You are on page 1of 9

Nama : Adjie Muhammad Akbar

NIM : 190301111
Kelas : Ilmu Tanah 2019
Mata Kuliah : Produksi dan Teknologi Benih
Dosen : Dr. Ir. Charloq, M.P.

LAPORAN PRAKTIKUM
I. Judul Praktikum
Perkecambahan Benih Rekalsitran.

II. Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui berapa lama masa dormansi benih sampai dengan proses
perkecambahan.

III. Alat
- Sendok pasir
- Bak kecambah 2 buah
- Handsprayer 1 buah

IV. Bahan
- Benih kelengkeng (Dimocarpus longan Lour.) sebagai benih rekalsitran jenis pertama
berjumlah 30 biji.
- Benih kakao (Theobroma cacao L.), benih rekalsitran jenis kedua berjumlah 30 biji.
- Media tanam Topsoil dan pasir dengan perbandingan 1:1 yang sudah disterilisasi.
- Lidi dan stik es sebagai penanda atau nomor penanaman.

V. Pelaksanaan
- Disiapkan alat dan bahan terutama bak kecambah berjumlah 2 buah,
- Disterilisasi campuran topsoil dan pasir (1:1) dengan cara pemanasan;
- Diinvigorisasi benih kelengkeng dan kakao dengan cara direndam dalam air bersih selama
Beberapa menit;
- Ditanam benih kelengkeng dan kakao masing-masing 5 baris dimana perbaris terdiri atas 6
benih sehingga total benih yang ditanam 30 biji;
- Diamati benih setiap hari dengan parameter antara lain waktu mulai berkecambah, daya
perkecambahan, kecepatan perkecambahan, dan persentase benih mati.
VI. Parameter Pengamatan
- Waktu mulai berkecambah
- Daya perkecambahan
- Kecepatan Perkecambahan
- Persentase benih mati.

VII. Hasil dan Pembahasan


Berikut ini adalah tabel waktu mulai berkecambah dan perkecambahan perhari:
Hari Benih Kelengkeng yang Benih Kakao yang
Berkecambah Berkecambah (No Urut Tanam) Berkecambah (No. Urut
(HST) Tanam)
I, 0 0
II, 0 0
III, 0 0
IV 0 0
V 2 (15,25) 5 (2,3,21,24,27)
VI 1 (7) 7 (5,13,14,16,19, 29,30)
VII 3 (1,8,23) 9 (1,8,9,10,11,18,23,25,28)
VIII 1 (18) 7 (6,7,12,15,17,20,26)
IX 1 (30) 0
X 0 2 (4,22)
XI 0 0
XII 1 (16) 0

Berikut ini adalah tabel daya perkecambahan dan persentase benih mati:
Nama Jumlah benih Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Komoditi berkecambah benih Perkecambahan benih benih mati
yang mati
ditanam

Kelengkeng 9 30 30% 21 70%


Kakao 30 30 100% 0 0%
Berikut ini adalah tabel kecepatan perkecambahan tanaman kelengkeng:
Tanggal Waktu Jam Etmal Jumlah % %KN/Etmal
Tanam/ Pengamatan Setelah Kecambah Kecambah
Pengamatan Tanam Normal Normal
14-Nov-21
11.14 0 0 0 0% 0
15-Nov-21
06.23 19 0,8 0 0% 0
16-Nov-21
05.45 42 1,8 0 0% 0
17-Nov-21
06.43 67 2,8 0 0% 0

18-Nov-21
11.51 97 4,04 2 7% 1,732673267
19-Nov-21
07.30 116 4,83 1 3% 0,621118012
20-Nov-21
06.40 139 5,8 3 10% 1,724137931
21-Nov-21
13.39 170 7,08 1 3% 0,423728814
22-Nov-21
07.22 188 7,83 1 3% 0,383141762
23-Nov-21
07.02 212 8,83 0 0% 0

24-Nov-21
07.07 236 9,8 0 0% 0
25-Nov-21
06.38 247 10,3 1 3% 0,291262135

Laju Perkecambahan kelengkeng: (5x2)+(6x1)+(7x3)+(8x1)+(9x1)+(12x1)/9 = 7,33


Berikut ini adalah tabel kecepatan perkecambahan tanaman kakao:
Tanggal Waktu Jam Etmal Jumlah % %KN/Etmal
Tanam/ Pengamatan Setelah Kecambah Kecambah
Pengamatan Tanam Normal Normal
14-Nov-21
11.14 0 0 0 0% 0
15-Nov-21
06.23 19 0,8 0 0% 0
16-Nov-21
05.45 42 1,8 0 0% 0
17-Nov-21
06.43 67 2,8 0 0% 0

18-Nov-21
11.51 97 4,04 5 17% 4,207920792
19-Nov-21
07.30 116 4,83 7 23% 4,761904762
20-Nov-21
06.40 139 5,8 9 30% 5,172413793
21-Nov-21
13.39 170 7,08 7 23% 3,248587571
22-Nov-21
07.22 188 7,83 0 0% 0
23-Nov-21
07.02 212 8,83 2 7% 0,792751982

24-Nov-21
- - - - - -
25-Nov-21
- - - - - -

Laju Perkecambahan kakao: (5x5)+(6x7)+(7x9)+(8x7)+(10x2)/30 = 206/30 = 6,87


Berikut ini adalah tabel dokumentasi perkecambahan tanaman kelengkeng dan kakao:
No. Hari/Tanggal Kelengkeng Kakao
(Dimocarpus longan Lour.) (Theobroma cacao L.)
1. Minggu/14-Nov-21

2. Senin/15-Nov-21

3. Selasa/16-Nov-21

4. Rabu/17-Nov-21

5. Kamis/18-Nov-21

6. Jumat/19-Nov-21
7. Sabtu/20-Nov-21

8. Minggu/21-Nov-21

9. Senin/22-Nov-21

10. Selasa/23-Nov-21

11. Rabu/24-Nov-21

12. Kamis/25-Nov-21
Pembahasan
Pada tabel waktu benih mulai berkecambah menunjukkan bahwa benih kelengkeng dan
benih kakao serentak awal berkecambah pada hari kelima setelah tanam. Adapun pada 5 MST
benih kelengkeng yang berkecambah berjumlah 2 biji yang bernomor 15 dan 25 dan benih
kakao lima yang berkecambah yang bernomor 2,3,21,24, dan 27. Adapun selanjutnya, benih
kelengkeng berkecambah pada hari keenam setelah tanam sebanyak satu, pada hari ketujuh
setelah tanam terdapat tiga yang berkecambah, pada hari kedelapan setelah tanam ada satu yang
berkecambah, pada hari kesembilan ada satu yang berkecambah dan pada hari ke dua belas ada
satu pula yang berkecambah. Sementara itu, benih kakao selanjutnya berkecambah pada hari
keenam setelah tanam sebanyak tujuh kecambah, pada hari ketujuh terdapat sembilan yang
berkecambah, hari kedelapan setelah tanam terdapat tujuh yang berkecambah, dan pada hari
kesepuluh setelah tanam ada dua benih yang berkecambah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwasanya viabilitas benih kakao sangat baik dibandingkan benih kelengkeng, maka benih
kelengkeng sudah mengalami penurunan mutu. Ini sesuai dengan pernyataan Tatipata (2008)
yang menyatakan bahwa benih rekalsitran akan mengalami penurunan mutu viabilitas benih
sehingga menyebabkan perubahan menyeluruh di dalam benih baik fisik, fisiologis maupun
kimiawi akibat perubahan cadangan makanan dan perubahan di dalam membran.
Pada tabel daya perkecambahan dan persentase benih mati menunjukkan bahwa total
benih kelengkeng yang berkecambah adalah 9 benih dari 30 benih yang ditanam sehingga
memiliki daya perkecambahan sebesar 30%. Sedangkan, total benih kakao yang berkecambah
adalah 30 benih dari 30 benih yang ditanam sehingga memiliki daya perkecambahan sebesar
100%. Sehingga persentase benih mati pada kelengkeng dan kakao yaitu 70% dan 0%. Hal ini
menunjukkan bahwa benih kakao memiliki daya germinasi yang lebih tinggi dibandingkan
benih kelengkeng.
Pada tabel kecepatan perkecambahan benih kelengkeng, data menunjukkan bahwa
kecepatan benih untuk berkecambah yang terbaik terjadi pada hari kelima setelah tanam pada
tanggal 18 November 2021 dengan nilai persentase kecambah normal dibagi etmal yaitu
1,732673267 dan kecepatan benih terendah terjadi pada hari kedua belas (terakhir) setelah
tanam yaitu 0,291262135 pada tanggal 25 November 2021.
Sementara itu, pada tabel kecepatan perkecambahan benih kakao, data menunjukkan
bahwa kecepatan benih untuk berkecambah yang terbaik terjadi pada hari ketujuh setelah
tanam pada tanggal 20 November 2021 dengan nilai persentase kecambah normal dibagi etmal
yaitu 5,172413793 dan kecepatan benih terendah terjadi pada hari kesepuluh setelah tanam
yaitu 0,792751982 pada tanggal 23 November 2021.
VIII. Kesimpulan
1. Viabilitas benih kakao sangat baik dibandingkan benih kelengkeng, maka benih kelengkeng
sudah mengalami penurunan mutu. Benih rekalsitran akan mengalami penurunan mutu
viabilitas benih sehingga menyebabkan perubahan menyeluruh di dalam benih baik fisik,
fisiologis maupun kimiawi akibat perubahan cadangan makanan dan perubahan di dalam
membran.
2. Total benih kelengkeng yang berkecambah adalah 9 benih dari 30 benih yang ditanam
sehingga memiliki daya perkecambahan sebesar 30%. Sedangkan, total benih kakao yang
berkecambah adalah 30 benih dari 30 benih yang ditanam sehingga memiliki daya
perkecambahan sebesar 100%. Sehingga persentase benih mati pada kelengkeng dan kakao
yaitu 70% dan 0%.
3. Kecepatan benih untuk berkecambah yang terbaik terjadi pada hari kelima setelah tanam
pada tanggal 18 November 2021 dengan nilai persentase kecambah normal dibagi etmal
yaitu 1,732673267 dan kecepatan benih terendah terjadi pada hari kedua belas (terakhir)
setelah tanam yaitu 0,291262135 pada tanggal 25 November 2021.
4. Kecepatan benih untuk berkecambah yang terbaik terjadi pada hari ketujuh setelah tanam
pada tanggal 20 November 2021 dengan nilai persentase kecambah normal dibagi etmal
yaitu 5,172413793 dan kecepatan benih terendah terjadi pada hari kesepuluh setelah tanam
yaitu 0,792751982 pada tanggal 23 November 2021.
5. Laju Perkecambahan benih kelengkeng yaitu 7,33. Sedangkan laju perkecambahan benih
kakao yaitu 6,87.
IX. Daftar Pustaka

Tatipata, A. 2008. Pengaruh Kadar Air Awal, Kemasan dan Lama Simpan Terhadap Protein
Membran dalam Mitokondria Benih. Buletin Agronomi, 36 (1): 8-16.

X. Lampiran
Proses sterilisasi dan persiapan media tanam
Proses penanaman

100% Perkecambahan

You might also like