berkompentensi di bidang K3RS, sedangkan Khariri, K. (2020). Teknik Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja. Yayasan Kita
anggota lainnya hanya membantu karena
Menulis. Google Scholar
memiliki tugas pokok di bidang lain. Selain
itu keterbatasan anggaran juga menyebabkan Hendriani, A. D., & Hadi, E. N. (2020).
tidak meratanya penyelenggaraan program Evaluasi Standar Promosi Kesehatan
K3RS kepada SDM Rumah Sakit. Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Soekardjo Kota
BIBLIOGRAFI Tasikmalaya. Jukema (Jurnal Kesehatan
Masyarakat Aceh), 6(1), 29–42. Google
Scholar
Ardi, S. Z., & Hariyono, W. (2018). Analisa
Penerapan Budaya Perilaku Ivana, A., Widjasena, B., & Jayanti, S.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di (2014). Analisa Komitmen Manajemen
Rumah Sakit. Jurnal Fakultas Rumah Sakit (Rs) Terhadap
Kesehatan Masyarakat, 12(1), 15–20. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Google Scholar Pada Rs Prima Medika Pemalang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-
Arikhman, N. (2020). Analisis Penerapan Journal), 2(1), 35–41. Google Scholar
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Program Keselamatan Kerja Di Rumah Lesmana, R., & Ayu, S. D. (2019). Pengaruh
Sakit Umum Daerah Sungai Dareh. Kualitas Produk Dan Citra Merek
Jurnal Kesehatan Medika Saintika, Terhadap Keputusan Pembelian
11(2), 237–246. Google Scholar Kosmetik Wardah Pt Paragon
Tehnology And Innovation. Jurnal
Esem, O. (2018). Perlindungan Hak Atas Pemasaran Kompetitif, 2(3), 59–72.
Pelayanan Kesehatan Bagi Orang Google Scholar
Dengan Gangguan Jiwa Di Daerah
Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Mulyatini, N., & Yustini, I. (2021). Pengaruh
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 On Shelf Availability Dan Gaya Hidup
Tentang Kesehatan Jiwa. Unika Terhadap Keputusan Pembelian (Suatu
Soegijapranata Semarang. Google Studi Pada Konsumen Toko H. Junaedi
Scholar Kawali Distributor Produk Merek
Rabbani). Business Management And
Gunawan, S. (2018). Kajian Hukum Tentang Entrepreneurship Journal, 2(4), 126–
Tanggung Jawab Administrasi Rumah 140. Google Scholar
Sakit Terhadap Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Ditinjau Dari Peraturan Olii, G., Pinontoan, O. R., & Kawatu, P. A. T.
Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun (2019). Gambaran Penerapan Standar
2016 Tentang Keselamatan Dan Pelayanan Keselamatan Dan Kesehatan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Yuriska: Kerja Rumah Sakit (K3rs) Di Rsud
Jurnal Ilmiah Hukum, 10(1), 34–49. Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang
Google Scholar Mongondow. Kesmas, 8(6). Google

Jurnal Health Sains, Vol 2, No 4, April 2021 635


Julian Dwi Saptadi, Machfudz Eko Arianto dan Muhammad Rafly Adha

Scholar Sanjaya, M., & Ulfa, M. (2015). Evaluasi


Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit
Putri, M. R. (2019). Rumah Sakit Jiwa Tipe A Dalam Menghadapi Bencana Kebakaran
Dikota Semarang Dengan Pendekatan (Studi Kasus Di Rs Pku Muhammadiyah
Desain Healing Environment. Unnes. Yogyakarta Unit Ii). Jmmr (Jurnal
Google Scholar Medicoeticolegal Dan Manajemen
Rumah Sakit), 4(2). Google Scholar
Ri, K. (2014). Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Sitompul, J. A. (2019). Konsep Penerapan K3
Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Oleh Perawat Di Rumah Sakit Bagi
Pelayanan Kesehatan Dasar. Orang Yang Berada Di Sekitarnya.
Jakarta2012. Google Scholar Google Scholar

Copyright holder:
Julian Dwi Saptadi, Machfudz Eko Arianto dan Muhammad Rafly Adha (2021)

First publication right:


Jurnal Health Sains

This article is licensed under:

636 Jurnal Health Sains, Vol 2, No 5, Mei 2021

You might also like