You are on page 1of 13

1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN


TATA USAHA NEGARA SAMARINDA NOMOR :
52/G/2019/PTUN.SMD TENTANG PEMBERHENTIAN TIDAK
DENGAN HORMAT SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL
KARENA MELAKUKAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Vinzensia Nella Bannerara
Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia

Abstract The problem in this research is

Civil servants in carrying out whether the basis for civil servants

their duties and roles as state filing a lawsuit for disrespectful

servants are not impossible to dismissal for committing a criminal

commit an offense, in this case act of corruption and what factors are

committing a criminal act of considered by the judge in granting

corruption which as a result is the lawsuit Number: 52 / G / 2019 /

dishonorably discharged as a civil PTUN.SMD.

servant based on a state The method used in this

administrative decree, disrespectful research is normative juridical

dismissal as a civil servant must research method.

provide legal certainty if not, it will Based on the results of the

result in the creation of employment research, the basis for the birth of a

disputes between PNS and State lawsuit against disrespectful

Administrative Officials who are the dismissal as a civil servant is that the

authority of the State Administrative application or implementation of

Court to settle claims from PNS. dismissal is not appropriate with the

applicable rules and the judge's


2

consideration in granting a lawsuit is kepastian hukum apabila tidak maka

that the procedure for issuing a letter akan berakibat terciptanya sengketa

of disrespectful dismissal as a civil kepegawaian antara PNS dan Pejabat

servant is not in accordance with Tata Usaha Negara yang merupakan

statutory regulations and defects in kewenangan Pengadilan Tata Usaha

substance so that it is contrary to the Negara untuk menyelesaikan gugatan

proportional element and justice does dari PNS.

not reflect the general principles of Permasalahan dalam penelitian

good governance, especially the ini adalah apakah dasar pegawai

principles of legal certainty, the negeri sipil mengajukan gugatan atas

principles of justice and the pemberhentian tidak dengan hormat

principles of accuracy. karena melakukan tindak pidana

Abstrak korupsi dan faktor-faktor apa saja

Pegawai Negeri Sipil dalam yang menjadi pertimbangan hakim

menjalankan tugas dan perannya dalam mengabulkan gugatan Nomor

sebagai abdi negara bukan tidak : 52/G/2019/PTUN.SMD.

mungkin dapat berbuat suatu Metode yang digunakan dalam

pelanggaran dalam hal ini melakukan penelitian ini menggunakan metode

tindak pidana korupsi yang akibatnya penelitian yuridis normatif.

diberhentikan dengan tidak hormat Berdasarkan hasil penelitian,

sebagai PNS berdasarkan surat dasar lahirnya suatu gugatan

keputusan tata usaha negara, terhadap pemberhentian tidak dengan

pemberhentian tidak dengan hormat hormat sebagai PNS adalah tidak

sebagai PNS harus memberikan sesuainya penerapan atau


3

pelaksanaan pemberhentian dengan negara, serta abdi masyarakat. Dalam

aturan yang berlaku dan pencapaian tujuan tersebut, Pegawai

pertimbangan hakim dalam Negeri Sipil berkedudukan sebagai

mengabulkan gugatan adalah unsur aparatur negara yang bertugas

prosedur penerbitan surat untuk memberikan pelayanan kepada

pemberhentian tidak dengan hormat masyarakat secara profesional, jujur,

sebagai PNS tidak sesuai dengan adil dan merata dalam

peraturan perundang-undangan serta penyelenggaraan tugas negara,

cacat substansi sehingga pemerintahan dan pembangunan1

bertentangan dengan unsur Kedudukan dan peranan dari

proporsional dan keadilan tidak Aparatur Sipil Negara atau ASN

mencerminkan asas umum dalam setiap organisasi pemerintah

pemerintahan yang baik khususnya sangatlah menentukan, sebab ASN

Asas Kepastian Hukum, Asas merupakan tulang punggung

Keadilan dan Asas Kecermatan. pemerintahan untuk mewujudkan

PENDAHULUAN tujuan nasional. “Sebagai Pegawai

A. Alasan Pemilihan Judul ASN, maka Pegawai Negeri Sipil

Usaha dalam mencapai tujuan selanjutnya disingkat (PNS) berperan

nasional diperlukan adanya ASN sebagai perencana, pelaksana, dan

yang penuh kesetiaan dan ketaatan pengawas penyelenggaraan tugas

pada Pancasila dan UUD 1945. umum pemerintahan dan

Aparatur negara dan pemerintah pembangunan nasional melalui

bersatu padu, bermental baik, 1


Sri Hartini dan Tedi Sudrajat, 2017, Hukum
Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika,
berwibawa, berkualitas tinggi, abdi Jakarta, hlm. 7.
4

pelaksanaan kebijakan dan pelayanan unsur aparatur negara yang diangkat

publik.”2. Setiap pegawai ASN oleh pemerintah untuk menjalankan

termasuk juga PNS mempunyai tugas negeri atau jabatan negara

kewajiban serta kode etik dan kode lainnya, Pegawai Negeri harus

perilaku yang harus ditaati dan berada dalam koridor hukum agar

dilaksanakan. Kewajiban serta kode tidak terjadi penyimpangan-

etik dan kode perilaku PNS penyimpangan dalam prakteknya.

merupakan pedoman sikap tingkah Namun demikian Pegawai

laku dan perbuatan di dalam dan di Negeri sebagai manusia biasa dapat

luar kedinasan. saja melakukan perbuatan melanggar

Tujuan taat dan patuh terhadap hukum yang tentu saja terdapat

kewajiban serta kode etik dan kode sanksi yang menyertainya. 3

perilaku kewajiban ialah untuk Tindakan perseorangan secara

membentuk PNS yang bersih dari pribadi yang dilakukan oleh Pegawai

segala masalah hukum. Negeri Sipil salah satunya dapat

Kewajiban serta kode etik dan mengarah pada terjadinya tindak

kode perilaku yang dilanggar/tidak pidana kejahatan jabatan yang dapat

dilaksanakan dapat berdampak pada juga disebut sebagai tindak pidana

hilangnya status kepegawaian korupsi.

seorang PNS, yang berdampak pula Seorang PNS yang melakukan

pada hilangnya hak kepegawaiannya. tindakan tersebut dapat dikenai

Dalam kedudukannya sebagai


3
Diakses pada https://e-
journal.fh.unmul.ac.id/index.php/risalah/arti
cle/view/231 tanggal 22 Februari 2020
2
Makhfudz , 2013, Hukum Administrasi Pukul 20.59 Wita.
Negara, Graha Ilmu, Jakarta, hlm. 105.
5

sanksi administrastif sampai dengan Muara Badak Kabupaten Kutai

dijatuhi hukuman disiplin Kartanegara, PNS tersebut pun

pemberhentian sebagai PNS, salah divonis 1 (satu) Tahun dan 8

satu hukuman disiplin adalah (delapan) Bulan penjara dan denda

pemberhentian tidak dengan hormat Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

sebagaimana ditegaskan dalam rupiah) subsidair 1 (satu) bulan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun kurungan penjara

2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Keterlibatan PNS dalam kasus

pasal 87 ayat (4) dan Peraturan tersebut di atas mengakibatkan

Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Bupati Kutai Kartanegara

Tentang Manajemen Pegawai Negeri memberhentikan Pegawai Negeri

Sipil, pasal 250. Sipil secara tidak hormat

Hal tersebut di atas terjadi pada berdasarkan Keputusan Bupati Kutai

seorang Pegawai Negeri Sipil di Kartanegara Timur Nomor :

Pemerintah Kabupaten Kutai 888/III.1405/A.SK./VII/BKPSDM/2

Kartanegara, yang ditugaskan 019 Tanggal 30 Juli 2019. Tetapi

menjadi Pejabat Pelaksana Teknis Pelaksanaan Penjatuhan sanksi

Kegiatan (PPTK), pada tahun 2012, pemberhentian terhadap PNS yang

Pegawai Negeri Sipil ditetapkan melakukan tindak pidana korupsi ini

menjadi tersangka kasus Tindak perlu dilihat dan dikaji kesesuaian

Pidana Korupsi Pengadaan penerapannya berdasarkan aturan

Tanah/Lahan untuk Pembangunan yang mengaturnya, hal ini akan

Unit Sekolah Baru (USB) Sekolah berdampak pada kepastian hukum

Menengah Kejuruan Kecamatan akan statusnya sebagai PNS.


6

Dengan adanya penetapan masalah dalam penulisan adalah

tertulis yang dikeluarkan oleh Bupati sebagai berikut :

Kutai Kartanegara tersebut 1. Apakah dasar pegawai negeri

menimbulkan sengketa antara sipil mengajukan gugatan atas

Pegawai Negeri Sipil dengan Pejabat pemberhentian tidak dengan

Tata Usaha Negara. hormat karena melakukan tindak

Berdasarkan uraian alasan pidana korupsi ?

pemilihan judul diatas, maka penulis 2. Faktor-faktor apa saja yang

tertarik untuk melakukan penelitian menjadi pertimbangan hakim

dengan mengangkat hal tersebut dalam mengabulkan gugatan

sebagai bahan penyusunan skripsi Nomor : 52/G/2019/PTUN.SMD?

dengan judul, “TINJAUAN C. Maksud dan Tujuan Penulisan

YURIDIS TERHADAP PUTUSAN Adapun maksud penulisan ini

PENGADILAN TATA USAHA adalah sebagai berikut :

NEGARA SAMARINDA 1. Bagi penulis sebagai syarat

NOMOR : 52/G/2019/PTUN.SMD untuk memperoleh gelar

TENTANG PEMBERHENTIAN Sarjana Hukum pada Fakultas

TIDAK DENGAN HORMAT Hukum Universitas 17 Agustus

SEBAGAI PEGAWAI NEGERI 1945 Samarinda dan untuk

SIPIL KARENA MELAKUKAN menentukam alternatif

TINDAK PIDANA KORUPSI”. pemecahan masalah sehingga

B. Perumusan dan Pembatasan permasalahan segera dapat

Masalah diatasi.

Perumusan dan pembatasan


7

2. Untuk menambah wawasan HASIL PENELITIAN DAN

bagi para mahasiswa program PEMBAHASAN

studi Ilmu Hukum dan juga A. Dasar Pegawai Negeri Sipil

sebagai referensi bagi Mengajukan Gugatan atas

mahasiswa yang sedang Pemberhentian Tidak dengan

mengerjakan karya ilmiah Hormat karena Melakukan

lainnya. Tindak Pidana Korupsi.

Dalam penelitian skripsi ini Pascabebas dari Lembaga

yang menjadi tujuan penulis Permasyarakatan Kelas II B

sebagai berikut : Tenggarong, Pegawai Negeri Sipil

1. Untuk mengetahui dasar tersebut kembali aktif sebagai PNS

pegawai negeri sipil pada Dinas Pendidikan Kabupaten

mengajukan gugatan atas Kutai Kartanegara dan bulan Juni

pemberhentian tidak dengan tahun 2019 PNS menerima surat

hormat karena melakukan keputusan yang mana pada pokoknya

tindak pidana korupsi. mencabut hukuman disiplin

2. Untuk mengetahui faktor- penurunan pangkat yang sebelumnya

faktor yang menjadi diberikan.

pertimbangan hakim dalam Tanggal 16 Juli 2019 Pegawai

mengabulkan gugatan Nomor Negeri Sipil diberhentikan tidak

: 52/G/2019/PTUN.SMD dengan hormat sesuai dengan Surat

Keputusan yang dikeluarkan oleh

Pejabat Tata Usaha Negara Nomor :

888/III.1405/A.SK./VII/BKPSDM/2
8

019 berdasarkan Putusan Pengadilan sanksi/hukuman khususnya

Tindak Pidana Korupsi Nomor : pemberhentian tidak dengan hormat,

33/Pid.Sus-TPK/2015/PN.Smr dan sehingga mengakibatkan tidak

sebagai wujud dari Surat Keterangan sesuainya penerapan atau

Bersama Menteri Dalam Negeri, pelaksanaan pemberhentian dengan

Menteri Pendayagunaan Aparatur aturan yang berlaku, surat keputusan

Negara dan Reformasi Birokrasi dan pemberhentian tidak dengan hormat

Kepala Badan Kepegawaian Negara sebagai PNS menjadi dasar lahirnya

tertanggal 13 September 2018 serta sengketa Tata Usaha Negara (Objek

surat Aparatur Negara dan Reformasi Sengketa).

Birokrasi perihal petunjuk pelaksana Berdasarkan hal tersebut maka

penjatuhan Pemberhentian Tidak Pegawai Negeri Sipil menempuh

Dengan Hormat oleh Pejabat upaya hukum sesuai dengan

Pembina Kepegawaian terhadap PNS penyelesaian sengketa kepegawaian

yang telah dijatuhi hukuman yakni melalui Upaya Administratif

berdasarkan putusan pengadilan yang berupa Keberatan dan Banding

berkekuatan hukum tetap karena Administratif namun hasilnya tetap

melakukan tindak pidana korupsi. tidak memberikan kepastian hukum

Maka dengan adanya sehingga Pegawai Negeri Sipil

pemberhentian tidak dengan hormat mengajukan Gugatan ke Pengadilan

tersebut Pegawai Negeri Sipil merasa Tata Usaha Negara.

sangat dirugikan dikarenakan tidak

adanya kepastian hukum yang jelas

mengenai prosedur penjatuhan


9

B. Faktor-faktor yang Menjadi kewenangan pejabat untuk

Pertimbangan Hakim dalam memberikan pemberhentian

Mengabulkan Gugatan Nomor : PNS, maka Bupati Kutai

52/G/2019/PTUN.SMD Kartanegara selaku Pejabat

Adapun faktor-faktor yang Pembina Kepegawaian yang

menjadi pertimbangan hakim dalam hal ini Pejabat yang

mengabulkan gugatan Nomor : menerbitkan surat keputusan

52/G/2019/PTUN.Smd, sebagai pemberhentian tidak dengan

berikut : hormat terhadap PNS dari

1. Aspek Kewenangan yaitu Aspek Kewenangannya telah

meliputi hal berwenang, tidak sesuai ketentuan peraturan

berwenang atau melanggar perundang-undangan yang

kewenangan,dasar kewenangan berlaku yaitu ketentuan

badan/Pejabat Tata Usaha Undang-Undang Nomor 5

Negara menerbitkan Keputusan Tahun 2014 tentang Aparatur

Tata Usaha Negara yang Sipil Negara Jo. Peraturan

menjadi objek sengketa apabila Pemerintah Nomor 11 Tahun

dihubungkan dengan ketentuan 2017 tentang Manajemen PNS

Pasal 53 Undang-Undang dan tidak melanggar asas

Nomor 5 Tahun 2014, Pasal penyalahgunaan wewenang.

289 ayat (1) dan Pasal 292 2. Aspek Prosedural yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor meliputi hal prosedur

11 Tahun 2017 yang pada penerbitan surat keputusan

pokoknya mengatur mengenai pemberhentian tidak dengan


10

hormat sebagai PNS yang sesuai dengan asas “nemo debet

disyaratkan oleh peraturan bis poneri pro uno delicto” yaitu

perundang-undangan yang tidak dibenarkan orang ada

berlaku, berdasarkan ketentuan dihukum dua kali karena

Pasal 88 ayat (1) huruf c dan pelanggaran yang sama, juga

ayat (2) Undang-Undang tercantum pada Pasal 30 ayat (3)

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 53

Aparatur Sipil Negara, Tahun 2010 tentang Disiplin PNS

Ketentuan Pasal 252 Peraturan dan PNS baru diberhentikan

Pemerintah Nomor 11 Tahun beberapa tahun sejak putusan

dan Ketentuan Pasal 276 huruf pengadilan berkekuatan hukum

c Peraturan Pemerintah Nomor tetap dimana seharusnya terhitung

11 Tahun 2017 mulai akhir bulan sejak putusan

Namun, fakta hukum yang pengadilan berkekuatan hukum

terjadi dalam penelitian yang tetap. Sehingga Pejabat Tata

dilakukan oleh penulis adalah Usaha Negara tidak

PNS tidak diberhentikan memperhatikan prosedur yang

sementara pada saat dilakukan sesuai dengan peraturan

penyidikan terhadap kasus Tindak perundang-undangan dalam

Pidana Korupsi, selain itu PNS penerbitan surat keputusan

telah diberikan hukuman pemberhentian tidak dengan

administratif dua kali untuk hormat terhadap PNS yang terlibat

kesalahan yang sama sehingga tindak pidana korupsi.

hakim menilai hal tersebut tidak


11

3. Aspek Substansi penerbitan surat menjatuhkan sanksi administrasi

keputusan pemberhentian haruslah mempertimbangan unsur

berkaitan dengan tindak pidana proporsional dan keadilan.

korupsi oleh PNS, yang salah Mengingat dalam kasus tindak

satunya berpedoman pada SKB 3 pidana korupsi yang menjerat

Menteri secara garis besar hakim PNS dalam dakwaan primair tidak

sependapat bahwa penegakan terbukti.

hukum berupa pemberhentian Jadi, meskipun Bupati Kutai

tidak dengan hormat sebagai PNS Kartanegara sebagai Pejabat Tata

harus diterapkan secara kasuistis Usaha Negara memiliki kewenangan

dengan memperhatikan tingkat menerbitkan surat keputusan

kesalahan yang dilakukan dan pemberhentian tidak dengan hormat

tetap harus mengacu kepada terhadap PNS, namun prosedur yang

Undang-Undang Nomor 30 Tahun tidak sesuai dengan peraturan

2014 tentang Administrasi perundang-undangan serta cacat

Pemerintahan yang merupakan substansi, maka pemberhentian tidak

umbrella act dalam pelaksanaan dengan hormat sebagai PNS

Administrasi Pemerintahan, bertentangan dengan unsur

dimana salah satu tujuan dari proporsional dan keadilan dan

Undang-Undang Nomor 30 Tahun bertentangan dengan asas-asas umum

2014 tersebut adalah sebagai pemerintahan yang baik khususnya

bentuk perlindungan hukum Asas Kepastian Hukum, Asas

terhadap PNS dalam pelaksanaan Keadilan dan Asas Kecermatan.

tugasnya, oleh karenanya di dalam


12

PENUTUP perundang-undangan yang

A. Kesimpulan berlaku terhadap penerbitan

surat keputusan Tata Usaha


Berdasarkan apa yang di
Negara yakni pemberhentian
uraikan oleh Penulis didalam
tidak dengan hormat sebagai
hasil penelitian dan pembahasan,
PNS karena terlibat tindak
maka dapat dirumuskan dua
pidana korupsi, khususnya
kesimpulan sebagai berikut:
dari aspek prosedural dan
1. Penerbitan surat keputusan
aspek substansi.
Tata Usaha Negara yakni
B. Saran
pemberhentian tidak dengan

hormat karena terlibat tindak 1. Aspek Prosedur dan Aspek

pidana korupsi yang tidak Substansi dalam penerbitan

memberikan kepastian surat keputusan Tata Usaha

hukum terhadap PNS menjadi Negara harus lebih

dasar untuk mengajukan diperhatikan lagi agar dapat

Gugatan ke Pengadilan Tata memberikan kepastian hukum

Usaha Negara. terhadap warga negara, dalam

2. Dalam gugatan Nomor : hal ini Pegawai Negeri Sipil.

52/G/2019/PTUN.Smd 2. Hendaknya para Pejabat

pertimbangan hakim Tata Usaha Negara harus

mengabulkan gugatan memahami secara utuh

dikarenakan tidak sesuai ketentuan yang mengatur

dengan ketentuan peraturan mengenai pemberhentian


13

tidak dengan hormat sebagai Ilmu, Jakarta,.

PNS karena terlibat tindak Diakses pada https://e-


journal.fh.unmul.ac.id/index.php/risa
pidana korupsi, agar lah/article/view/231 tanggal 22
Februari 2020 Pukul 20.59 Wita.
dikemudian hari akibat hukum

yang timbul dapat

dipertanggung jawabkan dan

untuk mencerminkan Asas

Umum Pemerintahan Yang

Baik.

3. Seyogyanya Pegawai Negeri

Sipil harus tunduk dan patuh

terhadap kode etik dan kode

perilaku serta menghindari

segala larangan yang tidak

patut dilakukan sebagai abdi

negara, agar terhindar dari

permasalahan hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Sri Hartini dan Tedi Sudrajat,

2017, Hukum Kepegawaian

di Indonesia, Sinar Grafika,

Jakarta,

Makhfudz , 2013, Hukum

Administrasi Negara, Graha

You might also like