Professional Documents
Culture Documents
Andewi Suhartini
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
andewi.suhartini@uinsgd.ac.id
Abstract
Indonesia is a multicultural country. Religious and cultural conflicts still occur now. The
strengthening of religious moderation values among its pluralistic society is a solution. It
needs to be conducted in every institution, both formal and non formal. That why, a
research of the internalization of religious moderation values in Pondok pesantrenis
needed. This research was conducted at Pondok pesantren Salaf Al-Falah Cianjur West
Java. The method used is a descriptive-qualitative. The results of this study indicate that
the internalization of religious moderation values in Pondok pesantren Al-Falah is
applied by Kyai and all teachers in many aspects; learning and daily activities.In the
learning aspect, they apply tolerance and appreciation. They apply the values of peace,
happiness, respect, cooperation and humble to the aspect of daily activities. All teachers
get policy support from the Kyai as the top leader.
Key Words:Moderation; Pesantren; Religious; Value.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara multikultural terbesar di dunia. memiliki banyak
kelompok suku, etnis, agama, dan budaya (Nurcahyono 2018). Keragaman masyarakat
multikultural sebagai asset kekayaan bangsa di satu sisi, dan kondisi sangat rawan konflik
serta perpecahan di sisi lain (Lestari 2015). Perbedaan kebudayaan dan perbedaan agama
dapat memicu konflik konflik sosial yang berbahaya bagi kerukunan bangsa.Religions
contact in Indonesian plurality implies two sides, namely positive side as unifying wealth
while negative side makes fanaticism in exclusive and primordial radicalism that finally it
makes social conflict among religious communities in harmony of the plurality of the
nation (Kawangung 2019).
Konflik yang mengatasnamakan atau berkaitan dengan agama memang masih
terjadidi Indonesia.Contohnya kebijakan penutupan sementara rumah ibadah oleh Majelis
44
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu
metode yang berupaya mengangkat fenomena yang utuh, melalui pengolahan data
mendalam dari beberapa informan terpilih.Populasi pada penelitian ini adalah
berulang pun, sang Kyai tidak pernah menegurnya. Prinsip yang selalu dipegang
adalah; menuntut ilmu itu ibadah, menyampaikan ilmu adalah da’wah, dan mengulang-
ulang ilmu merupakan dzikir. Seberapa sulit para santri mengikuti pembelajaran, para
pengajar selalu menyemangati mereka, dengan mengapresiasi apa yang sedang mereka
perjuangkan, yaitu menuntut ilmu.
Nilai moderasi beragama selanjutnya yang selalu ditanamkan dalam proses
pembelajaran di Pondok pesantren Salaf Al-Falah kabupaten Cianjur adalah
toleransi. Dalam menjelaskan konten kitab kuning, para pengajar selalu
mengingatkan tentang keberadaan ikhtilaf (perbedaan) ditengah masyarakat
muslim di dunia. Perbedaan tersebut adalah rahmat, tidak perlu
diperdebatkan.Cukup dipahami dan mengambil sikap dengan melaksanakan salah
satu yang paling diyakini kebenarannya / paling sesuai menurut pengetahuan yang
kita miliki. Tanpa menyepelekan apalagi menghina pendapat atau pilihan pihak
lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai moderasi beragama yang
dicontohkan oleh Kyai, dan dibiasakan oleh warga pondok pesantren Al-Falah
adalah tentang sikap saling menghormati (respect), kerukunan(peace),
happiness(kebahagiaan), cooperation (kooperatif) dantidak angkuh (humble).
Dengan sikap saling menghormati kerukunan dan kedamaian akan tercipta.
Kebahagiaan akan terwujud dengan selalu bersyukur kepada Allah Swt dalam segala hal.
Kooperatif dengan sesama penduduk pondok pesantren, juga bersama masyarakat sekitar
mewujudkan keharmonisan dan kebermanfaatan hidup.Menghindari keangkuhan dapat
menghindari permusuhan.Nilai-nilai itu yang membuat pondok pesantren Al-Falah teteap
memiliki tempat dihati masyarakat sekitar sejak tahun 1962.
SIMPULAN
Nilai-nilai moderasi beragama ditanamkan oleh Kyai dan dibiasakan oleh semja
warga pondok pesantrensalaf Al-Falah Kabupaten Cianjur.Terlihat dalam pembelajaran
yang diselenggarakan dan kegiatan sehari-hari mereka.Pada aspek pembelajaran,
apresiasi dan toleransi adalah nilai-nilai moderasi yang ditanamkan. Pada aspek kegiatan
sehari-hari, respect,peace, happiness, cooperation, dan humble adalah nilai yang
ditanamkan dan dibiasakan.
Nilai-nilai moderasi beragama yang diterapkan di pondok pesantren Al-
Falah terbukti membuat salah satu pondok pesantren salaf di kabupaten Cianjur
Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M)
50
REFERENCES
Ahdar, Abdul Halik, and Musyarif. 2020. “Moderation and Mainstream of Pesantren /
Madrasah Education.” Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan 13(1):14–37.
Fachrurazi. 2016. “Pembaharuan Sistem Pembelajaran Pondok pesantren (Tradisional
Versus Modern).” At-Turats 10(2):57–64.
Fahri, Mohamad, and Ahmad Zainuri. 2019. “Moderasi Beragama Di Indonesia.” Intizar
25(2):95–100.
Hanafi, M. Syadeli. 2018. “Budaya Pesantren Salafi (Studi Ketahanan Pesantren Salafi Di
Provinsi Banten).” ALQALAM 35(1):103–26.
Harto, Kasinyo, and Tastin Tastin. 2019. “Pengembangan Pembelajaran Pai Berwawasan
Islam Wasatiyah : Upaya Membangun Sikap Moderasi Beragama Peserta Didik.”
At-Ta’lim : Media Informasi Pendidikan Islam 18(1):89.
Hefni, Wildani. 2020. “Moderasi Beragama Dalam Ruang Digital: Studi
Pengarusutamaan Moderasi Beragama Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Negeri.” Jurnal Bimas Islam 13(1):1–22.
Ibrahim, Rustam. 2014. “Eksistensi Pesantren Salaf Di Tengah Arus Pendidikan
Modern.” Analisa 21(2):253.
Kawangung, Yudhi. 2019. “Religious Moderation Discourse in Plurality of Social
Harmony in Indonesia.” International Journal of Social Sciences and Humanities
3(1):160–70.
Lestari, Gina. 2015. “Bhinnekha Tunggal Ika : Khasanah Multikultural.” Jurnal
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan I(Februari):31–37.
Muhyiddin. 2019. “3 Langkah Wujudkan Moderasi Beragama Menurut Quraish Shihab.”
Republika.Co.Id.
Nur, Afrizal, and Lubis Mukhlis. 2015. “Konsep Wasathiyah Dalam Al-Quran (Studi
Komparatif Antara Tafsir Al-Tahrîr Wa at-Tanwîr Dan Aisar at-Tafâsîr).” An-Nur
4(2):205–25.
Nurcahyono, Okta Hadi. 2018. “Pendidikan Multikultural Di Indonesia: Analisis
Sinkronis Dan Diakronis.” Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi Dan Antropologi
2(1):105–15.
Purwanto, Yedi, and Ridwan Fauzi. 2019. “Internalisasi Nilai Moderasi Melalui
Pendidikan Agama Islam Di Internalizing Moderation Value Through Islamic
Religious Education.” 17(2):110–24.
Rauf, Abdur. 2019. “Ummatan Wasaṭan Menurut M. Quraish Shihab Dalam Tafsir Al-
Misbah Dan Relevansinya Dengan Nilai-Nilai Pancasila.” Jurnal Studi Ilmu-Ilmu
Al-Qur’an Dan Hadis 20(2):223.
Saifuddin, Ahmad. 2016. “Eksistensi Kurikulum Pesantren Dan Kebijakan Pendidikan.”
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) 3(1):207.
Wafi Ali Hajjaj. 2017. “Pengembangan Kurikulum Pesantren Pelajar; Studi Empirik Di