You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH (AGH250)

Ekstraksi Benih Tomat

Nama : Farahdina Mubarak

NIM : A24190127

Kelas Pararel : P2

Dosen Pembimbing : Okti Syah Isyani Permatasari, S.P., M.Si.

Asisten : Riski Meliya Ningsih

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ekstraksi benih adalah adalah suatu proses memisahkan biji dari buahnya untuk
dijadikan benih sehingga didapatkan benih dalam keadaan bersih (Ananda et al.
2016). Proses ekstraksi benih berbeda-beda pada setiap jenis benih, dapat berupa
pelunakan dan pelepasan daging buah, pengeringan, pemisahan, penggoncangan,
perontokan, dan pembersihan (Yuniarti 2016). Menurut Sadjad (1993) proses
ekstraksi benih adalah salah satu faktor induced yang mempengaruhi vigor benih.

Tomat adalah salah satu buah yang untuk memperoleh benihnya diperlukan proses
ekstraksi benih. Ekstraksi benih tomat dilakukan untuk menghilangkan lendir
yang menempel pada benih. Menurut Iriani (2017) lendir pada tomat adalah
inhibitor yang dapat menghambat proses perkecambahan. Warna merah pada buah
tomat disebabkan oleh pigmen likopen yang termasuk kedalam karotenoid,
karotenoid adalah salah satu pembentuk asam absisat yang merupakan fitohormon
inhibitor bagi proses pertumbuhan benih. Kadar likopen tertinggi terdapat pada
kulit benih tetapi pada lender dan cairan benih tomat juga terdapat likopen
sehingga jika lender masih menempel pada benih maka akan menghambat proses
perkecambahan.

Proses penghilangan lendir pada benih tomat dapat dilakukan dengan fermentasi
benih. Fermentasi benih menghasilkan senyawa alkohol yang dapat mempercepat
proses penghilangan lendir pada benih tomat.

1.2 Tujuan

Percobaan ini bertujuan mempelajari proses pengolahan benih tomat mulai proses
ekstraksi sampai dengan pengeringan.
BAB II
METODE

2.1 Bahan dan Alat


2.1.1 Bahan
- Buah tomat
- Kertas buram
- Air

2.1.2 Alat
- Spray
- Saringan
- Piring
- Kontainer

2.2 Langkah-langkah
1) Buah tomat merah dipotong melintang lalu diambil bijinya.
2) Biji tomat ditempatkan di 3 wadah yang berbeda
- Wadah 1 berisi benih yang langsung dicuci di air mengalir
- Wadah 2 berisi benih difermentasi selama 24 jam
- Wadah 3 berisi benih difermentasi selama 48 jam
3) Benih lalu dihamparkan di kertas kering lalu dikeringkan selama 2-3 hari
dengan sinar matahari
4) Benih dikecambahkan di kertas buram dengan teknik diantara media kertas
(UAK)
5) Setelah 6 hari, semua kertas dibuka untuk diamati benih yang sudah
berkecambah normal serta untuk melembabkan kembali media kertas.
6) Kecambah normal dihitung dan disingkirkan.
7) Kertas dilipat kembali lalu disimpan dalam wadah
8) Setelah 11 hari, semua kertas dibuka kembali untuk diamati Benih
dihitung yang berkecambah normal, abnormal, benih segar tidak tumbuh,
dan mati.
BAB III
HASIL


Tanpa Fermentasi Perlakuan

 KN
   BS Total KN AB BM BC BSTT DB
Ul 
Hit Hit AB BM BC TT Benih (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 2  

1 9 2 1 2 0 12 25 44 4 8 0 48 44
2 10 1 0 0 0 14 25 44 0 0 0 56 44
3 9 1 1 0 0 14 25 40 4 0 0 56 40
4 12 0 1 0 0 12 25 48 4 0 0 52 48

Rata-rata 44 3 2 0 53 44
24 JAmFermentasi

1 11 4 3 0 0 7 25 60 12 0 0 28 60
2 14 3 2 0 0 6 25 68 8 0 0 24 68
3 10 6 4 0 0 5 25 64 16 0 0 20 64

4 13 3 3 1 0 5 25 64 12 4 0 20 64

Rata-rata 64 12 1 0 23 64
48 jamFermentasi

1 14 4 0 0 0 7 25 72 0 0 0 28 72
2 11 3 2 0 0 9 25 56 8 0 0 36 56
3 18 5 0 0 0 2 25 92 0 0 0 8 92
4 17 5 0 0 0 3 25 88 0 0 0 12 88

Rata-rata 77 2 0 0 21 77

3.1 Tabel Perhitungan


Keterangan :
- KN = Kecambah normal - BSTT = Benih segar tidak tumbuh
- AB = Kecambah abnormal - DB = Daya berkecambah
- BM = Benih mati - Ul = Ulangan
- BC = Benih bercendawan

Contoh perhitungan :
Menggunakan lot benih tanpa fermentasi ulangan 1
KN hitungan 1 11
% KN = x 100% = x 100% = 44 %
jumlah benih 25

benih abnormal 1
% AB = x 100% = x 100% = 4 %
jumlahbenih 25

benih mati 2
% BM = x 100% = x 100% = 8 %
jumlah benih 25

benih bercendawan 0
% BC = x 100% = x 100% = 0 %
jumlah benih 25

benih segar tidak tumbuh 12


% BSTT = x 100% = x 100% = 48 %
jumlah benih 25

%KN semuaulangan 176


Rata-rata % KN = x 100% = x 100% = 44 %
jumlah ulangan 4

%AB semua ulangan 12


Rata-rata % AB = x 100% = x 100% = 3 %
jumlah ulangan 4

%BM semuaulangan 8
Rata-rata % BM = x 100% = x 100% = 2 %
jumlah ulangan 4

%BC semua ulangan 0


Rata-rata % BC = x 100% = x 100% = 0 %
jumlah ulangan 4

%DB semuaulangan 176


Rata-rata % DB = x 100% = x 100% = 44 %
jumlah ulangan 4

%BSTT semua ulangan 212


Rata-rata % BSTT = x 100% = x 100% = 53 %
jumlah ulangan 4
3.2 Dokumentasi

Contoh benih
abnormal

Contoh benih
normal
BAB IV
PEMBAHASAN

Ekstraksi benih tomat dilakukan untuk menghilangkan inhibitor yang dapat


menghambat perkecambahan. Inhibitor tersebut adalah lendir pada buah tomat
yang mengandung senyawa likopen. Inhibitor tersebut juga membuat benih
mengalami dormansi. Oleh karena itu, inhibitor tersebut harus dihilangkan agar
benih dapat berkecambah. Ekstraksi benih pula dapat meningkatkan mutu benih
dan daya simpan benih.

Salah satu cara untuk mempercepat ekstraksi benih atau penghilangan lendir pada
benih tomat yaitu dengan cara fermentasi. Fermentasi benih dilakukan dengan
merendam benih pada wadah kedap udara dengan perbandingan air dan benih
adalah 1:1. Menurut Muin et al. (2015) proses fermentasi akan menghasilkan
senyawa produk berupa alkohol. Alkohol inilah yang akan mempercepat lendir
terlepas dari benih. Oleh karena itu, fermentasi dapat mempermudah proses
penghilangan lendir dari benih. Fermentasi sangat efektif digunakan untuk
ekstraksi benih dalam jumlah banyak karena dengan benih tersebut difermentasi
maka akan lebih mudah pembersihan lendir pada benih.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa benih yang difermentasi selama 48 jam


memiliki daya berkecambah lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Hal ini
dikarenakan benih yang difermentasi 48 jam sudah sangat sedikit lendir yang
menempel dibandingkan perlakuan lainnya. Sesuai menurut Iriani et al. (2017)
bahwa benih yang difermentasi memiliki persentase perkecambahan tertinggi.
Benih yang sudah difermentasi pun artinya benih sudah dilakukan perendaman
sehingga akan terjadi proses imbibisi. Proses imbibisi ini akan memperepat
metabolism benih sehingga benih sudah mulai proses berkecambah.

Benih yang difermentasi selama 48 jam daya berkecambahnya lebih tinggi dari
benih yang difermentasi selama 24 jam. Benih yang difermentasi selama 24 jam
daya berkecambahnya lebih tinggi dari benih yang tidak difermentasi. Semakin
lama proses fermentasi benih maka semakin tinggi daya berkecambahnya dan
semakin mudah pelepasan lendirnya. Tetapi mungkin ada batas maksimum lama
fermentasi dikarenakan jika benih difermentasi terlalu lama maka benih akan mati
dan busuk. Benih yang tanpa fermentasi pun sebenarnya sudah mampu
berkecambah, hal ini mengartikan bahwa benih masih mampu berkecambah
walaupun tidak difermentasi. Penghilangan lendir pada benih yang tidak
difermentasi yaitu dengan cara benih digosok-gosok di saringan kawat sehingga
lendir terlepas.

Data menunjukkan bahwa terdapat ulangan pada benih fermentasi 48 jam yang
memiliki daya berkecambah lebih kecil daripada ulangan lainnya. Hal ini
mungkin dikarenakan mutu benih yang tidak seragam dikarenakan benih didapat
dari benih yang dibeli di pasar atau kesalahan saat proses pengeringan sehingga
benih menjadi rusak.
BAB V
KESIMPULAN

Ekstraksi benih dilakukan untuk memisahkan benih dari buahnya. Kstraksi pada
tomat yaitu dengan menghilangkan lendir yang menempel pada benih karena
benih tersebut inhibitor yang dapat menghambat perkecambahan. Fermentasi
benih tomat dapat memudahkan proses penghilangan lendir pada benih tomat.
Benih yang difermentasi memiliki daya berkecambah lebih tinggi daripada benih
yang tidak difermentasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda DNP, Raka IGN, Mayadewi NNA. 2016. Uji efektivitas teknik ekstraksi
dan dry heat treatment terhadap kesehatan bibit tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 5 (1) : 30-39.

Iriani YF, Kendarini N, Purnamaningsih SL. 2017. Uji efektivitas beberapa teknik
ekstraksi terhadap mutu benih dua varietas tomat (Solanum lycopersicum
L.) . Jurnal Produksi Tanaman. 5 (1) : 8-14.

Muin R, Hakim I, Febriyansyah A. 2015. Pengaruh waktu fermentasi dan


konsentrasi enzim terhadap kadar bioetanol dalam proses fermentasi nasi
aking sebagai substrat organik. Jurnal Teknik Kimia. 3 (21) : 59-69.

Sadjad S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta (ID) : PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Yuniarti N. 2016. Penentuan metode ekstraksi dan sortasi terbaik untuk benih
mangium (Acacia mangium). PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON. 2
(1) : 32-36.

You might also like