You are on page 1of 13

OPTIMALISASI MANAJEMEN LALU LINTAS

KAWASAN JENDERAL SUDIRMAN KOTA


SALATIGA
Rahadian Pradipta1,*), Bambang Haryadi2), Ismiyati1,**)
1)
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang
2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES),
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang
*)
Email: richardfrans.rf@gmail.com
**)
Nomor ORCID: 0000-0001-7732-2292

Abstract
The Jenderal Sudirman area has a strategic function as a trade and service area
that gives strong character in the Salatiga. The growth of trade and service
activities has increased to become a regional trading area that is influenced by
modern trade. With the existence of modern shopping centers, five-star hotels,
banking services beside the existing traditional markets affect the increasement of
activities. The high intensity of activities raises problems related to traffic
congestion. The purpose of this research is to determine the performance of the
road network in the Jenderal Sudirman area and formulate a traffic management
strategy to deal with the current traffic problems. This research was conducted by
analyzing the existing conditions. The method of calculating volume, degree of
saturation, and speed used is MKJI 1997. This study uses the SATURN 10.4
program to determine overall network performance. The results showed that the
existing condition of the Jenderal Sudirman area undergone problems in Jalan
Jenderal Sudirman (2 directions) with 0.86 degree of saturation. The first scenario
analysis shows the value of the degree of saturation in Jalan Jenderal Sudirman
dropped to 0.55; The Second scenario analysis to 0.90; and the third scenario
analysis becomes 0.98. As for the overall network performance, first scenario has
advantages on 3 indicators, namely average speed, passenger car unit(pcu)-hour,
pcu-rupiah. Based on the overall analysis, a concept of handling traffic problems
can be arranged by applying the traffic management strategy first scenario and
second scenario through the short-term and long-term stages.

Kata kunci : Jenderal Sudirman area, MKJI 1997, SATURN 10.4, traffic volume,
degree of saturation

PENDAHULUAN pengaturan dan penataan lalu lintas


Kawasan Jenderal Sudirman merupakan berupa manajemen lalu lintas.
pusat perdagangan dan jasa di Kota Manajemen lalu lintas adalah
Salatiga. Pesatnya pertumbuhan volume pengelolaan dan pengendalian arus lalu
lalu lintas yang melintasi kawasan ini lintas dengan melakukan optimasi
akan berpotensi menimbulkan dampak penggunaan prasarana yang ada untuk
kemacetan. Untuk itu diperlukan memberikan kemudahan kepada lalu
lintas secara efisien dalam penggunaan lintas dan mengevaluasi kinerja
ruang jalan serta memperlancar sistem jaringan. Hal ini memperkuat penelitian
pergerakan. (Abubakar et al., 1995). sebelumnya yaitu Dwi (2017) yang
Lalenoh (2015) telah melakukan telah melakukan analisis bangkitan dan
analisis kapasitas ruas jalan Sam tarikan (studi kasus pada stasiun LRT
Ratulangi dengan metode MKJI 1997 Kedunghalang Kota Bogor) dengan
dan PKJI 2014. Pada tahun berikutnya, bantuan software SATURN. SATURN
Merentek (2016) menggunakan metode digunakan untuk mengetahui seberapa
MKJI 1997 untuk mengevaluasi besar demand flow serta desire line
perhitungan kapasitas arus lalu lintas yang terjadi akibat pembangunan
pada ruas jalan antar kota (studi kasus stasiun LRT. Dimana pada tahun
Manado – Bitung). Dimana metode sebelumnya Naufal (2016) telah
MKJI 1997 meliputi kecepatan tempuh, melakukan simulasi pemodelan
kapasitas ruas jalan, ekivalensi transportasi pada jaringan jalan
kendaraan penumpang, dan derajat menggunakan aplikasi SATURN. Dari
kejenuhan. penelitian tersebut diperbandingkan
Pemodelan transportasi antara perhitungan secara manual
dilakukan untuk menyederhanakan dan dengan perhitungan SATURN dan
mencerminkan suatu realita transportasi diperoleh nilai konvergensi SATURN
secara terukur (Tamin, 1997). lebih kecil sehingga perhitungan
Ramandya (2018) telah melakukan SATURN lebih akurat. Pada negara
simulasi analisis pengaruh Afrika Selatan pemodelan transportasi
pengoperasian interchange terhadap secara mikroskopik telah dilakukan
ruas jalan nasional kawasan industri oleh Heyns (2017) dengan bantuan
Cikande dengan menggunakan software SATURN. Dari output
software SATURN. Dimana software SATURN diperoleh beberapa alternatif
SATURN merupakan program analisis geometrikal yang dapat memberikan
jaringan untuk memprediksi arus lalu manfaat untuk daerah yang dilewati.

PERMINTAAN PENAWARAN
(MATRIKS PERJALANAN) (JARINGAN JALAN)

PEMILIHAN
RUTE

ARUS LALULINTAS
(SMP/JAM)

ANALISIS

Gambar 1. Struktur model pembebanan dalam SATURN 10.4

Struktur model pembebanan dalam software SATURN 10.4 sesuai

118 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 2 Desember 2019 117 - 129
pada gambar 1. Sebagai input adalah transportasi, maka penelitian
permintaan (matriks perjalanan) dan optimalisasi manajemen lalu lintas
penawaran (jaringan jalan. Kemudian kawasan Jenderal Sudirman kota
akan diproses dengan pemilihan rute Salatiga dengan bantuan software
dan selanjutnya akan diperoleh arus SATURN 10.4 penting untuk
lalu lintas dalam satuan mobil dilakukan.
penumpang tiap jam (smp/jam).
Pesatnya pertumbuhan volume METODE PENELITIAN
lalu lintas yang melintasi kawasan Pada penelitian ini digunakan
Jenderal Sudirman Salatiga dan dengan rancangan penelitian yaitu metode
adanya kemajuan dibidang pemodelan eksperimental.

Gambar 2. Diagram alir penelitian

Penelitian dilakukan dengan data eksisting dianalisis dengan


pengumpulan data primer dan metode MKJI 1997. Pemodelan
sekunder sebagai input. Kemudian kondisi eksisting menggunakan

Optimalisasi Manajemen Lalu Lintas Kawasan .......... (Rahadian Pradipta, dkk) 119
software SATURN 10.4 dan dianalisis.
selanjutnya dilakukan validasi serta
kalibrasi. Penelitian akan dilanjutkan HASIL DAN PEMBAHASAN
saat validasi dan kalibrasi kondisi Analisis Kondisi Eksisting dengan
eksisting dengan pemodelan Metode MKJI 1997
eksisting ada kesesuaian. Dilanjutkan Berikut ini adalah data hasil análisis
dengan identifikasi permasalahan dan kondisi eksisting dengan método
penataan dengan skenario MKJI 1997 : tabel 1 menunjukkan
manajemen lalu lintas. Skenario data karakteristik ruas jalan, tabel 2
tersebut dianalisis dengan menunjukkan data volume lalu lintas
menggunakan software SATURN di kawasan Jenderal Sudirman pada
10.4. kemudian dilakukan saat hari kerja dan hari libur.
perbandingan antara kondisi
eksisting dengan skenario yang telah

Tabel 1. Karakteristik ruas jalan

Tabel 2. Volume lalu lintas di kawasan Jenderal Sudirman

Input Pemodelan terdapat variabel panjang ruas,


Input data pemodelan SATURN 10.4 jumlah lajur, arah, kapasitas, volume
ditampilkan pada tabel 3, dimana dan kecepatan. Gambar 3 merupakan

120 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 2 Desember 2019 117 - 129
peta kota Salatiga dengan fokus area SATURN 10.4 ditunjukkan pada
penelitian, yaitu kawasan Jenderal gambar 4. Pada tiap ruas jalan telah
Sudirman. Peta koding pada mendapat kode masing-masing.

Tabel 3. Input Data Software SATURN 10.4

Gambar 3. Peta dasar lokasi penelitian

Optimalisasi Manajemen Lalu Lintas Kawasan .......... (Rahadian Pradipta, dkk) 121
Gambar 4. Peta koding SATURN 10.4

Hasil Pemodelan Kondisi Eksisting, statistik diatas, kesimpulan keakuratan


Validasi dan Kalibrasi hasil pemodelan juga mengacu pada
Hasil kalibrasi dan validasi dapat kejanggalan-kejanggalan yang telah
dilihat pada tabel 4 validasi model disampaikan sebelumnya. Hasil
kawasan Jenderal Sudirman dan grafik pemodelan yang belum mendekati
regresi untuk validasi pada gambar 5. akurat, belum dapat digunakan untuk
Setelah melihat dari tabel 4 dan dasar pembuatan skenario, oleh karena
gambar 5, dapat disimpulkan bahwa itu harus dilakukan proses kalibrasi.
hasil pemodelan belumlah akurat, Dalam penelitian ini, variabel yang
yang berarti hasil pemodelan belum dikalibrasi adalah kecepatan dengan
signifikan dengan kondisi lapangan, asumsi pemberian penalti di ruas jalan
walaupun nilai R2 sudah hampir yaitu di Jl. Dr. Muwardi, Jl. Taman
mendekati satu, yaitu sebesar 0,97. Pahlawan, dan Jl. Buk Suling.
Hal ini dapat dilihat dari : Sedangkan untuk kalibrasi
a. nilai chi square masih sebesar matriks asal tujuan, menggunakan trial
474,74; dimana masih jauh di atas and error pada elemen-elemen sebaran
nilai chi square tabel yaitu sebesar matriks asal tujuan. Trial and error ini
31,41 (dengan df = 20), untuk didasarkan pada matrik asal tujuan
taraf signifikansi 95% dengan hasil proses program Saturn untuk
batas kritis 0,05. pemodelan eksisting. Berdasarkan
b. nilai R2 sebesar 0,9713; dimana tabel MAT pemodelan eksisting,
masih belum mendekati satu. jumlah pergerakan perjalanan dari
Selain dari kedua nilai uji Zona 111 ke Zona yang lainnya sangat
kecil sekali dibandigkan dengan zona

122 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 2 Desember 2019 117 - 129
lainnya. Matriks asal tujuan dari hasil input matrik dalam tahap
kalibrasi kemudian dijadikan sebagai pembebanan.

Tabel 4. Validasi model kawasan Jenderal Sudirman

Gambar 5. Grafik regresi untuk validasi

Tabel 5. Matriks Asal Tujuan (MAT) Hasil Kalibrasi

Optimalisasi Manajemen Lalu Lintas Kawasan .......... (Rahadian Pradipta, dkk) 123
Selanjunya dilakukan proses sebesar 65,04; yang lebih mendekati
pembebanan dengan program Saturn nilai chi square tabel yaitu 31,41;
untuk mendapatkan hasil pemodelan sedangkan grafik regresi mempunyai
yang akurat. Dari proses tersebut nilai 0,994; dimana lebih mendekati
diperoleh volume lalu lintas pemodelan nilai satu. Ini berarti kondisi hasil
yang baru dan dilakukan validasi. Hasil pemodelan sudah dapat dianggap
pemodelan di atas kemudian divalidasi seperti kondisi sebenarnya (eksisting),
seperti pada tabel 6 dan gambar 6 di walaupun masih ada perbedaan volume
bawah. Di dalam tabel 6 dan gambar 6, lalu lintas. Pada gambar 7 merupakan
menunjukkan bahwa nilai chi square hasil pemodelan setelah dikalibrasi.

Tabel 6. Validasi ruas jalan setelah kalibrasi

Gambar 6. Grafik regresi ruas jalan setelah kalibrasi

124 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 2 Desember 2019 117 - 129
Gambar 7. Hasil pemodelan setelah kalibrasi

Analisis Kinerja Eksisting bawah 0,75; sedangkan untuk kinerja


Pemodelan Simpang Jombor sudah tidak baik
Pada gambar 8 ditampilkan kinerja lalu karena mempunyai nilai derajat
lintas pemodelan eksisting, diperoleh kejenuhan (DS) 0,81; yang di atas 0,75.
kapasitas 5690,3 smp/jam, volume Untuk mengatasi masalah tersebut,
7127,7 smp/jam dan kecepatan rata-rata maka di Simpang Jombor dibangun
47,9 km/jam. Kinerja ruas jalan masih simpang tak sebidang. (tabel 7)
baik, dengan nilai derajat kejenuhan Pemodelan eksisting kinerja lalu lintas
(DS) sama dengan 0,43 yang masih di ditampilkan pada gambar 9.

Gambar 8. Kinerja Lalu Lintas Pemodelan Eksisting

Optimalisasi Manajemen Lalu Lintas Kawasan .......... (Rahadian Pradipta, dkk) 125
Tabel 7. Kinerja ruas jalan hasil pemodelan

Gambar 9. Kinerja Lalu Lintas Pemodelan Eksisting

Skenario Manajemen Lalulintas yang ada di Jalan Jenderal


a. Skenario 1 Sudirman. Para pedagang
1. Menghilangkan parkir on street direlokasi masuk ke dalam los
dengan menyediakan ruang parkir ataupun kios yang telah disediakan
off street di sekitar Kawasan Jalan untuk pedagang di Kawasan Jalan
Jenderal Sudirman. Jenderal Sudirman.
2. Merelokasi aktivitas pedagang kaki b. Skenario 2
lima (PKL) di trotoar khusunya Pengaturan arus lalu lintas satu arah

126 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 2 Desember 2019 117 - 129
di Jalan Jenderal Sudirman di Selain membandingkan kinerja
perpanjang. Arus lalu lintas satu jaringan, perlu juga diketahui kinerja
arah dimulai dari Bundaran masing-masing ruas jalan berdasarkan
Tamansari sampai dengan Simpang indikator derajat kejenuhan. Untuk
Tiga Pujasera (Jl. Ahmad Yani). lebih jelasnya, nilai derajat kejenuhan
Dengan perpanjangan pengaturan pada masing-masing ruas jalan dapat
arus lalu lintas tersebut maka arus dilihat pada tabel 9 di bawah.
lalu lintas dari arah Selatan yang
menuju ke Utara diberikan alternatif Pemilihan Skenario
jalur melalui jaringan jalan di sisi Skenario yang akan dipilih tentunya
Barat Jalan Jenderal Sudirman yaitu harus mempertimbangkan kelebihan
Jl. Ahmad Yani, Jl. Semeru, dan Jl. dan kekurangan serta merupakan
Kesambi sampai dengan Jl. Muh. perwujudan dari transportasi yang
Yamin. Sedangkan jaringan jalan di ramah lingkungan dan hemat bahan
sisi Timur Jalan Jenderal Sudirman bakar. Berikut ini disajikan matriks
yaitu Jl. Dr. Muwardi, Jl. Taman kelebihan dan kekurangan dari
Pahlawan sampai dengan Jl. skenario-skenario di atas. Matriks
Pemuda. kelebihan dan kekurangan skenario
c. Skenario 3 dapat dilihat pada tabel 10 di bawah.
Menggabungkan skenario 1 dan Apabila melihat tabel matriks di
skenario 2. atas, maka dapat disimpulkan bahwa
skenario yang dipilih adalah skenario
Perbandingan Kondisi Eksisting 2. Pemilihan ini berdasarkan atas
dengan Skenario pertimbangan-pertimbangan:
Berdasarkan hasil analisis yang telah a. Skenario 2 memiliki 4 kelebihan
dilakukan, pembahasan selanjutnya yaitu di derajat kejenuhan (DS),
adalah membandingkan kinerja antara tundaan simpang, potensi
kondisi eksisting dan skenario. Berikut kemacetan, dan biaya pengadaan
disajikan matriks perbandingan kinerja dibanding skenario 3.
pemodelan eksisting dengan skenario b. Skenario 2 merupakan
seperti pada tabel 8 di bawah. Dari perwujudan transportasi yang
tabel 8, apabila dibandingkan yang ramah lingkungan dan
berdasarkan indikator-indikator kinerja hemat bahan bakar, karena polusi
jaringan menunjukkan bahwa skenario udara yang dihasilkan lebih kecil
1 mempunyai nilai yang lebih baik dan panjang rutenya lebih pendek
dibandingkan dengan skenario lainnya. daripada skenario 1.

Optimalisasi Manajemen Lalu Lintas Kawasan .......... (Rahadian Pradipta, dkk) 127
Tabel 8. Matriks kelebihan dan kekurangan skenario

Tabel 9. Perbandingan nilai derajat kejenuhan

Tabel 10. Matriks kelebihan dan kekurangan skenario


No Keterangan Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
1. Derajat kejenuhan (DS) 0,28 0,28 > 0,28
2 Potensi kemacetan Kecil Kecil Besar
3. Panjang rute 13 km 11,6 km 11,3 km
4. Biaya pengadaan Kecil Sedang Besar
5. Biaya perjalanan Besar Sedang Kecil
6. Polusi udara Besar Sedang Kecil

SIMPULAN dengan kategori ‘’D’’ terdapat satu


Berdasarkan hasil dan pembahasan di ruas jalan yaitu Jl. Jenderal Sudirman 2
atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi arah. Sedangkan untuk kategori ‘’C’’
eksisting pelayanan jalan di Kawasan terdapat empat ruas jalan yaitu Jl.
Jalan Jenderal Sudirman rata-rata Jenderal Sudirman 1 arah, Jl. Buk
masih bagus. Untuk tingkat pelayanan Suling, Jl. Moh. Yamin, Jl. Dr.

128 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 2 Desember 2019 117 - 129
Muwardi. Transportation Modelling in
Penataan lalu lintas direncanakan Practice: Connecting Basic
dengan menyusun strategi manajemen Theory To Practice. 100, WIT
lalu lintas yang terdiri dari 3 skenario. Transactions on State of the Art
Dimana untuk skenario 1 in Science and Engineering, 3–
mengoptimalkan kapasitas jalan 27. https://doi.org/10.2495/978-
dengan menghilangkan hambatan 1-78466-233-2/001
samping, sedangkan skenario 2 Lalenoh, R. H., Sendow, T. K., &
memperpanjang pergerakan arus lalu Jansen, F., 2015, Analisa
lintas satu arah di Jalan Jenderal Kapasitas Ruas Jalan Sam
Sudirman. Ratulangi Dengan Metode MKJI
Adapun untuk skenario 3 1997 Dan PKJI 2014. Jurnal
merupakan gabungan dari skenario 1 Sipil Statik, 3(11), 737–746
dan skenario 2. Skenario Skenario 1 Merentek, T. G. S., Sendow, T. K., &
mempunyai keunggulan 3 nilai Manoppo, M. R. E, 2016,
indikator yaitu kecepatan rata-rata, Evaluasi Perhitungan Kapasitas
smp-jam, dan smp-rupiah. Penerapan Menurut Metode MKJI
manajemen lalu lintas pada Kawasan Menggunakan Analisa Perilaku
Jenderal Sudirman dapat dilakukan Karakteristik Arus Lalu Lintas
melalui 2 tahap dengan Pada Ruas Jalan Antar Kota
menggabungkan konsep skenario 1 dan (Studi Kasus Manado - Bitung),
skenario 2. Untuk tahap jangka pendek Jurnal Sipil Statik, 4(3), 187–201
adalah menerapkan konsep skenario 2 Naufal, F., & Triana, S, 2016, Simulasi
sedangkan untuk tahap jangka panjang Pemodelan Transportasi pada
adalah menerapkan skenario 1. Jaringan Jalan Menggunakan
Aplikasi Saturn, Rekaracana,
DAFTAR PUSTAKA 2(1), 72–82
Abubakar, I., et al., 1995, Menuju Lalu Ramandya, P., Muthohar, I., &
Lintas dan Angkutan Jalan yang Dewanti, 2018, Analisis
Tertib, Jakarta, DIRJEN Pengaruh Pengoperasian
Perhubungan Darat Interchange Terhadap Ruas
Dwi, A. P., & Murtejo, T., 2017, Jalan Nasional Kawasan
Analisis Potensi Bangkitan dan Industri Cikande, Jurnal
Tarikan (Studi Kasus pada Penelitian Transportasi Darat,
Stasiun LRT Kedunghalang Kota 20(1), 49–64
Bogor), Jurnal Rekayasa Sipil Tamin, O, 1997, Perencanaan dan
Astonjadro, 6(2), 104–115 Permodelan Transportasi.
Heyns, W., & Van Jaarsveld, S., 2017, Bandung, Penerbit ITB

Optimalisasi Manajemen Lalu Lintas Kawasan .......... (Rahadian Pradipta, dkk) 129

You might also like