Professional Documents
Culture Documents
JEE
Jurnal Edukasi Elektro
https://journal.uny.ac.id/index.php/jee
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mengembangkan media pembelajaran materi
pengenalan kamera dan teknik fotografi untuk siswa kelas XI Multimedia (MM)
di SMK Negeri 1 Godean, serta mengetahui tingkat kelayakan dan efektivitas
media. Research & Development (R&D) digunakan sebagai metode dalam
penelitian ini. Model pengembangan yang digunakan ADDIE yaitu analysis,
design, development, implementation and evaluation. Pengambilan data
menggunakan metode observasi, wawancara dan kuesioner. Data dianalisis dan
diuji untuk mengetahui nilai kelayakan dan efektivitas media. Pengujian pertama
oleh ahli media memperoleh nilai 89,28% (sangat layak). Pengujian oleh ahli
materi memperoleh nilai 100% (sangat layak). Pengujian oleh siswa memperoleh
nilai 82,11% (layak). Efektivitas media memperoleh nilai N-Gain score adalah
43% (sedang). Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran layak dan efektif
digunakan pada pembelajaran pengenalan kamera dan teknik fotografi kelas XI di
SMK N 1 Godean.
pendidikan akan mengubah pelakunya dari proses belajar hanya berlangsung satu arah dan
yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, serta tidak tersedianya buku ajar bagi siswa. Kendala
mengubah perilaku dari yang kurang baik selanjutnya jumlah kamera untuk praktik yang
menjadi lebih baik. tidak berbanding ideal dengan jumlah siswa. Di
Pembelajaran merupakan interaksi yang mana jumlah siswa kelas XI adalah 72 siswa,
dilakukan antara pendidik dan peserta didik di sedangkan jumlah kamera yang tersedia hanya
kelas. Hariyanto (2016) menyatakan bahwa 5 buah.
pembelajaran adalah proses interaksi yang Sementara itu, Covid-19 (Corona Virus
terjadi antara peserta didik dengan pendidik dan Disease 19) yang muncul di Wuhan pada akhir
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar tahun 2019, memberikan dampak yang sangat
yang meliputi guru dan siswa untuk saling signifikan dalam kehidupan. Berbagai sektor
bertukar informasi. Belajar dapat diartikan lumpuh, mulai dari sektor ekonomi hingga
sebagai proses mencari ilmu dengan sektor pendidikan juga tak luput dari ganasnya
pembelajaran serta pelatihan atau praktik untuk serangan covid-19 sehingga hampir semua
mengubah perilaku. sekolah diberbagai negara menerapkan SWH
Melihat perkembangan jaman yang (School From Home). Hal ini bertujuan untuk
begitu pesat, perlu sebuah inovasi dalam mencegah penyebaran COVID-1 (Ratnawati &
pembelajaran supaya tujuan pendidikan dapat Vivianti, 2020). Kondisi ini menuntut para
dicapai dengan optimal. Salah satu upaya yang siswa dan guru untuk melangsungkan proses
dapat dilakukan dengan memadukan metode pembelajaran secara daring atau sistem
pengajaran konvensional dengan penggunaan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini menuntut
media interaktif dalam pembelajaran. Hal ini siswa untuk dapat belajar lebih mandiri dalam
diharapkan mampu menutupi kelemahan- memahami setiap materi.
kelemahan pada metode ajar konvensional. Jika disimpulkan, beberapa kondisi diatas
Penelitian ini dilakukan di SMK N 1 akan menjadi kendala dan penghambat dalam
Godean, salah satu SMK Negeri di Yogyakarta. mencapai tujuan pembelajaran yang secara
SMK N 1 Godean merupakan SMK Bisnis dan tidak langsung akan berpengaruh terhadap
Manajemen dan Teknologi Informasi dan kompetensi siswa, di mana siap kerja yang
Komunikasi dengan 4 (empat) Kompetensi menjadi jargon sekolah menengah kejuruan pun
Keahlian yaitu: Akuntansi dan Keuangan akan sulit diwujudkan.
Lembaga (AKL), Otomatisasi dan Tata Kelola Permasalahan di atas yang menjadi latar
Perkantoran (OTKP), Bisnis Daring dan belakang penulis untuk mengembangkan
Pemasaran (BDP) dan Multimedia (MM). sebuah media pembelajaran sebagai bahan
Desain Grafis Percetakan (DGP) belajar mandiri bagi siswa yang dapat berguna
merupakan salah satu mata pelajar produktif untuk menunjang proses pembelajaran jarak
kelas XI pada jurusan Multimedia di SMK N 1 jauh, sehingga tujuan-tujuan belajar diharapkan
Godean. Berdasarkan observasi dan wawancara dapat dicapai dengan maksimal.
yang dilakukan bersama guru pengampu mata Media pembelajaran ini dikembangkan
pelajaran, terdapat beberapa kendala dalam dengan memadukan komponen-komponen
proses pembelajaran terutama pada materi media yaitu suara, teks, gambar, gambar
praktikum yaitu kompetensi dasar (KD) 3.12 bergerak yang dapat mengurangi kejenuhan
tentang pengoperasian dan perawatan kamera dalam belajar, serta video pembelajaran sebagai
dan 3.13 tentang sudut pandang pengambilan penunjang siswa dalam memahami materi.
gambar. Selain itu, media ini dikembangkan dengan
Beberapa kendala tersebut diantaranya basis sistem operasi Android yang dapat di
media ajar yang digunakan hanya install di smartphone siswa sehingga dapat
memanfaatkan media Power Point sehingga diakses kapan pun dan di mana pun.
Pada tahap awal, terdapat dua tahap maupun lingkungan belajar. Kedua,
analisis, yakni yang terdiri dari need wawancara yang dilakukan bersama guru
assessment (analisis kebutuhan) dan front-end pengampu mata pelajaran Desain Grafis
analysis. Tahap analisis dilakukan dengan Percetakan (DGP). Ketiga, analisis
beberapa metode. Pertama, observasi yang dokumentasi dengan mengambil RPP dan
dilakukan pada saat kegiatan Praktik silabus yang digunakan guru dalam
Pengalaman Lapangan (PPL) untuk pembelajaran. Tahap desain dilakukan dengan
mengetahui kondisi dan proses pembelajaran membuat rancangan program media yang
baik dari aspek pendidik, peserta didik, metode dituangkan dalam rancangan desain flowchart,
storyboard dan use case diagram. Tahap untuk dipilih oleh responden.
desain bertujuan untuk membuat rancangan Angket/kuesioner dibuat berdasarkan turunan
gambaran media agar mempermudah dalam landasan teori yang digunakan, kemudian
proses pengembangan media yang lebih rapi dijadikan kisi-kisi instrumen yang telah
dan terstruktur. Tahap pengembangan dikonsultasikan dan kemudian di validasi oleh
(development), merupakan kegiatan realisasi dosen pembimbing.
rancangan produk pada tahap desain di mana Teknik analisis yang diterapkan adalah
rancangan masih bersifat konseptual. Pada teknik skala Linkert. Penggunaan skala
tahap pengembangan, rancangan konseptual menurut Sugiyono (2011), digunakan untuk
tersebut direalisasikan menjadi produk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
multimedia yang siap diimplementasikan. seseorang atau sekelompok orang terhadap
Pengembangan media menggunakan tools fenomena sosial. Skala merupakan alat untuk
pengembang Unity 3D dan SDK Vuforia. mengukur nilai/keyakinan, sikap dan hal-hal
Setelah media selesai pada tahap yang berkaitan dengan personological. Skala
pengembangan, kemudian diimplementasikan yang digunakan dalam penelitian ini ialah
kepada pengguna media di lapangan atau skala 1-4 yang dintujukan pada Tabel 1.
dalam hal ini adalah guru dan siswa untuk
dilakukan pengujian media. Pengujian media Tabel 1. Skala Linkert
untuk melihat respon siswa untuk mengetahui No Skala Arti Skala
tingkat kelayakan ada efektivitas media dengan 4 Sangat Baik (SB)
cara membagikan angket penilaian mengenai 3 Baik (B)
produk yang dikembangkan. Hasil dari tahap 2 Tidak Baik (TB)
uji coba dan penilaian ini kemudian dijadikan 1 Sangat Tidak Baik (STB)
acuan untuk evaluasi dan revisi media. Tahap
terakhir dari pengembangan media ialah Sistem analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sistem deskripsi
evaluasi. Berbekal hasil uji coba dan penilaian
oleh ahli media, ahli materi dan siswa, media kuantitatif. Analisis dilakukan untuk
kemudian dievaluasi dan revisi untuk menggambarkan karakteristik dari setiap
variabel yang digunakan sehingga lebih mudah
memperbaiki kekurangan media.
Subjek dalam penelitian meliputi ahli untuk memahami data dari setiap proses.
media, ahli materi dan calon pengguna yaitu Untuk mendapatkan besar persentase
siswa kelas XI SMK N 1 Godean. Teknik kelayakan media, secara matematis digunakan
pengumpulan data adalah observasi, persamaan sebagai berikut.
wawancara dan angket/kuesioner. Observasi
dan wawancara untuk mengumpulkan data Persentase = × 100%
terkait analisis kebutuhan pengembangan
media. Instrumen penelitian merupakan alat Ket:
yang digunakan untuk mengolah dan = jumlah keseluruhan jawaban
menginterpretasikan hasil pengujian produk i = jumlah seluruh item angket ×
(Munir, 2014). Sugiyono (2011), menyatakan bobot tertinggi
bahwa angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dengan cara memberikan daftar Data persentase skor yang telah
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada diperoleh (dalam %) dari hasil uji, selanjutnya
responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang menentukan nilai interval dengan kategori
digunakan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif sesuai dengan kriteria kategori
model kuesioner langsung yang tertutup yang penilaian menurut Sugiyono (2011), yang
artinya sudah disediakan pilihan jawaban disajikan dalam Tabel 2.
digunakan dalam penelitian ialah 6-12 Penilaian media oleh siswa meliputi 2
orang, teori ini yang menjadi dasar dalam aspek yaitu aspek media dan aspek materi.
menentukan jumlah sampel untuk uji Hasil penilaian oleh ahli media, ahli materi
kelayakan media dalam penelitian ini. dan siswa ditunjukan pada tabel 4, 5 dan 6.
Tabel 4. Skor Penilaian Ahli Media
No Aspek Jumlah Butir Skor Makasimal Skor perolehan Persentase Kelayakan
1 Tampilan 11 44 41 93,18%
2 Program 3 12 9 75%
Nilai Akhir 14 56 50 89,28%
Hasil uji kelayakan oleh ahli media pada aspek materi mendapatkan persentase
berdasarkan penilaian pada aspek tampilan skor 100% dan pada aspek pembelajaran
mendapatkan persentase skor 93,18% dan mendapatkan persentase skor 100% dengan
pada aspek program mendapatkan skor 75% nilai akhir persentase seluruh aspek 100%
dengan rerata presentase seluruh aspek dengan kategori sangat layak. Hasil
89,28% sehingga masuk pada kategori penilaian terhadap multimedia
sangat layak. Hasil penilaian uji ahli media pembelajaran ini dapat dilihat pada diagram
dilihat pada diagram Gambar 7. Gambar 8.
Gambar 7. Grafik Penilaian Ahli Media Gambar 8. Grafik Penilaian Ahli Materi
Uji kelayakan oleh ahli materi Uji kelayakan oleh siswa dinilai dari
meliputi 2 aspek yaitu aspek materi dan aspek materi dan aspek media. Hasil
aspek pembelajaran. Hasil uji kelayakan penilaian dari para siswa menunjukkan
persentase skor nilai 80,83% untuk aspek