You are on page 1of 22

PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA

COOKIES BISCHAPITIVUM : UPAYA PREVENTIF COMPUTER VISION


SYNDROME DALAM MENGHADAPI
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 SESUAI DENGAN SDG’S 2030

BIDANG KEGIATAN:
PKM ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh :
Nadiatul Fitri 1810111090/2018
Muhammad Reva Andrian 1810111101/2018
Mohamad Ridwan Rafiif 1910111076/2019

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


JAKARTA
2020
1

COOKIES BISCHAPITIVUM : UPAYA PREVENTIF COMPUTER VISION


SYNDROME DALAM MENGHADAPI
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 SESUAI DENGAN SDG’S 2030

Nadiatul Fitri
Muhammad Reva Andrian
Mohamad Ridwan Rafiif
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta
Jl. RS. Fatmawati Raya, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Depok, Jawa Barat 12450

ABSTRACT
Millennials are able to innovate and be creative in evolving industries by
utilizing technology, for example, such as computers. But due to the millennial
generation staring too often at computer screens, which later can cause computer
vision syndrome (CVS). Facing the industrial revolution 4.0 will certainly increase
the use of computers. One of the preventive efforts that can be done is to consume
foods high in vitamin A. Food ingredients that contain lots of vitamin A are
pumpkin and peas. Yellow squash has the potential as a source of provitamin A as
much as 767 μg / g, and vegetable in the form of ßcarotene. In addition, pumpkin
also contains vitamin C, fiber and carbohydrates which are quite high and peas also
contain beta-carotene which is good for the eyes. With the collaboration between
pumpkin and peas, the innovation that can be made is cookies. With the use of
cookie management for the millennial generation, the benefits that will be obtained
are two things, namely in terms of producers and consumers. These benefits will
touch two points that support the goals of the SDGs 2030 program, namely health
and the economy.
Keyword : millennials, industrial revolution 4.0, pumpkins, peas, SDGs 2030

ABSTRAK
Generasi millenial mampu berinovasi dan kreatif dalam berevolusi industri
dengan memanfaatkan teknologi, contoh nya seperti komputer. Tetapi akibat
generasi millenial terlalu sering menatap layar komputer, yang nantinya dapat
menimbulkan computer vision syndrom (CVS). Menghadapi revolusi industri 4.0
tentunya akan meningkatkan penggunaan komputer. Salah satu upaya pencegahan
yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi makanan yang tinggi akan vitamin A.
Bahan pangan yang banyak mengandung vitamin A adalah labu kuning dan kacang
polong. Labu kuning memiliki potensi sebagai sumber provitamin A sebanyak 767
μg/g, dan nabati berupa ßkaroten. Selain itu, labu kuning juga mengandung vitamin
C, serat dan karbohidrat yang cukup tinggi dan kacang polong juga mengandung
betakaroten yang baik untuk mata. Dengan kolaborasi antara labu kuning dan kacang
polong inovasi yang dapat dibuat adalah cookies. Dengan pemanfaatan pengelolaan
cookies pada generasi milenial, manfaat yang akan diperoleh ada dua hal, yakni dari
segi produsen dan konsumen Keuntungan ini akan menyentuh dua poin yang
mendukung tujuan program SDG’s 2030, yakni kesehatan dan perekonomian.
Kata kunci : generasi milenial, revolusi industri 4.0, labu kuning, kacang
polong, SDGs 20
2

PENDAHULUAN
Generasi milenial saat ini sedang berada dititik puncak perubahan besar
ditambah munculnya perkembangan revolusi industri terbaru yang mendukung
otomatisasi hampir diseluruh dunia, yakni revolusi industri 4.0. Revolusi 4.0
merupakan peran teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik,
digital, dan biologi dengan cara yang fundamental dan akan mengubah umat
manusia. (Tjandrawinata, 2016).
Teknologi pada revolusi industri 4.0, tidak terlepas dari penggunaan gawai,
komputer, laptop, dan lain-lain untuk menunjang digitalisasi pada era ini.
Penggunaan komputer yang semakin meluas, akan menimbulkan dampak negative.
Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa pengguna komputer yang terus
menerus melihat monitor, mengalami lebih banyak permasalaham penglihatan
dibandingkan dengan yang tidak memakai monitor. Gangguan penglihatan yang
disebabkan karena penggunaan komputer oleh The American Optometric
Association dinamakan Computer Vision Syndrom (CVS) (AOA, 2017). CVS
merupakan suatu gejala yang dapat menyebabkan berbagai keluhan antara lain
mata tegang (mata sakit atau mata lelah), sakit kepala, pandangan kabur saat melihat
dekat, fokus mata berubah perlahan, pandangan kabur saat melihat jauh setelah
melakukan pekerjaan dengan jarak dekat, sensitif terhadap cahaya, iritasi mata
(mata perih, mata kering, mata merah), lensa kontak tidak nyaman, sakit pada leher
dan bahu, serta punggung (Sheedy dan Shaw-McMinn, 2003).
Hingga saat ini upaya preventif kejadian CVS menganjurkan untuk
beristirahat sejenak dari pekerjaan dengan layar komputer. Upaya preventif
kejadian CVS dapat dilakukan dengan memberikan intervensi gizi dengan fokus
terhadap pemberian Asupan vitamin A, mengingat fungsi vitamin A adalah untuk
mejaga kesehatan mata. Upaya pencegahan vitamin A diambil berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Azkadina (2012) yang menyatakan bahwa salah satu
faktor individu yang dapat memperparah kejadian CVS rendahnya asupan vitamin
A. Bahan makanan yang mengandung senyawa vitamin A yang tinggi adalah labu
kuning (Gardjito dkk, 2006 dalam Hamdi 2017) dan kacang polong (Bhat et al
2013)
Labu kuning dan kacang polong dipilih menjadi bahan pangan lokal utama
dalam pembuatan cookies sebagai upaya pencegahan CVS. Hal ini karena labu
kuning memiliki potensi sebagai sumber provitamin A sebanyak 767 μg/g bahan,
dan nabati berupa ß-karoten. Selain itu, labu kuning juga mengandung vitamin C,
serat dan karbohidrat yang cukup tinggi (Gardjito dkk, 2006 dalam Hamdi 2017).
Penambahan kacang polong diberikan untuk memaksimalkan kandungan vitamin
A pada cookies. Selain itu kandungan protein pada kacang polong juga termasuk
tinggi, sehingga mampu untuk meminimalisir gejala pegal pada otot. Bhat et al 2013
yang menyatakan bahwa kacang polong memiliki kandungan kaya protein sebesar
21-25% dengan asam amino tertinggi adalah pada lisin dan tryptophan.
Cookies Bischapitivum merupakan cookies berbahan dasar Cucurbita
3

Mochata dan Pisum Sativum atau labu kuning dan kacang polong dibuat sebagai
langkah preventif terhadap individu yang mengalami gejala CVS. Dengan potensi
labu kuning dan kacang polong yang mudah didapat di bumi pertiwi Indonesia
mempermudah dalam mendapatkan bahan dasar pembuatan cookies yang kaya
akan vitamin A sebagai pendukung utama dalam kesehatan mata, sehingga generasi
milenial dapat terus mendukung pertumbuhan perekonomian yang selaras dengan
revolusi industri 4.0.

TUJUAN PENULISAN
Membuat inovasi baru dengan memanfaatkan pangan lokal dari labu kuning
dan kacang polong untuk mengatasi CVS pada individu, terutama generasi milenial
yang akan menghadapi era digitalisasi. Meningkatkan produktivitas generasi
milenial untuk memajukan perekonomian indonesia melalui kegiatan wirausaha
dengan memanfaatkan potensi labu kuning dan kacang polong. Dengan kolaborasi
antara labu kuning dan kacang polong inovasi yang dapat dibuat adalah cookies.
Dengan pemanfaatan pengelolaan cookies pada generasi milenial, manfaat yang
akan diperoleh ada dua hal, yakni dari segi produsen dan konsumen Keuntungan ini
akan menyentuh dua poin yang mendukung tujuan program SDG’s 2030, yakni
kesehatan dan perekonomian.

METODE PENULISAN
Metode Penulisan karya tulis ilmiah berdasarkan studi literatur kepustakaan
yang diambil dari berbagai referensi baik melalui media cetak ataupun media online
yang saling berhubungan berhubungan dan mendukung terkait persoalan yang akan
dibahas.
1. Penentuan Ide
Gagasan utama karya tulis ilmiah ini adalah pemanfaatan olahan
labu kuning dan kacang polong sebagai upaya pencegahan Computer
Vision Syndrome dalam menghadapi revolusi industri 4.0 guna
meningkatkan pendapatan nasional dan investasi yang selaras dengan
SDGs 2030.
2. Pengumpulan Data
Data yang terkumpul merupakan data sekunder yang diperoleh
melalui berbagai literatur dan hasil kajian ilmiah, baik dari jurnal ilmiah
nasional maupun internasional, buku, artikel, dan internet.
3. Analisis Permasalahan
Hasil pengumpulan data yang diperoleh, kemudian dianalisis baik
secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan permasalahan yang ada.
Data kualitatif dianalisis untuk mengetahui prospek pengembangan produk
berbahan dasar labu kuning dan kacang polong dalam bidang wirausaha.
Data kuantitatif dianalisis untuk memperoleh kandungan zat gizi, terutama
vitamin A yang akan menjadi unggulan produk dalam upaya mencegah
4

computer vision syndrome dan analisis pendapatan nasional serta investasi


yang akan didapat apabila sumber daya manusia terhindar dari penyakit
yang berkaitan dengan mata saat menghadapi revolusi industri 4.0.
4. Rumusan, Pengambilan Kesimpulan dan Rekomendasi
Selanjutnya pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan
pembahasan secara keseluruhan, meliputi rumusan masalah, tujuan
penulisan, dan hasil pembahasan, sehingga mampu menghasilkan
rekomendasi yang dapat berkaitan dengan permasalahan yang ada,
sehingga karya tulis ini dapat berkelanjutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Potensi pemanfaatan Cookies Bischapitivum dalam mencegah terjadinya CVS
Computer Vision Syndrome (CVS) merupakan gejala yang dapat
menyebabkan berbagai keluhan, salah satunya adalah terkait dengan kesehatan mata.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mata guna meminimalisir
kejadian CVS adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung asupan
vitamin A. Bahan makanan yang dapat dioptimalkan adalah dengan mengolah
pangan mengandung vitamin A yang tinggi yang dapat mudah di konsumsi, yakni
dengan pengolahan labu kuning dan kacang polong sebagai cookies yang tinggi
akan vitamin A. Inovasi Cookies Bischapitivum berbahan dasar labu kuning dan
kacang polong dengan tinggi vitamin A dibuat dengan pemenuhan angka
kecukupan gizi pada individu dengan standar 2000 Kkal/ hari berdasarkan AKG
2013. Konsumsi vitamin A yang harus dikonsumsi oleh individu dengan standar
2000 Kkal/hari adalah sebesar 600 mcg.
Untuk mengklaim Cookies Bischapitivum tinggi vitamin A digunakan
perhitungan yang telah disesuaikan oleh Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia No.13 Tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim
pada Label dan Iklan Pangan Olahan. Untuk klaim kandungan zat gizi vitamin dan
mineral yang tinggi digunakan rumus : 2 x 15%ALG per 100 gram bentuk padat.
Untuk ALG yang merupakan akronim dari Acuan Label Gizi, mengacu pada
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.9
Tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi. Untuk makanan yang dikonsumsi secara
umum, ALG pada vitamin A yang tercantum adalah 600 mcg. Maka untuk
mengklaim bahwa Cookies
Bischapitivum tinggi vitamin A adalah minimal sebesar 180 mcg. Untuk
mengetahui kandungan vitamin A pada Cookies Bischapitivum diperlukan analisis
perkiraan kandungan zat gizi. Dalam melakukan analisis, langkah awal yang
dilakukan adalah mengetahui formulasi yang digunakan. Formulasi di adaptasi
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Romadhoni dan Bernatal 2017, yang di
modifikasi. Formulasi yang dibutuhkan adalah 500 gram tepung labu kuning, 300
gram kacang polong tumbuk, 100 gram mentega, 100 gram gula, kuning telur 60
gram, baking powder 0,75 gram, dan susu 20 gram. Presentase penggunaan
5

komposit bahan dasar adalah 50% tepung labu kuning, 30% kacang polong tumbuk,
dan 20% bahan tambahan. Presentase tersebut diambil guna memenuhi Angka
Kecukupan Gizi, terutama vitamin A, dengan acuan AKG 2013.
Maka analisis zat gizi tepung labu kuning, kacang polong tumbuk, dan bahan
tambahan memiliki perbandingan 50 : 30 : 20. Berdasarkan hasil formulasi
pembuatan Cookies Bischapitivum didapatkan hasil sebagai berikut :
Tepung Labu Kuning Kacang PolongTumbuk Bahan Tambahan

Energi 164 Kkal Energi 29,4 Kkal Energi 265,8 Kkal

Protein 2,5 gram Protein 2,01 gram Protein 2,66 gram

Lemak 0,25 gram Lemak 0,12 gram Lemak 18,94 gram

Karbohidrat 38,8 gram Karbohidrat 5,31 gram Karbohidrat 22,44 gram

Vitamin A 53,5 mcg Vitamin A 122,1 mcg Vitamin A 249,5 mcg

Tabel 1 Kandungan gizi Labu Kuning, Kacang Polong, dan Bahan Tambahan

Dalam formulasi tepung labu kuning, kacang polong dan bahan tambahan
dihasilkan zat gizi sebagai berikut : energi : 459,2 Kkal ; protein : 7,17 gram ; lemak
: 19,31 gram ; karbohidrat : 66,55 gram ; vitamin A : 425,1 mcg. Formulasi berat
bahan total adalah sebesar 1000 gram atau setara dengan 1 Kg. Dalam menganalisis
kandungan zat gizi penggunaan bahan adalah dengan perbandingan 100 gram
bahan. Dalam setiap sajian 100 gram formulasi mampu menghasilkan 2 sajian, yang
mana setiap sajian memiliki berat sebesar 50 gram. Oleh karena itu, dalam
mengemas 1 produk Cookies Bischapitivum adalah sebesar 50 gram. Maka
informasi nilai gizi adalah sebagai berikut :
INFORMASI NILAI GIZI
Takaran Saji : 50 gram
Jumlah Sajian per Kemasan : 1 (4 keping)
JUMLAH PER SAJIAN
Energi Total 229,6 Kkal Energi dari Lemak 86,9
Kkal
%AKG*
Lemak 9,7 gram 14,48%
Protein 3,6 gram 6%
Total Karbohidrat 3,32 gram 12,10%
Vitamin A 212,55 mcg 35,43%

*berdasarkan AKG 2.000 kalori. Kecukupan bisa berbeda pada tiap individu.
6

Tabel 2. Informasi nilai gizi per satu takaran saji

Dengan melihat hasil analisis perkiraan kandungan gizi, maka dapat


disimpulkan bahwa Cookies Bischapitivum tinggi akan vitamin A. Sesuai dengan
perhitungan klaim kandungan gizi per 100 gram kandungan vitamin A yang ada
sebesar 180 mcg, namun hasil analisis Cookies Bischapitivum polong per 50 gram
sudah menghasilkan vitamin A sebesar 212,55 mcg. Maka Cookies Bischapitivum
dapat diklaim mengandung vitamin A tinggi. Konsumsi 3 kemasan dalam setiap
harinya sudah memenuhi kecukupan gizi dengan standar 2.000 Kkal, yakni
kecukupan vitamin A sebesar 600 mcg.
Peluang berwirausaha dalam menghadapi revolusi industri 4.0, dengan
membuat Cookies Bischapitivum
Generasi millenial dikenal juga dengan generasi yang inovatif, mereka
mampu menghasilkan hal-hal yang baru yang belum ditemui pada zaman
sebelumnya. Sehingga peluang untuk berwirausaha melalui sistem digitalisasi akan
lebih mudah, mengingat generasi milenial ahli dalam penggunaan teknologi
terutama berbasis digital. Inovasi dan kreatifitas yang dimiliki dapat menciptakan
omset yang nantinya akan berpengaruh dalam pendapatan nasional dengan
penambahan berwirausaha melalui digitalisasi.
Salah satu inovasi yang dapat dibuat adalah Cookies Bischapitivum yang
berbahan dasar labu kuning dan kacang polong. Peluang pembuatan cookies ini
adalah dengan melihat pola pekerjaan masyarakat kearah revolusi industri 4.0 yang
lebih kearah digitalisasi. Sedangkan untuk menghadapi revolusi ini, salah satu
upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan olahan pangan kaya tinggi
vitamin A untuk mencegah sindrom komputer yang mungkin akan dialami oleh
generasi milenial, mengingat penggunaan komputer semakin meningkat ditiap
tahunnya. Maka upaya yang dilakukan adalah generasi milenial dapat
mengkonsumsi Cookies Bischapitivum yang kaya akan vitamin A, sehingga
terdapat dua manfaat sekaligus yang nantinya bisa didapat untuk meningkatkan
perekonomian. Dari segi produsen, dapat menambah pendapatan nasional,
sedangkan dari segi konsumen dapat menginvestasi kan uang yang seharusnya
untuk pengobatan apabila terkena CVS, dialihkan menjadi investasi yang lain
dengan kosumsi Cookies Bischapitivum, selain itu konsumen dapat terus produktif
hingga masa yang akan datang karena tetap menjaga kesehatan matanya dalam
melakukan pekerjaan, maka secara otomatis pendapatan konsumen tetap akan
optimal. Peluang berwirausaha pada generasi milenial dapat menggandeng
perushaan-perusahaan besar yang aktif dengan penggunaan teknologi, terutama
komputer. Kerjasama yang dijalin adalah dengan melakukan tahap sosialisasi dan
promosi keuntungan produk Cookies Bischapitivum dalam suatu perusahaan, ketika
mereka sudah menyepakati maka terdapat penandatangan kontrak yang akan
dijalin, dan Cookies Bischapitivum siap untuk di distribusi. Selain itu revolusi
industri 4.0 menuntut kita untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi.
7

Melihat pengguna internet sudah mencapai lebih dari 100 juta pada tahun 2018,
maka untuk mengembangkan penjualan produk Cookies Bischapitivum dapat
memanfaatkan penjualan melalui ecommerce. Sehingga penjualan Cookies
Bischapitivum dapat lebih luas jangkauannya dan seluruh lapisan masyarakat dapat
mengonsumsi cookies ini, sehingga pengendalian CVS akan lebih meningkat.
Analisis perhitungan penjualan dan konsumsi Cookies Bischapitivum sehingga
dapat meningkatkan pendapatan nasional dan inevstasi yang mendukung
SDG’s 2030
Untuk menghitung analisis perhitungan Cookies Bischapitivum digunakan
metode perhitungan presentase penghasilan pendapatan yang bisa diterima oleh
setiap orang yang melakukan produksi dan untuk setiap orang yang mengkonsumsi
dapat menyimpan uangnya, sehingga presentase kesehatan yang seharusnya
digunakan dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Setiap persen yang
dihasilkan dari penjualan produk cookies akan menambah kesejahteraan berupa uang
yang diterima. Sedangkan uang yang dikeluarkan oleh setiap orang yang membeli
produk cookies akan dibandingkan berapa presentase yang dihasilkan dengan
pengeluaran yang disimpan untuk biaya kesehatan.
Sebelum melakukan perhitungan penghasilan pendapatan dan berapa banyak
uang yang akan disimpan dimasa yang akan datang, perhitungan dilakukan dengan
menghitung perkiraan biaya habis pakai untuk pembuatan produk, sehingga
menghasilkan nilai jual produk yang akan dikonsumsi oleh individu. Rincian
perkiraan biaya habis pakai dalam satu kali pembuatan formulasi adalah sebagai
berikut :
Bahan Berat/Jumlah Harga Satuan Total Harga

*Tepung Labu Kuning 500 gram/2 bks 35.000/1 bks Rp70.000

Kacang Polong 200 gram/2 bks 20.000/1 bks Rp40.000

Mentega 100 gram/ bks 6.000/1 bks Rp3.000

Telur 200 gram/4 btr 2.000/1 btr Rp8.000

Gula Pasir 100 gram 15.000/1 kg Rp1.500

Baking Powder 1 gram 5.000/45 gr Rp100

Susu 6.000/40 gr Rp3.000


bks

Biaya Overhead - - Rp75.000


(Listrik, Air, Kemasan,
Dll)
8

Total Keseluruhan Rp200.600

Tabel 3. Analisis Perincian Biaya Formula

Setelah perhitunga perkiraan biaya habis pakai, langkah selanjutnya adalah


menghitung berapa harga per sajian, apabila keuntungan yang diambil untuk
penjualan produk adalah sebesar 30%.
Harga Jual
Keuntungan 30% Rp 60.180
Kemasan yang Rp 20.000
dihasilkan
Harga per Kemasan Rp 3.000
Tabel 4. Estimasi Harga Jual Produk

Dalam konsumsinya, untuk memenuhi angka kecukupan gizi berdasarkan


kebutuhan harian dengan acuan 2.000 kalori, cookies ini dapat dikonsumsi sebanyak
3 kemasan, karena dalam satu kemasan mengandung 212,55 mcg. Pada acuan
AKG2013, individu dengan kebutuhan harian 2.000 kalori harus memenuhi
kecukupan vitamin A sebesar 600mcg. Dengan demikian mengkonsumsi setiap hari
3 kemasan cookies Bischapitivum Sudah memenuhi lebih dari 600mcg vitamin A.
Apabila individu mengonsumsi 3 kemasan dalam 1 hari, uang yang akan dikeluarkan
adalah sebesar Rp9.000, mengingat harga per kemasan adalah Rp3.000. untuk
konsumsi selama 1 minggu, maka konsumsi cookies mencapai 20 kemasan.
Pendapatan yang diperoleh dihitung dalam setiap bulan, maka perkiraan konsumsi
satu orang dalam satu bulan adalah 80 kemasan. Apabila asumsinya akan
memproduksi setiap bulannya untuk keperluan 20 orang, sehingga perhitungan
pendapatan nasional yang akan diperoleh adalah sebagai berikut :
Konsumen Kemasan Cookies Keuntungan Hasil

1 orang 80 bungkus (per bulan) 30% x Rp3.000 Rp72.000

20 orang 160 bungkus (per bulan0 30% x Rp3.000 Rp1.440.000

Tabel 5. Perhitungan Pendapatan Nasional Produsen

Analisis keuntungan dari segi produsen


Apabila produsen sudah memiliki pekerjaan, dan melihat potensi bahwa
penjualan cookies Bischapitivum akan memiliki keuntungan yang besar pada
konsumen yang menggunakan komputer sebagai pekerjaan utama, maka estimasi
yang dapat diperhitungkan adalah dengan menambahkan pendapatan utam dan hasil
penjualan. Misalnya pendapatan utama produsen sebesar Rp5.000.000, yang
seluruhnya dibutuhkan untuk konsumsi (y(pendapatan) = c(consumption)) atau
9

(Rp5.000.0000 = Rp5.000.000). Setelah ada penghasilan tambahan dari penjualan


cookies sebesar 1.440.000, maka pendapatan menjadi (y(pendapatan) =
c(consumption) + I(investation)) atau (y = Rp5.000.0000 + Rp1.440.000)
(y(pendapatan) = 6.440.000) keuntungan yang didapat ( y(pendapatan) =
Rp1.440.000 : 5.000.000 x 100%). Maka peningkatan pendapatan yang diperoleh
setiap bulannya adalah 30%.
Analisis keuntungan dari segi konsumen
Menurut Rudiyanto 2016, penghasilan yang didapatkan dalam satu bulan
dapat dikelola untuk membagi setiap kebutuhan dalam hidup, untuk presentase
kesehatan yang dapat daiambil adalah sebanyak 10%. Asumsinya adalah 10%
pengeluaran biaya kesehatan akan digunakan apabila dimasa depan masyarakat
terutama generasi milenial yang aktif menggunakan komputer ataupun gawai
terkena CVS. Perbandingan yang dapat dilakukan adalah apabila konsumen
mengkonsumsi produk cookies Bischapitivum satu hari sebanyak 3 kemasan guna
memenuhi kebutuhan vitamin A, maka dalam satu bulan konsumen menghabiskan
uang sebanyak Rp270.000. Analisis perhitungan saving money adalah
(y(pendapatan untuk kesehatan) = 10%y(pendapatan) ) atau (y(pendapatan untuk
kesehatan) = 10% x Rp5.000.000), maka dihasilkan y (pendapatan untuk kesehatan)
= Rp500.000. Sehingga dalam setiap bulannya, konsumen harus
menyimpan uang untuk biaya kesehatan dalam langkah antisipasi pengobatan CVS
sebesar 500.000, apabila uang yang di gunakan untuk tunjangan kesehatan
dialihkan untuk mengkonsumsi cookies Bischapitivum, dalam satu bulan
pengeluaran ditambah sebesar Rp270.000 untuk biaya konsumsi, namun masih
menyimpan keuangannya sebesar Rp230.000 yang bisa digunakan untuk kebutuhan
lain, maka uang investasi kesehatan yang dapat disimpan adalah sebesar 46% dari
pendapatan.
Dengan demikian, meningkatnya pendapatan nasional dan investasi
kesehatan yang akan didapat akan menyentuh poin SDG’s 2030 untuk poin 3 dan
poin 8. Pada poin 3 program SDG’s bertujuan untuk memastikan hidup sehat dan
meningkatkan kesejahteraan untuk semua usia dengan target pencegahan penyakit
tidak menular pada tahun 2030 dan. Sedangkan pada poin ke 8 terkait dengan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif dan berkelanjutan,
pekerjaan penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua dengan target
mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi melalui diversifikasi,
peningkatan teknologi, dan inovasi, termasuk melalui fokus pada sektor bernilai
tambah tinggi dan padat karya.

KESIMPULAN
Generasi milenial yang menjadi tulang punggung perekonomian, dapat
terancam terkena gejala Computer Vision Syndrom (CVS) ketika menghadapi
revolusi industri 4.0, CVS merupakan suatu masalah penglihatan yang kompleks
pada mata akibat melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan adanya interaksi
10

penggunaan layar komputer. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi vitamin A


yang rendah. Untuk membantu generasi milenial dalam mencegah CVS yaitu
dengan cara mereka harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi
vitamin A. Bahan pangan potensial yang dapat diolah dengan kandungan tinggi
vitamin A adalah labu kuning dan kacang polong menjadi cookies. Dengan
mengoptimalkan pembuatan cookies berbahan dasar labu kuning dan kacang polong,
generasi milenial mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yakni dari segi produsen
maupun konsumen. Dari segi produsen, generasi milenial mampu
mengemabangkan kegiatan berwirausaha guna meningkatkan pendapatan nasional,
sedangkan dari segi konsumen dapat menginvestasikan uang yang seharusnya untuk
pengobatan apabila terkena CVS, dialihkan menjadi investasi yang lain dengan
kosumsi Cookies Bischapitivum. Selain itu konsumen dapat terus produktif hingga
masa yang akan datang karena tetap menjaga kesehatan matanya dalam melakukan
pekerjaan, maka secara otomatis pendapatan konsumen tetap akan optimal.
Melihat banyak manfaat yang dimiliki oleh potensi pengembangan Cookies
Bischapitivum, maka akan membantu mewujudkan tujuan dari pembangunan global
yang telah dicanangkan oleh PBB. Pemanfaatannya menyentu dua tujuan sekaligus,
yakni terkait dengan kesehatan dan sejahtera serta pekerjaan yang layak dan
pertumbuhan ekonomi.

UCAPAN TERIMAKASIH
Kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan
karya ilmiah ini, terutama kepada dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu
dan waktunya.

DAFTAR PUSTAKA
Adhani, Muthia. 2017. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
Terhadap Manfaat Vitamin A Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Kedokteran.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Azkadina, Amira. 2012. Hubungan Antara Faktor Risiko Individual Dan
Komputer Terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome. Skripsi. Fakultas
Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang.
Bardiati, endah., Annis Catur Adi., Siti Rahayu Nadhiroh. 2015. Daya Terima
dan Kadar Betakaroten Donat Substitusi Labu Kuning. Media Gizi Indonesia, Vol.
10, No. 2.
Bhat TA, Gupta M, Ganai MA, Ahanger RA, Bhat HA. 2013. Yield, soil
health and nutrient utilization of field pea Pisum sativum L. as affected by
phosphorus and Biofertilizers under subtropical conditions of Jammu.
International journal of modern plant and animal science. Vol 1 No. 1.
Blehm C, Vishnu S, Khattak A, Mitra S, Yee RW. 2005. Computer vision
syndrome: a review. J Surv Ophthal. Vol 50 No. 3
11

David Erick Hasian. 2008. Usahatani Dan Tataniaga Kacang Kapri di


Kecamatan Warungkondang,Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hamdi., Andiyono., Sri Mulyati. 2017. Pengembangan Bahan Pangan Lokal
Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Di Kabupaten Sambas. UNES Journal of
Agricultural Scienties Vol.1, No 1
Hardiana, diah riska. 2018. Implementasi Sustainable Development Goals
(SDGs) dalam Pembangunan Kota Berkelanjutan di Jakarta.
Ishartono dan Tri Raharjo, Santoso. 2016. Sustainable Development Goals
(SDGs) dan Pengentasan Kemiskinan. Social Work Jurnal. Vol. 6, No. 2
Mayasari, Anastasia., Dwi Ishartan., Siswanti. 2017. Kajian Sifat Sensoris,
Fisik dan Kimia Pound Cake Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita
Moschata) Termodifikasi Asam Asetat. Surakarta. Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian, Vol. X, No. 1.
Mussa Atif. 2016. Computer Vision Syndrome. MedCrave Step Into the World
of Research. Vol 3, No.4
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
No. 9 Tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
No. 13 Tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan
Olahan
Prasetyo, hoedi., wahyudo sutopo. 2018. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi
Aspek Dan Rrah Perkembangan Riset. Jurnal Teknik Industri. Vol. 13, No. 1
Purwanto, eko dkk. 2017. Sistem Pakar Deteksi Dini Gangguan Mata dan
Syaraf Akibat Penggunaan Smartphone. Jurnal informatika upgris. Vol. 3, No. 2
R. Tjandrawinata, raymond. 2016. Industri 4.0: revolusi industri abad ini dan
pengaruhnya pada bidang kesehatan dan bioteknologi.
Romadhoni, Ita Fatkhur dan Bernatal Saragih. 2017. Respons Glikemik
Cookies Labu Kuning. Jurnal Gastromi. Vol.1 No. 1
Rosyadi, slamet. 2018. Revolusi Industri 4.0. Peluang dan Tantangan Bagi
Alumni Universitas Terbuka
Saelaw, Mayyawadee dan Gerhard Schleining. 2011. Composition
Physicochemical and Morphological Characterization of Pumpkin Flour. Journal
Rajamangala University of Technology Krungthep Bangkok.
Ulpah, Maryah., Hanifa M.D., Siswi Jayanti. 2015. Studi tentang Faktor
Individu, Lingkungan Kerja, Komputer,dan Keluhan Computer Vision Syndrome
(CVS) pada Pengguna Komputer di Perusahaan Perakitan Mobil. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Vol 3, No 3
Yanuwardana, Basito dan Dimas Rahadian Aji Muhammad. 2013. Kajian
Karakteristik Fisikokimia Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata)
Termodifikasi dengan Variasi Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam Laktat.
Jurnal Tekosains Pangan. Vol. 2, No
12

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota


1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Nadiatul fitri

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Studi Manajemen

4. NIM 1810111090

5. Tempat Tanggal Lahir Meugit sagoe,02 desember 1999

6. E -mail Nadiatulfitri3@gmail.com

7. Nomor Telepon/HP 0823-6553-4552

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama SDN 2 Meureudu SMPN 1 Meureudu SMAN 1 Meureudu


Institusi
Jurusan - - IPA

Tahun Masuk- 2006-2012 2012-2015 2015-2018


Lulus

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat


No Tahun Judul Karya

1. - -
13

2. Biodata Anggota ke-1


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Muhammad Reva Andrian

2. Jenis Kelamin Laki - laki

3. Program Studi Manajemen

4. NIM 1810111101

5. Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 22 Agustus 2000

6. E -mail Mrevaandrian.mra@gmail.com

7. Nomor Telepon/HP 0812-9360-5348

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama SDN Setu 02 pagi SMPN 81 Jakarta SMAN 113 Jakarta
Institusi Jakarta

Jurusan - - IPS
Tahun 2006-2012 2012-2015 2015-2018
Masuk-Lulus

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat


No Tahun Judul Karya
1.
14

3. Biodata Anggota ke-3


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Mohamad Ridwan Rafiif

2. Jenis Kelamin Laki – laki

3. Program Studi Manajemen

4. NIM 1910111076

5. Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 16 November 2001

6. E -mail Raffif16@gmail.com

7. Nomor Telepon/HP 0815-1365-7736

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Harapan Ibu SMP Negeri 11 SMA Islam Al-


Institusi Islamic School Jakarta Azhar 3
Jurusan - - IPA

Tahun 2007 - 2013 2013 - 2016 2016-2019


Masuk-Lulus

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat


No Tahun Judul Karya

1. 2018 Pengaruh Kebijakan Pejabat Publik Lurah, Rukun Warga


dan Rukun Tetangga Terhadap Tingkat Kerukunan dan
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Pentingsari, Kabupaten
Sleman Yogyakarta.
15

Lampiran 2 Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Renny Husniati, SE, MM
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 462129605801
5 NIDN 0011126213
6 Tempat dan Tanggal Lahir Majalengka, 11 Desember 1962
7 E-mail renyhusniati@gmail.com
8 Nomor telepon/HP (0251) 8431099 / 081311290235
9 Alamat Kantor Jl.RS. Fatmawati no.1, Pondok Labu
Jakarta Selatan 12450
10 Nomor Telepon / Faks (021) 7656971 ext. 169 / 7656904
11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 13 orang;
12 Mata Kuliah yang diampu 1. Statistik Ekonomi dan Bisnis
2. Kepemimpinan
3. Kewarganegaraan/Belanegara
4. Manajemen SDM
13 Alamat Cilebut Bumi Pertiwi 1 Blok O, Jln.
Mangga Delima No 8 Rt. 05/RW 12, Kel.
Cilebut Timur, Kec. Sukaraja Kab. Bogor
16710

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Islam UPN “Veteran” -
Tinggi Bandung Jakarta
Bidang Ilmu Manajemen Manajemen -
Tahun masuk / Lulus 1981/1991 2000/2002 -
Judul Peranan Analisis Pengaruh -
Skripsi/Tesisi/Desertasi Pengembangan Kompensasi Dan
Pegawai Melalui Motivasi Terhadap
Pendidikan Dan Kinerja Dosen Di
Pelatihan Dalam UPN "Veteran"
Meningkatkan Jakarta
Prestasi Kerja Pada
Perusahaan Umum
Pos Dan Giro
Kabupaten Tingkat
II Majalengka
16

Nama M. Saleh Wahab, SE Dr. Anggara -


Pembimbing/Promotor Simanjuntak.,
Dr. Darius Rintok,
MM

C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis,


maupun Desertasi)
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber *) Jumlah (Rp)
1 2018 Pemetaan Potensi Wilayah UPN”Veteran” 15.000.000
Kecamatan Bojonggede Jakarta
2 2017 Organizational Citizenship UPN
Behavior “Veteran” 15.000.000
(OCB) PadaPegawai UPN Jakarta
“Veteran” Jakarta
3 2016 Peranan Iklim Komunikasi UPN”Veteran”
Organisasi Dalam Meningkatkan Jakarta 13.000.000
Produktivitas
Kerja Pegawai
4 2013 Identifikasi Pemberdayaan Jaringan UPN "Veteran"
Komunikasi Wanita dalam Jakarta 43.645.000
Penguatan Ekonomi Keluarga di
Kabupaten Pandeglang
5 2011 Pemetaan Manajemen Berbasis UPN "Veteran"
Tridhrma Sebagai Acuan Stndar Jakarta
Mutu UPN “Veteran” Jakarta

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


No Tahun Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
Masyarakat Sumber *) Jumlah (Rp)
1 2018 Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Dan
Memulai Usaha Produktif Bagi Warga UPN “Veteran”
Di Lingkungan Kampungsawah, Desa jakarta
Bojonggede Kecamatan Bojonggede
2 2017 Pelatihan membuat kreasi benda
Fungsional UPN”Veteran”
Dari Botol Bekas Minuman Untuk jakarta
menumbuhkan Jiwa Wirausaha Di
Rumah Yatim Asholihin
17

3 2016 Membuat Pembukuan Sederhana untuk UPN “Veteran”


memulai Usaha Bagi Warga Di Jakarta
Lingkungan Kelurahan Krukut
Kecamatan Limo, Kota Depok
4 2015 Penyuluhan Teknik Kewirausahaan
Bagi Kelompok PKK pada program
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran UPN "Veteran"
Pemberdayaan Masyarakat ( KKN – Jakarta
PPM) di Desa Tamanjaya, Kec.
Sumur, kabupaten Pandeglang
5 2015 Pelatihan pemasaran produk secara on
line melalui internet bagi penghuni Mandiri
Yayasan Yatim Piatu Hidayatullah
6 2014 TTG Berbasis Potensi Kewilayahan di UPN "Veteran"
Desa Kurungkambing, Jakarta
Kec.Mandalawangi, Kab. Pandeglang
7 2013 Pemberdayaan Sosial Ekonomi
Berbasis Potensi Kewilayahan, Desa UPN "Veteran"
Ciputri, Kec. Kaduhejo, Kab. Jakarta
Pandeglang
8 2012 Dengan Semangat Widya Mwat Yasa
Turut Serta Membantu Kemandirian UPN "Veteran"
Masyarakat Wilayah Perbatasan Yang Jakarta
Berwawasan Kebangsaan

9 2011 Peningkatan Keterampilan Dan UPN "Veteran"


Kewirausahaan dalam Membantu Jakarta
Kemandirian Masyarakat di Kelurahan
Subangjaya Kecamatan
Cikole Kota Sukabumi

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 tahun Terakhir


Volume
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Nomor/Tahun
18

1 Pembekalan Tentang Potensi Bina Widya Vol 25 Nomor 5,


Diri, Kewirausahaan Dan Desember 2014
Keterampilan Dalam Rangka
Meningkatkan Kesejahteraan
Keluarga Karyawan
UPN”Veteran” jakarta
2 Pemetaan Manajemen Berbasis Bina Widya Vol 23 Nomor 2,
Tridhrma Sebagai Acuan Desember 2011
Stndar Mutu UPN “Veteran”
Jakarta
3 Analisis Pengelolaan Modal Prosiding Hasil 2011
Kerja Perusahaan Manufaktur Penelitian UPN
Di Bursa Efek Indonesia "Veteran" Jakarta

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


Waktu
No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah dan Tempat

1 Sinapenmas Abdimas Pelatihan membuat 23-24 Nopember


kreasi benda Fungsional 2017 di UNTAR
Dari Botol Bekas
Minuman Untuk
menumbuhkan Jiwa
Wirausaha Di
Rumah
Yatim Asholihin
2 Sinapenmas Organizational p23-24 Nopember
Citizenshi Behavior 2017 di UNTAR
(OCB) PadaPegawai
UPN “Veteran” Jakarta

3 Semnas Abdimas Menumbuhkan Jiwa 16, November


Wirausaha Dan Memulai 2018, Hotel Oasis
Usaha Produktif Bagi Amir Jakarta
Warga Di Lingkungan
Kampungsawah, Desa
Bojonggede Kecamatan
Bojonggede
19

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

No Nama Posisi
1 Nadiatul Fitri Ketua
2 Muhammad Reva Andrian Anggota 1
3 Mohamad Ridwan Rafiif Anggota 2

Tugas
1. Ketua
a. Membuat rancangan proposal
b. Mengontrol kegiatan oembuatan proposal
c. Mengawasi jalannya pembuatan proposal
d. Mencari ide dan sumber data penelitian

2. Anggota 1
a. Melaksanakan dan menguji metode penelitian
b. Menyusun sistematika proposal
c. Menyusun sumber data penelitian

3. Anggota 2
a. Melaksanakan dan menguji metode penelitan
b. Membuat lampiran-lampiran
c. Membuat perhitungan biaya dan perhitungan
20

Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Tim

Surat Pernyataan Ketua Tim Pelaksana

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Nadiatul Fitri
NIM : 1810111090
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-AI saya dengan judul Cookies
Bischapitivum: Upaya Preventif Computer Vision Syndrome dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0 dengan SDG’s 2030 yang diusulkan adalah asli karya kami
dan beum pernah dibiyai oleh Lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuai dengan pernyataan ini, maka


saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebesar-besarnya.

Dosen Pendamping Yang menyatakan

(………………….) (Nadiatul Fitri)


NIM: 1810111090
21

Lampiran 5 Surat Pernyataan Sumber Tulisan

SURAT PERNYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:


• Nama : Nadiatul Fitri
• NIM : 1810111090

1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan Bersama anggota tim


lainnya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan
2) Nakkah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk
prosiding maupun jurnal sebelumnya
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 22 November

Nadiatul Fitri

Jakarta, 22 Npvember 2020 Mengetahui/Menyetujui


Yang Membuat Pernyataan Ketua Jurusan/Prodi,

Nadiatul Fitri Isiin Nad


NIP; 1810111090 NIP: Isiin Nad

You might also like