You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/296396345

Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Geografis Berbasis WEB Mitigasi


Bencana Alam (SIMiCA) di Provinsi Lampung

Conference Paper · November 2013

CITATIONS READS

0 3,832

3 authors, including:

MS Hasibuan
Institute Business and Informatics Darmajaya
65 PUBLICATIONS   154 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

detecting learning style View project

Smart System View project

All content following this page was uploaded by MS Hasibuan on 01 March 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Geografis Berbasis
WEB Mitigasi Bencana Alam (SIMiCA) di Provinsi Lampung

Doni Andrianto Basuki1 Muhammad Said Hasibuan 2 KusnitaYusmiarti 3


1,2
Jurusan Magister Teknik Informatika (MTI) IBI Darmajaya
3
Amik Lembah Dempo Pagar Alam
Andriant2000@gmail.com,saidmkom@gmail.com, kusnita@rocketmail.com

Abstrak

Lampung province one of the many areas in the Republic of Indonesia, which has the threat level is high enough
natural disasters such as earthquakes, landslides, volcanic eruptions, tsunamis, floods, droughts, abrasion, and
others. Currently Lampung province has not had a system of information related to the threat of natural disasters
that can be used as a decision support tool and to raise public awareness in an effort Mitigation / reduction of the
impact of these hazards. This paper proposes a conceptual design and prototype development of geographic
information systems Natural Disaster Mitigation (SIMiCA) in Lampung Province. SIMiCA is a Web-based
geographic information system that can provide a natural vulnerability maps as a potential natural hazards
mitigation planning and as a reference and consider the hazards of development in Lampung province. In building
the prototype SIMiCA, system requirements, design and testing are discussed in this paper. SIMiCA prototype is the
result of vulnerability maps visualize potential natural disaster, the level of risk posed, and Mitigation Solutions to
do the public against the threat of natural disasters in the province of Lampung. Finally, the conclusion is to give
some perspective on the importance of the information system to be implemented in the province of Lampung.
Key Word : System Information Geographic, Disaster, Mitigation
____________________________________________________________________________________________

I. PENDAHULUAN

Secara geografis Provinsi Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera. Pulau Sumatera yang
terletak diantara Samudera Hindia dan Selat Malaka membuat Pulau Sumatera, termasuk Provinsi Lampung
memiliki iklim dengan musim hujan dan kemarau relatif panjang. Secara geologis, Provinsi Lampung berada pada
jalur pegunungan aktif, kawasan beriklim tropik dan berada pada pertemuan dua lempeng Eurasia dan Indo-
Australia yang bertumbukan, sehingga menyebabkan Provinsi Lampung berpotensi terhadap berbagai bencana alam
yang dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar.

Seringkali penyebab tingginya jumlah korban jiwa dan materi akibat bencana alam adalah kurangnya pemahaman
terhadap karakteristik ancaman (hazards), sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya
alam dan kurangnya informasi / peringatan dini (early warning) yang menyebabkan ketidaksiapan dan
ketidakmampuan dalam menghadapi bencana. Untuk mencegah dan mengurangi dampak dari bencana yang terjadi,
sebuah sistem penanganan bencana sangat diperlukan. Sebuah sistem informasi yang mampu menangani basis data
kebencanaan dan menampilkannya dalam bentuk visualisasi peta adalah dengan menggunakan sistem informasi
geografis (SIG). Oleh karena itu, paper ini mengusulkan suatu Prototipe Sistem Informasi Geografis Mitigasi
Bencana Alam (SIMiCA) di Provinsi Lampung dalam upaya mengurangi risiko bencana melalui penyebarluasan
informasi bencana dan pengetahuan untuk meningkatkan kesiap-siagaan dalam mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko bencana alam.

Sistem Informasi ini dibangun dengan tujuan untuk mengetahui posisi kerentanan alam di suatu daerah dan
tingkatan risiko bencana alam yang mungkin terjadi pada suatu daerah di Provinsi Lampung. Hal ini akan
mempermudah masyarakat dan stakeholder dalam mendapatkan informasi mengenai bencana disekitarnya dengan
teknologi berbasis geo-spatial. Disamping itu, informasi dari sistem ini juga dapat digunakan sebagai acuan yang
akurat dalam pelaksanaan teknis mitigasi bencana di Provinsi Lampung, serta langkah‐langkah yang diperlukan
untuk mengurangi dampaknya sehingga penanganan bencana dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Bencana

Manajemen bencana merupakan suatu disiplin ilmu yang menangani risiko dan cara mengurangi bencana. Bidang
ini meliputi persiapan, dukungan dan rekonstruksi kembali oleh masyarakat dan pemerintah ketika terjadi bencana.
Sehingga manajemen bencana dapat dikatakan sebagai proses berkelanjutan yang melibatkan semua komponen
(individu, kelompok, dan komunitas) yang terlibat untuk mengurangi risiko yang dihasilkan oleh suatu bencana.
Kesuksesan dari manajemen bencana ini dapat dilihat dari perencanaan yang terstruktur dan terintegrasi pada setiap
level kepemerintahan dan badan-badan yang terkait dalam penanganan bencana.

Gambar 1. Siklus Manajemen Bencana (Wattegama, C. 2007)

Aktivitas manajemen atau penyelenggaraan penanggulangan bencana umumnya digambarkan sebagai sebuah siklus
yang saling terkait antara satu fase dengan fase lainnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Penjelasan singkat
terhadap masing-masing fase di atas adalah sebagai berikut (Wattegama, C. 2007, BNPB 2008):

 Mitigasi (mitigation): Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (hazards).
 Pengurangan risiko (risk reduction): Kegiatan yang ditujukan untuk mengurangi risiko bencana di masa
mendatang.
 Pencegahan (prevention): Serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untu menghilangkan dan / atau
mengurangi ancaman bencana.
 Kesiapsiagaan (preparedness): Kegiatan yang dilakukan untuk mengatisipasi bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Fase ini meliputi sistem peringatan dini dan
pembangunan kapasitas (capacity building) sehingga masyarakat mampu bereaksi dengan cepat dan tepat saat
peringatan akan terjadinya bencana disampaikan.
 Tanggap darurat (response): Meliputi kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, hingga
pemulihan prasarana dan sarana. Skenario pada fase respon ini merupakan implementasi dari rencana aksi
(action plans).
 Pemulihan (recovery): Merupakan kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup
yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana lewat upaya
rehabilitasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, SIMiCA yang diusulkan pada paper ini merupakan salah satu upaya (bagian dari
kegiatan) digunakan untuk fase mitigasi, tetapi dapat juga digunakan dalam fase pengurangan risiko dan
kesiapsiagaan dalam pengelolaan bencana.
B. Analisis dari Risiko Bencana Alam
Untuk mengaplikasikan Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam, terlebih dahulu dilakukan analisis
terhadap beberapa hal berikut :

 Analisis terhadap zona-zona yang termasuk kategori kawasan rawan bencana alam, kategori kawasan rentan
bencana alam, kategori kawasan kapasitas bencana alam dan kategori kawasan risiko bencana alam.
 Analisis terhadap rencana kawasan lindung, kawasan budidaya dan kawasan tertentu untuk menentukan risiko
bencana alam yang sesuai ditiap peruntukan lahan.
 Analisis terhadap rencana sistem transportasi, sistem komunikasi dan sistem utilitas/fasilitas.
 Pertimbangan terhadap berbagai teknologi yang tersedia dalam kaitannya dengan analisis risiko bencana alam.
Pemetaan analisis risiko bencana alam dilakukan dengan pengumpulan data primer yang berupa data spatial yang
memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dan data sekunder yang berupa data temporal yang menentukan
lokasi dan koordinat pada suatu peta. seperti dibawah ini :

Dari beberapa analisis tersebut, diketahui metode analisis risiko bencana sesuai dengan formula:

R=H*V/C
dimana:
R adalah risiko bencana,
H adalah Hazard (Ancaman),
V adalah Vulnerability (Kerentanan) dan
C adalah Capacity (Kapasitas).

Secara substansial, analisis risiko bencana dilakukan dengan mengurangi ancaman, meningkatkan kapasitas dan
mengurangi kerentanan individu dan masyarakat.
C. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau geospatial, untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan (E. Budiyanto,2003). SIG mempunyai kemampuan
untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan
akhirnya memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi
geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya, sehingga
aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi, kondisi, tren, pola dan pemodelan. Teknologi SIG
mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis data spasial yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan
data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai
keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-petanya.

Kemampuan dari SIG adalah sebagai berikut :


 Menggunakan data spasial maupun atributnya secara terintegrasi.
 Dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai
konsep lokasi, ruang, kependudukan dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
 Dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data.
 Memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau
coverage data spasial.
 Memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial dan atributnya.
 GIS dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik.
 Semua operasi GIS dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahasa script.

D. Web Georaphic Information System (GIS)


Web GIS merupakan suatu teknologi yang memungkinkan informasi spasial untuk diakses oleh pengguna melalui
Internet. Disamping itu, web GIS memungkinkan dalam pembuatan data, peng-editan data, analisis data, dan
memberikan query informasi. Ada beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk membangun sistem Web GIS,
salah satunya adalah GeoServer yang berbasis Open Source. Konsep ini mengacu pada standar Open Geospatial
Consortium (OGC) termasuk Web Map Service (WMS) yang yang merupakan standar yang digunakan untuk
pengiriman dan penerimaan data geospasial melalui protocol HTTP, Web Feature Service (WFS) yang
memungkinkan berbagi dan pengeditan data yang digunakan untuk membuat peta, serta Styled Layer Descriptor
(SLD) merupakan bahasa markup berbasis XML yang menyediakan styling untuk menampilkan data secara visual.

Gambar 2. Pemetaan Resiko Bencana Alam

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada beberapa tahap perancangan dan pembuatan Sistem Informasi Geografis
Mitigasi Bencana Alam seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Metode ini merupakan model penyempurnaan
yang dilakukan secara bertahap dari awal hingga akhir. Tahapan-tahapan yang dilakukan harus disetujui dan
memenuhi kebutuhan dari pihak pengguna. Dengan demikian, setiap tahapan penelitian masih dapat dilakukan
penyempurnaan dan koreksi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

START

STUDI LITERATUR

IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SISTEM
DAN PENGGUNA

TIDAK

DESAIN KONSEP
SIMiCA

PENGUJIAN SISTEM

SUDAH BAIK ?

YA

ANALISA

STOP
Gambar 3. Diagram Alir tahap penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konseptual SIMiCA
Konsep SIMiCA adalah sebuah Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam untuk menampilkan data-data
posisi kerentanan alam di suatu daerah dan tingkatan risiko bencana alam yang mungkin terjadi pada suatu daerah di
Provinsi Lampung. Karena bencana mempunyai karakteristik yang dinamis, maka SIMiCA dirancang menjadi suatu
sistem informasi interaktif yang mengizinkan pengguna untuk menampilkan data-data ancaman khususnya berbagai
ancaman bencana yang ada untuk mengetahui situasi aktual ancaman bencana tersebut tanpa harus ada
pengetahuaan GIS sebelumnya. Gambar 4 merupakan gambaran dari konseptual SIMiCA, dimana sistem ini
merupakan sebuah model client-server; client membuat sebuah permintaan ke server dan server memproses dan
mengembalikan informasi tersebut ke client. Data dari berbagai ancaman bencana alam yang ada di Provinsi
Lampung disimpan dalam database, kemudian pengguna bisa menampilkan data tersebut dalam bentuk peta
ancaman.

Gambar 4. Konsep perancangan aplikasi sistem.

Pada database, data tersebut mengalami proses pemrosesan data untuk menentukan 5 tingkatan risiko bencana alam
yang berupa risiko bencana sangat tinggi, tinggi, menengah, rendah dan sangat rendah yang ditandai dengan nomor
(5, 4, 3, 2 dan 1), serta dapat dipetakan ke peta online dalam format HTML. Dalam perancangan aplikasi, analysis
server digunakan untuk membuat dan menganalisis script-script layer, sehingga dapat menghasilkan Web
Application yang dapat memungkinkan berbagi informasi yang dibutuhkan oleh Admin dan external user melalui
jaringan internet.
B. Use Case
Use Case dari aplikasi akan menjelaskan suatu teknik pemodelan functional requirement dari sebuah sistem dan
menggambarkan interaksi antara penguna dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Terdapat tiga level use
case yang digunakan dalam perancangan sistem ini yaitu Admin yang merupakan pengatur dari seluruh content dan
memiliki hak akses untuk input data, edit data dan view data, Analis yang merupakan fungsi yang memiliki hak
akses untuk edit data dan view data dan Public yang hanya untuk view data saja, seperti pada Gambar 5.
Gambar 5. Use Case

C. Implementasi Sistem
Komponen utama yang menghubungkan antara client dan server adalah user interface. Pembuatan interface
digunakan untuk memberikan informasi kepada client dalam menggunakan aplikasi ini. Hasil dari aplikasi ini
berupa suatu peta risiko bencana di Provinsi Lampung yang mampu menampilkan informasi-informasi berdasarkan
jenis risiko bencana yang dikaji, sehingga dapat menjadi suatu pendukung dalam mengurangi risiko bencana alam.

Gambar 6. Tampilan interface untuk peta risiko bencana alam dalam bentuk web browser.

Tampilan layout terdiri dari:


1. Header, berisikan judul
2. Toolbar, merupakan area peletakan tombol-tombol untuk tool control pada peta
3. Panel menu kiri, berisikan layer dan legend.
4. Panel menu kanan, berisikan feature query dan atribut query
5. Map panel, area peletakan image peta.
6. Footer web, bagian bawah web yang berisikan data tabular dari layer yang ditampilkan.

Sumber data yang digunakan dalam mempresentasikan peta Provinsi Lampung adalah sebagai berikut:
1. Data Hazard untuk Abrasi, Banjir, Gempa Bumi, Gunung Api, Kebakaran, Kekeringan, Angin Topan, Tsunami
dan Tanah Longsor.
2. Data Vulnerability terkait dengan elemen kerentanan Sosial, Ekonomi, Fisik dan Ekologi.
3. Data Capacity terkait dengan identifikasi kekuatan atau potensi sumber daya yang dimiliki komunitas
masyarakat untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak risiko bencana.
4. Data Risiko Bencana diperoleh dari perkalian antara data Hazard dengan Vulnerability dan Capacity.

D. Peta Aneka Risiko Bencana Alam


Paper ini menyediakan peta aneka risiko bencana alam yang mengidentifikasikan dua atau lebih bencana pada suatu
daerah dengan melakukan overlay antara poligon dan memiliki 5 tingkatan risiko bencana alam yang berupa risiko
bencana sangat tinggi, tinggi, menengah, rendah dan sangat rendah yang ditandai dengan nomor (5, 4, 3, 2 dan 1).

Penentuan base layer untuk suatu jenis bencana tidak memiliki aturan khusus, sehingga pemilihan base layer dipilih
sesuai dengan keiginan penulis. Misalnya Peta aneka risiko: bencana gunung api, abrasi dan banjir seperti
ditunjukkan pada Gambar 7 menunjukkan overlay antara bencana gunung api, abrasi dan banjir. Dari ketiga overlay
bencana tersebut, dipilih layer banjir sebagai base layer untuk web dibawah sebagai sample. Setelah dilakukan
query dengan memilih gridcode bernilai 3, sehingga didapatkan titik merah pada peta yang menunjukkan bahwa
bencana banjir memiliki tingkat risiko menengah pada daerah Kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang. Sedangkan
tingkat risiko untuk gunung api dan abrasi yang berada pada Kabupaten Lampung tengah dan Kabupaten Way
Kanan adalah rendah.

Gambar 7, menunjukkan overlay antara bencana gunung api, abrasi dan banjir.

E. Analisis dari aplikasi


Bencana alam merupakan interaksi antara ancaman bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability) dan kapasitas
(capacity) dalam masyarakat. Interaksi ketiga faktor tersebut akan menjadi dasar untuk melakukan analisis risiko
yang mungkin terjadi dari bencana alam yang ada. Tujuan dari analisis risiko bencana adalah untuk membantu
merancang dan memilih langkah-langkah penanganan bencana serta upaya pengurangan risiko bencana. Tingkat
kerusakan bencana dapat diketahui dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan. Semakin kecil dampak yang
ditimbulkan, maka semakin baik tingkat pengelolaannya.

Pengujian yang dilakukan pada aplikasi ini dalam makalah ini adalah menampilkan tingkatan risiko bencana alam
yang terdiri dari peta-peta rawan bencana, peta-peta kerentanan, peta-peta kapasitas dan peta-peta risiko bencana
serta menginformasikan jenis bencana yang berupa bencana abrasi, banjir, gunung api, gempa bumi, tanah longsor,
epidemi, kekeringan, kebakaran, angin topan dan tsunami dengan tingkatan risiko bencana yang berbeda-beda.

Aplikasi sistem informasi geografis untuk multi risiko bencana merupakan hasil dari overlay peta yang terdiri dari dua
atau lebih peta bencana dan berdasarkan pada base layer yang dipilih serta berdasarkan query yang ditentukan. Sehingga
hasil overlay peta-peta tersebut menunjukkan peta multi risiko bencana untuk kabupaten/kota yang saling bersinggungan.

Layer kabupaten merupakan layer utama dalam menentukan daerah yang berpotensi terjadinya risiko bencana alam
dan juga merupakan parameter awal dalam menampilkan informasi-informasi berdasarkan jenis bencana yang
dikaji. Hal ini akan menjadi suatu pendukung dalam pengurangan risiko bencana alam di Provinsi Lampung.
V. KESIMPULAN
Paper ini telah membahas tentang prototipe aplikasi web sistem informasi geografis berbasis web untuk multi aneka
bencana alam di Provinsi Lampung. Arsitektur aplikasi telah dipilih berdasarkan model client-server, dimana
jaringan memisahkan antara client dan server. Aplikasi ini dirancang dan dibangun dengan menggunakan software
ArcGIS yang memiliki kemampuan untuk menvisualisasikan, meng-explore, menjawab query (baik basis data
spasial maupun non spasial), menganalisa data dan sebagainya serta disimpan pada Geoserver dalam satu
konfigurasi komputer. Beberapa kombinasi multi risiko bencana telah didemonstrasikan pada aplikasi web.
Kemudian analisis peta aneka risiko telah dilakukan pada paper ini. Sehingga dengan adanya aplikasi ini dapat
memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi tingkatan risiko bencana aceh dengan cepat, tepat dan akurat.
Prototipe aplikasi ini dipersiapkan untuk dapat diakses secara online dimanapun dan kapanpun melalui koneksi
internet.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Ati Widiati. (2008). Aplikasi Manajemen Risiko Bencana Alam Dalam Penataan Ruang Kabupaten Nabire, Pusat Pengkajian Kebijakan
Peningkatan Daya Saing, BPPT, Jakarta.
[2] GIS Konsorsium Aceh-Nias. (2007). Modul Pelatihan AscGIS Tingkat Dasar, Banda Aceh.
[3] Rodhian Fahmi. (2011). Rancang Bangun Aplikasi Pemetaan Informasi Online Wilayah Bencana Aceh Berbasis SMS Gateway, Banda Aceh.
Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala.
[4] Islamadina Raihan. (2011). Sistem Informasi Peta Ancaman Bencana Alam berbasis Web GIS. Laporan Kerja Praktek Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

View publication stats

You might also like