Professional Documents
Culture Documents
ISSN: 2722-9169
Vol. (2), No. (1), (2022)
http://acied.pp-paiindonesia.org/index.php/acied
Hairul Huda
Universitas Muhammadiyah Jember
hairulhuda@unmuhjember.ac.id
Abstract
The learning model based on multicultural principles has an impact on the emotional side of
students. Multi-cultural-based learning makes students able to accept differences, students in the
learning process, do not pay attention to differences in existing languages, differences in existing
traditions, differences in culture, and differences in religion and even organizations. The purpose
of this multicultural education is to produce students who love peace, like togetherness, have
strong tolerance, and have democratic attitudes and values of justice. The purpose of this study
is a, to describe the construction of the value of peace. b, describe the construction of the value of
freedom in the PAI learning process. c, describe the construction of humanist values in the PAI
learning process. The research method used is descriptive qualitative analysis. Data collection
techniques used in the form of documentation, interviews, and observations. The analytical
techniques used in this study are: condensation of research data, display of research data, and
drawing conclusions. To see the validity of the data using extended observations, increasing
persistence, triangulation. Research results a). Peace value, given when learning PAI through
providing material with the theme "tolerance and harmony" b). The value of freedom when
learning PAI with the teacher always provides an understanding of tolerance for differences in
Islamic community organizations and the use of discussion methods when learning to train
students to respect opinions and freedom of expression. c). Humanistic values are given when
PAI learning is done by providing material about "competitive behavior in kindness and hard
work", and teachers act by not discriminating against students, not discriminating in learning.
Keywords: Construction, Multicultural Values, and PAI Learning
Abstrak
Model pembelajaran yang asas multikultur, Memiliki dampak terhadap sisi emosional
siswa. Pembelajaran yang berbasis multi kultur menjadikan peserta didik dapat
menerima perbedaan, peserta didik dalam proses pembelajaran, tidak mementingkan
perbedaan Bahasa yang ada, perbedaan tradisi yang ada, perbedaan budaya yang ada,
dan berbedaan agama bahkan organisasi. Tujuan dari Pendidikan multicultural ini yaitu
meng hasilkan peserta didik yang cinta damai, suka kebersamaan, memiliki toleransi
yang kuat, serta memiliki sikap demokrasi dan nilai keadilan. Tujuan penelitian ini yaitu
a,Mendeskripsikan konstruksi nilai perdamaian. b, mendeskripsikan konstruksi nilai
kebebasan pada proses pembelajaran PAI. c, mendeskripsikan konstruksi nilai humanis
proses pembelajaran PAI. Metode penelitian yang dilakukan berupa kualitatif deskriptif
analisis. Teknik pengumpulan data yang dipakai berupa hasil dokumentasi,
wawancara, dan hasil pengamatan. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini
berupa: kondensai data penelitian, display data peneliatian, dan penarikan kesimpulan.
Untuk melihat keabsahan data menggunakan perpanjang pengamatan, meningkatkan
ketekunan, triangulasi. Hasil penelitian a). Nilai Perdamaian, diberikan ketika
pembelajaran PAI melalui memberikan materi dengan tema “toleransi dan kerukunan”
b). Nilai Kebebasan ketika pembelajaran PAI dengan cara guru selalu memberikan
pemahaman tentang bertoleransi terhadap perbedaan organisasi masyarakat Islam serta
penggunaan metode diskusi ketika pembelajaran untuk melatih siswa menghargai
pendapat dan kebebasan mengeluarkan pendapat. c). Nilai humanis diberikan ketika
Pembelajaran PAI melalui memberikan materi tentang “perilaku kompetitif dalam
kebaikan dan kerja keras”, serta guru bersikap dengan tidak membeda-bedakan siswa,
tidak melakukan diskriminasi dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Konstruksi, Nilai Multikultural, dan Pembelajaran PAI
Pendahuluan
Memahami konsep multikutrural menjadi salah satu tata cara manusia
melihat perilaku budaya yang ada dilingkungan masyarakat. pemahaman akan
multi kultur yang ada di masyarakat menjadai consensus Bersama untuk
peneguhan terhadap identitas diri dan penegasan terhadap budaya disebuah
kelompok. Peneguhan dan peneguhan terhadap identitas ini menjadi dasar dan
upaya untuk memberi pemahaman terhadap kelompok masyarakat baik
kelompok sosial, kelompok keagamaan, dan kelompok adat untuk membangun
fondasi yang kokoh akan nilai kebersamaan. Sebuah toleransi dan saling
menghargai atas setiap kelompok dibangun dasar kesadaran bersama untuk
mewujudkan masyarakat yang harmonis, damai dan berimbang. Berdasarkan
atas asas ini, lembaga pendidikan baik yang berbasis keagamaan maupun yang
bersifat umum untuk merasa tersadarkan dengan adanya Pendidikan
multikulturan, peserta didik menjadi lebih progresif terhadap perbedaan dan
menumbuhkan sikap menghargai, dan menghormati terhadap perbedaan
pandangan baik yang bersifat etnis, budaya bahkan keagamaan yang ada.
Menurut (Maksum, 2011) Pada saat ini kita ketahui bahwa probelam
pendidikan keagamaan yang ada di indonesai dianggap tidak dapat
memberikan peran dalam mewujudkan kerukunan dan keadamaiaan antara
ummata beragama. Disetiap jenjang Pendidikan mulai dari tingkat sekolah
dasar, dampai tingkat perguruan tinggi materi tentang Pendidikan keagamaan
sudah disampaikan, akan teteapi peramasalahan yang timbul dipermukaan
adalah permasalahan fundamental terkait dengan peran serta Pendidikan agama
islam yang tidak menjamin terjadinya kedamaian dan kerukunan antara sesame
oraganisai maupun antara keagamaan yang ada di negeri ini. Agama dianggap
tidak berhasi menjadi juru selamat untuk mendamaikan sikap toleransi yang ada
di negara ini. Pendidikan Islam yang berlangsung di Indonesia, kini sedang
dilanda krisis, yakni krisis pemikiran Pendidikan Islam lebih terjadi pada ranah
metodologi pemahaman Islam. Secara umum, terdapat dua arus besar dalam
memahami islam yakni model pemahaman tekstual dan model pemahaman
kontekstual.
Menurut (Maksum, 2011) Pemahaman tekstual melahirkan Islam radikal.
Ajaran-ajaran Islam sebagaimana tercantum di dalam sumber rujukan islam
yaitu al-quran dan assunah dipahami secara literal. Doktrin-doktrin agama
dipahami secara kaku dan rigid. Islam bagi kelompok ini dipahami sebagai
Agama, Dunia, Negara/pemerintahan. Semuanya sudah di atur oleh Islam.
832| Prosiding: The Annual Conference on Islamic Religious Education, Yogyakarta, 2022
Hairul Huda, Rekonstruksi Nilai Multikultural...
Prisip
Pembelajaran PAI
Demokrasi Kesetaraan
Prosiding: The Annual Conference on Islamic Religious Education, Yogyakarta, 2022| 835
Hairul Huda, Rekonstruksi Nilai Multikultural...
salah satu suku bangsa tertentu, etnis tertentu, atau golongan tertentu seperti di
jumpai dalam surat “Al-Anbiya ayat 107”.
َ ْ َ ٰ ْ َ ْ َ َّ َ ٰ ْ َ ْ َ َ َ
وم ٓا ارسلنك الا رحمة للعلمين
Artinya : “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”
Metode Penelitian
(Lexy J Moleong, 2017) Pendekatan dan jenis penelitian ini berupa
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Penelitian ini lebih
menekankan pada fenomena actual yang ada pada kegiatan social yang ada
dilembaga Pendidikan. Penelitian kualitatif yang dipakai pada penelitian ini
memiliki prosedur untuk mebnghasilakan deskriptif berupa kata-kata atau
kaliman yang berkesan pada manusia serta persoalan perilaku yang diamati oleh
peneliti dalam bidan Pendidikan yang sedang berjalan.
(Arikunto, 2011) objek penelitian dalam hal ini adalah data data yang
diperoleh dari informan yaitu kepala sekolah, guru religiusitas, siswa muslim
dan siswa non muslim di SMA Katolik santopaulus jember.
Dalam peneilitian ini untuk pengumpulan data melalui beberapa Teknik
yaitu Teknik wawancara, Teknik observasi dan beberapa dokumentasi yang ada
di sekolah tersebut. (Lexy J Moleong, 2017) analisis dipakai untuk mengetahui
seberapa besar kesimpulan yang didapat melalui Teknik analisis deskriptif
dengan cara kondensasi, display data, dan pengambilan kesimpulan. Untuk
mengecek keabsahan data atau validitas data dari penelitian ini menggunakan
triangulasi, perpanjangan pengamatan, bertanya kepada teman sejawat serta
melihat kasus secara negative.
Hasil dan Diskusi
Membangun konstruksi pembelajaran Pendidikan agama islam tidak lepas
dari ajaran agama islam yaitu penekanan terhadap tauhid berdasarkan aqidah
Islamiyah, penekanan terhadap fondasi Syariah melalui ibadah dan amilaih,
serta yang ketiga penelanan terhadap akhlak melalui dimensi tasawuf.
Konstruksi kurikulum juga memberika landasan terhadap pembejaran
pendidiakan agama islam, seperti yagn di ungkapkan oleh (Hairul Huda, 2021)
yang mengatakan bahwah nilai konstruksi keilmuan islam berada pada
beberapa hal diantaranya adalah pertama, adanya kekuatan tauhid sebagai
fundamental system Pendidikan islam, pembelajaran Pendidikan islam tidak
lepas dari kekuatan spiritual berupa aqidah dan tauhid. Kedua, moderasi sebagai
kekuatan akhlak. Dan ke tiga, keilmuan profetik.
Konstruksi yang di bangun dalam pondasi multicultural memiliki
mengikuti konstruksi keilmua islam. Asas pertama yang menjadi kekuatanya
adalah aqidah Islamiyah, berwujut akhlak karimah yang terimplementasi
kedalam sikap saling membantu, tolong menolong, saling menghargai dan
memiliki sikap empati terhadap sesame masyarakat yang memiliki perbedaan
akan adanya kultur. Budaya yang ada di masyarakat kita perlu di pupuk
836| Prosiding: The Annual Conference on Islamic Religious Education, Yogyakarta, 2022
Hairul Huda, Rekonstruksi Nilai Multikultural...
Nilai
Kedamaian
Konstruksi
Nilai
Multikultural
Pembelajara
Nilai n PAI Nilai
Humanis Kebebasan
Nilai Perdamaian
Implementasi nilai perdamaian dalam menumbuhkan sikap toleransi
sesama agama di SMA Katolik Santo Paulus Jember melalui pembelajaran PAI
dengan pemberian materi “toleransi dan kerukunan” serta salah satu cara
memupuk kebersamaan ialah dengan pembiasaan salam, hal sederhana akan
tetapi sangat bermanfaat bila diterapkan setiap harinya. Karena dengan salam
menumbuhkan rasa kebersamaan, kasih sayang, serta saling menghormati.
Selain dengan penerapan pembiasaan salam, kebersamaan dalam shalat
dhuhur berjama’ah merupakan upaya guru PAI untuk menciptakan
kebersamaan antar siswa muslim di SMA Katolik Jember sehingga hubungan
silaturahmi dan persaudaraan yang kuat serta munculnya tradisi saling menjaga
dalam ibadah.
Prosiding: The Annual Conference on Islamic Religious Education, Yogyakarta, 2022| 837
Hairul Huda, Rekonstruksi Nilai Multikultural...
Nilai Kebebasan
Nilai kebebasan yang diajarakan di sekolah menengah atas Katolik Santo
Paulus Jember merupakan manifestasi dari sikap toleransi yang diajarakan.
Saling menghargai antar sesama siswa dan nilai toleransi antara umat beragama
di sekolah tersebut berdampak pada komunikasi dan silaturahmi antara ummat
beragaman. Pengamalan ibadah disetiap ummat beragama memberikan dampak
terhadap timbulnya toleransi beragama. Tujuan utama dari toleransi beraagama
adalah membangun silaturahmi untuk menjaga persatuan diantar peserta didik.
Hal diatas ini menjadi bentuk suatu pembelajaran yang ada di SMA Katolik
Santo Paulus Jember melalui pembelajaran PAI bagi siswa muslim dimana
dengan memberikan pemahaman kepada siswa tentang toleransi intern atau
menghargai perbedaan faham. Melalui memberikan pemahaman kepada siswa
untuk saling bertoleransi dalam ranah intern terhadap perbedaan organisasi
masyarakat Islam dan perbedaan ibadah merupakan penerapan untuk
memupuk nilai kebebasan antar sesama siswa muslim di SMA Katolik Santo
Paulus Jember.
Menurut Abd Rachman Assegaf didalam bukunya menyebutkan tafahum
yang berarti saling memahami. Sikap tafahum yang harus diberikan kepada
peserta didik berupa suatu pemahaman untuk berkontribusi dalam hubungan
antar sesame peserta didik. Pemahaman akan perbedaan dilakukan secara
838| Prosiding: The Annual Conference on Islamic Religious Education, Yogyakarta, 2022
Hairul Huda, Rekonstruksi Nilai Multikultural...
dinamis melalui pemahaman keagamaan yang diberikan oleh guru dan sesama
teman yang ada disekolah tersebut.
Sikap saling memberi perhatian dan penghargaan, merupakan
pembentukan awalan bagi peserta didik untuk memupuk nilai toleransi. Melalui
nilai toleransi inilah nilai kebebasan muncul dan berdampak pada komunikasi
antar peserta didik. Kebebasan berpendapat, kebebasan menganut keyakinan,
kebebasan untuk beribadah sesuai keyakinan masing masing peserta didik,
mumbuktikan bahwa kehidupan disekolah menjadi bagian dari proses
terbentuknya kesadaran akan toleransi antar ummat di sekolah. Nilai
menghargai yang diterapakan peserta didik dapat menimbulkan penghargaan
untuk saling menerima dan merespon perbedaan pendapat di lingkungan
sekolah. Sikap ini berpotensi memberikan kebijakan untuk membentuk generasi
peserta didik yang lebih bertoleransi.
Sikap toleransi atau yang di islam lebih sering disebut dengan tasamuh
(pertengaha) memberikan dampak terhadap mempererat silaturahmi antar
ummat beragama. Salah satu kekuatan dari Tasamuh adanya sikap saling
menghargai untuk memperkuat dan menjaga keutuhan ummat ditengah
derasnya fitnah dan propaganda. Berita hoak yang muncul dimedia, baik media
social maupun media cetak, mampu meruntuhkan iman dan kekuatan
silaturrahmi ummat. Lembaga Pendidikan sebagai Lembaga yang mencetak
intelektual harus mampu memfilter kecenderungan tersebut, karena kekuatan
iman inilah yang menjadikan aqidah manusial lebih kuat. Penjelasan yang
diunkapkan oleh nabi bahwa : “tidak sempurna iman seseorang di antara kamu,
sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya”. Kebebasan
merupakan hak bagi setiap manusia karena dengan kebebasan manusia dapat
kreatif dan mengetahui tujuan yang dianggapnya baik serta dalam kebebasan
hendaknya tidak melanggar kebebasan orang lain.
Nilai Humanis
Nilai humanis pada pembelajaran PAI dalam menumbuhkan sikap
toleransi sesama agama di SMA Katolik Santo Paulus Jember dengan cara
memberikan pemahaman untuk saling membantu kepada teman serta dengan
tidak melakukan diskriminasi kepada siswa sedangkan dalam hal pembelajaran
PAI guru membekali siswa dengan mengajarkan tartil, menghafal surat pendek
serta lancar membaca al-Qur’an karena selain ranah interaksi sosial ranah ibadah
juga menjadi fokus guru PAI dalam menumbuhkan nilai humanis.
Menurut (Suryana, 2019) nilai humanis adalah sikap menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusian. Rasa kemanusian yang dimunculkan oleh nilai humanis
diharapkan mampu untuk menumbuhkan kepedualian dan membentuk nilai
kemanusian pada peserta didik. Adanya nilai kemanusian ini dapat
menumbuhkan sikap persamaan antara kewajiban dan ha kantar sesame
manusia. Pengakuan ini menjadikan peserta didik untuk memberikan saling
peduli terhadapa persoalan yang melekat terhadap perbedaan yang ada.
Prosiding: The Annual Conference on Islamic Religious Education, Yogyakarta, 2022| 839
Hairul Huda, Rekonstruksi Nilai Multikultural...
840| Prosiding: The Annual Conference on Islamic Religious Education, Yogyakarta, 2022
Hairul Huda, Rekonstruksi Nilai Multikultural...
Prosiding: The Annual Conference on Islamic Religious Education, Yogyakarta, 2022| 841